Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

IRMA KRISMAWATI

P1337420518058

ABIMANYU 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul ”Makalah Promosi Kesehatan“. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas individu mata kuliah Promosi Kesehatan program studi D3 Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang. Dalam penyusunan laporan
pendahuluan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
demi terselesainya makalah ini.

2. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan dalam proses
pembelajaran kami di Fakultas Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang

3. Teman-teman sekalian yang membantu serta memberikan dorongan serta semangat dalam
menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata, berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran di
Fakultas Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Temanggung, 19 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan masyarakat
(public health). Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan
demografi. Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-
faktor yang menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit
bersumber makanan seperti penyakit penyakit lain yang berhubungan dengan kemiskinan
dan kondisi kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya, disadari bahwa
kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat (Depkes RI., 2004).
Aktivitas promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa adalah advokasi (advocating),
pemberdayaan (enabling) dan mediasi (mediating). Selain itu, juga dirumuskan 5
komponen utama promosi kesehatan yaitu: 1) membangun kebijakan public berwawasan
kesehatan (build healthy public policy), 2) menciptakan lingkungan yang mendukung
(create supportive environments), 3) memperkuat gerakan masyarakat (strengthen
community action), 4) membangun keterampilan individu (develop personal skill), dan 5)
reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services). Berdasarkan Piagam Ottawa
tersebut, dirumuskan strategi dasar promosi kesehatan, yaitu empowerment
(pemberdayaan masyarakat), social support (bina suasana), dan advocacy (advokasi)
(WHO, 2009).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas, pada tahun 2009
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu-
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia
pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI., 2004).
Upaya yang dapat dilakukan seorang apoteker di fasilitas kesehatan primer dapat
berupa pelayanan kesehatan promotive (promosi kesehatan), preventive (pencegahan
penyakit), curative (pengobatan penyakit) dan rehabilitation. Untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang optimal dibutuhkan tenaga kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan, dan sarana prasarana yang berkualitas (pemulihan kesehatan). Apoteker
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang diakui oleh pemerintah, memiliki peran dalam
pembangunan kesehatan terutama kesehatan masyarakat. Apoteker sebagai profesi
kesehatan yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidang kefarmasian (sediaan
farmasi dan alat kesehatan) bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas dan ketepatan
obat pada seluruh proses terkait sediaan farmasi (IAI, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan tujuan dari promosi kesehatan?
2. Sebutkan visi dan misi dari promosi kesehatan?
3. Sebutkan metode dan media dalam promosi kesehatan?
4. Apa pengertian dari pemasaran sosial? Bagaimana prinsip dan proses dari pemasaran
sosial?
5. Bagaimana etika dalam promosi kesehatan? Berikan contohnya
6. Sebutkan prinsip dan langkah-langkah pendidikan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari promosi kesehatan
2. Mengetahui visi dan misi dari promosi kesehatan
3. Mengetahui metode dan media dalam promosi kesehatan
4. Mengetahui pengertian, prinsip dan proses dari pemasaran sosial
5. Mengetahui etika dalam promosi kesehatan
6. Mengetahui prinsip dan langkah-langkah pendidikan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan
kontrol dan peningkatan kesehatan. (Akbar, M.A. 2019)
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan masyarakaat melalui
pembelajaran diri,oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya dan didukung kebijakan oublik yang berwawasan kesehatan. (KMK No. 1114
Tahun 2005)

Promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan


dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Azwar,1983 ; Machfoedz, et al., 2005).
Jadi, promosi kesehatan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan
lingkungannya.
Tujuan dari promosi kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan menurut (Ahmad,
2014) yaitu berdasarkan progam, pendidikan dan perilakunya. Tujuan progam (jangka
panjang) meliputi refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan mengenai
hal-hal yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan. Tujuan pendidikan (jangka menengah) merupakan pembelajaran yang harus
dicapai agar perilaku yang diinginkan dalam mengatasi masalah kesehatan dapat tercapai
(Green dalam Ahmad, 2014). Sementara, tujuan perilaku (jangka pendek) merupakan
gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan.

2.2 Visi Misi Promosi Kesehatan

Visi promosi kesehatann membahas mengenai pembangunan kesehatan Indonesia


yang diaturbdalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Isi dari visi tersebut yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosial sehingga masyarakat dapat produktif secara
ekonomi

ekonomi maupun sosial.

Sedangkan misi promosi kesehatan ialah terkait upaya pencapaian suatu visi,
diantaranya yaitu advokasi, mediasi dan kemampuan atau keterampilan. Advokasi
merupakan kegiatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan untuk
mempengaruhi para pembuat keputusan bahwa progam kesehatan yang ditawarkan perlu
mendapat dukungan melalui suatu keputusan. (Notoadmodjo, 2012)

2.3 Metode dan Media Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi,


Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

1. Berdasarkan Teknik Komunikasi


a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb
2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan
telepon dan lain-lain
b. Pendekatan Kelompok

Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok


sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain :
Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan Masal
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada
sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini
adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media
cetak lainnya, Pemutaran film, dll.

3. Berdasarkan Indera Penerima


a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima
sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan
Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film
b. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui
indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat,
didengar,dicium, diraba dan dicoba)

Media Promosi Kesehatan

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat
bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium,
untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media promosi
kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi
yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV,
radio, komputer, dan lain-lain) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif
terhadap kesehatannya.

Jenis Media Promosi Kesehatan


a. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)
1) Bahan bacaan : Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin,
dan sebagainya.
2) Bahan peragaan : Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film,
dan seterusnya.
b. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:
1) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau
foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi
informasi dan menghibur. Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet,
brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
 Kelebihan media cetak diantaranya adalah : a) Tahan lama, b) Mencakup
banyak orang, c) Biaya tidak tinggi, d) Tidak perlu listrik, e) Dapat dibawa
ke mana-mana, f) Dapat mengungkit rasa keindahan, g) Meningkatkan
gairah belajar.
 Kelemahan media cetak yaitu : a) Media ini tidak dapat menstimulir efek
suara dan efek gerak, b) Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005).
2) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film,
cassete, CD, VCD.
 Kelebihan media elektronika diantaranya : a) Sudah dikenal masyarakat, b)
Mengikutsertakan semua panca indra, c) Lebih mudah dipahami, d) Lebih
menarik karena ada suara dan gambar bergerak, e) Bertatap muka, f)
Penyajian dapat dikendalikan, g) Jangkauan relatif lebih besar, h) Sebagai
alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
 Kelemahan media elektronika diantaranya : a) Biaya lebih tinggi, b)
Sedikit rumit, c) Perlu listrik, d) Perlu alat canggih untuk produksinya dan
persiapan matang, e) Peralatan selalu berkembang dan berubah serta perlu
keterampilan penyimpanan, f) Perlu terampil dalam pengoperasian
(Notoatmodjo, 2005).
3) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:
Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan
disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh
semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI, 2006).
 Kelebihan media luar ruang diantaranya : a) Sebagai informasi umum dan
hiburan, b) Mengikutsertakan semua panca indra, c) Lebih mudah
dipahami, d) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak, e)
Bertatap muka, f) Penyajian dapat dikendalikan, g) Jangkauan relatif lebih
besar, h) Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail, i) Dapat
menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.
 Kelemahan media luar ruang diantaranya : a) Biaya lebih tinggi, b) Sedikit
rumit, c) Ada yang memerlukan listrik, d) Ada yang memerlukan alat
canggih untuk produk¬smya, e) Perlu persiapan matang, f) Peralatan selalu
berkembang dan berubah, g) Perlu keterampilan penyimpanan, h) Perlu
keterampil dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

2.4 Pengertian, prinsip dan proses pemasaran sosial dalam promosi kesehatan.
Pemasaran sosial adalah suatu bentuk disiplin untuk mengembangan kegiatan
komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat di pakai untuk
meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang di anjurkan, tokoh yang akan di pakai
untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan
bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan
diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan
pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dan bertujuannya untuk
mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Pemasaran sosial selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan
yang dikaitkan dengan kesehatan. Kemudian dilakukan penyampaian anjuran tentang
produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif.
Prinsip proses pemasaran sosial didasarkan pada bauran pemasaran. Orientasi
dari pemasaran adalah konsumen. Disini konsumen menjadi titik tolak suatu proses yang
mempunyai 4 unsur : produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih terkenal dengan
“1C4P” (Consumer, product, price, promotion, dan place). Untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, keempat unsur tersebut harus dikembangkan dan
dikelolasecara terpadu sebagai suatu kesatuan, yang disebut bauran pemasaran atau
marketing mix.
Proses pemasaran sosial :
1. Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi
yang dapat membantu dan bekerjasama.
2. Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat.
3. Menyusun strategi
4. Monitoring dan evaluasi
5. Pelaksaan proses pemasaran.
2.5 Etika dalam Promosi Kesehatan ( Bottom Up atau Top Down)
Dalam kegiatan promosi kesehatan terdapat persoalan kontrol dan kekuasaan.
Siapa yang memutuskan kegiatan apa yang hendak dilaksanakan, siapa yang menetapkan
agenda? Apakah dari bottom up, diterapkan oleh penduduk sendiri yang mengidentifikasi
hal-hal yang mereka anggap relevan atau top down dterapkan oleh promotor kesehatan
yang mempunyai kekuasaan dan sumber-sumber untuk membuat keputusan dan
memperkenalkan gagasan mereka tentang apa yang seharusnya dikerjakan. Contoh :
pada tingkat individu ada spektrum kemungkinan posisi yang dapat diambil pada satu
sisi memberi tekanan atau melakukan persuasi, memberikan nasihat. Kemudian posisi
yang netral memberikan fakta tetapi membiarkan klien mengambil keputusan. Dapat
juga promotor kesehatan mendengar, memberikan informasi bila ditanyai tetapi tidak
pernah menawarkan nasihat bahkan pendapat.

2.6 Prinsip dan Langkah-langkah dalam Pendidikan Kesehatan


Adapun prinsip pendidikan kesehatan yaitu:
a. Pendkes bukan hanya pelajaran dikelas tetapi merupakan kumpulan pengalaman
dimana saja dan kapan saja.
b. Pendkes tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
c. Mencipatakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat
mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
d. Pendkes dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan kesehatan sudah mengubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah dalam pendidikan kesehatan:
a. Mengenal masalah, wilayah dan sasaran
b. Menentukan prioritas
c. Menentukan tujuan
d. Menentukan sasaran
e. Menentukan isi pendkes
f. Menentukan metode yang akan digunakan
g. Memilih alat peraga atau media yang dibutuhkan
h. Menyusun rencana penilaian
i. Menyusun rencana kerja/ pelaksanaanya
Daftar Pustaka
Akbar,M.A. 2019. Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar Dalam Keperawatan Komunitas.
Deepublish: Jakarta
Machfoedz, I.; Suryani, E ; Sutrisno ; Santoso, S., 2005, Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan, Fitramaya: Yogyakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:RinekaCipta
Nurmala,Ira. 2020. Promosi Kesehatan. Airlangga University Press: Surabaya

Anda mungkin juga menyukai