DEFINISI DAN ASUHAN
KEPERAWATAN BBLR (BAYI
BERAT LAHIR RENDAH) ”
DEFENISI
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir.(Huda dan Hardhi, NANDA NICNOC, 2013).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
berat bayi saat lahirkurang dari 2500 gram yang
merupakan hasil dari kelahiran prematur
(sebelum 37 minggu usia kehamilan). Bayi dengan
berat badan lahir rendah sangat erat kaitannya
dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga akan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan
kognitif serta penyakit kronis di kemudian hari
(WHO, 2004).
KLASIFIKASI
BBLR dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a. Prematuritas murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat
badan lahir sesuai untuk masa kehamilan.
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu,
artinya bayi mengalami pertumbuhan
intrauterine dan merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilan.
ETIOLOGI
Faktor ibu
Faktor janin
Faktor lingkungan
Keadaan sosial ekonomi
ANATOMI FISIOLOGI
Sistem pernafasan
Sistem sirkulasi
Sistem pencernaan
Sistem urinarius
MANIFESTASI KLINIKS
Sebelum bayi lahir
Setelah bayi lahir
PATWAY
KOMPLIKASI
a. Sindrom aspirasi mekonium
b. Hipoglikemi simptomatik
c. Penyakit membran hialin
d. Asfiksia neonatorum
e. Hiperbilirubinemia
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal:
1224gr/dL), Ht (normal: 33 38% ) mungkin dibutuhkan.
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat
keparahan distres pernafasan bila ada.
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
f. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
g. Jumlah trombosit (normal: 200000 475000 mikroliter):
h. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau
komplikasi.
c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat
keparahan distres pernafasan bila ada.
PENATALAKSAAN
1) Pengaturan Suhu Tubuh Bayi BBLR
2) Pencegahan Infeksi
3) Pengaturan Intake
4) Pernapasan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 23 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata
rata 20 jam.
b. Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran
cesaria atau persentasi bokong.
Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu
pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung,
c. Makanan/ cairan
Berat badan ratarata 25004000 gram ; kurang dari 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus
diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum
dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum
sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120150ml/kg BB/
hari.
d. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
e. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh
sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan.
f. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tandatanda
kulit tampak mengkilat dan kering.
DIAGNOSA
1. Tidak efektifnya pola pernafasan.
a. Definisi :
inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak menyediakan
ventilasi yang adekuat.
b. Batasan karateristik:
Napas dalam, perubahan gerakan dada, mengambil
posisi tiga titik, bradipneu, penurunan tekanan ekspirasi,
penurunan tekanan inspirasi,p enurunan ventilasi semenit,
penurunan
kapasitas vital, dispneu, peningkatan diameter anterior
posterior, napas cuping hidung, ortopneu, fase ekspirasi
yang lama, pernapasan pursedlip, takipneu dan
penggunaan otototot bantu
untuk bernapas.
2. Termoregulasi tubuh tidak efektif.
a. Definisi : Fluktuasi suhu antara hipotermia dan
hipertermia.
b. Batasan karakteristik:
Kulit dingin, sianosis, fluktuasi suhu tubuh di atas
dan di bawah kisaran normal, kulit memerah, hipertensi,
peningkatan frekuensi napas, menggigil, pucat,
piloereksi, penurunan suhu
tubuh di bawah kisaran normal, teraba hangat.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
a. Definisi: asupan nutrisi tidak mencukupi untuk
memenuhi
kebutuhan metabolisme.
b. Batasan karakteristik:
Kram abnormal, sakit perut, keengganan untuk makan,
berat badan 20% atau lebih di bawah ideal, kerapuhan
kapiler,diare, kehilangan rambut yang berlebihan, hiperaktif
suara usus,
kekurangan makanan, membran mukosa kering, dan merasa
tidak mampu menelan makanan.
4. Resiko infeksi.
a. Definisi: peningkatan resiko invasif oleh organisme patogen.
b. Faktor resiko:
Prosedur invasif, trauma, kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan lingkungan, ruptur membran amnion,
malnutrisi, peningkatan paparan lingkungan pathogen,
ketidakadekuatan sistem imun, penyakit kronik, tidakadekuat
pertahanan tubuh primer ( kulit tidak utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi
pH, perubahan peristaltik), ketidakadekuatan pertahanan
tubuh skunder (penurunan Hb, leucopenia, penekanan respon
inflamasi).
INTERVENSI KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS BBLR
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : By. Ny. S
Tanggal Lahir : 10 Juni 2012
Umur : 2 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : Kedua
No RM : 4670
Diagnose Medis : BBLR
Tgl Masuk : 10 Juni 2012
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Sekuro 1/1 Jepara
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Sekuro 1/1 Jepara
Hub dengan klien : ibu kandung
II. Keluhan Utama
Ibu by. S mengatakan anaknya Berat badannya
kurang (2.000 gram)
Ibu by. S mengatakan anaknya Berat badannya kurang (2.000 gram)
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi Ny. S lahir di bidan pada tada tanggal 10 Juni 2012 dengan
kehamilan 32 minggu (preterm) lahir dengan jenis kelamin
perempuan, BB 2.000 gram, tidak menangin, tidak ada respirasi
spontan. Bayi Ny. S di rujuk ke RSUD Kartini untuk mendapatkan
perawatan yang lebih kanjut, di IGD bayi Ny. S mulai ada respirasi
spontan 44 x/menit, mendapatkan terapi oksegen headbox
1liter/menit. Mendapat advis terapi ampisilin, ca glucose, vitamin k
dan dopamin.
IV. Riwayat Peyakit Dahulu
a. Prenatal
Ibu by.S mengatakan selama kehamilan itu merasakan mual dan
muntah yang berlebih (hiperemesis) pada usia kandungan 14 bulan.
Selama itu ibu hanya mengkonsumsi susu ibu hamil saja. Dan
pernah dropp selama 3 minggu dan tidak dapat beraktifitas (bedrest
total).
b. Natal
Melahirkan secara normal
Persalinan dibantu oleh bidan
Kehamilan 32 minggu
BBL = 2000 gr
Panjang badan = 43 cm
c. Post Natal
I bu By. S mengatakan bayi lahir dengan BB kurang dari
normal, sucking dan rooting pada By. S lemah, ASI Ny. S
kurang, puting agak masuk kedalam. Saat ini bayi dibantu
dengan susu formula.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu An. S mengatakan di dalam keluarganya tidak ada
yang memiliki yang memiliki riwayat penyakit seperti yang
dialami oleh klien saat ini, keluarga juga tidak memiliki
riwayat penyakit seperti stoke, DM, TBC, hipertensi dan
penyakit lainnya yang membahayakan.
VI. Riwayat Alergi
An. S berusia 2 hari dan belum diketahui mempunyai
riwayat alergi atau tidak ada riwayat alergi.
VII. Riwayat Pengobatan
An. S dirawat di RS mendapatkan infus D5% dengan 10
tetes, mendapatkan injeksi Cefotaxim 2 x 150 mg,
Gentamicin 1 x 150 mg, Dexametason 3 x 1 mg dan
Aminofilin 3 x 8 mg dan obat oral Urdaflek 3 x 50 mg.
VIII. Pengkajian Nutrisi
Berat badan sekarang = 2000 gr
Panjang = 43 cm
Pemberian makanan = By. S mendapatkan susu
formula sebagai tambahan dan makanan pokoknya ASI.
makanan pokoknya ASI.
IX. Pengkajian Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan
BB : 2000 gr
Panjang badan : 43 cm
Lila : 7cm
Lida : 30 cm
b. Perkembangan
Reflek rooting : + lemah
Reflek sucking : + lemah
Reflek morrow : + lemah
Reflek gratsing : + lemah
Reflek tonik neck : + lemah
Reflek berkedip : + lemah
Reflek glabela : + lemah
Reflek ekstrusi : + lemah
Reflek tartel : + lemah
Reflek maik raighting : + lemah
Reflek galan : + lemah
Reflek babinski : + lemah
X. Pengkajian Fungsi Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan
Ibu by.S mengatakan anaknya dirawat saat ini karena berat badannya kurang
dan waktu lahir tidak menangis, By S di lahirkan di Bidan tidak menangis dan
tidak ada respirasi spontan, kemudian by S di rujuk ke RSUD Kartin.
b. Pola istirahat tidur
By.S lebih banyak tidur, saat tidur mata tertutup penuh. by. S terbangun jika
merasa tidak nyaman, lapar, BAK ataupun BAB.
c. Pola nutrisi – metabolic
By.S selama dirawat tidak terpasang NGT, by. S mendapatkan ASI dari
ibunya, dan ada tambahan susu formula dikala ASI ibunya kurang. Ibu by.S
memerah ASInya setelah diperintahkan oleh perawatnya.
d. Pola eleminasi
By .S BAK ± 9 kali/hari, wana kuning, jernih, dan berbau khas. Sedangkan
BAB ± 8 kali/hari, warna kekuningan dengan konsistensi lembek.
e. Pola kognitif – perceptual
Ibu An. S mengatakan tidak mengetahui tentang apa yang sedang dialami
anaknya. Ibu by.S hanya mengetahui kalau anaknya kecil, tidak mengetahui
kalau anaknya mengalami BBLR.
f. Pola konsep diri
Ibu by.S mengatakan tidak malu terhadap kondisi anaknya sekarang. Ibu by.S
percaya jika anaknya dapat sembuh dan tumbuh kembangnya akan normal.
g. Pola koping
Ibu by.S mengatakan merasa cemas terhadap kondisi anaknya. Saat di luar atau saat
tidak menungguinya ibu by.S merasa waswas terhadap anaknya, ibu by. Smenggunakan
waktunya saat di luar untuk beristirahat. Setiap 2 jam ibu by. S masuk untuk mengetahui
keadaan anaknya sekarang. Salain itu ibu by.S masuk jika dipanggil oleh perawatnya
karena by. S menangis.
h. Pola seksual
By.S berjenis kelamin perempuan, alat kelamin bersih, tidak ada kelainan, warna labia
lebih gelap dari kulit sekitar, Labia mayoya belum menutup labia minora.
i. Pola peran – hubungan
Selama di RS ibu by S setiap 2 atau 3 jam masuk untuk melihat anaknya atau kalau
dipanggil oleh perawatnya, ibu by S masuk untuk mengecek keadaan anaknya, apakah
sedang menangis, lapar, atau popoknya basah karena BAB atau BAK, terkadang hanya
masuk untuk bisa dekat dengan anaknya.
j. Pola nilai dan kepercayaan
Ibu by.S mengatakan semua keluarganya adalah muslim, semua ikut mendo’akan agar
by. S bisa cepat sembuh dan cepat berkumpul dengan keluarganya kembali.
XI. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
KU : Lemah
Kesadaran : Compornentis
b. TTV
RR : 44 x/menit
NR : 120 /menit
S : 35,2 oC
c. Kulit
Agak kering, warna sudah kemerahan, tidak ada bekas luka, banyak rambut laguna,
tidak ada kelainan, tidak terdapat tanda lahir, CRT <3 detik.
d. Kepala
Bentuk normal, rambut hitam, ubunubun belum menutup, tidak ada lesi di kulit
kepala, tidak ada kelainan.
e. Mata
Bentuk simetris, reflek berkedip ada tetapi lemah, warna sclera agak kuning, bersih,
gerakan bola mata normal.
f. Hidung
Terdapat secret, tidak terdapat lesi, tidak terpasang NGT, tidak tampak pernafasan
cuping hidung.
g. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi yang terlihat, tidak ada serumen, tidak ada kelainan.
h. Mulut
Bersih, mukosa bibir kering, bibir tampak pucat, tidak tampak stomatitis.
i. Leher
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan masih lemah.
j. Dada dan paru : penggunaan nafas perut
Pa : pengembangan paru kanan dan kiri sama
Pe : sonor
A : vesikuler
k. Jantung
i : lctus kordis tidak tampak
Pa : lctus kordis teraba di interkosta 5 pada linex midclavikula sinistra
Pe : suara jantung redup, tidak ada pembesaran organ jantung
A : terdengar bunyi jantung S 1 dan S2 reguler.
XII. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil lab 10 – 6 – 2012
* tanggal 12 Juni 2012
2. Radiologi (12 juni 2012)
Cor : tidak membesar
Pulmo : tenang
Tulang costa : baik
Dislokasi : (-)
Kesan : paru-paru sudah mengembang
XIII. Program Terapi
•Infus : D5% 6 tetes/menit
•Inj : Ampisilin 2 x 100 gr
•Ca Glucose 1 x 1 cc
•Vitamin K 1 x 1 mg
•Dopamin 3 u
•Oksigen : 1 liter -, nasal
ANALISA DATA
C. Diagnose keperawatan
1. Gangguan pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan imaturitas paru
2. Ketidak efektifan pola nutrisi bayi
berhubungan dengan imaturitas
3. Hipotermi berhubungan dengan perubahan
suhu ruang/ lingkungan dan imaturitas
termogulasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
KESIMPULAN
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih
merupakan masa yang rawan karena disamping kekebalan yang
masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periodeperiode
tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit
lain sehingga sulit dideteksi pada usia mingguminggu pertama
kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa
kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera
dan khusus.
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia
gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang
dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan
(intrauterine growth retriction), (Wong, 2008).
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan
salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap
kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan
biaya perawatan yang tinggi.
TERIMA KASIH