DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ALESYA F. SEVENTEEN
DESY.E
MARDI
MUTHIA FEBRIANI
NOVIA SUHENDRI
RORO ASTIE
SANNO ROMAULY
SILVIANDRIANI
SURYATI
WIDYA OKTAVIONA
1
1. PENINGKATAN KOPING
A. Definisi Koping
Koping merupakan suatu tindakan mengubah kognitif dan usaha tingkah
laku untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai membebani atau
melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Koping membutuhkan usaha yang
diperoleh lewat proses belajar. Koping dipandang sebagai usaha untuk menguasai
situasi tertekan, namun bukan secara keseluruhaan (Lazarus dan Folkman, 1984).
B. Klasifikasi
2
Mekanisme pertahanan diri sering disebut sebagai pertahanan mental,
adapun contoh mekanisme pertahanan diri seperti :
E. Peningkatan Koping
F. Aktivitas/tindakan
a) Hargai penyesuaian diri pasien terhadap perubahan body image,sesuai
indikasi
b) Nilai pengaruh situasi hidup pasien terhadap peran dan hubungan
c) Nilai pengertian pasien terhadap proses penyakit
d) Nilai dan diskusikan respon alternatif untuk situasi
e) Gunakan ketenangan ,pendekatan yang menentramkan
f) Sediakan informasi faktual perhatian pada diagnosis,pengobatan dan
prognosis
g) Dukung aktivitas sosial dan komunitas
h) Dukung penggunaan sumber-sumber spiritual,jika diinginkan
2. Pengambilan Keputusan
Konflik dalam Pengambilan Keputusan Janis & Mann (1977) menyatakan bahwa
pada umumnya individu akan menghadapi konflik dalam mengambil suatu keputusan
yang sangat penting. Konflik-konflik tersebut juga akan mempengaruhi individu
untuk menerima atau menolak tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
keputusan yang dibuat. Simptom yang akan muncul bisanya adalah keragu-raguan,
kebimbangan, ketidakpastian, dan tanda-tanda stres ketika keputusan sudah
ditetapkan. Berdasarkan gambaran tersebut, metode yang dinilai efektif dalam
mengambil keputusan adalah metode yang menggunakan conflict-theory
model.Metode ini dinilai dapat melihat segala konskuensi yang mungkin terjadi
ketika suatu pengambilan keputusan dilakukan.
Dasar dari pendekatan ini adalah 4 pertanyaan yang akan dijawab oleh pengambil
keputusan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1. Apakah ada risiko yang serius jika saya tidak melakukan perubahan?
2. Apakah ada risiko yang serius jika saya melakukan perubahan?
3. Apakah ada kemungkinan harapan untuk menemukan solusi yang baik dan
memuaskan?
4. Apakah cukup waktu untuk mencapainya dengan tenang dan tidak tergesa-
gesa?
6
Selain itu, metode ini juga mencakup tiga hal besar yang saling berkaitan satu
sama lainnya. Ketiga hal tersebut adalah :
1) Antecendent condition
Kondisi ini adalah setiap kejadian-kejadian yang mendahului terjadinya
proses pengambilan keputusan. Variabel yang sangat mempengaruhi adalah
komunikasi individu. Melalui komunikasi, seseorang akan mendapatkan
pengetahuan, peringatan, atau informasi lain yang relevan dengan keputusan yang
diambil. Faktor-faktor lainnya yang juga akan mempengaruhi adalah faktor
situasional, kepribadian dan karakteristik-karakteristik lainnya.
2) Mediating Process
Merupakan proses dimana individu dihadapkan pada dua pilihan yang
saling bertentangan serta memunculkan konskuensi yang bertentangan pula.
3) Consequencess
Setiap pilihan yang diambil pada mediating process akan menuju kepada
consquencess. Jika jawaban-jawaban yang diberikan negatif, maka individu akan
mengalami unconflicted adherence, unconflicted change, defensive avoidance dan
hypervigilance. Jika jawaban-jawabannya positif, maka yang akan terjadi adalah
vigilance, dimana ia akan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan dalam
mengambil langkah.
3. Klarifikasi kepercayaan
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku
yang baik dari orang lain.
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti
sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan
analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar
didalam aplikasi keperawatan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang
perlu dipahami oleh perawat .
Pilihan:
Penghargaan:
1. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang
bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan
2. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Setiap manusia pasti memiliki kepercayaan maupun adat istiadat yang diyakini
baik yang tidak bertentangan dengan kesehatan maupun yang bertentangan dengan
kesehatan .
Pemeran :
1. Perawat : Roro
2. Pasien : Widya
3. Keluarga pasien : Novia
4. Dokter : Suryati
8
Di sebuah rumah sakit swasta keluarga mendatangi poli anak di karenakan sang anak
mengalami keluhaan demam, pusing, mudah lelah dan terkadang mimisan, setelah dilakukan
pemeriksaan sang anak di diagnosa penyakit leukimia stadium 3 , dokter pun menyarankan orang
tua agar sang anak di lakukan kemotrapi dan perawatan intensif
( Berbicara dengan anak ) = adek yang sabar ya sayang , tetap semangat, adek harus kuat , adek
pasti sembuh biar bisa main2 lagi sama temannya
Perawat 2 : ya sudah kalau begitu kami permisi dulu ya bu , nanti kalau dokternya datang
kami akan langsung kesini , mohon di tunggu ya bu
Di sebuah Rumah Sakit x,klien di ruang rawat inap mengeluh lemas,pandangan kabur dan
pasien merasa lemas selama dirawat 3 hari.Setelah dilakukan pemeriksaan darah didapatkan
hasil Hemoglobin sangat rendah sehingga dokter menyarankan klien untuk mendapatkan
transfuse darah,namun dari pihak keluarga tidak setuju dengan tindakan transfuse yang
disarankan oleh dokter karena dalam kepercayaan mereka tidak boleh menerima darah/organ
dari orang lain selain dari orang dengan kepercayaan yang sama dengan mereka.
Perawat : ini bu,form pengambilan darah ke PMI,silahkan diisi dan nanti saya minta fotocopy
ktp ibu ya
Keluarga : permisi sus,saya boleh Tanya lagi ?
Perawat : ya bu,ada apa ?
Keluarga : saya masih sangat keberatan dengan rencana transfusi tadi
Perawat : kenapa bu ?
Keluarga : begini sus,dalam kepercayaan saya tidak boleh menerima darah atau organ dari
orang lain yang tidak memiliki kepercayaan yang sama dengan saya .
Perawat : Maaf sebelumnya buk , kami menghormati kepercayaan yang ibu
anut,kami juga ingin melakukan yang terbaik untuk bapak agar bapak cepat membaik .
Karu : ada apa ini dek ? (bertanya ke perawat)
Perawat : ini kak,ibu ini keluarga Tn.A tadi diinstruksikan oleh dokter harus transfuse tapi
ibunya tidak bisa menerima kak.
11
Karu : oh begitu,mari bu masuk ke dalam biar saya jelaskan
Keluarga : baik sus
Karu : silahkan duduk bu
Keluarga : terimakasih bu
Karu : jadi bagaimana bu permasalahannya ?
Keluarga : (menceritakan kembali alasan keluarga tidak menerima transfuse darah )
Karu : tapi ini sudah instruksi dari dokter bu dan sudah prosedur dari rumah sakit ini bahwa
selagi ada persediaan darah yang dibutuhkan oleh pasien,kami akan menyediakannya
bu,dipasok dari PMI…Disini kami berusaha untuk membantu dan mempermudah ibu
loh,karena golongan darah bapak sulit didapat….
Keluarga : iya saya mengerti sus,tapi ya bagaimana kepercayaan kami tidak bisa dilanggar
begitu saja
Karu : hmmm bagaimana ya bu,saya menghargai kepercayaan ibu,jadi begini saja bu,saya
punya alternative lain,bagaimana kalau ibu mencari sendiri darah yang memiliki golongan
yang sama dengan bapak dan memiliki kepercayaan sama dengan keluarga?
Keluarga : baiklah begitu saja sus,akan saya ussahakan mencarinya
Karu : tapi sebelumnya ibu harus menandatangani form penolakan tindakan dari rumah sakit
ya. Dan darah itu harus didapat dalam waktu kurang lebih 4 jam ya bu
Karu : dek siswa….. tolong ambilkan form penolakan itu dek
Datang seorang mahasiswa
Mahasiswa : dimana kak?
Karu : di lemari yang bawah itu
Mahasiswa : yang mana kak?
Karu : udah 2 minggu dinas disini masih juga tidak tau yang mana form itu,itu yang di map
merah itu
Mahasiswa : ini kak
Karu : makasih dek,lain kali lihat kakakannya kalau kerja ya
Mahasiswa : iya kak (permisi meninggalkan ruangan)
Karu : maaf bu,kita lanjutin lagi ya (sambil menjelaskan form tersebut)
Keluarga : ada apa ini sus? Suami saya kenapa ? (sambil menangis)
Dokter : mohon maaf bu,kami sudah berusaha untuk menyelamatkan bapak,namun Tuhan
berkehendak lain, suami ibu tidak dapat diselamatkan
Keluarga : (hanya menangis pasrah)
Perawat (membuka peralatan medis pada Tn.A) .
Keluarga : bagaimana ini sus , kenapa suami saya begini ?
Perawat : Ibu harus sabar dengan keadaan ini , kami sudah berusaha yang terbaik buat bapak
namun Tuhan berkehendak yang lain . kita hanya bisa mengiklaskan kepergian bapak agar
bapak pergi dengan tenang .
Keluarga : ( menangis dan pasrah )
Perawat : kami tinggal sebentar ya buk untuk mengurus kepulangan jenazah bapak
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44402/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=8A2FE4BEC6FD7726B51B3271D2C77F83?sequence=4
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42522/Chapter%20II.pdf?sequence=4
14