Anda di halaman 1dari 129

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH


SATU ANGGOTA MENDERITA DIABETES MELITUS
MELALUI PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI
DI PUSKESMAS WATDEK

ELSYANA ASNATH REITIWLA


NIM : PO7120217010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2020
Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH


SATU ANGGOTA MENDERITA DIABETES MELITUS
MELALUI PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI
DI PUSKESMAS WATDEK

Usulan Penelitian ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kesehatan
Pada Program Studi Keperawatan Tual Politeknik
Kesehatan Kemenkes Maluku

ELSYANA ASNATH REITIWLA


NIM : PO7120217010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Elsyana Asnath Reitiwla

Nim : PO7120217010

Program Studi : Keperawatan Tual

Institusi : Poltekkes Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil

alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Langgur, 29 Mei 2020


Pembuat Pernyataan

Elsyana Asnath Reitiwla


NIM : P071202117010
Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Jonathan Kelabora, S.,SiT.,M.Kes Ns Notesya A. Amanupunnyo, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP. 19791122 200212 2 002

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh Elsyana Asnath Reitiwla NIM PO7120217010 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Menderita

Diabetes Melitus Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang

Kebutuhan Nutrisi Di Puskesmas Watdek” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Langgur, 29 Mei 2020

Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing Utama

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Jonathan Kelabora,S.SiT.,M.Kes Notes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP. 19791122 200212 2 002 NIP. 1
NIP. 19670714 199003 1 005

HALAMAN PENGESAHAN

iv
Karya Tulis Ilmiah oleh Elsyana Asnath Reitiwla NIM PO7120217010 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Menderita

Diabetes Melitus Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang

Kebutuhan Nutrisi Di Puskesmas Watdek’’ telah dipertahankan didepan dewan

penguji pada tanggal……Juli 2020

Dewan Penguji

Penguji Ketua

Marthina Tiven S.SiT.,M.Kes


NIP. 195601151981122004

Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Notesya A. Amanupunnyo, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP. 19791122 200212 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19690618 199603

ABSTRAK

v
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Menderita

Diabetes Melitus Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan

Tentang Kebutuhan Nutrisi Di Puskesmas Watdek

Elsyana Asnath Reitiwla

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

Pembimbing Utama : Jonathan Kelabora, S.,SiT.,M.Kes

Pembimbing Pendamping : Ns. Notesya A. Amanupunnyo, S.Kep.,M.Kes

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Nutrisi, Pendidikan kesehatan.

Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Gejala umum dari Diabetes

Melitus adalah polyuria, polifagia, polydipsia. Salah satu upaya mengendalikan

gula darah pada pasien DM yaitu pemberian pendidikan kesehatan tentang

mengatur pola makan dengan prinsip 3 J yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat

jumlah makan. Dalam meningkatkan nutrisi pada pasien DM, keluarga sangat

penting dalam membantu layanan kesehatan agar anggota keluarga yang

menderita DM bisa terkontrol dengan baik. Berdasarkan data dari Puskesmas

Watdek, Prevalensi kejadian Diabetes Mellitus, tahun 2017 ditemukan sebanyak

168 pasien, 2018 sebanyak 56 pasien, dan pada tahun 2019 di dapatkan sebanyak

84 orang.
vi
Tujuan Penulisan : Tujuan penulisan ini yaitu melakukan asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien DM.

Metode Penelitian : Jensi penelitian kasus pemicuh, penelitian dilakukan pada

tanggal 22 Juni 2020 teknik penelitian mengunakan perbandingan dari sumber

peneliti lain dan di bandingkan dengan kasus pemicu yang sudah ada dengan

jumlah subjek sebanyak 2 orang.

Tindakan : Peneliti melakukan tindakan penyuluhan kesehatan tentang DM, dan

nutrisi menggunakan Leaflet.

Hasil Penelitian : masalah keperawatan yang muncul adalah ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan.

Kesimpulan : masalah keprawatan yang muncul untuk kedua klien berhasil di

atasi

Saran : Diharpakan kepada Puskesmas dapat mengelolah pasien DM lebih baik

agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Kepustakaan : 31 Buah ( 2010-2018)

vii
ABSTRACT

Nursing Care For Families With One Member Suffering From Diabetes Mellitus

Through Providing Health Educationn About

Nutrition Needs at Watdek Health Center

Elsyana Asnath Reitiwla

HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH MALUKU

TUAL NURSING STUDY PROGRAM

Main Advisor : Jonathan Kelabora, S.,SiT.,M.Kes

Companion Advisor : Ns. Notesya A. Amanupunnyo, S.Kep.,M.Kes

Keywords : Diabetes Melitus, Nutrition, Penkes.

Background : Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with

characteristic hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin

action, or both. Common symptoms of diabetes mellitus are polyuria, polyphagia,

polydipsia. One effort to control blood sugar in DM patients is the provision of

health education about regulating eating patterns with the 3J principle, which is on

schedule, on the right type, and on the right amount of food. In improving nutrition

in DM patients, the family is very important in helping health services so that

family members suffering from DM can be controlled properly. Based on data from

the Watdek Community Health Center, the prevalence of Diabetes Mellitus, in

viii
2017 found 168 patients, 2018 as many as 56 patients, and in 2019 there were 84

people.

Writing Objectives: The purpose of this writing is to perform nursing care to meet

the nutritional needs of DM patients.

Research Methods: jensi case research jensi, research conducted on June 22, 2020

research techniques using comparisons from other research sources and compared

with existing trigger cases with the number of subjects by 2 people.

Actions: Researchers conducted health education about DM, and nutrition using

Leaflets.

Research Results: Nursing problems that arise are the ineffectiveness of health care.

Conclusion: the problem of delays that emerged for both clients was successfully

overcome

Suggestion: It is expected that Puskesmas can manage DM patients better in order

to prevent complications.

Literatur : 31 Pieces ( 2010-2018).

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Salah Satu Anggota Menderita

Diabetes Melitus Dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang

Kebutuhan Nutrisi Di Puskesmas Watdek ” Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program

Studi Keperawatan Tual Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

Penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik oleh dukungan serta bantuan

dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hairudin Rasako, S.KM,.M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Maluku.

2. Anthony Batilmurik, A.Md.Kep, selaku Kepala Puskesmas Watdek yang telah

memberikan izin penelitian

3. Ns Lucky H, Noya S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan

Tual

4. Marthina Tiven S.SiT., M.Kes selaku Penguji Ketua

5. Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes, selaku Pembimbing Utama dan Penguji

Anggota II

x
6. Ns. Notesya A, Amanupunnyo, S.Kep., M.Kes Selaku Pembimbing Pendamping

dan Penguji Anggota I

7. Seluruh staf Dosen dan pegawai Program Studi Keperawatan Tual.

8. John D. Haluruk S.SiT.,M.Kes. selaku Koordinator Tingkat III.A yang selalu

menyayangi, mendampingi dan memotivasi saya dan teman-teman selama

proses perkuliahan

9. Kepada kedua orang tua, saudara serta seluruh keluarga saya dengan kekurangan

selalu memberikan motivasi, dukungan serta doa kepada saya.

11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan MEDULLA SPINALIS 17 yang telah

memberikan dorongan, motivasi, serta semangat dan perhatian yang tulus bagi

penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun.

Langgur, 29 Juni 2020

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan...................................................................................i


Halaman Sampul Dalam...................................................................................ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan.............................................................iii
Halaman Persetujuan........................................................................................iv
Halaman Pengesahan........................................................................................v
Abstrak………………………………………………………………………..vi
Halaman Kata Pengantar...................................................................................x
Halaman Daftar Isi............................................................................................xi
Daftar Lampiran................................................................................................xiv
Daftar Tabel......................................................................................................xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus....................................................................4
1.4 Manfaat Studi Kasus..................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus
2.1.1 Pengkajian.........................................................................5
2.1.2 Diagnosa............................................................................18
2.1.3 Intervensi..........................................................................19
2.1.4 Implementasi....................................................................24
2.1.5 Evaluasi............................................................................24
2.2 Konsep Diabetes Melitus
2.2.1 Pengertian Diabetes Melitus............................................25
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus............................................26
2.2.3 Etiologi Diabetes Melitus.................................................26
2.2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus.........................................29
2.2.5 Manifestasi Klinik Diabetes Melitus................................30
2.2.6 Tes Diagnostik Diabetes Melitus.....................................31
2.2.7 Penatalaksanaan Diabetes Melitus ..................................32
2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus
2.3.1 Jenis..................................................................................34
2.3.2 Jumlah..............................................................................34

xii
2.3.3 Jam...................................................................................35
2.3.4 Karakteristik Status Nutrisi..............................................37
2.4 Konsep Keluarga
2.4.1 Pengertian Keluarga.........................................................37
2.4.2 Tipe Keluarga...................................................................38
2.4.3 Tugas Perkembangan Keluarga........................................38
2.4.4 Fungsi Keluarga ( Friedmen 1998)..................................42
2.4.5 Sasaran Keperawatan Keluarga........................................43
2.5 Pendidikan Kesehatan
2.5.1 Pengertian.........................................................................44
2.5.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan..........................................45
2.5.3 Prinsip Pendidikan Kesehatan..........................................45
2.5.4 Prinsip Penyuluhan Kesehatan.........................................45
2.6 Media Pendidikan Kesehatan (Leaflet)
2.6.1 Pengertian Leaflet.............................................................46
2.6.2 Ukuran Kertas Pada Leaflet.............................................47
2.6.3 Fungsi Dan Kegunaan Leaflet..........................................47
2.6.4 Kelebihan dan Kekurangan Leaflet..................................48
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Studi Kasus.......................................................53
3.2 Subyek Studi Kasus.............................................................53
3.3Fokus Studi Kasus................................................................54
3.4 Defenisi Operasional...........................................................54
3.5 Instrumen Studi Kasus........................................................55
3.6 Metode Pengumpulan Data.................................................55
3.7 Tempat Dan Waktu.............................................................55
3.8 Analisa Data dan Penyajian Data........................................56
3.9 Etika Studi Kasus................................................................57
BAB 4 HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHSAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ……………………………..58


4.2 Hasil Studi Kasus…………………………………………61
4.2.1 Pengkajian ………………………………………….61
4.2.2 Analisa………………………………………………62
4.2.3 Diagnosa Keperawatan……………………………...80
4.2.4 Perencanaan………………………………………...84
4.2.5 Implementasi Dan Evaluasi…………………………98
4.3 Pembahasan……………………………………………...102

xiii
4.3.1 Pengkajian ………………………………………...102
4.3.2 Diagnosa Keperawatan…………………………….102
4.3.3 Intervensi ………………………………………….105
4.3.4 Implementasi……………………………………...106
4.3.5 Evaluasi Keperawatan……………………………..107
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………..….110
5.2 Saran……………………………………………………………..112
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
Daftar Tabel

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian

Lampiran 2 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 4 Format pengkajian asuhan keperawatan

Lampiran 5 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 6 Surat Mohon Bantuan Data

Lampiran 7 Lembar Konsultasi

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Skoring masalah keperawatan ….………………. 17


Tabel 2.2. Intervensi keperawatan ….………………. 18
Tabel.4.1.1 Kasus pemicu ….………………. 59
Tabel 4.2.1 Identitas Kepala Keluarga ….………………. 62
Tabel 4.2.3. Komposisi keluarga ….………………. 62
Tabel 4.2.4. Tipe keluarga ….………………. 65
Tabel 4.2.5. Suju bangsa ….………………. 65
Tabel 4.2.6 Status sosial dan ekonomi keluarga ….………………. 66
Table 4.2.7 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. ….………………. 66
Table 4.2.8 Lingkungan Rumah Keluarga ….………………. 68
Tabel 4.2.9. Struktur keluarga ….………………. 70
Tabel 4.2.10. Fungsi Keluarga ….………………. 71
Tabel 4.2.11. Stress dan koping keluarga ….………………. 75
Tabel 2.4.12. Harapan keluarga ….………………. 76
Tabel 4.2.13. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga ….………………. 77
Tabel 4.2.14. Analisa Data ….………………. 80
Table 4.2.15. Hasil Skoring ….………………. 82
Tabel 4.2.16. Diagnosa keperawatan ….………………. 84
Tabel Tabel 4.2.17. Perencanaan Tindakan Perawatan ….………………. 84
Tabel 4.2.18. Implementasi dan Evaluasi keperawatan ….………………. 98

xvi
xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin, atau kedua-duanya. Gejala umum dari Diabetes Melitus adalah

polyuria, polifagia, polydipsia. Klasifikasi dari diabetes melitus yaitu Diabetes

Melitus Tipe 1, Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes mellitus tipe Gestasional,

dan Diabetes Melitus Tipe lainya. Jenis diabetes melitus yang paling banyak di

derita adalah diabetes melitus Tipe 2, dimana sekitar 90-95% orang mengidap

penyakit ini (Black & Hawks; ADA, 2010) dalam Chaidir, dkk, 2017).

Menurut Internasional of Diabetic Federation, bahwa telah terjadi

peningkatan kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun

2018 terjadi peningkatan. Dimana pada tahun 2013 terdapat sekitar 382 juta

kasus Diabetes Melitus. Tahun 2016 terjadi peningkatan menjadi 415 juta

kasus Diabetes Melitus. Lalu pada tahun 2018 terjadi peningkatan kasus

Diabetes Melitus menjadi 425 juta kasus (IDF, 2016, 2017, dan 2018).

Penderita diabetes terjadi pada rentang usia yang beragam, dimana yang

masih berumur <40 tahun sebanyak 1.671.000 orang, penderita yang berusia

40-59 tahun sebanyak 4.651.000 orang, sedangkan pada usia 60-79 tahun

diperkirakan sebanyak 2.000.000 orang (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2018).

1
2

Berdasarkan diagnosa dokter pada semua umur menurut Riskesdas 2018

75+ sebanyak 18.565 orang. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin banyak di

alami oleh perempuan yaitu 506.576, sedangkan orang yang tidak bekerja

sebanyak 233.629, dan banyak dialami oleh orang yang tinggal di daerah

perkotaan yakni sebanyak 556. 419.

Sedangkan kalsifikasikan untuk pasien diabtes melitus tidak minum obat

anti diabetes melitus sering lupa sebanyak 11.77, obat tidak tersedia di fasilitas

kesehatan sebanyak 2,11 pasien, minum obat tradisional sebanyak 25.29

pasien, efek samping obat sebanyak 12.58, tidak mampu membeli obat

sebnayak 8.45 pasien, tidak rutin berobat ke fasilitas kesehatan sebnayak 30,24

merasa sudah sembuh 50. 40 pasien, 18.20 pencetus lainya sehingga

keseluruhanya menjadi 1.213 pasien (Riskesda, 2018).

Propinsi Maluku berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2018 secara nasional menunjukkan bahwa prevalensi Diabetes melitus

adalah 2,0%. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan hasil pengukuran gula

darah pada penduduk umur ≥15 tahun adalah 10,6%. Prevalensi Diabetes

Melitus (Riskesdas, 2018).

Masalah nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobatan. Pada

pasien Diabetes Melitus harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gula

darah terkendali. Pengendalian kadar gula darah Diabetes Melitus dapat

dilakukan dengan menjalani lima pilar yaitu : edukasi, pengaturan makanan,

olahraga, obat dan kontrol gula darah mandiri. Pada upaya kendali Diabetes

Melitus yaitu mengatur pola makan dengan prinsip 3 J yaitu tepat jadwal, tepat

jenis, dan tepat jumlah makan (Garnadi, 2012).


3

Dalam meningkatkan nutrisi pada pasien Diabetes, keluarga sangat penting

dalam membantu layanan kesehatan agar anggota keluarga yang menderita

Diabetes bisa terkontrol dengan baik. Kesanggupan keluarga dalam memelihara

kesehatan keluarga dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan .

Adapun tugas kesehatan keluarga adalah : mengenal masalah kesehatan

keluarga, mengambil perwatan anggota keluarga yang sakit, mempetahankan

suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan

kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbaal balik antara

keluarga dan fasilitas kesehatan ( Hernilawati, 2003).

Berdasarkan data dari Puskesmas Watdek, Prevalensi kejadian Diabetes

Mellitus, tahun 2017 ditemukan sebanyak 168 pasien, 2018 sebanyak 56

pasien, dan pada tahun 2019 di dapatkan sebanyak 84 orang.

Hasil wawancara awal pasien dan keluarga belum paham mengenai pola

makan pasien dan Diet pada penderita Diabetes Melitus, keluarga tidak

mengerti menyediakan makan seperti apa bagi penderita Diabetes Melitus.

Dari berbagai uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Salah Satu Anggota Menderita Diabetes Melitus Melalui Pemberian

Pendidikan Kesehatan Tentang Kebutuhan Nutrisi Di Puskesmas Watdek”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian latar belakang sebelumnya dapat dirumuskan masalah

studi kasus sebagai berikut : “bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan

pada pasien dengan diabetes mellitus dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di

wilayah kerja Puskesmas Watdek ?”


4

1.3. Tujuan Studi Kasus

Adapun tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan

pada pasien diabetes mellitus dalam pemenuhuan kebutuhan nutrisi di wilayah

kerja Puskesmas Watdek

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1. Bagi Pasien dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan pasien diabetes mellitus dan keluarga

tentang kemandirian dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

1.4.2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada

penderita Diabetes Mellitus dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

1.4.3. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan

dan wawasan secara langsung, merencanakan, melaksanakan penelitian,

dan menyusun laporan hasil penelitian, serta meningkatkan

keterampilan peneliti dalam menyajikan data secara jelas dan

sistematis. Serta menambah dan memperkaya ilmu dalam keperawatan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan

keluarga dan komponennya sebagi fokus pelayanan dan melibatkan anggota

keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan

pendekatan proses keperawatan yang sistematis melalui proses interaksi

bersama klien dan keluarga. (Depkes RI, 2010 dalam Kholifa, 2016). Adapun

tahapan asuhan keperawatan keluarga terdiri dari 5 tahapan antara lain :

pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

2.1.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk

mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga (Depkes RI, 2010

dalam Kholifa, 2016)

Metode pengumpulan data dilakukan oleh perawat dalam tahap

pengkajian antara lain wawancara, observasi, konsultasi, pemeriksaan fisik

(head to toe) dan pemeriksaan penunjang diagnostic

Adapun komponen pengkajian keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

(Menurut Friedman,1988).

5
6

2.1.1.1 Data Pengenalan Keluarga

a. Nama kepala keluarga

b. Alamat lengkap : ditanya dengan alamat lengkap keluarga

c. Pekerjaan : ditanya dengan pekerjaan kepala keluarga, baik

pekerjaan tetap maupun pekerjaan tambahan

d. Agama dan suku : ditanyakan dengan agama dan suku bangsa

keluarga dan kebiasaan keluarga yang dipengaruhi agama dan suku

yang berkaitan dengan perilaku kesehatan

e. Bahasa : di tanya dengan bahasa sehari-hari yang digunakan antara

anggota keluarga dan anggota keluarga lingkungan sekitar.

f. Jarak pelayanan kesehatan : ditanyakan berapa jarak antara rumah

dengan pelayanan kesehatan terdekat misalnya Puskesmas, Klinik

atau rumah sakit

g. Alat transportasi : di tanyakan alat transporatasi yang biasa

digunakan oleh keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

h. Status kelas sosial : diisi data penghasilan per bulan, barang

sberharga yang dimiliki

i. Keluarga dan pengeluaran rutin keluarga untuk memenuhi semua

kebutuhan anggota keluarga.

j. Data anggota keluarga : diisi dengan mendata seluruh anggota

keluarga.
7

2.1.1.2 Data perkembangan keluarga dan sejarah keluarga

Data yang perlu kaji pada komponen pengkajian ini, yaitu tahap

perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur anak

pertama dan tahap perekmbangan yang belum terpenuhi, riwayat

keluarga inti (data yang dimaksud adalah data kesehatan seluruh

anggota keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak), riwayat

keluarga sebelmnya dari kedua orang tua termasuk riwayat

kesehatan.

2.1.1.3 Data Lingkungan

Data yang perlu dikaji adalah karakteristik rumah, karakteristik

tetangga dan komunitas. Data komunitas terdiri atas tipe penduduk,

apakah termasuk penduduk pedesaan atau perkotaan, tipe hunian

rumah.apakah sebagian besar tetangga, sanitasi jalan, dan

pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetangga dan

komunitas meliputi kelas social, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-

hari.

Data selanjutnya pada komponen ini adalah mobilitas geografis

keluarga. Data yang perlu dikaji adalah berapa lama keluarga tinggal

di tempat tersebut, adakah riwayat pindah rumah, dari mana

pindahnya, kemudian ditanyakan juga perkumpulan keluarga dan

interaksi dengan masyarakat, penggunaan pelayanan di komunitas

,dan keikutsertaan keluarga di komunitas. Data berikutnya adalah

system pendukung keluarga. Data yang perlu dikaji adalah siapa

yang memberikan bantuan, dukungan dan konseling di keluarga


8

,apakah teman, tetangga, kelompok social, pegawai, atau majikan,

apakah ada hubungan keluarga dengan pelayanan kesehatan dan

agensi.

2.1.1.4 Data Struktur Keluarga

Data yang keempat yang perlu dikaji adalah data struktur

keluarga, antara lain pola komunikasi, meliputi penggunaan

komunikasi antaranggota keluarga, bagimana anggota keluarga

menjadi pendengar, jelas dalam menyampaikan pendapat, dan

perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi,

Data berikutnya yang dikaji adalah struktur kekuatan keluarga,

yang terdiri atas data siapa yang mebuat keputusan dalam

keluarga,seberapa penting keputusan yang diambil. Selain itu adalah

data struktur peran, meliputi data peran formal dan peran informal

dalam keluarga yang meliputi peran dan posisi setiap anggota

keluarga, tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan dalam

menjalankan peranya apakah peran dapat berlaku fleksibel

Data selanjutnya adalah nilai-nilai keluarga, yaitu nilai

kebudayaan yang dianut keluarga, nilai inti keluarga seperti siapa

yang berperan dalam mencari nafkah, kemajuan dan penguasaan

lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran keluarga, keluarga

sebagai pelindung dan kesehatan bagi keluarga, apakah ada

kesesuaian antara nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak, apakah

ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri,

bagaimana nilai-nilai memengarui kesehatan keluarga.


9

2.1.1.5 Data Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola kebutuhan keluarga dan

respon. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain

dalam keluarga, apakah anggota kelaurga memberikan perhatian satu

sama lain, bagimana mereka saling mendukung satu sama lain.

b. Fungsi Sosialisai

Data yang dikumpulkan adalah bagimana keluarga menanamkan

disiplin, penghargaan dan hukuman bagi anggota keluarga, bagaimana

keluarga melatih otonomi dan ketergantungan, memberi dan menerima

cinta, serta latihan perilaku yang sesuai usia.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Data yang dikaji terdiri atas keyakin dan nilai perilaku keluarga untuk

kesehatan, bagaimana keluarga menanmkan nilai kesehatan terhadap

anggota keluarga, konsistensi keluarga dalam melaksanakan nilai

kesehatan keluarga. Pengkajian data pada fungsi perawatan kesehatan

difokuskan pada data tugas keluarga dibidang kesehatan menurut

Friedmen,1988 yaitu

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Data yang dikaji adalah apakah keluarga mengetahui masalah

kesehatan yang sedang diderita anggota keluarga, apakah

keluarga mengerti tentang arti dari tanda dan gejalah penyakit

yang diderita anggota keluarga. Bagaimana presepsi keluarga


10

terhadap terhadap masalah kesehatan anggota keluarga,

bagaimana presepsi keluarga terhadap upaya yang dilakukan

untuk menjaga kesehatan.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

Data yang dikaji adalah bagimana kemampuan keluarga

mengambil keputusan apabila ada anggota keluarga yang sakit,

apakah diberikan tindakan sendiri dirumah atau di bawah ke

fasilitas pelayanan kesehatan. Siapa yang mengambil keputusan

untuk melakukan suatu tindakan apabila anggota keluarga sakit,

bagaimana proses pengambilan keputasan dalam keluarga

apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Data yang dikaji adalah bagimana keluarga mampu

melakukan perawatan untuk anggota keluarganya yang

mengalami masalah kesehatan. Apakah keluarga mengetahui

sumber-sumber makanan bergizi, siapa yang bertanggung jawab

terhadap perencanaan belanja dan pengolahan makanan untuk

anggota keluarga yang sakit, berupa jumlah dan komposisi

makanan yang dikonsumsi oleh keluarga yang sakit sehari,

bagaimana sikap keluarga terhadap makanan dan jadual makan.

Apakah jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan

perkembangan,apakah ada jadwal tidur tertentu yang harus

diikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur anggota keluarga.


11

Bagaimana kebiasaaan olah raga anggota keluarga, persepsi

keluarga terhadap kebiasaan olah raga anggota keluarga, persepsi

keluarga terhadap kebiasaan olah raga, bagaimana latihan

anggota keluarga yang mengalami kesehatan. Apakah ada

kebiasaan keluarga mengonsumsi kopi dana alkohol,bagimana

kebiasaan minum obat pada anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan, apakah keluarga secara teratur menggunakan

obat-obatan tanpa resep, apakah obat-obatan ditemptakan pada

tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Apakah

yang dilakukan keluarga untuk memperbaiki status kesehatan,

apa yangdilakukan keluarga untuk mencapai terjadinya suatu

penyakit, apa yang dilakukan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit, apakah ada keyakinan, sikap dan nilai-niali

dari keluarga dalam hubungannya dengan perawatan dirumah.

4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sakit

Data yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengatur dan

memelihara lingkungan fisik dan psikologis bagi anggota

keluarganya.Lingkungan fisik, bagaimana keluarga mengatur

perabot rumah tangga, menjaga kebersihannya, mengatur

ventilasi dan pencahayaan rumah. Lingkungan psikologi,

bagimana keluarga menjaga keharmonisan hubungan

antaranggota keluarga, bagaimana keluarga memenuhi privasi

masing-masing anggota keluarga.

5) Kemapuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan


12

Data yang dikaji adalah apakah keluarga sudah memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dari tempat

tinggalnya, misalnya Posyandu, Puskesmas Pembantu,

Puseksmas dan Rumah Sakit terdekat dengan rumahnya. Sumber

pembiayaan yang digunakan oleh keluarga, Bagaiman keluarga

membayar pelayanan yang diterima, apakah keluarga masuk

asuransi kesehatan, apakah keluarga mendapat pelayanan

kesehatan gratis. Alat transportasi apa yang digunakan untuk

mencapai pelayanan kesehatan, masalah apa saja yang

ditemukan jika keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan umum.

d. Fungsi Ekonomi

Data yang perlu meliputi bagaimana keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi yang terdiri atas data

jenis pekerjaan, jumlah penghasilan keluarga, jumlah pengeluaran,

bagimana keluarga mampu mencukupi semua kebutuhan anggota

keluarga, bagimana pengaturan keuangan.

e. Fungsi Reproduksi

Data yang dikumpulkan adalah berapa jumlah anak, apakah mengikuti

program keluarga berencana atau tidak, apakah mempunyai masalah

pada fungsi reproduksi.

f. Data koping keluarga

Data yang perlu dilakukan pengkajian adalah stressor

keluarga,meliputi data tentang stressor yang dialami keluarga berkaitan


13

dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat memastikan lama

dan kekuatan stressor yang dialami, apakah keluarga dapat mengatasi

stressor dan ketegangan sehari-hari. Apakah keluarga mampu bertindak

berdasarkan penilaian yang objektif dan realistis terhadap situasi yang

menyebabkan stress. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang

penuh dengan stress, strategi koping bagaimana yang diamabil oleh

keluarga, apakah anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-

beda.

Koping internal dan eksternal yang diajarkan, apakah anggota

keluarag berbeda dalam cara-cara koping,strategi koping internal

keluarga, kelompok kepercayaan keluarga, penggunaan humor, self

evaluasi , penggunaan ungkapan, pengontrolan masalah pada keluarga

,pemecahan masalah secara bersama, fleksibelitas peran dalam keluarga.

Strategi koping eksternal : mencari informasi, memelihara hubungan

dengan masyarakat, dan mencari dukungan social.

2.1.1.6 Pemeriksaan Fisik (Head to toe) (Khalifah dan Wahyo, 2016)

Pemeriksaan fisik dan observasi dapat dilakukan bersama-sama dan

atau bergantian. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi

(melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), askultasi

(mendengar) dan observasi.

a. Pemeriksaan nyeri spesifik

Pada pasien diabetes mellitus, nyeri dirasakan saat palpasi dan

penekanan dilakukan pada daerah abdomen. Wajah Nampak

meringis dan pasien tampak sangat hati-hati


14

b. Pemeriksaan Status mental

Status mental diperiksa dengan cara observasi dan komunikasi

dengan klien. Data yang ditemukan pada pasien antara lain cemas,

stress karena terjadi penurunan kemampuan seksual (impotensi pada

pria), peka rangsangan dan sangat tergantung pada orang lain.

c. Sistem Integumen

Cara pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, dan perkusi. Data yang

ditemukan antara lain kulit kering, gatal biasanya pada malam hari

dan saat berkeringat, ulkus pada kulit, kulit rusak, lesi/ulserasi,

demam dan diaphoresis (keringat berlebihan).

d. Sistem Pernapasan

Cara pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi dan perkusi. Data yang

ditemukan : kekakuan pada pernapasan, pasien merasa kekurangan

oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (tergantung ada

atau tidaknya infeksi sebagai tanda lapar udara, takhipneu pada saat

istirahat atau aktivitas

e. Sistem Perkemihan

Cara pemeriksaan fisik pada system perkemihan dengan cara

wawancara dan inspeksi. Terdiri atas perubahan pola berkemih

(poliuria) dan dapat berkembang menjadi oliguria dan anuria jika

terjadi hipovolemia berat, noktoria, rasa nyeri terbakar, kesulitan

berkemih (akibat infeksi) ISK baru atau berulang

f. Sisitem Muskuluskeletal
15

Cara pemeriksaan dengan cara wawancara dan observasi. Data yang

ditemukan antara lain lemah, letih, sulit untuk berjalan/bergerak.

Kram dan kesemutan pada daerah perifer ekstremitas atas dan

bawah, tonus otot berkurang (kelemahan pada otot terutama system

pergerakan atas dan bawah ), ulkue pada kaki dengan penyembuhan

yang lama dan menurunya kekuatan dalam rentang gerak ROM

(Range of Motion) dan penurunan reflex tendon.

g. Sistem Pencernaan

Cara pemeriksaan dengan wawancara, inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskutasi. Data yang ditemukan antara lain : haus, hilang napsu

makan, miual/muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan

glukosa /karbohidrat, kekakuan pada abdomen, nyeri tekan pada

abdomen,bissing usus melemah dan diare dan bau nafas aseton

h. Sistem Persarafan

Pemeriksaan system persyarafan dilakukan dengan wawancara

inspeksi, dan observasi. Terdiri atas nyeri kepala (rasa sakit dibagian

kepala), pusing (rasa ringan dikepala, “goyang”, tidak stabil), tremor

(gerakan pada bagian tubuh yang tidak terkontrol) paralisis

(kelemahan), dan anestesi daerah perifer (mati rasa/berkurangnya

kemampuan kepekaan kulit pada rangsangan dingin, panas dan

nyeri).

i. Riwayat Pengobatan

Pemeriksaan dengan metode wawancara, inspeksi dan observasi.

Riwayat pengobatan terdiri atas alergi obat (reaksi tubuh yang


16

sangat peka terhadap jenis obat tertentu), jenis obat yang dikonsumsi

apa saja apakah sesuai dengan kondisi tubuh ataukah tidak.

j. Harapan keluarga

Harapan yang dimiliki keluarga sehubungan dengan kondisi yang

dialami keluarga maupun terhadap petugas kesehatan dalam

pelayanan kepada anggota keluarga yang sakit

2.1.1.2 Analisa Data Keperawatan Keluarga

Analisa data merupakan kegiatan pengelompokan data berdasarkan

masalah keperawatan yang terjadi. Analisa data terdiri atas 3 (tiga)

komponen yaitu : pengelompokan data : data subjektif : data objektif

saat pengkajian, kemungkinan penyebab : komponen kemungkinan

penyebab disusun berdasarkan konsep penyakit, masalah

keperawatan : komponen masalah keperawatan merupakan

kesenjangan antara kondisi klien yang diharapkan dengan kondisi

yang ada pada saat ini, Masalah keperawatan dapat berupa masalah

actual, dan masalah risiko.

2.1.1.3. Skoring

Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu sifat masalah

(aktual, resiko, potensial), kemungkinan masalah dapat diubah,

potensial masalah untuk dicegah, masalah yang menonjol.

Tabel 2.1.Skoring masalah keperawatan


(Baylon dan Maglaya,1978)
17

No Kriteria Nilai Bobot

1 Sifat masalah
Skala :
a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
b. Masalah yang tidak perlu 10 1
segera ditangani
c. Masalah tiidak dirasakan
TOTAL 5

2.1.2 Diagnosa Keperawatan

Menurut Nanda (2015), masalah keperawatan yang lazim muncul, adalah

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan

keluarga mengenal tentang kebutuhan nutrisi yang tepat bagi

pasien dan keluarga yang menderita Diabetes Melitus

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan

keluarga menyediakan kebutuhan nutrisi yang tepat bagi anggota

keluarga yang menderita Diabetes Melitus


18

3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan

keluarga dalam menciptakan suasana rumah yang aman dan

nyaman bagi anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus

4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan

keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar

tempat tinggalnya bagi anggota keluarga yang menderita Diabetes

Melitus.

2.1.3 Intervensi Keperawatan

Tabel intervensi keperawatan

Evaluasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Kriteria Standar

1 Ketidakefektifan TUM : Setelah a. Terdapat 1. Kaji tingkat


pemeliharaan dilakukan kunjunggan aturan makan pengetahuan
kesehatan b.d rumah selama 4x60 Verbal pada penderita pasien dan
ketidakmampuan menit pasien dan diabetes, keluarga tentang
keluarga mengenal keluarga dapat mengerti dalam aturan pola
tentang kebutuhan tentang proses mengatur pola makan pada
nutrisi yang tepat kebutuhan nutrisi pada makan seperti pasien Diabetes
bagi anggota pasien diabetes melitus sarapan jam 6 Melitus
keluarga yang pagi, cemilan
menderita Diabetes TUK : Setelah 4 kali jam 10 pagi, 2. Jelaskan
Melitus kunjungan rumah makan siang bagaimana cara
diharapkan keluarga jam 12 pagi, mengtur pola
dan pasien mampu : cemilan jam 4 makan pada
sore, dan pasien diabets
a. Mengerti aturan melitus
makan malam
pola makan
jam 7 malam.
diabetes melitus 3. Jelaskan
b. Menyediakan bagaimana
b. Mampu menyiapakan
makana yang
melaksanakan makanan yang
dibutuhkan
pola makan dibutuhkan oleh
oleh pasien
penyakit pasien Diabetes
dm seperti
diabetes melitus Melitus sesuai
Makana yang
mengandung , dengan diet pada
c. Menjelaskan
karbohidrat,pr pasien Diabetes
19

bagaimana otein dan Melitus


perencanaan makan rendah
makan pada lemak. 4. Jelaskana
pasien Diabetes bagaimana
Melitus c. Perencanaan perencanaan
makan pada makan pada
pasien pasien diabets
diabetes melitus
melitus adalah
: 5. Anjurkan pasien
dan keluarga
1.Sarapan membaca liflet
(06.00- yang telah
08.00) diberikan

Roti, Bubur, 6. Berikan Motivasi


dan buah- pasien agar selalu
buhan menjaga pola
makan.
2. Makan
Siang
(12.00-
13.00)

a. Makanan
pokok:
nasi
merah
atau ubi,
singkong,
talas

b. Lauk:
ikan,
ayam
tanpa
kuliit.

c. Serat: sop
kacang
merah,
sop
kacang
ijo

3.Makan Malam
20

(19.00-20.00)

a. Makanan pokok:
nasi merah,singkong,
sagu

b. Lauk: ikan, putih


telur

c. Serat: sayur
bayam

TUK 2 : Verbal Menjelaskan akibat 1. Kaji tingkat


bila tidak pengetahuan
Keluarga mampu memperhatikan pola klien dan
mengambil keputusan makan keluarga
untuk mengatasi
ketidakseimbangan 1. akibat 2. Berikan
nutrisi pada pasien DM terjadinya dukungan
masalah atas
A. Menjelaskan ketidakseimba keputusan
pada keluarga ngan nutrisi yang diambil
akibat pada penderita keluarga
terjadinya DM yaitu rasa
masalah ketidak lemah dan 3. Memotivasi
seimbangan kulit menjadi keluarga
nutrisi pada kering karena untuk
penderita DM kekurangan mengambil
cairan dan keputusan
lain-lain dalam
menatasi
2. akan ketidakseimb
mengakibatka angan nutrisi
n kadar gula pada pasien
darah menjadi DM
tidak stabil.

Tuk 3 : Verbal 1. Keluarga 1. Kaji tingkat


mampu pengetahuan
Keluarga mampu merawat klien dan
merawat anggota anggota keluarga
keluarga yang keluarga mengenai
menderita DM dengan diet yang
masalah disarankan
kesehatan
21

keluarga 2. Jelaskan
dengan cara : kepada
pasien
a. Terapi diet dan mengenai
gizi tujuan
kepatuhan
b. Olahraga
terhadap diet
c. Menjaga pola yang
makan disarankan
terkait
dengan
kesehatan
secara
umum.

3. Intruksikan
pasien dan
keluarga
untuk
menghindari
makanan
yang
dipantang
dan
mengkonsum
si makanan
yang
diperbolehka
n

4. Libatkan
pasien dan
keluarga

Tuk 4 : 1. Keluarga 1. Anjurkan


mampu keluarga
Keluarga mampu Verbal memodifikasi menyiapkan
memodifikasi lingkungan makanan
lingkungan dalam dengan cara : yang tidak
perawatan anggota mengandung
keluarga yang a. Keluarga banyak
menderita DM mampu gulaatau
menyiapkan makanan
menu makan yang manis
yang sehat
2. Informasikan
22

b. Keluarga kepada klien


mampu dan keluarga
menyiapkan jangka waktu
menu makan pasien harus
yang rendah mengikuti
garam, rendah diet yang
gula, rendah telah
lemak disarankan

c. Makanan yang 3. Anjurkan


diberikan keluarga
dalam porsi mengelola
kecil menu makan
sesuai
kemampuan

4. Anjurkan
agar selalu
mengikuti
prinsip
makan 4J
(jumlah,
jenis, jadwal,
jurus masak)

Tuk 5 : Verbal 1. Keluarga Bantu keluarga


dan dapat memilih tempat
Keluarga mampu psikomot memanfatkan pelayanan terdekat
memanfaatkan fasilitas orik fasilitas
kesehatan bila masalah pelayanan Anjurkan klien agar
nutrisi masih berlanjut kesehatan selalu mengecek
dengan cara : guladarahnya

a. Keluarga Berikan dukungan


memanfaatkan atas keputusan yang
fasilitas diambil keluarga
kesehatan Berikan kesempatan
untuk keluarga bertanya
konsultasi

b. Keluarga
menggunakan
fasilitas
kesehatan
untuk selalu
mengontrol
23

gula darah

2.1.4 Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan

yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan

masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasikan.

2.1.5 Implementasi /pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

Masalah dan kebutuhan kesehatan dengancara : memberikan informasi dan

memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

1.1.5.2 Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat, dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,

mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan

2.1.5.3 Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan,

menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah, mengawasi

keluarga melakukan perawatn.

2.1.5.4 Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, yaitu dengan cara : melakukan

perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

2.1.5.5 Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara : mengenalkan fasilitas keshatan yang ada di

lingkungan keluarga, membantu keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

2.1.6 Evaluasi
24

Evaluasi keperawatan keluarga merupakan tahap kelima atau tahap terakhir

dari proses keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari

tindakan yang dilaksanakan.Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria

hasil yang telah ditulis pada tujuan ketika perawat menyusun perencanan

tindakan keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai

(Kholifa, 2016)

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional :

S : Hal-hal yang dikemukan oleh keluarga /pasien secara spesifik setelah

Dilakaukan intervensi keperawatan.

O : Hal-hal ditemui perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

Keperawatan.

A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacuh pada tujuan

terkait dengan diagnoasa keperawatan.

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

/ pasien pada tahap evaluasi.

W : Waktu yang ingin dicapai

2.2 Konsep Diabetes Melitus

2.2.1 Pengertian

Diabetes mellitus merupakan penyebab hiperglikemia. Hiperglikemia

disebabkan olah berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering

disebabkan oleh Diabetes Melitus. Pada Diabetes Melitus gula

menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan

tersebut terjadi akibat hormone insulin jumlahnya kurang atau cacat


25

fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya

gula darah (WHO, 2016).

2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Ada dua tipe Diabetes Melitus : Penyakit ini dibedakan berdasarkan

penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu :

1. Tipe I Insulin dependen Diabetes Melitus (IDDM)

2. Tipe II Insulin dependen Diabetes Melitus (NIDDM)

2.2.3 Etiologi

Etiologi Diabets Melitus di bedakan berdasarkan tipenya, sebagai berikut

1. Diabetes Tipe I

Diabetes Tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas.

Kombinasi faktor genetik imunologi dan kemungkinan pula

lingkungan infeksi di perkirakan turut menimbulkan distruksi sel beta.

a. Faktor-faktor genetik

Penderita Diabetes tidak mewarisi Diabetes tipe I itu sendiri, tapi

mewarisi suatu kecenderungan genetik kearah terjadinya Diabetes

tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang

memiliki tipe antigen HLA (Human Laucocyute Antigen) tertentu.

HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas

antigen transplantasi dan proses imun lainya. 95% pasien yang

berkulit putih (Caucasion) dengan Diabetes tipe I memperhatikan

tipe HLA yang spesifik (DR 3 atau DR 4). Resiko terjadinya


26

Diabetes tipe I meningkat 3-5 x lipat pada individu yang memiliki

tipe HLA DR 3 maupun DR 4 (jika dibandingkan dengan populasi

umum).

2. Faktor-faktor Imunologi

Pada pasien tipe I terdapat bukti adanya suatu respon auto imun.

Respon ini merupakan respon abnormal di mana anti bodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan

tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.

Otoantibodi terhadap sel-sel pulau-pulau langerhans dan insulin

endogen (internal) teratasi di saat diakrosis di buat dan bahkan

beberapa tahun sebelum timbul tanda-tanda klinis Diabetes I riset

dilakukan untuk mengevaluasi efek prefarak imonosupresf terhadap

perkembangan penyakit pada pasien tipe I yang baru terdiagnosis

atau pasien prediabets ( pasien dengan anti bodi yang terdeteksi

tetapi tidak memperlihatkan gejalah klinis diabetes). Reset lainya

menyelidiki efek protektif yang di timbulkan insulin dengan dosis

kecil terhadap fungsi sel beta.

3. Faktor-faktor Lingkungan

Penyelidikan sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-

faktor ekstrenal yang dapat memicu dekstruksi sel beta. Sebagai

contoh hasil penyelidikan yang di nyatakan bahwa menimbulkan

dekstruksi sel beta. Interaksi terhadap faktor-faktor genetik,

imunologi, dan lingkungan dalam etiologi diabetes tipe I

merupakan pokok perhatian riset yang terus berlanjut. Meskipun


27

kejadian yang menimbulkan dekstruksi sel beta tidak di mengerti

sepenuhnya, namun kenyataan bahwa kerentanan genetik

merupakan faktor dasar yang mendasari proses terjadinya Diabetes

I merupakan hal yang secara umum dapat di terima.

b. Diabetes Melitus

Mekanisme yang tepat, yang menyebabkan resistensi insulin

pada Diabtes tipe II masih belum di ketahui. Faktor genetic di

perkirakan memegang peranan dalam proses tersedianya

resistensi insulin. Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu

berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes tipe II, faktor-

faktor itu adalah :

1. Usia (Resistensi Insulin meningkat pada usia di atas 65

tahun),

2. Obesitas (Kelebihan berat badan)

3. Riwayat Keluarga

Kelompok etnik (Di Amerika Serikat, golongan hospanik

serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan

yang lebih besar untuk terjadinya Diabetes tipe II (Afri-

Amerika) (WHO, 2016).

2.2.4 Patofisiologi

2.2.4.1 Diabetes mellitus tipe 1

Pada diabetes mellitus tipe I terdapat ketidakmampuan pancreas

menghasilkan insulinkarena hancurnya sel-sel beta pulau

Langerhans. Dalam hal ini menimbulkan hiperglikimia puasa dan


28

hiperglikima post prandial. Dengan tingginya konsentrasi glukosa

dalam darah, maka akan muncul glukosuria (glukosa dalam darah)

dan ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yangb

berlebiha( Diuresis osmotic) sehingga pasien akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus ( polidipsia).

Defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein

dan lemak sehingga terjadi penurunan berat badan akan muncul

gejalah peningkatan selera makan ( polifagia). Akibat yang lain yaitu

terjadinya proses glikogenolis (pemecahan glukosa yang disimpan)

dan glukogeonesis tanpa hambatan sehingga efeknya berupa

pemecahan lemak dan terjadi peningkatan keton yang dapat

mengganggu keseimbangan asam basa dan mengarah terjadinya

ketoasidosis (Brunner & Suddart 2010).

2.2.4.2 Diabetes Melitus tipe 2

Terdapat dua masalah utama pada DM tipe II yaitu resistensi

insulin dan gagguan sekresi insulin normalnya insulin aka berkaitan

pada reseptor kurang dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah

tetap saja glukos tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan

kekurangan glukosa (Nanda, NIC-NOC. 2015).

Mekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin

untuk mengtasi resistensi insulin dan mencegah terbenntuknya

glukosa dalam darah yang berlebihan maka harus terdapat

peningkatan jumlah insulin yang disekresikan namun demikian jika


29

sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan

meningkat dan terjadinya DM tipe II (Brunner & Suddart 2010).

2.2.5 Manifestasi Klinik

a. Manifestasi klinik pada IDDM tahap awal dapat ditemukan gejalah-

gejalah sebagai berikut :

1. Lemah

2. Lelah

3. Polyuri

4.Poliphagi

5.Berat Badan Menurun

b. Manifestasi Klinik pada IDDM lanjutkan dapat ditemukan gejalah-

gejalah sebagai berikut :

1. Mual dan tidak ada nafsu makan

2. Sering BAK

3. Lesuh dan mengantuk

4. Bingung

5. Elektrolit terganggu

6. Syok Hipovolemik

7. Pernapasan Kusmual

8.Nadi cepat dan lemah

c. Manifestasi klinik pada Non IDDM (Insulin Dependen Diabetes

Melitus) tahap awal dapat ditemukan gejalah-gejalah sebagai berikut


30

1. Lemah

2. Lelah

3. Polydipsi

4. Polyphagia

5. Infeksi kulit

6. Bila ada luka, lama baru sembuh.

2.2.6 Tes Diagnostik

Untuk menegahkan diagnosa dapat ditunjang dengan pemeriksaan

laboratorium. Hasil test diagnostic pada Diabetes Melitus bergantung pada

tipe nya yaitu :

a. IDDM (Insulin Dependen Diabetes Melitus)

1. Kadar Glukosa Darah Puasa Diatas 140 Mg/Dl

2. Tes Toleransi Glikosa 2 jam pertama 200 Mg/Dl

3. Osmolitas Serum 300 M Osm/G

4. Reduksi Urine

5. Glukosa

6. Keton

7. Saeton

b. Non IDDM (Insulin Dependen Diabetes Melitus)

1. Gula darah puasa tinggi 200 mg/dl

2.Tes toleransi glukosa 2 jam post prandial 200 mg/dl

3. Osmolitas Serum 300 mg

2.2.7 Penatalaksanaan

1. Perencanaan Makanan
31

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan

kecukupan gizi baik yaitu : Karbohidrat sebanyak 60-70 Protein

sebanyak 10-15% Lemak sebanyak 20-25%.

Jumlah kalori diseuaikan dengan pertumbuhan, status, gizi, umur,

stres akut dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis,

penetuan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu Badan Ideal =(TB-

100)-10% sehingga didapatkan = Berat badan kurang = <90% ideal Berat

badan normal = 90-110% dari BB ideal Berat badan lebih = 110-120%

dari BB ideal Gemuk = > 120% dari BB ideal.

Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB ideal kelebihan

kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB dan wanita 25 kkal/kg

BB kemudian ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10-30% utuk

pekerja berat ) koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan

kalori untuk menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan makanan

sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut diatas di bagi dalam

bebrapa porsi yaitu : makanan pagi sebanyak 20% makanan siang

sebanyak 30% makanan sore sebanyak 25% 2-3 porsi makanan ringan

sebanyak 10-15% diantaranya. (Hasdiana, 2012).

2.Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara leratur (3-4kali semiggu) selama

kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi

penyakit penyakit.
32

Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30

menit. Olahraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat

joging.

2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus

Diet Diabetes Melitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita

Diabetes Melitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan

(Sulistyowati, 2010)

Merencanakan pola makan adalah hal yang penting untuk dilakukan para

penderita Diabetes Melitus. Salah-salah pilih maknan atau menerapkan pola

makan, justru bikin kesehatan anda jadi sasarannya. Tidak sulit untuk

menerapkan aturan makan untuk Diabetes. Hanya harus mengikuti 3 J (jenis,

jumlah, jam). Jenis, jumlah, dan jam makan merupakan tiga hal pokok yang

harus diingat dan atur. (Susilo & Wulandari (2011).

2.3.1 Jenis

Penderita Diabets Melitus harus memilih jenis makanan dengan tepat.

Hindari makanan mengandung gula atau jenis karbohidrat sederhana,

seperti makanan manis, madu, gula, susu kental manis. Tetapi, bukan

berarti harus menghindari karbohidrat sama sekali. Tubuh, bukan tetap

membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tetapi, pilihlah

jenis karbohidrat sebanyak 50% dari total kebutuhan kalori. Tetapi,

bukan anda harus menghindari karbohidrat sama sekali. Tubuh tetap

membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tubuh


33

memerlukan karbohidrat sebanyak 50% dari total kebutuhan kalori.

Tetapi, pilihlah jenis karbohidrat kompleks dan mengandung banyak

serat, seperti nasi merah atau roti yang terbuat dari gandum utuh,

sementara,tubuh juga masih membutuhkan lemak, namun hindari

makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Seperti

gorengan dan fast food . jangan lupa untuk perbanyak serat dan kurangi

konsumsi natrium yang ada di dalam garam serta makanan kemasan. Hal

ini akan membuat tubuh terhindar dari resiko penyakit jantung.

2.3.2 Jumlah

Setiap orang sebenarnya harus mengonsumsi makanan dengan jumlah

yang sesuai kebutuhannya. Kebutuhan kalori setiap orang akan berbeda,

tergantung jensi kelamin, kondisi kesehatan, berat badan, dan tinggi

badan.

Kebutuhan rata-rata yang diperlukan para penderita Diabetes :

1. Karbohidrat : 50-60% dari kebutuhan kalori / hari

2. Protein : 10-15% dari kebutuhan kalori / hari

3. Lemak : 20-25% dari kebutuhan kalori / hari

4. Serat : 25 gram / hari .

2.3.3 Jam

Selain jenis dan jumlah, kita harus mengatur jam makan setiap hari.

Buat jadwal makan, sehingga setiap hari akan memiliki jam makan yang

sama. Misalnya, sarapan jam 6 pagi, cemilan jam 10 pagi, makan siang

jam 12 pagi, cemilan jam 4 sore, dan makan malam jam 7 malam.

Sebenarnya, hal itu bisa disesuaikan dengan jadwal dan kegiatan masing-
34

masing. Yang terpenting adalah kita makan di jam yang sama setiap hari.

Aturan makan untuk Diabetes ini akan membuat tubuh menjadi “ingat”

dan mempermudah proses pencernaan, karena selalu terjadi di jam yang

sama.

2.3.3.1 Sarapan (06.00-07.00)

a. Makanan pokok : 1,5 porsi setara dengan nasi 150 gram atau

roti tawar dua potong (180gr).

b. Lauk hewani : satu porsi setara dengan daging sapi (50 gram)

atau satu telur ayam.

c. Lauk nabati : setengah porsi setara dengan satu potong kecil

tahu.

d. Sayur : satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.

2.3.3.2 Makan Siang (12.00-13.00)

a. Makanan pokok : dua porsi setara dengan nasi 200 gram atau

bihun (100 gr).

b. Lauk hewani : satu porsi setara dengan daging sapi (50 gram)

atau satu telur ayam.

c. Lauk nabati : setengah porsi setara dengan satu potong kecil

tahu.

d. Sayur : satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.

2.3.3.3.Makan Malam (18.00-19.00)


35

a. Makanan pokok : dua porsi setara dengan nasi 200 gram atau

bihun (100 gr).

b. Lauk hewani : satu porsi setara dengan daging sapi (50 gram)

atau satu telur ayam.

c. Lauk nabati : setengah porsi setara dengan satu potong kecil

tahu.

d. Sayur : satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.

2.3.3.4 Camilan (10.00, 16.00, 21.00)

a. Makanlah cemilan pada jam 10 pagi. 4 sore, dan sebelum tidur.

b.Pilihan cemilan yang berserat seperti buah-buahan, bisa

dikonsumsi sebanyak 50 gram, contohnya 1 buah pisang.

2.3.4 Karakteristik Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index

(BMI). Dan idelanya Body Image Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI).

Body masa index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari

gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI

dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan

untuk mengkaji kelebihan berat badan (Over Weight) dan

obesitas.Indeks Masa Tubuh = BB (kg) x TB (m) kategori IMT kurus

kekurangan berat badan tinggi berat < 17 kekurangan berat badan

tinggi sedang 17,0 – 18,5 normal 18,5 - 25,0 gemuk kelebihan berat

badan tinggi ringan > 25,0 – 27,0 kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0 ( Depkes 2008, dalam Asmadi, 2011).


36

2. Ideal Body weight (IBW) ideal body weight atau berat badan ideal

merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang

sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter

dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu. Berat badan

ideal (kg) = tinggi badan (cm) – 100] – [10% (tinggi badan – 100)].

2.4 Konsep Keluarga

2.4.1 Pengertian

Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubugan resmi, seperti

ikatan darah, adopsi, perkawinan atau pewalian, hubungan sosial (hidup

bersama) daan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Doane

& Vorcoe, 2005) dalam Kholifa, 2016)

2.4.2 Tipe Keluarga

2.4.2.1 The Nuclear Family (keluarga inti ), yaitu keluarga yang terdiri

atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak

angkat.

2.4.2.2 The Dyad Family (keluarga Dyad), suatu rumah tangga yang

terdiri atas suami dan istri tanpa anak.

2.4.2.3 Single Parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua

dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat

disebabkan oleh perceraian atau kematian.

2.4.2.4 Single adult,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas suatu

orang dewasa. Tipe ini dapat terdapat pada seorang dewasa

yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami


37

2.4.2.5 Extended Family,Keluarga yang terdiri atas keluarga inti

ditambah keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,

bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.

2.4.2.6 Middle-aged or elderly, orang tua yang tinggal sendiri di rumah

baik suami/istri atau keduanya, karena anak-anaknya sudah

membangun karir sendiri atau sudah menikah.

2.4.2.7 Kin –Network family,Beberapa keluarga yang tinggal bersama

atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang

pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

2.4.3 Tugas Perkembangan Keluarga

2.4.3.1 Keluarga baru menikah atau pemula

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1. Membina hubungan intim dan memeuaskan

2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,dan kelompok

sosial

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2.4.3.2 Keluarga dengan anak baru lahir

Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah :

1. Persiapan menjadi orang tau

2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual, dan kegiatan.

3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

2.4.3.3 Keluarga dengan anak usia pra sekolah


38

Tugas perkembangan pada tahap ini ialah :

1. Memenuhi kebutuhkan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak lain juga harus terpenuhi

4. Memepertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga

maupun dengan masyarakat

5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang

2.4.3.4 Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu :

1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan.

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga.

2.4.3.5 Keluarga dengan anak remaja

Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu :

1. Memberikan kebebasan yang seimbangan dengan tanggung

jawab.

2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.


39

3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan

orang tua.

4. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

2.4.3.6 Keluarga dengan anak dewasa muda

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu orang tua memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

2.4.3.7 Keluarga dengan usia pertengahan

Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah :

1. Mempertahankan kesehatan

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak

3. Meningkatkan keakraban pasangan

2.4.3.8 Keluarga dengan Usia lanjut

Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik dan pendapatan

3. Mempertanakn keakraban suami/istri dan saling merawat

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat


40

5. Melakukan life review

6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas

utama keluarga pada tahap ini.

2.4.4 Fungsi keluarga (friedman, 1988 dalam Kholifa, 2016)

2.4.4.1 Fungsi Afektif

Fungsi ini meliputi presepsi keluarga tentang pemenuhan

kebutuhan psikososial anggota keluarga.Melalui pemenuhan

fungsi ini,maka keluarga akan dapat mencapai tujuan

psikososial yang utama ,membentuk sifat kemanusiaan.Dalam

diri anggota keluargaa, stabilisassi kepribadian dan tingkah laku,

kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.

2.4.4.2 Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan

kematian sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung

seumur hidup,karena individu secara kontinyu mengubah

perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola

secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses

perekmbangan atau perubahan yang dialami oleh seorang

individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran

peran-peran social.

2.4.4.3 Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia

2.4.4.4 Fungsi Ekonomi


41

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemmapuan

individu meningkatkan pengahasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

2.4.4.5 Fungsi perawatan kesehata

Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan,

perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat ( yang

memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara

individual) merupakan bagian yang paling relevan dan fungsi

perawatan kesehatan antara lain :

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi

keluarga

c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang

mengalami ganngguan kesehatan

d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau

menciptakan suasana rumah yang sehat

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

2.4.5 Sasaran keperawatan keluarga

2.4.5.1 Keluarga Sehat

Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi

tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan


42

antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan

tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi

keperawtan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit.

2.4.5.2 Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan

keluarga risiko tinggi dapat didefenisikan, jika satu atau lebih

anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki

kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus

perkembangan anggoota keluarga dan kelurga dengan factor

risiko penurunan status kesehatan.

2.4.5.3 Keluarga yang memerlukan tindakan lanjut

Keluarga yang memerlukan tindakan lanjut merupakan keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak

lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien

pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degenerative,

tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

( Depkes RI, 2010 dalam Kholifa, 2016)

2.5 Pendidikan Kesehatan (Health Education )

2.5.1 Pengertian

Pendidikan kesehatan atau Health education adalah kegiatan pendidikan

yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,menanamkan keyakinan

sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau
43

dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan.

2.5.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Memberikan informasi /latihan kepada masyarakat dengan mampu

memahami situasi kesehatan yang dihadapi dan mampu mengambil

keputusan dalam memilih cara terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan

yang dihadapi dan meningkatkan kesehatan dengan tujuan utama yaitu

peningkatan kesehatan, preventif, kuratif dan rehabilitative.

2.5.3 Prinsip Pendidikan Kesehatan

2.5.3.1 Kontinuitas yaitu penekanan berulang pada materi yang penting

2.5.3.2 Sequence : Memperhatikan urutan materi sesuai dengan

kemampuan peserta

2.5.3.3 Interpretation : perpaduan berbagai aspek dalam

mendemonstrasikan materi secara menyeluruh

2.5.4 Prinsip penyuluhan yang efektif

2.5.4.1 Memilih starategi belajar yang tepat

Penyusunan program pengajarn (SAP dan materi penyuluhan )

secara tertulis untuk diimplementasikan

2.5.4.2 Penempatan lingkungan belajar yang tepat

a. Persiapan kondisi fisik

1. Posisi presenter

2. Penerangan dan suhu ruangan

3. Alat pengeras suara (microphone TOA)

b. Persiapan kondisi interpersonal


44

c. Kondisi organisasi : aspek administrasi (panitia,

penyusunan, jadwal, membuat pengumuman, poster, media

penyuluhan, dan lain-lain

d. Perorganisasian pengalaman belajar

1. Pengoranisaian materi : inti proses pembelajaran dan

konsep sederhana ke ide/uraian yang lebih kompleks

2. Rancangan penyajian sesuai kemampuan peserta dan

interval waktu yang cukup untuk meberikan kesempatan

kepada peserta dalam menyerap materi

e. Motivasi partisipasi peserta akan pembelajaran

1. Memberi kesempatan bertanya

2. Meminta pendapat tentang materi

3. Melakukan evaluasi dan feedback

4. Memberikan kuis, test, tugas kelompok dan check list

2.6 Media Pendidikan Kesehatan (Leaflet)

2.6.1 Pengertian Leaflet

Leaflet adalah suatu alat promosi atau pemasaran yang dicetak pada

selembar kertas, yang umumnya mengunakan art paper atau art carton

dan memiliki dua atau lebih lipatan. Didalam leaflet sendiri biasanya

berisikan informasi singkat mengenai suatu program, usaha, atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pemilik atau badan usaha, terkait

dengan produk, jasa, atau, acara yang mereka tawarkan.

2.6.2 Ukuran Kertas Pada Leaflet


45

Ukuran Leaflet sebelmnya dilipat biasanya mengunakan A4 standar,

yaitu 21 x 29,7 cm, namun apabila kita menginginkan Leaflet dengan

teknik lipatan empat maka disarankan untuk menggunakan ukuran kertas

yang lebih panjang dari A4, namun lebarnya sama.

2.6.3 Fungsi dan Kegunaan Leaflet

Fungsi Leaflet tidak hanya sebagai alat promosi melainkan memiliki

beberapa manfaat lainya yang tidak kala penting sebaagi berikut :

a. Sebagai alat promosi

Fungsi utama Leaflet adalah sebagai alat untuk mempromosikan

suatu bisnis, produk, jasa, dan juga suatu kegiatan atau acara yang

akan diselengarakan, kepada target konsumen.

b. Sebagai Penyebaran informasi

Selain berguna untuk kegiatan promosi, fungsi lain dari Leaflet

adalah sebagai alat untuk menyebarkan informasi akan suatu gerakan,

bisnis, atau usaha, acara, dan lain sebagainya, ssehingga informasi

dapat diketahui oleh banyak orang.

c. Sebagai alat promosi yang minim anggaran

Leaflet adalah salah satu alat pemasaran yang bisa di bilang paling

minim anggarannya, sama seperti brosur dan flyer, terutama apabila

di bandingkan dengan memasang iklan dimedia massa atau di media

digital.

2.6.4 Kelebihan dan kelemahan Leaflet


46

A. Kelebihan Leaflet

Ada beberapa kelebihan Leaflet dibandingkan alat pemasaran lain adalah

sebagai berikut :

a. Bentuk dan ukuran Leaflet sangatlah ringkas sehingga mudah

dibandingkan dan mudah pula dibawah.

b. Leaflet juga terkenal awet dan tahan lama, serta cukup tebal sehingga

meningkatkan peluang untuk terus disimpan oleh konsumen.

c. Informasi lebih jelas dan rinci

d. Apabila desainya unik dan menarik juga akan meningkatkan peluang

untuk disimpan oleh orang yang membacanya.

e. Biayanya produksi Leaflet lebih murah dibandingkan alat promosi

lainya seperti pemasangan iklan atau cetak company profile.

f. Dapat memfokuskan penyebaran pada satu area tertentu guna

mengoptimalkan penargetan calon konumen.

g. Mudah dibawah dan juga mudah untuk dibaca oleh target.

B. Kelemahan Leaflet

Selain kelebihan yang ada pada Leaflet tersebut, beberapa kelemahan

yang ada pada Leaflet adalah sebagai berikut :

a. Sangat tergantung pada desain, terutama dalam hal pemilihan warna

dan ukuran tulisan, layout, dan juga tingkat kepadatan informasi yan

ada di dalamnya, dimana hal-hal tersebut akan menetukan dibaca atau

tidaknya Leaflet tersebut.

b. Tidak terlalu efektif dan efisien apabila menargetkan calon konsumen

pada area yang terlalu luas.


47

c. Berkontribusi meningkatkan limba kertas terutama apabila desainya

kurang menarik dan disebar ke area yang terlalu luas, karena banyak

yang akan di buang begitu saja.

d. Meskipun biaya produksi lebih murah dibandingkan beberapaa alat

promosi, tetapi akan lebih mahal dibandingkan promosi yang

dilakukan via media sosial seperti facebook dan instagram.

Satuan Acara Penyuluhan

Nutrisi Pada pasien Diabetes Melitus

1. Pola Makan pada Diabetes Mellitus

Menurut Waspadji (2007) mengutip pendapat Joslin (1952) dari Medical Centre

Institute, dalam pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan

pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus yang lebih

dikenal dengan istilah 3J.

2. Manfaat Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Melitus

1. Untuk menurunkan kadar gula dalam darah

2. Menurunkan kadar gula dalam air kencing

3. Menstabilkan aktivitas sistem tubuh

3. Aturan makan untuk pasien Diabetes

Terdapat 3J dalam aturan makan pada penderita diabetes.

A. Jumlah Makan
48

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai untuk

mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal.

Komposisi energi adalah 60 - 70 % dari karbohidrat, 10 - 15 % dari protein,

20 – 25 % dari lemak.

1. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat,

lemak dan protein yang bersumber dari: nasi serta penggantinya

seperti: roti, mie, singkong, ubi, sagu, jagung, talas.

2. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan

mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang -

kacangan, tempe, tahu, putih telut, ikan, ayam tanpa kulit.

3. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral.

Makanan sumber zat pengatur antara lain:

Sayuran : Ketimun, labu, tomat, terong, kangkung,

Buah-buahan : pepaya, salak, belimbing, pisang, semangka, mangga

( sesuai kebutuhan).

B. Jenis Bahan makanan

Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak

dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:

1. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus

adalah:

a. Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, singkong, ubi dan

sagu. nasi merah, nasi hitam.

b. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, tempe,

tahu dan kacang-kacangan.


49

c. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk

penderita diabetes mellitus adalah :

a. Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, ,

susu kental manis, kue - kue manis.

b. Mengandung banyak lemak seperti kue makanan siap saji

c. goreng-gorengan.

d. Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin


2. Jam
Penting untuk memperhatikan jam makan karena jika pola makan tidak

teratur dan melewati jam makan tertentu, maka akan menyebabkan lemas

karena kelaparan. Makanlah saat jam sarapan, siang, dan malam

ditambah camilan atau snack di antara jam makan besar tersebut.

4. Menu Makan Penderita Diabetes


Berikut adalah menu makanan untuk penderita Diabetes:
a. Sarapan (06.00-08.00)
Roti, Bubur, dan buah-buhan

b. Makan Siang (12.00-13.00)


a. Makanan pokok: nasi merah atau ubi, singkong, talas

b. Lauk: ikan, ayam tanpa kuliit.

c. Serat: sop kacang merah, sop kacang ijo

c. Makan Malam (19.00-20.00)


a. Makanan pokok: nasi merah, singkong, sagu

b. Lauk: ikan, putih telur

c. Serat: sayur bayam.

d. Camilan (10.00, 16.00, 21.00)


Konsumsilah camilan di antara makan besar, yaitu pukul 10 pagi, 4 sore, dan

malam sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk membuat gula darah tetap stabil
50

dan tidak terlalu rendah setelah mengonsumsi obat. camilan seperti yoghurt,

kue atau biskuit gandum, bubur kacang hijau, atau buah-buahan (pisang,

alpukat).
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Studi Kasus

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih

untuk mencapai tujuan penelitian (Setiadi, 2013). Di dalam penelitian ini

peneliti menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode studi kasus

asuhan keperawatan keluarga penderita Diabetes Melitus dengan pemberian

Pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh peneliti

atau Subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian (Whalley J &

Wong H, 2014). Subyek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang pasien yang

menderita Diabetes Melitus di Puskesmas Ohoijang. Adapun kriteria subyek

sebagai berikut

3.2.1.1 Kriteria Insklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat di ambel sebagai sampel (Whalley J

& Wong H 2014). Kriterian inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Keluarga dan pasien yang menderita Diabetes Melitus yang berada

di Puskesmas Ohoijang.

51
52

b. Sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik

c. Keluarga dan pasien bersedia menjadi subyek penelitian

d. Mampu membaca dan menulis

3.2.2 Kriteria Esklusi

Kriteria eklusi adalah ciri- ciri anggota populasi yang tidak dapat di

ambil sebagai sampel (Whalley J& Wong H 2014 ). Kriteria eklusi dalam

penilitian yaitu :

Pasien Diabetes Melitus yang bersedia menjadi subyek

penelitian, tetapi saat melakukan penelitian pasien tidak berada

di tempat.

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus identik dengan variabel penelitian yaitu perilaku atau

karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2011).

Fokus studi kasus ini adalah : “Asuhan Keperawatan Keluarga Menderita

Diabetes Melitus Dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang

Kebutuhan Nutrisi”.

3.4 Defenisi Operasional

3.4.1 Asuhan Keperawatan keluarga adalah serangkaian proses penyelesaian

masalah kesehatan ditingkat keluarga yang dilakukan oleh perawat

melaui proses keperawatan

3.4.2 Diabetes Melitus adalah orang yang menderita sakit akibat peningkatan

kadar gula darah


53

3.4.3 Pendidikan kesehatan adalah : Pendidikan Kesehatan atau Health

education adalah : kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan.

3.4.4 Kebutuhan nutrisi adalah pemenuhan zat-zat organik yang dibutuhkan

untuk kelangsungan hidup.

3.5 Instrumen Studi Kasus

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpuan data

(Notoadmodjo, 2012) alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrument

yaitu lembar pengkajian keperaawatan keluarga.

3.6 Tempat dan Waktu

a. Tempat penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

3.7 Metode Pengumpulan Data

3.7.1 Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan

narasumber untuk memperoleh data tentang suatu hal. Wawancara bebas

terpimpin merupakan kombinasi dari wawancara terpimpin dan

wawancara tidak terpimpin. Meskipun terdapat unsur kebebasan, tetapi

ada pengaruh pembicaraan secara tegas dan jelas. jadi wawancara ini

mempunyai ciri flesibilitas dan arah yang jelas (Notoatmodjo, 2012).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data secara mendalam dari

pasien yang mengalami Diabetes Melitus


54

3.7.2 Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus

dijalankan dengan melakukan usaha pengamatan secara langsung ke

tempat yang akan diselidiki (Hidayat 2014). Observasi dilaksanakan

dengan menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan

3.7.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis

memeriksa tubuh pasien untuk memeriksa tanda klinis penyakit, hasil

pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis dan pemeriksaan fisik akan

membantu dalam menegakan diagnosis dan perencanaan perawatan

pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dari bagian kepala

dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama

diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Hidayat

2014)

3.7.4 Dokumentasi

Untuk mendapatkan data sekunder tentang kasus yang sedang diteliti

meliputi catatan medik (medical record), catatan keperawatan atau

berbentuk dokumentasi lainnya.

3.8 Analisa Penyajian Data

Penyajian data penelitian merupakan cara penyajian dan penelitian dilakukan

melalui berbagai bentuk (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini,Data

disajikan dalam bentuk laporan asuhan keperawatan yang terdiri dari

pengkajian,diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,implementasi

keperawatan dan evaluasi.


55

3.9 Etika Studi Kasus

3.9.1 Menurut Hidayat (2014), masalah etika penelitian keperawatan

merupakan Masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat

penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka

dari segi penelitian harus diperhatikan prinsip manfaat.

3.9.1.1 Bebas dari penderita

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan

penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan

tindakan khusus.

3.9.1.2 Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek harus dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan.

3.9.1.3 Risiko

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan

keuntungan yang mungkin terjadi kepada subjek penelitian.

3.9.2 Bebas dari ekspolitas

3.9.2.1 Hak untuk ikut menjadi responden

3.9.2.2 Hak untuk mendapat jaminan dari pelakuan yang diberikan

3.9.2.3 Informed consent

3.9.3 Prinsip Keadilan

3.9.3.1 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil

3.9.3.2 Hak untuk menjaga kerahasiaannya


56
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHSAN

4.1. Gambaran Kasus.

Tabel.4.1.1 Kasus pemicu

Subjek 1 Subjek 2

Pengkajian dilakukan pada hari Kunjungan rumah dilakukan pada

senin tanggal 25 Juni 2020 dengan tanggal 06 Juli 2020 di keluarga

metode wawancara dirumah Tn.S, 57 tahun agama Kristen

keluarga Tn. H sebagai kepala protestan bertempat di perumahan

keluarga berusia 40 tahun. guru bersama istri (Ny. H 56 Tahun)

Pekerjaan sebagai securiti dengan sementara dua orang anak yang

pengahasilan perbulan sebesar sudah menikah tinggal dirumah

Rp.1.000.000. Istri Tn H bernama mereka masing-masing. Keluarga

Ny K sebagai ibu rumah Tn.S memiliki latar belakang

tangga,usia 39 tahun, jumlah anak 3 budaya kei sehingga setiap hari

orang, Ny. K mengalami sakit berbicara dengan bahasa indonesia

diabetes melitus sejak 5 tahun yang kadang menggunakan Bahasa

lalu sesuai diagnosa dokter di daerah kei. Tn.S adalah wiraswsta

puskesmas Watdek dan saat dikaji dengan penghasilan Rp

Ny. K hanya bisa diam dan duduk 3.000.000/bulan. Apabila ada

saja, badan tampak terlihat kurus. anggota keluarga yang sakit selalu

Ny. K mengatakan badannya terasa menggunakan fasilitas kesehatan.

56
57

lemas apabila gula darahnya naik, Pola makan : keluarga Tn.S setiap

sering kencing pada malam harinya makan dua kali/hari dengan

hari.Ny. K dan keluarga belum menu nasi putih, sayur dan ikan.

mengetahui cara mengatur pola Rumah Nampak bersih, rumah

makan untuk diabetes melitus. Ny. memenuhi syarat kesehatan.

K dan keluarga hanya mengetahui Penggunaan air minum

mengurangi makanan yang manis, menggunakan sumur sendiri yang

Ny. K makan 2 kali dalam sehari dimasak dulu kemudian diminum,

dan hanya minum air teh pahit saja. terdapat jaman keluarga dan SPAL.

Ny. K juga mengatakan berat badan Tn.S mengatakan dalam satu bulan

turun yang semula 50 kg menjadi ini sering kencing terutama di

39 kg. Dari hasil pegkajian tanda- malam, merasa haus dan cepat

tanda vital yang dilakukan pada Ny. lapar, kesemutan pada kaki,

K didapatkan hasil pengkajian berat kemudian warna kulit pada daerah

badanya 39 kg , tinggi badan 150 lehernya menjadi lebih gelap. Tn.S

cm, Pemeriksaan GDS; 400 mg/dl mengatakan walaupun banyak

makan, tetapi BB menurun dari

53kg menjadi 47kg dan Tn.S tidak

mengerti apa penyebabnya. Saat

dilakukan pemeriksaan GDS 2 jam

setelah makan : 200mg/dl. Ny. H

mengatakan dalam satu hari

suaminya biasa mengkonsumsi nasi

putih beserta lauk pauknya 3-4


58

piring dan memintanya untuk

membuatkan kopi atau the manis 3-

4 kali/ hari disertai kue atau

gorengan. Jika tidak dibuatkan

suaminya akan marah. Tn.S dan

istrinya belum mengetahui penyakit

yang diderita olehnya, tanda-tanda

dan gejalah, pola makan samapi

pada pencegahanya.

Penjelasan : Penelitian tidak dilakukan secara langsung di masyarakat,

hanya menggunakan kasus pemicu yang dibandingkan dengan sumber

penelitian lain sehingga bisa memperoleh hasil yang sama atau tidak, hal ini

di karenakan sedang berada pada masa pandemik covid 19 yang sedang

mewabah di seluruh dunia.

4.2. Hasil Studi Kasus

Penelitian Studi Kasus dengan judul asuhan keperawatan pada pasien

diabetes mellitus dalam pemenuhuan kebutuhan nutrisi di Wilayah Kerja

Puskesmas Ohoijang. Hasil penelitian dapat dilaporkan sebagai berikut:

4.2.1. Pengkajian

a. Pengkajian Data Umum

1. Indentitas kepala keluarga


59

Tabel 4.2.2. Identitas Kepala Keluarga

Klien 1 Klien 2
Nama : Tn . H. Nama : Tn. S.
Umur : 40 tahun Umur : 57 tahun
Agama : Kristen protestan Agama : Kristen protestan
Suku : kei Suku : Kei
Pendidikan : SMA Pendikan : SMA
Pekerjaan : satpam/ security Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Pemda Alamt : Perumahan Guru
No hp :- No hp :-

Antara klien I dan II mempunyai latar belakang pendidikan yang sama

2. Komposisi keluarga
Tabel 4.2.3. Komposisi keluarga

Klien 1 Klien 2
1. Nama : Ny . K 1. Nama : Ny.H
L/P : Perempuan L/P : perempuan
Usia : 39 tahun Usia : 56 tahun
Hub. Klg : istri Hub. Klg : istri
Pendikan : SMP Pendidikan :SMP
Pekerjaan : ibu RT Pekerjaan : ibu RT
Status kesehatan : Sakit Status kesehatan : sehat
2. Nama : An. K. 2. Nama : An. M.
L/P : laki –laki L/P : laki –
Usia : 25 tahun laki
Hub. Klg : Anak Usia : 32 tahun
Pendidikan : mahasiswa Hub.klg : anak
Pekerjaan :- Pendidikan : sma
Status kesehatan : sehat Pekerjaan : -
3. Nama : An. N Status kesehatn : sehat
L/P : perempuan 3. Nama : An. T.
Usia : 17 tahun L/P : Perempuan
Hub .klg : anak Usia : 30 tahun
Pendidikan : SMA Hub.klg : anak
Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : sma
Status kesehatan : sehat Pekerjaan : IRT
4. Nama : An. Status kesehatn : sehat
L/P : perempuan
Usia : 14 tahun
Hub .klg : anak
Pendidikan : SMP
60

Pekerjaan : Pelajar
Status kesehatan : sehat
Penjelasannya:

Antara klien I dan klien II mempunyai komposisi keluarga yang berbeda yakni

klien I mempunyai 3 orang anak dan klien II mempunyai 2 orang anak.

3. Genogram

Klien 1

Tn. H Ny. K

An. K An. N An. I

Keterangan :

: Laki laki : Laki- laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meninggal

: Klien perempuan : klien laki-laki


61

Klien II

Tn.S Ny. H

An. M An. T

Keterangan :

: Laki laki : Laki- laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meninggal

: klien laki-laki klien permpuan

4. Tipe keluarga

Tabel 4.2.4. Tipe keluarga

Klien 1 Klien 2
1. Tipe keluarga : nuclear famyli 1. Tipe keluarga : nuclear
2. Masalah yang terjadi dengan tipe family
tersebut : terkadang terjadi 2. Masalah yang terjadi dengan
pertengkaran antara suami dan tipe tersebut : terkadang
istri karna masalah ekonomi terjadi pertengkaran antara
suami dan istri di karenakan
62

sifat suami
Penjelasannya

Antara klien I dan klien II mempunyai tipe keluarga yang sama yaitu nuclear

family tetapi perbedaanya di masalah yang terjadi dengan tipe tersebut.

5. Suku bangsa

Tabel 4.2.5. Suku bangsa

keluargaKlien 1 Klien 2
1. Asal suku bagsa : kei 1. Asal suku bangsa : kei
2. Budaya yang berhubungan dengan 2. Budaya yang berhubungan dengan
kesehatan : Ny. K mengatakan dalam kesehatan Ny. H mengatakan
seminggu ia hanya membersihkan bahwa selalu membersikan rumah
lingkungannya dua kali disebabkan dan lingkungan sekitar agar
karena kesehatanya terganggu. terhindar dari penyakit
Penjelasannya :

Antara klien I dan klien II mempunyai asal suku bangsa yang sama tetapi budaya

yang berhubungan dengan kesehatan berbeda.

6. Status sosial dan ekonomi keluarga

Tabel 4.2.6 Status sosial dan ekonomi keluarga

Klien 1 Klien 2
1. Anggota keluarga yang mencari 1. Anggota keluarga yang
nafkah : Tn .H mencari nafkah : Tn. D
2. Penghasilan perbulan : 1 juta 2. Penghasilan perbulan: Rp 3
perbulan juta rupiah
3. Harta benda yang di miliki tivi 3. Harta yag dimiliki : kulkas,
4. Kebutuhan yang di keluarkan tivi,
tiap bulan : Rp : 500.00 Lebih 4. Kebutuhan yang di keluarkan
tiap bulan Rp :700.00 lebih
63

Penjelasannya

Antara klien I dank lien II mempunyai status sosial dan ekonomi keluarga yang

berbeda yaitu terdapat pada penghasilan, harta benda yang di miliki dan kebutuhan

yang di keluarkan.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

Table 4.2.7 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

Klien 1 Klien 2
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : 1. Tahap perkembangan keluarga
tahap perkembangan keluarga Tn.H saat ini : tahap Tn. S termasuk
teyaitu keluarga dengan anaka remaja dalam tahap keluarga dengan
dihitung dari anak pertma berusia 25 anak dewasa.
anak ke dua dan ke tiga berusirmasuk 2. Tahap keluarga yang belum
dalam tahap perkembangan ke lima a terpenuhi : membantu anak
17 dan 14 tahun. untuk mandiri sambil menata
2. Tahap perkembangan keluarga yang kembali peran mereka di dalam
belun menyeimbangkan kebebasan dan rumah tangga.
tanggung jawab. 3. Riwayat kesehatan inti
3. Riwayat kesehatan inti  Riwayat keluarga saat ini :
 Riwayat kesehatan saat ini bahwa bahwa anggota keluarga
anggota keluarga Tn .H yaitu Ny. Tn. S adalah yang
K mempunyai masalah kesehatan mempunyai masalah
yakni Diabetes Melitus. kesehatan yaitu Tn.S yang
 Penyakit keturunan : Tn. H tidak menderita penyakit
memeiliki penyakit turunan Diabetes Melitus
sedangkan istrinya mempunyai  Riwayat penyakit
riwayat penyakit keturunan yang di keturunan : Tn.S dan
wariskan dari orang tuanya. istrinya mengatakan tidak
 Riwayat kesehatan masing masing mempunyai riwayat
keluarga : penyakit keturunan yang
1. Nama : Tn. H di warsikan dari orang
Umur : 40 thn tuanya
BB : 66 kg  Riwayat masing - masing
Keadan kes : sehat anggota keluarga
Imunisasi : - 1. Nama : Tn.S
Masalah kes : - Umur : 57 thn
2. Nama : Ny. K. Bb : 47 kg
Umur : 39 thn Keadan kes : sakit
BB : 39 kg Imunisasi : -
Keadan kes : sakit Masalah kes : -
Imunisasi : - 2. Nama :Ny.H
64

Masalah kes : sehat Umur : 56 thn


3. Nama : An K BB : 55 kg
Umur : 25 thn Keadan kes : sehat
BB : 53 Kg Imunisasi : -
Keadan kes : baik Masalah kes :-
Masalah kse : Sehat 3. Nama :
4. Nama : An.N An .M
Umur : 17 thn Umur :32 thn
BB :48 Kg BB : 55 kg
Keadan kes : baik Keadan kes : sehat
Masalah kes : sehat Masalahkes :-
5. Nama : An.i 4. Nama : An .T
Umur : 14 thn Umur :30 thn
BB :45 Kg BB : 52 kg
Keadan kes : baik Keadan kes : sehat
Imunisasi :- Masalah kes :-
Masalah kes : sehat 5. Sumber pelayanan
6. Sumber pelayanan yang di yang di manfatakan :
manfaatkan adalah puskesmas puskesmas
7. Riwayat kesehatan keluarga 6. Riwayat kesehatan
sebelumnya : Ny. K perna di sebelumnya : Ny. H
rawat karena sakit diabetes biyasanya mengelu
melitus kalau Ia merasa
capek, lelah, letih,
karena kesibukan
mengurus rumah
sendiri.
7. Tn. S tidak perna
menderita penyakit
yang serius hanya
penyakit karena
perubahan cuaca
seperti flu biyasanya
Tn.S minum obat
tradisional seperti
mencampurkan
8. Kecap, madu jeruk
nipis untuk di
minum
Penjelasannya :

Antara klien I dan klien II mempunyai riwayat dan tahap perkembangan keluarga

yang berbeda yaitu terletak pada perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

c. Lingkungan Rumah Keluarga


65

Table 4.2.8 Lingkungan Rumah Keluarga

Klien 1 Klien 2
a. Karakteristik rumah a. Karakteristik rumah

1. Luas rumah :- 1. Luas kamar : -

2. Tipe ruma : permanen 2. Tipe rumah : perumahan

3. Kepemilikan : pribadi guru.

4. Jumla kamar : 3 kamar 3. Kepemilikan : bukan

5. Ventilasi jendela : cukup pribadi.

dengan terdapat ventilasi di 4. Jumla kamar : 2 kamar

setiap kamar dan ruangan 5. Ventilasi jendela : cukup

lain dengan terdapat ventilasi

6. Permanfaatan ruang : baik di setiap kamar dan

7. Sumber air : mengunakan ruangan lain

sumur 6. Pemanfaat ruangan : baik

8. Kamar mandi : terdapat 1 7. Sumber air : Air sumur

kamar mandi menyentu 8. Kamar mandi /wc :

dengan WC terdapat 1 kamar mandi

9. Sampah : pembuangan menyentu dengan WC

diangkut oleh mobil sampah 9. Sampah : pembuangan

b. Mobilisasi geografis keluarga : diangkut oleh mobil

keluarga Tn.H sbelumya tidak sampah

pernah berpindah tempat tinggal. b. Mobilasi keluarga Tn. S telah

lama tinggal di daerah ( kei )

sejak mereka masi kecil


66

sampe sekarang.
Penjelasannya :
Pada pengkajian keluarga terdapat perbedaan yaitu pada tipe rumah, kepemilikan,
jumlah kamar.
d.Struktur keluarga
Tabel 4.2.9. Struktur keluarga

Klien 1 Klien 2
a. Pola komunikasi keluarga : di a. Pola/ cara komunikasi
antara anggota keluarga terbina keluarga : di antara anggota
hubungan yang harmonis keluarga terbina hubungan
keluarga yang cukup
b. Struktur kekuatan keluarga : b. Struktur kekuatan keluarga :
merupakan nuclear family yang merupakan nuclear family
terdiri dari ayah ibu dan anak- yang terdiri dari ayah ibu
anak dan anak-anak
c. Struktur peran keluarga c. Struktur peran keluarga
1. Tn. H : 1. Tn.S :
- Peran informal : Tn.H sebagai - Peran informal: Tn.S
orang yang di hormati dan sebagai orang yang di
sebagai orang yang hormati dan sebagai
mengambil keputusan pengambil keputusan
- Peran formal : menjadi kepala - Peran formal : menjadi
keluarga, suami, ayah kepala keluarga, suami,
2. Ny.K : ayah
- Peran informal : Ny.M 2. Ny.H :
sebagai orang yang - Peran informal : Ny.E
penyayang terhadap anak sebagai orang yang
anaknya penyayang terhadap
- Peran formal : sebagai ibu anak- anaknya
rumah tangga , istri dan ibu - Peran formal : sebagai
3. An. K ibu rumah tangga,istri
- Peran formal : sebagai anak dan ibu
67

pertama 3. An.M :
- Peran informal : sebagai - Peran formal : sebagai
pelindung anak pertama
4. An. N - Peran informal: An.M
- Peran formal : sebagai anak berperan sebagai
kedua pelindung keluarga
- Peran informal : sebagai 4. An. T
penghibur - Peran formal : sebagai
5. An.I anak kedua
- Peran Formal : sebagai anak - Peran informal : sebagai
ketiga anak bungsu dan
- Peran informal : sebagai anak penghibur
bungsu dan penghibur
d. Nilai dan norma keluarga : nilai d. Nilai dan norma keluarga :
dan norma yang berlaku dalam nilai dan norma yang berlaku
keluarga menyesuaikan dengan dalam keluarga
ajaran agamanya menyesuakain dengan ajaran
agamanya
Penjelasannya :
Pada struktur keluarga antara klien I dank lien II terdapat perbedaan pada struktur
kekuatan dalam anggota keluarga yaitu pada klien I mempunyai III orang anak dan
klien II mempunyai II orang anak.

e. Fungsi keluarga
Tabel 4.2.10. Fungsi Keluarga
68

Klien 1 Klien 2
a. Fungsi afektif : keluarga cukup a. Fungsi afektif : dalam

rukun dan perhatian dalam keluarga saling mendukung

membina rumah tangga antara suami dan istri

b. Fungsi social : b. Fugsi social :

1. Kerukunan hidup dalam 1. Kerukunan hidup dalam

keluarga : rukunan terjaga keluarga : kerukunan

dengan baik terjaga dengan baik

2. Interaksi berhubungan dalam 2. Interaksi berhubungan

keluarga : interaksi dalam keluarga : interaksi

berubungan dalam keluarga dalam keluarga baik

sangat baik 3. Anggota keluarga yang

3. Anngota keluarga yang dominan dalam

dominan dalam mengambil mengambil keputusan

keputusa : Tn.H sebelumnya adalah Tn.S

berkomunikasi dengan 4. Kegiatan di waktu luang :

istrinya berkunjung ke rumah

4. Kegiatan keluarga waktu anak mereka.

luang : menghabiskan waktu

bersama anak-anak di rumah.


c. Fungsi perawat kesehatan c. Fungsi perawat kesehatan

1. Mengenal masalah kesehatan 1. Mengenal masalah

: Ny K mengatakan ia belum kesehatan : Ny. H

mengerti bagaimana mengatakan dia tahu


69

mengatur pola makannya saat bahwa kebersihan di

ia sakit, serta jarang dalam rumah bahkan di

memperhatikan asupan lingkungan rumah itu

nutrisi bagi keluarganya sangat penting untuk

terutama anak anaknya. tetap menjaga kesehatan

2. Mengambil keputusan anggota keluarga

mengenai tindakan yang 2. Mengambil keputusan

tepat : keluarga Tn.H saat mengenai tindakan yang

ada anggota keluarga yang teapt : keluarga Tn.S saat

sakit ringan seperti batuk, ada anggota keluarga

flu, demam hanya yang sakit seperti batuk,

mengkonsumsi obat di pilek, demam, mereka

apotik. keluarga Tn.H juga langsung pergi ke

menyediakan cadangan obat puskesmas untuk berobat.

obatan dalm rumah yang di 3. Merawat anggota

beli di apotik. Tetapi jika keluarga yang sakit :

penyakitnya tidak kunjung keluarga Tn.S saat ini

sembuh maka keluarga Tn. H anggota keluarganya

berobat ke puskesmas yang sakit adalah Tn. S

3. Merawat anggota keluarga yang mengalami diabetes

yang sakit : keluarga Tn.H melitus. Tn. S

saat ini ada anggota keluarga mengatakan ia sering

yang mengalami sakit yaitu merasa kencing yang

Ny. K yang mengalami berlebihan pada malam


70

diabetes melitus sejak 5 hari, dan ia sering makan

tahun yang lalu. Keluarga tetapi BB nya menurun,

Tn.H sudah membawah Ny. Tn. S mengatakan ia tidak

K ke Puskesmas untuk di mengetahui apa

lakukan pemeriksaan. penyebanya.

Menurut Ny. K ia sering 4. Memelihara lingkungan

mengalami kencing yang rumah yang sehat :

banyak pada malam hari lingkungan ruma Ny.H

serta badanya terasa lemas. terlihat bersih dan rapi.

4. Memelihara lingkungan 5. Mengunakan pelayayan

rumah yang sehat : kesehatan : Tn.S

Lingkungan Ny. K terlihat mengatakan jika ada

tidak tertata dengan baik. keluarga yang sakit

5. Mengunakan pelayanan mereka akan pergi ke

kesehatan di masyarakat : puskesmas untuk

Ny. K mengatakan jika ia melakukan pengobatan.

merasa badannya sangat

lemas baru ia pergi ke

puskesmas, tetapi jika hanya

sakit biasa maka mereka

melakukan pengobatan

sendiri di rumah.
d. Fungsi reproduksi : keluarga d. Fugsi reproduksi : keluarga

Tn.H dan Ny. Tidak memikirkan Tn. S sudah tidak mau untuk
71

ingin mempunyai keturunan lagi. memiliki anak lagi di

e. Fungsi ekonomi : Tn.H bekerja karenakan usia mereka suda

sebagi securiti untuk memenuhi semakin tua. Serta anak- anak

kebutuhan ekonomi keluarganya. mereka sudah memiliki

keluarga masing-masing.

e. Fungsi ekonomi : Tn S

bekerja sebagai wiraswasta

untuk memenuhi kebutuhan

ekonominya.
Penjelasannya :
Anatara klien I dank lien II mempunyai fungsi keluarga yang berbeda beda yaitu
terletak pada fungsi, afektif ,fungsi sosial, sehingga dapat mempengaruhi dalam
keluarga masing- masing.
f. Stress dan koping keluarga
Tabel 4.2.11. Stress dan koping keluarga

Klien 1 Klien 2
a. Stresor janga pendek : keluarga a. Stressor jangka pendek :

Ny. K Ingin anak anaknya selalu keluarga Tn.S ingin agar

sehat. anak anak-anak selalu sehat.

b. Stressor jangka panjang : keluarga b. Stressor jangka panjang :

Ny. K berharap ke depanya anak keluarga Tn.S berharap ke

anaknya bisa menjadi anak yang depanya anaknya menjadi

mandir anak yang baik serta rukun

c. Respon keluarga terhadap dalam rumah tangga mereka

stressor : jika ada masalah masing-masing

keluarga menyelesaikan secara c. Respon keluarga terhadap


72

terbuka/ berunding stressor : keluarga Tn.S

bermusyawarah dan mengambil selalu menyelesaikan

keputusan dalam keluarga adalah masalah bersama dengan

suami sebagai kepala keluarga istrinya.

d. Strategi koping: menyelesaikan d. Strategi koping : Tn. S dan

secara terbuka/ berunding istrinya selalu berdiskusi

bermusyawarah dan mengambil Jika terjadi masalah di

keputusan dalam keluarga.


Penjelasannya :
Antara klien I dan klien II mempunyai stress dan koping keluarga yang berbeda-

beda yaitu terletak pada stressor jangka panjang yaitu klien I menginginkan agar

anaknya hidup mandiri pada klien II ingin agar anak selalu rukun dalam rumah

tangga mereka masing-masing.

g. Harapan keluarga

Tabel 2.4.12. Harapan keluarga

Klien 1 Klien 2
a. Terhadap masalah kesehatan : Ny. K a. Terhadap masalah

berharap agar ia bisa sembuh dan anak kesehatan : keluarga Tn.

anaknya tidak lagi mengalami penyakit S berharap agar

yang sama yang di derita olehnya. keluarganya tidak


73

b. Petugas kesehatan yang ada : keluarga mengalmi penyakit yang

Tn. H berharap agar petugas kesehatan sama yang di derita oleh

yang ada mampu memberikan pelayanan nya dan akan lebih

yang baik dan sama rata tidak membeda wasapada serta menjaga

bedakan berdasarkan status social pola makan serta

ekonomi kebersihan dan kesehatan

di lingkunganya

b. Petugas kesehatan yang

ada : keluarga Tn. S

berharap agar petugas

kesehatan yang ada

mampu memberikan

pelayanan yang baik dan

sama rata tidak membeda

bedakan berdasarkan

status social ekonomi

Penjelasannya :

Harapan keluarga antra klien I dan klien II memiliki harapan yang sama yaitu

selalu berharap agar anggota keluarganya tidak mengalami penyakit yang sama

yang di derita oleh mereka.

h. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga

Tabel 4.2.13. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga

N Jenis Nama anggota keluarga


74

o pemeriksan Tn.H Ny.K An.K An.N An. I

Klien1 1 Kesadaran CM CM CM CM CM

TTV
Td : 120/80 mmHg 120/80 100/20 - -
mmHg mmHg
Suhu : 350C 360C 36,10C 36,20C 36,50C

Nadi : 82 x/m 88x/m 88 x/m 88x/m 87x/m

Pernapasan: 20 x/m 22x/m 22x/m 23x/m 22x/m

Bb 68 kg 39 kg 50 kg 48kg 45 kg
Tb 162 150 cm 162 160 157

Kepala Mesochepal, Mesochepa Mesochepal, Mesochepal, Mesochep


tidak ada l, tidak ada tidak ada tidak ada al, tidak
kelainan kelainan kelainan kelainan ada
kelainan
Mata Fungsi kongjungti Fungsi Fungsi Fungsi
penglihatan va anemis penglihatan penglihatan penglihata
baik baik baik n baik
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesara pembesaran pembesaran pembesara
kelenjar tiroid n kelenjar kelenjar kelenjar tiroid n kelenjar
tiroid tiroid tiroid
Telingga Bersih, Bersih, Bersih, Bersi, bentuk Bersih,
simestrri, simestrri, simestrri, simestri simestrri,
fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran pendengara pendengaran pendengar
baik n baik baik an baik
Mulut Mukosa bibir Mukosa Mukosa Mukosa bibir Mukosa
lembab bibir kering bibir lembab lembab bibir
lembab
Hidung Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simestri simestri simestri simestri simestri
,fungsi ,fungsi ,fungsi
penciuman penciuman penciuman
baik baik baik
Paru paru Inpeksi : Inpeksi : Inpeksi : Inpeksi : Inpeksi :
Bentuk Bentuk Bentuk bentuk bentuk
simestri simestri simestri simestri simestri
Abdomen Inpeksi : - Inpeksi :- Inpeksi : - Inpeksi : - Inpeksi : -
Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - - -
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan - -
Kulit dan kuku Turgor kulit Turgor Turgor kulit Turgor kulit Turgor
kering kulit baik baik baik kulit baik

Ekstrimitas Tidak ada terdapat Tidak ada Tidak ada Tidak ada
masalah, kuku luka pada masalah, masalah, masalah,
bersi tidak ada kaki kuku bersi keadan kuku keadan
75

odema tidak ada bersi kuku bersi


odema

No Jenis Nama anggota keluarga


Pemeriksaa
n
Klien 1 Tn.S Ny.H An.M An.T
2 kesadaran CM CM CM CM
Ttv
Td : 120/80 Mmhg 100/70 120/70 120/80
Suhu: 350C 360C 36,50C 36, 70C
Nadi : 88x/m 88x/m 83x/m 86x/m

Pernapasan 20x/m 22x/m 24x/m 20x/m

BB 53 kg 47kg 50 kg 52kg
Tb 162 151 159 156
Kepala Mesoehepal,tidak Mesoehepal,tidak ada Mesoehepal,ti Mesoehepal
ada kelainan kelainan dak ada ,tidak ada
kelainan kelainan
Mata Fungsi penglihatan Fungsi penglihatan Fungsi fungsi
buram, konjungtiva baik penglihatan penglihatan
anemis. baik baik
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid tiroid kelenjar tiroid kelenjar
Leher belakang tiroid
menjadi lebih
hitam.
Telingga Bersi, bentuk Bersi, bentuk Bersi, bentuk Bersi,
simestri, fungsi simestri, fungsi simestri, bentuk
pendengaran baik pendengaran baik fungsi simestri,
pendengaran fungsi
baik pendengara
n baik
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir lembab Mukosa bibir Mukosa
kering lembab bibir
lembab
Hidung Bentuk simestri, Bentuk simestri, Bentuk Bentuk
fungsi penciuman fungsi penciuman simestri, simestri,
baik baik fungsi fungsi
penciuman penciuman
baik baik
Paru paru Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : Inspeksi:
simestri simestri bentuk bentuk
simestri simestri
Abdomen Inspeksi :datar Inspeksi :datar Inspeksi :datar Inspeksi
Palpasi tidak ada Palpasi tidak ada Palpasi tidak :datar
nyeri tekan nyeri tekan ada nyeri tekan Palpasi
tidak ada
nyeri tekan
Kulit dan Turgor kulit kering Turgor kulit baik Turgor kulit Turgor kulit
kuku baik baik
Ekstrimitas Kesemutan pada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
76

daerah kaki masalah,keadan kuku masalah,keada masalah,ke


bersi tidak ada odem n kuku bersi adan kuku
tidak ada odem bersi tidak
ada odem

4.2.2 Analisa data

Tabel 4.2.14. Analisa Data

Klien No Data focus Problem Etiologi


1. 1. - Data subjektif :
- Ny. K mengatakan Ny. K Ketidakefektifan Ketidakmampuan
dan keluarga belum pemeliharaan keluarga mengenal
mengetahui cara kesehatan kebutuhan nutrisi
mengatur pola makan yang tepat bagi
untuk diabetes melitus. anggota yang
menderita diabetes
- Data obyektif :
melitus
 Kesadaran
composmentis
 TD : 120/80 mmhg
 Nadi : 88 x / menit
 Klien tampak kurus
 BB pasien turun
tadinya 50 kg menjadi
39 kg.
 Hasil pemeriksaan gula
darah tanggal 20 juni
2020 = 400mg/dl.
2. 2. - Data subjektif : Ketidakefektifan Ketidakmampuan
Tn.S mengatakan dalam pemeliharaan keluarga mengenal
satu bulan ini sering kesehatan penyakit diabetes
kencing terutama di melitus.
malam, merasa haus dan
77

cepat lapar, kesemutan


pada kaki, kemudian
warna kulit pada daerah
lehernya menjadi lebih
gelap.
Tn.S mengatkan tidak
mengerti apa penyebabnya
- Data obyektif
 Klien Nampak
bertanya-tanya
tentang
penyakitnya
 Klien terlihat
bingung dengan
penyakitnya
Penjelasannya :
Analisa data antara klien I dan klien II terletak pada subjektif, objektif, dan

etiologi sehingga mempengaruhi data yang di peroleh dari perbandingan klien I

dan klien II.

i. Skoring

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal kebutuhan nutrisi yang tepat bagi

anggota yang menderita diabetes melitus.

Table 4.2.15. Hasil Skoring

No Kriteria Skala Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3x1: Ny.K sudah mengetahui
78

actual 1 penyakitnya sejak periksa ke


rumah sakit, Ny. K tidak
memeprmasalhkan
penyakitnya.
2. Kemungkinan Ny. K sekarang sudah
masalah dapat 1/2x2= mengurangi mengonsumsi
diubah: 2 makan yang manis-manis.
sebagaian
3. Potensial 2/3x1= Masalah cukup di cegah jika
masalah untuk 2/3 keluarga mampu untuk
di cegah : merawat klien dengan
cukup mengatur pola makan dengan
baik agar penyakitnya tidak
berkelanjutan.
4. Menonjolnya Keluarga merasa keadan
masalah : tersebut telah berlangsung lama
masalah di 1/2x1= dan tidak perna ada kejadian
rasakan tetapi 1 yang mengakibatkan suatu
tidak perlu kondisi yang lebih
segera tidak di parah,sehingga keluarga hanya
tangani mengatur pola makan agar
tidak terjadi penyakit yang
lebih serius.
Total 4,2/3

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit diabetes melitus.

No Kriteria Skala Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3x1: Tn. S tidak mengetahui
Aktual 1 penyebab kenpa sampai ia sakit.
2. Kemungkinan Masalah harus segera di atasi
79

masalah dapat 1/2x2= 2 agar mencegah terjadinya gula


di ubah: darah yang berlebihan.
Sebagian
2. Potensial 2/3x1= Keluarga merasa keadaan
masalah untuk 2/3 tersebut telah berlangung,lama
di cegah:Cukup dan tidak perna ada kejadian
yang mengakibatkan suatu
kondisi yang lebih parah.
3. Menonjolnya 1/2x1= Keluarga merasa keadan
masalah: 1 tersebut telah berlangsung lama
masalah di dan tidak pernah ada kejadian
rasakan tetapi yang mengakibatkan suatu
tidak perlu kondisi yang lebih
segera tidak di parah,sehingga keluarga hanya
tangani mengatur pola makan agar tidak
terjadi penyakit yang lebih
serius.
Jumlah 4.2/3

4.2.3 Diagnosa keperawatan

Tabel 4.2.16. Diagnosa keperawatan


Diagnosa Keperawatan Pada Pasien DM dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi di wilayah Kerja Puskesmas Watdek

Subyek 1 Ny. K Subyek 2 Tn. S

1. Ketidakefektifan pemeliharaan 1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


kesehatan berhubungan dengan berhubungan dengan Ketidakmampuan
ketidakmampuan keluarga keluarga mengenal penyakit diabetes
mengenal kebutuhan nutrisi yang melitus
tepat bagi anggota yang menderita
80

diabetes melitus

Penjelasannya :

Diagnosa keperawatan antara klien I dan klien II berbeda walaupun mengalami

penyakit yang sama.

4.2.4 Perencanaan

Tabel 4.2.17. Perencanaan Tindakan Perawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Intervensi
Kriteria Standar
Sub Ketidake TUM :
yek fektifan Setelah dilakukan Respon 1. Terdapat pengaturan 1) Kaji tingka
1 pemelih asuhan keperawatan verbal makan pada penderita pengetahuan
araan keluarga selama 3 hari, diabetes melitus dalam pasien da
kesehata keluarga dapat mengatur pola makan keluarga
n mengerti tentang proses seperti sarapan jam 6 tentang atura
berhubu kebutuhan nutrisi pada pagi cemilan jam 10 pola maka
ngan pasien diabetes melitus. pagi, makan siang jam pada pasie
dengan 12 siang, cemilan jam 4 diabetes
Ketidak TUK : setelah 4 kali sore dan makan malam melitus.
mampua kunjungan rumah jam 7 malam.
n diharapkan keluarga 2. Meyediakan makanan 2) Jelaskan
keluarga dan pasien mamapu : yang dibutuhkan oleh bagaimana car
mengena a. Mengerti atur pasien DM seperti mengatur pol
l pola makan makanan yang makan pad
kebutuh diabetes melitus mengandung pasien diabete
an b. Mampu karbohidrat, protein dan melitus
nutrisi melaksanakan makanan rendah lemak.
yang pola makan 3. Perencanaan pada 3) Jelaskan
tepat penyakit pasien diabetes melitus bagaimana
bagi diabetes adalah: menyiapkan
81

anggota melitus. 1. Sarapan (06.00- makanan yan


keluarga c. Menjelaskan 08.00) dibutuhkan
menderit bagaimana Roti ,bubur, dan oleh pasie
a perencanaan buah-buhan diabetes
diabetes makan pada 2. Makan siang melitus sesua
melitus. pasien diabetes (12.00-13.00) dengan die
melitus. Nasi merah, ubi, pada pasie
singkong, talas, ikan diabetes
ayam tanpa melitus.
kulit,sop kacang 4) Jelaska
merah,sop kacang bagaimana
ijo. perencanaan
3. Makan malam makan pad
(19.00-20.00) pasien diabete
Nasi merah, melitus.
singkong, sagu, 5) Anjurkan
ikan, putih telut, pasien da
sayur bayam. keluarga
membaca
TUK 2 : liflet yan
telah
Keluarga mampu
diberikan.
mengambil keputusan
Respon Menjelaskan akibat bila
untuk mengatasi
Verbal tidak memperhatikan pola
ketidakseimbangan
makan 1. Kaji tingkat
nutrisi pada pasien DM
pengetahuan
3. Akibat terjadinya
B. Menjelaskan klien dan
masalah
pada keluarga keluarga
ketidakseimbanga
akibat
n nutrisi pada 2. Berikan
terjadinya
penderita DM dukungan
masalah
yaitu rasa lemah atas
82

ketidak dan kulit menjadi keputusan


seimbangan kering karena yang diambil
nutrisi pada kekurangan cairan keluarga
penderita DM dan lain-lain 3. Memotivasi
keluarga untu
4. akan
mengambil
mengakibatkan
keputusan
kadar gula darah
dalam
menjadi tidak
mengatasi
stabil.
ketidakseimban
gan nutrisi pad
pasien DM

Tuk 3 :

Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang Respon
menderita DM Verbal 1. Keluarga 1. Kaji tingkat
mampu merawat pengetahuan
anggota keluarga klien dan
dengan masalah keluarga
kesehatan mengenai diet
keluarga dengan yang disarankan
cara :
2. Jelaskan
a. Terapi diet dan kepada
gizi pasien
b. Olahraga mengenai
c. Menjaga pola tujuan
makan kepatuhan
terhadap diet
yang
83

disarankan
terkait
dengan
kesehatan
secara
umum.

3. Intruksikan
pasien dan
keluarga untuk
menghindari
makanan yang
dipantang dan
mengkonsumsi
makanan yang
diperbolehkan

4. Libatkan
pasien dan
keluarga.

Tuk 4 : 1. Anjurkan
keluarga
Keluarga mampu
menyiapk
memodifikasi Respon 1. Keluarga
an
lingkungan dalam Verbal mampu
makanan
perawatan anggota memodifikasi
yang tidak
keluarga yang lingkungan
mengandu
menderita DM dengan cara :
ng banyak
a. Keluarga mampu
gulaatau
84

menyiapkan menu makanan


makanan yang yang
sehat manis
b. Keluarga mampu
2. Informasikan
menyiapakan
kepada klien dan
menu makanan
keluarga jangka
yang rendah
waktu pasien harus
garam,rendah gula
mengikuti diet yang
dan rendah lemak
telah disarankan
c. Makanan yang
diberikan dalam 3. Anjurkan
porsi kecil keluarga
mengelola
menu makan
sesuai
kemampuan

4. Anjurkan agar
selalu
mengikuti
prinsip
makan 4J
(jumlah,
jenis, jadwal
jurus masak)

1. Bantu
keluarga
memilih
tempat
pelayanan
Tuk 5 : terdekat
85

Keluarga mampu 2. Anjurkan


memanfaatkan fasilitas klien agar
1. Keluarga dapat
kesehatan bila masalah selalu
memanfatkan
nutrisi masih berlanjut Respon mengecek
fasilitas pelayanan
Verbal guladarahny
kesehatan dengan
dan 3. Berikan
cara :
psikom dukungan
a. Keluarga
otorik atas
memanfaatkan
keputusan
fasilitas
yang diambi
kesehatan
keluarga
untuk
4. Berikan
konsultasi
kesempatan
b. Keluarga
keluarga
menggunakan
bertanya
fasilitas
kesehatnan
untuk selalu
mengontrol
gula darah.

NO Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Kriteria Standar

Sub Ketidakefekti TUM : Respon 1. Diabetes 1. Jelaskan kepada


yek
2 fan Setelah verbal melitus adalah keluarga

pemeliharaan dilakukan merupakan pengertian

kesehatan asuhan penyebab diabetes melitus,

berhubungan keperawatan hiperglikemia, 2. Jelaskan kepada


86

dengan keluarga hiperglekimia klien dan

Ketidakmam selama 3 hari, disebabkan keluarga tentang

puan keluarga gula penyebab

dapat menumpuk diabetes melitus

mengetahui dalam darah 3. Jelaskan kepada

cara sehingga klien tentang

pencegahan gagal masuk tanda dan

diabetes ke dalam sel. gejalah diabetes

melitus. 2. Penyebab melitus.

Diabetes 4. Jelaskan cara

TUK 1 : adalah factor pencegahan

Keluarga genetic, usia, diabetes

mampu : Obesitas melitus

1. menjelaska (Kelebihan 5. Jelaskan

n berat badan), bagaimana

pengertian Riwayat penatalaksan

diabetes Keluarga. aan diabetes

melitus Tanda dan melitus

2. Menyebutk gejalah 6. motivasi

an faktor diabetes keluarga

resiko melitus : untuk

diabetes lemah, lelash, menyebutkan

melitus Sering BAK, kembali ap

dengan Lesuh dan aitu diabetes,


87

benar mengantuk. penyebab,

3. Menyebutk 4. Pencegahan tanda dan

an tanda diabetes gejalah, dan

dan gejala melitus adalah penatalaksan

diabetes : mengurangi aan

melitus mengonsumsi 7. Beri pujian

dengan makanan yang atas usaha

benar manis- manis. yang

4. Menyebutk 5. Penatalaksana dilakukan

an cara n diabetes keluarga.

pencegaha melitus adalah

n diabetes pererncanaan

melitus makan adalah

dengan Standar yang

benar dianjurkan

5. Menjelask adalah

an penata makanan

laksanaan dengan

diabetes komposisi

melitus yang

dengan seimbang

benar dalam hal

karbohidrat,

protein dan
88

lemak yang

sesuai dengan

kecukupan

gizi baik

latihan

jasmani :

olah raga 1. Jelaskan

ringan adalah akibat yang

berjalan kaki terjadi jika

biasa selama diabetes

30 menit. melitus tidak

Olahraga di atasi.

sedang 2.motivasi

berjalan cepat keluarga agar

selama 20 dapat

menit dan mengatasi

TUK 2 : olah raga diabetes

Keluarga berat jogging. melitus.

mampu 1. Akibat yang

mengambil terjadi bila

keputusan diabetes

untuk melitus tidak

mencegah diatasi bisa

diabetes menyebabkan
89

melitus : terjadinya

1.Menjelaskan penyakit

akibat bila lainya serta

diabetes kerusakan

melitus tidak pada kulit

di atasi. akibat gula

2. Mengambil darah semakin 1. mengajarkan

keputusan parah. kepada klien

untuk 2. Keputusan dan keluarga

mencegah keluarga tentang cara

diabetes untuk mengatur

melitus. mengatasi pola makan

diabetes dengan cara

melitus agar mengikuti

cepat sembu penyuluhan

dan tidak pola makan.

TUK 3 berlanjut' 2.Menganjurkan

Keluarga klien dan

dapat Cara perwatan keluarga

merawat Diabetes melitus: untuk tetap

anggota 1. Mengusahakn menjaga

keluarga yang untuk kebersihan

sakit diabetes keluarga diri dengan

melitus mengatur selalu mandi


90

dengan : pola makan dan

1. Menjela dengan baik menggunaka

skan 2. Menjaga n pakain

cara kebersihan yang bersih.

perawat perorangan 3.Menganjurkan

an 3. Selalu klien dan

diabetes memperhatik keluarga

mellitus an pengaturan tentang

pola makan bagaimana

pengaturan

pola makan

dengan

benar.

1. mengajarkan

keluarga

bagaimana

cara

menciptakan

lingungan

rumah yang

bersih

2.menganjurkan

kepada klien

1. Menciptakan dan keluarga


91

lingkungan agar selalu

TUK 4 rumah yang membersihka

Memodifikasi bersi, pakian n lingkungan

kan lingkung yang bersih, rumah.

dalam 1. mengajarkan

perawatan klien dan

diabetes keluarga cara

melitus : mencegah

dengan cara diabetes

1. Keluarga melitus

dapat dengan

menciptak memodifikasi

an Memberikan lingkungan

lingkungan penyuluhan tentang 2. motivasi

rumah manfat fasilitas keluarga

yang pelayanan kesehatan untuk

bersih. dalam mengatasi memodifikasi

diabetes melitus lingkungan

TUK 5 3. berikan

Keluarga penyuluhan

mampu kepada

memanfaatka keluarga

n fasilitas bagaimana

kesehatan cara
92

untuk memanfaatka

mengtasi n fasilitas

diabetes kesehatan.

melitus

dengan :

Keluarga suda

dapat

memanfaatka

n fasilitas

pelayanan

kesehatan

yang ada
Penjelasan

Antara klien I dan klien II mempunyai perencanaan yang sama.

4.2.5 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Tabel 4.2.18. Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Subjek I

No
Waktu Tuk Implementasi Evaluasi
dx
I 05 Juni I 1. Mengkaji Ny. K mengatakan belum

2020 pengetahuan mengetahui cara mengatur

keluarga tentang pola makan bagi pasien

pola makan diabetes melitus

pasien diabetes Ny. K mengatakan belum


93

melitus mengetahui bagaimana

2. Motivasi merencanakan makanan

keluarga untuk bagi pasien diabetes

bagaimana melitus

merencanakan Ny. K mengatakan belum

makanan bagi mengetahui bagaimana cara

pasien diabetes mencegah timbulnya diabetes

melitus. melitus.

3. Menjelaskan Ny. K terlihat antosias dalam

pada keluarga mengikuti penyuluhan yang di

tentang lakukan.

bagaimana cara

mencegah

timbulnya

diabetes melitus.
06 Juni I 1. Mengulang apa Ny.K mengatakan sudah

2020 yang suda di mengetahui bagaimana

jelaskan mengatur pola makan,

sebelumnya : merencanakan dan cara

pola makan, mencegah diabetes melitus bagi

merencanakan dirinya dan keluarga.

makanan dan

cara mencegah

diabetes
94

melitus.

2. Mendiskusikan Ny.K terlihat antusias dalam

dengan melakukan penyuluhan tentang

keluarga nutrisi pada pasien diabetes

tentang melitus.

penyakit

Diabetes Ny. K dapat menjelaskan

melitus di kembali penyuluhan yang di

rumah berikan

Ny. K mengatakan sudah

mengerti bagaimana mengatur

pola makan untuk pasien

diabetes melitus.

Subjek II

No dx wakt Tuk Implementasi Evaluasi

u
I 08 I 1. Mengkaji pengetahuan Tn. S mengatakan belum

juni keluarga tentang apa itu mengetahui apa itu penyebab,

2020 penyebab, tanda dan tanda dan gejalah dari diabetes

gejalah dari diabetes melitus.

melitus

2. Motvasi keluarga untuk Tn. S tampak bingung dan


95

mengungkapkan bertanya- tanya

pendapat tentang

diabetes melitus Tn. S menanyakan apa itu

3. Menjelaskan pada diabetes melitus

keluarga tentang penyuluhan tentang diabetes

pengertia, sebab, tanda melitus lakukan

dan gejala diabetes

melitus.

4. Menjelaskan akibat

lanjut diabetes melitus

tidak di obati.
09 I 1. Mengulang apa yang Tn. S mengatakan sudah

juni suda di jelaskan mengetahui apa itu penyebab,

2020 sebelumnya : apa itu tanda dan gejalah dari diabetes

penyebab, tanda dan melitus.

gejalah dari Tn. S dapat menjelaskan

2. mendiskusikan dengan kembali penyuluhan yang di

keluarga tentang berikan

penyakit Diabetes Tn. S mengatakan sudah

melitus di rumah mengetahui apa itu penyebab,

tanda dan gejalah dari diabetes

melitus.

Kunjungan rumah di hentikan


96

Penjelasan :

Setelah di lihat dari implemtasi dan evaluasi yang di lakukan antara klien I dan

klien II dapat dilihat bahwa antara klien I lebih fokus kebagaimana mengatur

pola makan sedangakan pada klien II belum memahami apa itu diabetes melitus.

4.2. Pembahasan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada 2 subjek melalui pendekatan

Asuhan Keperawatan keluarga Dengan Diabetes Melitus Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Watdek,

maka peneliti akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan

kenyataan yang ditemukan dalam kasus pemicuh yang di berikan serta

penelitian dari sumber lain sebagai berikut:

4.2.1 Pengkajian

Berdasarkan data pengkajian, maka ditemukan data fokus pada subyek 1.

berupa : lemas, sering kencing pada malam hari, subjek 1 dan keluarga

belum mengetahui cara mengatur pola makan untuk diabetes melitus.,

keluarga hanya mengetahui mengurangi makanan yang manis, subjek 1

makan 2 kali dalam sehari dan hanya minum air teh pahit saja. badan kurus

dan GDS; 400 mg/dl. Subyek 2 mengatakan: dalam satu bulan ini sering

kencing terutama di malam, merasa haus dan cepat lapar, kesemutan pada

kaki, kemudian warna kulit pada daerah lehernya menjadi lebih gelap.

Subjek 1 mengatakan walaupun banyak makan, tetapi BB menurun dari

53kg menjadi 47kg dan subjek 2 tidak mengerti apa penyebabnya. Saat

dilakukan pemeriksaan GDS 2 jam setelah makan : 200mg/dl. Subjek 1


97

mengatakan dalam satu hari ia bisa mengkonsumsi nasi putih beserta lauk

pauknya 3-4 piring dan memintanya untuk membuatkan kopi atau the manis

3-4 kali/ hari disertai kue atau gorengan.

Pada subjek 1 terdapat kesenjagangan antara teori dan kasus, pada

friedmen tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu : mengenal masalah

kesehatan setiap anggotanya, mengambil keperawatan anggota yang sakit,

memodifikasi lingkungan , memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan .

Sedangkan berdasarkan kasus keluarga subjek 1 tidak mampu memberikan

keperawatan anggota yang sakit,karena keluarga pada subjek 1 tidak

mengetahui bagaimana mengatur pola makan pada pasien dengan diabetes

melitus. Sedangkan pada subjek 2 tidak mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan karena usia dari subjek 2 sehingga jarang membawa berobat ke

puskesmas dan lebih memilih untuk di rumah.

Sedangkan pada penyebab, tanda gejala yang dilakukan subjek 1 dan

subjek 2 tidak terdapat kesenjangan antara teori dan penelitian yang di

lakukan oleh Ranny dewy penyebab dari diabetes melitus adalah faktor

keturunan pola makan, kurang olahraga, usia diatas 45 tahun , suka merasa

banyak buang air kecil , berat badan menurun, sering merasa lelah kadang

kaki merasa baal atau kesemtutan.

Kemudian pada pemeriksaan penunjang terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus serta penelitian yang di lakuka oleh Ranny dewy, dimana

pada teori ada tujuh cara pemeriksaan yaitu : pemeriksaan gula darah

puasa, pemeriksaan gula darah setelah makan, pemeriksaan toleransi

glukosa oral, pemeriksaan hemoglobin glikat, sedangkan berdasarkan


98

kasus dan penelitian yang dilakukan oleh Ranny Dewy hanya dilakukan

pada subejk 1 yaitu pemeriksaan gula darah sedangkan pada subjek 2

dilakukan pemeriksaan gula darah setelah makan hal ini disebabkan

keterbatasan alat kesehatan yang tersedia.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan analisa data ditemukan satu masalah keperawatan

pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu; Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal kebutuhan

nutrisi yang tepat bagi anggota yang menderita diabetes melitus.

Menurut Nurarif, Amin Huda (2015) kemungkinan diagnosa

keperawatan yang sering muncul pada pasien DM, antara lain:

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga subjek 1.

ketidaktahuan keluarga tentang nutrisi seimbang, resiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah pada keluarga subjek 1 b/d Kurangnya pengetahuan

tentang manajemen diabetes, konstipasi b/d kelemahan otot abdomen

kontstipasi deficit dan keletihan b/d peningkatan kelemahan fisik.

Dalam studi kasus ini peneliti menemukan adanya perbedaan antara teori

dengan kenyataan dilapangan dalam menentukan diagnosa keperawatan

pada subjek 1 maupun subjek 2 dimana dalam teori ada terdapat 4 diagnosa

keperawatan, tetapi dalam studi kasus ini peneliti menetapkan 1 diagnosa

keperawatan ditindak lanjuti karena adanya keterbatasan waktu peneliti.

Peneliti berasumsi bahwa dengan meningkatnya pengetahuan subyek 1 dan

subyek 2 tentang nutrisi seimbang bagi keluarga dengan diabetes melitus

dan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan


99

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit diabetes melitu, akan

meningkatkan motivasi subyek dan keluarga dalam mengatasi masalah

kebutuhan ketidakseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan keluarga.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Dalam merumuskan rencana tindakan peneliti menetapkan 1 tujuan yang

akan dicapai yaitu; Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan

pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara normal dengan

kriteria hasil: Adanya peningkatan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi

seimbang untuk pasien DM, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi,

tidak ada tanda-tanda malnutrisi dan adanya peningkatan berat badan serta

gula darah terkontrol dan ada 6 rencana tindakan yang akan dilakukan

dalam mengatasi permasalahan dari kedua subyek, antara lain; kaji tanda-

tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang nutrisi seimbang bagi pasien

DM, jelaskan kepada keluarga tentang nutrisi bagi pasien DM, anjurkan

keluarga untuk meningkatkan konsumsi protein dan vitamin C pada

pasien DM, keluarga menyediakan diet yang dimakan mengandung tinggi

serat untuk mencegah konstipasi pada pasien dan monitor BB dan Gula

darah.

Menurut Nurarif, Amin Husada (2015) intervensi yang harus

dilaksanakan disesuikan dengan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan pada keluarga dengan DM berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga tentang nutrisi seimbang melalui 5 bentuk tindakan

keperawatan antara lain: kaji tanda-tanda vital, kaji pengetahuan keluarga

tentang nutrisi seimbang bagi pasien DM, jelaskan kepada keluarga


100

tentang nutrisi bagi pasien DM, anjurkan keluarga untuk meningkatkan

konsumsi protein dan vitamin C pada pasien DM, keluarga menyediakan

diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

pada pasien dan monitor BB dan Gula darah.

Dalam menentukan tujuan dan rencana intervensi peneliti tidak

menemukan kesenjangan karena apa yang dikatakan teori peneliti

melakukan juga di lapangan sesuai dengan kasus yang ditemukan.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kedua subjek studi kasus sesuai

dengan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan yaitu; kaji

tanda-tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang nutrisi seimbang bagi

pasien DM, jelaskan kepada keluarga tentang nutrisi bagi pasien DM,

anjurkan keluarga untuk meningkatkan konsumsi protein dan vitamin

C pada pasien DM, keluarga menyediakan diet yang dimakan mengandung

tinggi serat untuk mencegah konstipasi pada pasien dan monitor BB dan

Gula darah.

Menurut Wilkinson (2011) Implementasi adalah tindakan keperawatan

yang dilakukan kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga

kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Sedangkan menurut Nugroho (2012)

Implementasi dari rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis

yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil sesuai yang

diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien.

Penerapan implementasi keperawatan yang dilakukan perawat harus

berdasarkan intervensi berbasis bukti atau telah ada penelitian yang


101

dilakukan terkait intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar menjamin

bahwa intervensi yang diberikan aman dan efektif bagi keluarga.

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan peneliti mengalami kesulitan

karena disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan dengan

melibatkan keluarga dan profesi kesehatan yang lain yang menjadi tim

perawatan kesehatan, namun dikarenakan wabah covid 19 sehingga dalam

melaksanakan tindakan keperawatan mengalami kesulitan dalam

melakukan tindakan langsung terhadap klien.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Dalam pelaksanaan tahap evaluasi tindakan keperawatan dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga dengan

DM berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang nutrisi

seimbang, melalui 6 bentuk tindakan keperawatan dalam waktu 3 hari,

maka hasil evaluasinya antara lain: Subyek 1: S; pasien dan keluarga

mengatakan sudah mengetahui bagaimana mengatur pola makan pada

psien DM. O : TTV: TD : 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 18x/m, S:

36,1 ºC, pasien tampak kurus, BB: 39 kg, TB; 150 cm dan GDS:400 mg/dl.

A: masalah sebagian teratasi. P: tindakan tetap dipertahankan oleh pasien

dan keluarga. Subyek 2: S: pasien dan keluarga mengatakan sudah

mengetahui ap aitu diabtes melitus tanda dan gejalah serta bagaimana

penangannya , TTV: TD : 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20x/m, S:

36,5 ºC, pasien tampak Kurus, BB: 47 kg, TB; 164 cm, GDS:200 mg/dl. A:

masalah sebagian teratasi. P: tindakan tetap dipertahankan oleh pasien dan

keluarga.
102

Menurut Nursalam (2010) Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk

memperbaiki proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh

diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah

berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan

yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan

pelaksanaan tindakan keperawatan sedangkan menurut Janet W. Kenney

(2009) Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sitematis dalam

mengumpulkan, mengorganisasi, menganalis, dan membandingkan status

kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat

pencapaian hasil klien.

Dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan, peneliti tidak

menemukan kesenjangan yang berarti antara teori dengan kkasus pemicuh

serta penelitian yang dilakukan oleh Ranny dewy. Hal ini terjadi karena

tujuan dan kriteria penilaian dibuat secara baik dan mudah diukur baik

tingkat kognitif, afektif maupun psikomotor dari pasien dan keluarga serta

adanya dukungan dan kerja sama yang baik dari pasien dan keluarga yang

menjadi subjek studi kasus.


103
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu menggambarkan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan Diabetes Melitus dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi di wilayah Puskesmas Watdek pada kedua subyek

maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan telah

dilaksanakan walaupun dengan berbagai kendala salah satunya virus

corona yang sedang mewabah sehingga dalam penelitian hanya

menggunakan salah satu kasus pemicuh sehingga dapat membandingkan

dengan penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya oleh sumber

lainya.

5.1.1 Pengkajian

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data pengkajian,

maka ditemukan data fokus pada subyek 1. Berdasarkan data

pengkajian, maka ditemukan data fokus pada subyek 1. berupa :

lemas, sering kencing pada malam hari, hanya mengetahui

mengurangi makanan yang manis agar dapat mencegah

kambuhnya diabetes melitus. Subyek 2 mengatakan: dalam satu

bulan ini sering kencing terutama di malam, merasa haus dan

cepat lapar, kesemutan pada kaki, kemudian warna kulit pada

daerah lehernya menjadi lebih gelap. akibatnya BB nya menjadi


104
105

berkurang BB : 53kg menjadi 47kg, badan kurus dan GDS 2 jam

setelah makan : 200mg/dl.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan analisa data

ditemukan satu masalah keperawatan pada subjek 1 dan subjek 2

yaitu; ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal kebutuhan nutrisi

yang tepat bagi anggota yang menderita Diabetes Melitus serta

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit Diabetes Melitus.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan rencana tindakan

peneliti menetapkan 1 tujuan yang akan dicapai yaitu; setelah

dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien dan keluarga

dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara normal serta

memahami dengan jelas ap aitu DM serta perencanakan makan

pada pasien DM, dengan 6 rencana tindakan keperawatan yang

dilakukan antara lain; kaji tanda-tanda vital, kaji pengetahuan

keluarga tentang nutrisi seimbang bagi pasien DM dan pengertian

diabetes melitus, jelaskan kepada keluarga tentang nutrisi bagi

pasien DM, anjurkan keluarga untuk meningkatkan konsumsi

protein dan vitamin C pada pasien DM. serta monitor BB dan

Gula darah.
106

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan

pada kedua subjek studi kasus sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan pada tahap intervensi.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tahap evaluasi tindakan

keperawatan setelah dilaksanakan selama 3 hari maka hasil

evaluasinya antara lain: adanya peningkatan pengetahuan tentang

pentingnya nutrisi seimbang untuk pasien Diabetes Melitus, serta

adanya peningkatan pengetahuan akan penyakit Diabetes Melitus,

oleh pasien dan keluarga, mampu mengidentifikasi kebutuhan

nutrisi bagi keluarga dengan DM, BB masih belum ada

peningkatan dan GDS pada subyek 1 masih tinggi sedangkan

pada subyek 2 GDS terkontrol. Masalah sebagaian teratasi dan

tindakan pemenuhan nutrisi bagi keluaraga dengan Diabetes

Melitus tetap dilanjutkan oleh keluarga.

5.2 Saran.

Berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat peneliti mengganggap

perlu adanya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

diharapkan agar dapat membantu keluarga dalam memeprtahankan dan

meningkatkan derajat kesehatan secara optimal. Disini penulis


107

memberikan beberapa pihak yang diharapkan dapat membantu dalam

memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit

diabetes melitus:

5.2.1 Bagi Penulis

Dalam penerapan asuhan keperawatan diharpakn mahasiswa dapat

melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil

yang optimal dan mampu memberikan asuhan yang kompeten bagi

keluarga. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang

di perbolehkan selama proses pembelajaran baik di kampus maupun di

lingkungan.

5.2.2 Bagi keluarga dan pasien

Diharapkan kepada keluarga dan klien agar dapat menjaga pola makan

klien untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.

5.2.3 Bagi Masyarakat

Disarankan bagi pasien dan keluarga untuk meningkatkan tentang

kebutuhan nutrisi seimbang bagi klien dengan Diabetes Melitus melalui

konsultasi dengan petugas kesehatan atau membaca buku-buku sumber

yang tersedia di masyarakat.


108
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2010. (Konsep Diabetes Melitus,Patofisologi diabetes


mellitus). Jakarta: EGC.

Chair, 2016. (Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah


Kerja Puskesmas Andalas). Kota Padang.

Chaidir, dkk, 2017. (Buku Ilmu Penyakit Dalam). Jakarta : EGC

Depkes RI. 2010 dalam Kholifa. 2016 (Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Diabetes Melitus). Jakarta.

Dinas Kesehatan Maluku. 2016. (Data kesehatan penyakit tidak menular. Diabetes
mellitus). Maluku Tenggara.

Friedman, 2010. (Modul Ajar Keperawtan Keluarga : Riset,Teori & Praktik Eds 5).
Jakarta.

Garnadi. 2012. ( Artikel Kepatuhan diet Diabetes mellitus). Jakarta.

Hasdiana. 2012. ( Artikel Kepatuhan diet Diabetes mellitus). Jakarta.

Hidayat. 2014. ( Metode Penelitian Keperawatan). Jakarta : Salemba Medika

Huda A. Nurarif, Hardhi Kusma. (Asuhan Keperawatan Praktis. Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda,Nic,Noc Dalam Berbagai Kasus 2016).
Yogyakarta

Hernilawati. 2013. (Asuhan Keperawatan Keluarga, TIM,). Jakarta.

Internasional of Diabetic Federation. 2018. (peningkatan kasus diabetes melitus).


Jakarta

International Diabetes Federation. (2015). IDF Diabetes Atlas Seventh Edition.


2015. oleh S Mufidah - 2018. Jakarta

Kemenkes. 2014. (Pusat Data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia). Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes. 2018. (Pusat Data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia). Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes. 2011. (Diet dan pola makan Diabetes mellitus). Jakarta : Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan. 2018. (Hasil Utama Riskesda). Jakarta: Balitbangkes.


108
109

Khalifah dan Wahyo. 2016. (Asuhan Keperawatan Keluarga). Jakarta.

Nanda. NIC-NOC. 2015. (Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi 2). Yogyakarta:


Mediaction.

Nursalam. 2010. (Metodologi Penelitian Kesehatan). Jakarta : Salemba Medika

Nodia Firsta. 2018. Hasil riskesda 2018. (Penyakit tidak menular semakin
meningkat). Jakarta

Notoatmodjo. 2010. (Metodologi Penelitian Kesehatan). Penerbit : Rhineka Cipta.

Puskesmas Ohoijang Watdek. 2020. (Jumlah Kasus Diabetes Melitus). Maluku


Tenggara.

Ranny Dwi Hardiyanti. 2018 (asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi). Jakarta.

Riskeda. 2018. INFODATIN. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan


RI. Jakarta

Setiadi. 2013. (Prosedur penelitian penerbit PT Rhineka Cipta) . Jakarta

Sulistyowati. 2010. (Kebutuhan Nutrisi Pasien Diabetes Melitus).

Susilo & Wulandari. 2011. (Diet dan pola makan Diabetes mellitus). Jakarta :
Kemenkes RI

Sofiani. 2016. (asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada keluarga


penederita Diabetes Melitus). Kecamatan Gombong.

Wartono. Tarwoto. 2017. (Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan)..


Jakarta : Salemba Medika

Whalley J & Wong H. 2014. (Prosedur penelitian suatu pendekatan


praktik.Ed.Revisi VL penerbit PT Rhineka Cipta) . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai