Disusun oleh:
1. Definisi
Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS, sepsis
berat, renjatan / syok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya kematian (Guntur,
2009). Sepsis neonatorum merupakan sindrom klinis yang timbul akibat invasi
mikroorganisme ke dalam aliran darah yang terjadi dalam satu bulan pertama
kehidupan. Sepsis neonatorum dibedakan menjadi sepsis neonatorum onset dini
(SNOD) dan sepsis neonatorum onset lanjut (SNOL). (Mansur & dkk 2013)
Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak
dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada
satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa
didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah
persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes,
rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang
ditemui.Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui
darah dan jaringan lain. Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah
pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. ( Handriana Idris, 2016)
Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) adalah infeksi aliran darah yang bersifat
invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti
darah, cairan sum-sum tulang atau air kemih yang terjadi pada bulan pertama
kehidupan (Kosim, 2014).
Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons sistemik
terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Sepsis adalah sindrom yang dikarekteristikkan
oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang
ke arah septikemia dan syok septik. ( Handriana Idris, 2016)
2. Etiologi
Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis seperti
septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem
imun dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi. Penyebab
neonatus
sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus,
parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.:
1) Bakteri escherichia koli
2) Streptococus group B
3) Stophylococus aureus
4) Enterococus
5) Listeria monocytogenes
6) Klepsiella
7) Entererobacter sp
8) Pseudemonas aeruginosa
9) Proteus sp
10) Organisme anaerobik
Serta faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi secara umum yakni :
1. Kurangnya perawatan prenatal
2. Ketuban pecah dini (KPD)
3. Prosedur selama persalinan
4. Proses kelahiran yang lama dan sulit
5. Prematurius (BB bayi kurang dari 1500g gram )
Penyebab sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus. parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri
seperti Acinetobacter sp. Enterobacter sp. Pseudomonas sp. serratia sp, Escerichia
Coli, Group B streptococcus. Listeria sp. dan lain-lain. (Maryunani, 2009).
3. Manifestasi Klinis
Menurut Arief, 2008 tanda dan gejala dari sepsis neonatorum, antara lain:
1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3. Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih,
sianosis
4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi,
bradikardi
5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas
minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak
kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-
gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare,
dan perut kembung.
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
a. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah
dari pusar
b. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma,
kejang, opistotonus(posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada
ubun-ubun
c. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada
lengan atau tungkai yang terkena
d. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan
dan sendi yang terkena teraba hangat e.Infeksi pada selaput perut (peritonitis)
menyebabkan pembengkakan perut dan diare. (Asrining, 2007)
4. Patofisiologi
Patofisiologi sepsis neonatorum merupakan interaksi respon komplek antara
mikroorganisme patogen dan keadaan hiperinflamasi yang terjadi pada sepsis,
melibatkan beberapa komponen, yaitu: bakteri, sitokin, komplemen, sel netrofil, sel
endotel, dan mediator lipid. Faktor inflamasi, koagulasi dan gangguan fibrinolisis
memegang peran penting dalam patofisiologi sepsis neonatorum. Meskipun
manifestasi klinisnya sama, proses molekular dan seluler untuk menimbulkan
respon sepsis neonatorum tergantung mikroorganisme penyebabnya. (Hapsari,
2009)
Sepsis menggambarkan suatu sindrom klinis kompleks yang timbul saat sistem
imunitas pejamu teraktifasi terhadap infeksi. Molekul patogen mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh, melepaskan mediator inflamasi dan memicu pelepasan sitokin
yang penting dalam eliminasi patogen. Sitokin proinflamasi, seperti TNF, IL-1,
interferon gamma (IFN-y) bekerja membantu sel dalam menghancurkan
mikroorganisme yang menginfeksi. Dengan demikian, proses eliminasi lebih
efektif, sekaligus memicu pelepasan sitokin anti inflamasi, seperti interleukin-1
receptor antagonis (IL-1 ra), IL-4, dan IL-10. Sitokin anti inflamasi berperan
menghentikan proses inflamasi dengan memodulasi, koordinasi, atau represi
terhadap respon yang berlebihan (mekanisme umpan balik). Sitokin pro-inflamasi
juga berperan dalam
pelepasan nitrogen monoksida (nitric oxide, NO) yang penting dalam eliminasi
patogen, tetapi efek NO lainnya adalah vasodilatasi vaskuler. Pada keadaan sepsis,
produksi NO yang berlebih menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
menyebabkan syok septik.
Ketika sistem imun tidak efektif mengeliminasi antigen, proses inflamasi
menjadi tidak terkendali dan menyebabkan kegagalan sistem organ. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bone" yang menyatakan bahwa kerusakan
organ multipel tidak disebabkan oleh infeksi tetapi akibat dari inflamasi sistemik
dengan stokin sebagai mediator. ( Peditri Sari, 2017)
5. Pathway
Penyakit infeksi yang diderita ibu
Masuk ke neonatus
SEPSIS
Sistem Pernapasan
Sistem Pencernaan Ante, Intra, Postnatal
6. Klasifikasi
Sepsis dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Sepsis Dini: terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme
pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan
angka mortalitas tinggi.
2. Sepsis Lanjutan/Nosokomial : terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan
didapat dari lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak
langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan
tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi. (Vietha, 2008)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, CT, BT, LED, SGOT,SGPT), kultur
darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
b. Analisis kultur urine dan cairan serebrospinal (CSS) dengan lumbal pungsi dapat
mendeteksi organisme.
c. DPL menunjukkan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
neutrophil immature yang menyatakan adanya infeksi.
d. Laju rendah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan
adanya perubahan inflamasi
8. Komplikasi
a. Meningitis
b. Hipoglikemi, asidosis metabolik
c. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial
d. Ikterus/kernikterus
9. Penatalaksanaan Medis
Tatalaksana Komplikasi (Kardana, 2011):
1. Pernapasan: kebutuhan oksigen meningkat, yang harus dipenuhi dengan pemberian
oksigen atau kemudian dengan ventilator.
2. Kardiovaskular: menunjang tekanan darah dan perfusi jaringan, mencegah syok
dengan pemberian volume ekspander 10-20ml/kg (NaCl 0,9%, albumin dan
darah). Catat pemasukan cairan dan pengeluaran urin.
3. Hematologi: untuk DIC (trombositopeni, protrombin time memanjang, tromboplastin
time meningkat), sebaiknya diberikan FFP 10 ml/kg, vit K, suspensi trombosit,
dan kemungkinan transfusi tukar. Apabila terjadi neutropenia, diberikan transfusi
neutrofil.
4. Susunan syaraf pusat: bila kejang beri Fenobarbital (20mg/kg loading dose) dan
monitor timbulnya Syndrome Inappropriate Anti Diuretic Hormon (SIADH),
ditandai dengan ekskresi urin turun, hiponatremi, osmolaritas serum turun,
naiknya berat jenis urin dan osmolaritas.
5. Metabolik: monitor dan terapi hipoglikemia dan hiperglikemia. Koreksi asidosis
metabolik dengan bikarbonat dan cairan. Pada saat ini imunoterapi telah
berkembang sangat pesat dengan ditemukannya berbagai jenis globulin
hiperimun, antibodi monoklonal untuk patogen spesifik penyebab sepsis neonatal.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitaas
Biasanya menyerang pad a usia neonatal 0 hari- 28 hari
Infeksi nasokomial pada bayi berat badan lahir sangat rendah (<1500 gr)
rentan sekali menderita sepsis neonatal.
b. Status Kesehatan saat ini
1) Keluhan utama :
Ibu mengatakan bayi pucat, lemas, kemerahan disekitar tali pusat,tidak
dapat menetek dan tidak dapat melekat pada payudara ibu juga tidak mau
minum.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Cara lahir normal, hilangnya reflek rooting, kekakuan pada leher, tonus
otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia. Apgar skore, jam lahir,
kesadaran.
- Riwayat Prenatal : lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan.
- Riwayat Persalinan : cara persalinan, trauma persalinan
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1) Riwayat penyakit dahulu :
Apakah dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit menular terutama
ibu, menurun dan apakah ada keturunan kembar.
2) Riwayat penyakit keluarga :
Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan
dengan hepar atau dengan darah.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : lemah, sulit menelan, kejang
a. Kesadaran : Normal
b. Tanda-Tanda Vital
Nadi : Normal (110 – 120 x/mnt)
Suhu : Meningkat (37,50C - 390C)
Pernafasan : Meningkat > 40 x/mnt (bayi)
Normal 30 – 60 x/mnt
2) Kepala dan Leher
a. Inspeksi : Simetris, dahi mengkerut
Mata : ada kotoran dimata, adakah warna kuning di sklera dan warna
putih pucat .
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan dispneu, apneu, takipneu.
Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat. (PPNI, 2017)
Penyebab :
1) Depresi pusat pernapasan
2) Hambatan upaya napas (misalnya nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuskular
6) Gangguan neurologis ( mis. Elektro ensefalogram (EEG) positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
7) Imaturitas neurologis
8) Penurunan energi
9) Obesitas
10) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11) Sindrom hipoventilasi
12) Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13) Cedera pada medula spinalis
14) Efek agen farmakologis
15) Kecemasan
a) Subjektif
Ortopnea
b) Objektif
1) Pernapasan pursed-lip
2) pernapasan cuping hidung
3) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4) Ventilasi semenit menurun
5) Kapasitas vital menurun
6) Tekanan ekspirasi dan inspirasi menurn
7) Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait :
a. Depresi sitem saraf pusat
b. Cedera kepala
c. Trauma thoraks
d. Guillian barre syndrome
e. Multiple sclerosis
f. Myasthenia Gravis
g. Stroke
h. Kuadriplegia
i. Intoksikasi alkohol
(tidak tersedia)
b) Objektif
Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi, takipnea
4) Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait
1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah, tekanan nadi menyempit
3) tekanan darah menurun, turgor turun
4) membran mukosa kering, volume urine menurun
5) hematokrit meningkat
Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
b) Objektif
1) Pengisian vena menurun
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urine meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit Addison
2) Trauma atau perdarahan
3) Luka bakar
4) AIDS
5) Penyakit Crohn
6) Muntah
7) Diare
8) Kolilitis ulseratif
9) hipoalbuminemia
3. Intervensi Keperawatan
a. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan apnea
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam dapat
mengatur dan membantu usaha bernapasan dan kecukupan oksigen.
Kriteria hasil:
- Hipoksimia teratasi, mengalami perbaikan kebutuhan O2
- Pernafasan 30 – 40 x/menit
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak ada tarikan otot bantu pernafasan
- Tidak mengalami dispnea dan sianosis
Intervensi dan Rasional:
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
di
http://debussy.hon.ch/cgi-bin/find?1+submit+sepsis_neonatorum/NET.
http://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/NET.