Disusun oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan minta maaf karena terdapat
Penyusun
BAB I
PENAHULUAN
Sepsis pada bayi baru lahir masih merupakan masalah yang belum dapat
dipecahkan dalam perawatan dan penanganan bayi baru lahir.Di negara berkembang
hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai kaitannya dengan
sepsis. Hal yang sama ditemukan pada negara maju yang dirawat di unit intensif bayi
baru lahir. Disamping morbiditas, mortalitas tinggi ditemukan pada penderita sepsis
BBLR dan prematurisme yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sepsis
bayi dengan insiden sepsis neonatal sangat rendah, antara 1-8 kasus per 1000
20%-30%.
terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh. Perjalanan penyakit sepsis
pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48 jam. Angka
beberapa jam, oleh Karena itu perlu adanya pengetahuan bagi tim kesehatan dalam
neonatorum, sehingga dapat mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas bayi, dan
1.3 TUJUAN
4. Mengetahui tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan sepsis
neonatorium
5. Mengetahui patofisiologi dari sepsis neonatorium
8. Mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk klien dengan sepsis
neonatorium
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah diseluruh tubuh yang terjadi pada bayi baru
Sepsis neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonates yang disebabkan oleh
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama
empat minggu pertama kehidupan.Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500
2.2 KLASIFIKASI
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal sepsis)
terjadi segera dalam periode pascanatal (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh
pada saat proses kelahiran atau in utero. Infeksi terjadi secara vertikal karena penyakit
ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau kelahiran bayi. Incidence
rate sepsis neonatorum awitan dini adalah 3.5 kasus per 1.000 kelahiran hidup dan
berasal dari lingkungan di sekitar bayi setelah 72 jam kelahiran. Proses infeksi
semacam ini disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal dan termasuk
2.3 ETIOLOGI
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri
seperti Acinetobacter sp, Enterobacter sp, Pseudomonas sp, serratia sp, Escerichia
1. Perdarahan
5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
melahirkan)
6. Proses kelahiran yang lama dan sulit
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik
serta dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang
Hipertermi atau hipotermi atau bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak ada
Distensi abdomen, malas atau tidak mau minum, muntah, diare, menyusu
ekimosis.
2.5 PATOFISIOLOGI
metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat, menimbulkan banyak
kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus
masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi
adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus rubella, herpes,
sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks
yaitu saat persalinan. Cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi
infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut, infeksi pada janin dapat
terjadi melalui kulit bayi dan port the entry lain saat bayi melewati jalan lahir yang
Gonorrea).
nasokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat pengisap lendir,
selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau
Masuk Ke neonates
Kuman dan virus dari ibu Kuman di vagina dan serviks Infeksi nosocomial
dari lingkungan
diluar Rahim
melewati plasenta dan Naik ke karoin dan amnion Melalui alat : melalui
SEPSIS
Menyusu Buruk
2.7 KOMPLIKASI
septik.Bayi mungkin juga kurang gizi sebagai akibat dari asupanenergi yang
dengan produksi asam laktat, selain itu ketika bayi mengalami hipotermia atau tidak
disimpan dalam lingkungan termal netral, upaya untuk mengatur suhu tubuh dapat
banyaknya bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh organ
hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan disfungsi hati
2. Dehidrasi
Kekurangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang kurang,
pada jaringan. Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang
sudah tua, ini merupakan proses normal. Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan
oksigen).Hemoglobin terdapat pada sel darah merah yang dalam waktu tertentu selalu
mengalami destruksi (pemecahan). Namun pada bayi yang mengalami sepsis terdapat
infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh, sehingga terjadi kerusakan sel
darah merah bukanlah hal yang tidak mungkin, bayi akan kekurangan darah akibat
dari hal ini (anemia) yang disertai hiperbilirubinemia karena seringnya destruksi
4. Meningitis
aliran darah.
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif yang
mukopoliskarida pada sepsis. Inilah yang akan memicu pelepasan faktor pembekuan
darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel yang teraktivasi ini akan memicu
diagnostik dari bayi yang diduga sepsis dan tanda-tanda penyakit saluran
pernapasan.Dalam kasus ini, radiografidada dapat menunjukkan difusi atau infiltrat
trombositopenia.Hasil biakan darah tidak selalu positif walaupun secara klinis sepsis
sudah jelas.Selain itu, biakan perlu dilakukan terhadap darah, cairan serebrospinal,
usapan umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari konjungtiva, cairan drainase atau
hasil isapan isapan lambung. Hasil biakan darah memberi kepastian adanya sepsis,
setelah dua atau tiga kali biakan memberikan hasil positif dengan kuman yang sama.
Bahan biakan darah sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi antibiotika.
Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan, antara lain pemeriksaan C-Reactive protein
(CRP) yang merupakan pemeriksaan protein yang disentetis di hepatosit dan muncul
2.9 PENATALAKSANAAN
a. Perawatan suportif
1) Menjaga kehangatan untuk memastikan temperature. Agar bayi tetap normal harus
dirawat di lingkungan yang hangat. Suhu tubuh harus dipantau secara teratur.
2) Cairan intravena harus diperhatikan. Jika neonatus mengalami perfusi yang jelek,
maka saline normal dengan 10 ml / kg selama 5 sampai 10 menit. Dengan dosis yang
sama 1 sampai 2 kali selama 30 sampai 45 menit berikutnya, jika perfusi terus
menjadi buruk. Dextrose (10%) 2 ml per kg pil besar dapat diresapi untuk
memperbaiki hipoglikemia yang adalah biasanya ada dalam sepsis neonatal dan
dilanjutkan selama 2 hari atau sampai bayi dapat memiliki feed oral.
3) Terapi oksigen harus disediakan jika neonatus mengalami distres pernapasan atau
sianosis
4) Oksigen mungkin diperlukan jika bayi tersebut apnea atau napas tidak memadai
perdarahan
6) Makanan secara enteral dihindari jika neonatus sangat sakit atau memiliki perut
nasigastric, pemantauan ketat dan konstan kondisi bayi dan perawatan ahli
b. Terapi pengobatan
diperoleh, dan dapat diberi secara parental. Pilihan obat yang diberikan adalah
ampisilin, gentasimin atau kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat lain
1. Pengkajian
a. Biodata klien berisi tentang : Nama,No. Register, umur, Jenis Kelamin, Alamat,
b. Riwayat kesehatan : kaji riwayat kesehatan klien yang dialami sekarang, dahulu,
dan keluarga
c. Riwayat kehamilan kaji kenaikan BB selama hamil , penyakit yang diderita ibu
saat hamil , keluhan apa saja yang dirasakan ibu saat hamil, dan apakah ibu
d. Riwayat kelahiran: berapa lama ibu saat melahirkan , apakah ada komplikasi
metabolic
frekuensi
a) Keadaan Umum
160x/menit)
c) Mata
dan kiril
d) Hidung
e) Telinga
Keadaan telinga apakah bersih atau tidak, apakah ada sekresi dan
Ada kah jamur (stomatitis, moniliasis), kelainan bibir dan rongga mulut
warna bibir
g) Leher
Adakah vena jugularis apakah ada pembesaran ,Arteri karotis : tidak ada
Perkusi = sonor ICS 1- ICS V, pekak dari ICS IV - ICS V lateral sinistra,
i) Ekstremitas atas
Tonus otot (keadaan otot ), Trauma, deformitas ada atau tidak ada,
Kelainan struktur ada atau tidak ada, CRT (capillary refill time)
Bising usus normal atau tidak, Ascites ada atau tidak ada, kondisi massa
tidak teraba massa Turgor kulit , Vena apakah ada nyeri tekan /tidak
Kondisi anus bersih atau tidak , apakah ada kelainan apa tidak.
l) Ekstremitas bawah
m) Integumen
h. pengkajian antropometri
Berat badan bayi normal , Panjang badan ,Lingkar kepala normal, Lingkar
i. reflek primitif
2. Diagnosa Keperawatan
selama 2 hari, pemeriksaan tanda- tanda vital RR: 50 x/menit, suhu : 38o c
,nadi 150x/menit
ASI/24 jam
Etiologi : Dehidrasi
3.Intervensi
Diagnosa 1 (hipertermi)
kondisi sakit berhubungan dengan panas ( hindari pakaian yang terlalu tebal,
labolatorium
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
Kasus:
Ny.X pergi ke rumah sakit dengan keluhan anaknya laki-lakinya yang berusia
25 hari mengalami demam sudah 2 hari, ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
terdapat tanda tanda seperti bibir membiru, demam, menangis kurang dan daya
menghisap lemah. Bayinya hanya minum 50 cc ASI/24 jam. BAK 2 kali dalam
sehari, BAB kurang lebih 1 kali dalam sehari, konsistensi BAB bayinya lembek,
berwarna kuning.Ibu mengatakan saat persalinan bayi ditolong oleh bidan. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan RR: 50 x/menit, suhu : 38o c, nadi 150x/menit, keadaan
bayi somnolen, kulit terlihat ikterik,CRT >2 detik, konjungtiva terlihat anemis,
mukosa kering, warna bibir kebiruan. Dalam pemeriksaan penunjang adanya reaktan
fase akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi bakteri)
A. PENGKAJIAN
Nama : By. A
Umur : 25 hari
IDENTITAS BAPAK
Nama : Tn. X
Umur : 40 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
B. RIWAYAT KESEHATAN
Ny.X datang ke rumah sakit dengan keluhan anak laki-lakinya yang berusia
25 hari demam sudah 2 hari. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami bibir
minum 50 cc ASI/24 jam. BAK 2 kali dalam sehari, BAB kurang lebih 1 kali dalam
5. RIWAYAT KEHAMILAN
2) Penyakit yang diderita ibu saat hamil : tidak memiliki riwayat penyakit selama
hamil.
C. POLA PENGKAJIAN
a. Nutrisi :
BAB kurang lebih 1 kali dalam sehari, konsistensi BAB bayinya lembek,
berwarna kuning
c. Aktifitas latihan :
d. Istirahat tidur :
Pola tidur bayi yang normalnya 18 – 20 jam/hari, saat sakit berkurang tidur
f. Psikososial :
n) Keadaan Umum
RR: 50 x/menit
Suhu : 38o c
Kebersihan : bersih
p) Mata
P (perkusi)= --
A (auskultasi)= --
q) Hidung
r) Telinga
Kebersihan : bersih
Struktur : normal
t) Leher
Perkusi = sonor ICS 1- ICS V, pekak dari ICS IV - ICS V lateral sinistra
v) Ekstremitas atas
3 3
3 3
w) Perut
x) Punggung
Auskultasi : --
z) Ekstremitas bawah
3 3
3 3
aa) Integumen
Warna kulit: ikterik
E. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Panjang badan : 54 cm
Lingkar dada : 35 cm
F. REFLEKS PRIMITIF
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Glukosa 69mg/dL
Eritrosit 3,72
H. ANALISA DATA
RR: 50 x/menit
Sepsis
Instabilitas
Termoregulasi
Hipertermia
tubuh bayi
Sepsis
sistem
kardiovaskuler
Hipotensi kulit
Defisit Volume
Cairan
selama 2 hari, pemeriksaan tanda- tanda vital RR: 50 x/menit, suhu : 38o c
,nadi 150x/menit
ASI/24 jam
J. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan (ONEC)
kondisi sakit
berhubungan Mengkolaboasikan
berwarna gelap
dan gunakan
pakain yang
mudah menyerap
keringat)
Kolaborasi
dengan dokter
pemberian obat
penurun panas
ketajaman/tumpul keseimbangan
Tingkat
pengaliran darah
melalui
pembuluh kecil
ekstermitas dan
memelihara
fungsi jaringan
dengan asupan selama 2x24 jam kulit yang kurang memperkuat tanda
volume cairan
volume cairan
pemeriksaan penembuhan
labolatorium pasien.
Pemberian cairan
dapat mengatasi
hipovolemia selain
itu pemeriksaan
labolatorium
untuk
mengevaluasi
perubahan
didalam hidrasi
atau viskositas
darah dan
elektrolit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sepsis neonatorum adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda
klinis dan gejala-gejala infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistematik
dan terdapat bakteri dalam darah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok
septik. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga
sering sekali tidak terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal
dalam 24 sampai 48 jam.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis susun untuk
kemajuan penulisan makalah selanjutnya dan umumnya untuk lebih dalam asuhan
keperawatan dalam kasus sepsis neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
kedokteran EGC