Pembagian Sepsis:
1. Sepsis dini –> terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan
amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan/nosokomial –> terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat
perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.
B. Etiologi
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada
bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
Perdarahan
Demam yang terjadi pada ibu
Infeksi pada uterus atau plasenta
Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
Proses kelahiran yang lama dan sulit
D. Faktor Risiko
1. Sepsis Dini
2. Sepsis Nosokomial
E. Pencegahan
Pada masa Antenatal –> Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan
terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
Pada masa Persalinan –> Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
Pada masa pasca Persalinan –> Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan
tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril.
F. Prognosis
25% bayi meninggal walaupun telah diberikan antibiotik dan perawatan intensif.
Sepsis adalah sindrome yang di karakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah, yang dapat
berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Marilynn E. Doenges, 1999).
Sepsis adalah bakteri umum pada aliran darah. (Donna L. Wong, 2003).
Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan. (Bobak, 2004). Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Mary E.
Muscari, 2005).
B. ETIOLOGI
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis
pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri :
1. Bakteri escherichia koli
2. Streptococus group B
3. Stophylococus aureus
4. Enterococus
5. Listeria monocytogenes
6. Klepsiella
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai berikut :
3. Saluran nafas: apnoe, dispnue(< 30x/menit), takipnae(>60x/menit), retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis
4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi(> 160x/menit), bradikardi(< 100x/menit)
5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
7. Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung
8. Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
9. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
10. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan)
atau penonjolan pada ubun-ubun
11. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
12. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
13. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.
KOMPLIKASI
5. Perdarahan
9. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
10. roses kelahiran yang lama dan sulit
H. PENCEGAHAN
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita
ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat
kesehatan bila diperlukan.
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus
secara steril.
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang
memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48jam.(perawatan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran, jakarta :
EGC).
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis
bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai
sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)
Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan.
Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007)
Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005)
sepsis neunatorum adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan dan dapat
menyebabkan kematian.
Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu,
seperti Streptococus group B (SGB), akteri enterik dari saluran kelamin ibu, Virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, dan
stafilokokus.
1. Umum : panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih, sianosis.
4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardia.
5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun
menonjol,high-pitched cry
6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.
(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke
depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah
2.7 KOMPLIKASI
Dehidrasi
Asidosis metabolic
Hipoglikemia
Anemia
Hiperbilirubinemia
Meningnitis
DIC.
PENCEGAHAN
a. Pada masa antenatal
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang
di derita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan
janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
b. Pada saat persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik, yang artinya dalam melakukan pertolongan persalinan harus
dilakukan tindakan aseptik. Tindakan intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar
diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan, melakukan rujukan secepatnya bila
diperlukan dan menghindari perlukaan kulit dan selaput lendir.
c. Sesudah persalinan
Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan
lingkungan dan peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, perawatan luka umbilikus secara steril.
Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan
kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan bayi
secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar
bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular di isolasi, pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui
pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi. (Sarwono, 2004)
A. Pengertian
sepsis neunatorum adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan dan
dapat menyebabkan kematian
B. Penyebab
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
Perdarahan
Demam yang terjadi pada ibu
Infeksi pada uterus atau plasenta
Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
Proses kelahiran yang lama dan sulit
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke
depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah
D. PENCEGAHAN
a. Pada masa Antenatal :
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang
diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin.
Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
b. Pada masa Persalinan :
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
c. Pada masa pasca Persalinan :
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka
umbilikus secara steril.
A. Pengertian
Sepsis neunatorum adalah infeksi
berat karena bakteri pada aliran
darah bayi selama empat minggu
pertama kehidupan dan dapat
menyebabkan kematian
B. Penyebab
Beberapa komplikasi kehamilan yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya
sepsis pada neonatus antara lain :
Perdarahan
Demam yang terjadi pada ibu
Infeksi pada uterus atau plasenta
Ketuban pecah dini (sebelum 37
minggu kehamilan)
Ketuban pecah terlalu cepat saat
melahirkan (18 jam atau lebih
sebelum melahirkan)
Proses kelahiran yang lama dan sulit
C. Tanda dan Gejala
Gejala infeksi sepsis pada neonatus
ditandai dengan:
Bayi tampak lesu
tidak kuat menghisap
denyut jantung lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik
gangguan pernafasan
kejang
jaundice (sakit kuning)
muntah
diare
perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga
tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
Infeksi pada tali pusar (omfalitis)
menyebabkan keluarnya nanah atau
darah dari pusar
Infeksi pada selaput otak (meningitis)
atau abses otak menyebabkan koma,
kejang, opistotonus (posisi tubuh
melengkung ke depan) atau
penonjolan pada ubun-ubun
Infeksi pada tulang (osteomielitis)
menyebabkan terbatasnya pergerakan
pada lengan atau tungkai yang
terkena
Infeksi pada persendian menyebabkan
pembengkakan, kemerahan, nyeri
tekan dan sendi yang terkena teraba
hangat
Infeksi pada selaput perut
(peritonitis) menyebabkan
pembengkakan perut dan diare
berdarah
D. PENCEGAHAN
a. Pada masa Antenatal :
Perawatan antenatal meliputi
pemeriksaan kesehatan ibu secara
berkala, imunisasi, pengobatan
terhadap penyakit infeksi yang
diderita ibu, asupan gizi yang
memadai, penanganan segera
terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin.
Rujuk ke pusat kesehatan bila
diperlukan.
b. Pada masa Persalinan :
Perawatan ibu selama persalinan
dilakukan secara aseptik.
c. Pada masa pasca Persalinan :
Rawat gabung bila bayi normal,
pemberian ASI secepatnya, jaga
lingkungan dan peralatan tetap bersih,
perawatan luka umbilikus secara
steril.