Anda di halaman 1dari 22

Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan lain.

Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru


lahir tetapi merupakan penyebab daro 30% kematian pada bayi baru lahir.

Pembagian Sepsis:

1. Sepsis dini –> terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan
amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan/nosokomial –> terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat
perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.

B. Etiologi

Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada
bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.

Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :

 Perdarahan
 Demam yang terjadi pada ibu
 Infeksi pada uterus atau plasenta
 Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
 Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
 Proses kelahiran yang lama dan sulit

C. Tanda dan Gejala

Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai dengan:

 Bayi tampak lesu


 tidak kuat menghisap
 denyut jantung lambat dan suhu tubuhnya turun-naik
 gangguan pernafasan
 kejang
 jaundice (sakit kuning)
 muntah
 diare
 perut kembung

D. Faktor Risiko

1. Sepsis Dini

 Kolonisasi maternal dalam GBS, infeksi fekal


 Malnutrisi pada ibu
 Prematuritas, BBLR

2. Sepsis Nosokomial

 BBLR–>berhubungan dengan pertahanan imun


 Nutrisi Parenteral total, pemberian makanan melalui selang
 Pemberian antibiotik (superinfeksi dan infeksi organisme resisten)

E. Pencegahan

 Pada masa Antenatal –> Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan
terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
 Pada masa Persalinan –> Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
 Pada masa pasca Persalinan –> Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan
tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril.

F. Prognosis

25% bayi meninggal walaupun telah diberikan antibiotik dan perawatan intensif.
Sepsis adalah sindrome yang di karakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah, yang dapat
berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Marilynn E. Doenges, 1999).

Sepsis adalah bakteri umum pada aliran darah. (Donna L. Wong, 2003).
Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan. (Bobak, 2004). Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Mary E.
Muscari, 2005).
B. ETIOLOGI
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis
pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri :
1. Bakteri escherichia koli
2. Streptococus group B
3. Stophylococus aureus
4. Enterococus
5. Listeria monocytogenes
6. Klepsiella
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai berikut :

1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema

2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali

3. Saluran nafas: apnoe, dispnue(< 30x/menit), takipnae(>60x/menit), retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis

4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi(> 160x/menit), bradikardi(< 100x/menit)

5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol

6. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdaraha.

7. Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung

8. Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
9. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar

10. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan)
atau penonjolan pada ubun-ubun

11. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena

12. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat

13. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.

KOMPLIKASI

1. Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya

2. Sepsis berat : sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal

3. Syok sepsis : sepsis berat disertai hipotensi\

4. Sindroma disfungsi multiorgan (MODS)

5. Perdarahan

6. Demam yang terjadi pada ibu

7. Infeksi pada uterus atau plasenta

8. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)

9. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
10. roses kelahiran yang lama dan sulit

H. PENCEGAHAN

a. Pada masa Antenatal :

Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita
ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat
kesehatan bila diperlukan.

b. Pada masa Persalinan :

Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.

c. Pada masa pasca Persalinan :

Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus
secara steril.

 Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang
memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48jam.(perawatan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran, jakarta :
EGC).
 Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis
bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).
 Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai
sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)
 Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan.
Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007)
 Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005)

sepsis neunatorum adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan dan dapat
menyebabkan kematian.

Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri:

 Ketuban pecah sebelum waktunya / ketuban pecah dini


 Perdarahan atau infeksi pada ibu.

Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu,
seperti Streptococus group B (SGB), akteri enterik dari saluran kelamin ibu, Virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, dan
stafilokokus.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

1. Umum : panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih, sianosis.
4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardia.
5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun
menonjol,high-pitched cry
6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.
(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)

Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:

 Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
 Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke
depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
 Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
 Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
 Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah

2.7 KOMPLIKASI

 Dehidrasi
 Asidosis metabolic
 Hipoglikemia
 Anemia
 Hiperbilirubinemia
 Meningnitis
 DIC.
 PENCEGAHAN
 a. Pada masa antenatal
 Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang
di derita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan
janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
 b. Pada saat persalinan
 Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik, yang artinya dalam melakukan pertolongan persalinan harus
dilakukan tindakan aseptik. Tindakan intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar
diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan, melakukan rujukan secepatnya bila
diperlukan dan menghindari perlukaan kulit dan selaput lendir.
 c. Sesudah persalinan
 Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan
lingkungan dan peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, perawatan luka umbilikus secara steril.
Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan
kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan bayi
secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar
bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular di isolasi, pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui
pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi. (Sarwono, 2004)

A. Pengertian
sepsis neunatorum adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan dan
dapat menyebabkan kematian

B. Penyebab
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :

 Perdarahan
 Demam yang terjadi pada ibu
 Infeksi pada uterus atau plasenta
 Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
 Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
 Proses kelahiran yang lama dan sulit

C. Tanda dan Gejala

Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai dengan:

 Bayi tampak lesu


 tidak kuat menghisap
 denyut jantung lambat dan suhu tubuhnya turun-naik
 gangguan pernafasan
 kejang
 jaundice (sakit kuning)
 muntah
 diare
 perut kembung

Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:

 Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
 Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke
depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
 Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
 Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
 Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah
D. PENCEGAHAN
 a. Pada masa Antenatal :
 Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang
diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin.
Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
 b. Pada masa Persalinan :
 Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
 c. Pada masa pasca Persalinan :
 Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka
umbilikus secara steril.
A. Pengertian
Sepsis neunatorum adalah infeksi
berat karena bakteri pada aliran
darah bayi selama empat minggu
pertama kehidupan dan dapat
menyebabkan kematian
B. Penyebab
Beberapa komplikasi kehamilan yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya
sepsis pada neonatus antara lain :
 Perdarahan
 Demam yang terjadi pada ibu
 Infeksi pada uterus atau plasenta
 Ketuban pecah dini (sebelum 37
minggu kehamilan)
 Ketuban pecah terlalu cepat saat
melahirkan (18 jam atau lebih
sebelum melahirkan)
 Proses kelahiran yang lama dan sulit
C. Tanda dan Gejala
Gejala infeksi sepsis pada neonatus
ditandai dengan:
 Bayi tampak lesu
 tidak kuat menghisap
 denyut jantung lambat dan suhu
tubuhnya turun-naik
 gangguan pernafasan
 kejang
 jaundice (sakit kuning)
 muntah
 diare
 perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga
tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
 Infeksi pada tali pusar (omfalitis)
menyebabkan keluarnya nanah atau
darah dari pusar
 Infeksi pada selaput otak (meningitis)
atau abses otak menyebabkan koma,
kejang, opistotonus (posisi tubuh
melengkung ke depan) atau
penonjolan pada ubun-ubun
 Infeksi pada tulang (osteomielitis)
menyebabkan terbatasnya pergerakan
pada lengan atau tungkai yang
terkena
 Infeksi pada persendian menyebabkan
pembengkakan, kemerahan, nyeri
tekan dan sendi yang terkena teraba
hangat
 Infeksi pada selaput perut
(peritonitis) menyebabkan
pembengkakan perut dan diare
berdarah
D. PENCEGAHAN
 a. Pada masa Antenatal :
 Perawatan antenatal meliputi
pemeriksaan kesehatan ibu secara
berkala, imunisasi, pengobatan
terhadap penyakit infeksi yang
diderita ibu, asupan gizi yang
memadai, penanganan segera
terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin.
Rujuk ke pusat kesehatan bila
diperlukan.
 b. Pada masa Persalinan :
 Perawatan ibu selama persalinan
dilakukan secara aseptik.
 c. Pada masa pasca Persalinan :
 Rawat gabung bila bayi normal,
pemberian ASI secepatnya, jaga
lingkungan dan peralatan tetap bersih,
perawatan luka umbilikus secara
steril.

Anda mungkin juga menyukai