Anda di halaman 1dari 18

SUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN

HALUSINASI PENDENGARAN

Nama : Wenny Gloria

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
(IKB) ST. FATIMAH MAMUJU
TAHUN 2022/2023
PENGKAJIAN FISIK

1. Identitas Pasien
Inisial : Ny. H
Ruang Rawat : RS Dadi makassar
Tanggal Pengkajian : 3 maret 2021
Umur : 39 Tahun
Agama : Kisten
Informan : Pasien dan perawat

2. Alasan Masuk
Pasien Awalnya marah-marah karena kesal, melamun, sering bicara
sendiri, mondar mandir, mendengar suara-suara tanpa wujud, sering
melihat orang- orang arab tanpa wujud, tertawa sendiri.

3. Faktor Predisposisi
Pasien sebelumnya mengalami gangguan jiwa sejak SMP kelas 1 dan
sebelumnya juga pasien belum pernah dibawa ke yayasan pemenang
jiwa. Dirumah pasien tidak pernah minum obat, sehingga timbul
gejala-gejala seperti diatas. Pasien awalnya marah-marah dan
melempar barang-barang karena kesal, suka menyendiri, melamun,
sering bicara sendiri, mondar mandir, mendengar suara-suara tanpa
wujud, tertawa sendiri akhirnya keluarga membawa pasien ke
Yayasan Pemenang Jiwa Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 16
Januari 2016 . Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa.
4. Fisik
Pasien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital, didapatkan hasil TD : 110/80 mmHg ; N : 82x/i ; S
: 36,5oC ; P : 20x/i. Pasien memiliki tinggi badan 168 cm dan berat
badan 67 Kg.

5. Psikososial
a. Genogram

Penjelasan :
Pasien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, pasien
memiliki 2abang
dan 1 kakak perempuan. Pasien belum menikah.

:laki-laki

: perempuan

: meninggal

: pasien

b. Konsep diri
a) Gambaran diri : pasien menyukai tubuhnya yang tidak ada
cacat.
b) Identitas : pasien anak ke 4 dari 4 bersaudara
c) Peran : pasien hanya sempat sekolah SMP kelas
1 yang saat ini tidak memiliki pekerjaan
d) Ideal diri : pasien sudah merasa bosan dan ingin
secepatnya pulang ke rumah.
e) Harga diri : pasien merasa malu berada di RS dan
merasabosan
c. Hubungan social
Pasien mengganggap bahwa keluarganya adalah orang yang
sangat berarti dalam hidupnya, terutama orangtuanya.
Pasien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di
kelompok/masyarakat. Pasien mengatakan mempunyai
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena
pasien sulit bergaul dan selalu ingin menyendiri dan pasien
juga beranggapan bahwa orang-orang yang disekitanya jahat
dan suka mara-marah

d. Spiritual
Nilai dan Keyakinan : Pasien beragama kristen dan yakin
dengan agamanya.
a. Kegiatan Ibadah : Pasien melakukan ibadah selama
dirawat.

3.5.4 Status Mental


1. Penampilan pasien rapi seperti berpakaian biasa pada
umum nya.
2. Pembicaraan Pasien bicara dengan lambat.
3. Aktivitas Motorik
Pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari – hari.
4. Suasana perasaan
kliien tidak mampu mengepresikan perasaan nya pada
saatmendengarkan suara – suara.
Masalah keperawatan Gangguan Sensori Persepsi
Halusinas
5. Afek :
wajah sesuai dengan topik pembicaraan
6. Interaksi selama
wawancara Pasien
kooperatif saat
wawancara
7. Persepsi
Pasien mengatakan bahwa ia mendengar ada suara-
suara Masalah keperawatan : Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
8. Proses Pikir
Pasien mampu menjawab apa yang ditanya dengan
9. Isi pikir
Pasien dapat mengontrol isi pikirnya,pasien tidak
mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham.
Pasien tidak mengalami fobia, obsesi ataupun
depersonalisasi.
10. Tingkat kesadaran
Pasien tidak mengalami gangguan orientasi, pasien
mengenali waktu, orang dan tempat.
11. Memori
Pasien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan
yang baruterjadi.
12. Tingkat konsentrasi berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan
sederhana tanpa bantuan orang lain.
13. Kemampuan penilaian
Pasien dapat membedakan hal yang baik dan yang Daya
tilik diri Pasien tidak mengingkari penyakit yang
diderita, pasien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan
dirawat di rumah sakit jiwa buruk (mampu melakukan
penilaian).
6. Mekanisme Koping
Pasien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu pasien dapat
berbicarabaik dengan orang lain.

7. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Pasien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena
pasien selaluingin menyendiri.

8. Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa


Pasien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya
dan obatyang dikonsumsinya.

9. Aspek Medik
Diagnosa medis : Skizofrenia
ParanoidTerapi medis yang
diberikan: Resperidon tablet 2
mg 2x1
10. Analisa Data

No Data Masalah keperawatan

1 Ds : Gangguan persepsi sensori


- Staf pegawai mengatakan, bahwa : halusinasi
pasien suka tertawa sendiri dan
berteriak
- Pasien sering melihat orang-orang
asing seperti : orang arab, tanpa
wujud dan terkadang mendengar
suara-suara bisikan.
- Pasien mengatakan orang arab
yang tanpa wujud tersebut
muncul 3 kali/ hari disaat dia
menyendiri dan ketika melihat
orang ramai.
Pasien sangat takut dan gelisah
jika melihat orang tersebut.
DO :
- Pasien sering bicara ngawur,
- terkadang bicara sendiri,
senyum-senyum sendiri.
jika melihat orang arab tersebut.
DO :
- Pasien sering bicara ngawur,
terkadang bicara sendiri,
senyum-senyum sendiri.
2 Ds : Isolasi Sosial : Menarik
Pasien mengatakan tidak mengikuti Diri
kegiatan di kelompok/masyarakat.
Pasien mengatakan mempunyai
hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain karena pasien sulit
bergaul dan selalu ingin menyendiri.
Do :
Pasien tampak menghindari
interaksi, terlihat sedih, pendangan
menunduk kebawah

3 Ds : Harga Diri Rendah


Pasien mengatakan malu dan malas
berinteraksi dengan orang lain, pasien
merasa dibuang oleh keluarganya, malu
karena tidak mempunyai pekerjaan dan
penghasilan sendiri, pasien memilih
memendam masalahnya sendiri,

Do :
Pasien tampak lemah dan tidak
bersemangat, kontak mata kurang,
pasien lebih sering menyendiri.
11. Pohon Masalah

Gangguan presepsi sensori :


halusinasi penglihatan

Isolasi Sosial: Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri

12. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


2. Isolasi sosial : menarik diri
13. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI
1. Gangguan persepsi sensori SP 1:
:halusinasi 1. Identifikasi isi, waktu terjadi,
DO : situasi pencetus, dan respon
Pasien sering bicara ngawur, terhadap halusinasi
terkadang bicara sendiri, 2. Mengontrol halusinasi dengan
senyum-senyum sendiri. cara menghardik

SP 2:
Ds : Mengontrol Halusinasi dengan
- Keluarga pasien caraminum obat secara teratur.
mengatakan bahwa pasien
SP 3:
suka tertawa sendiri dan
mengontrol halusinasi dengan
berteriak
carabercakap – cakap dengan orang
- Pasien sering melihat
lain
orang-orang asing seperti :
SP 4:
orang arab, tanpa wujud
mengontrol halusinasi dengan cara
dan terkadang mendengar melakukan aktifitas terjadwal
suara-suara bisikan.
- Pasien mengatakan orang
arab yang tanpa wujud
tersebut muncul 3 kali/
hari disaat dia menyendiri
dan ketika melihat orang
ramai.
- Pasien sangat takut dan
gelisah jika melihat
orang tersebut.
2. Isolasi sosial Bina hubungan saling percaya
dengan Mengemukakan prinsip
komunikasiterapeutik
Sp1:
Menjelaskan keuntungan dan
kerugianmempunyai teman
Sp2:
Melatih pasien dengan
berkenalandengan 2
orang
Sp3:
Melatih pasien bercakap-cakap
sambilmelakukan kegiatan harian.
Sp4 :
Melati berbicara sosial:
seperti meminta
sesuatu, berbelanja
dan
sebagainya.
14. Implementasi dan Evaluasi

Waktu Implementasi Evaluasi


09 maret 1. Data S : Senang
2021 Tanda dan gejala :bicara O :
sendiri, marah – marah - Pasien mampu mengenali
Jam 10:45 tanpa sebab , halusinasi yang dialami nya: isi,
memalingkan muka ke frekuensi, waktu terjadi, sruasi
arah telinga, ketakutan pencetus,perasaan, respon dengan
pada suatu yang tidak mandiri
jelas.
- Pasien mampu Mengontrol
2.Diagnosa Keperawatan halusinasinya dengan cara
Husinasi penglihatan. menghardik dengan mandiri
A : Halusinasi (+)
3.Tindakan Keperawatan P:
Sp1 halusinasi - Latihan mengidentifikasi
1.Identifikasi isi, waktu halusinasinya; isi, frekuensi,
terjadi, sitausi pencetus, dan watu terjadi, sruasi pencetus,
respon terhadap halusinasi. perasaan dan respon halusinasi
2.Mengontrol halusinasi 3x/hari
dengan cara menghardik - Latihan menghardik halusinasi
3x/ hari
4.RTL
Sp2; mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat
Sp3; mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap –
cakap

12 maret 1. Data S : pasien mengatakan dia merasa


2021 Tanda dan gejala : bicara senang bisa bercakap-cakap dengan
Jam 10 :30 atau tertawa sendiri, orang lain
mudah marah – ketakutan O : Pasien mempraktekkan cara
pada suatu yang tidak bercakap-cakap dengan orang lain
jelas, sering meludah.. A : Halusinasi penglihatan (+)
Kemampuan: P : Intervensi dilanjutkan
2. Diagnosa keperawatan - Latihan menghardik halusinasi
Halusinasi 3 x/ hari
3. Tindakan keperawatan - Latihan minum obat dengan
Sp4 : Halusinasi prinsip 6 benar 2 x/ hari
- Mengevaluasi - Latihan bercakap-cakap
kemampuan dengan orang lain 3x/ hari
Menghardik Latihan kegiatan spritual
Halusinasi
- Melatih pasien untuk
melakukan kegiatan
spritual dengan cara
berdoa.
-
RTL :
Halusinasi ; : Follow up dan
evaluasi Sp 1-4 Halusinasi
19 maret Diagnosa keperawatan : S: Senang, wajah cerah
2021 Isolasi sosial.
O: - Pasien dapat menyebutkan
Tindakan keperawatan : keuntungan dalam berhubugan
Bina hubungan saling memiliki teman dan pasien juga
percaya dengan dapat menyebutkan kerugian tidak
Mengemukakan prinsip memiliki teman.
komunikasi terapeutik - Pasien dapat berkenalan
Sp1: dengan orang lain
Menjelaskan keuntungan disekitarnya dengan baik.
dan kerugian mempunyai A: Sp 1- Sp 2 tercapai.
teman P: intervensi dilanjutkan Sp3-Sp4.
Sp2:
Melatih pasien dengan
berkenalan dengan 2 orang

RTL:
Sp3 dan Sp4 :

Sp3: S: pasien mengatakan senang dapat


Melatih pasien bercakap- berinteraksi dengan temannya yang
cakap sambil melakukan lain,
kegiatan harian. O: pasien dapat mempraktekkan
Sp4 : cara berkenalan dengan orang lain,
Melati berbicara sosial: dan bercakap-cakap, pasien dapat
seperti meminta sesuatu, melakukan kegiatan sehari-harinya.
berbelanja dan sebagainya. A: Sp 3- Sp4 dapat tercapai.
P: intervensi dihentikan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

Pertemuan .... Hari, TGL : ........

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif

- Staf pegawai mengatakan, bahwa pasien suka tertawa sendiri dan


berteriak
- Pasien sering melihat orang-orang asing seperti : orang arab, tanpa
wujud dan terkadang mendengarsuara-suara bisikan.
b. Data Objektif
- Pasien sering bicara ngawur,
- Terkadang bicara sendiri, senyum-senyum sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan :
Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasinya
b. Tujuan Khusus
· Klien dapat membina hubungan saling percaya
· Klien dapat mengidentifikasi penyebab halusinasinya
· Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala halusinasi
· Klien dapat mengidentifikasi halusinasi yang dilakukan
· Klien dapat mengidentifikasi akibat halusinasi
· Klien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi
· Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol halusinasi
· fisik 1: menghardik
· Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan :
· Bina hubungan saling percaya
· Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan nya ketika mendengar suara
aneh
· Bantu klien mengungkapkan penyebab halusinasi
· Bantu klien mengungkapkan tanda gejala halusinasi yang dialaminya
· Diskusikan dengan klien halusinasi yang dilakukan selama ini
· Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan
pada diri sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan
· Diskusikan bersama klien cara mengontrol halusinasi secara fisik :
menghardik suara-suara
· Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan
harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Perkenalkan nama saya wenny, . Saya adalah mahasiswa
dari STIKES St. FATIMAH MAMUJU
Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat Ibu
Nama Ibu siapa dan suka dipanggil siapa? Baiklah mulai sekarang saya
akan panggil Ibu hilda saja, ya”
b. Evaluasi/validasi
“kalau boleh tahu, sudah berapa lama Ibu hilda di sini ? Apakah Ibu
hilda masih ingat siapa yang membawa kesini ? bagaimana perasaan Ibu
hilda saat ini? Saya lihat Ibu hilda sering tampak berteriak-teriak dan
menutup telinga, sekarang Ibu hilda masih merasakan hal tersebut ?”
c. Kontrak :
· Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang lain Ibu
hilda masih mendengar suara-suara aneh dan bagaimana cara
mengontrolnya? Ok. bu?”

· Waktu
Berapa lama Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja?
· Tempat
Ibu senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal
Ibu merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini
saja ya, Bu”
· Tujuan
Agar Ibu dapat mengontrol halusinasi dengan kegiatan yang positif yaitu
dengan latihan mengahardik dengan cara menuup telinga, mengajak
rang di rumah untuk berbicara dengan ibu dan tidak menimbulkan
kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.
2. Fase Kerja
“Nah, sekarang coba Ibu ceritakan, Apa yang membuat Ibu hilda mendengar
suara berisik ditelinga? ” Apakah sebelumnya Ibu pernah mendengar
bisikan suara? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?”
“Lalu saat Ibu mendengar suara apa yang Ibu rasakan? Apakah Ibu merasa
takut, gelisah, berteriak, dan berbicara pada suara itu? ”
“Setelah itu apa yang Ibu lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu,masalah Ibu dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa
kerugian yang Ibu hilda alami?”
“Menurut Ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Ibu belajar cara
mengahardik suara itu dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol halusinasi, Ibu. Salah satunya adalah
dengan cara menghardik suara. Jadi melalui kegiatan ini, rasa ketakutan Ibu
dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya
menghardik suara”
”Begini Bu, kalau tanda-tanda itu tadi
sudah Ibu rasakan, maka Ibu menghardiknya dengan menutup telinga.
“Ayo Bu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, Ibu menghardikna
dengan menutup telinga, bagus..,. Nah, lakukan jika suara iu terdengar
lagi. “
“Bagus sekali, Ibu sudah bisa melakukannya”
“ Nah.. Ibu hilda tadi telah melakukan latihan mengardik suara-suara dengan
menutup telinga, dan bercakap-cakap dengan orang lain atau keluarga
dirumah sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila suara
aneh itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
· Subyektif
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan
latihan mengardik suara tadi? Ya...betul, dan kelihatannya
Ibu terlihat sudah lebih rileks”.
· Obyektif
”Coba apakah Ibu mendengar suara berbisik-bisik, lalu apa yang ibu
rasakan dan apa yang akan Ibu lakukan untuk menghilangkan suara-
suara ang berbisik ditelinga”. Coba tunjukan pada saya cara ibu
menghadik suara tersebut.
“Wah...bagus, Ibu masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di
tulis dalam jadwal kegiatan harian Ibu.
c. Kontrak yang akan datang
· Topik :
“ Nah, Bu. Ibu bisa mempraktekkan kembali untuk mengatasi suara-
suara yang berbisik ditelinga ibu.

Tempat :
“ baiklah bu, hari ini cukup untuk latihannya. Besok Kita akan bertemu
untuk mempelajari lagi cara mengntrol halusinasi yang kedua yaitu
kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa ibu? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi? dimana, Bu? Di teras
ruangan ini saja lagi , Bu”. “ok, Bu, sampai jumpa di pertemuan
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai