Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Nn. TM Tanggal Pengkajian : 26 Juli 2020

Umur : 34 tahun

Informan : Ny. AR

Alamat : Ohoijang.

B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

Pasien sering menjerit berkata “tidak” dan “pergi” sambil menutup telinganya
kemudian menangis. Pasien berteriak dan ketakutan. Ia berkata ada seseorang yang
ingin membunuhnya. Keluarga sudah membawa pasien tersebut ke dukun untuk
diobati tetapi pengobatan itu tidak berhasil.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? Ya Tidak √

2. Pengobatan sebelumnya?

Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil

3. Penganiayaan Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya Fisik √ 23

Aniaya Seksual √ 23

Penolakan

KDRT

Tindakan Kriminal
Penjelasan no.1,2,3 : Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa
lalu. Pasien pernah mengalami aniaya fisik (korban
pemerkosaan) pada usia 23 tahun. Dan pasien pernah
mengalami aniaya seksual (korban pemerkosaan) pada
usia 23 tahun.

Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak √

Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan

Masalah Keperawatan : -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pasien mengatakan sering


diintip oleh teman lelaki saat ia berada di dalam kamar mandi sekolah pada
saat ia duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional, Harga Diri Rendah (HDR).

D. MASALAH FISIK

1. Tanda Vital TD: 100/80 mmHg N: 100 x/menit

RR: 24 x/menit T: 36,70 C

2. Ukur TB: 165 cm BB: 47 kg

3. Keluhan Fisik Ya √ Tidak

Jelaskan : Pasien sering mengeluh sakit pada alat kelaminnya saat


BAK dan sering mengeluh gatal pada alat kelaminnya
pada saat malam hari sehingga pasien takut dan malu
untuk berinteraksi dan takut untuk diketahui oleh orang
lain.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial.


E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram (3 Generasi)

Keterangan: : Laki-laki

: Perempuan

: Pasien (34 tahun)

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

Jelaskan : Komunikasi pada keluarga pasien (Nn.AR) tidak


efektif. Setiap anak AR mendapatkan masalah, ia tidak
pernah mau untuk menceritakan masalah kepada orang
tuanya maupun kepada saudara kandungnya. Ia biasanya
hanya memendamnya sendiri. Bila ada masalah dalam
keluarga, biasanya tidak dibicarakan kepada seluruh
anggota keluarga. (buat yang tinggal satu rumah dengan
garis putus2)

Masalah Keperawatan : Komunikasi inefektif.

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri : Pasien merasa jijik dengn dirinya, ia merasa kotor dan
merasa tidak berguna lagi ia hidup di dunia ini.
b. Identitas diri : Menyadari bahwa ia terlahir sebagai wanita.

c. Peran : Pasien merasa sedih karena semenjak kejadian tersebut


pasien berhenti kuliah karena merasa malu dengan
teman-temannya.

d. Ideal diri : Pasien bercita-cita ingin menjadi seorang guru SMA.

e. Harga diri : Semenjak kejadian tersebut keluarga pasien jarang


mengajak pasien untuk berkomunikasi.

Masalah Keperawatan: Pasien mengalami gangguan gambaran diri, peran, ideal


diri, dan gangguan harga diri rendah.

3. Hubungan Sosisl

a. Orang yang berarti: Ayah dan ibu.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat (dirumah dan di RS):

 Di lingkungan masyarakat: Pasien dulu aktif di lingkungan di


masyarakat, pasien tergabung dalam Remaja Islam masjid.
 Di Lingkungan Rumah Sakit: Pasien mau mengikuti kegiatan kelompok
yang diadakan oleh perawat seperti TAK.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (di rumah dan di RS):

 Di lingkungan masyarakat: Pasien merasa sulit untuk berkomunikasi


dengan orang lain karena pasien merasa malu dan jijik dengan dirinya
dan merasa semua orang membencinya.
 Di lingkungan rumah sakit: Pasien merasa sulit untuk berinteraksi
dengan pasien lain dan petugas kesehatan karena pasien merasa malu.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial.

4. Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan : Pasien menganut agama islam.


b. Kegiatan ibadah : (di rumah dan di RS)

 Pada saat sebelum kejadian pemerkosaan pasien sangat tekun beribadah


namun setelah kejadian itu pasien kadang-kadang beribadah dan kadang-
kadang tidak.

 Pada saat dirumah sakit pasien tidak pernah sholat sehingga pasien
merasa gelisah dan tidak tenang

Masalah Keperawatan : Distress spiritual.

F. STATUS MENTAL

1. Penampilan √ Tidak Rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian

tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : pakaian pasien tidak rapi, letak kancing tidak benar, dan
pakaiannya kusut.

Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap √ Agitasi

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai

Pembicaraan

Jelaskan : pasien tampak tegang saat berbicara, mata melotot


tertuju pada satu titik, lalu tiba-tiba pasien menjerit
sambil menutup telinga.

Masalah Keperawatan : kerusakan komunikasi verbal (agitasi), halusinasi

3. Aktifitas Motorik

√ Tik Grimsen Tremor Kompulsif


Jelaskan : mata tampak melotot dan tertuju pada satu titik dan
pasien tampak terlihat ketakutan.

Masalah Keperawatan : Halusinasi penglihatan

4. Alam perasaan

Sedih √ Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Pasien tampak ketakutan sambil menutup mata dan


telinga serta mengatakan “tidak”, bahkan pasien sampai
menangis.

Masalah Keperawatan : Gangguan alam perasaan : ketakutan.

5. Afek

Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Pasien kadang tampak diam dan tiba-tiba menjerit


dengan mata melotot dan gerakan tangan seperti
menghalau sesuatu.

Masalah Keperawatan : Gangguan alam perasaan :labil.

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan √ Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata kurang Defensif Curiga

Jelaskan : Pasien tampak tidak kooperatif ketika menjawab


pertanyaan dari perawat, pasien menutup mata dan
menutup telinga.

Masalah Keparawatan : Kerusakan komunikasi verbal.

7. Persepsi halusinasi

√ Pendengaran √ Penglihatan Perabaan


Pengecapan Penghidu

Jelaskan : Kapan terjadinya,respon pasien terhadap kita saat terjadi


halusinasi, frekuensi halusinasi, lamanya halusinasi, isi
halusinasi, fase halusinasi

pasien tampak ketakutan sambil menutup telinga dan


memandang pada satu titik lalu berkata “tidak” dan
“pergi”. Tangan pasien seperti menghalau sesuatu yang
ada di depannya.

Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran dan penglihatan.

8. Proses pikir


Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of idea Blocking Pengulangaan pembicaraan/

Preservasi

Jelaskan : Ketika menjawab pertanyaan perawat pasien terlihat


berbelit-belit (tujuannya sampai) dalam menjawab
pertanyaan perawat

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir

9. Isi pikir

Obesesi √ Phobia Hipokondria

Depolarisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran √ Curiga

Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir


Jelaskan : pasien tampak ketakutan dengan mata melotot pada satu
titik dan menutup telinga. Dan pasien terlihat curiga
terhadap perawat yang mencoba berinteraksi dengannya

Masalah Keperawatan : Halusinasi penglihatan dan pendengaran.

Waham curiga

10. Tingkat kesadaran



Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat √ Orang

Jelaskan : Pasien selalu salah menyebutkan nama orang yang


ditunjuk oleh perawat

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang √ Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Jelaskan : Ketika ditanya oleh perawat terhadap aktivitas yang baru


saja dilakukan pasien tidak ingat

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih √ Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu

berhitung sederhana

Jelaskan : saat ditanya pasien tidak mampu berkonsentrasi. Pasien


terlihat bingung dan menggeleng.

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir.


13. Kemampuan penilaian

√ Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-


hari seperti makan dan minum sendiri (jika
diberikan pertanyaan mis. Apakah mau mandi
dulu apa mau makan dulu).

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir.

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita √ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan : pasien menyalahkan orang tuanya yang tidak mau


mendengarkan dan membantu menyelesaikan
masalahnya. Pasien juga menyalahkan laki-laki yang
telah memperkosanya karena kasus perkosaan itu
menyebabkan dia merasa kehilangan masa depannya.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (dikaji kemampuan pasien selama di


RS)

1. Makan dan minum

√ Bantuan minimal Bantuan Total

Jelaskan : Pasien masih dibantu dalam hal menyiapkan makan dan


minum namun dapat makan dan minum sendiri.

Masalah Keperawatan : -

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan Total


Jelaskan : Pasien dapat melakukan BAB/BAK tanpa bantuan orang
lain

Masalah Keperawatan : -

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan Total

Jelaskan : Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan dari orang lain

Masalah Keperawatan : -

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantuan Total

Jelaskan : Pasien masih di bantu untuk menyisir rambut.

Masalah Keperawatan : Deficit perawatan diri (berhias).

5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang lamanya: 1 jam

√ Tidur malam lamanya: sulit, sering mendengar suara-suara yang ingin


membunuhnya.

√ Kegiatan sebelum/sesudah tidur: membaca doa.

Jelaskan : Tidur siang lamanya 1 jam, saat tidur malam pasien


mengalami kesulitan untuk tidur dan sering mendengar
suara-suara yang ingin membunuhnya, kegiatan yang
dilakukan pasien sebelum tidur yaitu membaca doa.

Masalah Keperawatan : Gangguan pola tidur.

6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantuan Total

Jelaskan : Pasien selalu diingatkan untuk minum obat.


Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan penatalaksanaan program teraupetik.

Dikaji kemampuan pasien yang dapat dilakukan di rumah :

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak

Perawatan lanjutan √

Sistem pendukung √

Jelaskan : Pasien dapat mengatasi halusinasinya dengan bantuan keluarga

Masalah Keperawatan : -

8. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak

Mempersiapkan makanan

Menjaga kerapian rumah √

Mencuci pakaian √

Pengaturan keuangan √

Jelaskan : Pasien tidak dapat melekukan kegiatan didalam rumah


seperti mencuci pakaian dan mengatur keuangan.

Masalah Keperawatan : -

9. Kegiatan di luar rumah Ya Tidak

Belanja √

Transportasi √

Jelaskan : Pasien dapat berbelanja namun dengan melihat catatan belanja


dan pasien dapat menggunakan transportasi (angkutan umum)
untuk berbelanja

Masalah Keperawatan : -
H. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

Teknik Relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif √ Menghindar

Olahraga Mencederai diri

Lainnya ........... Lainnya ..............

Jelaskan : Ketika sedang menghadapi masalah pasien lebih sering


menghindar dan melupakan masalah tersebut.

Masalah Keperawatan : Koping individu inefektif.

ANALISA DATA

DATA MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN


SUBJEKTIF
- Pasien mengatakan bahwa Gangguan persepsi sensori: halusinasi
ada orang yang akan (pendengaran dan penglihatan)
membunuhnya.
- Pasien mengatakan bahwa ia
melihat segerombolan laki-
laki yang datang
menghampirinya dan akan
memperkosanya.
- Pasien mengatakan bahwa ia
merasa ketakutan.

OBJEKTIF
- Pasien tampak ketakutan
- Pasien menutup kedua
telinga sambil berkata
“tidak” dan “pergi”.
- Bibir pasien tampak gemetar
- Pasien tampak berkeringat
- Pandangan tertuju pada satu
titik.
- Pasien menggerakan tangan
seperti mengusir sesuatu

SUBJEKTIF
 Pasien mengatakan bahwa Isolasi Sosial : Menarik Diri
hidupnya sudah tidak
berguna lagi dan kotor
setelah diperkosa.
 Pasien mengatakan bahwa
sering merasakan kesepian
dan ditolak oleh orang tua
maupun saudara-saudaranya.
 Pasien mengatakan bahwa
hubungannya dengan orang
lain tidak ada gunanya.

OBJEKTIF
 Pasien tidak mau bicara.
 Pasien menyendiri dan ridak
mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat
(orangtua maupun saudara-
saudaranya).
 Menjawab pertanyaan kurang
spontan.
 Pasien apatis.
SUBJEKTIF

 Pasien mengatakan bahwa Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah


hidupnya sudah tidak
berguna lagi dan kotor
setelah diperkosa.
 Pasien mengatakan tidak mau
berinteraksi dengan orang
lain.
OBJEKTIF

 Pasien mengejek dan


mengkritik dirinya.
 Pasien tidak berani menatap
mata perawat atau orang lain
bila diajak berbicara.
 Bicara pasien lambat dengan
nada suara lemah.
 Pasien berpakaian tidak rapi
dan tidak memperdulikan
dirinya.

I. ASPEK MEDIK

Diagnosa medis : Skizofrenia

Terapi medik : Dengan pemberian psikofarmakoterapi. Yaitu dengan menggunakan


obat-obatan anti psikotik yaitu:

 golongan butiroWeduaron: Haloperidol, Haldol, Serenace, Ludomer. Pada


kondisi akut biasanya diberikan dalam bentuk injeksi melalui Intramuskular
(IM) dengan dosis 3x5 mg. Pemberian injeksi biasanya cukup 3x24 jam. Setelah
klien diberikan obat per oral 3x1,5 mg atau 3x5 mg.

 Golongan fenotiazine: Chlorpromazine/ Largactile/ Promactile. Biasanya


diberikan per oral. Pada kondisi akut biasanya diberikan 3x100 mg. Apabila
kondisi sudah stabil, dosis dapat dikurangi 1x100 mg pada malam hari saja.

J. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran

2. Isolasi Sosial : Menarik Diri

3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

4. Resiko Perilaku Kekerasan

5. Defisit Perawatan diri

6. Regimen perawatan tidak efektif

7. Distress spiritual

K. POHON MASALAH (buat cabang dari masalah keperawatan yang terdapat di


pengkajian)

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori :


Core Problem
Halusinasi Penglihatan dan
Pendengaran

Isolasi Sosial : Menarik


Diri

Gangguan Konsep diri :


L. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri

3. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

4. Resiko Perilaku Kekerasan


1. ANALISA DATA

Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan Tujuan umum: Klien
persepsi dapat berhubungan
sensori; dengan orang lain -Ekspresi wajah bersahabat, 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling percaya
Halusinasi untuk mencegah klien nampak tenang, mau dengan klien dengan sebagai dasar interaksi
Pendengaran timbulnya halusinasi. berjabat tangan, membalas menggunakan/ komunikasi perawat dan klien.
dan Tujuan khusus: salam, mau duduk dekat terapeutik yaitu sapa klien dengan
penglihatan 1. Klien dapat perawat. ramah, baik secara verbal maupun
membina hubungan non verbal, perkenalkan nama
saling percaya. perawat, tanyakan nama lengkap
klien dan panggilan yang disukai,
jelaskan tujuan pertemuan, jujur
dan menepati janji, bersikap
empati dan menerima klien apa
adanya. 2. Mengetahui masalah yang
2. Dorong klien mengungkapkan dialami oleh klien.
perasaannya. 3. Agar klien merasa
3. Dengarkan klien dengan penuh diperhatikan.
perhatian dan empati.

1. Menghindari waktu
-Klien dapat membedakan 1. Adakan kontak sering dan kosong yang dapat
antara nyata dan tidak nyata. singkat. menyebabkan timbulnya
halusinasi.
2. Halusinasi harus kenal
2. Klien dapat 2. Observasi segala perilaku klien terlebih dahulu agar
mengenal verbal dan non verbal yang intervensi efektif
halusinasinya. berhubungan dengan halusinasi. 3. Meningkatkan realita klien
3. Terima halusinasi klien sebagai dan rasa percaya klien.
hal yang nyata bagi klien, tapi
tidak nyata bagi perawat. 4. Peran serta aktif klien
4. Diskusikan dengan klien situasi membantu dalam melakukan
yang menimbulkan dan tidak intervensi keperawatan.
menimbulkan situasi. 5. Dengan diketahuinya
5. Diskusikan dengan klien faktor faktor predisposisi membantu
predisposisi terjadinya halusinasi. dalam mengontrol halusinasi.

1. Mengetahui tindakan yang


dilakukan dalam mengontrol
-Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien halusinasinya.
tindakan yang dapat tentang tindakan yang dilakukan
dilakukan apabila bila halusinasinya timbul.
halusinasinya timbul. 1. Meningkatkan
3. Klien dapat pengetahuan klien tentang
mengontrol -Klien akan dapat 1. Diskusikan dengan klien cara memutuskan halusinasi.
halusinasi. menyebutkan cara tentang cara memutuskan 2. Hasil diskusi sebagai bukti
. memutuskan halusinasi yaitu halusinasinya. dari perhatian klien atas apa
dengan melawan suara itu 2. Dorong klien menyebutkan yg dijelaskan
dengan mengatakan tidak kembali cara memutuskan 3. Meningkatkan harga diri
mau mendengar, lakukan halusinasi. klien
kegiatan : 3. Berikan reinforcement positif
menyapu/mengepel, minum atas keberhasilan klien
obat secara teratur, dan lapor menyebutkan kembali cara
pada perawat pada saat timbul memutuskan halusinasinya.
halusinasi. 1. Meningkatkan
pengetahuan klien tentang
-Klien mau minum obat 1. Diskusikan dengan klien fungsi obat yang diminum
dengan teratur. tentang obat untuk mengontrol agar klien mau minum obat
halusinasinya. secara teratur.

4. Klien dapat 1. Mengetahui tindakan yang


memanfaatkan obat dilakukan oleh keluarga
dalam mengontrol -Klien mendapat sistem 1. Kaji kemampuan keluarga dalam merawat klien.
halusinanya. pendukung keluarga. tentang tindakan yg dilakukan
dalam merawat klien bila 2. Meningkatkan
halusinasinya timbul. pengetahuan keluarga
5. Klien mendapat 2. Diskusikan juga dengan tentang cara merawat klien.
sistem pendukung keluarga tentang cara merawat
keluarga dalam klien yaitu jangan biarkan klien
mengontrol menyendiri, selalu berinteraksi
halusinasinya. dengan klien, anjurkan kepada
klien untuk rajin minum obat,
setelah pulang kontrol 1 x dalam
sebulan.
2. CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal Diagnosa Tujuan Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. 26-7-2020 Gangguan Tujuan umum:
persepsi Klien dapat
sensori: berhubungan dengan
Halusinasi orang lain untuk
Pendengaran mencegah timbulnya
dan penglihatan halusinasi.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina 1. Membina hubungan saling S:
hubungan saling percaya dengan klien dengan - Klien menjawab salam dari perawat
percaya. menggunakan/ komunikasi - Klien menyebutkan nama lengkap dan
terapeutik yaitu sapa klien nama panggilannya.
dengan ramah, baik secara - Klien mengatakan dia sering mendengar
verbal maupun non verbal, suara-suara yang mengancam akan
perkenalkan nama perawat, membunuhnya.
tanyakan nama lengkap klien - Klien Pasien mengatakan bahwa ia melihat
dan panggilan yang disukai, segerombolan laki-laki yang datang
jelaskan tujuan pertemuan, jujur menghampirinya dan akan memperkosanya.
dan menepati janji, bersikap O:
empati dan menerima klien apa - Klien sudah mau berbicara dan menatap
adanya. perawat.
2. Mendorong klien - Klien tidak lagi takut dengan orang lain.
mengungkapkan perasaannya. A:
3. Mendengarkan klien dengan - Klien mampu membina hubungan saling
penuh perhatian dan empati. percaya dengan perawat
- Klien mampu mengungkapkan
perasaannya.
P:
Pasien:
- Klien mengulang kegiatan yang telah
dilakukan berdasarkan jadwal kegiatan
harian yang telah dibuat bersama perawat.
Perawat :
- Mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan dan melanjutkan ke rencana
tindakan selanjutnya.
27-7-2020
2. Klien dapat 1. Mengadakan kontak sering S:
mengenal dan singkat. - Pasien menyebutkan jenis halusinasinya
halusinasinya. 2. Mengobservasi segala yaitu halusinasi pedengaran dan penglihatan
perilaku klien verbal dan non - Pasien menyebutkan isi halusinasinya, ia
verbal yang berhubungan melihat segerombolan laki-laki yang datang
dengan halusinasi. menghampirinya dan akan memperkosanya
3. Menerima halusinasi klien dan juga suara-suara yang mengancam akan
sebagai hal yang nyata bagi membunuhnya.
klien, tapi tidak nyata bagi - Pasien dapat menyebutkan frekuensi
perawat. (seberapa sering) dia mengalami halusinasi,
4. Mendiskusikan dengan klien yaitu 5 kali dalam sehari.
situasi yang menimbulkan dan - Pasien menyebutkan situasi yang dapat
tidak menimbulkan halusinasi. menyebabkan timbulnya halusinasi, yaitu
5. Mendiskusikan dengan klien saat dia sendirian di kamar
faktor predisposisi terjadinya - Pasien mengatakan respon/cara-cara yang
halusinasi. digunakannya untuk mengatasi halusinasi
yaitu dengan mengusir halusinasinya
dengan menutup telinga dan mengusirnya
dengan mengatakan “pergi”.
O: -
A:
- Klien mampu mengenal halusinasinya
P:
Pasien :
- Menganjurkan pasien untuk
mengingat kembali hal-hal apa yang
meyebabkan munculnya halusinasi
dan kapan waktunya.
- Klien mengulang kegiatan yang
telah dilakukan berdasarkan jadwal
kegiatan harian yang telah dibuat
bersama perawat.
Perawat :
Mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan dan melanjutkan ke rencana
tindakan selanjutnya yaitu mengajarkan
klien mengontrol halusinasi.

28-7-2020 3. Klien dapat 1. Mendiskusikan dengan klien S: - Klien


mengontrol halusinasi. tentang tindakan yang O:
. dilakukan bila halusinasinya - Klien mempraktekkan cara
timbul yaitu: menghardik halusinasi
- Mengajarkan klien cara - Klien berbincang-bincang dengan
menghardik halusinasi orang lain (perawat atau pasien lain)
- Mengajarkan klien - Klien mengepel lantai, menyapu dll.
untuk berbincang- A: Klien mampu mengontrol halusinasi
bincang dengan orang
lain P:
- Mengajarkan klien Pasien :
untuk melakukan Klien mengulang kegiatan yang telah
aktivitas, seperti dilakukan (berlatih cara mengontrol
menyapu, mengepel halusinasi) berdasarkan jadwal kegiatan
lantai dll. harian yang telah dibuat bersama perawat.
Perawat:
Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
dan melanjutkan ke rencana tindakan
selanjutnya.

S:
4. Klien dapat 1. Mendiskusikan kepada klien - Klien menyebutkan tentang cara
memanfaatkan obat tentang penggunaan obat untuk penggunaan obat dengan 4 Benar.
dalam mengontrol mengontrol halusinasi, - Klien menyebutkan indikasi obat
halusinanya. meliputi: 4 Benar (Benar obat, - Klien dapat menyebutkan efek
dosis, waktu, cara penggunaan), samping obat.
indikasi obat, efek samping O: Klien menggunakan obat dengan benar
obat. A: Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan mengkonsumsi obat
P:
Pasien :
Menganjurkan klien untuk mengingat
tentang penggunaan obat dan memasukkan
jadwal minum obat ke jadwal kegiatan
harian yang telah dibuat bersama perawat.
Perawat :
Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
dan melanjutkan ke rencana tindakan
selanjutnya.

S:
5. Klien mendapat 1. Mengkaji kemampuan - Keluarga menyebutkan tindakan
sistem pendukung keluarga tentang tindakan yg yang harus dilakukan / cara
keluarga dalam dilakukan dalam merawat klien merawat klien.
mengontrol bila halusinasinya timbul. - Keluarga menyebutkan cara
halusinasinya. 2. Mendiskusikan juga dengan mengatasi klien bila klien
keluarga tentang cara merawat mengalami halusinasi kembali.
klien yaitu jangan biarkan klien - Keluarga menyebutkan cara
menyendiri, selalu berinteraksi menganjurkan klien untuk
dengan klien, anjurkan kepada menggunakan obat dalam
klien untuk rajin minum obat, mengontrol halusinasinya
setelah pulang kontrol 1 x O:
dalam sebulan - Keluarga merawat dan mendukung
klien.
- Keluarga mengatasi klien saat klien
mengalami halusinasi.
A:
Keluarga mendukung klien dalam proses
perawatan klien dirumah.
P:
Keluarga :
Menganjurkan keluarga mendukung klien
dalam mengontrol halusinasi.
Perawat :
Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
dan melanjutkan ke rencana tindakan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai