Anda di halaman 1dari 63

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN POLA MAKAN


DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA 2021

MELLINA SISWATI SIAGIAN


P07520118080

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE RIVIEW
RI : HUBUNGAN POLA MAK
KAN DALAM
KEJADI AN GASTRITIS PADA REMAJA 2021
2

Sebag
ebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan
Progra
rogram Studi Diploma III Keperawatan

MELLINA SISWATI SIAGIAN


P07520118080

POLITEKN
NIK KESEHATAN KEMENKES MED
DAN
PRODI
RODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
N
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN POLA MAKAN


DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA 2021

NAMA : Mellina Siswati Siagian


NIM : P07520118080

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Penguji

Medan, 22 April 2021

Menyetujui

Pembimbing

( Solihuddin Harahap S.Kep,.Ns,. M.Kep )


NIP. 197407151998031002

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

( Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes. )


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN POLA


MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA
REMAJA 2021
NAMA : Mellina Siswati Siagian
NIM : P07520118080

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2021

Menyetujui
Penguji I Penguji II

(Risma.D.Manurung,S.Kep,Ns,M.Biomed) ( Agustina Boru Gultom,S.Kp.M.Kes)


NIP. 196908111993032001 NIP.197308231996032001

Ketua Penguji

(H.Solihuddin H,S.Kep.Ns,M.Kep)
NIP.197407151998032002

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes)


NIP. 196505121992001

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahhuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 20 April 2021

Mellina Siswati Siagian


P07520118080

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN

KARYA TULIS ILMIAH, 23 APRIL 2021

MELLINA SISWATI SIAGIAN P07520118080

TINJAUAN PUSTAKA : HUBUNGAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN


GASTRITIS PADA REMAJA

Viii + 51 HALAMAN + V BAB + II TABEL

ABSTRAK

Latar Belakang : Gastritis merupakan peradangan pada lambung yang disebabkan


tingginya kadar asam lambung. yang diakibatkan oleh infeksi virus dan bakteri
parthogen yang masuk kedalam saluran pencernaan. (Hery Soeryoko,2013).Gastritis
sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag.dan terdapat gejala yang dikumpulkan
seperti nyeri terutama di ulu hati, dan sering mengalami mual, muntah, rasa penuh,
dan tidak nyaman. (Misnadiarly,2017).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menelaah persamaan dan perbedaan dari
jurnal

yang dipilih untuk mengetahui hubungan Pola Makan Dalam Kejadian Gastritis
Pada Remaja.

Metode : Jenis penelitian digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
dengan desain literature riview. Penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan
variable berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah ada.Peneltian ini adalah
penelitian menggunakan studi literature riview digunakan untuk mengidentifikasi.
Hasil : Dari 10 artikel yang dilakukan studi literature review,menyatakan bahwa masih
ada

artikel yang tidak ada kejadian gastritis.Namun (80%) yang mayoritas gastritis. Masih
ada remaja kurang menjaga pola makan. Sehingga yang menjadi mayoritas
adalah pola makan kurang baik dalam gastritis sebanyak 7 artikel (70%).
Kesimpulan : Terdapat hubungan pola makan dalam kejadian gastritis pada remaja.
Oleh karena itu diperlukan upaya menjaga pola makan yang benar pada penderita
gastritis yaitu makan porsi kecil tapi sering,jangan makan sebelumtidur,ubah cara
masak,konsumsi makanan sehat seperti : sayuran;oatmeal;roti gandum;daging atau
ikan non lemak;putih telur;dan buah, hibdari makanan yang mengiritasi lambung
seperti: alcohol;kafein;susu;makanan pedas;makanan asin;cokelat;rutin minum air
putih.

Kata Kunci: Pola makan, Gastritis

iv
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC NURSING MAJOR
SCIENTIFIC WRITING, APRIL 23, 2021

LITERATURE REVIEW : RELATIONSHIP OF DIET IN THE EVENT OF GASTRITIS IN


Adolescents

Viii + 51 PAGES + V CHAPTER + II TABLE

ABSTRACT

Background: Gastritis is inflammation of the stomach caused by high levels of


stomach acid. caused by viral infections and parthogenous bacteria that enter the
digestive tract. (Hery Soeryoko, 2013). Gastritis is often known by the public as an
ulcer. And there are collected symptoms such as pain, especially in the pit of the
stomach, and often experience nausea, vomiting, fullness, and discomfort.
(Misnadiarly, 2017).
Objective: This study aims to examine the similarities and differences of the
selected

journals to determine the relationship between eating patterns in the incidence of


gastritis in adolescents. Methods: The type of research used in this study is descriptive
research with a literature review design. This study describes and explains variables
based on existing theories and research results. This research is a research using
literature review studies used to identify.
Methods: The type of research used in this study is descriptive research with a
literature

review design. This study describe and explains variables based on existing theories
and research is a research using literature review studies used to identify.
Result : Of the 1o articles conducted by a literature review study, it was stated that
there

were still articles that were still articles that did not have gastritis. However (80%) the
majority werw gastritis. There are still teenagers who do not maintain their diet. So that
the majority is a poor diet in gastritis as many as 7 articles (70%).
Consulations : there is a relationship between diet in the incidence of gastritis in
adolescents. Therefore, it is necessary to maintain the correct diet in gastritis
sufferers, namely eating small portions but often,do not eat before bed,change cooking
methods.

Keywords: Diet,Gastritis

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatNya kepada kita semua. Berkat dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul Literature Review : Hubungan Pola Makan Dalam Kejadian Gastritis
Pada Remaja 2021. Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini penulis
menyadari masih banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak H.Solihuddin Harahap,
S.Kep.,Ns. M.Kep selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak
memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, dukungan dan arahan kepada penulis
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Ida Nurhayati, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan

2. Ibu Hj. Johani Dewita Ns SKM, M.Kes selaku ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Afniwati, S.Kep, Ns, M.Kes selaku K-Prodi D-III Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

4. Ibu Risma D.Manurung, S.Kep, Ns., M.Biomed selaku dosen Penguji I


dalam proposal karya tulis ilmiah
5. Ibu Agustina Boru Gultom, S.Kp, M.Kes selaku dosen Penguji II dalam karya
tulis ilmiah
6. Para dosen dan seluruh staf pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
jurusan keperawatan yang banyak membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah
7. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yaitu bapak
Togar Siagian dan ibu saya Donna Simamora yang telah memberi dukungan dan
motivasi dengan penuh kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini. Semoga penulis dapat membanggakan kedua orangtua dengan
kesuksesan yang baik dan jujur.

vi
8. Buat para sahabat saya Sintice Afrina Surbakti dan Yopi Marianti Simbolon
yang menemani saya dari awal hingga sampai saat ini yang telah membantu dan
mendukung selalu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
9. Kepada Teman Teman saya Ruisnawati Naibaho,Yuriana Nduru dan
Kartika Gurusinga yang selalu memberikan semangat mendukung dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Proposal Karya


Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna baik dari isi maupun susunannya hal ini
disebabkan oleh keterbatasan waktu,wawasan, ataupun,ketelitian penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan
proposal ini. Semoga segenap bantuan,bimbingan, dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, 27 April 2021


Penulis

Mellina Siswati Siagian


NIM.P07520118080

vii
Daftar Tabel

Tabel 4.1 Tabel Jurnal………………………………………………….…….18

viii
Daftar Gambar

Gambar 21 Kerangka Konsep……………………………………………………….17

ix
Lembar Lampiran

Lembar Konsultasi Bimbingan…………………..……………………………………32

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................................ iv
ABSTRAC ................................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vi
Daftar Tabel ............................................................................................................................. viii
Daftar Gambar.......................................................................................................................... ix
Lembar Lampiran ...................................................................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1
BAB I ...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN .........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Permasalahan..................................................................................................6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................6
BAB II ...........................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................8
2.1 Pola Makan ....................................................................................................................8
2.1.1 Pengertian .................................................................................................................8
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan ....................................................12
2.2 Hubungan Pola Makan ...................................................................................................17
2.3 Gastritis............................................................................................................................18
2.3.1 Pengertian Gastritis .................................................................................................18
2.2.2 Tipe-tipe Gastritis .....................................................................................................18
2.2.3 Etiologi ......................................................................................................................19
2.2.4 Faktor resiko Gastritis ..............................................................................................19
2.2.5 Perilaku makan sehat pada remaja ........................................................................21
2.2.6 Komplikasi ................................................................................................................22
2.2.7 Penatalaksanaan Gastritis ......................................................................................23

1
2.2.8 Patofisiologi ..............................................................................................................25
2.2.9 Manifestasi Klinik Gastritis.................................................................................26
2.2.10 Diagnosa .............................................................................................................27
2.2.11 Pengobatan Gastritis .............................................................................................27
2.2.12 Kerangka Konsep ..................................................................................................28
BAB III ........................................................................................................................................29
METODE PENELITIAN ............................................................................................................29
3.1 Jenis dan Desain Penelitian...........................................................................................29
3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................29
3.1.2 DesainPenelitian ......................................................................................................29
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..............................................................................30
3.3.1 Jenis Data.................................................................................................................30
3.3.2 Cara Pengumpulan Data.........................................................................................30
BAB IV........................................................................................................................................32
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................32
4.1 Hasil Jurnal......................................................................................................................32
4.1.1 Tabel Ringkasan Isi Jurnal......................................................................................32
4.1.2 Pembahasan ............................................................................................................42
BAB V.........................................................................................................................................45
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................45
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................45
5.2 Saran................................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................46
Lampiran 1 .................................................................................................................................49

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis merupakan peradangan pada lambung yang disebabkan tingginya

kadar asam lambung. yang diakibatkan oleh infeksi virus dan bakteri parthogen yang

masuk kedalam saluran pencernaan.(Soeryoko,2013).Gastritis sering dikenal oleh

masyarakat sebagai maag.dan terdapat gejala yang dikumpulkan seperti nyeri

terutama di ulu hati, dan sering mengalami mual, muntah, rasa penuh, dan tidak

nyaman. (Misnadiarly,2017).

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO (2014)

adalah 40,8% dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi

dengan prevelensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk dalam penelitian.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, gastritis merupakan salah satu

penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di Indonesia

dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka kejadian gastritis pada daerah di

Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa

penduduk.

Angka kejadian gastritis di Indonesia dari penelitian yang di lakukan oleh

Departemen Kesehatan RI tahun 2013 angka kejadian gastritis di beberapa kota di

Indonesia terutama di Jakarta sekitar 50,0%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7% dan

Surabaya 31,2 %. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia, gastritis merupakan

salah satu penyakit dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah

sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus atau 4,9 persen (Kemenkes RI,2013).

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam

dan model bahan makanan yang di konsumsi setiap hari. Pola makan terdiri dari jenis

makanan, frekuensi makan, jadwal makan, dan porsi makan. Pola makan yang baik

dan teratur merupakan satu diantara penatalaksanaan gastritis. Pola makan remaja

yang buruk adalah seperti jadwal makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan

yang memiliki nilai gizi rendah dan meningkatkan produksi asam lambung, serta

jumlah makanan yang terlalu banyak dan juga terlalu sedikit (Hidayah,2014).
3
Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran macam

dan model bahan makanan yang di konsumsi setiap hari, yang meliputi frekuensi

makan,jenis makanan dan porsi makan.

Dari hasil penelitian (Hudha dalam Pratiwi,2013) menunjukkan sebagian responden

memiliki frekuensi makan < 2 kali sehari sehingga beresiko menimbulkan terjadinya

gastritis. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa frekuensi makan

dikatakan baik bila frekuensi makan setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali

makanan utama dengan 1 kali makanan selingan, dan dinilai kurang bila frekuensi

makan setiap harinya 2 kali makanan utama atau kurang.

Dalam beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pondok Pesantren

Al- Mujiyah, menurut hasil penelitian wahyuni (2017), 52 responden (54,7%) memiliki

pola makan kurang baik, 62 responden (65,3%) sebagian besar responden terjadinya

gastritis dan hasil uji statistic Spearman Rank didapatkan hasil Pvalue = 0,000 p<

0,05. Menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan dalam kejadian gastritis pada

remaja. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelompok kasus gastritis terdapat

64,7% responden dengan pola makan tidak sehat dan pada kelompok control non

gastritis terdapat 52,4%, responden dengan pola makan tidak sehat. Dan hasil uji

statistik Chi Square didapatkan hasil value sebesar 0,048% dengan taraf signifikan

0,05.

Terjadinya gastritis dapat di sebabkan oleh pola makan yang tidak teratur

yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang baik

mencegah terjadinya gastritis. Penyimpangan kebiasaan, cara, serta konsumsi jenis

makanan yang tidak sehat dapat menyebakan gastritis( Scholekhudin, 2014).

Frekuensi makan pada gastritis yang kurang baik yaitu pada saat perut

harus diisi,tetapi dibiarkan kosong atau di tunda pengisiannya,asam lambung

akan mencerna lapisan mukosa lambung,sehingga timbul rasa nyeri. Secara alami

lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang

4
kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah

banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat

itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan dampai 2- jam

maka asam lambung yang di produksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat

mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium.

Jenis jenis makanan yang tidak di perbolehkan untuk penderita gastritis

yaitu mengkonsumsi makanan instan,pedas,makanan yang keasamannya

tinggi,makanan yang banyak mengandung lemak/goring-gorengan, minuman yang

mengandung soda yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan pada

akhirnya kekuatan dinding lambung menurun serta menimbulkan luka pada dinding

lambung dan menyebabkan gastritis.

Porsi makan yang baik adalah teratur makan pagi,selingan pagi,makan

siang,selingan siang dan makan malam. Porsi makan yang baik harus teratur,lebih

baik makan dalam jumlah jumlah sedikit tapi sering dan teratur daripada makan

dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Remaja dalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan

bahwa masa depan bangsa yang akan datang ditentukan pada keadaan remaja saat

ini. Namun, di zaman yang modern ini kehidupan remaja semakin

mengkhawatirkan, ditandai dengan gaya hidup instan dan kesalahan-kesalahan pola

makan yang menjadi tren saat ini. Gaya hidup yang instan dan kurang sehat membuat

remaja menyukai makanan instan pula seperti sering makan junk food atau fast food

(makanan cepat saji), sering makan mi instan, sering minum soft drink, minum

minuman beralkohol, suka ngemil yang tidak sehat, suka makan kekenyangan, makan

yang terlalu cepat, makan yang tidak teratur dan sering jajan sembarangan yang tidak

memperhatikan kebersihan dan nilai gizi dari makanan tersebut. Kesalahan-

kesalahan pola makan remaja saat ini menjadi sebuah kebiasaan yang dapat

menimbulnya berbagai macam penyakit salah satunya adalah penyakit gastritis yang

di sebabkan karena pola makan yang tidak teratur. Pola makan sangat terkait

dengan produksi asam lambung. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme


5
pelindung dalam lambung mulai berkurang sehingga mengakibatkan kerusakan

dinding lambung (Hidayah, 2012).

1.2 Rumusan Permasalahan

Dari hubungan permasalahan di atas, maka penulis dapat membuat perumusan

masalah yaitu bagaimana Hubungan pola makan dalam kejadian gastritis terhadap

remaja

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan pola makan dalam kejadian Gastritis

terhadap remaja dengan pendekatan literature review

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk melihat dan menelaah persamaan dari beberapa jurnal yang di

ambil terkait dengan hubungan pola makan dalam kejadian Gastritis

terhadap remaja.

1.3.2.2 Untuk melihat dan menelaah perbedaan dari beberapa jurnal yang di

ambil terkait dengan hubungan pola makan dalam kejadian Gastritis

terhadap remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi kepada berbagai pihak,

yaitu.

1.4.1 Sebagai informasi bagi dinas kesehatan sehingga dapat merancang program

kesehatan dalam rangka peningkatan pola hidup sehat untuk menurunkan

angka kejadian gastritis dengan cara penyuluhan pola hidup sehat.

6
1.4.2 Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan penulis tentang Hubungan pola

makan dalam kejadian gastritis terhadap remaja

1.4.3 Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menambah pengetahuan dan

wawasan penulis dalam melakukan penelitian tentang upaya pencegahan

gastritis

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Makan

2.1.1 Pengertian

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah

dan jenis makanan dengan mempertahankan kesehatan, status nutrisi,

mencegah atau membantu kesembuhan maksud tertentu seperti penyakit.

(Depkes RI,2012)

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

cara atau perilaku yang di tempuh seseorang atau sekelompok orang dalam

memilih dan menggunakan makanan yang di konsumsi setiap hari yang

meliputi keteraturan frekuensi makan, porsi makan, dan jenis makanan dan

minuman yang di konsumsi berdasarkan faktor sosial, budaya dimana mereka

hidup

Pola makan yang memicu terjadinya gastritis yaitu frekuensi makan

yang tidak teratur dengan porsi makan sedikit, dengan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang memicu peningkatan asam lambung, selain itu

makan yang kurang bervariasi sangat berpengaruh karena makanan yang

tidak bervariasi tidak menarik dan dapat menimbulkan kebosanan,

kejenuhan sehingga hal ini dapat mempengaruhi selera makan dan cenderung

lebih menyukai dan memilih makana cepat saji.

Jenis makanan yang dikonsumsi dikelempokkan menjadi dua yaitu

makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama berupa makan pagi,

siang, dan makan malam terdiri dari makanan pokok, sayur, lauk pauk, buah,

8
dan minuman yang mengandung kalori dan protein. Makanan selingan

biasanya dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan.

Pola makan yang kurang baik juga di sebabkan karena mereka

mengkonsumsi makanan terkadang dalam porsi kecil, menunggu makan saat

lapar dan seringkali makan tergesa-gesa. Porsi makan yang baik tentunya

akan mempertahankan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit,

sedangkan pola makan yang salah memiliki dampak yang sangat merugikan

bagi kesehatan salah satunya gastritis.

Pola makan yang sehat tentunya akan mempertahankan

kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, sedangkan pola makan yang

salah memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan salah satunya

adalah gastritis.

Pola makan sehari-hari setiap individu berbeda-bedaa ada yang

melakukan pola secara sehat dan ada pula yang melakukan pola makan yang

salah. Kebiasaan makan yang tidak teratur bisa menyebabkan terganggunya

keseimbangan enzim pencernaan di lambung. Hal yang perlu dilakukan dalam

mengatasi gangguan yang paling utama adalah

mengubah pola makan dengan makan yang secukupnya sesuai dengan

kebutuhan tubuh dan istirahat yang memadai. Pola makan remaja yang perlu di

cermati adalah tentang frekuensi makan,jenis makan, dan porsi makan.

Pola makan terdiri dari :

1.1 Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan

makan dalam sehari baik makanan utama maupun makanan selingan.

Frekuensi makan dikatakan baik bila frekuensi makan setiap harinya 3 kali

makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1 kali makanan selingan,

9
dan di nilai kurang bila frekuensi makan setiap harinya 2 kali makan utama atau

kurang

Pada umumnya setiap orang melakukan makanan utama 3 kali yaitu

makan pagi,makan siang, dan makan sore atau malam. Ketiga waktu makan

tersebut yang paling penting adalah makan pagi, sebab dapat membekali tubuh

dengan berbagai zat makanan terutama kalori dan protein berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan remaja. Berdasarkan penelitian dari

University of Minnesota school of public health menyatakan bahwa orang yang

makan pagi dapat mencegah mereka makan secara berlebihan saat makan

siang atau makan malam.

Makan siang diperlukan setiap orang maupun remaja,karena merasa

sejak pagi merasa lelah akibat melakukan aktivitas. Di samping makanan

utama yang dilakukan 3 kali biasanya dalam sehari makanan selingan

dilakukan sekali atau dua kali di antara waktu makan guna

menanggulanginya rasa lapar, seb jarak waktu makan yang lama. Pola

makan yang tidak normal dapat diidentifikasi kembali menjadi 2, yakni :

1.1.1 Makan dalam jumlah sangat banyak ( binge eating disorder) mirip

dengan bulmia nervosa di mana orang makan dalam jumlah

sangat banyak, tetapi tidak diikuti dengan memuntahkan kembali

apa yang telah dimakan. Akibatnya di dalam tubuh terjadi

penumpukan kalori.

1.1.2 Makan di malam hari (night eating syindrome), kurang nafsu makan

di pagi hari digantikan dengan makan berlebihan,dan insomnia di

malam harinya.

1.2 Jenis Makan

Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokan

menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan. Makanan

10
utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan

pagi,makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok,

lauk pauk, buah, dan minuman.

Makanan pokok adalah makanan yang di anggap memegang

peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan

pokok berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan

memberi rasa kenyang. Makanan pokok yang biasa di konsumsi yaitu

nasi,roti,dan mie atau bihun.

1.3 Porsi Makan

Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran

makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah (porsi)

makanan sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja. Jumlah (porsi)

strandar bagi remaja antara lain: makanan pokok berupa nasi,roti

tawaar,dan mie instan. Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain :

nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instan untuk ukuran besar 100

gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai dua golongan:

lauk nabati dan lauk hewan, jumlah atau porsi makanan antara lain :

daging 50 gram, telur 50 gram, tempe 50 gram (dua potong),tahu 100

gram (dua potong). Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis

masakan sayuran antara lain : sayur 100 gram. Buah merupakan suatu

hidangan yang disajikan setelah makanan utama berfungsi sebagai

pencuci mulut. Jumlh porsi ukuran 100 gram,ukuran potongan

75 gram.

11
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

2.2.2.1 Faktor intrinsik

2.2.2.1.1 Faktor usia

Usia sangat berpengaruh terhadap pola makan. Usia remaja

adalah masa yang labil, masa dimana remaja itu masih mencari

identitas dirinya sendiri, adanya keinginan untuk diterima oleh teman

sebaya laki-laki ataupun perempuan, mulai tertarik dengan lawan jenis

menjadi sebab remaja sangat menjaga penampilan tubuhnya. Remaja

takut menjadi gemuk sehingga, mereka sangat membatasi asupan

makananya. Hal ini sering terjadi karena mereka sangat

memperhatikanpenampilannya dengan cara membatasi asupan makan.

Pembatasan asupan makanan yang berlebihan tentu dapat

mempengaruhi pola makan seseorang tersebut. (Pratiwi, 2013). Pada

usia dewasa persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu yang bekerja

diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji, siap olah, dan

ketidaktahuan tentang gizi menyebabkan seseorang dihadapkan pada

pola kegiatan yang cenderung pasif atau “sedentary life”, waktu dirumah

yang pendek terutama untuk ibu sehingga pola makan sehari-hari

menjadi tidak seimbang (Almatzier, 2010).

Penelitian Vilanty dan Wahini (2014) yang meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi makanan menemukan

12
bahwa faktor usia berpengaruh secara signifikan terhadap pola konsumsi

makan pada responden.

2.2.2.1.2 Faktor Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan karakteristik seseorang yang

terdiri dari laki-laki maupun perempuan. Jenis kelamin

menentukan pula besar kecilnya kebutuhan makan

seseorang. Kebutuhan makan laki-laki biasanya lebih banyak

daripada perempuan karena remaja laki-laki memiliki akitvitas fisik

yang lebih tinggi (Fithra, 2014). Hasil penelitian Vilanty dan Wahini

(2014) menemukan bahwa faktor karakteristik jenis kelamin

berhubungan secara bermakna dengan pola makan.

2.2.2.1.3 Faktor Psikologis

Pola makan juga dipengaruhi oleh faktor atau keadaan

kesehatan seseorang. Perasaan bosan, kecewa, putus asa, stress

adalah ketidak seimbangan kejiawaan yang dapat mempengaruhi

pola makan. Keadaan psikologis seseorang yang sehat dengan

yang tidak sehat akan berdampak pada nafsu makan. (Abd. Kadir

A, 2016).

Hasil penelitian Putri (2013) yang meneliti tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan pola makan remaja putri menemukan

bahwa faktor psikologis berhubungan secara bermakna dengan

pola makan.

13
2.2.2.1.4 Faktor Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang

didapat setelah sesorang melakukan penginderaan terhadap

obyek tertentu. Pengetahuan memegang peran penting dalam

hal pembentukan tindakan seseorang (over behavior), jika

didasari oleh pengetahuan akan lebih baik bila

dibandingkan tanpa didasari pengetahuan. Pengetahuan gizi

sebaiknya ditanamkan sedini mungkin sehingga apabila

seseorang telah dewasa mampu memenuhi kebutuhan energy

tubuhnya dengan perilaku makannya karena pengetahuan gizi

berperan penting dalam menentukan apa akan kita konsumsi

setiap harinya. (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian Vilanty dan

Wahini (2014) menemukan ada hubungan pengetahuan dengan

pola makan, namun dalam penelitian Putri (2013) tidak

menemukan adanya hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan pola makan.

2.2.2.2 Faktor ekstrinsik

2.2.2.2.1 Faktor Aktivitas Fisik

Pola makan dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang yang

meliputi aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik merupakan

pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran

tenaga secara sederhana dan penting bagi pemeliharaan fisik,

mental dan kualitas hidup sehat. Pekerjaan yang dilakukan setiap

hari dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup

yang kurang menggunakan aktifitas fisik akan berpengaruh

14
terhadap kondisi tubuh. Aktivitas fisik digunakan seseorang untuk

menjaga berat badan yang ideal. Tingkat pengeluaran energi

tubuh sangat erat kaitannya terhadap pengendalian berat badan.

Pengeluaran energy sendiri tergantung pada tingkat aktivitas

fisik dan tingkat energi (metabolisme basal) yang dibutuhkan

untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Metabolisme basal

bertanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi normal.

Pada saat berolahraga kalori terbakar, semakin banyak

berolahraga maka akan semakin banyak pula kalori yang

hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem

metabolisme basal. (Fithra, 2014).Jadi dapat disimpulkan

semakin banyak sesorang beraktivitas maka seseorang tersebut

juga lebih banyak merasa lapar karena dengan beraktivitas

seseorang membutuhkan konsumsi makanan lebih untuk

metabolisme tubuh yang diolah menjadi energy.

Data aktivitas fisik diolah sesuai dengan skala aktivitas fisik

kuesioner Baecke. Baecke membagi aktivitas fisik menjadi 3 yaitu

aktivitas fisik waktu bekerja, berolahraga dan pada waktu luang.

Data aktivitas fisik olahraga ditanyakan tentang kegiatan

olahraga yang dilakukan termasuk aktivitas yang membuat

keluar keringat. Nilai aktivitas fisik berolahraga berkisar

antara 0,5-4,5 dimana 0,5 adalah sangat tidak aktif dan 4,5

sangat aktif (sesuai skala Likert yang sama). Data tentang

aktivitas pada waktu luang ditanyakan tentang banyaknya waktu

yang digunakan untuk kegiatan selain olah raga dengan

intensitas kegiatan yang rendah.

15
Penelitian Vilanty dan Wahini (2014) menemukan bahwa

aktivitas fisik berhubungan secara signifikan terhadap pola

makan, namun hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh

Putri (2013) yang menemukan bahwa aktivitas fisik tidak

berhubungan secara bermakna dengan pola makan.

2.2.2.2.2 Faktor Sosial Budaya

Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki kebiasaan

sendiri. Unsur sosial budaya mampu menciptakan kebiasaan

makan secara turun temurun yang susah untuk diubah. (Abd.

Kadir A., 2016). Tradisi yang berisi pantangan untuk

mengkonsumsi makanan tertentu dalam suatu lingkup

masyarakat yang diyakini dengan kepercayaan mengandung

nasehat atau lambang yang dianggap baik atau tidak dapat

menjadi suatu kebiasaan makan didalam masyarakat tersebut.

Kebudayaan seperti ini dapat mempengaruhi masyarakat dalam

memilih dan mengolah makanan yang akan dikonsumsi.

Kebudayaan mempengaruhi masyarakat dalam menentukan apa

yang dimakan, bagaimana pengolahannya, persiapan, penyajian,

serta untuk siapa dan bagaimana kondisi makanan tersebut

dikonsumsi. Pengaruh kebudayaan menentukan seseorang

dapat atau tidak mengkonsumsi suatu makanan tersebut hal ini

sering disebut tabu meskipun tidak semua hal yang tabu masuk

akal dan baik dari sisi kesehatan. Tidak sedikit juga hal

yang ditabuhkan justru merupakan hal yang baik jika dilihat

dari sisi kesehatan. Misalnya setelah ibu hamil melahirkan

dengan SC tidak boleh makan ikan atau daging hanya

diperbolehkan makan nasi putih dan garam padahal ikan atau

16
daging itu makanan yang tinggi protein yang bisa membantu

untuk menyembuhkan luka jahit bekas SC pada ibu hamil.

Padahal dari sisi kesehatan mengkonsumsi ikan yang tinggi

protein deperlukan untuk emmpercepat proses penyembuhan

luka. Terdapat tiga kelompok anggota masyarakat yang biasanya

memiliki pantangan untuk mengkonsumsi makanan tertentu yaitu

ibu hamil, ibu menyusi dan balita (Pratiwi, 2013). Hasil penelitian

Putri (2013) tidak menemukan ada hubungan yang bermakna

antara sosial budaya dengan pola makan.

2.2 Hubungan Pola Makan

Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada remaja

dengan kenyataan bahwa seringkali mengabaikan kebiasaan makan

yang baik atau teratur. Sesuai dengan wawancara dengan responden

banyak faktor-faktor dilapangan yang menyebabkan masyarakat

mengabaikan kebiassaan makan yang baik dan sehat, diantaranya

kesibukan sehari-hari yang memiliki pekerjaan sebagai PNS, di

bidang swasta, berwiraswasta, maupun pekerjaan lainnya. Hal ini

dapat dilihat bahwa orang yang memiliki pekerjaan tentunya

mempunyai aktivitas yang cukup padat sehingga waktu untuk

keteraaturan makan menjadi sangat sedikit sehigga tidak teratur,

keterbataan ekonomi dalam upaya pemenuhnan makanan bergizi,

serta faktor kebisaan dan kesukaan seseorang terhadap jenis makanan

tertentu, padahal makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit

gastritis jiga dikonsumsi secara berlebihan.

17
2.3 Gastritis

2.3.1 Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang

paling sering terjadi akibat ketidakteraturan makan.

Gastritis merupakan peradangan pada lambung yang disebabkan

tingginya kadar asam lambung. yang diakibatkan oleh infeksi virus dan

bakteri parthogen yang masuk kedalam saluran pencernaan.(Hery

Soeryoko,2013).

Gastritis sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag.dan

terdapat gejala yang dikumpulkan seperti nyeri terutama di ulu hati, dan

sering mengalami mual, muntah, rasa penuh, dan tidak nyaman.

(Misnadiarly,2017).

Dalam sehari responden hanya makan dua kali dan tidak pernah

mengkonsumsi makanan selingan sehingga keadaan lambung yang

seharusnya hanya kosong antara 3-4 jam menjadi 5-6 jam. Gastritis

sering disebabkan jadwal makan yang tidak teratur yang dapat

meningkatkan produksi asam lambung secara berlebihan. Jadwal makan

yang baik adalah teratur makan pagi, selingan pagi, makan siang,

selingan siang dan makan malam. Jadwal makan harus teratur, lebih

baik makan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur daripada

makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

18
2.2.2 Tipe-tipe Gastritis

Menurut Ida Mardalena (2017), gastritis terdiri dari dua bagian yaitu :

2.2.2.1 Gastritis Akut

Gastritis akut adalah proses inflamasi yang bersifat akut dan

biasanya terjadi pada mukosa lambung.

2.2.2.2 Gastritis Kronis

Gastritis kronis merupakan inflamasi pada mukosa dalam jangka

waktu lama yang dapat disebabkan oleh bakteri Helicobacter

pylory.

2.2.3 Etiologi

Menurut Nurheti Yuliarti (2014) penyebab terjadinya gastritis yaitu :

Infeksi bakteri, keadaan stress,merokok,mengonsumsi alcohol, makan

tidak teratur, Efek samping obat-obatan tertentu.

2.2.4 Faktor resiko Gastritis

Menurut (Smetzer dalam Bagas,2016) faktor faktor resiko yang sering

menyebabkan gastritis diantaranya :

2.2.4.1 Pola makan

Orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur mudah terserang

penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong atau

19
ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan

mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri

2.2.4.2 Helicobacter Pylori

Helicobacter Pylori adalah kuman garam negative, hasil yang

berbentuk kurva dan batang helicobacter pylori adalah suatu bakteri

yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis

(gastritis) pada manusia. Infeksi Helicobacter pylori ini sering

diketahui sebagai penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan

penyebab terserang terjadinya penyakit.

2.2.4.3 Terlambat makan

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung

setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah

makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap

dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat

itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan

sampai 2-3 jam. maka asam lambung yang diproduksi semakin

banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung

serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium.

2.2.4.4 Makanan Pedas

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan

merangsang system pencernaan terutama lambung dan usus

kontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu

hati yang di sertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut

20
membuat penderita semakin berkurang nafsu makannya. Bila

kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas > 1 kali dalam 1 minggu

selama minimal 6 bulan dibiarkan terus menerus dapat menyebakan

iritasi pada lambung yang di sebut dengan gastritis

2.2.5 Perilaku makan sehat pada remaja

Anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan yang baik bagi remaja

adalah sebagai berikut :

2.2.5.1 Mendorong remaja untuk menikmati

makanan,mencoba makanan yang

baru,mengkonsumsi,beberapa makanan di pagi

hari, makan bersama keluarga,menyeleksi

makanan yang bergizi

2.2.5.2 Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam sehari

membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan

untuk berbagai pengalaman di antara anggota keluarga

2.2.5.3 Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan

tidak terbentur dengan kegiatan anggota keluarga lain.

2.2.5.4 Menyiapkan data dasar tentang pangan dan gizi

sehingga remaja dapat memutuskan jenis makanan yang

akan dikonsumsi berdasarkan informasi yang diperoleh.

2.2.5.5 Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang

baik seperti perbaikan vitalitas dan peningkatan

ketahanan fisik.

21
2.2.6 Komplikasi

Menurut Ali (2017), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita gastritis

adalah :

2.2.6.1 Gastritis Akut

Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas

berupa hematemesis dan melena dapat berakhir sebagai syok

hemoragik. Khusus untuk perdarahan saluran cerna bagian

atas,perlu dibedakan dengan tukak peptic penyebab utamanya

adalah infeksi Helicobacteri pylori, sebesar 100% pada tukak

duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis dapat

ditegakkan dengan endoskopi.

2.2.6.2 Gastritis Kronik

Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah

perdarahan saluran cerna bagian atas,ulkus,perforasi dan

pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. Pada penderita gastritis

kronik dapat terjadi atrofi lambung menyebabkan gangguan

penyerapan terutama vitamin B12 selanjutnya dapat menyebabkan

anemia perniosa. Keduanya daapat dipisahkan dengan memeriksa

antibody terhadap faktor intrinsic. Penderita anemia perniosa

biasanya mempinyai antibody terhadap faktor intrinsic dalam serum

atau cairan gasternya. Selain vitamin B12, penyerapan besi juga

22
dapat terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus dapat menyebabkan

penyempitan daerah antrum pylorus.

2.2.7 Penatalaksanaan Gastritis

Penatalaksanaan Gastritis dapat dilakukan sebagai berikut :

2.2.7.1 Perawatan Gastritis

Sedang sakit,makanlah yang lembek yang mudah dicerna dan tidak

merangsang asam lambung.

2.2.7.1.1 Hindari makanan yang merangsang pengeliaran asam

lambung, seperti makanan pedas,makanan yang asam, tinggi

serat,zat tepung

2.2.7.1.2 Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam

lambung seperti teh,kopi,alcohol

2.2.7.1.3 Makan secara teratur

2.2.7.1.4 Minum obat secara teratur

2.2.7.1.5 Hindari stress fisik dan psikologis.

2.2.7.2 Pemberian Obat-Obatan

Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada

penyebabnya. Pada banyak kasus gastritis,pengurangan asam lambung

dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotic untuk menghilangkan

infeksi. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus

23
dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat

lain gastritis.

2.2.7.2.1 Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri.

2.2.7.2.2 Acid blocker membantu mengurangi jumlah asam lambung

yang diproduksi, contohnya : cimetidine, famotidine, ranitidine

2.2.7.2.3 Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam

lambung dan menghambat helibacteri pylori, contohnya :

omeprazole, lansoprazol, esomeprazole.

2.2.7.3 Penatalaksanaan gastritis secara medis meliputi :

Gastritis akut diastase dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut,diet mengandung gizi yang dianjurkan. Bila

gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila

perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan

prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas.

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat

asam atau alkali,pegobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian

agen penyebab. Untuk menentralisasi asam, digunakan antisida umum (

missal : aluminium hidroksida ) untuk menentralisasi alkali,digunakan jus

lemon encer atau cuka encer. Bila korosi luas atau

berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahasa perforasi. Terapi

pendukung mencakup intubasi,analgesic dan sedative, antasida,serta

cairan intravena.

24
Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforase.

Gastrojejunostomi atau reaksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi

obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet

pasien,meningkatkan istrirahat,mengurangi stress dan memulai farmakoterapi.

Helicobacteri pylori data diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau

amoksilin) dan garam bissmu (pepto bismo). Pasien dengan gastritis akut

biasanya mengalami malaborsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya

antibody terhadap faktor intrinsic (Sukarmin,2015).

2.2.7.4 Penatalaksanaan secara Keperawatan meliputi :

Tirah baring,mengurangi stress,diet air teh,air kaldu,air jahe

dengan soda kemudian diberikan peroral pada intervena yang sring. Makanan

yang sudah dihaluskan seprti pudding,agar-agar dan sup. Biasanya dapat

ditoleransi setelah 12-24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya

ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis supervical yang kronis

biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang

berbumbu banyak atau minyak (Pamela, 2018).

2.2.8 Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol yang dapat merusak mukosa lambung. dimana

mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti

oleh HCL akan merusak mukosa.Kehadiran HCL di mukosa lambung

menstimulasi terjadinya perubahan pepsinogen menjadi pepsin.Bila dimana

lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi yang akan terjadi

terus menerus.Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan yang

meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung

25
dapat hilang dan atropi sel mukosa lambung.Faktor intrinsik dihasilkan oleh sel

mukosa lambung akan menurun dan hilang sehingga cobalamin tidak dapat

diserap oleh usus halus.Sementara ini berperan penting dalam pertumbuhan

dan muturasi sel darah merah.dan pada akhirnya gastritis dapat mengalami

anemia.selain itu dinding lambung rentan menipis terhadap perforasi lambung

dan perdarahan.

2.2.9 Manifestasi Klinik Gastritis

Manifestasi klinik bervariasi yang dimulai dari keluhan ringan

sehingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada

beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. yang sering dirasakan

pada manifestasi klinik pada gastritis sebagai berikut : Mual dan muntah,rasa

terbakar di lambung,sendawa,perdarahan karena iritasi mukosa

lambung,kehilangan nafsu makan,nyeri pada ulu hati.

2.2.10 Diagnosa

Gastritis dapat didiagnosis melalui satu atau lebih untuk dilakukan tes

kesehatan yaitu

(Misnadiarly,20011) :

2.2.10.1 Endoskopi gastrointestinal

Dokter melakukan dengan cara melihat melalui kamera khusus, dengan

memasukan alatnya melalui mulut hingga ke lambung untuk dapat melihat

kerusakan lambung dan dapat mengecek ada tidaknya inflamasi.

26
2.2.10.2 Test darah

Untuk mengetahui sel darah merah ada tidaknya menderita penyakit

anemia. Karena anemia dapat menjadi penyebab pendarahan pada

lambung.

2.2.10.3 Test stool

Untuk mengecek apakah ada tidaknya darah pada stool/tinja.

2.2.11 Pengobatan Gastritis

Menurut (Smetzer,2016) Jenis obat yang dapat diberikan pada pengobatan

penderita gastritis adalah :

2.2.11.1 Antasida

Antasida yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan

asam lambung.dan memiliki efek yang dapat meningkatkan pH, obat ini

juga mampu mengurangi rasa nyeri dilambung dengan cepat (dalam

beberapa menit)

2.2.11.2 Penghambat H2

Obat ini memiliki mekanisme sebagai penghambat reseptor histamin

yang mempunyai fungsi penting dalam sekresi asam lambung. Contoh:

Ranitidin, Simetidin.

27
2.2.11.3 Antibiotik

Obat yang digunakan pada gastritis dengan infeksi antara lain Helicobacter

pylory. selain itu masyarakat juga dapat menggunakan obat tradisional

seperti rimpang kunyit dan temulawak.

2.2.12 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang

akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Makan terdiri dari :


a. Frekuensi Makan
b. Jenis Makan Kejadian Grastitis
c. Pola Makan

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian

deskriptif dengan desain literature riview. Penelitian ini menggambarkan

dan menjelaskan variable berdasarkan teori dan hasil penelitian yang

telah ada

3.1.2 DesainPenelitian

Peneltian ini adalah penelitian menggunakan studi literature

riview digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, memisahkan,

dan menilai suatu hasil penelitian yang relevan secara kritis. Hasil

proses penilaian literature riview secara kritus dapat menghasilkan

keputusan yang di buat untuk memasukkan atau menyampingkan studi

dan final yang digunakan untuk analisa data berasal dari studi yang

berkualitas dan dapat di percaya.

(Holly, et al 2012).

29
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis peneltian yang digunakan pada literature riview ini yaitu

penelitian kuantitatif dengan desain literature riview. Penetilian ini

akan mendeskripsikan tentang faktor dan karakteristik dari beberapa

jurnal yang terkait.

3.3.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan literature review digunakan beberapa

tahapan diantaranya adalah pencarian artikel berdasarkan topik

garis besar, pengelompokkan artikel berdasarkan relevansi

dengan topik dan tahun penelitian lalu pengurutan struktur

penjelasan serta perbandingan data yang saling berhubungan.

Pencarian jurnal menggunakan portal Google Scholar dengan

menggetikkan 4 kata kunci judul. Pencarian kata kunci “Pola

Makan” ,kata kunci “Gastritis”.Apabila kata kunci tidak juga

sesusai dengan yang ingin dicari maka penulis mencari kata

kunci “Hubungan Pola Makan Dalam Kejadian Gastritis Pada

Remaja” maka di dapatkan yang sesuai topik penelitian

sehingga terkumpul 10 jurnal nasional full text yang

dilakukan review. Kemudian artikel yang sudah

30
dikelompokkan peneliti analisis penjelasan struktur mengenai

keterkaitan artikel dan topik penelitian, penulis membandingkan

apabila ada jurnal yang saling berhubungan. Penambahan buku

cetak maupun e-book lain bersifat memperkuat dan menambah

ketajaman pembahasan hasil penelitian.

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Jurnal

4.1.1 Tabel Ringkasan Isi Jurnal

No Judul/ Nama Peneliti Tujuan Populasi/ Metode Hasil


Tahun Jurnal Samel Penelitia
1 Hubungan Jurnal Rifqiyat untuk Populasi n
Metode: a.Hasil
Pola Informa unnasi menganali : univariat :
Makan si y ah sis semua Desain 1.Berdasar
Dengan Kesehat hubungan santriwati peneliti kan Hasil
Kejadian an antara pola kelas 2 dan an Penelitian
Gastritis Indonesi makan kelas peneliti Terdapat
Pada a(JIKI), dengan 3 Pondok an ini 29 responden
Santri Di Vol.1, kejadian Pesan tren mengg (41,4%) pola
Pondok No.1 gastritis Islam una makan yang
Pesantren pada santri Al- Mukmin kan baik dan
Al-Mukmin di Pondok Sukoharj o observ sebanyak
Sukoharjo Pesantren tahun asio 41 responden
(2017) Al-Mukmin 2016 (kelas 2 nalanali (58,6%) pola
Sukoharjo. dan kelas tik makan yang
3 MTs) yaitu Denga tidak baik
sejumlah n 2. Sebanyak
239 orang. desain 42 responden
cross (60,0%)
Sampel : section yang
santriwati al. mengalami
kelas 2 dan gastritis.
kelas Sedangkan
3 Pondok yang tidak
Pesantre n mengalami
Islam gastritis
Al- Mukmin sebanyak
Sukoharj o 28 responden
tahun (40,0%).
2016 (kelas 2 b. Hasil
dan kelas Bivariat :
3 MTs) Hasil Uji
berjumlah
70 responden

32
yang Chi Square
diambil diperoleh
dengan nilai x²
menggun sebesar
akan 34.738
teknik dengan
proporsio nilai
nal signifikan
random (Pvalue)
sampling. 0.001.
sehingga
keputusan
uji ditolak
karena nilai
Pvalue
lebih kecil
dari 0.05.
maka
disimpulka
n bahwa
terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara pola
makan
dengan
kejadian
gastritis.
2 Hubungan Jurnal Futriani, Untuk Populasi Metode : a. Hasil
Pola Antara dkk mengetahui : Metode analis
Makan Kepera hubungan Populasi penelitian univariat :
Dengan watan. pola makan dalam yang jumlah total
Kejadian Vol. 3 dengan penelitian digunakan 65
Gastritis No.1 kejadian ini adalah dalam responden
Pada gastritis seluruh penelitian yang tidak
Mahasiswa pada Mahasis ini adalah mengalami
Tingkat II mahasiswa wa observasio gastritis
Di Sekolah tingkat 2 tingkat II nal analitik ada 29
Tinggi Ilmu Sekolah Sekolah yang orang
Kesehatan Tinggi Ilmu Tinggi bertujuan (44,6%),
Abdi Kesehatan Ilmu untuk responden
Nusantara Abdi Kesehata melihat yang
Jakarta Nusantara n Abdi adanya mengalami
(2018) Jakarta Nusantar hubungan gastritis
a Jakarta dngan ada 36
tahun mengguna orang
2018. kan (55,4%).

33
metode

Sampel : “cross-
Diketahui sectional’”
dari 65 yaitu jenis
Responde variabel
n sebab
kejadian (independ b. Hasil
terbanyak e nt) analisis
terdapat maupun bivariat:
pada variabel Nilai
kategori akibat Pvalue =
mahasis (dependent 0,073
wa yang ) diukur (P.Value >
mengala mi dalam 0.05)
gastritis waktu artinya ada
yaitu bersamaa hubungan
sebanyak n antara pola
36 orang makan
(55.4%) dengan
responde kejadian
n. Sedangk gastritis
an
responde n
yang tidak
mengala
mi gastritis
terdapat
29 orang
(44.6%)
respon den

34
3 Hubungan Global Wahyuni untuk Populasi Metode : a. Hasil
Pola Health ,dkk Mengetah : Populasi Jenis analisis
Makan Science, ui penelitian penelitian univariat :
Dengan Vol. 2, Hubungan seluruh ini Berdasarka
Kejadian Issue 2 Pola Makan santri di termasuk n Hasil
Gastritis dengan Pondok penelitian Penelitian
Pada Kejadian Pesantre n kuantitatif didaptkan
Remaja Gastritis Al- menggun 43
(2017) pada Munjiyah a kan responden
Remaja di Durisawo deskriptif . 31
Pondok Keluraha n korelasion responden
Pesantren Nologate n al dengan (32,6%) pola
Al- Kabupate n pendekat makan
Munjiyah Ponorogo a n case kurang baik
Durisawo tahun control .
Kelurahan 2017. yang Sebanyak
Nologaten dilaksana 12
Kabupaten Sampel : k an pada responden
Ponorogo. sampel bulan (12,7%)
dalam Februari terjadinya
penelitian sampai gastritis.
dengan
Maret b. Hasil
2017, di
Pondok

35
ini Pesantren analisis
sebagian Al- bivariat :
santri di Munjiyah Hasil uji
Pondok Jalan Lawu spearman
Pesantre No. 04 rank
n Al- Durisawo didapatkan
Munjiyah Kelurahan nilai Pvalue
Durisawo Nologaten = 0,000 <
Keluraha Kabupaten 0,05 ,
n Ponorogo. maka
Nologate Populasi dapat
n dalam disimpulka
Kabupate penelitian n ada
n ini adalah hubungan
Ponorogo seluruh pola
tahun santri di makan
2017 Pondok dengan
dengan Pesantren kejadian
jumlah 95 Al- gastritis
responde Munjiyah
n yang Durisawo
diambil Kelurahan
dengan Nologaten
menggun Kabupaten
akan Ponorogo
tehnik tahun 2017
Accidenta
l
Sampling
.
4 Hubungan Journal Diliyana,dk untuk Populasi Metode : a. Hasil
Pola Of k mengetah : Desain analisis
Makan Nursing ui
hubungan Populasi penelitian univariat :
Dengan Care & pola dalam ini 1. 22
Kejadian Biomole makan
dengan penelitian mengguna responden
Gastritis cular- kejadian ini adalah kan (44,0%)
Pada Vol 5 No gastritis rerata deskriptif pola
Remaja Di 1 pada jumlah analitik makan
Wilayah remaja di kunjunga pendekata kurang
Kerja Wilayah n pasien n case baik
Puskesma Kerja remaja control. 2. 12
s Balowerti Puskesm dalam responden
Kota as
Kota satu (35,2%)
Kediri Kediri. bulan pola
(2020) yang makan
berobat yang baik
ke 3. 22
Puskesm responden
as (64,7%)
Balowerti mengalami
sebanyak kejadian
153 gastritis.
remaja

36
sample b. Hasil
sebanyak analisi
34 bivariat :
responde Ada
n hubungan
yang
signifikan
antara pola
makan
dengan
kejadian
gastritis
dengan
mengguna
kan
analisis Chi
square
menunjukk
an hasil uji
statistic
didapatkan
nilai p =
0,048 < a =
0,05.

5 Hubungan Jurnal Diatsa untuk Populasi Metode : 1. Hasil


Pola Kepera mengetah : penelitian Univariat :
Makan watan hubungan populasi ini a.
Dengan Muham pola dalam mengguna Mayoritas
Kejadian madiyah dengan penelitian kan responden
Gastritis Surakart kejadian ini observasio yang buruk
Pada a, Vol.1, gastritis sebanyak nal analitik sebanyak
Remaja di No.1 Pada 384 santri dengan 20
Pondok Remaja desain responden
pesantren Pondok Sampel : Cross (66,7%)
Al-Hikmah, Hikmah Sampel Sectional. dan pola
Trayon,Kar penelitian makan
anggede,B adalah yang baik
oyolali 30 santri. sebanyak
(2016) Teknik 10
pengambi responden
lan (33,3%)
sampel b.
yang Mayoritas
dilakukan responden
dengan kejadian
teknik gastritis
purposive yang tinggi
sample sebanyak
19
responden
(63,3%)

2. Hasil

37
Bivariat :
Hasil uji
chi-square
didapatka
nilai
signifikan
0,000<(0,
50)
menunjuk
an bahwa
terdapat
hubungan
pola
makan
dengan
kejadian
gastritis.
6 Hubungan Malahay Amri untuk Populasi Metode : a. Hasil uji
Pola ati mengetahui : Jenis univariat :
Makan Noursin hubungan Populasi penelitian 1.
Dengan g pola makan yang yang Berdasark
Gastritis Journal, dengan diambil digunakan n Hasil
Pada Vol 2, gastritis dalam dalam Penelitian
Remaja Di No 4 pada penelitian penelitian Terdapat
SMK remaja di ini adalah ini adalah mayoritas
Kesehatan SMK remaja di penelitian pola
Napsi’ah Kesehatan SMK observasio makan
Stabat Napsi’ah Kesehata nal analitik tidak
Kabupaten Stabat n dengan teratur
Langkat tahun 2018 Napsi’ah pendekata sebanyak
(2020) kelas VIII n studi 14
sebanyak cross responden
32 orang. sectional. (43,8)
makan
Sampel : yang baik
32 orang. 2.
Mayoritas
terkena
terjadi
gastritis
sebanyak
17
responden
(53,1%)
sebanyak
15
responden
(46,9%)
tidak
gastritis

Hubungan Jurnal Shalahuddin Untuk Populasi Metode : Hasil uji


7 Pola Kesehat dkk mengetahui : Jenis univariat :
Makan an Bakti hubungan 180 penelitian Berdasark
Dengan Tunas pola makan orang adalah n hasil

38
32 orang
.Sebanyak
14 orang
(43,8%)
terdapat
pola
makan baik

2.Berdasar
kan hasil
penelitian
menunjukk
an 32
responden
terjadi
gastritis
. 17 orang
(53,1%)
terjadi
gastritis
.
Sebanyak
15 orang
(46,9%)
tidak terjadi
gastritis

b. Hasil
analisis
bivariate :
Hasil
penelitian
ini
menunjukk
an
terjadinya
pola
makan
pada
gastritis.
Pvalue =
0,009
menyataka
n ada
hubungan
antara pola
makan

39
dengan
gastritis.
9 The Jurnal Piesesha, untuk Populasi Metode a. Hasil
Relationsh Kedokte dkk menganalisi Populasi Jenis analisis
ip ran s hubungan dalam penelitian univariat :
Between Komunit antara penelitian ini adalah .43
Eating as dan kebiasaan ini ialah penelitian
makan responden
Habits Tropik, seluruh observasio
dengan (58,1%)
With The Vol.2 mahasis nal analitik
gastritis pola
gastritis At No.2 wa dengan
The pada makan
angkatan pendekata
Medical mahasiswa kurang
2010 n cross
Faculty angkatan baik
Fakultas sectional
Level 2010 Kedokter study. .Sebanyak
Of Fakultas an 18
student Kedokteran Universit responden
2010 Universitas as Sam (24,3) yang
SAM Sam Ratulangi terjadi
Ratulangi Ratulangi yang gastritis
University Manado. berjumlah
Manado 280 b. Hasil
Ratulangi mahasis analisis
University wa bivariate :
Manado dari hasil
(2015) Sampel uji chi
sampel square nilai
yang Pvalue <
diperoleh 0,05
setelah (Pvalue =
dilakukan 0,031)
nya yang
perhitung menunjukk
an an adanya
adalah 74 hubungan
responde yang
n. bermakna
antara
frekuensi
konsumsi
makanan
berisiko
gastritis
dengan
kejadian
gastritis
10 The Journal Utami untuk Populasi Metode a. Hasil uji
Relationsh Of mengetahui Populasi Penelitian univariat :
i p Of Nursing hubungan dalam ini Berdasarka
Dietary Care & pola makan penelitian mengguna n hasil
Habit With Biomole dengan ini adalah kan jenis penelitian
Incidence cular, kejadian rerata penelitian yang
Of Vol.5 gastritis jumlah deskriptif mengalami
Gastritis no.1 pada kunjunga analitik pola
Teenage
In
40
The remaja di n pasien yang makan
Health Wilayah remaja bersifat yang tidak
Centers Of Kerja dalam menjelaska sehat 12
Balowerti Puskesmas satu n responden
Kediri Kota bulan hubungan (35,2%)
(2017) Kediri.. yang antar dan yang
berobat variabel mengalami
ke melalui gastritis 22
Puskesm hipotesa responden
as dengan (64,7%)
Balowerti mengguna
sebanyak kan desain b. Hasil uji
153 pendekata bivariat :
remaja n case Hasil uji chi
control. square
Sampel didaptkan
sample hasil
kasus Pvalue
sebanyak 0,048
34 dengan
responde signifikan
n dan 0,05.
sample Makan
kontrol dapat
sebanyak disimpulka
50 n bahwa
responde ada
n. hubungan
yang
signifikan
antara pola
makan
dengan
kejadian
gastritis
pada
remaja.

41
4.1.2 Pembahasan

Gastritis merupakan peradangan pada lambung yang

disebabkan tingginya kadar asam lambung yang diakibatkan oleh

infeksi virus dan bakteri parthogen yang masuk ke dalam saluran

pencernaan (Soeryoko,2013). Gastritis sering dikenal oleh

masyarakat sebagai maag dan terdapat gejala yang dikumpulkan

seperti nyeri terutama di ulu hati, dan sering mengalami

mual,muntah,dan tidak nyaman (Misnadiarly,2017)

Dari 10 artikel penelitian, terdapat 8 artikel penelitian yang

tujuannya sama – sama untuk mengetahui hubungan pola makan

dengan kejadian gastritis, yaitu pada penelitian Futriani,dkk (2018);

Wahyuni,dkk (2017); Diliyana,dkk (2020); Diatsa ( 2016), Amri (2020) ;

Shalahuddin, dkk(2016) ;Siskawati, dkk (2019); Utami,dkk (2017).

Sedangkan, 2 artikel penelitian yang tujuannya sama – sama untuk

menganalisi hubungan pola makan dengan kejadian gastritis, yaitu

pada penelitian Rifqiyatunnisiyah (2017); Piesesha, dkk

(2015).

Dari 10 artikel yang di review didapatkan bahwa 6 artikel dalam

penelitian ini juga memiliki metode penelitian yang sama yaitu dengan

metode cross sectional yaitu pada penelitian Rifqiyatunnisiyah

(2017); Futriani,dkk (2018); Diatsa ( 2016), Amri (2020); Siska,dkk

42
(2019). Terdapat 4 artikel menggunakan metode case control yaitu

dengan penelitian wahyuni,dkk (2017), diliyani, dkk (2020),

shalahuddin,dkk (2016), utami (2017).

Dari 10 artikel yang dilakukan literature review dapat dilihat pula

dari lokasi dilakukannya penelitian masing – masing jurnal, yang mana

3 artikel penelitiannya dilakukan di Pondok Pesantren yaitu

pada penelitian Rifqiyatunnisiyah (2017), Wahyuni,dkk (2017);

Diatsa(2016).Terdapat 5 jurnal penelitiannya dilakukan di sekolah yaitu

pada penelitian Futriani,dkk (2018);Amri (2020);Shalahuddin, dkk

(2016), Siska,dkk (2019);Piesesha,dkk (2015). Terdapat 2 jurnal

penelitiannya dilakukan di puskesmas yaitu pada penelitian

Diliyana,dkk (2020);Utami,dkk (2017).

Terdapat 8 artikel penelitian yang memiliki persamaan judul

peneliti bahwa Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis yaitu

pada penelitian Rifqiyatunnisiyah (2017);Futriani,dkk

(2018);Wahyuni,dkk (2017);Diliyana,dkk (2020), Diatsa (2016);Amri

(2020);Shalahuddin,dkk (2016);Siska,dkk (2019).

Terdapat 4 jurnal penelitian yang telah direview dengan jumlah

sampel yang sama yaitu pada penelitian Yudha Fika Diliyana,dkk

(2020), Siskawati Amri (2020), Dewi Siska (2019), Margareth

Piesesha,dkk (2015).

43
Oleh karena terdapat dalam hubungan pola makan dalam kejadian

gastritis pada remaja, maka diperlukan upaya untuk menjaga pola

makan pada penderita gastritis dengan cara menjaga pola makan yang

teratur. Adapun upaya – upaya untuk menjaga pola makan yang teratur

adalah makan porsi kecil tapi sering, jangan makan sebelum

tidur,ubah cara masak, konsumsi makanan sehat seperti :

sayuran;oatmeal;roti gandum;daging atau ikan non lemak;putih telur dan

buah, hindari makanan yang mengiritasi lambung seperti alcohol ; kafein ;

susu;makanan pedas ; makanan asin dan cokelat, rutin minum air putih.

44
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.2 Dari 10 artikel yang dilakukan studi literature review, menyatakan bahwa masih
ada artikel yang tidak ada kejadian gastritis,namun (80%)yang mayoritas gastritis
5.1.2 Dari 10 artikel yang dilakukan studi literature review menyatakan bahwa masih
ada remaja kurang menjaga pola makan. Sehingga yang menjadi mayoritas adalah
pola makan kurang baik dalam gastritis sebanyak 7 artikel (70%)

5.2 Saran

5.2.1 untuk institusi pendidikan agar terus memberikan informasi yang seluas – luasnya
tentang hal – hal yang terkait dengan penyakit gastritis sehingga pasien
teratur menjaga pola makan
5.2.2 untuk peneliti agar dapat dicari faktor – faktor lain yang mempengaruhi pola
makan dalam gastritis
5.5.3 bagi rumah sakit agar meningkat pelayanan kesehatan tentang pola makan dalam
gastritis.

45
DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah,2013.Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis.Poltekes.


Jakarta: Depkes.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. 2015

Edelstein Sari,dkk. (2014). Buku ajar gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC.

Fitri, R., Yusuf, L., & Yuliana. 2013. Deskripsi pola makan penderita maag pada
mahasiswa. Skripsi. FKIK Universitas Negeri Padang. Sumaterat Barat.
[internet]. Bersumber dari http://ejournal.unp.ac.id.

Hidayati, R., Soviana. E., & Widyaningsih, E. N. (2016). Perbedaan


Pengetahuan Gizi Dan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Yang
Overweught Dan Non Overweight Di SMK Batik 2 Surakarta. Jurnal
Kesehatan. ISSN 1979-7621. Vol. 1, No. 2
Desember
2016.

Kemenkes RI. 2014 . Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

Kurnia Yahya, 2015. Pola Makan Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan,


skripsi.
Jakarta: Universitas Esa Unggul Fakultas IImu Kesehatan
IImu Gizi

Le Mone Priscilla, dkk. (2015). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol.2
Edisi 5.
Jakarta :
EGC.
Mahmoud, S. S., Gasmi, F. M., Solan, Y. O., Al-Harbi, F. A., Al-Harbi, S. A.,
Humadi, T.
A., dkk. (2016). Prevalence and Predictors of Gastritis among Patients
Attending Health Care Facilities in Jazan, KSA. International Journal of
Preventive and Public Health Sciences. May-Jun 2016 .Vol 2.

Mutmainah Handayani, Tigor Abdurrahman Thomy (2018). Hubungan


Frekuensi, Jenis Dan Porsi Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada

46
Remaja. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana ISSN 2615-6571 (Print),
ISSN 2615-6563 (Online) Tersedia
online di
http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika

Okviani, Wati. (2011). Hubungan pola makan dengan gastritis pada mahasiswa
S1 keperawatan program A fikes UPN veteran Jakarta tahun 2011. Diambil
pada tanggal 17 febuari 201 1 pukul 12.35 WIB dari http: //library.upnvj.ac.id

Poltekkes Depkes Jakarta I, (2010).Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya.


Jakarta : Salemba Medika

Putri, R. S.M., Agustin, H., & Wulansari. (2010). Hubungan Pola Makan
dengan Timbulnya Gastritis Pada Pasien di Universitas Muhammadiyah
Malang Medical Center (UMC). Jurnal Keperawatan. ISSN: 2086-3071. Vol.
1 No. 2.

Pratiwi Wahyu, 2013. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada
Remaja Di Pondok Pesantren Daar EL-Qolam Gintung, Jayanti,
Tanggerang. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan IImu Kesehatan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulla.

Rifqiyatunnasiyah, (2017). HubunganPola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada


Santri Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Sukoharjo. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Salahuddin. Iwan. (2018), Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada


Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Ybkp3 Garut. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 18 Nomor 1 Februari
2018Sulistyoningsih, (2017). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Selviana, B.Y. (2015). Effect of Coffe and Stress with The Incidence Of
Gastritis. J MAYORITY,Volume 4 Nomer 1
47
Xia, Y., Meang, G., Zhang., Liu, L., Shi, H., Bao., X., at al, (2016). Dietry Patterns
are Associated with Helicobacter Pylori Infection in Chinese Adults: A
Cross- Sectional Study. Scientific Reports

Zenab D. Dai. 2013. Hubungan kebiasaan makan dengan kejadian gastritis Di


Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan, Universitas Negri Gorontalo.

48
Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN


KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL : LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN POLA MAKAN

DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA TAHUN 2021

NAMA MAHASISWA : Mellina Siswati Siagian

NIM : P07520118080

NAMA PEMBIMBING : H.Solihuddin Harahap, S.Kep.,Ns. M.Kep

Paraf
Rekomendasi
No Tanggal
Pembimbing Mahasiswa Pembimbing

Konsultasi
1. 23 – 08 - 2020
peminatan judul KTI

Konsultasi
2. 09 – 09 - 2020
peminatan judul KTI

Konsultasi
3. 26 – 09 – 2020
Pengajuan judul KTI

Konsultasi
4. 03 – 10 – 2020 pengajuan judul dan
ACC judul KTI

Penandatanganan
5. 14 – 10 – 2020
judul KTI

49
6. 01 – 12 – 2020 Telaah Jurnal

Konsultasi
7.
02 – 12 – 2020 bimbingan bab 1
dan 2

Konsultasi Revisi
8. 04 – 12 – 2020
bab 1 dan 2

Konsultasi bab 1, 2
9. 28 – 01- 2021
dan 3

Konsultasi bab revisi


10. 30 – 01 – 2021
3

Konsultasi bab 3,
11. 01 – 02 – 2021 revisi bab 3 dan
ACC proposal

12. 27-04-2021 Seminar Proposal

13. 20-05-2021 Konsultasi revisi


proposal

Konsultasi Bab 4
14. 02-06-2021 dan 5

50
15. 03-06-2021 Perbaikan
perbedaan dan
persamaan dalam
bab 4

16. 03-06-2021 Perbaikan Penulisan


Daftar Pustaka

17. 07-06-2021 Konsultasi Bab 4

18. 05-06-2021 ACC Karya Tulis


Ilmiah

19. 13-07-2021 Ujian Seminar Hasil

Medan, 27 April 2021


Mengetahui
Ketua Prodi D - III

(Afniwati, S.Kep., Ns., M.Kes)


NIP. 196610101989032002

51

Anda mungkin juga menyukai