Anda di halaman 1dari 44

TUBERKULOSIS

PARU
DISUSUN OLEH
dr. SITTI SARAH PHONNA

PEMBIMBING
dr. CUT SRI JUITA, Sp.PD

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Identitas Pasien

Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Lamno
Agama : Islam
Suku : Aceh
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan :160 cm
Tanggal pemeriksaan :16 Juli 2018
Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang

• 1 minggu sebelum masuk RS pasien mengeluh sesak nafas terus me


nerus. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh aktifitas. keluhan nyeri dad
a seperti terikat terus menerus tidak kurang dengan istirahat. berat
badan menurun terasa dalam 1 bulan terakhir. berat badan 1 bulan
yang lalu 53 kg.

• 1 bulan sebelum masuk RS keluhan batuk berdahak, dahak sulit dike


luarkan. Keluhan darah saat batuk disangkal, tidak ada mual muntah.
Demam sesekali muncul tidak ada waktu khusus. Keluhan sering ber
keringat sepanjang waktu.
Riwayat Penyakit Dahulu
• 5 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, dari pemeri
ksaan dahak dan foto rontgen dada didapatkan ‘infeksi pa
ru’ tetapi pasien tidak berobat.

Riwayat Konsumsi Obat


• Pasien menggunakan inhaler yang didapat dari RS Daerah.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang s
ama.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Kompos mentis

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 86x/menit

Laju nafas : 32x/menit

Suhu : 38.0 C
Status Generalis

Kepala : normocepali
Mata : konjungtiva palpebra inferior anemis
Leher : orofaring hiperemis (-)

Thorax
Inspeksi : simetris(+) retraksi dinding dada(+)
Palpasi : fremitus taktil meningkat
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikular melemah di seluruh lapanga
n paru, rhonki di seluruh lapangan par
u depan dan belakang.
Status Generalis

Cor
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : teraba ictus cordis di ICS 5 midclavicula sinistr
a
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, bising jantung(-)

Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen(-)
Auskultasi: peristaltik normal, bising usus(-)
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan(-)

Ekstremitas : akral hangat, kesan dalam batas normal


Diagnosa

Diagnosa Banding

1. Tuberkulosis Paru
2. Pneumonia
3. Sindrom Obstruksi Paska Tuberkulosis
4. Keganasan

Diagnosa Kerja

Tuberkulosis Paru
Tatalaksana

• O2 Nasal kanul 2-4 L/ menit

• IVFD RL 20gtt/menit

• Inj. Ceftriaxone 1g/12 jam

• Metil prednisolon 2x4mg tablet

• Asetilsistein 3x1 tablet

• Inh. Ventolin 1 respul


Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam


Pemeriksaan Penunjang

Hematologi (16 Juli 2018)

Pemeriksaan Hasil
Hb 10,8
Ht 32
Leukosit 24.500
Eritrosit 4,01juta
Trombosit 584.000
LED 69
MCV 80,0
MCH 26,9
MCHC 33,6
Kimia darah (18 Juli 2018)

Pemeriksaan Hasil
SGOT 11
SGPT 12
Bilirubin direct 0,9
Bilirubin indirect 0,65
Bilirubin total 0,25
Ureum 18
Creatinin 0,69
Rontgen Toraks (17 Juli 2018)

Tampak perselubunga
n di paru kanan atas
dengan udara di dala
mnya dengan batas
tegas

Kesimpulan susp.
Massa dengan nekrosi
s sentral
Dd/ abses paru
Rontgen toraks lateral (18 Juli 2018)

Foto toraks lateral tampak


Massa di paru kanan atas
Bakteriologi (19 Juli 2018)

Sputum BTA S/ P/ S : Neg (-) / Neg (-) / Neg (-)


Follow Up

18 Juli 2018

S : sesak nafas (+), nyeri dada (+) A : susp. TB paru


O : Td : 120/80 mmHg Terapi :
N: 80x/menit O2 nasal kanul 2-3L/menit
RR: 20x/menit IVFD Nacl 0,9% 20gtt/menit
t : 36,9 C Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Pf paru : Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
I : retraksi dinding dada (+) Inj. Metilprednisolon 62,5mg/12 jam
P : fremitus taktil meningkat Inh. Ventolin 1 resp/8 jam
P : sonor Drip PCT 1gr (k/p)
A : ves melemah paru kanan, ronki paru Codein 3x20 mg
kanan P : periksa sputum BTA SPS
Follow Up

19 Juli 2018

S : sesak nafas berkurang, batuk berk A : susp. TB paru


urang, demam (-)
O:
Terapi :
Td : 110/80 mmHg
N: 82x/menit IVFD Nacl 0,9% 20gtt/menit
RR: 24x/menit Inj. Metil prednisolon 62,5mg/12 ja
t : 36,7 C m
4FDC 1x3
Pf paru :
I : retraksi dinding dada (-) Sohobion 2x1 tab
P : fremitus taktil meningkat Curcuma 2x1 tab
P : sonor
A : ves melemah paru kanan, ronki p
aru kanan
Follow Up

20 Juli 2018

S : sesak nafas (-), batuk berkurang, A : TB paru


demam (-)
O:
Terapi :
Td : 100/80 mmHg
N: 78x/menit IVFD Nacl 0,9% 20gtt/menit
RR: 22x/menit Inj. Metil prednisolon 62,5mg/12 ja
t : 36,8 C m
4FDC 1x3
Pf paru :
I : retraksi dinding dada (-) Sohobion 2x1 tab
P : fremitus taktil meningkat Curcuma 2x1 tab
P : sonor
A : ves melemah paru kanan, ronki p
aru kanan atas
TINJAUAN
PUSTAKA
Klasifikasi TB Paru

Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak

Tuberkulosis paru BTA (+)


• 2 dari 3 spesimen dengan hasil (+)
• 1 dari 3 spesimen hasil (+) dan kelainan radiologik menunjukkan gambara
n tuberkulosis aktif
• 1 dari 3 spesimen hasil (+) dan biakan (+)

Tuberkulosis paru BTA (-)


• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali hasil BTA (-), gambaran klinis dan kelainan
radiologik tuberkulosis aktif, dan tidak respon dengan pemberian antibioti
k spektrum luas
• 3 spesimen hasil (-) dan biakan (+)
Berdasarkan tipe penderita
Kasus Baru
• Belum pernah berobat
• Sudah menelan OAT < 1 bulan

Kasus Kambuh
• Sudah pernah TB dan dinyatakan sembuh kemudian kem
bali dengan pemeriksaan dahak (+) atau biakan (+)

Kasus Pindah
• Sedang dalam pengobatan di daerah kemudian pindah k
e daerah lainnya

Kasus lalai berobat


• Berobat minimal 1 bulan, berhenti 2 minggu atau lebih, k
emudian kembali berobat.
Kasus Gagal
• Penderita BTA (+) yang masih tetap positif dalam OAT, atau menjadi
positif kembali pada akhir bulan ke 5
• Penderita dengan hasil BTA (-) gambaran radiologi (+) menjadi BTA (
+) pada bulan ke 2 pengobatan, dan atau gambaran radiologik hasil
perburukan

Kasus kronik
• Penderita dengan BTA masih positif setelah menyelesaikan pengobat
an ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

Kasus bekas TB
• Hasil pemeriksaan mikroskopik (-), gambaran radiologi TB inaktif
Diagnosis

Gambaran klinis

Gejala respiratorik Gejala sistemik

• Batuk 3 minggu atau lebih • Demam


• Batuk darah • Malaise
• Sesak nafas • Keringat malam
• Nyeri dada • Anoreksia
• Berat badan menurun
Penunjang

Pemeriksaan bakteriologi
Bahan pemeriksaan
• Dapat berasal dari dahak, cairan pleura, LCS, bilasan bronkus, bilasan lambung, urin, feses
, dan jaringan biopsi

Cara pengumpulan
• Sewaktu (dahak saat kunjungan)
• Pagi (dahak keesokan harinya)
• Sewaktu (dahak saat mengantarkan dahak pagi)

Cara pemeriksaan dahak


• Mikroskopik : (ziehl-Nilsen, kinyoun gabbet. Pewarnaan auramin-rhodamin

Interpretasi hasil pemeriksaan bakteriologi


2x positif, 1x negatif = mikroskopik positif
1x positif, 2x negatif = ulang pemeriksaan, 1x positif = mikroskopik positif
3x negatif = mikroskopik negatif
Pemeriksaan biakan kuman
Biakan kuman
• Metode konvensional untuk mendapatkan diagnosis pasti

Pemeriksaan radiologik

Pada pemeriksaan foto toraks PA, tuberkulosis memberikan gambaran m


ultiform, dicurigai lesi aktif apabila

• Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus ata


s paru dan segmen superior lobus bawah

• Kavitas, terutama lebih dari 1 dikelilingi oleh opak berawan

• Bayangan bercak milier

• Efusi pleura
Tatalaksana

Prinsip pengobatan

• OAT diberikan dalam bentuk paduan obat yang adekuat dengan dosis yang t
epat. Pemakaian OAT- kombinasi tetap lebih menguntungkan dalam kepatuha
n mium obat.

• Pengobatan sesuai klasifikasi dan tipe pasien

• Melakukan pengawasan langsung dengan PMO

• Pengobatan diberikan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu awal dan anjuran


Kategori 1
Dosis panduan kombipak kategori 1 2RHZE/4H3R3
Kategori 1
Kategori 2
Dosis panduan OAT kombipak kategori 2 : 2RHZES/RHZE/5R3H3E3
Kategori 2
Dosis kategori 2 FDC : 2(RHZE)S/(RHZE)/5(RH)3E3
Evaluasi Pengobatan
Evaluasi klinik

• Evaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama pengobatan, selanjutnya setiap bulan.

• Evaluasi efek samping obat

• Evaluasi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik

Evaluasi bakteriologik (0-2-6/9)

• Sebelum pengobatan dimulai

• Setelah 2 bulan pengobatan

• Pada akhir pengobatan

Evaluasi efek samping secara klinik

• Pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal dan darah lengkap

• Asam urat : penggunaan pirazinamid

• Visus dan buta warna : penggunaan etambutol

• Uji keseimbangan dan audiometri : penggunaan streptomisin


DISKUSI
Pasien Teori

• Laki-laki usia 35 tahun keluhan utam Tuberkulosis paru mempunyai gambara


a sesak nafas n klinis yang secara umum dibagi 2, ya
• Keluhan tambahan nyeri dada, batuk itu gejala respiratorik (sesak nafas, batu
berdahak. k 3 minggu, batuk darah, nyeri dada) d
• Demam, berkeringat, penurunan bera an gejala sistemik (demam, malaise, be
t badan rkeringat malam, penurunan berat bad
an)
Pasien Teori

Dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan Pada tuberkulosis paru, kelainan yang
Laju nafas 32x/mnt, suhu 38,0 C didapat tergantung luas kelainan strukt
Pemeriksaan fisik paru didapatkan ur paru. Kelaianan paru umumnya terle
Adanya retraksi dinding dada, fremitus tak di daerah lobus superior terutama
taktil meningkat, veskular melemah, rh daerah apexdan segmen posterior, sert
onki dan wheezing di seluruh lapanga a daerah apex segmen inferior.
n paru.
Pada pemeriksaan jasmani dapat ditem
ukan antara lain suara nafas bronkial, a
mforik, suara nafas elemah, ronki basa
h, tanda tanda penarikan paru, diafrag
ma dan mediastinum
Pasien Teori

Pemeriksaan dahak S-P-S didapatkan B Pemeriksaan bakteriologi untuk mene


TA (-) mukan kuman tuberkulosis sangat pent
Gambaran radiologik tampak massa di ing untuk menegakkan diagnosis. Cara
lobus atas paru kanan pengambilan sampel adalah sewaktu, p
agi, sewaktu.

Ada 2 kategori penderita TB berdasark


an hasil pemeriksaan dahak yaitu BTA (
+) dan BTA (-).

Penegakan diagosis TB dapat dilakukan


dengan penunjang berikutnya yaitu fot
o rontgen thoraks.
Pada pemeriksaan foto toraks PA, tube
rkulosis memberikan gambaran multifo
rm, dicurigai lesi aktif apabila
• Bayangan berawan/nodular di segme
n apikal dan posterior lobus atas par
u dan segmen superior lobus bawah
• Kavitas, terutama lebih dari 1 dikelilin
gi oleh opak berawan
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura
Pasien Teori

Gambaran radiologi dicurigai lesi TB in


aktif yaitu
• Fibrotik pada segmen apikal dan ata
u posterior lobus atas
• Kalsifikasi atau fibrotik
• Kompleks ranke
• Fibrotoraks/ fibrosis parenkim paru

Leukositosis, Trombositosis, LED menin Hasil pemeriksaan darah rutin kurang


gkat menunjukkan indikator yang spesifik u
ntuk tuberkulosis. LED meningkat pada
proses aktif, tetapi LED normal tidak m
enyingkirkan TB.
Pasien Teori

Pasien diterapi dengan 4FDC (fixes dos Berdasarkan WHO, maka pasien termas
e combination) uk kategori kasus baru. Tatalaksana de
ngan 2RHZE/4RH. Pasien diberikan 4FD
C dengan pertimbangan tingkat keber
hasilan kepatuhan minum obat lebih ti
nggi.
Dengan berat badan pasien adalah 45k
g, maka pasien mengkonsumsi 3 kaplet
/hari selama 56 hari. kemudian fase lan
jutan adalah 3kali/ minggu selama 16
minggu.
Daftar Pustaka

1. PDPI. Pedoman Diagnosis dan Peatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia, 2006. available


URL; http://www.klikpdpi.com/konsesus/tb/tb.html
2. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pegendalian tuberkulosis., 2014. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai