Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY ASFIKSIA

PERAN :

1. BIDAN 1 7. DOKTER
2. BIDAN 2
3. BIDAN 3 8. ASISTEN DOKTER
4. ISTRI 9. BIDAN
5. SUAMI
6. MERTUA PEMBICARA

Disebuah rumah sederhana hiduplah sepasang suami istri yang baru saja
setahun yang lalu menikah. Kini sang istri sedang hamil, menurut Bidan Desa tempat Ibu
memeriksakan kehamilannya, tafsiran persalinan Ibu sudah dekat, Kira-kira 3 hari lagi.
Tentu saja sang Suami, merasa sangat senang dengan kehamilan istrinya. Terbukti dia
tidak pernah absen mengantar istrinya untuk memeriksakan kandungannya di
puskesmas terdekat.

suatu hari... sang istri sedang berbincang dengan suaminya mengenai rencana
mereka ketika bayinya nanti telah lahir...

Istri : “ wahh.. pak sebentar lagi anak kita akan lahir ya.. ibu seneng sekaliii pakk....”

sambil memeluk tangan suami...

suami : “ iya bu, bapak juga sudah sangat menantikan kelahiran bayi kita lohh...”

istri : “nanti anak kita cewek apa cowok ya pakk?”

suami : “ kalau bapak sih terserah tuhan saja, mau cewek atau cowok, yang penting
anak kita sehat pas lahiran..”

istri : “ yaudah.. tunggu ya pak, ibu mau ke dapur duluambil minuman..”

suami : “iya buu.”

ketika sang istri hendak ingin ambil minuman, tiba tiba... ibu merasa kesakitan dan
berteriak di dapur minta tolong....

istri : “ aduuuuuhhhhh sakiiiittt.. (sambil memegang perutnya)

mendengar teriaakan sang istri, sang suami pun langsung menemui istrinya di dapur..

suami : “ astagah.. ibu knapa? apanya yang sakit bu..? (sambil merangkul ibu)
istri : “perut saya sakit pakkk...”

suami : “ ya sudah.. ayo bu kita ke bidan... sepertinya ibu akan lahiran..!!”

Dengan sigap, sang suami pun langsung bergegas pergi ke puskesmas..

baru saja keluar rumah, tiba tiba ibu dan suami bertemu dengan kader desa tersebut
yang kebetulan hendak ingin melakukan kunjungan ANC.

kader : “ pak, ini ada apa? ibunya kenapa?”

suami : “ bu kader, sepertinya istri saya akan segera lahiran!!!”

istri : “ aduhhh sakitttt... tolong cepat bawa sayake puskesmaass!!”

kader : “ ya ampun, ya sudah.. mari kita bawa ibunya ke puskesmas...”

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di puskesmas. Dengan cepat,


kader segera memanggil ibu bidan.

kader : “ permisi, bidann.. “

bidan : “ ya ada apaa bu kader?”

kader : “ini bidan, ada yang mau lahirannn!!!”

bidan 1 : ya ampunn.. mari silahkan masuk dulu.. kader, tolong bantu bawa ke kamar
bersalin yaa.. saya mau panggil bidan 2 untuk membantu saya dalam proses
persalinan..”

kader : “ baik bidan... mari bu.. saya bantuu ke kamar bersalin.”

istri : “ aduhh sakiitt tolong sayaaa”

Kader : “ silahkan baring dulu bu..”

ibu berbaring di tempat tidur, sementara itu bidan 1 memanggil bidan 2 untuk
membantunya dalamproses persalinan...

bidan 1 : “ hallo, assalamualaikum bidan,”

bidan 2 : “ ya bidan, ada apa?”

bidan 1 : “bidan di puskesmas,ada pasien yang mau bersalin, dan saya butuh
pertolongan bidan, “

bidan 2 : “ya sudah, kamu anamnesa dulu terus observasi, setelah ini saya langsung
kesana yaa”
bidan 1 : “ baik bidan”

Kemudian bidan 1 pun melakukan anamnesa pada ibu, dan melihat data setiap
kunjungan ibu, kemudian bidan 1 melakukan pengkajian keadaan umum ibu, lalu bidan
1 melakukan pemantauan djj dan hasilnya djj lebih dari 100/menit, lalu bidan melakukan
pemeriksaan dalam.setelah dilakukan pemeriksaan dalam ternyata pembukaanya sudah
pembukaan 8 (primigavida),bidan 1 menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya.

bidan 1 : “Silahkan ambil posisi yang nyaman untuk ibu melakukan proses persalinan ya
bu,bapak tolong berikan ibu air minum.”

istri : “bu bidan perutku sakit sekali bu bidan(berteriak kesakitan)”

tak lama kemudian, bidan 1 pun datang...

bidan 2 : “ assalamualaikum.. jadi gimana perkembangannya, bidan?

bidan 1 : “ belumlama pasien telah saya periksa dalam, dan ibu sudah memasuki
pembukan 8 dan saya sudah membantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya..

bidan 2 : “ ya sudah, kalau begitu, kamu siapkan dulu peralatan partus set,infus,oksigen
dan alat untuk kegawatdaruratan laininya ya.. biar saya yang observasi lanjutan!..”

bidan 1 : “ iya bidan!!”

Setelah 4 jam kemudian pembukaan ibu sudah lengkap,sudah ada tanda-tanda


ibu ingin melahirkan seperti dorongan ingin mengedan,adanya sprinter anus,perinium
menonjol,vulva vagina ibu telah membuka,pecahnya ketuban dan ketubannya
bercampur dengan mekonium(berwarna kehijauan)

Bidan 1 : “iya bu saya akan segera membantu ibu,pembukaan ibu sudah lengkap,kalau
perut ibu merasakan sakit yang sangat hebat silahkan mengedan sekuat mungkin ya
bu,iya bu terus bu mengedan yg kuat ya bu.”

proses persalinanya berjalan dengan lancar,kondisi ibu dalam keadaan


baik.akan tetapi saat bayi keluar terjadi lilitan tali pusat,lalu bidan 2 segera
mengendorkan dan melepas lilitan tali pusat dan memotong tali pusat bayi.

bidan 2 : “ aduh bidan ada satu lilitan tali pusat, saya akan melepaskannya.. bidann
tolong segera siapkan meja resusitasi, untuk mengantisipasi..”

bidan 1 : “ baik bidan!”


sambil menyiapkan meja resusitasi, lahirlah bayi ibu, akan tetapi saat lahir
bayinya tidak menangis bayi terliha bernafas megap-megap,lalu bayi tampak
sianosis(biru),bayi tampak pucat Tonus otot menurun,Penurunan kesadaran tidak ada
respon terhadap refleks rangsangan.

Dari penyebab seperti saat dilakukan pemeriksaan djj janin lebih dari 110/menit
dan air ketuban bercampur mekonium dan tanda gejala bayi dengan bayinya tidak
menangis bayi terlihat bernafas megap-megap,lalu bayi tampak sianosis(biru),bayi
tampak pucat Tonus otot menurun,Penurunan kesadaran tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan maka diagnosanya adalah bayi ibu mengalami asfiksia berat.

Lalu setelah memotong tali pusat lalu bidan 2 segera meletakan bayi kemeja
resusitasi atau ketempat yang datar dan keras. kemudian bidan melakukan resusitasi
pada bayi yang bertujuan agar bayi dapat bernafas spontan dan normal.

bidan 2 : “ Bidan, tolong kamu urus ibunya yaa.. saya harus melakukan resusitasi pada
bayi ini”

bidan 1: “ baik bidan..”

setelah bayi di letakan di meja resusitasi, tiba tiba.. bidan 3 datang karna hari itu
sedang pergantian jadwal dinas...

bidan 3 : “ada apa? bayinya asfiksia?”

bidan 2 : iya bidan,bayi ini mengalami asfiksia, dan kita harus segera melakukan
resusitasi”

bidan 3 : “ ya sudah.. mari saya bantu..”

bidan 2 : “baik bidan..”

kemudian, bidan 2 melakukan langkah awal resusitasi..

tahap 1 langkah awal

1. Jaga bayi tetap hangat


2. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong tali pusat.
3. Pindahkan bayi diatas kain tempat resusitasi meja yang keras dan datar
4. Atur posisi bayi baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat
penolong.Ganjal bahu agar kepala bayi ekstensi.
5. Isap lendir dengan alat penghisap DeLee,Isap lender mulai dari mulut dulu
sedalam 5cm, kemudian dari hidung sedalam 3cm
6. Keringkan dan rangsang bayi.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya.dengan sedikit
tekanan. Rangsang ini dapat membantu bayi mulai bernafas.
Lakukan rangsang taktil dengan cara menepuk atau menyentil telapak kaki atau
menggosok punggung, perut,dada,tungkaibayi dan telapak tangan
7. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi.
8. Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya.
Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka,dan dada agar
bisa memantau pernafasan bayi.
9. Lakukan penilaian bayi apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau
megap-megap,bila bayi bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi.tetapi
bila bayi megap-megap atau tidak bernafas lakukan ventilasi percobaan

setelah itu, bidan 3 mengambil alih untuk melakukan tahap 2 resusitasi..

bidan 3 : “ biarkan saya yang lanjutkan bidan..”

bidan 2 : “ baik bidan”

tahap 2 yaitu ventilasi :

10. Pasang sunkup Pasang dan pegang sunkup agar menutupi mulut, hidung dan
dagu bayi.
11. Ventilasi percobaan 2 kali Lakukan tiupan atau pemompaan dengan tekanan 30
cm air.
12. Lihat apakah dada bayi mengembang.
Saat melakukan pemompaan perhatikan apakah dada bayi mengembang. Bila
tidak mengembang, periksa posisi sunkup pastikan tidak ada udara yang bocor,
periksa posisi kepala pastikan posisi sudah sedikit ekstensi, periksa cairan atau
lender dimulut bila masih terdapat lender lakukan penghisapan. Lakukan
pemompaan 2 kali, jika dada mengembang lakukan tahap berikutnya.jikq tidak
berhasil lakukan
13. Ventilasi definitif yaitu 20 kali dalam 30 detik.
Lakukan tiupan dengan tabung dan sunkup sebanyak 20 kali dalam 30 detik
dengan tekanan 20cm air
Pastikan dada mengembang saat dilakukan pemompaan, setelah 30 detik
lakukan penilaian ulang nafas.
14. Jaka bayi mulai bernafas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan
asuhan pasca resusitasi.
Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas lakukan ventilasi. Ventilasi, setiap 30
detik hentikan dan lakukan penilaian ulang nafas.
15. Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik.ventilasi setiap 30 detik. Lakukan
penilaian bayi apakah bernafas, tidak bernafas atau megap-megap.
Jaka bayi sudah mulai bernafas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan
asuhan pasca resusitasi.
16. Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30
detik kemudian lakukan penilaian ulang nafas setiap 30 detik.
17. Siapkan rujukan jika bayi belum bernafas selama 2 menit resusitasi.

Setelah melakukan ventilasi bayi masih bernafas megap-megap dan belum


dapat bernafas normal,lalu bidan 2 segera meminta persetujuan rujukan kepada suami
atau keluarga pasien

bidan 3 : aduhh bagaimana ini, bayinya tetap saja tidak menangis.. kita harus mengambil
keputusan.. kita harus segera merujuk bayi ini..”

bidan 2 : “ iya bidan, biar saya saja...

bidan 2 pun langsung menghampiri keluarga sang ibu..

bidan 2 ; “Keluarga ibu... boleh ikut saya sebentar..”

suami : “ iya bidan.. ada apa dengan bayi kami?”

Bidan 3 : begini pak anak bapak mengalami keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir karena air ketuban nya
bercampur mekonium dan karena lilitan tali pusat,tadi saya telah melakukan tindakan
segera yaitu tindakan resusitasi agar bayi bapak dapat bernafas dg spontan dan
normal,tetapi bayi bapak harus mendapatkan pertololongan lebih lanjut ke rumah sakit
pak,jdi jika bapak bersedia silahkan tanda tangani surat persetujuan rujukan ini dan saya
akan segera merujuk anak bapak
suami : iya bu saya bersedia,lakukan yang terbaik untuk anak saya bu,selamat kan
anak saya bu”

Setelah mendapatkan tanda tangan persetujuan rujukan akhirnya bidan segera


mempersiapkan rujukan dengan BAKSOKUDA,lalu bidan 2 segera merujuk bayi ibu
tersebut,selama diperjalanan rujukan bidan Lakukan resusitasi ventilasi sambil
memeriksa denyut jantung bayi.

beberapa menit kemudian... sampailah di rumah sakit...

Anda mungkin juga menyukai