Sepsis neonatorum adalah infeksi darah yang terjadi
pada bayi yang baru lahir. Infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan di berbagai organ tubuh bayi. Sepsis neonatorum umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, pada kasus tertentu, sepsis neonatorum juga dapat disebabkan oleh infeksi virus dan jamur. Apabila tidak diobati, penyakit infeksi ini bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian pada bayi. Berdasarkan waktu terinfeksinya, sepsis n eonatorum pada bayi terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Infeksi terjadi saat persalinan (early onset) Sepsis neonatorum yang terjadi saat persalinan disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari tubuh ibu, seperti Group B Streptococcus (GBS), E.coli, dan Staphylococcus. Infeksi ini dapat terjadi dalam waktu singkat, yaitu 24–72 jam setelah persalinan. Selain bakteri, virus herpes simpleks (HSV) atau virus lainnya juga bisa menyebabkan infeksi parah pada bayi yang baru lahir. Risiko sepsis neonatorum jenis ini lebih tinggi jika bayi lahir prematur, infeksi plasenta dan air ketuban, serta lahir dari ibu yang mengalami ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum persalinan. 2.Infeksi terjadi setelah persalinan (lat e onset)
Terjadi dalam jangka waktu 4–90 hari setelah bayi
lahir. Kuman penyebab infeksi ini sering kali berasal dari lingkungan, misalnya Staphylococcus aureus, Klebsiella, dan Pseudomonas. Selain bakteri, jamur Candida juga dapat menyebabkan sepsis pada bayi. Risiko terjangkit sepsis neonatorum tipe ini akan meningkat apabila bayi menginap di rumah sakit dalam jangka waktu yang panjang, terlahir prematur, atau terlahir dengan berat badan rendah. Gejala Neonatorum
• Suhu tubuh menurun atau meningkat (demam)
• Bayi tampak kuning • Muntah-muntah • Lemas dan kurang responsif • Kurang mau menyusui • Diare • Perut membengkak • Detak jantung menjadi cepat atau lambat • Kejang-kejang • Kulit pucat atau kebiruan • Sesak napas • Gula darah rendah Penanganan Sepsis Neonatorum
• Pengobatan harus dimulai secepat mungkin. Bayi dengan sepsis
neonatorum perlu mendapat perawatan dan evaluasi ketat di rumah sakit. Tak jarang, bayi yang terkena sepsis neonatorum perlu menjalani perawatan di ruang ICU bayi atau NICU. • Selama dirawat di rumah sakit, bayi yang terkena sepsis neonatorum akan diberikan antibiotik dan dipantau ketat oleh dokter. Pemberian antibiotik dapat dilakukan selama 7–10 hari jika tidak ditemukan pertumbuhan kuman pada pemeriksaan kultur darah atau cairan otak. • Jika ditemukan bakteri dalam pemeriksaan oleh dokter anak, antibiotik dapat diberikan hingga 3 minggu. Sementara itu, jika sepsis neonatorum disebabkan oleh virus HSV, bayi akan diberi obat antivirus acyclovir. • Selain diberi obat-obatan, dokter juga akan memantau tanda-tanda vital dan tekanan darah bayi, serta melakukan pemeriksaan darah lengkap. Jika suhu tubuh bayi tidak stabil, ia bisa dimasukkan ke dalam inkubator Pencegahan • Rutin melakukan vaksinasi • Menjaga kebersihan diri, termasuk mandi teratur dan rajin mencuci tangan • Segera melakukan perawatan jika mengalami gejala-gejala infeksi Terimakasih