DIABETES MELITUS
Oleh:
Sahrul Gunawan
(1440121044)
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
Menyetujui Mengetahui
(………………………) (………………………)
Keperawata
(………………………)
NIK: …………….
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB 1....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2BatasanMasalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
a. Tujuan Umum........................................................................................................................
b. Tujuan Khusus.......................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................
2.1 KONSEP PENYAKIT.....................................................................................3
A. Definisi..................................................................................................................................
B. Etiologi..................................................................................................................................
D. Patofisiologi..........................................................................................................................
E. Pathway...................................................................................................................................
E. Klasifikasi.............................................................................................................................
G. Komplikasi...........................................................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................
I. Penatalaksanaan................................................................................................................
iv
E. PEMERIKSAAN FISIK.......................................................................................21
F. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................................
G. TERAPI PENGOBATAN.....................................................................................25
G. ANALISA DATA............................................................................................25
I. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................27
J. IMPLEMENTASI..............................................................................................31
K. EVALUASI.....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2BatasanMasalah
Apa saja yang mengenai tentang definisi, etiologi, petofisiologi,
patwhay, tanda dan gejala, klasifikasi, komplikasi beserta dengan diagnosa
keperawatan dan intervensi dari Diabetes Melitus
Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep penyakit Diabetes Melitus?
b. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit Diabetes Melitus?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan tentang penyakit Diabetes Melitus.
b. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami konsep medis , dan
b. Agar mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada
penyakit Diabetes Melitus
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DM TIPE 1)
a. Genetik Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 namun
mewarisi sebuah predisposisis atau sebuah kecendurungan genetik kearah
terjadinya diabetes type 1. Kecendurungan genetik ini ditentukan pada
individu yang memiliki type antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi & proses imunnya. (Varena, 2019)
3
b. Imunologi Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon
autoimum. Ini adalah respon abdomal dimana antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh secara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya sebagai jaringan asing. (Varena, 2019)
c. Lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta. (Varena, 2019)
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II)
Menurut Smeltzel 2015 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum
diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
C. Tanda dan gejala
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada
beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes.
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria
(sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak
makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur,
koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki,
timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat
badan menurun tanpa sebab yang jelas. Tanda atau gejala penyakit Diabetes
Melitus (DM) sebagai berikut (Himmah, 2020):
1. Pada Diabetes Melitus Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah
poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah
(fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
2. Pada Diabetes Melitus Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir
tidak ada. Diabetes Melitus Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan
penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah
4
berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya
lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan
makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hyperlipidemia obesitas,
dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
D. Patofisiologi
Pada diabetes mellitus tipe ini terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan
sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada
DM tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan oleh jaringan. Ada
beberapa faktor yang diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin seperti faktor genetik, usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga dan kelompok
etnik tertentu seperti golongan Hispanik serta penduduk asli Amerika
(Wulandari, 2018)
5
E. Pathway
DM TIPE I DM TIPE I
Difisinsi insulin
Pelepasan O2
poliuria Difisit folume
cairan
Hipoksia perifer Perfusi jaringan
perifer tidak efektif
6
E. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes ada empat jenis, antara lain(World Health Organization,
2017):
1. DM Tipe 1 DM tipe 1 ditandai oleh destruksi sel beta pankreas, terbagi dalam
dua sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan proses immunologi
(immune- mediated diabetes) dan tipe 1B yaitu diabetes idiopatik yang tidak
diketahui penyebabnya. Diabetes 1A ditandai oleh destruksi autoimun sel
beta. Sebelumnya disebut dengan diabetes juvenile, terjadi lebih sering pada
orang muda tetapi dapat terjadi pada semua usia. Diabetes tipe 1 merupakan
gangguan katabolisme yang ditandai oleh kekurangan insulin absolut,
peningkatan glukosa darah, dan pemecahan lemak dan protein tubuh
2. DM Tipe 2 DM tipe 2 atau juga dikenal sebagai Non-Insulin Dependent
Diabetes (NIDDM). Dalam DM tipe 2, jumlah insulin yang diproduksi oleh
pankreas biasanya cukup untuk mencegah ketoasidosis tetapi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh total. Jumlahnya mencapai 90-95% dari
seluruh pasien dengan diabetes, dan banyak dialami oleh orang dewasa tua
lebih dari 40 tahun serta lebih sering terjadi pada individu obesitas. Kasus
DM tipe 2 umumnya mempunyai latar belakang kelainan yang diawali
dengan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin awalnya belum
menyebabkan DM secara klinis. Sel beta pankreas masih dapat melakukan
kompensasi bahkan sampai overkompensasi, insulin disekresi secara
berlebihan sehingga terjadi kondisi hiperinsulinemia dengan tujuan
normalisasi kadar glukosa darah. Mekanisme kompensasi yang terus menerus
menyebabkan kelelahan sel beta pankreas yang disebut dekompensasi,
mengakibatkan produksi insulin yang menurun secara absolut. Kondisi
resistensi insulin diperberat oleh produksi insulin yang menurun, akibatnya
kadar glukosa darah semakin meningkat sehingga memenuhi kriteria
diagnosa DM
7
G. Komplikasi
komplikasi diabetes mellitus menjadi 2 kelompok yaitu : (World Health
Organization, 2017)
1 Komplikasi akut
a. Hipoglikemia Kadar glukosa darah yang abnormal/rendah terjadi
jika kadar glukosa darah turun dibawah 60-50 mg/dL (3,3-2,7
mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu
sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat
terjadi setiap saat pada siang atau malam hari. Kejadian ini bisa
dijumpai sebelum makan, khususnya jika waktu makan tertunda
atau bila pasien lupa makan cemilan.
b. Ketoasidosis Diabetik Keadaan ini disebabkan oleh tidak adanya
insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini
mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak. Pada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes
ketoasidosis: dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Apabila
jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula. Di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi
tidak terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemia
c. Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketotik Merupakan
keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia
dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).
Pada saat yang sama tidak ada atau terjadi ketosis ringan. Kelainan
dasar biokimia pada sindrom ini berupa kekurangan insulin efektif.
Keadaan hiperglikemia persisten menyebabkan diuresis osmotik
sehingga terjadi kehilangan cairan elekrolit. Untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik, cairan akan berpindah
dari ruang intrasel ke dalam ruang ekstrasel. Dengan adanya
glukosuria dan dehidrasi, akan dijumpai keadaan hypernatremia
8
dan peningkatan osmolaritas. Salah satu perbedaan utama antara
sindrom HHNK dan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan
asidosis pada sindrom HHNK. Perbedaan jumlah insulin yang
terdapat dalam masing-masing keadaan ini dianggap penyebab
parsial perbedaan diatas. Pada hakikatnya, insulin tidak terdapat
pada DKA.
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi Makrovaskuler Perubahan aterosklerotik dalam
pembuluh darah besar sering terjadi pada diabetes mellitus.
Perubahan aterosklerotik ini serupa dengan yang terlihat pada
pasien-pasien nondiabetik, kecuali dalam hal bahwa perubahan
tersebut cemderung terjadi pada usia yang lebih muda dengan
frekuensi yang lebih besar pada pasien- pasien diabetes mellitus.
b. Komplikasi Mikrovaskuler Perubahan mikrovaskuler merupakan
komplikasi unik yang hanya terjadi pada diabetes mellitus.
Penyakit mikrovaskuler diabetik (mikroangiopati) ditandai oleh
penebalan membran basalis pembuluh kapiler. Membran basalis
mengelilingi sel-sel endotel kapiler.
c. Retinopati Diabetik Kelainan patologis mata yang disebut
retinopati diabetic disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-
pembuluh darah kecil pada retina mata.
d. Nefropati Penyakit diabetes mellitus turut menyebabkan kurang
lebih 25% dari pasien-pasien dengan penyakit ginjal stadium
terminal yang memerlukan dialisis atau transplantasi setiap
tahunnya di Amerika Serikat. Penyandang diabetes mellitus tipe I
sering memperlihatkan tanda-tanda permulaan penyakit renal
setelah 15-20 tahun kemudian, sementara pasien diabetes mellitus
tipe 2 dapat terkena penyakit renal dalam waktu 10 tahun sejak
diagnosis diabetes ditegakkan. Banyak pasien diabetes mellitus tipe
9
2 ini yang sudah menderita diabetes mellitus selama bertahun-tahun
selama penyakit tersebut didiagnosis dan diobati
e. Neuropati Neuropati dalam diabetes mellitus mengacu kepada
sekelompok penyakit- penyakit yang menyerang semua tipe saraf,
termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom dan spinal. Kelainan
tersebut tampak beragam secara klinis dan bergantung pada lokasi
sel saraf yang terkena
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200
mg/dl, 2 jam setelah pemberian glukosa.
2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau
peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3
7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan
hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai
tinggi (Tipe II)
10. Urine: gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan
infeksi luka.
I. Penatalaksanaan
1. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
10
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti
pedoman 3 J yaitu:
1) jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah
2) jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan
menghitung Percentage of Relative Body Weight (BBR = berat badan
normal) dengan rumus :
11
1) Kurus (underweight) BBR < 90 %
2) Normal (ideal) BBR 90% - 110%
3) Gemuk (overweight) BBR > 110%
4) Obesitas apabila BBR > 120%
a) Obesitas ringan BBR 120 % - 130%
b) Obesitas sedang BBR 130% - 140%
c) Obesitas berat BBR 140% - 200%
d) Morbid BBR >200 %
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk
penderita DM yang bekerja biasa adalah :
1) Kurus (underweight) BB X 40-60 kalori sehari
2) Normal (ideal) BB X 30 kalori sehari
3) Gemuk (overweight) BB X 20 kalori sehari
4) Obesitas apabila BB X 10-15 kalori sehari
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM,
adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2
jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan
akan dirangsang pembentukan glikogen baru.
6) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
12
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan
kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media
misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan
sebagainya.
d. Obat
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan
insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin
dam meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada penderita
dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien
yang berat badannya sedikit lebih.
2) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai
efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin
3) Insulin
Indikasi penggunaan insulin
a) DM tipe I
b) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat
dengan OAD
c) DM kehamilan
d) DM dan gangguan faal hati yang berat
e) DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)
f) DM dan TBC paru akut
g) DM dan koma lain pada DM
h) DM operasi
i) DM patah tulang
j) DM dan underweight
13
YAYASAN RUSTIDA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA
Program Studi DIII Keperawatan
Alamat : Jalan RSU. Bhakti Husada
Telp. (0333)821495, Fax: (0333)821193
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIABETES MELLITUS PADA Tn. E
DI RUANG ANTURIUM RSUD HERMINA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Tn.E Penanggung
Jawab
Umur : 57 tahun Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Jenis : Perempuan
kelamin
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SLTA Sederajat
Status : Menikah Alamat : Dusun Pasaralas
14
Pernikahan RW.1 RT.4 kecamatan silo
Alamat : Dusun Pasaralas No.Telepon : 083555767500
RW.1 RT.4
kecamatan silo
Tgl MRS : 02 Juli 2020
Diagnosa : DM+
Medis HIPOGLIKEMI
15
b. Operasi (jenis & waktu) : Klien tidak pernah melakukan operasi
c. Penyakit:
4. Kebiasaan
5. Genogram
..................................
16
Keterangan :
: Laki-laki T : Menikah
: Meninggal : Klien
6. Riwayat lingkungan
17
d. Alergi (obat, makanan, plester, cairan): Pasien tidak mempunyai alergi
apapun. reaksi yang muncul saat alergi : Tidak ada
e. Harapan dirawat di rumah sakit/poliklinik? Harapan pasien dirawat di
rumah sakit agar cepat sembuh dan pulih dengan keadaan membaik/
sehat.
f. Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini (pengertian,
penyebab, tanda gejala cara perawatan): Pasien kurang memahami
tentang penyakit yang sedang di alami.
g. Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini
(cara-cara pencegahan): Pasien tidak mengetahui bagaimana cara
pencegahan penyakit yang diderita.
h. Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap
cedera/ kecelakaan): Pasien tidak mengetahui pencegahan kecelakaan
cidera dari penyakit yang diderita
2. Pola metabolisme – Nutrisi
Jumlah porsi makan Px makan 3 kali sehari Px makan 3 kali sehari,
setiap hari 1
dari porsi makan.
4
18
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit Saat sakit
19
5. Pola istirahat – tidur
Pola Tidur- Di Rumah Di Rumah Sakit
Istirahat
Tidur Siang 2 jam 3 jam
Nyenyak Nyenyak
Masalah tidur: Tidak ada Masalah tidur: Tidak ada
masalah tidur pada pasien masalah tidur pada pasien
20
e. Menutup diri : Pasien tidak menutup diri; mengisolasi diri/ diisolasi orang
lain: Pasien tidak mengisolasi diri
8. Pola seksual – reproduksi
Tidak ada pemeriksaan pada organ reproduksi, dan tidak di temukan gangguan
seksual pada pasien.
9. Pola koping – toleransi terhadap stres, Pola persepsi diri – konsep diri
a. Masalah utama berkaitan dengan perawatan di rumah sakit atau penyakit:
Pasien tidak ada masalah utama berkaitan dengan perawatan di Rumah
sakit
b. Ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan: Pasien tidak
ada ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan
c. Adakah penurunan harga diri : pasien tidak mengalami penurunan harga
diri.
d. Ancaman kematian : Tidak ada ancaman kematian pada pasien
e. Masalah biaya di rumah sakit : Pasien tidak mengalami masalah biaya di
Rumah sakit
f. Pola koping individu: Pola pasien konstruktif ( terencana )
10. Pola nilai – kepercayaan
a. Agama / kepercayaan yang dianut: Pasien beragama islam, pantangan
agama/kepercayaan: Tidak boleh makan daging babi
b. Meminta kunjungan rohaniawan: Pasien tidak meminta kunjungan
rohaniawan
c. Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : Pasien yakin bahwa dia
dapat sembuh dari penyakitnya
d. Distres spiritual: Pasien tidak mengalami distress spiritual
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Apatis
21
c. Tanda vital :
22
berat tidak ada serumen
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Leher : a. Inspeksi : Simetris tidak ada peradangan, tidak ada
jaringan parut, tidak ada pembesaran vena
jungularis
b. Palpasi : tidak ada benjolan, Tidak adanya
pelebaran kelenjar limfe, trakea simetris.
b. Dada
7) Paru-paru
Inspeksi : Dada simetris, bentuk torak normal chest. Permukaan
kulit bersih
8) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis normal
23
Inspeksi : Ada bulu ketiak, tidak ada lesi
c. Abdomen
9) Inspeksi : Bentuk abdomen cembung, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, simetris
d. Genetalia:
Inspeksi : Px berjenis kelamin laki-laki
e. Ekstremitas:
Inspeksi : Tidak ada luka dan odem pada kedua ekstremitas,
simetris kanan dan kiri dan tidak patah tulang pada
ekstremitas
24
Hasil pemeriksaan darah pada tanggal 03 Juli 2020
G. TERAPI PENGOBATAN
a. Infuse RL 20 tpm
b. Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
c. Injeksi Piralen 10 mg /12 jam
d. Injeksi Omeprazole 20 mg / 24 jam
e. Nevorapid 15 unit/ 8 jam
G. ANALISA DATA
No Data Etiologi Diagnosa
.
Do : merah
25
- Klien tampak di bantu untuk aktivitas Pelepasan o2
sehari – harinya
- usien pucat dan akral terasa dingin Hipoksia perifer
Kesadaran apatis
Perfusi jaringan
GCS : 3-5-5
perifer tidak
Hb : 10,9 mg/dL efektif
N : 96 x/menit
S : 35 ℃
Difisit nutrisi
DO:
26
- Turgor kulit kering dan keriput Difisit voume
- Klien tampak lemah cairan
- Wajah Kien pucat
- Akral dingin
- Turgor kulit < 3 detik
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
27
2.
Defisit nutrisi - Setelah dilakun - Observasi - Untuk
berhubungan perawatan keadaan umum mengetahui
dengan selama 3x24 klien keadaan pasien
peningkatan jam klien sebelum
kebutuhan menunjukan tindakan
metabolisme - Berat badan - Timbang berat - Mengawasi
stabil atau badan sesuai penurunan Berat
penambahan ke dengan indikasi Badan
arah rentang - Monitor turgor - Mengkaji
biasanya kulit, membran klinikal klien
- Nilai mukosa rambut terkait nutrisi
laboratorium kusam dan
HB mudah patah
28
dan muntah fungsi lambung
- Mengidentifikasi
kekurangan dan
- Tentukan penyimpangan
program diet dan dari kebutuhan
pola makan
pasien dan
bandingkan
dengan makanan
yang dapat - Mengetahui Gula
- Kolaborasi turun
pemeriksaan gula
darah(hasil
- Untuk
laboratorium atau
mengurangi
gula darah stik)
mual dan
- Kolaborasi
antibiotik
dengan dokter
untuk injeksi
Ceftriaxone 1 gr,
Piralen 1 ampul,
- Menambah
Omeprazole 1
pengetahuan dan
flacone
toleransi
- Beri pengetahuan
makanan dari
kepada keluarga
RS.
tentang
pentingnya
kebutuhan nutrisi
3. Hipovolemia Setelah dilakukan - Observasi - Untuk
berhubungan tindakan keadaan umum mengetahui
29
dengan keperawatan klien keadaan pasien
kehilangan selama 3x24 jam sebelum tindakan
volume cairan kebutuhan cairan - Pantau tanda- - Hipovolemi
aktif; Diuresis atau hidrasi tanda vital, catat dapat
osmotik pasien terpenuhi adanya dimanifestasikan
dengan Kriteria perubahan TD oleh hipotensi
Hasil : dan takikardi
- kekuatan N (50) - Kaji nadi - Merupakan
- Perasaan lemah perifer,turgor indikator dari
cukup menurun kulit dan tingkat dehidrasi
(4) membran mukosa atau volume
- TD memaik (5) sirkulasi yang
- Suhu Tubuh adekuat
- Pantau masukan
membaik (5) - Memantau
dan pengeluaran
- TTV dalam keseimbangan
cairan
batas normal cairan
- Kolaborasi
TD: 120 /80 - Mengkaji tingkat
pemeriksaan
N : 96x/menit hidrasi
laboratorium (Ht,
RR: 22x/menit
BUN, Na, K)
S : 36 C
I. IMPLEMENTASI
No.
No. Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon
Dx
Istri paien mengatakan pasien
Senin,03/07/ Mengkaji keluhan
1. 1,2,3 masih lemah, tidak nafsu
2020, 08.10 pasien
makan
2. 08. 15 1 Mengukur kadar HB R/ klien HB 10,8 g/dl
3. 08.30 3,1 Memonitor tanda- R?Klien mengatakan bersedia
tanda vital dan diukur TTV nya dan Klien
30
mencatat adanya mengatakan tenang dengan
perubahan TD hasil TTV
TTV
TD :110/70 mmHg
N :82x/menit
RR :22x/menit
S : 36,8° C
31
tidak banyak, kurang lebih
1500 cc perhari Minum
O:
- Klien mendapatkan terapi
cairan infus RL 20 tpm
- Total Injeksi 45 cc
- Balance cairan : - 175 cc
8. 11.30 3 Memonitor hasil R/Hasil pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium Hematologi pada
laboratorium (Ht, tanggal 19-11-2022 Natrium :
BUN, Na, K) L 130.7
Kalium : H 5.59
32
11. Selasa, 1,2,3 Mengkaji keluhan Istri Pasien mengatakan cukup
04/07/2020 pasien membaik tapi masih suit
Jam 08.05 beraktifitas karna lemas dan
masih tidak nafsu makan
12. 08.15 1 Memonitor TTV dan R/Klien mengatakan bersedia
memantau adanya diukur TTVnya
perubahan TD TTV
TD :120/70 mmHg
N :84x/menit
RR :23x/menit
S : 36,8° C
33
dimasukkan
34
21. Rabu 05-07- Mengkaji keluhan Pasien mengatakan membaik
2020 pasien nafsu makan cukup bertambah
08.05
22. 1,2 Memonitor TTV dan R/Klien mengatakan bersedia
memantau adanya diukur TTVnya
perubahan TD
TTV
TD :120/70 mmHg
N :83x/menit
RR :24x/menit
S :36,7°
23. 08.30 2 Melakukan auskultasi R/Klien mengatakan tidak ada
bising usus, catat nyeri perut, mual dan muntah
adanya nyeri
- Bising usus 15x/menit
abdomen/perut
kembung, mual, dan
muntah
-
24. 09.00 2 Memberikan injeksi R/Klien mengatakan sakit pada
Omeprazol 1 flacon saat obat dimasukkan
35
GDS sewaktu: 180 mg/dl
HB : 12,5 g/dl
36
meredakan nyeri
R/ nyeri bisa di
ketahui sumbernya
R/Pasien dapat
memahami tentang
program diet yang di
ajarkan
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
37
J. EVALUASI
38
Rabu 05-07-2020 14.00 S : Pasien mengatakan membaik nafsu makan cukup
bertambah
O : akral hangat, wajah tidak pucat
TD : 120/80 mmhg N : 100 x/menit
S : 36,5 C RR : 23 x/menit
HB : 12,5 g/dl
A :masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan kontrol rawat jalan setelah 3 hari
selanjutnya
39
DAFTAR PUSTAKA
Varena, M. (2019). Karya Tulis Ilmia Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus. 121.
World Health Organization. (2017). Diabetes melitus (DM) tipe 1 Diabetes Melitus
yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pancreas kerusakan ini
berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab
dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan. World Health Organization, Dm,
6–23.
40