Anda di halaman 1dari 11

MENGENAL SEPSIS NEONATORUM, INFEKSI DARAH PADA BAYI

BARU LAHIR

Sepsis neonatorum adalah infeksi darah yang terjadi pada bayi yang baru
lahir. Infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan di berbagai organ tubuh bayi. WHO
memperkirakan terdapat sekitar 3 juta bayi di seluruh dunia meninggal karena
sepsis neonatorum setiap tahunnya.

Sepsis neonatorum umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun,


pada kasus tertentu, sepsis neonatorum juga dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan jamur. Apabila tidak diobati, infeksi ini bisa menyebabkan kecacatan hingga
kematian pada bayi.

A. Gejala-Gejala Sepsis Neonatorum


Gejala sepsis pada bayi cenderung tidak spesifik. Hal ini menyebabkan
bayi yang terkena sepsis sering dikira mengalami gangguan lain,
seperti pneumonia atau pendarahan otak.
Ketika terkena sepsis neonatorum, bayi dapat mengalami beberapa tanda
dan gejala berikut ini:
1. Suhu tubuh menurun atau meningkat (demam)
2. Bayi tampak kuning
3. Muntah-muntah
4. Lemas dan kurang responsif
5. Kurang mau menyusui
6. Diare
7. Perut membengkak
8. Detak jantung menjadi cepat atau lambat
9. Kejang-kejang
10. Kulit pucat atau kebiruan
11. Sesak napas
12. Gula darah rendah

B. Penyebab Sepsis Neonatorum


Berdasarkan waktu terinfeksinya, sepsis neonatorum pada bayi terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Infeksi terjadi saat persalinan (early onset)
Sepsis neonatorum yang terjadi setelah persalinan disebabkan oleh
infeksi bakteri yang berasal dari tubuh ibu, seperti Group B
Streptococcus (GBS), E.coli, dan Staphylococcus. Infeksi ini dapat terjadi
dalam waktu singkat, yaitu 24–72 jam setelah persalinan.
Selain bakteri, virus herpes simpleks (HSV) atau virus lainnya juga
bisa menyebabkan infeksi parah pada bayi yang baru lahir.
Risiko sepsis neonatorum jenis ini lebih tinggi jika Si Kecil lahir
prematur, infeksi plasenta dan air ketuban, serta lahir dari ibu yang
mengalami ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum persalinan.
2. Infeksi terjadi setelah persalinan (late onset)
Terjadi dalam jangka waktu 4–90 hari setelah bayi lahir. Kuman
penyebab infeksi ini sering kali berasal dari lingkungan,
misalnya Staphylococcus aureus, Klebsiella, dan Pseudomonas. Selain
bakteri, jamur Candida juga dapat menyebabkan sepsis pada bayi.
Risiko terjangkit sepsis neonatorum tipe ini akan meningkat apabila Si
Kecil menginap di rumah sakit dalam jangka waktu yang panjang, terlahir
prematur, atau terlahir dengan berat badan rendah.
C. Penanganan Sepsis Neonatorum pada Bayi
Bila Si Kecil menderita sepsis neonatorum, pengobatan harus dimulai
secepat mungkin. Bayi dengan sepsis neonatorum perlu mendapat perawatan
dan evaluasi ketat di rumah sakit. Tak jarang, bayi yang terkena sepsis
neonatorum perlu menjalani perawatan di ruang ICU bayi atau NICU.
Selama dirawat di rumah sakit, bayi yang terkena sepsis neonatorum akan
diberikan antibiotik dan dipantau ketat oleh dokter. Pemberian antibiotik dapat
dilakukan selama 7–10 hari, jika tidak ditemukan pertumbuhan kuman pada
pemeriksaan kultur darah atau cairan otak.
Jika ditemukan bakteri dalam pemeriksaan oleh dokter anak, antibiotik
dapat diberikan hingga 3 minggu. Sementara itu, jika sepsis neonatorum
disebabkan oleh virus HSV, bayi akan diberi obat antivirus acyclovir.
Selain diberi obat-obatan, dokter juga akan memantau tanda-tanda vital
dan tekanan darah bayi, serta melakukan pemeriksaan darah lengkap. Jika
suhu tubuh bayi tidak stabil, ia bisa dimasukkan ke dalam inkubator.
Sepsis neonatorium adalah kondisi serius dan masih menjadi salah satu
penyebab utama kematian pada bayi. Oleh karena itu, Bumil perlu melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter atau bidan
Selain itu, pastikan Bumil dibantu oleh tenaga kesehatan yang profesional
saat menjalani persalinan. Dengan pemeriksaan dan penanganan sedini
mungkin, Si Kecil akan tercegah dari risiko sepsis neonatorum.

Terakhir diperbarui: 2 Mei 2020

Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian

Refrensi:
https://www.alodokter.com/mengenal-sepsis-neonatorum-infeksi-darah-pada-
bayi-baru-lahir
Sepsis Neonatorum

Diterbitkan: 04 Oct 2019 | Lenny Tan

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

A. Pengertian sepsis neonatorum


Sepsis adalah kondisi yang membahayakan nyawa. Gangguan medis
ini disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi.
Sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari banyak penyakit dan
infeksi. Sepsis terjadi ketika zat-zat kimia dalam sistem imun dilepaskan
ke pembuluh darah untuk melawan infeksi, dan menyebabkan
peradangan.
Sepsis neonatorum adalah sepsis yang dialami oleh bayi baru lahir,
di bawah usia 28 hari. Kemunculan gejala sepsis neonat orum umumnya
dapat terlihat sebelum bayi berusia 72 jam.
Pada kasus yang berat, sepsis neonatorum dapat mengakibatkan syok
septik. Kondisi ini membutuhkan pertolongan medis secepatnya.
B. Tanda dan gejala sepsis neonatorum
Beberapa gejala sepsis neonatorum meliputi:
1. Perubahan suhu tubuh., misalnya demam di atas 38
derajat Celcius atau suhu tubuh di bawah 36 derajat Celcius.
2. Sesak napas.
3. Bayi menjadi kurang aktif.
4. Bayi malas menyusu.
5. Kejang.
6. Muntah.
7. Detak jantung yang lambat atau cepat.
8. Kulit dan bagian putih mata yang tampak kuning.
9. Diare atau konstipasi.
10. Kadar gula darah yang rendah.

C. Penyebab sepsis neonatorum


Penyebab sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri, khususnya
bakteri streptococcus. Selain itu, bakteri-bakteri lain juga bisa memicu
kondisi yang juga dikenal dengan istilah sepsis neonatal ini.
Misalnya Escherichia coli (E. coli), dan Listeria.
Selain bakteri, virus herpes simplex (HSV) juga dapat menyebabkan
infeksi berat pada bayi yang baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena sang
ibu yang baru terinfeksi. Bayi kemudian akan terinfeksi dari sang ibu
pada sebelum dan saat melahirkan.
Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko bayi yang
terinfeksi sepsis sebelum kelahiran:
1. Kelahiran prematur.
2. Air ketuban pecah selama 18 jam sebelum kelahiran.
3. Infeksi pada jaringan plasenta dan cairan amniotik.
Bayi yang menderita late onset (onset lambat) sepsis biasanya terinfeksi
setelah dilahirkan. Risikonya bisa meningkat apabila bayi:
1. Diinfus dalam waktu yang lama.
2. Menjalani rawat inap di rumah sakit untuk waktu yang lama.
D. Diagnosis sepsis neonatorum
Jika dicurigai mengalami gejala sepsis neonatorum, dokter akan
melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis sekaligus
menentukan tingkat keparahan infeksi. Beberapa jenis pemeriksaan t es
yang dilakukan sebagai proses diagnosis sepsis nenatorum meliputi:
1. Tes darah untuk mendeteksi adanya infeksi, gangguan pembekuan
darah, fungsi ginjal dan hati yang tidak normal, dan
ketidakseimbangan mineral (elektrolit).
2. Pemeriksaan untuk mengecek apakah ada penurunan jumlah oksigen
atau tidak.
3. Rontgen.
4. CT scan.
5. USG.
6. MRI.

E. Cara mengobati sepsis neonatorum


Pengobatan sepsis neonatorum adalah dengan memberikan antibiotik
secepatnya. Berikut penjelasannya:
1. Bayi baru lahir yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi akan
menerima infus antibiotik intravena meski tidak menunjukkan gejala
apapun.
2. Bayi di bawah usia empat minggu yang mengalami demam atau
gejala infeksi lainnya akan diberikan antibiotik intravena.
3. Apabila ditemukan bakteri dalam darah atau cairan tulang
belakangnya, bayi akan menerima infus antibiotik selama tiga
minggu. Namun durasi pengobatan dapat dipersingkat jika tidak
terdapat bakteri.

Sementara pada dugaan sepsis yang disebabkan oleh infeksi


virus herpes simplex, dokter akan memberikan obat antivirus
seperti acyclovir.
Apabila terlambat ditangani, sepsis neonatorum dapat memicu
komplikasi berupa kecacatan hingga kematian.

F. Cara mencegah sepsis neonatorum


Sebagai tindakan pencegahan sepsis neonatorum, Anda bisa
menerapkan beberapa langkah di bawah ini:
1. Pemeriksaan kehamilan secara berkala dan sesuai anjuran dokter.
Dengan ini, infeksi pada ibu hamil bisa terdeteksi dan ditangani
dengan cepat.
2. Menjalani proses melahirkan di fasilitas kesehatan yang terjamin.
3. Proses kelahiran bayi harus dilakukan dalam waktu 12-24 jam
setelah pecah ketuban.

Sepsis Neonatorum
Diterbitkan: 04 Oct 2019 | Lenny Tan
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Refrensi :
https://www.sehatq.com/penyakit/sepsis-neonatorum
Mengenal Sepsis Neonatal Pada Bayi Baru Lahir

Sepsis neonatal muncul di 7 hari pertama kehidupan bayi

Artikel ditulis oleh Carla Octama


Disunting oleh Carla Octama
Sepsis Neonatal merupakan jenis infeksi neonatal dan secara khusus
mengacu pada infeksi darah akibat bakteri (BSI) bayi baru lahir, seperti
meningitis, pneumonia, gastroenteritis atau pielonefritis dalam kondisi
deam.
Kriteria infeksi ini berhubungan dengan hemodinamik yang
berbahaya atau kegagalan pernafasan secara klinis karena gejala sering
tidak tampak di dalam kasus neonatus hingga kondisi penderita kritis dan
tidak dapat disembuhkan.
Sepsis neonatal dibagi menjadi dua kategori yakni early-onset
sepsis (EOS) dan late-onset sepsis (LOS). EOS mengacu pada sepsis
muncul pada 7 hari pertama kehidupan bayi (meskipun dalam beberapa
kasus EOS muncul saat 72 jam pertama kehidupan).
Adapun LOS merujuk pada kemundulan sepsis setelah 7 hari (atau
72 jam, tergantung pada sistem yang digunakan). Sepsis neonatal
merupakan satu-satunya penyebab utama kematian neonatal di rumah sakit
dan juga masyarakat di negara berkembangan.
A. Penyebab Sepsis Neonatal
Stagnasi insiden sepsis disebabkan oleh beberapa faktor perinatal
yang hingga saat ini masih belum dapat ditanggulangi secara optimal.
Faktor tersebut antara lain:

1. Diagnosis yang sulit ditegakkan akibat tanda dan gejala sepsis klasik
jarang ditemukan pada neonatus.
2. Sistem imun tidak dapat berfungsi dengan baik karena masih belum
berkembang.
3. Biakan darah baru memberikan hasil dalam kurun waktu 3-5 hari.
Demikian pula dengan pemeriksaan penunjang seperti rasio I/T, C
reactive protein dan lain sebagainya yang tidak spesifik serta sulit
digunakan sebagai pegangan dalam diagnosis pasti pasien sepsis.
4. Kuman penyebab infeksi tidak sama antara satu dengan yang
lainnya, baik antar waktu, antar klinik maupun antar negara.

Sering terjadi dilema pada penatalaksanaan pasien. Mortalitas


juga meningkat akibat terjadinya keterlambatan pengobatan.
Sementara gambaran klinik tidak khas sering menimbulkan over
diagnosis serta over treatment yang dapat merugikan penderita.
Meskipun perbedaan penyebab sepsis neonatal masih belum
diketahui secara pasti, beberapa hipotesa yang sering dikemukakan
adalah karena:
1. Perbedaan pola kuman yang ada di lingkungan ibu dan bayi.
2. Tingginya angka kejadian kolonisasi kuman pada ibu.
3. Perbedaan dalam respons imun serta faktor-faktor genetik dari
populasi.
4. Perbedaan pelansanaan analisa mikrobiologik yang dilaksanakan
oleh masing-masing negara.
Perbedaan bukan hanya muncul antar negara, namun dari
waktu ke waktu pola kuman bahkan juga selalu mengalami
perubahan. Perubahan pola kuman tersebut memiliki arti yang
penting di dalam penatalaksanaan sepsis neonatus.
Bukan hanya menggunakan pemilihan antibiotika, perubahan
kuman semacam ini bepengaruh terhadap prognosa dan komplikasi
jangka panjang yang mungkin diderita oleh neonatus.
Penderita sepsis yang disebabkan kuman Strepkokokus Grup
B memiliki angka kematian lebih rendah dibandingkan dengan
penderita yang disebabkan kuman Gram Negatif.
B. Tatalaksana Sepsis Neonatal
Adanya kenyataan-kenyataan dalam kaitannya dengan perbedaan
jenis kuman, tatalaksana sepsis neonatal membutuhkan pertimbangan -
pertimbangan antara lain:

1. Jenis kuman penyebab harus di evaluasi secara berkala.


2. Pemilihan antibiotika empirik dalam tata laksana sepsis perlu
memperatikan pola jenis kuman penyebab yang paling sering
ditemukan di masing-masing klinik.
3. Upaya diagnosa dini jenis kuman penyebab sangat berpengaruh
terhadap tata laksana dan prognosis pasien sepsis neonatal.

Pemberian obat dapat dianjurkan jika bayi menderita syok


septic yang ditandai dengan adanya hipotensi yang tidak bereaksi
terhadap pemberian cairan/ catecholamines. Dalam kondisi yang
semacam ini dapat diberikan hydrocortisone dengan dosis 2
mg/kgBB/hari.

Lamanya proses pengobatan juga tergantung pada jenis kuman


penyebab. Sepsis neonatal yang disebabkan kuman Streptokokus dan
Listeria, pemberian antibiotika dianjurkan selama 10-14 hari. Sepsis
neonatal yang disebabkan oleh kuman Gram Negatif membutuhkan
pengobatan yang terkadang diteruskan hingga 2-3 minggu.
Refrensi :
https://parenting.orami.co.id/magazine/mengenal-sepsis-neonatal-pada-bayi-baru-
lahir/
Artikel ditulis oleh Carla Octama
Disunting oleh Carla Octama
Tanggal 29 April 2018

Anda mungkin juga menyukai