1. Definisi
Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala
infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges,
Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
Sepsis adalah mikrooganisme patogen atau toksinnya didalam darah. (Dorland, 1998 hal
979).
Dari definisi di atas penyusun menyimpulkan bahwa sepsis adalah infeksi bakteri
generalisata dalam darah yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan dengan
2. Etiologi
Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu
menyebabkan sepsis.
a. Streptococcus grup B merupakan penyebab umum sepsis diikuti dengan Echerichia coli,
patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes simpleks (tipe II) dan
3
d. Ibu menderita eklampsia, diabetes melitus.
e. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.
3. Patofisiologi
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus
rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi pada
janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati jalan
lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan
gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui
4
alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman
atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial, 3infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
4. Manifestasi Klinis
Tampak sakit
b) Sistem Pernafasan
Dispenu
Takipneu
Apneu
Merintik
Mengorok
Sianosis
c) Sistem Kardiovaskuler
Hipotensi
Pucat
5
Takikardi
Bradikardi
Edema
Henti jantung
d) Sistem Pencernaan
Distensi abdomen
Anoreksia
Muntah
Diare
Hepatomegali
Intabilitas
Kejang
Hiporefleksi
Tremor
Koma
High-pitched cry
6
f) Hematologi
Ikterus
Petekie
Purpura
Perdarahan
Splenomegali
Pucat
Ekimosis
Pada masa antenatal. Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara
berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi
yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan
ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
Pada saat persalinan perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik dalam arti
persalinan diperlukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi pada ibu dan bayi
seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan
janin yang baik selama proses persalinan melakukan rujukkan secepatnya bila diperlukan
Sesudah persalinan. Perawatan sesudah lahir mleiputi menerapkan rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan perlatan tetap bersih,
setiap bayi menggunakan peralatan sendiri. Perawatan luka umbilikus secara steril.
Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan menggunakan
7
larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadaan
bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan baik semua
personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit
menular harus diisolasi. Pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui
dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan
nutrisi. Menurut Yu Victor Y.H dan Hans E. Monintja pembreian antibiotik hendaknya
memenuhi kriteria efektif berdasarkan hasil pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah
diperoleh, tidak toksis, dapat menembus sawar darah otak dan dapat diberi secara
parenteral. Pilihan obat yang diberikan ialah ampisilin dan gentamisin atau ampisilin dan
kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi.
8
a. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
b. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
mendeteksi organisme.
c. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan neutrofil
d. Laju endap darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan adanya
infalamasi.
1. Pengkajian
Pengakjian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data yang perlu dikaji
adalah :
Sosial ekonomi
Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi
- Regurgitasi
9
- Peka rangsang
- Pucat
- Hipotoni
- Hiporefleksi
- Sianosis
- Hipotermi
- Pucat
- Hipotensi
- Dehidrasi
- Pada kulit terdapat ruam, ptekie, pustula dengan lesi atau herpes.
- Bilirubin
- Protein aktif C
- Imunogloblin IgM
- Hasil kultur cairan serebrospinal, darah asupan hidung, umbilikus, telinga, pus dari lesi,
10
- Juga dilakukan analisis cairan serebrospinal dan pemeriksaan darah tepi dan jumlah
leukosit.
a. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan
sesudah kelahiran.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit atau intoleran
terhadap minuman.
d. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi oleh
petugas.
Diagnosa Keperawatan 1 : Infeksi yang berhubungan dengan penu;aran ifneksi pada bayi
Tujuan 1 : Mengenali secara dini bayi yang mempunyai resiko menderita infeksi.
Intervensi :
11
- Bayi yang megalami prosedur invasif
- Kaji riwayat ibu, status sosial ekonomi, flora vagina, ketuban pecah dini, dan infeksi
Kaji adanya tanda infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus, refleks
Kaji tanda infeksi yang berhubungan dengan sistem organ, apnea, takipena, sianosis,
muntah diare.
Berikan cairan dan nutrisi yang dibutuhkan melalui infus intravena sesuai berat badan,
Siapkan untuk transfusi tukar dengan packed sel darah merah atas indikasi sepsis.
Diagnosa Keperawatan 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum
Tujuan : memelihara kebutuhan nutrisi bayi, berat badan bayi tidak tujuan, menunjukkan
12
Intervensi keperawatan :
Intervensi Keperawatan :
Pantau denyut jantung secara elektronik untuk mengetahui takikardia atau bradikardia
Sediakan oksigen lembap dan hangat dengan kadar T1O2 yang rendah untuk menjaga
Amati gas darah yang ada atua pantau tingkat analisis gas darah sesuai kebutuhan.
13
Atur perawatan bayi dan cegah penanganan yang berlebihan.
Diagnosa Keperawatan 4 : Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan penularan
Intervensi keperawatan :
Isolasi bayi yang datang dari luar ruang perawatan sampai hasil kultur dinyatakan negatif.
Keluarkan bayi dari ruang perawatan atua ruang isolasi yang ibunya menderita infeksi dan
Semua personel atau petugas perawatan didalam ruang atau saat merawat bayi tidak
menderita demam, penyakit pernapasan atau gastrointestinal, luka terbuka dan penyakit
menular lainnya.
Sterilkan semua peralatan yang dipakai, ganti selang dan air humidifier dengan yang steril
Bersihkan semua tempat tidur bayi dan inkubator berserta peralatannya dengan larutan anti
Bersihkan semua tempat tidur bayi dan inkubator beserta peralatannya dengan larutan
Semua perawat atau petugas lain mencuci tangan sesuai ketentuan setiap sebelum dan
14
Ambil sampel untuk kultur dari peralatan bahan persedian dan banyak bahan lain yang
Jelaskan orang tua dan keluarga, ketentuan yang harus ditaati saat mengunjungi bayi.
Diagnosa Keperawatan 5 : Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kesalahan
dan kecemasan, penularan infeksi pada bayi dan konsekwensi yang serius dari infeksi.
Tujuan : meminimalkan kesalahan orang tua dan memberi dukungan koping saat krisis.
Intervensi keperawatan :
Kaji ekspresi verbal dan non verbal, perasaan dan gunakan mekanisme koping
Bantu orang tua untuk mengatakan konsepnya tentang penyakit bayi, penyebab infeksi, lama
Berikan informasi yang akurat tentang kondisi bayi, kemajuan yang dicapai, perawatan
Berdasarkan perasaan orang tua saat berkunjung, beri kesempatan untuk merawat bayi
15