& Askepnya
A. DEFINISI
• Infeksi neonatus adalah infeksi yang
terjadi pada neonatus, dapat terjadi
pada masa antenatal, perinatal dan post
partum.
• Infeksi neonatorum atau infeksi adalah
infeksi bakteri umum generalista yang
biasanya terjadi pada bulan pertama
kehidupan yang menyebar keseluruh
tubuh bayi baru lahir.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi Antenatal
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta. Di sini kuman itu melewati
batas plasenta dan mengadakan intervillositis. Selanjutnya, infeksi melalui vena
umbilikalis masuk ke janin.
2. Infeksi Intranatal
Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Infeksi
dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh, misalnya pada partus lama dan
seringkali dilakukan pemeriksaan vaginal. Janin kena infeksi karena menginhalasi
likuor yang septik, sehingga terjadi pneumonia kongenital atau karena kuman-kuman
memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan septikemia. Infeksi intranatal dapat
juga terjadi dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina,
misalnya blenorea dan oral thrush.
3. Infeksi Postnatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap dan biasanya merupakan infeksi yang
diperoleh (acquired infection). Sebagian besar infeksi yang menyebabkan kematian
terjadi sesudah bayi lahir sebagai akibat penggunaan alat atau perawatan yang tidak
steril atau terkena cross-infection. Seringkali bayi lahir dirumah sakit terkena
infeksi dengan kuman-kuman yang sudah tahan terhadap banyak jenis antibiotika,
sehingga menyulitkan pengobatannya.
4. Cross infection
1. Meningitis
2. Hipoglikemia, asidosis metabolic
3. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi
miokard, perdarahan intracranial
4. Ikterus/kernikterus
G. MANIFESTASI KLINIS
Hanya sebatas pada organ tunggal atau
mungkin melibatkan banyak organ (setempat
atau sistemik).
4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi, pemeriksaan
darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika diberhentikan pada
hari ke-7.
5. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP
tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis atau
Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15
mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika diteruskan
sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus
meningitis pemberian antibiotika minimal 21 hari.
A. Identitas anak
1. N a m a : By Ny R
2. U m u r : 13 Hari
3. Jenis kelamin : Laki – laki
4. A g a m a : Islam
Ayah
1. N a m a : Tn B
2. U m u r : 30 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pendapatan : Tidak menentu
5. Pekerjaan : swasta
6. A g a m a : Islam
7. A l a m a t : Batu Aji
Ibu
1. N a m a : Ny R
2. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : IRT
5. A g a m a : Islam
6. A l a m a t : Batu Aji
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama : Pusar bengkak
B. Riwayat Keluhan Utama : Muntah darah dialami
sejak 1 hari yang lalu, darah keluar dari hidung, pusat
bengkak, bernanah dan berdarah sejak tiga hari yang lalu,
panas ± 4 hari yang lalu, oleh karena itu, orang tua klien
membawanya ke RSU D Andi Makkasasu.
16. Abdomen
Ø Inspeksi : cembung, ikut gerak nafas, tali pusar puput, pinggir edema, hiperemis, pus (+), darah (+), peri.
Ø Palpasi : tampak bayi menangis bila ditekan.
Ø Auskultasi : peristaltic (+) kesan
Ø Perkusi : timpani (+)
17. Genetalia anus
Ø Inspeksi
· Genetalia nampak merah
· Testis sudah turun kescrotum.
· Anus : tidak tampak ada tanda – tanda peradangan.
18. Extremitas atas dan bawah.
Ø inspeksi
· Tonus otot baik
· Pergerakan baik, nampak terpasang infuse pada lengan kanan.
Ø Palapsi
· Extremitas hangat.
19. Kulit
Ø Inspeksi
· Warana kulit : sawo matang
· Turgor kulit : baik
· Kulit merah tidak pucat.
VI. ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Tidur bayi, bayi rewel, tidur hanya ± 4 jam semalam, karena lapar
(klien dipuasakan )
2. Posisi baring : terlentang
VII. HYEGIENE
1. Bayi dilap basah setiap pagi oleh keluarganya.
2. Popok diganti setiap BAK / BAB.
VIII. GIZI
1. Bayi diberi makanan atau cairan dengan infuse destrose 5%
IX. ELIMINASI
1. Buang air besar .
2. ± 4X sehari
3. Konsistensi lunak, berwaranah hitam + darah ( melena ).
4. Buang air kecil
5. 1x dalam 4 jam
6. Berwarna kuning
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
· WBC : 13,9 10³/mm³ ( 4,0 - 10,0 )
PLT : 1,970 10³/mm³ ( 150 – 400 )
· RBC : 4,53 10³/MM³ ( 4,00 - 5,50 )
MCU : 75 L un³ ( 80 – 97 )
· HGB : 13,7 g/ dl ( 12,0 - 18,0)
MCH : So,1 P1 ( 26,5 -33,5 )
· HCL : 33,9 l% ( 35,0 - 50,0 )
MCHC: 40,4 hg / dl ( 31,5 - 35,0 )
XII. PENGOBATAN
· Iinfus destrose 5% → 20 tts / mnt
· Fortum 2 x 60 mg / iv.
· Inj. Vit k / 12 jam.
· Usprin drips 3x0,5 cc.
2.Diagnosa Keperawatan
• Peningkatan suhu tubuh b/d invasi kuman
dalam tubuh.
• Perubahan pola tidur b/d peningkatan
suhu tubuh & nyeri
• Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual
muntah.
Analisa Data
3.Intervensi & Rasional
1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi.
Tujuan : suhu tubuh normal 36 0C-37 0C pada klien
Intervensi :
- Kaji penyebab hipertermi
R/ Hipertermi merupakan salah satu gejala/kompensasi tubuh terhadap
adanya infeksi baik secara lokal maupun secara sistemik. hal ini perlu
diketahui sebagai dasar dalam rencana intervensi.
- Observasi suhu badan
R/ proses peningkatan suhu menunjukkan proses penyakit infeksius akut
- Beri kompres hangat pada dahi/axilla
R/ Daerah dahi / axilla merupakan jaringan tipius dan terdapat pembuluh
darah sehingga proses vasodilatasi pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat.
- Beri minum sering tapi sedikit.
R/ Untuk mengganti cairan yang hilang selama proses evaporasi.
- Anjurkan ibu untuk memakaikan pakaian tipis dan yang dapat
menyerap keringat.
R/ Pakaian yang tipis dapat membantu mempercepat proses evaporasi.
- Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
R/ Obat antipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat pengatur panas
2. Perubahan pola tidur b/d peningkatan suhu tubuh & nyeri
Gangguan pola tidur b.d nyeri
Intervensi :
- Ciptakan lingkungan yang tenang
R/ Klien dapat beristirahat
- Kurangi rasa nyeri dengan mengompres.
R/ Klien dapat beristirahat
- Berikan massase punggung, susu, & posisi yang nyaman
R/ klien dapat beristirahat