Anda di halaman 1dari 25

BERAT BAYI LAHIR

RENDAH (BBLR)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
ABIMANYU 2

DISUSUN OLEH :
1. SITI HARYANTI (P1337420518074)
2. ARIJ ZAHROTUN (P1337420518054)
3. VITA NURSILAWATI P. (P1337420518062)
4. NOVITA RISMAWATI (P1337420518095)
PENGERTIAN
• Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan
yang kurang dari 2500 gram. Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan
lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat mengganggu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat


lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction) (Pudjiadi, dkk, 2010).
TANDA-TANDA BBLR
1. Bayi lebih kecil dari bayi baru lahir yang normal
2. Lingkaran lengan atas bayi kurang dari 9 cm
(diukur dari pertengahan lengan atas)
3. Tubuhnya kurang berisi, ototnya lembek dan
kulitnya mungkn keriput atau tipis
4. Mudah tersedak
PENYEBAB BBLR / ETIOLOGI

Faktor Ibu : penyakit, ibu, keadaan sosial ekonomi

Faktor Janin : kelainan kromosom, infeksi


janin kronik, gawat janin, kehamilan kembar

Faktor Plasenta : hidramnion, ketuban pecah


dini

Faktor Lingkungan : tempat tinggal didataran


tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Jumiarni (2006), manifestasi klinis BBLR adalah
sebagai berikut :

1. Preterm : sama dengan bayi prematuritas murni


2. Term dan posterm :
• Kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada
• Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput
tipis
• Jaringan lemak dibawah kulit tipis
• Tali pusat berwarna kuning kehijauan
KLASIFIKASI BBLR
Menurut Proverawati dan Ismawati (2010) dalam Kristiani (2014) 12 , terdapat 2
jenis klasifikasi BBLR, yaitu :

• Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-


Menurut 2500 gram.
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir
harapan 1000- 1500 gram.
hidupnya • Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.

• Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari


37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi atau biasa disebut
Menurut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
masa • Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan
gestasinya kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK)
PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi :
• Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hampir semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi,
kalsium, fosfor, dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
• Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
• Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih
tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi
preterm.
• Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.
• Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalor
PATHWAY BBLR
PERAWATAN PADA BAYI BBLR

• Mempertahankan suhu tubuh bayi agar


tetap hangat
• Pengawasan nutrisi atau ASI pada bayi
• Pencegahan infeksi
• Penimbangan ketat
• Awasi tanda-tanda gawat pernafasan
• Cegah terjadinya hipoglikemia
CARA PENCEGAHAN BBLR
• Makanan 2x lebih banyak atau 1x lebih sering
daripada sebelum hamil
• Memeriksakan kehamilan paling sedikit 4x
selama kehamilan
• Mengurangi kerja berat yang melelahkan dan
istirahat yang cukup
• Mengatur jarak kehamilan minimal 3 tahun
TINJAUAN TEORI ASUHAN
KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
PENGKAJIAN FOKUS
a. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
• Arti sehat dan sakit bagi pasien
• Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
• Perlindungan terhadap kesehatan
b. Pola metabolik nutrisi
• Kebiasaan jumlah makanan
• Jenis dan jumlah makanan dan minuman
c. Pola eliminasi
Kebiasaan pola buang air kecil dan besar (frekuensi, jumlah, warna, bau)
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan diukur dengan skala :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung dan tidak mampu
e. Pola istirahat-tidur
• Kebiasaan tidur sehari-hari
• Jadwal istirahat dn relaksasi
• Gejala gangguan pola tidur
f. Pola persepsi kognitif
• Status mental
• Bicara
• Penglihatan dan pendengaran
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
• Harga diri
• Ideal diri
• Gambaran diri
• Peran diri
• Identitas diri
h. Pola hubunga peran
• Ketidakpuasan /kepuasan menjalankan peran
• Pentingnya keluarga
• Struktur dan dukungan keluarga
• Pola pembesaran anak
• Orang terdekat dengan klien
i. Pola reproduksi-seksualitas
• Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik atau
psikologi
• Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia,
payudara, rectum)
j. Pola toleransi terhadap stress dan koping
• Tingkat stress yang dirasakan
• Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
• Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan
keefektifannya
• Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga
k. Pola keyakinan-nilai
• Pentingnya agama/spiritualitas, nilai dan kepercayaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Pola Nafas


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3. Risiko Infeksi
4. Intoleransi aktivitas
5. Hipotermi
INTERVENSI / PERENCANAAN
A. Ketidakefektifan Pola nafas
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak
adekuat
Kriteria Hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips).
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
• Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, pernafasan).
Rencana tindakan ;
• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
• Lakukan suction pada mayo
• Berikan bronkodilator bila perlu
• Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
• Monitor respirasi dan status O2 Oxygen Therapy
• Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
• Pertahankan jalan nafas yang paten
• Atur peralatan oksigenasi
• Monitor aliran oksigen
• Pertahankan posisi pasien
• Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi :
- Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
- Timing rasio
- Penurunan kapasitas vital dsb.
B. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Kriteria Hasil :
• Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
• Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
• Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
• Tidak ada tanda tanda malnutrisi
• Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
• Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Rencana tindakan ;
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition
Monitoring
12. BB pasien dalam batas normal
13. Monitor adanya penurunan berat badan
14. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
15. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
16. Monitor lingkungan selama makan
17. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
18. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
19. Monitor turgor kulit
20. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
21. Monitor mual dan muntah
22. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
23. Monitor makanan kesukaan
24. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
25. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
26. Monitor kalori dan intake nuntrisi
27. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika
lidah berwarna magenta, scarlet.
C. Resiko infeksi
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Kriteria Hasil :
• Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
• Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
• Jumlah leukosit dalam batas normal.
• Menunjukkan perilaku hidup sehat.
Rencana tindakan ;
1.Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasienlain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4.Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
5.Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
6.Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
8.Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat
9. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkanInfeksi kandung kencing
11. Tingktkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotic bila perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
13. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
14. Monitor hitung granulosit, WBC
15. Monitor kerentanan terhadap infeksi
16. Batasi pengunjung
17. Saring pengunjung terhadap penyakit menular
18. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
19. Pertahankan teknik isolasi k/p
20. Berikan perawatan kuliat pada area epidema
21. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
22. Ispeksikondisiluka / insisi bedah
23. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
24. Dorong masukan cairan
25. Dorong istirahat
26. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
27. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejalainfeksi
28. Ajarkan cara menghindari infeksi
29. Laporkan kecurigaan infeksi
30. Laporkan kultur positif
D. Hipotermi
Definisi : temperatur suhu dibawah rentang normal.
Kriteria Hasil :
• Suhu tubuh dalam rentang normal.
• Nadi dan RR dalam rentang normal
Rencana tindakan ;
1.Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik jika perlu Vital sign Monitoring
13. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
14. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
15. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
16. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
17. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
18. Monitor kualitas dari nadi
19. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
20. Monitor suara paru
21. Monitor pola pernapasan abnormal
22. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
23. Monitor sianosis perifer
24. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
25. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai