Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH 1

ULKUS PEPTIKM

(DOSEN: John D. Haluruk, S.ST.,M.Kes)

Disusun Oleh :

Kelompok II

KETUA : Modesta Bilmaskosu

ANGGOTA :

1. Fahria Ode
2. Fitria Rumra
3. Krisno Somnaikubun
4. Sri Ariela Inuhan
5. Dewi P.A Kobarubun
6.

KEMENTERIAAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Ulkus Peptikum merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosan lambung terputus dan

meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel

disebut erosi,walaupun sering kali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena strees).

Diketahi bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terpanjang pada asam

hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara

usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui,meskipun ini telah diobservasi

pada anak-anak dan bahkan bayi. Pria terkenal lebih sering dari pada wanita, tetapi terdapat

beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden

ulkus wanita hampir sama dengan pria di perkirakan bahwa 5% sampai 15% dari populasi di

amerika serikat mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui. Insiden ini

telah menurun sebanyak 50% selama 20 tahun terahkir.(Bruner and Suddart,2001).


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Ulkus Peptikum adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat pada permukaan
mukosa lambung sehingga kontinuitas mukosa lamabung terputus pada daerah
tukak.
2. Ulkus Peptikum adalah ekskavasasi( area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosa lambung,pilorus,duo denum atau esofagus. Ulkus peptikum
di sebut juga sebagai ulkus lambung,duo denal atau esofageal tergantung pada
lokasinya.(Bruner And Suddart ,2001).
3. Menurut defenisi, Ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran
cerna yang terkena getah asam lambung,yaitu esofagus,lambung,duo
denum,dan setelah gastroenterostomi. (Sylvia A.Price,2006).

B. Etiologi.
1. Infeksi bakteri H.Pylori.
2. Peningkatan sekresi asam
3. Konsumsi obat-obatan
4. Refluk usus
C. Patofisiologi.

Penyebab umum

Penyebab umum dari userasi peptikum adalah ketidakseimbangan antara kecepatan


sekresi dan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan oleh sawaar mukosa
gastroduodenal dan netralisasi asam lambung oleh cairan duodenum. Semua daerah yang
secara normal terpapar oleh cairan lambung dipasok dengan baik, oleh kelenjar mukus,
antar lain kelenjar ulkus campuran pada esofagus bawah dan meliputu sel mukus penutup
pada mukosa lambung : sel mukus pada leher kelenjar lambung, kelenjar pilorik profunda
(menyekresi sebagian besar mukus), dan akhirnya kelenjar brunner pada duodenum
bagian atas yang menyekrsei mukus yang sangat alkali (guiton, 1996).
Sebagian tambahan terhadap perlindugan mukus dari mukosa,duodenum
dilindung oleh sifat alkali dari sekresi usus halus, terutama adalah sekresi pancreas yang
mengandung sebagian besar natrium bikarbonat,berfungsi menetrlisi asam klorida cairan
lambung sehingga menginaktifkan pepsin untuk mencega pencernaan mukos. Sebagai
tambahan, ion-ion bikarbonat disediakan dalam jumlah besar oleh sekresi kelenjar bruner
yang terletak pada berapa inci pertam dinding duodenum dan didalam empedu yang
berasal dari hati. Akhirnya,dua mekanisme control umpan balik memastikan bahwa
netralisasi cairan lambung ini sudag sempurnah,meliputi hal-hal sbb:
1. Jika asam yang berlebihan memasuki duodenum, secara reflexs mekanisme ini
menghambat sekresi dan paristaltic lambung baik secara persarafan maupun
secara hormonal sehingga menurunkan kecepatan pengosongan lambung
2. Adanya asam pada usus lambung memicu pelepasan sekretin pada mukosa
usus, kemudian melalui darah menuju pancreas untuk menimbulkan sekresi
yang cepat dari cairan pancreas yang mengandung natrium bikarbonat
berkonsentrasi tinggi –sehingga tersedia natrium bikrabonat untuk
menetralisir asam.

Oleh karena itu,dapat disimpulkan bahwa ulkus peptikum dapat disebabkan


oleh salah satu dari dua judul (10 sekresi asam dan pepsin yang berlebihan
oleh mukosa lambung,atau berkurangnya kemampuan sawar mukosa
gastroduodenalisn untuk berlindung dari sifat pencernaan dari kompleks
asam-pepsin.

Penyebab khusus
1. Infeksi bakteri H.pylori
Dalam lima tahun terakhir,ditemukan paling sedikit 75% pasien ulkus
peptikum menderita infeksi kronis pada bagian akhir mukosa lambung,dan
bagian mukosa duodenum oleh bakteri H.pylori.sekali pasien
terinfeksi,maka infeksi dapat berlangsung seumur hidup kecuali bila
kuman diberantas oleh obat anti bacterial.

2. Peningkatan sekresi asam

Pada kebanyakan pasien yang menderita ulkus peptikum dengan awal


duodenum,jumlah sekresi asam lambung lebih banyak dari normal,bahkan
sering dua kali lipat dari normal.walaupun setengah dari peningkatan asam
ini mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri,percobaan pada hewan
ditambah bukti adanya perangsangan berlebihan sekresi asam lambung
oleh saraf pada maanusia yang menderita ulkus peptikum mengarah
kepada sekresi cairan yang berlebihan.

3. Konsumsi obat-obatan.
Obat-obat seperti OAINS/obat anti-inflamasi,nonsteroid seperti
indometasin,ibupropen,asam salisilat mempunyai efek penghambatan
siklo-oksigenase sehingga menghambat sintesis prostaglandin dari asam
arakhidonat secara sistemik termasuk pada epitel lambung dan
duodenum.efek lain dari obat ini adalah merusak mucosa local melalui
difusi non-ionik kedalam sel mukosa.obat ini juga berdampak terhadap
agregasi trombosit sehingga akan meningkatkan bahaya pendarahan ulkus.
4. Stress fisik yang disebabkan oleh syok,luka
bakar,sepsis,trauma,pembedahan,gagal napas,gagal ginjal,dan kerusakan
susunan syaraf pusat.bila kondisi stress ini berlanjut,maka kerusakan epitel
akan meluas dari kondisi ulkus peptikum menjadi lebih parah.
5. Refluks usus-lambung dengan materi garam empedu dan enzzim pancreas
yang brlimpah dan memenuhi permukaan mukosa dapat menjadi predisi
posisi kerusakan epitel mukosa
Faktor-faktor diatas menyebabkan kerusakan epitel mulai dari erosi yg
berlanjut pada ulkus akut,kemudian ulkus kronis,dan terbentuknya
jaringan parut,maka akan trjadi penetrasi dari seluruh dinding lambung.

Pathway Ulkus Peptikum

Penyebab dan faktor predisposisi :

Asam dalam lumen,empedu,alkohol,H.pillory,Stress,Herediter,

Makanan/minuman yang dapat mengiritasi lambung.

Peningkatan Permeablitas sawar lambung.

Asam lambung kembali berdifusi ke mukosa

Pengeluaran Histamin

Merangsang sekret asam sehingga asam meningkat

Merusak mukosa lambung

Ulkus peptikum

Perubahan status Kerusakan barier Fungsi sawar mukosa Kerusakan mukosa


lambung lambung
Kesehatan. Lambung menurun
Peningkatan asam

lambung
Kurang informasi Destruksi kapiler dan Reaksi radang
vena
Tentang penyakit
muntah
Pelepasan hormone
Nause Peradaran terus bradikinin serotoni
Kurang
menerus
pengetahuan
Merangsang
Resiko kekurangan hipotalamus pada
Manifestasi
volum cairanKlinis. Penurunan pusat nyeri
volume darah nyeri
Penurunan
hemaglobin

Keluhan Utama : Nyeri Tumpul


1. Nyeri
2. Priosis (Nyeri Uluhati)
3. Muntah
4. Konstipasi atau perdarahan.

D. Komplikasi
a. Intrakibilitas
b. Perdarahan
c. Perforasi
d. Obstruksi

E. Pecegahan.
Jika tidak ada makanan tertentu yang diduga menjadi penyebab ataupun pemicu
terjadinya ulkus,biasanya tidak di anjurkan untuk membatasi pemberian makanan kepada
seseorang yang menderita ulkus. Makanan yang bergizi dengan berbagai variasi
makanan adalah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang
menderita ulkus.
Alcohol dan merokok dapat memicu terbentuknya ulkus. Selain itu,kopi,teh,soda
dan makanan yang mengandung kafein dapat merangsang pelepasan asam lambung dan
memicu terbentuknya ulkus jadi sebaiknya makanan tersebut tidak di berikan kepada
seseorang yang menderita ulkus.

F. Penatalaksanaan.

1. Penurunan stres dan istirahat.


Pasien memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi situasi yang stress dan
melelahkan. Gaya hidup terburu-buru dan jadwal tidak teratur dapat memperberat
gejalah dan mempengaruhi keteraturan pola makan dan pemberian obat dalam
lingkungan yang rileks.
2. Penghentian merokok .
`penilitian menunjukan bahwa merokok terus menerus dapat menghambat secara
bermakna perbaikan ulkus. Oleh karena iti pasien di anjurkan untuk berhenti
merokok.
3. Modifikasi diet.
Tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari
sekresi asam yang berlebihan dan hipermotilitas saluran GI. Hal ini dapat di
minimalkan dengan menghindari suhu ekstrim dan stimulasi berlebihan makanan
ekstra,alcohol,dan kopi. Selain itu upaya di buat untuk menetralisasi asam dengan
makan 3 X sehari makanan biasa.
4. Obat-obatan.
Saat ini,obat-obatan yang paling sering digunakan dalam pengobatan
ulkus mencakup antagonis reseptor histamine,yang menurunkan sekresi asam
dalam lambun ; inhibator pompa proton,dan juga menurunkan sekresi asam; agen
sitoprotektif,yang melindungi sel mukosa dari asam atau NSAID; antasida
;antikolinergis,yang menghambat sekresi asam ;atau kombinasi antibiotic dengan
garam bismuth yang menekan bakteri H.Pylori.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin Arif. Kumalasari,2011 “Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Keperawatan


Medikal Bedah”, Selemba Medika, Jakarta.

Bruner & Suddart (2001), Keperaatan Medikal Bedah. EGC.Jakarta

Sylivia A. Prince (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.


TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN.
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien.
Nama : Nn. F.O
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum kerja
Suku/Bangsa : buton/Indonesia
Status perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Dusun fair
Tanggal Masuk Rs : 22 Mey 2016
Tanggal Pengkajian : 23 Mey 2016
No.RM : 321620
Diagnosa Medis : Ulkus Peptikum

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.S.A
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun fair
Hubungan Dg Px : Mama

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati
Keluhan menyertai : Lemas, apabila makan makanan yang turun ke lambung akan
terasa sakit.

P: pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum


Q: nyeri dirasakan saat ditekan
R: nyeri di rasakan dibagian dada
S: skala 8
T: lamanya nyeri 1-3 menit

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri pada bagian dada dan
merasakan sakit tertusuk-tusuk sejak seminggu yang lalu,dan di bawa ke RSUD KAREL
SADSUITUBUN LANGGUR dibawa tanggal 22-05-2016 jam 21.00. lalu dari IGD di
pindahkan ke ruang mawar(wanita) kamar no.3 pada jam 23.00

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa tidak mempunyai riwayat penyakit
lain. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah di rawat di rumah sakit 2 tahun yang
lalu.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti pasien,maupun
penyakit lainnya.

e. Riwayat Alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.

3. PEMERIKSAAN FISIK
-ku lemah
-kesadaran baik
-ekspresi wajah miris
-TTV : TD : 100/90
N : 68 x/m
R : 19 x/m
S : 37,6o c

-Abdomen

Palpasi

 Terdapat nyeri tekanan

Perkusi
 Perut kembung

Auskultasi

 Bising lambung

4. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

N ADL SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


O
1 NUTRISI

Makanan
 Jenis  Nasi,ikan, sayur dan buah Bubur + telur
 Frekuensi  3x sehari 3x sehari
 Porsi makan  Porsi 1 ½ porsi
 Pola makan  Baik Kurang baik

Minum
 Jenis minum Air mineral
 Frekuensi 5-6 gelas/hari

2 ELIMINASI

BAB
 Frekuensi  2x sehari  1x sehari
 Bau  Khas feses  Khas feses
 Konsistensi  Lembek  Lembek
 Warna  Coklat  Kuning

BAK
 Frekuensi  5-6 x sehari  3x sehari
 Volume  1000cc/ hari  500cc/ hari
 Bau  Pesing  Pesing
3 ISTIRAHAT & TIDUR
 Tidur siang  1-2 jam/hari  1 jam/hari
 Tidur malam  5 jam/hari  2-3 jam/hari
4 PERSONAL HYGNE
 Mandi  2x/ hari  Waslap 1x
 Kerams  2-3x/minggu  1-2x/minggu
 Sikat gigi  2x/hari  2x/hari

e. Data Interaksi Sosial


 Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan baik
 Hubungan paseien dengan pasien lain baik
 Hubungan pasien dengan keluarga baik

f. Data Spiritual
 Agama yang di anut : Islam
 Pasien sering ke masjid tiap hari
 Psien aktif mengikuti kegiatan mengaji

g. Data Psikologi
 Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya

h. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
 Hb : 10 gr/dl
 Albumin 3,4 mg/dl

Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan Darah : 100/90
 Nadi : 68 x/m

5. KLASIFIKASI DATA
 Data subjektif :
-Pasien mengatakan nyeri di bagian lambung
-Pasien mengatakan mual saat makan
-Pasien mengeluh nyeri ulu hati
 Data Objektif :
-Pasien Nampak gelisah
-ekspresi wajah meringis
-Porsi makan tidak dihabiskan
-pasien Nampak lemas

6. ANALISA DATA

DATA (S) PENYEBAB (E) MASALAH (P)


DS : Gangguan Rasa Nyaman,
- Lemah Kerusakan Sekat Penghalang/ Nyeri
- Nyeri uluh hati Sawar Mukosa

DO :
- Gelisah Kontinuitas Mukosa Lambung
- Meringgis Terputus Dan Meluas Sampai
- Nadi 100x/menit Di Epitel
- RR 24x/menit
- Skala nyeri
Erosi

Stimulus Zat-Zat Perangsang


( Alkohol, Kafein, Aspirin)

Merangsang Ujung Saraf


Nyeri

DS : Nutrisi kurang dari kebutuhan


- Nafsu makan Peningkatan sekresi lambung tubuh
menurun

DO : Mempengaruhi kerja esofagus


- BB menurun 2 kg
dari 56 kg menjadi
54 kg Terjadi peningkatan HCL
- Mual/ muntah (asam lambung)
- Turgor buruk
- Porsi makan tidak
dihabiskan Mual/muntah

Penurunan nafsu makan


DS: Zat perangsang (alkohol, Potensial berdarah
- Nyeri uluh hati kafein, aspirin )
- Lemah

DO:
- Penonjolan kurvatura
minor Restriksi mukosa lambung
- Skala nyeri 9
- Gelisah
Kerusakan jaringan

Mukosa kapiler rusak

7. INTERVENSI

No Dx keperawatan intervensi Rasional


1 Gangguan rasa nyama, nyeri yang Anjurkan keluarga Agar perawat segera
berhubungan dengan kerusakan sekat pasien apabila pasien melakukan tindakan
penghalang/ sawar mukosa, kontinitas meraskan sakit maka, keperawatan yang
kapitel yang ditandai dengan beri tahu perawat yang berhubungan dengan
lemah,nyeri uluh hati, gelisah, jaga . penyakit pasien
meringis ,skala nyeri
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan berikan makanan Berikan makanan
tubuh yang berhubungan dengan minimal 8 jam sekali setiap 8 jam agar
peningkatan sekresi lambung dan lambung tidak kosong
mempengaruhi kerja esofagus
mengakibatkan terjadi peningkatan
HCL (asam lambung) yang ditandai
dengan nafsu makan menurun, BB
menurun, mual/muntah, porsi makan
tidak dihabiskan
3 Potensial berdarah yang Berikan obat sesuai Obat yang dianjurkan
berhubungan dengan zat perangsang indikasi dokter dokter untuk
alkohol,kafein, aspirin restriksi Yaitu : penyembuhan pasien
mukosa lambung mengakibatkan 1. Antibiotik Yaitu :
kerusakan jaringan dan mukosa 2. Penghambat 1. Amoxcilin
kapiler rusak yang ditandai dengan pompa proton 2. Pantoprazole
nyeri uluh hati, lemah, skala nyeri 9 3. Obat 3. Ranitidine
dan gelisah penghambat 4. Antasida
reseptor
4. Antasida

8. IMPLEMENTASI

Tanggal/ jam Dx kep Implementasi


22 mei 2016 / 21.00 wit Gangguan rasa nyama, Mengkaji TTV
nyeri yang berhubungan TD: 100/90 mmHg
dengan kerusakan sekat N : 68x /m
penghalang/ sawar mukosa, R : 30 x/m
kontinitas kapitel yang S : 37,6 o C
ditandai dengan lemah,nyeri
uluh hati, gelisah, meringis
,skala nyeri
23 mei 2016/ 08.00 wit Nutrisi kurang dari Memberikan makanan 8
kebutuhan tubuh yang jm/hari dan memberikan
berhubungan dengan minum sedikit tetapi sering
peningkatan sekresi lambung Yaitu makanan:
dan mempengaruhi kerja Makanan yang disaring
esofagus mengakibatkan
terjadi peningkatan HCL
(asam lambung) yang ditandai
dengan nafsu makan
menurun, BB menurun,
mual/muntah, porsi makan
tidak dihabiskan
23 mei 2016/ 08.30 wit Potensial berdarah yang Memberikan obat yang di
berhubungan dengan zat anjurkan oleh dokter
perangsang alkohol,kafein, Antara lain :
aspirin restriksi mukosa 1. Amoxcilin
lambung mengakibatkan 2. Pantoprazole
kerusakan jaringan dan 3. Ranitidine
mukosa kapiler rusak yang 4. Antasida
ditandai dengan nyeri uluh
hati, lemah, skala nyeri 9 dan
gelisah
9. EVALUASI

Tanggal/Jam Dx Keperawatan Perkembangan SOAP


22 mey 2016 S : Pasien mengatakan
21.00 wit nyeri berkurang
O: KU : Cukup : Kompas
Mentis.
TD: 100/90 mmHg
N : 68x /m
R : 30 x/m
S : 37,6 o C
Terdapat luka karena
pergesekan lambung saat
kosong.
A :Masalah mulai teratasi
dengan pasien mengatakan
nyeri berkurang dari
sebelumnya
P : Pasien dengan
terpasang infus
23 mey 2016 S:-
08.00 wit O: TD: 100/90 mmHg
N : 68x /m
R : 30 x/m
S : 37,6 o C
Pasien Nampak gelisah
dan lemas
A : Masalah mulai teratasi
dengan pasien mengatakan
nyeri berkurang.
P : Keadaan sudah baik

23 mey 2016 S : pasien mengatakan


08.30 wit nyeri berkurang
O : TD: 100/90 mmHg
N : 68x /m
R : 30 x/m
S : 37,6 o C
Pasien nampak meringis
A : keadaan mulai
membaik
P : Pasien sudah membaik
dan keadaan sakit tak
seperti sebelumnya dan
sudah merasa lebih baik

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Ulkus Peptikum merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosan lambung


terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut erosi,walaupun sering kali dianggap juga sebagai
tukak(misalnya tukak karena strees). Diketahi bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area
saluran GI yang terpanjang pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi
dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif
jarang pada wanita menyusui,meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan
bayi. Pria terkenal lebih sering dari pada wanita, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa
insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus wanita
hampir sama dengan pria di perkirakan bahwa 5% sampai 15% dari populasi di amerika
serikat mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Bruner & Suddart (2001), Keperaatan Medikal Bedah. EGC.Jakarta

Doenges M.E.(1999), Rencana asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai