1. Definisi
a. Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan
pertama kehidupan. Muscari, Mary E. 2005. hal 186).
b. Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-
gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik.
(Doenges, Marylyn E. 2000, hal 871).
c. Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
(Surasmi, Asrining. 2003, hal 92).
d. Sepsis adalah mikrooganisme patogen atau toksinnya didalam darah. (Dorland, 1998
hal 979).
e. Dari definisi di atas penyusun menyimpulkan bahwa sepsis adalah infeksi bakteri
generalisata dalam darah yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan
dengan tanda dan gejala sistemik.
2. Etiologi
a. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu
menyebabkan sepsis.
b. Streptococcus grup B merupakan penyebab umum sepsis diikuti dengan Echerichia
coli, malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan streptococcus
viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes simpleks (tipe
II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis.
c. Penyakit infeksi yang diderita ibu selama kehamilan.
d. Perawatan antenatal yang tidak memadai.
e. Ibu menderita eklampsia, diabetes melitus.
f. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.
g. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan.
h. Adanya trauma lahir, asfiksia neonatus, tindakan invasid pada neonatus.
1
3. Patofisiologi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui
beberapa cara yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah
janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara
lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati
jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican
dan gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis,
melalui alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol
minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial, infeksi juga dapat terjadi melalui luka
umbilikus.
2
4. Patways
3
5. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan Gejala Umum
- Hipertermia (jarang) atau hipothermia (umum) atau bahkan normal.
- Aktivitas lemah atau tidak ada
- Tampak sakit
- Menyusun buruk/intoleransi pemberian susu.
b. Sistem Pernafasan
- Dispenu
- Takipneu
- Apneu
- Tampak tarikan otot pernafasan
- Merintik
- Mengorok
- Pernapasan cuping hidung
- Sianosis
c. Sistem Kardiovaskuler
- Hipotensi
- Kulit lembab dan dingin
- Pucat
- Takikardi
- Bradikardi
- Edema
- Henti jantung
d. Sistem Pencernaan
- Distensi abdomen
- Anoreksia
- Muntah
- Diare
- Menyusu buruk
- Peningkatan residu lambung setelah menyusu
- Darah samar pada feces
- Hepatomegali
e. Sistem Saraf Pusat
4
- Refleks moro abnormal
- Intabilitas
- Kejang
- Hiporefleksi
- Fontanel anterior menonjol
- Tremor
- Koma
- Pernafasan tidak teratur
- High-pitched cry
f. Hematologi
- Ikterus
- Petekie
- Purpura
- Pendarahan
- Splenomegali
- Pucat
- Ekimosis
5
steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
aspetik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan
menggunakan larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi.
Pemantauan keadaan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang
benar dan baik semua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus
sehat. Bayi yang berpenyakit menular harus diisolasi. Pemberian antibiotik secara
rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi.
6
II. Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Penyakit Infeksius Sepsis
1. Pengkajian
a. Pengakjian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data yang perlu dikaji
adalah :
Sosial ekonomi
Riwayat perawatan antenatal
Ada/tidaknya ketuban pecah dini
Partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus)
Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi atau tempat lain
Riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes klamidia, gonorea, dll)
Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi
(mis, taksoplasmosis, rubeola, toksemia gravidarum dan amnionitis)
b. Pada pengkajian fisik ada yang akan ditemukan meliputi :
Letargi (khususnya setelah 24 jam pertama)
Tidak mau minum/reflek menghisap lemah
Regurgitasi
Peka rangsang
Pucat
Hipotoni
Hiporefleksi
Gerakan putar mata
BB berkurang melebihi penurunan berat badan secara fisiologis
Sianosis
Gejala traktus gastro intestinal (muntah, distensi abdomen atau diare)
Hipotermi
Pernapasan mendengkur bardipnea atau apenau
Kulit lembab dan dingin
Pucat
Pengisian kembali kapiler lambar
Hipotensi
7
Dehidrasi
Pada kulit terdapat ruam, ptekie, pustula dengan lesi atau herpes.
c. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah :
Bilirubin
Kadar gular darah serum
Protein aktif C
Imunogloblin IgM
Hasil kultur cairan serebrospinal, darah asupan hidung, umbilikus, telinga, pus
dari lesi, feces dan urine.
Juga dilakukan analisis cairan serebrospinal dan pemeriksaan darah tepi dan
jumlah leukosit.
8
Bayi yang megalami prosedur invasif
Kaji riwayat ibu, status sosial ekonomi, flora vagina, ketuban pecah dini, dan
infeksi yang diderita ibu.
b. Kaji adanya tanda infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus,
refleks mengisap kurang, minum sedikit, distensi abdomen, letargi atau iritablitas.
c. Kaji tanda infeksi yang berhubungan dengan sistem organ, apnea, takipena, sianosis,
syok, hipotermia, hipertermia, letargi, hipotoni, hipertoni, ikterus, ubun-ubun
cembung, muntah diare.
d. Kaji hasil pemeriksaan laboratorium
e. Dapatkan sampel untuk pemeriksaaan kultur.
9
h. Berikan minuman yang adekuat dengan cara pemberian sesuai kondisi
i. Pantai distensi abdomen (residu lambang)
10
f. Bersihkan semua tempat tidur bayi dan inkubator berserta peralatannya dengan larutan
anti septik tiap minggu atau sesudah digunakan.
g. Bersihkan semua tempat tidur bayi dan inkubator beserta peralatannya dengan larutan
antiseptik tiap minggu atau sesudah digunakan.
h. Laksanakan secara steril semua prosedur tindakan dalam melakukan perawatan.
i. Semua perawat atau petugas lain mencuci tangan sesuai ketentuan setiap sebelum dan
sesudah merawat atau memegang bayi.
j. Ambil sampel untuk kultur dari peralatan bahan persedian dan banyak bahan lain yang
terkontaminasi diruang perawatan.
k. Jelaskan orang tua dan keluarga, ketentuan yang harus ditaati saat mengunjungi bayi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Setyohadi ,Bambang dkk.(2006), Buku ajar penyakit dalam .Jakarta . Fakultas Kedokteran
UI.
Prof Dr. H.Rab.tabirin .(1998), Agenda Gawat Draurat ,Bandung. PT Alumni.
12