Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.

A” DENGAN
TUMOR MAMAE DI RUANG OK RSUD PASAMAN BARAT

SURYATI, S.Kep

NIM : 1910.1209.01.333

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES NAN TONGGA

LUBUK ALUNG

2019/2020
LAPORAN KASUS
1.      Pengkajian
Hari/tanggal                : Rabu, 16 Juli 2020
Tempat                        : Ruang Ranap RSUD Pasaman barat
Jam                              : 09.00 WIB
Metode                        : Observasi dan anamnesa
Sumber                        : Pasien dan Rekam  medic

A.    Identitas pasien
1.      Nama                                       : An. A
2.      Umur                                       : 12 tahun
3.      Jenis kelamin                           : Laki-laki
4.      Alamat                                     : Sungai Aur
5.      Pekerjaan                                 :Pelajar
6.      Status                                      : Belum Menikah
7.      No. RM                                   : 10.07.80
8.      Tgl. Masuk                              : 15 Juli 2020
B.     Penanggung Jawab
1.      Nama                                       : Tn. M
2.      Umur                                       : 50 tahun
3.      Alamat                                     : Sungai Aur
4.      Hubungan dengan pasien        : Orang Tua Kandung

C.     Riwayat Kesehatan
1.      Keluhan utama
Pasien mengeluh  nyeri pada payudara sebelah kiri.
2.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul,
dan  teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.
3.      Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya
4.      Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit yang diderita
pasien,.
D.    Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon
1.      Kebutuhan bernafas dengan normal
Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak nafas (-).
2.      Kebutuhan nutrisi
Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik, dan tidak ada
anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.
3.      Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit tidak ada keluhan
4.      Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada payudaranya
5.      Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya membuatnya cemas
terhadap kondisi fisik tubuhnya.
E.     Keadaan umum
1.      Suhu                            : 36,5 C
2.      Nadi                            : 80 kali/menit
3.      Tekanan darah             : 120/80 mmHg
4.      RR                               : 18 kali/menit
5.      Berat badan                 : 50 kg
F.      Pemeriksaan fisik
1.      KU                              : cukup
2.      Kesadaran                   : Compos mentis (E4,V5,M6)
3.      Cepalo – caudal          :
Thorax                         : 
I : bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)
P : teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.
Ekstremitas                 : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

F.     Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorim tanggal 15 juli 2020
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Darah
          Hb 12,3 g/dl 11,7-15,5
          Leukosit 8,7  /ul 3,6-11
          HT 35 35-47
          Eritrosit /ul 3,3-5,2
4,3 
          Trombosit /ul 150-400
          BT 360  Menit 1-3
          CT 3 Menit 3-6
3
Kimia klinik
          GDS 94 mg/dl 70-120
          Ureum 17 mg/dl 15-50
          Kreatinin O,49 mg/dl 0,4-0,9
          SGOT 16 u/l 0-35
          SGPT 13 u/l 0-35

G.    Asuhan Keperawatan Pre Operasi


1.      Analisa Data
No Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi
1 16 Juli 2020 Ds : Nyeri akut Agen injuri biologis
          P:  pasien mengatakan nyeri pada
payudara kirinya
          Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
          R: regio mamae sinistra pars
superior
          S: skala nyeri 5
          T: hilang timbul
Do:
          Pasien tampak sesekali
mengerutkan dahi ketika menahan
nyerinya
Ds: Ansietas Krisis situasional
Pasien mengatakan gugup sebelum
dioperasi
Do:
          Pasien tampak tegang
          Pandangan tidak focus
          Pasien lebih banyak diam

2.      Rumusan Diagnosa Keperawatan


a.       Cemas berhubungan dengan krisis situasional
b.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis

3.      Rencana Pre Operasi


Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan tindakan a.       Tentukan riwayat nyeri,
a.       Memberikan informasi yang
keperawatan diharapkan lokasi, durasi dan intensitas diperlukan untuk merencanakan
nyeri berkurang dengan b.      Berikan pengalihan seperti asuhan.
criteria hasil: reposisi dan aktivitas
b.      Untuk meningkatkan kenyamanan
          Klien mampu menyenangkan seperti dengan mengalihkan perhatian klien
mengontrol rasa nyeri mendengarkan musik atau dari rasa nyeri.
melalui aktivitas nonton TV c.       Meningkatkan kontrol diri atas
           Melaporkan nyeri yangc.       Menganjurkan tehnik efek samping dengan menurunkan
dialaminya penanganan stress (tehnik stress dan ansietas
          Mengikuti program relaksasi, visualisasi,
pengobatan bimbingan), gembira, dan
 Mendemontrasikan tehnik berikan sentuhan therapeutik.
relaksasi dan pengalihan
rasa nyeri melalui aktivitas
yang    mungkin
b Setelah diberikan tindakan a.       Tentukan pengalaman klien
a.       Data-data mengenai pengalaman
keperawatan selama 1x 5 sebelumnya terhadap penyakit klien sebelumnya akan memberikan
menit diharapkan cemas yang dideritanya. dasar untuk penyuluhan dan
berkurang dengan criteria b.      Berikan informasi tentang menghindari adanya duplikasi.
hasil : prognosis secara akurat. b.      Pemberian informasi dapat
          Klien dapat mengurangic.       Beri kesempatan pada klien membantu klien dalam memahami
rasa cemasnya untuk mengekspresikan rasa proses penyakitnya.
          Rileks dan dapat melihat marah, takut, konfrontasi. Beri
c.       Dapat menurunkan kecemasan
dirinya secara obyektif. informasi dengan emosi wajar klien.
          Menunjukkan koping dan ekspresi yang sesuai. d.      Membantu klien dalam memahami
yang efektif serta mampu d.      Jelaskan pengobatan, tujuan kebutuhan untuk pengobatan dan
berpartisipasi dalam dan efek samping. Bantu klien efek sampingnya.
pengobatan. mempersiapkan diri dalam
e.       Mengetahui dan menggali pola
pengobatan. koping klien serta
e.       Catat koping yang tidak mengatasinya/memberikan solusi
efektif seperti kurang interaksi dalam upaya meningkatkan kekuatan
sosial, ketidak berdayaan dll. dalam mengatasi kecemasan.
f.       Anjurkan untuk
f.       Agar klien memperoleh dukungan
mengembangkan interaksi dari orang yang terdekat/keluarga.
dengan support system. g.      Klien mendapatkan kepercayaan
g.      Pertahankan kontak dengan diri dan keyakinan bahwa dia benar-
klien, bicara dan sentuhlah benar ditolong
dengan wajar.
4.      Pelaksanaan Dan  Evaluasi Preoperasi
Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a kamis, 16 Julia.       Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi
a.       Nyeri masih dirasakan hilang timbul
2020, jam dan intensitas pada daerah payudara kiri
09.00 b.      Berikan pengalihan seperti reposisi dan
b.      Pasien mampu merespon ketika
aktivitas menyenangkan seperti ditanya, berkomunikasi terbuka
mendengarkan musik atau berkomunikasi menceritakan kondisi kesakitanya
c.       Menganjurkan tehnik penanganan
c.       Pasien mampu melakukan tekhnik
stress (tehnik relaksasi, visualisasi, relaksasi secara mandiri, nyeri masih
bimbingan), gembira, dan berikan hilang timbul
sentuhan therapeutik
b kamis, 16 Julia.       Menentukan pengalaman klien
a.       Pasien belum pernah menjalani operasi
2020, 09.05 sebelumnya terhadap penyakit yang , pasien hanya lebih banyak  berdoa untuk
dideritanya. mengurangi kecemasanya
b.      Memberikan informasi tentang
b.      Pasien mau bertanya dan menunujukan
prognosis secara akurat. pemahamnya terkait prognosis setelah
c.       Memberi kesempatan pada klien untuk dilakukan tindakan operasi
mengekspresikan rasa marah, takut,
c.       Pasien kooperatif dan lebih banyak
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi diam
wajar dan ekspresi yang sesuai. d.      Selama tahap pre operasi pola koping
d.      Mencatat koping yang tidak efektif pasien baik
seperti kurang interaksi sosial, ketidak
e.       Selama tahap preoperasi pasien mau
berdayaan dll. diajak berkomunikasi dan menceritakan
e.       Menganjurkan untuk mengembangkan kecemasanya
interaksi dengan support system f.       Pasien menunujukan kontak mata yang
f.       Mempertahankan kontak dengan klien, focus
bicara dan sentuhlah dengan wajar.

H.    Asuhan Keperawatan Intra Bedah


1.      Analisa data intra operasi
No Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi
1 16 Juli 2020 Ds :      -
Do: Resiko kekurangan Kehilangan cairan
          Input : volume cairan aktif
Makan : puasa
Minum :puasa
Infuse   : 300 cc
AM       : 5 ml/Kgbb/hari, jadi
300cc/hari = 12 ml/jam
          Output
Urin       : 0,5-1ml/Kgbb/jam, jadi 30-
60 cc/jam
Perdarahan  : ± 50 cc
Iwl         : 15ml/kgbb/hari, jadi 900
ml/hari =  38 ml/jam
          Bc : intake – output
      : 312- 125
      : + 187
Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg
bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 –
100 cc/ jam

2.      Rumusan Diagnosa Keperawatan


Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3.      Rencana intra operasi


Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan tindakan           Monitor status hidrasi           Mengetahui tanda-tanda syok
keperawatan diharapkan           Monitor status hemodinamik hipovolemik
tidak terjadi perdarahan pasien           Mengetahui respon organ vital
berlebih dengan kriteria           Monitor balance cairan akibat kehilangan cairan aktif
hasil:           Monitor pemberian cairan          Mempertahankan keseimbangan
          Urin output dalam melalui intra vena cairan normal
rentang normal           Monitor perdarahan selama          Memenuhi kebutuhan cairan
          Status hemodinamik operasi elektrolit tubuh
dalam rentang normal           Bernanfaat untuk terapi resusitasi
          Tidak terdapat tanda- cairan
tanda syok hipovolemik
4.      Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi
Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a kamis, 16 Juli           Memonitor status hidrasi           Tak tampak tanda-tanda syok
2020, jam           Memonitor status hemodinamik hipovolenik
11.00 WIB pasien           Tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi
          Memonitor balance cairan 74 x/menit, RR :20 kali/menit, SpO2 : 98
          Memonitor pemberian cairan melalui %.
intra vena           Status cairan adekuat,
          Memonitor perdarahan selama operasi Bc : intake – output
      : 312- 125
      : + 187
Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg bb/hari =
1200-2400 ml/hari = 50 – 100 cc/ jam
          Cairan Rl 500 ml, masuk via intra
vena
          Perdarahan aktif selama operasi (-)
I.       Asuhan Keperawatan Paska Operasi
1.      Analisa Data Pasca Operasi
No Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi
1 16 Juli 2020 Ds :  pasien mengeluh lemes Ketidakefektifan Kehilangan cairan
Do:   perfusi jaringan perifer paska operasi
          Respirasi rate  : 95%
          Pucat
          GCS : E3,V5,M6 (compos mentis)
          Nadi : 74 x/menit
          Tekanan darah : 110/70 mmHg
          Suhu : 36 C
          RT >2 detik
          Aldrete score 4
          Terpasang binasal kanul 3LPM
2.      Rumusan Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan cairan paska operasi
3.      Rencana Pasca Operasi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan tindakan           Monitor status hemodinamik          Mengetahui tanda-tanda syok
keperawatan diharapkan pasien hipovolemik
perfusi jaringan perifer           Monitor status hidrasi pasien           Mengetahui respon organ vital
adekuat dengan kriteria           Pertahankan posisi tirah akibat kehilangan cairan aktif
hasil: baring dengan posisi kepala          Mempertahankan keseimbangan
          Status hemodinamik ekstensi cairan normal
dalam rentang normal           Pantau perfusi perifer dengan          Memenuhi kebutuhan cairan dan
mengkaji kekuatan nadi perifer, elektrolit tubuh
CRT, dan suhu           Mengetahui cairan yang aktif
          Berikan oksigen sesuai
indikasi
          Monitor status kesadaran
pasien
4.      Pelaksanaan Dan Evaluasi Pasca Operasi
Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a kamis, 16 Juli           Memonitor status hemodinamik          Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84
2020, jam pasien kali/menit, RR 18 kali/menit,
12.00 WIB           Memonitor status hidrasi pasien            Tak tampak tanda-tanda syok
          Mempertahankan posisi tirah baring          Posisi kepala ekstensi, jalan nafas
dengan posisi kepala ekstensi efektif, nafas spontan,obstruksi(-).
          Memantau perfusi perifer dengan          Kulit pucat, CRT 3 detik, nadi kuat,
mengkaji kekuatan nadi perifer, CRT, suhu ± 36 C
dan suhu           Oksigen 3 LPM masuk via binasal
          Memberikan oksigen sesuai indikasi kanul
          Memonitor status kesadaran pasien           Aldrete score 5

BAB IV
PEMBAHASAN
Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu
pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland,
2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya :
1.      Ditinjau dari segi klinis
a.       Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)
Malignansi di sini dapat berarti:
1)      Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya fatal;
cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.
2)      Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis yang bersifat
invasif dan merusak.
b.      Benign Neoplasm (Tumor Jinak)
Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-melignan
dari neoplasma.
2.      Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
a.       Epithelial Neoplasm (Carcinoma)
Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.
b.      Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)
Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan yang
tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen.
(Robbins and Cotran, 2005).
Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan
payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi
neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi, gejala klinis yang
muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, teraba masa
diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan terdapat nyeri tekan.
Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose
keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang
mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri
akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer.
 Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan mastektomi
simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan payudaranya, harapanya
setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran keganasan tumor itu sendiri, sehingga
penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs.  1997. Medical Surgical Nursing : Clinical


Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall.  2001.  Buku Saku Diagnosa Keperawatan.  EGC.  Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all.  1993.  Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and


Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane.  2000.  Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.  EGC. Jakarta.

Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C.  1996.   Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai