Anda di halaman 1dari 69

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : GAMBARAN POLA MAKAN PADA


PENDERITA HIPERTENSI

RANTI HELENA BR PURBA


P07520118040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW :GAMBARAN POLA MAKAN PADA


PENDERITA HIPERTENSI

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program


Studi Diploma III Keperawatan

RANTI HELENA BR PURBA


P07520118040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW : GAMBARAN POLA MAKAN PADA


PENDERITA HIPERTENSI

NAMA : Ranti Helena Br Purba

NIM : P07520118040

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Penguji


Medan, 20 April 2021

Menyetujui,

Pembimbing

Endang Susilawati, SKM., M.Kes


NIP. 19660923199032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP.196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW : GAMBARAN POLA MAKAN


PADA PENDERITA HIPERTENSI

NAMA : RANTI HELENA BR PURBA


NIM : P07520118040

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Tahun 2021
Penguji I Penguji II

Surita Ginting, SKM., M.Kes Afniwati, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 196105202000032001 NIP.196610101989032002

Ketua Penguji

Endang Susilawati, SKM., M.Kes


NIP.196609231997032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP.196505121999032001

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang perrnah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka

Medan, April 2021

Yang menyatakan,

Ranti Helena Br Purba


P07520118040

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2021

RANTI HELENA BR PURBA


P07520118040

LITERATURE REVIEW : GAMBARAN POLA MAKAN PADA


PENDERITA HIPERTENSI
V BAB + 54 HALAMAN + 2 TABEL + 2 LAMPIRAN + 1 GAMBAR

ABSTRAK

Latar belakang: Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di beberapa


negara maju dan negara berkembang. Seseorang dikatakan mengalami
hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika pemeriksaan tekanan
darah menunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih. Pola makan
adalah salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai penyakit seperti salah
satunya adalah hipertensi.Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai
lebih dari 1,3 milyar orang.Tujuan: untuk mengetahui gambaran pola makan
pada penderita hipertensi. Metode: yang digunakan adalah deskriptif
bersifat analitik dengan desain studi literature riview, dari 10 jurnal yaitu 7
jurnal nasional dan 3 jurnal internasional. Hasil: studi literature menunjukkan
Dari 10 jurnal didapatkan 3 jurnal memiliki pola makan yang baik, 7 jurnal
memiliki pola makan yang tidak baik. Kesimpulan: Penelitian dengan studi
literature review didapat kesimpulan bahwa mayoritas responden memiliki
pola makan yang tidak baik yang dipengaruhi oleh kesadaran, pengetahuan
dan pemahaman yang kurang tentang mengatur pola makan yang baik.
Saran diharapkan bagi penderita hipertensi dapat menerapkan pola makan
yang baik yaitu menghindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi,
makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, makanan yang
diawetkan, makanan siap saji serta menigkatkan makanan tinggi serat
seperti buah dan sayur.
Kata Kunci: Pola Makan, Hipertensi.

iv
POLYTECHNIC OF HEALTH, MEDAN KEMENKES
NURSING MAJOR
SCIENTIFIC PAPERS, APRIL 2021

RANTI HELENA BR PURBA


P07520118040

LITERATURE REVIEW : DIET DESCRIPTION OF HYPERTENSION


SUFFERER
V CHAPTER + 54 PAGES + 2 TABLE + 2 ATTACHMENTS + 1 PICTURE

ABSTRACT

Background: Hypertension is still a health problem in several developed and


developing countries. The term The Silent Killer 'silent killer' is often attached
to this disease because its appearance is often unnoticed and has no
specific symptoms. A person is said to have hypertension or high blood
pressure disease if the blood pressure examination shows results above
140/90 mmHg or more. Diet is one of the factors that cause various diseases
such as hypertension. The incidence of hypertension worldwide reaches
more than 1.3 billion people. Purpose: to determine the description of the
diet in patients with hypertension. Method: used is descriptive analytic with
a literature review study design, from 10 journals, namely 7 national journals
and 3 international journals. Result: The literature study shows that: From
10 journals, 3 journals have a good diet, 7 journals have a bad diet.
Conslusion: Research with a literature review concluded that the majority
of respondents have a diet that is not influenced by awareness, knowledge
and understanding that is less about setting a good diet. Suggestion: It is
hoped that people with hypertension can apply a good diet, namely avoiding
foods that are high in saturated fat, foods that are processed using sodium
salt, preserved foods, fast food and increasing high-fiber foods such as fruits
and vegetables.

Keywords: Diet, Hypertension.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa
atas kasih dan berkatnya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul Literature Review: “Gambaran Pola Makan Pada
Penderita Hipertensi”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma-III Keperawatan dan penerapan Ilmu Mata
Kuliah Riset Keperawatan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada ibu Endang Susilawati, SKM., M.Kes sebagai
dosen pembimbing utama saya yang telah banyak meluangkan waktu yang
sangat berharga untuk membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis juga sampaikan kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, S.KM, M.Kes, sebagai Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan RI Medan dan juga
sebagai dosen Pembimbing Akademik saya yang telah meluangkan
waktunya selama 3 tahun untuk membimbing saya di Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Medan.
3. Ibu Surita Ginting, SKM., M.Kes selaku penguji I saya juga yang telah
banyak memberikan masukan dalam pengerjaan KTI ini.
4. Ibu Afniwati, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai K-Prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan, sekaligus
sebagai dosen penguji II saya yang telah banyak memberi masukan
dalam pengerjaan KTI ini.
5. Teristimewa untuk orangtua saya yaitu Bapak saya Manotar Purba, dan
Ibu saya Asnat Br Pasaribu, yang sekarang memberi dukungan dan
motivasi dengan penuh kasih sayang serta mendoakan penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, juga untuk keempat abang saya yang
mendukung dan memotivasi serta mendoakan penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.

vi
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis, Karya Tulis
Ilmiah ini akan dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi
keperawatan.

Medan, April 2021


Penulis

Ranti Helena Br Purba


P07520118040

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................5

a. Tujuan Umum ................................................................................................5

b. Tujuan Khusus ...............................................................................................5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................5

1. Bagi Peneliti ...................................................................................................5

2. Bagi Institusi Pendidikan ...............................................................................6

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ..............................................................................6

BAB II .................................................................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

A. Konsep Dasar Hipertensi .....................................................................................7

1. Definisi Hipertensi..........................................................................................7

2. Penyebab .......................................................................................................8

viii
3. Faktor Resiko .................................................................................................9

4. Patofisiologi .................................................................................................. 10

5. Manifestasi Klinis ......................................................................................... 11

6. Penatalaksanaan Hipertensi....................................................................... 11

7. Komplikasi Hipertensi .................................................................................. 13

B. Konsep Pola Makan............................................................................................ 13

1. Defenisi Pola Makan ................................................................................... 13

2. Komponen Pola Makan ............................................................................... 15

3. Menu Makanan Hipertensi .......................................................................... 17

4. Kerangka konsep ......................................................................................... 18

C. Variabel Penelitian .............................................................................................. 20

BAB III ............................................................................................................... 21

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 21

A. Jenis dan Desain Penelitian............................................................................... 21

1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 21

2. Desain Penelitian ......................................................................................... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 21

C. Jenis data dan Cara pengumpulan data ........................................................... 22

1. Jenis Data .................................................................................................... 22

2. Cara pengumpulan data dan Prosedur penelusuran artikel .................... 22

D. Langkah Penelitian ............................................................................................. 22

E. Instrumen dan Pengolahan Data Penelitian ..................................................... 23

1. InstrumenPenelitian ..................................................................................... 23

2. Pengolah Data ............................................................................................. 23

F. Etika Penelitian ................................................................................................... 23

ix
BAB IV .............................................................................................................. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 24

A. Hasil Jurnal .......................................................................................................... 24

B. PEMBAHASAN ................................................................................................... 41

BAB V ............................................................................................................... 46

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 46

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 46

B. SARAN................................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48

LEMBAR KONSULTASI ................................................................................... 51

BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH ................................................................ 51

RIWAYAT HIDUP PENELITI ............................................................................. 54

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Hasil Jurnal .................................................................................24

Tabel 4.2 Tabel Ringkasan Kelebihan dan Kekurangan ................................ 35

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Bimbingan

Lampiran 3 : Riwayat Hidup Peneliti

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep….……………………..........……………….18

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di beberapa negara maju


dan negara berkembang. Istilah The Silent Killer ‘Pembunuh diam-diam’ kerap
disematkan pada penyakit ini karena kemunculannya yang sering kali tidak
disadari dan tidak memiliki gejala spesifik. Penyakit ini juga dapat memicu
timbulnya masalah kesehatan lain, bahkan kematian. Seseorang dikatakan
mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika pemeriksaan
tekanan darah menunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih dalam
keadaan istirahat, dengan dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima menit.
Dalam hal ini, 140 atau nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan 90
atau nilai bawah menunjukkan tekanan diastolik.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah gangguan pada pembuluh


darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang
tinggididalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap penyakitpenyakit
yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal,serangan
jantung,dan kerusakan ginjal (Sutanto, 2010 dalam Widyaningrum, 2012).

MenurutWorld Health Organisation (WHO) 2018, Hipertensi merupakan


salah satu jenis penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah dan merupakan penyakit yang cukup berbahaya di seluruh dunia
karena hipertensi merupakan faktor resiko utama yang mengarah kepada
penyakit seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit gagal
ginjal yang mana di tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua
penyebab kematian utama di dunia. (Yuniar, 2019).

1
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis
kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor
risiko tersebut secara bersama - sama (common underlying risk factor), dengan
kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi
(Depkes RI, 2003).

Hipertensi juga memiliki berbagai faktor resiko yang memiliki keterkaitan


erat dengan pemicu terjadinya penyakit tersebut. Berbagai faktor resiko
hipertensi meliputi genetik, ras, usia, jenis kelamin, merokok, obesitas, serta
stress psikologis dan faktor yang menyebabkan kambuhnya hipertensiantara lain
pola makan, merokok dan stres (Yogiantoro, 2006 & Marliani, 2007).

Berbagai faktor resiko hipertensi juga meliputi genetik, ras, usia, jenis
kelamin, merokok, obesitas, serta stress psikologi dan faktor resiko hipertensi
pada usia produkif (25-42 tahun) diakibatkan karena kebiasaan mengkonsumsi
alkohol, kebiasaan merokok, pola makan tinggi natrium, jenis kelamin, riwayat
keluarga, konsumsi garam, obesitas, olahraga, merokok, stress, insomnia dan
konsumsi kafein (Montol 2015).

Hipertensi juga menimbulkan gejala seperti pusing, gangguan penglihatan,


dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat
tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna. Di Amerika
menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNESIII) paling
sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31%
pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah
140/90 mmHg (Endang Triyanto, 2018).

Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 6,7% dari


jumlah penduduk di Sumatera Utara, jika dilihat berdasarkan data Litbangkes
Kementerian Kesehatan. Dari data tersebut disimpulkan bahwa jumlah penduduk
Sumatera Utara yang menderita hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di
beberapa kabupaten di provinsi Sumatera Utara (kemenkes, 2016). Kabupaten
karo merupakan salah satu jumlah penderita hipertensi terbanyak, menyusul
kabupaten Deli Serdang. Jumlah penderita hipertensi di Kabupaten Karo sebesar

2
12.608 orang, prevalensi ini lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan sebanyak
(52%) penderita dan laki laki sebanyak (48%) penderita. Survey awal di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada bulan November
2017 diperoleh data 60% wanita menderita hipertensi, konsumsi makanan tinggi
garam dan tidak ada aktifitas olahraga yang rutin dilakukan (Simbolon,2016).

Prevalensi di Indonesia mencapai 31,7 % dari populasi usia 18 tahun ke


atas. Dari jumlah itu 60% penderita hipertensi mengalami komplikasi stroke dan
sisanya mengalami penyakit jantung, gagal ginjal, serta kebutaan. Hipertensi
juga sebagai penyebab kematian ke-3 setelah stoke dan tuberkulosis, jumlahnya
mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia
(Kemenkes, 2014).

Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang,
yang mana angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa di
dunia yang mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding
prevalensi global pada tahun 2000-2010 (Bloch, 2016).

Menurut hasil penelitian dari Rihiantoro dan Muji Widodo (2017).


menggambarkan bahwa dari total 29 responden yang mempunyai pola makan
buruk diperoleh data menderita hipertensi sebanyak 25 responden (86,2%) dan
yang tidak menderita hipertensi sebanyak 4 responen (13,8%). Sedangkan dari
total 35 responden yang mempuyai pola makan baik sebanyak 7 responden
(20%) menderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 28
responden (80%). Hasil penelitian menggambarkan dari jumlah 32 hipertensi
(kasus) di Puskesmas Tulang Bawang I sebagian besar memiliki kebiasaan pola
makan buruk yaitu sebanyak 25 orang dan 7 orang mempunyai pola makan baik.

Pola makan adalah salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai


penyakit seperti salah satunya adalah hipertensi. salah satu cara
untukmengurangi terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan menjaga pola
makan dengan baik yaitu mengurangi asupan banyak lemak dan asupan garam
disamping itu perlu meningkatkan makan buah dan sayur. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola makan menurut Wulandari & Susilo (2011), yaitu usia,
pendidikan, budaya, pengalaman, pendapatan, pekerjaan dan agama.

3
Persagi, 2003 dalam Widyaningrum 2012 menyatakan Pola makan terdiri
dari frekuensi makan, jenis makanan dan tingkat konsumsi.Frekuensi makan
adalah jumlah makan dalam sehari-hari secara alamiah makanan diolah dalam
tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-rata,
umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Jenis makanan adalah variasi bahan
makanan yang kalau dimakan,dicerna,dan diserap akan menghasilkan paling
sedikit susunan menu sehat dan seimbang menyediakan variasi makanan
merupakan salah stau cara untuk menghilangkan rasa bosan. Seseorang akan
merasa bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja, sehingga mengurangi
selera. Menyusun hidangan sehat memerlukan keterampilan dan pengetahuan
gizi dengan berorientasi pada pedoman 4 sehat 5 sempurna terdiri dari bahan
pokok (nasi, ikan, sayuran, buah dan susu). Variasi menu yang tersusun oleh
kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan
hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan
makanan adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Choirun,(2014) menunjukkan bahwa


sebagian besar70% (14 responden) mempunyai pola makan yang tidak sesuai
diet hipertensi dan hampir setengah dari responden 30% (6 responden)
mempunyai pola makan yang sesuai diet hipertensi.

Sedangkan hasil penelitian menurut Tiyas (2002) menunjukkan hubungan


antara pola makan dengan kejadian hipertensi di RSUD kota Yogyakarta. Hasil
penelitian ini yang didapat 50% pasien hipertensi diketahui bahwa mereka sering
makan-makanan yang banyak mengandung garam dan lemak.

Masyarakat di Indonesa sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang


penyakit hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga penderita hipertensi juga rendah. Hal ini terbukti masyarakat
lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
merupakan pemicu penyakit hipertensi (Dinkes, 2008).

4
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti
“Gambaran Pola Makan Pada Penderita Hipertensi Berdasarkan Literature
Review”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam


penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran pola makan pada penderita
hipertensi ”.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola makan yang


diterapkan oleh penderita hipertensi.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui frekuensi makan yang diterapkan oleh penderita


hipertensi dengan menggunakan pendekatan literatur review.

2. Untuk mengetahui jenis makanan yang di konsumsi oleh penderita


hipertensi dengan menggunakan pendekatan literatur review.

3. Untuk mengetahui tingkat konsumsi makan yang diterapkan oleh


penderita hipertensi dengan menggunakan pendekatan literatur review.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk peneliti,


dalam memahami gambaran pola makan yang di terapkan oleh penderita
hipertensi dan memperoleh pengalaman malalui literatur review.

5
2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa tentang “gambaran


pola makan pada penderita hipertensi” dan dapat di jadikan bahan masukan
bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan pendidikan kesehatan
terutama pada penderita hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi


mahasiswayang lain dan dapat dikembangkan untuk
penelitianselanjutnyakhususnya dalam memberikan penyuluhan tentang pola
makan yang baik pada penderita hipertensi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanandarah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkanstroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya
terus meningkat. (Kemenkes RI,2013).

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi


dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

Menurut Susanto (dalam Widyaningrum, 2012). Hipertensi atau penyakit


darah tinggi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh
yang membutuhkannya. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan
tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya risiko terhadap penyakitpenyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal, serangan jantung, dan kerusakan
ginjal.

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committe On Detection,


Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC-V) sebagai peningkatan
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat

7
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal, tinggi,
sampai hipertensi maligna.

Tabel 1.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 >160 >100

2. Penyebab

Penyebab hipertensi di antaranya adalah penebalan dinding arteri yang


menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah, keturunan, bertambahnya
jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenalin dan
sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan psikologis,
stres dan ketegangan bisa juga menyebabkan hipertensi kegemukan (obesitas),
gaya hidupyang tidak aktif (malas berolahraga), stres, alkohol atau garam dalam
makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki
kepekaan yang diturunkan (Muhammadun, 2010).

Menurut Robert (2010) hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi


menjadi 2 jenis :

a) Hipertensi primer

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak/belum diketahui


penyebabnya, biasanya disebut juga dengan ideopatik dan kebanyakan
terdapat sekitar 95% kasus.

b) Hipertensi sekunder

8
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/sebagai Akibat dari
adanya penyakit lain. Biasanya terdapat sekitar 5% kasus, dan penyebab
spesifiknya diketahui seperti penyakit ginjal stenosis, arteri renalis,
pielonefritis, glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista,
trauma pada ginjal, terapi penyinaran yang mengenai ginjal, kelainan
hormonal seperti : hiperal dosteronisme,sindroma chusing dan obatobatan
yakni: kontrasepsi, kortikosteroid, siklosporin,kokain,penyalah gunaan
alkohol, kayu manis dalam jumlah besar, gunaan alkohol,kayu manis dalam
jumlah besar, serta penyebab lain seperti: koartasio aorta, preeklamsi pada
kehamilan, porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut.

3. Faktor Resiko

Pola makan adalah salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai


penyakitseperti salah satunya adalah hipertensi.salah satu cara
untukmengurangi terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan menjaga pola
makan dengan baik yaitu mengurangi asupan banyak lemak dan asupan garam
disamping itu perlu meningkatkan makan buah dan sayur.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada orang


dewasa, diantaranya adalah pola kebiasaan dan pola makan. Gaya hidup
merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya
hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya
aktivitas fisik dan stres (Puspitorini dalam Sount dkk. 2014). Pola makan yang
salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi.
Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi
(AS,2010).

Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh


meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan
sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar
(Ramayulis, 2010). Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan ekstraseluler
menyebabkan volume darah yang berdampak pada timbulnya hipertensi
(Sutanto, 2010).

9
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat
diubah, berhubungan dengan individu itu sendiri, antara lain: umur, jenis kelamin
dan riwayat keluarga.

a. Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,


risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Menurut Riskesdas 2013 pada
kelompok umur >55 tahun prevalensi hipertensi mencapai > 45%. Pada usia
lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah
sistolik atau yang dikenal dengan hipertensi sistolik terisolasi(HST).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi. Pria mempunyai risiko


sekitar 2,3 kali lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup
yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun, setelah memasuki
menopause, prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat. Bahkan
setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka pada perempuan
kejadian hipertensi lebih tinggi dari pria.

c. Riwayat Keluarga/keturunan

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga


meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertensi primer (esensial).
Tentunya faktor lingkungan dan faktor genetik juga ikut berperan. Menurut
Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45%
akan turun ke anak-anaknya, dan bila salah satu orang tuanya yang
menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.

4. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa


cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat tidak dapat mengembang pada saat jantung

10
memompa darah melalui arteri tersebut.Darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsang saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Halini terjadi
jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga
tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya,jikaaktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami


pelebaran,banyakcairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air,sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke
normal.

5. Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.


Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, otak,
mata, atau jantung. Sedangkan gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, mual, muntah, sesak
nafas, gelisah, kelelahan, pandangan menjadi kabur, rasa berat ditengkuk, dan
sukar tidur. Kadang penderita hipertensi berat juga bisa mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadan ini
disebut enselopati hypertensive.

6. Penatalaksanaan Hipertensi

a) Pengobatan Farmakolog
Tujuan utama pengobatan penderita dengan hipertensi adalah tercapainya
penurunan maksimum risiko total morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
(Muhaimin, 2008).

11
b) Pengobatan Non Farmakologi
Pengobatan ini hanya memperhatikan gaya hidup dan pola makan. Bagi
para penderita hipertensi, perlu mengadakan perubahan gaya hidup yang
positif, diantaranya :
1. Mengontrol Pola Makan
Jauhi makan makanan yang berlemak, mengandung banyak garam dan
makanan siap saji. American Heart Association menyarankan konsumsi
garam sebanyak satu sendok teh per hari. Sementara kebutuhan lemak
sangat kecil, di sarankan kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap
hari. Lemak tersebut dibutuhkan untuk menjaga organ tubuh tetap bekerja
dan befungsi dengan baik.
2. Tingkatkan Konsumsi Potasium dan Magnesium
Pola makan yang rendah potasium dan magnesium mejadi salah satu
faktor pemicu hipertensi. Buah-buahan dan sayur segar merupakan
sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut.
3. Makan Makanan Jenis Padi-Padian
Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical
Nutrition ditemukan bahwa satu langkah penting menurunkan hipertensi
dan menghindari komplikasi akibat hipertensi adalah mengkonsumsi roti
gandum dan makan beras tumbuh atau beras merah.
4. Tingkatkan Aktivitas
Aktivitas dapat menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang bersifat
erobik, jalan kaki, jogging, bersepeda,renang,dan yoga. Frekuensi yang di
anjurkan adalah 5-7 kali setiap minggu dengan lama berolahraga lebih
dari 30 menit.
5. Berhenti Merokok dan Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan
Walaupun merokok tidak ada hubungan langsung dengan timbulnya
hipertensi, tetapi merokok meningkatkan resiko komplikasi lain, seperti
penyakit jantung dan stroke pada penderita hipertensi.

12
7. Komplikasi Hipertensi

Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada kasus hipertensi. Berikut ini
contoh komplikasi akibat hipertensi. Stroke dapat timbul akibat pendarahan
tekanan tinggi otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non-otak
yang terdorong oleh tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik
bila pembuluh darah-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak
mengalami hipertrofi dan penebalan.

1. Dapat terjadi infark miokardium bila arteri koroner yang atherosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau bila terbentuk trumbus
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
2. Gagal ginjal kronik terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal glemorulus.
3. Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi akibat tekanan yang sangat tinggi.
Pada kelainan ini menyebabkan peningkatan kapiler mendorong cairan ke
dalam ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat.
4. Perempuan dengan PIH dapat mengalami kejang. PIH adalah sebutan
untuk perempuan hamil yang terkena hipertensi. Apabila kadar tekanan
darah sangat tinggi, perempuan yang hamil dapat mengalami kekejangan
hingga pingsan. Hipertensi juga dapat di turunkan pada bayi yang sedang di
kandungnya.

B. Konsep Pola Makan

1. Defenisi Pola Makan

Santosa dan Ranti (2004) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan


berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan
makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas
untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Pengertian lain menurut Baliwati,Y.F.dkk (2004), pola makan atau pola


konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.

13
Sedangkan menurut (Hidayat, 2007) pola makan adalah perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap,kepercayaan,
jenis makanan, frekuensi, cara mengelola, dan pemilihan makanan.

Masyarakat di Indonesa sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang


penyakit hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga penderita hipertensi juga rendah. Hal ini terbukti masyarakat
lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
merupakan pemicu penyakit hipertensi (Dinkes, 2008).

Pola makan yang baik bagi penderita hipertensi adalah menghindari


makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium, makanan yang diawetkan, makanan siap saji dan
memperbanyak makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran yang
mengandung kalium, (Kurniadi, 2014).

Menerapkan pola makan yang sehat dan rendah lemak jenuh, kolesterol,
dan total lemak, serta kaya akan buah, sayuran, serta produk susu rendah lemak
telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. (Susilo,2011).

Perubahan pola makan masyarakat menjadi berubah dalam porsi,


frekuensi, karakterisktik dan mulai meninggalkan kebiasaan makan makanan
yang dibuat dirumah karena masyarakat mulai mengikuti perkembangan industri,
tetapi tidak hanya meninggalkan makanan yang dibuat rumah bahkan masakan
yang dibuat dirumah juga bisa mengakibatkan timbulnya penyakit, seperti
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung natrium dan lemak jenuh
seperti mengkonsumsi daging merah yang terlalu sering, menggunakan
penyedap makanan yang berlebihan juga bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah tinggi. (Puspita R.M. 2012)

Ibu rumah tangga biasanya sering sekali mengkonsumsi makanan olahan


seperti bakso, mie instan, ikan asin, saus kecap, penyedap rasa, junk food dan
fast food, dan makanan kalengan, padahal di dalammakanan tersebut
mengandung tinggi natrium. Terutama pada bakso yang berbahan dasar daging,
di dalam daging merah ini banyak sekali mengandung natrium sehingga dapat

14
menimbulkan penyakit yang biasa disebut dengan darah tinggi atau penyakit
hipertensi (Puspita R.M, 2012)

Selain itu pola makan masyarakat yang senang mengkonsumsi makanan


yang asin, makanan yang manis, makanan berlemak dan konsumsi minuman
berkafein juga turut memicuterjadinya penyakit hipertensi (Muhammadun, 2010
dalam Ispendy).

2. Komponen Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Sulisty memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari : (Dwyer,1988) (Milne et al,
2009)

1. Jenis makanan

Jenis makanan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok lauk hewani, lauk nabati, Sayuran, dan Buah
yang dikonsumsi setiap hari.

2. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan
pagi, makan siang, makan malam. Sedangkan menurut frekuensi makan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali, makan pagi,
makan siang dan makan malam.

3. Jumlah makan

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap


orang atau setiap individu dalam kelompok. Pola makan seimbang adalah
suatu cara pengaturan jumlah dan jenis makan dalam bentuk susunan
makanan sehari hari yang mengandung zat gizi yang terdiri dari enam zat
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan keaneka ragam
makanan.

15
Sedangkan menurut Persagi, 2003 dalam Widyaningrum 2012 menyatakan
pola makan terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan dan tingkat
konsumsi.Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari secara
alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alatalat pencernaan mulai dari
mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan
jenis makanan.Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam
(Persagi, 2003 dalam Widyaningrum, 2012).

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,


dicerna,dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan
seimbang menyediakan variasi makanan merupakan salah stau cara untuk
menghilangkan rasa bosan. Seseorang akan merasa bosan apabila dihidangkan
menu yang itu-itu saja, sehingga mengurangi selera makan (Persagi, 2003 dalam
Widyaningrum, 2012).Menyusun hidangan sehat memerlukan keterampilan dan
pengetahuan gizi dengan berorientasi pada pedoman 4 sehat 5 sempurna terdiri
dari bahan pokok (nasi, ikan, sayuran, buah dan susu). Variasi menu yang
tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat
akan memberikan hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik
pengolahan makanan adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi
(Persagi, 2003 dalam Widyaningrum, 2012).

Sedangkan pengertian tingkat konsumsi adalah kualitas dan kuantitas


hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang
diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu
terhadap yang lain. Kuantitas menunjukkan kwantum masing-masing zat gizi
terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,
baik dari sudut kualitas atau kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi
kesehatan gizi yang sebaik-baiknya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Rifa,(2019) menunjukkan bahwa


jenis makanan pada pasien hipertensi dari 68 responden dengan kategori baik
sumber karbohidrat (54,4%), sumber protein hewani (50,0%), sumber protein
nabati (45,6%), sumber lemak (30,9%), sumber sayuran (38,2%), sumber buah
(44,1%) dan sumber minuman (44,1%). Frekuesnsi makan dengan kategori
kurang baik (100,0%). Jumlah makan dengan kategori baik (41,2%) dan kurang

16
baik (58,8%). pola makan dari 68 responden dengan kategori baik (44,1) dan
kurang baik (55,9%). Hal demikian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur memiliki pola makan yang kurang
baik.

3. Menu Makanan Hipertensi

Penderita hipertensi harus dapat memilah makanan, yaitu makanan yang


dianjurkan,dikurangi,dan dihindari.

A. Makanan yang Dianjurkan


Untuk menurunkan hipertensi,ada beberapa makanan yang dianjurkan yaitu:

1. Sayur-sayuran dan buah-buahan segar


Keduanya banyak mengandung serat dan vitamin C yang dipercaya
dapat menurunkan hipertensi.
2. Ikan
Ikan termasuk makanan yang berasal dari hewani dan yang paling
menyehatkan diantara makanan hewani lainnya.Ikan mengandung tinggi
protein,rendah lemak, dan kaya asam lemak omega-3.
3. Serealia
Serealia mempunyai fungsi untuk membantu menyerap lemak. Adapun
kandungan seratnya dapat membantu dalam proses pencernaan
makanan.
4. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium,seperti
beras, kentang, ubi, kacang-kacangan,dan margarin tanpa garam.

B. Makanan yang Dihindari dan Dibatasi

Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak


kelapa, gajih).

17
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

4. Kerangka konsep

Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari


hal-hal yang khusus. Oleh kerana itu konsep merupakan abstraksi, makan
konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati
melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variable
adalah simbol atau lambang yang menunjukan nilai atau bilangan dari konsep .
variable adalah sesuatu yang bervariasi ( Notoatmodjo, 2010 ). Adapun kerangka
konsep penelitian yang berjudul Gambaran pola makan pada penderita
hipertensi adalah sebagai berikut.

1. Bagan Kerangka Konsep

Pola Makan Hipertensi

 Frekuensi Makan

 Jenis Makanan

 Tingkat Konsumsi

Gambar 1.1 Kerangka Konsep peneliti

18
2. Definisi Operasional

No Variabel Defensi Alat ukur Hasil ukur Skala ukur


Operasioanal

1. Pola makan Pola makan Kuesioner 1. Pola makan Ordinal


adalah yang baik
jenis,frekuensi 2. Pola makan
dan tingkat yang kurang
konsumsi baik
makanan yang
di terapkan
oleh penderita
hipertensi.

2. Frekuensi Jumlah Kuesioner 1. Sering Ordinal


makanan untuk 2. Jarang dan
setiap jenis 3. Tidak pernah
makanan yang
di konsumsi
responden
dalam kurun
waktu satu hari
atau satu
minggu

3. Jenis Keseimbangan Kuesioner 1. Kurang Ordinal


makanan asupan bervariasi
makanan yang dan
terdiri dari 2. Bervariasi
berbagai
macam jenis
makanan

19
4. Tingkat Jumlah energi, Kuesioner 1. Lebih Ordinal
Konsumsi protein, lemak, 2. Sedang dan
dan 3. Kurang
karbohidrat
yang di hitung
dari semua
makanan yang
dikonsumsi

Tabel 2 Definisi Operasional

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: gambaran pola makan pada penderita hipertensi.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang


menggunakan literature review (kajian pustaka) yaitu serangkaian penelitian
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka atau penelitian yang
objek penelitiannya di dapatkan melalui beragam informasi kepustakaan (buku
dan jurnal ilmiah).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi literatur. Studi literatur


(literature review) adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dan
berbagai literatur seperti buku dan jurnal untuk membandingkan hasil-hasil
penelitian yang satu dengan yang lain (Manzilati, 2017).

Populasi dan sampel penelitian ini yaitu artikel yang berkaitan dengan
gambaran pola makan pada penderita hipertensi, yang dipublikasikan dalam 7
tahun terakhir. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 10 jurnal yang
berhubungan dengan penelitian untuk dijadikan subjek penelitian dalam
penelitian ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di berbagai negara dan wilayah yang kemudian


dimana jurnal yang di ambil adalah yang melakukan penelitian antara tahun 2013
- 2020.

21
C. Jenis data dan Cara pengumpulan data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data tersier. data yang diperoleh dari
jurnal, textbook, artikel ilmiah, literatur review yang berisikan tentang konsep
yang diteliti. Jurnal diambil dari e-sourcegoogle scholar, Academiadan Pubmed.

2. Cara pengumpulan data dan Prosedur penelusuran artikel

Peneliti mencari jurnal dari google scholar, Pubmed, Academia dan jurnal
yang diambil berkaitan dengan variabel, judul dan masalah penelitian, kemudian
artikel yang diperoleh di identifikasi peneliti melakukan telaah terhadap jurnal
yang telah diambil, setelah dilakukan telaah kemudian peneliti mengidentifikasi
jurnal-jurnal, artikel-artikel yang ganda dengan kriteria kurun waktu 7 tahun
terakhir dan hasil sebanyak 10 jurnal untuk ditelaah.

D. Langkah Penelitian

Memulai dengan materi hasil penulisan yang secara sekuensidiperhatikan


dari yang paling relevan, relevan dan cukup relevan. cara lain dengan melihat
tahun penulisan (2013 - 2020). Membaca abstrak setiap jurnal terlebih dahulu
untuk dipecahkan dalam suatu jurnal. Mencatat poin – poin penting dan relevansi
dengan permasalahan penelitian. Untuk menjaga tidak terjebak dalam unsur
plagiat peneliti juga mencatat sumber- sumber informasi dan mencantumkan
daftar pustaka. Jika memang informasi berasal dari ide atau hasil penulisan
orang lain. membuat catatan, kutipan, atau informasi yang disusun secara
sistematis sehingga penulisan dengan mudah dapat mencari kembali jika
sewaktu – waktu diperlukan (Nursalam, 2016).

Setiap jurnal yang telah dipilih berdasarkan kriteria, dibuat sebuah


kesimpulan yang mengambarkan pola makan yang diterapkan oleh penderita
hipertensi. Sebelum peneliti membuat kesimpulan dari beberapa hasil literatur,
peneliti akan mengidentifikasi dalam bentuk ringkasan secara singkat berupa
tabel yang berisi nama penulis, tahun penulisan, sampel, instrumen. setelah hasil
penulisan dari beberapa literatur sudah dikumpulkan, penulis akan menganalisa

22
gambaran pola makan pada penderita hipertensi. Kriteria inklusi pada literatur ini
artikel 10 nasional dan internasional dengan tahun publikasi 7 tahun terakhir
mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, artikel dalam bentuk full teks.

E. Instrumen dan Pengolahan Data Penelitian

1. InstrumenPenelitian

Artikel yang terpublikasikan, berkaitan dengan gambaran pola makan pada


penderita hipertensi berdasarkan, frekuensi makan, jenis makanan dan tingkat
konsumsi.

2. Pengolah Data

Pengolahan data dengan menggunakan analisa data dengan memasukkan


ke dalam tabel sintesa grid yaitu melihat jurnal setiap tahun, tujuan yang
disampaikan, menelaah desain, menentukan partisipan, parameter, alat ukur dan
hasil penelitian.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini merupakan telaah review sistematis terhadap jurnal-jurnal


yang sudah dipublikasikan.

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Jurnal

NO Judul / Nama Peneliti Tujuan Populasi Metode Hasil


Tahun Jurnal Penelitian / Sampel Penelitian
1 Gambaran Journal Of Kristiawan Penelitian Populasi Metode Hasil penelitian
Pola Makan Healt P.A. dilakukan penelitian penelitian ini menunjukkan
Lansia Nugroho, untuk adalah menggunakan bahwa
Obesitas Junet mengetahui penderita deskriptif sebagian besar
dengan Franzisca gambaran hipertensi kuantitatif, responden
Hipertensi di da Costa, pola makan sejumlah dengan berjenis
Wilayah R.L.N.K. lansia 57 pengambilan kelamin
Kerja Retno penderita responden data wanita
Puskesmas Triandhini, obesitas menggunakan sebanyak 53
Tegalrejo dan Stefani dengan metode survey orang (92,98%)
Kota Ratna hipertensi di dan Sebagian
Salatiga, Indriati wilayah kerja besar lansia
2019 puskesmas yang menjadi
Tegalrejo responden
usia 60–69
tahun
sebanyak 28
orang
(49,12%).
Hasil penelitian
menunjukkan
sebagian besar
lansia
mengkonsumsi
4 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.
frekuensi
makan lansia
yaitu 14
kali/minggu,
berupa
makanan

24
pokok dan
makanan
selingan.
Berdasarkan
hasil
asupan
karbohidrat,
sebanyak
94,7%
responden
termasuk
ke dalam
kategori
kurang dan
sebagian besar
asupan lemak
responden
tergolong
ke dalam
kategori kurang
(66,67%).
Keseluruhan
asupan gizi
pada lansia
termasuk ke
dalam pola
makan tidak
baik.
2 Faktor Jurnal Kristiawan Tujuan Populasi Metode Hasil penelitian
Risiko Kesehatan P.A.Nugroh penelitian penelitian penelitian ini menunjukkan
Penyebab Kusuma o, Theresia adalah untuk adalah menggunakan sebagian besar
Kejadian Husada P.E.Sanuba mengetahui penderita deskriptif responden usia
Hipertensi ri dan Jein gambaran hipertensi kuantitatif,deng ≥40-80 tahun
Di Wilayah Mayasari faktor-faktor sejumlah an dan sebagian
Kerja Rumondor yang 40 pengambilan besar
Puskesmas mempengar responden data responden
Sidorejo Lor uhi perilaku menggunakan berjenis
Kota makan metode survey kelamin wanita
Salatiga, penderita sebanyak 33
2019 hipertensi di orang (82,5%).
wilayah kerja sebagian besar
Puskesmas lansia
Sidorejo Lor mengkonsumsi
4-5 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.

25
frekuensi
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.
Tingkat
asupan gizi
(energi,
protein, lemak
dan
karbohidrat)
Dilihat dari
tingkat asupan
gizi (energi,
protein, lemak
dan
karbohidrat),
memiliki tingkat
asupan gizi
yang masuk
dalam kategori
diatas
kebutuhan
atau >120%.
Keseluruhan
asupan gizi
pada lansia
termasuk ke
dalam pola
makan tidak
baik.
3 Pola Jurnal Sri Hartati Tujuan Subjek Jenis Sebagian besar
konsumsi Ilmu Gizi M.Mantuge Penelitian ini penelitian penelitian ini responden
makanan Indonesia s, Fery untuk ini adalah adalah berjenis
tinggi Lusviana mengetahui 48 orang observasional kelamin
natrium, Widiany , hubungan pasien dengan perempuan
status gizi, Ari Tri Astuti antara pola yang rancangan (72,9%),
dan tekanan konsumsi diambil cross sectional berusia 50- 64
darah pada makanan mengguna tahun.
pasien tinggi kan teknik Hasil penelitian
hipertensi di natrium dan purposive menunjukkan
Puskesmas status gizi sampling sebagian besar
Mantok, dengan lansia
Kabupaten tekanan mengkonsumsi
Banggai, darah pada 4-5 jenis
Sulawesi pasien makanan
Tengah, hipertensi. dalam sehari
2021 sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.

26
frekuensi
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.
Sebagian besar
subjek (64,6%)
mengonsumsi
makanan tinggi
natrium dengan
kategori
asupan lebih.
Berdasarkan
status gizi,
sebagian besar
subjek
berstatus gizi
lebih (58%).
Keseluruhan
asupan gizi
pada lansia
termasuk ke
dalam pola
makan tidak
baik.

4 Gambaran Jurnal Fitriani, Penelitian ini Populasi Jenis Hasil penelitian


Asupan Proteksi Yessi bertujuan penelitian penelitian menunjukkan
Natrium, Kesehatan Marlina, untuk adalah adalah terdapat
Lemak dan Roziana mengetahui seluruh deskriptif (65.20%)
Serat Pada dan gambaran anggota dengan desain responden
Penderita Helistya asupan PosbinduJ cross dengan usia
Hipertensi Yulianda natrium, elitayang sectional. >50 tahun dan
Di lemak dan berjenis seluruh
Kelurahan serat pada kelamin responden
Tanjung penderita perempua berjenis
Gading hipertensi di n, yang kelamin
Kecamatan Posbindu berjumlah perempuan.
Pasir Penyu Jelita di 19 orang Hasil penelitian
Kabupaten Kelurahan menunjukkan
Indragiri Tanjung sebagian besar
Hulu, 2018 Gading lansia
Kecamatan mengkonsumsi
Pasir Penyu. 4-5 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.
frekuensi

27
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.
Hasil penelitian
menunjukan 19
responden
(100%)
memiliki
asupan natrium
tidak baik
yang ditandai
dengan
jumlah
asupan
natrium rata-
rata perhari
yang
dikonsumsi
lebih dari
1200mg.
Sebanyak 15
orang (78.9%)
memiliki
asupan lemak
tidak baik atau
dalam kategori
lebih dan
terdapat 16
orang (84.2%)
memiliki
asupan serat
yang tidak
baik atau
dalam kategori
kurang dari
kebutuhan.
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa
sebagian besar
responden
memiliki
kebiasaan
makan yang
tidak baik.
5 Pengetahua Jurnal Windy Putri Tujuan Sample Jenis Hasil penelitian
n dan Pola Kesehatan Perdina penelitian ini penelitian penelitian menunjukan
Makan Primer Yusuf dan adalah untuk ini adalah studi sebagian besar
Nelayan Yuneti mengetahui sebanyak analitik dengan responden
terhadap Octavianus gambaran 30 orang desain cross berumur 42-51

28
Penyakit Nyoko pengetahuan nelayan di sectional. tahun dan
Hipertensi dan pola Desa karakteristik
Di Wilayah makan Wulla dari 30
Kerja nelayan Waijelu responden
Puskesmas terhadap Kabupaten menunjukkan
Wulla penyakit Sumba semuanya
Waijelu, hipertensi di Timur berjenis
2019 wilayah kerja Provinsi kelamin laki-
Puskesmas Nusa laki.
Wulla Tenggara Hasil
Waijelu. Timur penelitian
menunjukan
bahwa dari 30
orang
responden,
sebagian
besar
responden
mempunyai
kriteria pola
makan tidak
baik sebanyak
26 orang
(87%).
sebagian besar
nelayan
mengkonsumsi
4 jenis
makanan atau
kurang dari 4
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori kurang
dan sebagian
besar frekuensi
makan nelayan
yaitu 21 kali/
minggu.
Hasil penelitian
menunjukan
sebagian besar
responden
mengkonsumsi
makanan
rendah serat
dan tinggi
lemak.
Hasil penelitian
menunjukan

29
bahwa
sebagian besar
responden
memiliki
kebiasaan
makan yang
tidak baik.
6 Gambaran Jurnal Florida Penelitian ini Sampel Jenis Hasil penelitian
Gaya Hidup Sahabat Baso, Pius bertujuan pada penelitian ini menunjukkan
Penderita Keperawat A. L. Berek untuk penelitian adalah sebagian besar
Hipertensi di an dan Elfrida menggamba ini kuantitatif responden
Puskesmas Dana F. rkan gaya berjumlah dengan berjenis
Atambua Riwoerohi hidup 55 menggunakan kelamin laki-
Selatan, penderita penderita desain laki yaitu
2019 hipertensi. hipertensi deskriptif sebanyak 28
yang ada dengan orang (50,9%)
di pendekatan dan rata-rata
Puskesma cross umur
s Atambua sectional. responden
Selatan adalah 54
Kabupaten tahun (95%).
Belu sebagian besar
lansia
mengkonsumsi
4 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang dan
sebagian besar
frekuensi
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.
Hasil penelitian
menunjukan
sebagian besar
responden
memiliki
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan
berlemak lebih
dari 3 kali
dalam
seminggu
sebanyak 36
orang (65,5%).

30
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa
sebagian besar
responden
memiliki
kebiasaan
makan yang
tidak baik
7 Kajian Pola Jurnal Angelina R Penelitian ini Sampel Penelitian ini Hasil penelitian
Konsumsi Pangan Sunarto, bertujuan penelitian menggunakan didapatkan
Dan Gaya Gizi dan Lewi untuk yaitu pendekatan penderita
Hidup Kesehatan Jutomo dan mengetahui penderita deskriptif hipertensi di
Manula Ratna C. pola hipertensi dengan wilayah kerja
Penderita Dewi konsumsi pada rancang Puskesmas
Hipertensi di dan gaya manusia bangun Oesapa lebih
Wilayah hidup pasien usia lanjut cross banyak yang
Kerja lansia yang sectional berjenis
Puskesmas dengan berjumlah study. kelamin laki-
Oesapa, Hipertensi di 113 orang laki yaitu 58
2011 pusat orang (51,32
kesehatan %). Sebagian
daerah besar manula
Oesapa penderita
hipertensi
berada pada
kelompok umur
45-59 tahun
yaitu sebanyak
76 jiwa
(67,25%).

Hasil penelitian
menunjukkan
sebagian besar
lansia
mengkonsumsi
4-5 jenis
makanan
dalam sehari
yaitu sebanyak
94 orang
(83,19%)
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang dan
sebagian besar
frekuensi
makan manula

31
yaitu 21
kali/minggu.
Hasil penelitian
menunjukan
sebagian besar
manula berada
dalam kategori
baik dalam hal
jumlah asupan
energi dan
protein yaitu
sebanyak 38
orang manula
(33,63%) dan
57 orang
manula
(50,45%).
Hasil penelitan
menunjukan
pola makan
yang di miliki
manula yaitu
pola makan
yang baik.
8 The Scientific Ratna Penelitian ini Populasi Metode Hasil penelitian
Description Journal Of Pancasari , bertujuan dalam penelitian ini menunjukan
of Elderly Nursing Endang untuk penelitian menggunakan bahwa
Diet Ratnanings mengetahui ini adalah deskriptif sebagian besar
Suffering h dan gambaran Semua kuantitatif, (64,3 %)
Hypertensio Suparyanto pola makan lansia dengan gambaran
n in Bendet lansia yang yang pengambilan pola makan
Diwek menderita menderita data lansia yang
Jombang, hipertensi di hipertensi menggunakan menderita
2015 Desa Bendet di Desa metode survey hipertensi
Kecamatan Bendet adalah baik
Diwek Kecamata sejumlah 18
Kabupaten n Diwek orang.
Jombang. Kabupaten hampir seluruh
Jombang responden
berjumlah (85,7%)
28 orang. berjenis
kelamin
perempuan
berjumlah 24
orang
danseluruh
responden
(100%)
berumur 60-
74 tahun yaitu

32
28 orang.
Hasil penelitian
menunjukkan
sebagian besar
lansia
mengkonsumsi
4-5 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.
frekuensi
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.
9 Description Journal Of Choirun Tujuan Populasi Menggunakan Hasil penelitian
Of Eating Health Anisah dan daripenelitia dalam penelitian menunjukkan
Patterns In Science Umdatus nini adalah penelitiuan kuantitatif bahwa
Hypertensio Soleha untuk ini yaitu dengan desain sebagian besar
n Patients mengetahui seluruh Deskriptif dan responden
Undergoing gambaran pasien rancangan 70% (14
Home pola makan hipertensi Cross responden)
Treatment pada yang Sectional mempuyai
At Irna F penderita menjalani pola makan
RSUD hipertensi. rawat inap yang tidak
Syarifah di IRNA F sesuai diet
Ambami RSUD hipertensi
Rato EBU Syarifah diketahui
Bangkalan- Ambami sebagian besar
Madura Rato Ebu 12 responden
District, Kabupaten (60%) adalah
2014 Bangkalan lansia yaitu
Madura berusia >60
sebesar 20 tahun.
orang.
Sampel
sebesar 20
Responde
n.
10 Eating Jambura Sunarto Tujuan Sampel Jenis Hasil penelitian
Patterns Health Kadir penelitian diperoleh penelitian yang dari 66 orang
and and Sport adalah untuk sebanyak digunakan sampel,
Evpertensio Journal menganalisis 66 orang adalah analitik responden
n Events, pengaruh kuantitatif dengan pola
2019 pola makan dengan makan baik
terhadap pendekatan sebanyak 42
kejadian cross orang (63,6%).
Hipertensi. sectional. Sebagian

33
besar lansia
yang menjadi
responden
pada rentan
usia 40-60
tahun.
Hasil penelitian
menunjukkan
sebagian besar
lansia
mengkonsumsi
4-5 jenis
makanan
dalam sehari
sehingga
masuk dalam
kategori
sedang.
frekuensi
makan lansia
yaitu 21
kali/minggu.

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Identifikasi Literature Review

I. Persamaan Jurnal
Berdasarkan hasil study literatur review di dapatkan 10 jurnal
yang mempunyai persamaan, yaitu :
a. Terdapat 5 jurnal penelitian yang memiliki persamaan tujuan
yaitu untuk mengetahui gambaran pola makan pada
penderita hipertensi.
b. Terdapat 3 jurnal penelitian yang memiliki persamaan hasil
yaitu penderita hipertensi memiliki pola makan yang baik.
c. Terdapat 7 jurnal penelitian yang memiliki persamaan hasil
yaitu penderita hipertensi memiliki pola makan yang tidak
baik.

34
d. Terdapat 7 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dalam
metode penelitian yaitu menggunakan metode kuantitatif
dengan desain cross sectional.

II. Kelebihan dan Kekurangan

NO Judul / Tahun Kelebihan Kekurangan

1 Gambaran Pola 1. Terdapat abstrak 1) Pada jurnal ini tidak


Makan Lansia
yang mencakup dijelaskan teknik
Obesitas
dengan bahasa inggris dan pengambilan sampel.
Hipertensi di
bahasa Indonesia. 2) Pada judul tidak dibuat
Wilayah Kerja
Puskesmas 2. Bagian pendahuluan Tahun Penelitian.
Tegalrejo Kota
menggunakan teori
Salatiga, 2019
yang lengkap dan
jelas serta mudah
dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

2 Faktor Risiko 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat


Penyebab
yang mencakup Tahun Penelitian.
Kejadian
Hipertensi Di bahasa inggris dan
Wilayah Kerja
bahasa Indonesia.
Puskesmas
Sidorejo Lor

35
Kota Salatiga, 2. Bagian pendahuluan
2019
menggunakan teori
yang lengkap dan
jelas serta mudah
dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.
4. Penulis memaparkan
dengan jelas dan
lengkap hasil dan
pembahasanya.
3 Pola konsumsi 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat
makanan tinggi
yang mencakup Tahun Penelitian.
natrium, status
gizi, dan bahasa inggris dan
tekanan darah
bahasa Indonesia.
pada pasien
hipertensi di 2. Bagian pendahuluan
Puskesmas
menggunakan teori
Mantok,
Kabupaten yang lengkap dan
Banggai,
jelas serta mudah
Sulawesi
Tengah, 2021 dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan

36
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.
4. Penulis memaparkan
dengan jelas dan
lengkap hasil dan
pembahasanya.
4 Gambaran 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat
Asupan
yang mencakup Tahun Penelitian.
Natrium, Lemak
dan Serat Pada bahasa inggris dan
Penderita
bahasa Indonesia.
Hipertensi Di
Kelurahan 2. Bagian pendahuluan
Tanjung Gading
menggunakan teori
Kecamatan
Pasir Penyu yang lengkap dan
Kabupaten
mudah dipahami.
Indragiri Hulu,
2018 3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.
4. Penulis memaparkan
dengan jelas dan
lengkap hasil dan
pembahasanya.
5 Pengetahuan 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat
dan Pola
yang mencakup Tahun Penelitian.
Makan Nelayan
terhadap bahasa inggris dan
Penyakit
bahasa Indonesia.
Hipertensi Di
Wilayah 2. Bagian pendahuluan
Kerja

37
Puskesmas menggunakan teori
Wulla Waijelu,
yang lengkap dan
2019
jelas serta mudah
dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

6 Gambaran Gaya 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat


Hidup Penderita
yang mencakup Tahun Penelitian.
Hipertensi di
Puskesmas bahasa inggris dan
Atambua
bahasa Indonesia.
Selatan, 2019
2. Bagian pendahuluan
menggunakan teori
yang lengkap dan
jelas serta mudah
dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

38
7 Kajian Pola 1. Bagian pendahuluan 1) Abstrak hanya ditulis dalam
Konsumsi Dan
menggunakan teori bahasa inggris
Gaya Hidup
Manula yang lengkap dan 2) Penulis tidak mencantumkan
Penderita
jelas serta mudah saran
Hipertensi di
Wilayah Kerja dipahami.
Puskesmas
2. Abstrak ditulis
Oesapa, 2011
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

8 The Description 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat


of Elderly Diet
yang mencakup Tahun Penelitian.
Suffering
Hypertension in bahasa inggris dan 2) Tidak ada nomor halaman
Bendet Diwek
bahasa Indonesia. pada jurnal
Jombang, 2015
2. Bagian pendahuluan
menggunakan teori
yang lengkap dan
jelas serta mudah
dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

39
9 Description Of 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat
Eating Patterns
yang mencakup Tahun Penelitian.
In Hypertension
Patients bahasa inggris dan 2) Tidak ada nomor halaman
Undergoing
bahasa Indonesia. pada jurnal
Home
Treatment At 2. Abstrak ditulis 3) Penulis tidak memaparkan
Irna F RSUD
lengkap yang dengan lengkap hasil dan
Syarifah
Ambami Rato mencakup ; Latar pembahasanya .
EBU Bangkalan-
belakang, Tujuan
Madura District,
2014 penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.

10 Eating Patterns 1. Terdapat abstrak 1) Pada judul tidak dibuat


and Tahun Penelitian dan lokasi
yang mencakup
Evpertension peneliitian
Events, 2019 bahasa inggris dan
bahasa Indonesia.
2. Bagian pendahuluan
menggunakan teori
yang lengkap dan
mudah dipahami.
3. Abstrak ditulis
lengkap yang
mencakup ; Latar
belakang, Tujuan
penelitian, metode
,hasil penelitian dan
kesimpulan sehingga
pembaca mudah
untuk memahaminya.
4. Penulis memaparkan
dengan jelas dan
lengkap hasil dan

40
pembahasanya.

Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Literature Review

B. PEMBAHASAN

1) Pola Makan Pada Pendeita Hipertensi

Santosa dan Ranti (2004) mengungkapkan bahwa pola makan


merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai
macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu
orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu. Sedangkan menurut (Hidayat, 2007) pola makan adalah perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi
sikap,kepercayaan, jenis makanan, frekuensi, cara mengelola, dan
pemilihan makanan.

Masyarakat di Indonesa sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang


penyakit hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga penderita hipertensi juga rendah. Hal ini
terbukti masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya
rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam.
Pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi
(Dinkes, 2008).

Hasil penelitian dari 10 jurnal yang telah di review didapatkan 3 jurnal


dimana sebagian besar responden nya memiliki pola makan yang baik
yaitu penelitian menurut Pancasari,dkk (2015) sebesar (64,3 %) ; Kadir
Sunarto, (2019) sebesar (63,6%) dan penelitian menurut Sunarto,dkk
(2011), dimana pola makan yang baik dipengaruhi secara langsung oleh
kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman cukup tentang mengatur pola
makan yang baik dimana sebagian besar responden dari ketiga jurnal
berpendidikan SMP (sekolah menengah pertama) yaitu sebesar 89,3%

41
sehingga berpengetahuan cukup tentang mengatur pola makan yang baik
dan terdapat 7 jurnal yang dimana sebagian besar responden nya
memiliki pola makan yang tidak baik yaitu penelitian menurut Anisah,dkk
(2014) ; Nugroho,dkk (2019) ; Nugroho,dkk (2019) ; Fery,dkk (2021) ;
Fitriani,dkk (2018) ; Yusuf,dkk (2019) dan penelitian terakhir yaitu
menurut Baso,dkk (2019) dimana pola makan yang tidak baik
dipengaruhi oleh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman yang kurang
sebesar (53%) tentang mengatur pola makan yang baik, dimana sebagian
besar berpendidikan terakhir SD dan masih terdapat sebagian besar
respondenya yang tidak tamat SD. Pendidikan dasar mempunyai tingkat
pemahaman yang rendah serta wawasan yang kurang dan sulit untuk
menerima pengetahuan yang baru dengan mudah sehingga tidak
mampu untuk mengatur pola makan yang baik.

Persagi, 2003 dalam Widyaningrum 2012 menyatakan Pola makan


terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan dan tingkat konsumsi.

Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari secara


alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alatalat pencernaan mulai
dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung
sifat dan jenis makanan.Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong
antara 3-4 jam (Persagi, 2003 dalam Widyaningrum, 2012).

Hasil penelitian dari 10 jurnal yang telah di review didapatkan 9 jurnal


dimana sebagian besar responden nya memiliki frekuensi makan
sebanyak 21kali/minggu yaitu penelitian menurut Pancasari,dkk (2015) ;
Sunarto,dkk (2011); Nugroho,dkk (2019) ; Nugroho,dkk (2019) ; Fery,dkk
(2021) ; Kadir Sunarto, (2019) Fitriani,dkk (2018) ; Yusuf,dkk (2019) dan
penelitian terakhir yaitu menurut Baso,dkk (2019). Terdapat 1 jurnal yang
dimana pada hasil penelitian nya tidak terdapat frekuensi makan yaitu
penelitian menurut Anisah,dkk (2014).

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,


dicerna,dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu
sehat dan seimbang menyediakan variasi makanan merupakan salah
stau cara untuk menghilangkan rasa bosan. Seseorang akan merasa

42
bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja, sehingga mengurangi
selera makan (Persagi, 2003 dalam Widyaningrum, 2012).Menyusun
hidangan sehat memerlukan keterampilan dan pengetahuan gizi dengan
berorientasi pada pedoman 4 sehat 5 sempurna terdiri dari bahan pokok
(nasi, ikan, sayuran, buah dan susu). Variasi menu yang tersusun oleh
kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan
memberikan hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas.
Teknik pengolahan makanan adalah guna memperoleh intake yang baik
dan bervariasi (Persagi, 2003 dalam Widyaningrum, 2012).

Lansia penderita hipertensi berdasarkan Jenis makanan yang di


konsumsi dapat diketahui bahwa dari 10 jurnal yang di review terdapat 9
jurnal penderita hipertensi mengkonsumsi 4-5 jenis makanan dalam
sehari yaitu penelitian menurut Pancasari,dkk (2015) ; Sunarto,dkk
(2011); Nugroho,dkk (2019) ; Nugroho,dkk (2019) ; Fery,dkk (2021) ;
Kadir Sunarto, (2019) Fitriani,dkk (2018) ; Yusuf,dkk (2019) dan
penelitian terakhir yaitu menurut Baso,dkk (2019). Terdapat 1 jurnal yang
dimana pada hasil penelitian nya tidak terdapat jenis makanan yang di
konsumsi oleh penderita hipertensi yaitu penelitian menurut Anisah,dkk
(2014).

Sedangkan pengertian tingkat konsumsi adalah kualitas dan kuantitas


hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang
diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingan yang
satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukkan kwantum masing-masing
zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi
kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas atau kuantitas, maka tubuh
akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya.

Lansia penderita hipertensi berdasarkan tingkat konsumsi dapat


diketahui bahwa dari 10 jurnal yang di review terdapat 5 jurnal dengan
tingkat konsumsi Asupan lemak, Natrium, Karbohidrat, protein lebih dari
kebutuhan dan dengan asupan serat dalam kategori kurang dari
kebutuhan yaitu penelitian menurut Nugroho,dkk (2019) ; Fery,dkk (2021)
; Fitriani,dkk (2018) ; Yusuf,dkk (2019) dan penelitian terakhir yaitu

43
menurut Baso,dkk (2019). terdapat 1 jurnal dimana tingkat konsumsi
Karbohodrat dan Asupan Lemak kurang dari kebutuhan yaitu penelitian
menurut Nugroho,dkk (2019).dan terdapat 1 jurnal dimana tingkat
konsumsi energi dan protein responden baik yaitu penelitian menurut
Sunarto,dkk (2011) dengan jumlah Energi sebesar (33,63%) dan Protein
sebesar (50,45%).

a) Umur
Menurut (Hawari D, 2014) umur adalah usia individu yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai berulang tahun dari segi kepercayaan masyarakat.
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah,
semakin tua seseorang maka semakin beresiko terserang hipertensi.

Berdasarkan hasil review didapatkan bahwa sebagian besar lansia


yang menderita Hipertensi yaitu berkisar antara usia 46-80 tahun. Hal
tersebut ditujukan menurut penelitian Pancasari,dkk (2015) dengan usia
60-74 tahun ; Hal ini juga sejalan dengan penelitian Anisah,dkk, (2014)
dengan usia > 60 tahun ; Nugroho,dkk (2019) dengan usia 60-69 tahun ;
Nugroho,dkk (2019) dengan usia 60-69 tahun ; Fery,dkk (2021) dengan
usia 50-64 tahun ; Kadir Sunarto, (2019) dengan usia 46-60 tahun ;
Fitriani,dkk (2018) dengan usia > 50 tahun ; Yusuf,dkk (2019) dengan
usia 42-51 tahun ; Baso,dkk (2019) dengan usia 54 tahun dan yang
terakhir pada penelitian Sunarto,dkk(2011) dengan usia 46-59 tahun.

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi.Pria mempunyai


risiko sekitar 2,3 kali lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah
sistolik dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga memiliki
gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun,
setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada perempuan
meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka
pada perempuan kejadian hipertensi lebih tinggi dari pria. Hasil survei
badan kesehatan nasional dan penelitian nutrisi, mengatakan bahwa
penyakit hipertensi lebih banyak mempengaruhi perempuan dibanding

44
laki-laki (Edinal, 2009).

Hasil penelitian dari 10 jurnal yang telah di review didapatkan 5 jurnal


dimana sebagian besar responden nya berjenis kelamin perempuan yaitu
penelitian menurut Pancasari,dkk (2015) sebesar (85,7 %) ; Nugroho,dkk
(2019) sebesar (92,98%) ; Nugrohodan,dkk (2019) sebesar (92,98%) ;
Fery,dkk (2021) sebesar (72,9%) dan penelitian menurut Fitriani,dkk
(2018) sebesar (100%). terdapat 3 jurnal yang dimana sebagian besar
responden nya berjenis kelamin laki-laki yaitu penelitian menurut
Yusuf,dkk (2019) sebesar (100%) ; Baso,dkk (2019) sebesar (50,9%) ;
Sunarto,dkk (2011) sebesar (51,32%) dan terdapat 2 jurnal yang tidak
menyertakan jenis kelamin pada hasil penelitian nya yaitu penelitian
menurut Anisah,dkk (2014) dan Kadir Sunarto (2019).

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelusuran review literatur dari 10 jurnal, maka


kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Dari 10 jurnal yang di review didapatkan persamaan Gambaran


pola makan penderita Hipertensi yaitu : 3 jurnal dengan pola
makan yang baik, dan 7 jurnal dengan pola makan yang tidak
baik, dan Dari 10 jurnal yang di review terdapat 7 jurnal dengan
persamaan desain penelitian yaitu menggunakan desain cross
sectional, dan 3 jurnal menggunakan desain survey.

2. Dari 10 jurnal yang di review semuanya memaparkan


perbandingan hasil dengan penelitian yang lain serta
mempunyai tabel distribusi frekuensi sehingga dapat mudah
dipahami oleh pembaca.

B. SARAN

Setelah melakukan penelitian secara Literature Review: “Gambaran Pola


Makan Pada Penderita Hipertensi”, maka dibawah ini akan dipaparkan beberapa
saran, yaitu :

1. Bagi Penderita Hipertensi


Banyaknya penderita hipertensi dengan pola makan yang tidak baik,
sehingga menyebabkan kambuhnya penyakit tekanan darah tinggi
bagi penderita hipertensi, maka diharapkan bagi penderita hipertensi
untuk menerapkan pola makan yang baik dan yang sesuai diet
hipertensi yaitu menghindari makanan yang berkadar lemak jenuh

46
tinggi, makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium,
makanan yang diawetkan, makanan siap saji serta menigkatkan
makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.

2. Bagi peneliti selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian melalui
review jurnal lebih mendalam mengenai gambaran pola makan pada
penderita Hipertensi.

3. Bagi Petugas Kesehatan


Diharapkan, agar lebih meningkatkan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan tentang memberikan informasi pola makan yang sesuai
diet hipertensi bagi penderita hipertensi.

47
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, Umdatus Soleha. (2014). Gambaran Pola Makan pada Penderita


Hipertensi yang Menjalani Rawat Inap di IRNA F RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu Kabupaten Bangkalan-Madura. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 7. No. 1

Annaas B. S. dkk. (2017). GambaranTingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi


dan Tingkat Stress pada Klien Hipertensi di Klinik Islamic Senter
Samarinda, Jurnal Husada Mahakam. Vol. IV. No. 4

Arif, Rusnoto, dan Dewi Hartinah. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pusling Desa Klumpit UPT
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan. Vol. 4. No. 2

Bloch,2016. Higeia Journal Of Public Health Research And Development,


Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, KampusC, Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

Fitri, Dina Rianti. (2015). Diagnose Enforcement and Treatment Of High Blood
Pressure. Medikal Journal Of Lampung University. Vol. 4. No. 3

Fitriani, Dkk. (2018). Gambaran Asupan Natrium, Lemak dan Serat Pada Jurnal
Pangan, Gizi dan Kesehatan Penderita Hipertensi di Kelurahan Tanjung
Gading Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal
Proteksi Kesehatan, Vol. 7. No. 1

Fandinata, Selly Septi dan Lin Ernawati. (2020). Management Terapi pada
Penyakit Degeneratif. Kota Baru Driyorejo : Graniti

Kadir Sunarto. (2019). Pola Makan dan Kejadian Hipertensi. Health and Sport
Journal, Vol.1. No. 2

Medika, Tim Bumi dan Yanita Nur Indah Sari. (2017). Berdamai dengan
Hipertensi. Ed. 1. Jakarta : Bumi Medika

48
Meinasari, Risti dan Veni Indrawati. (2021). Pola Makan Lansia Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Mojo, Kota Surabaya. Jurnal Nutrie Diaita, Vol.
13. No. 01

Ngasu, Kristina Eveentia dan Willy Fitrizia. (2018). Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Rumah Tangga di Kampung Tegal
Kali Baru RT 04/04 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun
2018. Jurnal Kesehatan. Vol. 7. No. 2

Nugroho Kristiawan P.A, Dkk. (2019). Gambaran Pola Makan Lansia Obesitas
dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo Kota Salatiga.
Jurnal Of Health, Vol. 6. No. 1

Nugroho Kristiawan P.A, Dkk. (2019). Faktor Resiko Penyebab Kejadian


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Siddorejo Lor Kota Salatiga.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, Vol. 10. No. 1

Pancasari, Endang Ratnaningsih dan Suparyanto. (2015). Gambaran Pola


Makan Lansia yang Menderita Hipertensi di Desa Bendet Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah Keperawatan (scientific
Journal Of Nursing). Vol. 1. No. 1

Rihiantoro, Muji Widodo. (2017). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal
Keperawatan, Vol. XIII. No. 2

Susilo dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Ed.1.
Yogyakarta : Andi offset.

Simbolon, 2016. Survey Hipertensi dan Pencegahan Komplikasinya Di Wilayah


Pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2018. Jurnal Jumantik, Vol.
4. No. 1

Sunarto, Angelina R, Dkk. Study Of Consumption Pattern and Lifestyle to Elderly


Patients With Hypertension at the Work Area Health Center Oesapa.
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan, Vol. 3. No. 2

49
Trisnawan, Adi. 2019. Mengenal Hipertensi. Semarang : Mutiara Aksara

Yuniar. T.G. A. (2019). Higeia Journal Of Public Health Research And


Development, Hipertensi Pada Penduduk Usia Produktif, Surabaya

Yusuf, Windy Putri Perdina Yusuf dan Yuneti Octavianus Nyoko. (2019).
Knowledge and Eating Patterns of Fishermen Wiith Hypertension In The
Puskesmas Wulla Waijelu. Jurnal Kesehatan Primer, Vol. 4. No. 1

Zuhrina,Aidha, Dkk. (2018). Survey Hipertensi dan Pencegahan Komplikasinya


Di Wilayah Pesisisr Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2018. Jurnal
Jumantik, Vol. 4. No. 1

Zubir. (2020). Gambaran Faktor Resiko Asap Rokok terhadap Penyakit Jantung
Hipertensi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Pendidikan,
Sains dan Humaniora, Vol. 8. No. 4

50
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL :LITERATURE REVIEW :GAMBARAN POLA MAKAN


PADA PENDERITA HIPERTENSI
NAMA : RANTI HELENA BR PURBA
NIM : P07520118040
NAMA PEMBIMBING : ENDANG SUSILAWATI, SKM., M.Kes

MATERI Paraf
No Tanggal BIMBINGAN
Mahasiswa Pembimbing

1 10 Otober 2020 Konsultasi Judul


KTI

2 12 Oktober 2020 ACC Judul KTI

3 31 Januari 2020 Konsul Bab I

Konsul Perbaikan
4 02 Februari 2021
BAB I dan BAB II

51
5 25 Februari 2021 Konsul Perbaikan
BAB II dan BAB III

6 03 Maret 2021 ACC Proposal

7 24 April 2021 Ujian Proposal

8 11 Agustus 2021 Revisi Proposal

9 12 Agustus 2021 ACC Proposal

Pengajuan BAB IV
10 13 Agustus 2021
dan V

52
Revisi BAB IV dan
11 18 Agustus 2021
Bab V

ACC BAB IV dan


12 24 Agustus 2021
BAB V

13 1 September Ujian Seminar

2021

14 08 September Revisi KTI dan


2021 ACC KTI

Medan, April 2021

Mengetahui
Ketua Prodi DIII

( Afniwati, S.Kep., Ns., M.Kes )


NIP. 196610101989032002

53
RIWAYAT HIDUP PENELITI

*Data Pribadi
Nama : Ranti Helena Br Purba

Tempat/TanggalLahir : Medan, 22 Oktober 2000

JenisKelamin : Perempuan

Anakke : 5 dari 5 bersaudara

Alamat : Jl Kapas XII NO XI P.Simalingkar, Medan

Agama : Kristen Protestan

*Data Orangtua

Ayah : Manotar Purba

Ibu : Asnat Br Pasaribu

*PekerjaanOrangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

*RiwayatPendidikan

Tahun 2006 – 2009 : SD Timbul Jaya 2 Medan

Tahun 2009– 2012 : SDN 068344 Medan

Tahun 2012 – 2015 : SMP Budi Murni 2 Medan

Tahun 2015 – 2018 : SMA Budi Murni 2 Medan

Tahun 2018 – 2021 :Politeknik Kesehatan KEMENKES Medan

Jurusan Keperawatan

54

Anda mungkin juga menyukai