Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

UPTD PUSKESMAS LAMPULO


PERIODE 22 OKTOBER – 03 NOVEMBER 2018

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik


di Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Disusun oleh :
Orintya Putri Adiyusika
1607101030030

Pembimbing:
dr. Roosmy
dr. Muhammad, MPH

BAGIAN FAMILY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2018
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


UPTD PUSKESMAS LAMPULO
PERIODE 22 OKTOBER – 03 NOVEMBER 2018

Disusun oleh:

Orintya Putri Adiyusika


1607101030030

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Lampulo
Banda Aceh

Disahkan oleh :
Banda Aceh, November 2018

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lampulo
Kepala Bagian FamilyMedicine
FK UNSYIAH

Hayatun Rahmi, SKM


NIP.19670730 198803 2 002
dr. Hendra Kurniawan, M.Sc

Kepala Bagian Family Medicine

KATA PENGANT
Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si
NIP. 19831012 201404 2 001
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran
Unsyiah di Puskesmas Lampulo periode 22 Oktober – 03 November 2018.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan dan
hasil pengamatan yang dilakukan di Puskesmas Lampulo selama mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada ibu Hayatun
Rahmi, SKM selaku Kepala Puskesmas Lampulo dan dokter pembimbing,
dr. Roosmy dan dr. Muhammad, MPH, beserta seluruh staf yang telah membantu
sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik, juga kepada teman-teman
dokter muda yang telah turut memberikan kontribusinya berupa ide, semangat,
dan dukungan moral.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, November 2018

Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN (PENYULUHAN)
STUNTING
DI POSYANDU PUSKESMAS LAMPULO

I. PENDAHULUAN

Stunting merupakan salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan


dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi
yang bersifat kronis.(1) Stunting merupakan ukuran status gizi balita dengan
memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin. Kebiasaan
tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita serta kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin pertumbuhan anak di layanan
kesehatan menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Hal tersebut membuat
stunting menjadi salah satu fokus WHO pada target perbaikan gizi di dunia
sampai tahun 2025 dengan menurunkan angka kejadian stunting sebesar 40%.(2,3)
Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan
kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di
Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.(4) Prevalensi stunting di Indonesia
meningkat dari 35,6% di tahun 2010 menjadi 37,2% di tahun 2013. Artinya,
pertumbuhan tak maksimal diderita oleh sekitas 8,9 juta anak Indonesia, atau satu
dari tiga anak Indonesia.(5) Prevalensi tersebut masih jauh di atas target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPN) di tahun 2019, yaitu 28%. Hal
tersebut menggambarkan bahwa stunting merupakan salah satu keadaan
malnutrisi yang belum terselesaikan.(6)

II. NAMA KEGIATAN

Penyuluhan tentang “Stunting: Umur Sama Beda Tinggi”.

III. TUJUAN KEGIATAN

1. Menjelaskan tentang pengertian stunting.


2. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya stunting.
3. Menjelaskan tentang ciri-ciri stunting pada anak.
4. Menjelaskan tentang dampak stunting.
5. Menjelaskan tentang pencegahan stunting.
IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada :


Hari / Tanggal : Kamis / 01 November 2018
Waktu : 09.30 wib s/d selesai.
Tempat : Posyandu Puskesmas Lampulo
Topik : Stunting

V. PESERTA KEGIATAN

Penyuluhan kesehatan ini dilakukan kepada ibu-ibu dan petugas yang


datang ke Posyandu Puskesmas Lampulo.

VI. METODE PENYULUHAN

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi


langsung kepada ibu-ibu dan petugas Posyandu Puskesmas Lampulo dengan
materi penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk leaflet.
Metode pada penyuluhan ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:
1. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Pada tahap ini, pemateri memperkenalkan diri dilanjutkan dengan
pertanyaan kepada peserta untuk menilai tingkat pengetahuan mengenai
stunting. Kemudian leaflet dibagikan kepada peserta.
2. Penyampaian materi dan tanya jawab
Pada tahap ini dilakukan penyampaian materi selama 10 menit yang
dijelaskan secara langsung dengan menggunakan alat bantu berupa leaflet
yang telah dibagikan pada tahap awal. Penyuluhan dilanjutkan dengan tanya
jawab kepada para peserta.
3. Penutup
Setelah penyampaian materi, kegiatan penyuluhan ditutup oleh pemateri.
VII. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabakan oleh
kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.(7) Stunting terjadi mulai janin
masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.(3)

2. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:(8)
a. Praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta
setelah ibu melahirkan.
b. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal
Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal
Care, dan pembelajaran dini yang berkualitas.
c. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
d. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan yang dapat memicu
gangguan saluran pencernaan sehingga energi untuk pertumbuhan teralihkan
kepada perlawanan tubuh menghadapai infeksi.

3. Ciri-ciri Stunting pada Anak


Ciri-ciri stunting pada anak dapat dilihat dari perkembangannya. Pada usia
8-10 tahun anak akan menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye
contact. Performanya menjadi buruk pada tes perhatian dan memori belajar. Jika
pertumbuhan melambat, tanda pubertas terlambat, pertumbuhan gigi terlambat,
dan wajah tampak lebih muda dari usianya.(9)

4. Dampak Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dapat terbagi menjadi
dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat
mengganggu perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme tubuh. Dalam jangka panjang, akibat buruk yang dapat
ditimbulkan berupa menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,
stroke, dan disabilitas pada usia tua. Semua hal tersebut akan menurunkan
produktivitas dan kualitas sumber daya manusia.(3,10)

5. Pencegahan Stunting
Intervensi gizi saja belum cukup untuk mengatasi masalah stunting. Faktor
sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pula untuk kesehatan ibu hamil
dan tumbuh kembang anak. Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya stunting pada anak adalah sebagai berikut:(9)
a. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan
makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe), dan
terpantau kesehatannya.
b. ASI ekslusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan
pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
c. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis
untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
d. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan.

VIII. TANYA JAWAB DAN DISKUSI

1. Apakah stunting dipengaruhi oleh keturunan?


Jawab : Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan keturunan
memegang faktor yang lebih penting dari gizi dalaam hal
pertumbuhan fisik anak. Stunting adalah masalah kurang gizi
kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan
pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari
standar usianya. Pada kasus stunting, faktor keturunan (genetik)
merupakan faktor determinan kesehatan paling kecil pengaruhnya
bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan, dan
pelayanan kesehatan.
2. Apa jenis makanan yang dapat diberikan kepada anak untuk mencegah stunting?
Jawab : Pada dasarnya kita bisa mengacu pada pemberian makanan sesuai
pedoman gizi seimbang, yaitu menyusun menu makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi
makanan. Untuk anak dalam masa pertumbuhan dapat diberikan makanan
yang merangsang pertumbuhan, seperti makanan yang mengandung
protein hewani karena zat ini akan dipakai untuk tumbuh. Contoh
makanan yang mengandung protein hewani, seperti daging sapi, daging
ayam, ikan, telur, dan susu.

IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada ibu-ibu dan petugas yang berada di
Posyandu Puskesmas Lampulo saat menunggu pelayanan. Penyuluhan dilakukan
dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya jawab. Tanggapan para peserta
penyuluhan cukup baik dan antusias dalam mendengarkan serta adanya beberapa
peserta yang bertanya. Adapun harapan yang ingin dicapai dengan adanya
penyuluhan ini adalah peserta dapat mengetahui penyebab terjadinya stunting,
ciri-ciri anak yang mengalami stunting, dampak dari stunting, dan cara
pencegahannya.
X. DAFTAR PUSTAKA

1. Gibson RS. Principles of Nutritional Asessment. New York: Oxford


University Press. 2005. P.174–7.
2. Oot L, Sethuraman K, Ross J, Sommerfelt AE. The Effect of Chronic
Malnutrition (Stunting) on Learning Ability, a Measure of Human Capital:
A Model in PROFILES for Country-Level-Advocacy. Food and Nutrition
Technical Assistance. 2016: 3(1): 1 – 8.
3. Onis MD, Branca F. Childhood Stunting: A Global Perspective. Maternal &
Child Nutrition. 2016:12(suppl.1): 12–26.
4. Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Determinants of Stunting
in Indonesian Children: Evidence from a Cross-sectional Survey Indicate a
Prominent Role for the Water, Sanitation, and Hygiene Sector in Stunting
Reduction. BMC Public Health. 2016:16:669.
5. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: 2013.
6. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019. Jakarta: 2014.
7. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI.
Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh, dan Sanitasi.
2018. [cited 04 November 2018]. Available from:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20180407/1825480/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-
pola-asuh-dan-sanitasi-2/
8. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/
Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 2017. Jakarta:
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
9. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI.
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: 2017.
10. Prendergast AJ, Humphrey JH. The Stunting Syndrome in Developing
Countries. Paediatric and International Child Health.2014;34(4): 250–265.
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
LAMPIRAN LEAFLET MATERI PENYULUHAN
Banda Aceh, November 2018
Disetujui oleh,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui,
Kepala
KepalaUPTD Puskesmas
Bagian Lampulo
FamilyMedicine
FK UNSYIAH

dr. Hendra Kurniawan, M.Sc


Hayatun Rahmi, SKM
NIP.19670730 198803 2 002
LAMPIRAN II
KEGIATAN KUNJUNGAN
RUMAH (HOME VISIT)
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT I

KUNJUNGAN PERTAMA (Rabu, 31 Oktober 2018)

Pasien 1

I. Data Administrasi

Nama Fasillitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Lampulo


Nomor Rekam Medis 0028
Tanggal Kunjungan 31 Oktober 2018
Diisi Oleh Orintya Putri Adiyusika

II. Data Pasien

Nama Ny. N
Umur 48 Tahun
Alamat Jl. Beringin I, Gampong Lampulo
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Wiraswasta
Status Perkawinan Belum Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan Sebelumnya Metformin, Glimepirid, Simvastatin
Alergi Obat -

III. Data Pelayanan


1. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Kebas-kebas di kaki.

b. Keluhan Tambahan
Sakit kepala.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan keluhan kebas-kebas di daerah kaki yang dirasakan sejak ± 2
minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala sesekali. Pasien
mempunyai riwayat diabetes melitus (DM) sejak 3 tahun yang lalu dan rutin
minum obat selama 2 tahun terakhir. Dari pemeriksaan lab terakhir di
Puskesmas tanggal 29 Oktober 2018 didapatkan hasil kadar gula puasa
(KGP) 256 gr/dl, kolesterol total 259 gr/dl, dan asam urat 6,6 gr/dl.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu dan rutin minum obat
selama 2 tahun terakhir. Riwayat hipertensi disangkal, riwayat alergi
disangkal.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien anak kelima dari 5 bersaudara. Sepengetahuan pasien, ayah, ibu, dan
saudara kandung pasien tidak mempunyai riwayat DM. Hanya saudara
perempuan dari ibu pasien yang diketahui mempunyai riwayat DM. Riwayat
hipertensi dalam keluarga juga disangkal.

f. Riwayat Pemakaian Obat


Pasien sudah mengkonsumsi obat sejak 2 tahun terakhir yang didapatkan
dari puskesmas, yaitu Metformin 2 x 500 mg dan Glimepiride 1 x 2 mg.

g. Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien tinggal satu rumah dengan abang kandung pasien, kakak ipar, dan 2
orang keponakannya. Pasien sehari-hari bekerja menjual gorengan. Pasien
suka mengkonsumsi makanan yang berlemak dan manis. Pasien jarang
mengkonsumsi sayuran dan buah. Pasien jarang berolahraga dikarenakan
sibuk berjualan. Riwayat merokok disangkal.

h. Riwayat Reproduksi
Pasien memiliki riwayat mestruasi teratur dengan siklus 28 hari, lama 5-6
hari dengan 2-3 kali ganti pembalut per hari. Keluhan nyeri saat haid tidak
ada. Pasien belum menikah dan belum pernah hamil.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi
KU : Baik TD : 130/80 mmHg BB : 68 Kg
Nadi : 88 x/menit TB : 150 cm
RR : 18 x/menit IMT : 30,2 kg/m2
Suhu : 36,50C (aksila) Status Gizi : Obesitas Grade 1

b. Status Generalis
Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : Dalam batas normal
Paru : Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas: CRT < 2 detik
Superior Inferior
Ekstremitas
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -

3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 Oktober 2018 dengan hasil sebagai
berikut :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Gula Darah Puasa 256 mg/dl < 126 mg/dl
Kolesterol Total 259 mg/dl < 200 mg/dl
Asam Urat 6,0 mg/dl 2,4 – 6,5 mg/dl
IV. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien dengan keluhan kebas-kebas di kaki sejak ± 2 minggu yang lalu dan
sakit kepala sesekali. Pasien dengan riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu dan
rutin minum obat sejak 2 tahun terakhir. Dari hasil pemeriksaan lab terakhir
pasien juga memiliki kolesterol tinggi.
2. Aspek Klinik
Diabetes Mellitus Tipe II + Dislipidemia + Obesitas grade I
3. Aspek Risiko Internal
Pasien senang mengkonsumsi makanan berlemak dan manis. Pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Pasien juga jarang olahraga.
4. Aspek Risiko Eksternal
Pasien tinggal 1 rumah bersama abang kandung pasien, kakak ipar, dan 2
orang keponakannya. Dukungan keluarga pasien sudah cukup baik tanpa
masalah ekonomi terkait dengan kondisi kesehatan. Akses terhadap
kesehatan pasien cukup mudah.
5. Derajat Fungsional
Derajat 1, tidak ada keterbatasan aktivitas.
6. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan meninggal : Korban tsunami
: Perempuan : Pasien
: Laki-laki meninggal : Riwayat DM
V. Rencana Penatalaksanaan Pasien
1. Health Promotion
Pasien dianjurkan diet DM dan diet kolesterol serta mulai menurunkan BB.
Makanan yang perlu dibatasi adalah makanan yang berkalori dan berlemak
tinggi, seperti: nasi, daging berlemak, kuning telur, makanan gorengan, dan
lain-lain. Makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan karbohidrat
berserat, misal: kacang-kacangan, sayuran, buah segar tetapi tidak terlalu
manis. Pasien diedukasi untuk mulai berolahraga ringan, seperti jalan santai.
2. Spesific Protection
Pasien dianjurkan untuk melakukan cek kadar gula dan kolesterol setiap 1
bulan sekali. Jika terdapat gejala seperti lemas, sakit kepala, kebas-kebas
pada kaki, dan gangguan penglihatan, pasien dianjurkan untuk segera
memeriksakan kesehatan ke puskesmas. Pasien juga dihimbau untuk
menjaga kebersihan kaki dan selalu menggunakan alas kaki saat beraktivitas
untuk mencegah terjadinya luka pada kaki untuk menghindari komplikasi
dari DM.
3. Prompt Treatment
Metformin 2 x 500 mg (pagi dan malam, sesaat setelah makan)
Glimepiride 1 x 2 mg (pagi, saat sarapan setelah suapan pertama)
Simvastatin 1 x 20 mg (malam hari)
4. Disability Limitation
Pasien tidak ada disability limitation.
5. Rehabilitasi
Pasien saat ini belum memerlukan rehabilitasi.
Pasien 2
I. Data Pasien
Nama Ny. H (Ipar Ny. N)
Umur 41 Tahun
Alamat Jl. Beringin I, Gampong Lampulo
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Status Perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan Sebelumnya -
Alergi Obat -

II. Data Pelayanan


1. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien tidak ada keluhan saat kunjungan pertama dilakukan.

b. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat DM dan hipertensi dalam keluarga disangkal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan yang sama dengan Ny. N disangkal. Pasien sebelumnya
pernah mengeluh sakit kepala dan sudah pernah memeriksakan diri ke
puskesmas dan keluhan hilang setelah diberikan obat.

d. Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien biasa memasak untuk keluarga,
terutama masakan Aceh yang banyak mengandung lemak dan garam. Pasien
gemar mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien tidak memiliki kebiasaan
minum kopi maupun teh. Pasien jarang melakukan olahraga.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi
KU : Baik TD : 110/70 mmHg BB : 50 Kg
Nadi : 80 x/menit TB : 148 cm
RR : 18 x/menit IMT : 22,8 kg/m2
Suhu : 36,50C (aksila) Status Gizi : Normoweight

b. Status Generalis
Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : Dalam batas normal
Paru : Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas: Sianosis (-/-), CRT < 2 detik

III. Status Kesehatan Pasien


Baik.

Pasien 3
I. Data Pasien
Nama Anak A (Keponakan Ny. N)
Umur 6 Tahun
Alamat Jl. Beringin I, Gampong Lampulo
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan TK
Pekerjaan -
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan Sebelumnya -
Alergi Obat -
II. Data Pelayanan
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien tidak ada keluhan saat kunjungan pertama dilakukan.

b. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat alergi dari kedua orang tua disangkal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat kejang demam waktu bayi disangkal. Riwayat alergi juga
disangkal.

d. Riwayat Kebiasaan Sosial


Anak A memiliki kebiasaan makan secara teratur, jarang mengkonsumsi
makanan maupun minuman ringan. Menurut keterangan ibunya, anak A
termasuk anak yang aktif di kesehariannya.

e. Riwayat Kehamilan
Pasien lahir cukup bulan, melalui proses persalinan secara normal di bidan.
Berat badan lahir 3,0 kg dengan panjang lahir 50 cm.

f. Riwayat Imunisasi
Menurut keterangan ibunya, anak A mendapatkan imunisasi lengkap sejak
lahir.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi
KU : Baik Suhu : 36,80C (aksila) BB : 18 Kg
Nadi : 88 x/menit TB : 105 cm
RR : 20 x/menit Status Gizi : Normal (Kurva CDC)

b. Status Generalis
Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : Dalam batas normal
Paru : Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas: Sianosis (-/-), CRT < 2 detik

III. Status Kesehatan Pasien


Baik.

Pada saat kunjungan pertama dilakukan, abang dan 1 orang keponakan


pasien tidak berada di rumah. Abang pasien sedang pergi bekerja sedangkan 1
orang keponakannya sekolah di pesantren.

KUNJUNGAN II (Sabtu, 03 November 2018)

Pasien I : Ny. N
I. Follow Up
1. Keluhan
Keluhan kebas-kebas di kaki masih ada tapi sudah mulai berkurang. Sakit
kepala sudah tidak dikeluhkan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 130/70 mmHg BB : 68 Kg
Nadi : 80 x/menit TB : 150 cm
RR : 20 x/menit IMT : 30,2 kg/m2
Suhu : 36,50C (aksila) Status Gizi : Obesitas Grade 1

b. Status Generalis
Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : Dalam batas normal
Paru : Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas: CRT < 2 detik
Superior Inferior
Ekstremitas
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -

c. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien belum melakukan pemeriksaan laboratorium kembali. Terakhir
pemeriksaan tanggal 29 Oktober 2018.

II. Diagnosis Holistik


1. Aspek Personal
Keluhan kebas-kebas di kaki masih ada tapi sudah mulai berkurang. Sakit
kepala sudah tidak dikeluhkan.

2. Aspek Klinik
Diabetes Mellitus Tipe II + Dislipidemia + Obesitas grade I

3. Aspek Risiko Internal


Pasien mulai mengontrol asuapan makanan dan mengurangi makan
makanan yang berlemak dan manis. Pasien juga mulai membiasakan
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.

4. Aspek Risiko Eksternal


Dukungan keluarga pasien sudah cukup baik. Akses terhadap kesehatan
pasien cukup mudah.

5. Derajat Fungsional
Derajat 1, tidak ada keterbatasan aktivitas.
III. Rencana Penatalaksanaan Pasien
1. Health Promotion
Pasien tetap dianjurkan diet DM dan diet kolesterol serta mulai menurunkan
BB. Makanan yang perlu dibatasi adalah makanan yang berkalori dan
berlemak tinggi, seperti: nasi, daging berlemak, kuning telur, makanan
gorengan, dan lain-lain. Makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan
karbohidrat berserat, misal: kacang-kacangan, sayuran, buah segar tetapi
tidak terlalu manis. Pasien diedukasi untuk mulai berolahraga ringan, seperti
jalan santai harus mulai dilakukan minimal 30 menit selama 3x/minggu.
2. Spesific Protection
Seperti sebelumnya, pasien dianjurkan untuk melakukan cek kadar gula dan
kolesterol setiap 1 bulan sekali. Jika terdapat gejala seperti lemas, sakit
kepala, kebas-kebas pada kaki, dan gangguan penglihatan, pasien dianjurkan
untuk segera memeriksakan kesehatan ke puskesmas. Pasien juga dihimbau
untuk menjaga kebersihan kaki dan selalu menggunakan alas kaki saat
beraktivitas untuk mencegah terjadinya luka pada kaki untuk menghindari
komplikasi dari DM.
3. Prompt Treatment
Metformin 2 x 500 mg (pagi dan malam, sesaat setelah makan)
Glimepiride 1 x 2 mg (pagi, saat sarapan setelah suapan pertama)
Simvastatin 1 x 20 mg (malam hari)
4. Disability Limitation
Pasien tidak ada disability limitation.
5. Rehabilitasi
Pasien saat ini belum memerlukan rehabilitasi.

IV. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengobatan


1. Faktor Pendukung
a. Pasien bersedia mengikuti saran dokter untuk mulai mengubah pola makan
dengan cara mengurangi makanan berlemak dan manis serta mulai
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
b. Pasien memiliki akses yang mudah dan cepat apabila terdapat keluhan.
2. Faktor Penghambat
a. Pasien masih belum bisa mulai melakukan aktivitas olahraga ringan dengan
alasan tidak ada waktu.
b. Proses metabolisme di usia pasien memang sudah menurun, sehingga
mudah terjangkit penyakit metabolik.

Pasien II : Ny. H
I. Follow Up
1. Keluhan
Tidak ada keluhan saat kunjungan kedua.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 100/70 mmHg BB : 50 Kg
Nadi : 84 x/menit TB : 148 cm
RR : 18 x/menit IMT : 22,8 kg/m2
Suhu : 36,50C (aksila) Status Gizi : Normoweight

b. Status Generalis
Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : Dalam batas normal
Paru : Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas: Sianosis (-/-), CRT < 2 detik

II. Status Kesehatan Pasien


Baik.
Pasien III : Anak A
I. Follow Up
1. Keluhan
Tidak ada keluhan saat kunjungan kedua.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik Suhu : 36,80C (aksila) BB : 18 Kg
Nadi : 88 x/menit TB : 105 cm
RR : 20 x/menit Status Gizi : Normal (Kurva CDC)

II. Status Kesehatan Pasien


Baik.

DOKUMENTASI KEGIATAN
Banda Aceh, November 2018
Disetujui oleh,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lampulo

Hayatun Rahmi, SKM


NIP.19670730 198803 2 002

Anda mungkin juga menyukai