Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI DIET HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN


DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI
LITERATURE RIVIEW

MEISY ARSITA
21118034P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANG PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI DIET HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN
DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI
LITERATURE RIVIEW

MEISY ARSITA
21118034P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANG PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh:

Nama : Meisy Arsita

NIM : 21118034P

Program Studi : Ilmu Keperawatan Reg B

Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet


Pada Penderita Hipertensi

Telah Diteliti dan Diterima Untuk Diajukan Pada Ujian Komprehensif

Palembang, Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Septi Ardianty.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Yudi Abdul Majid.,S.Kep.,Ns.,M.kep


NBM. 1085015 NBM. 1056216

Disetujui

Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid.,S.Kep.,Ns.,M.kep


NBM. 1056216

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Meisy Arsita

NIM : 21118034P

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Terhadap


Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Septi Ardianty.,S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Pembimbing II : Yudi Abdul Majid.,S.Kep.,Ns.,M.kep (……………….)

Penguji I : Romiko, S.Kep., Ns., M.NS (……………….)

Penguji II : Efroliza.,S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :………..
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi CP, M.Kes


NBM. 884664

iv
HALAMAN ORISINILITAS

Skripsi ini hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan benar

Nama : Meisy Arsita

NIM : 21118034P

Tanda Tangan : Materai

Tanggal : 10 Juli 2020

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Penulis

Nama : Meisy Arsita

Tempat, Tanggal Lahir : Prabumulih, 17 Mei 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Orang Tua

Ayah : Suryadi

Ibu : Erni Yati

Agama : Islam

No Telpon : 081272561143

Email : Meisyarsitaaa@gmail.com

Alamat : Jl.Srikandi No.71 Prabumulih

B. Riwayat Pendidikan

1. TK YWKA Prabumulih Tahun 2002

2. SD Negeri 30 Prabumulih Tahun 2003-2009

3. SMP Negeri 01 Prabumulih Tahun 2009-2012

4. SMA Negeri 02 Prabumulih 2012-2015

5. DIPLOMA III Kep STIKes Muhammadyah Palembang Tahun 2015

vi
Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet Pada
Penderita Hipertensi
Meisy Arsita
(Program Studi Ilmu Diet Kaperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang)
Email: Meisyarsitaaa@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Hipertensi merupakan Suatu Kondisi dimana pembuluh darah


meningkatkan tekanan. Peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara esensial (primer
atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak bisa di identifikasi atau secara
sekunder akibat dari penyakit tertentu yang diderita. Tujuan: Untuk menganalisis
artikel jurnal tentang Edukasi Diet Hipertensi terhadap kepatuhan diet pada
penderita hipertensi. Metodelogi Penelitian: Penelitian menggunakan literature
review. Strategi pencarian artikel penelitian yaitu dengan menggunakan mesin
pencari Google scholar,One search, dan Proques. Hasil: Berdasarkan hasil dari 5
artikel yang di review didapatkan bahwa edukasi kepatuhan diet pada penderita
hipertensi memberikan pengaruh positif serta mengurangi angka peningkatan
kejadian penderita hipertensi dan Pengaruh edukasi kepatuhan ini menimbulkan
rasa kepercayaan serta motivasi, sehingga dapat menimbulkan sikap rasa patuh
dalam diri pada penderita hipertensi. Kesimpulan: Edukasi diet Hipertensi
bahwasannya mampu menerapkan kepatuhan diet terhadap penderita hipertensi
serta rasa patuh yang dimiliki oleh penderita hipertensi. Sehingga disarankan bagi
tenaga kesehatan, akan sangat baik untuk memberikan edukasi tentang kesehatan
agar dapat mengurangi resiko terjadinya peningkatan penderita Hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Edukasi Diet, Kepatuhan

vii
Effects of Hypertension Diet Education on Diet Compliance in Patients
with Hypertension
Meisy Arsita
Nursing Study Program STIKes Muhammadiyah Palembang
Email: Meisyarsitaaa@gmail.com

Abstract

Background: Hypertension is a condition where blood vessels increase pressure.


Increased systolic and diastolic blood pressure is either absent or persistent.
Hypertension can occur essentially (primary or idiopathic) where the causative
factors cannot be identified or secondary to a particular illness. Purpose: To
analyze journal articles about the Hypertension Diet Education on diet adherence
in people with hypertension Research. Methodology: Research uses literature
review. Research article search strategy is to use the Google scholar search
engine, One search, and Proques. Results: Hypertension diet education to provide
health education through interviews or lectures to provide information to
hypertension sufferers to better understand and raise awareness about adherence
to patients with hypertension. Discussion: This research reveals that the effect of
education raises a sense of trust and motivation, so that it can lead to an attitude of
submissiveness in people with hypertension. Conclusion: Hypertension diet
education is able to implement diet adherence to hypertension sufferers and
adherence that is owned by hypertension sufferers. So it is recommended for
health workers, it would be very good to provide education about health in order
to reduce the risk of an increase in hypertension sufferers.
Keywords: Hypertension, Diet Education, Compliance

viii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
Saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang “Pengaruh Edukasi
Edukasi Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi”
Penulisan laporan tugas akhir ini dilakukan dalam memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan
dan Bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan Literatur Riview ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
Literatur Riview. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho, serta kemudahan
,kelancaran, dan ketenangan dalam menegerjakan Literatur review.
2. Kedua Orang tua Bapak Suryadi, dan Ibu Erni Yati yang sangat aku sayangi
dan aku cintai, yang telah mendukung memberi doa, serta semangat yang tiada
henti dan selalu memberikan nasihat setiap waktu. Semua ini ku persembahkan
untuk kalian, terima kasih atas ketulusan kalian dan selalu mendoakan dan
memberikan segala dukungan yang baik.
3. Ketua STIKes Muhammadiyah Palembang Pak Heri Shatriadi, CP.,M.kes
4. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua program Studi Ilmu
Keperawatan
5. Ibu Septi Ardianty, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku pembimbing 1, atas bimbingan
waktu dan kesabaranya yang telah diberikan kepada penulis, sejak awal
sehingga Skripsi ini selesai.
6. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II, atas
bimbingan, saran dan waktu yang telah diberikan kepad penulis
7. Bapak Romiko.,Ns.,MNS selaku penguji I terima kasih atas kritik dan saran
dalam penyusunan literature review

ix
8. Ibu Efroliza,S.Kep., Ns., M.Kep sebagai penguji II terima kasih atas kritik dan
saran dalam penyusunan literature review
9. Dan seluruh Program Studi,Dosen dan Staff STIKes Muhammadiyah
Palembang
10. Serta Teman-teman satu angkatan PSIK Reg B Program Studi Keperawatan
angkatan 2019/2020, atas kebersamaan kita selama perkuliahan.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, Berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membant. Semoga laporan Tugas Akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu .

Palembang, 10 Juli 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman
COVER............................................................................................................i
HALAMAN PERSUTUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
HALAMAN ORISINILITAS........................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xv
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................8
C. Tujuan Penelitian............................................................................8
D. Ruang Lingkup...............................................................................8
E. Manfaat Penelitian..........................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan....................................................................10
2. Cara Mengukur Kepatuhan.......................................................10
3. Jenis – jenis Kepatuhan.............................................................11
4. Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Kepatuhan ......................11
5. Dimensi Kepatuhan...................................................................14
6. Strategi Dalam Meningkatkan Kepatuhan................................14

xi
B. Konsep penyakit Hipertensi
1. Definisi .....................................................................................15
2. Etiologi .....................................................................................16
3. Anatomi Fisiologi......................................................................18
4. Patofisiologi dan Pathway.........................................................20
5. Tanda dan Gejala.......................................................................23
6. Klasifikasi.................................................................................23
7. Penatalaksanaan .......................................................................25
8. Pemeriksaan penunjang.............................................................28
9. Komplikasi................................................................................30
C. Konsep Diet
1. Definisi Diet..............................................................................31
2. Diet seimbang ...........................................................................32
3. Diet Bagi Penderita Hipertensi..................................................32
4. Syarat Diet.................................................................................32
5. Edukasi Diet Hipertensi............................................................33
6. Contoh Rancangan Hipertensi...................................................34
7. Tujuan.......................................................................................35
D. Kerangka Teori...............................................................................37

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep...........................................................................38
B. Definisi Operasional.................................................................... 39
C. Hipotesis........................................................................................40

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Pertanyaan Panduan.....................................................................42
B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi.........................................................42
C. Database Elektronik.....................................................................42

xii
BAB V HASIL PENELITIAN
Tabel Literatur Review.....................................................................44

BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................52
B. Keterbatasan.................................................................................57

BAB VII KESIMPULAN


A. Kesimpulan...................................................................................58
B. Saran.............................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Tulisan...............................................................................9

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut Para Ahli........................................35

Tabel 2.3 Daftar Kadar Natrium.......................................................................44

Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................48

Tabel 5.1Daftar Literatur Riview Jurnal...........................................................102

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi ........................................................................28

Gambar 2.2 Pembuluh Darah ..........................................................................28

Gambar 2.3 Kerangka Teori ............................................................................45

Gambar 4.2 Proses Literatur Review................................................................52

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway ..........................................................................................33

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...........................................................................46

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah suatu proses alami yang akan terjadi pada setiap
makluk hidup. semua makhluk hidup memiliki siklus kehidupan menuju tua
yang diawali dengan proses kelahiran, tumbuh menjadi dewasa, berkembang
biak, menjadi tua dan akhirnya tutup usia. Sedangkan usia lanjut adalah masa
yang tidak bisa dielakkan bagi orang yang dikarunia umur panjang. Ketuaan
atau usia tua menjadikan manusia rentan terhadap penyakit. Beberapa
kelemahan dan peyakit akan terjadi dengan bertambahnya usia (Fitrie & As’ad,
2016).
Perubahan yang terjadi menyebabkan penurunan fungsi tubuh untuk
melakukan aktivitas. Seiring dengan peningkatan persentase lansia terjadi juga
peningkatan jumlah dan tingkat kejadian penyakit kronis yang disebabkan oleh
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan serta
kelemahan pada lansia (Efendi & Makhfudli, 2009)
Rasulullah  ‫ ﷺ‬bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang
tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan
menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang
menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan firman Allah
dalam Qur’an surat Yunus:57 yang berbunyi :
َ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬
ِ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ د‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman
(Qs. Yunus:57).
Penyakit yang biasa dialami oleh lansia adalah penyakit infeksi meliputi
influenza, diare, pneumonia, dan infeksi saluran kemih; serta penyakit tidak
menular/degeneratif meliputi diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi,
dan penyakit sendi. keluhan kesehatan yang sering dialami lansia dalam

1
sebulan terakhir yaitu batuk (22,5%), pilek (15,8%), demam/panas (11,4%),
sakit kepala (10,8%), asma/sesak nafas (6,0%), diare (2,15%), dan gangguan
pada gigi (1,5%) 3). Prevalensi penyakit tidak menular pada golongan pra-
lansia (56-59,9 tahun) dan lansia (60 tahun >) dapat diketahui dari hasil
Riskesdas 2007 dan 2013 (Anorital, 2015).
Pada saat mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang
disebabkan oleh gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya
harapan hidup. Pada awalnya, penyakit didominasi oleh penyakit menular
namun saat ini penyakit tidak menular (PTM) terus mengalami peningkatan
dan melebihi penyakit menular, salah satunya adalah penyakit darah tinggi
atau Hipertensi (Kemenkes, 2017).
Hipertensi merupakan Suatu Kondisi dimana pembuluh darah
meningkatkan tekanan. Peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara
esensial (primer atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak bisa di
identifikasi atau secara sekunder akibat dari penyakit tertentu yang diderita.
Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal.
Hipertensi primer terjadi sebesar 90-95 % kasus dan cenderung bertambah
seiring dengan waktu, faktor resiko meliputi obesitas, stres, gaya hidup santai,
pola makan yang tidak baik dan merokok
(Robinson dan Saputra, 2014).
Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyatakan
bahwa Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis serius yang
secara signifikan meningkatkan risiko jantung, otak, ginjal, dan penyakit
lainnya. Diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi,
sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Pada 2015, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi.
Kurang dari 1 dari 5 orang dengan hipertensi memiliki masalah terkendali.
Hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Salah satu
target global untuk penyakit tidak menular adalah untuk mengurangi
prevalensi hipertensi sebesar 25% pada tahun 2025 (WHO ,2018)

2
Jumlah penderita penyakit Hipertensi baik di Dunia maupun di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ketahun. Permasalahan yang Timbul dari
penyakit Hipertensi ini yaitu status fisiologi dan psikologis, salah satunya
bisa terjadi karena asupan pola makan yang kurang diketahui oleh penderita
Hipertensi dan juga faktor penyebab lainnya.
(Manurung, 2018).
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas (2018), menunjukkan bahwa
prevalensi Hipertensi di Indonesia Sebesar 31,4%, sedangkan jika dilihat dari
penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample
Registration Sytem tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian akibat penyakit
jantung yang disebabkan komplikasi dari Hipertensi. Jumlah kasus baru
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sumatera Selatan tahun 2018 adalah
603.840 kasus. Penyakit Hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari
seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 7,2 % persen atau 349,442 kasus
sedangkan untuk kota Palembang Tahun 2018 terdapat 3981 hipertensi
esensial primer (Profil Kesehatan Palembang, 2017).
Menurut Penelitian Dea Mardiana, Shieva Nur Azizah Ahmad, 2019 yang
berjudul “Edukasi Pasien Dan Keluarga Terhadap Tingkat Kepatuhan Diet
Hipertensi di Puskesmas Teluknaga, dan “Emma Fitriani, 2019”, dan Dian
2017 yang berjudul “Pengaruh edukasi Suportif terhadap kepatuhan
pengobatan penderita hipertensi usia produktif di dusun gowok depok III
seleman Yogyakarta ”, menyatakan bahwa kepatuhan diet memang
mempengaruhi dalam mencegah dan mengurangi angka kejadian penyakit.
Kepatuhan merupakan tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap instruksi
atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan,
baik diet, latihan, serta pengobatan, kepatuhan juga merupakan suatu
perubahan perilaku dari perilaku yang tidak menaati peraturan atau tingkat
seseorang yang melaksanakan suatu aturan dan perilaku yang disarankan
(Stanley, 2013).
Hasil Penelitian yang dilakukan Dea Mardiana, Shieva Nur Azizah Ahmad
(2019) tentang Edukasi Pasien Dan Keluarga Terhadap Tingkat Kepatuhan
Diet Hipertensi Di Puskesmas Teluknaga Kabupaten Tangerang menyatakan

3
bahwa Pasien hipertensi sangat butuh di edukasi, edukasi adalah salah satu
peran perawat yaitu termasuk ke dalam promotif yang terdapat dalam
undang- undang keperawatan ketentuan umum bahwa perawat adalah
pemberi asuhan kepada individu, keluarga dan kelompok atau masyarakat
baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Pada UUK 38 Bab 5 pasal 29 tahun
2014 menyebutkan bahwa perawat bertugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan, penyuluhan keperawatan, pelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang dan atau pelaksanaan tugas dalam keterbatasan
tertentu. Penatalaksanaan hipertensi yaitu dapat dengan cara menggunakan
perubahan gaya hidup atau dengan obat-obatan, gaya hidup dapat dilakukan
dengan cara membatasi asupan garam yang tidak melebihi dari seperempat
sampai setengah sendok atau 6 gram perhari, hindari minuman kafein,
penderita hipertensi juga dianjurkan untuk berolahraga, istirahat cukup.
Dengan adanya edukasi diet hipertensi menunjukkan peningkatan tentang
kepatuhan diet hipertensi.
Hasil Penelitian yang dilakukan Agung Pranoto dan Erfin Firmawati
(2015) bahwasannya Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membuat
masyarakat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik,
mental dan sosialnya sehingga masyarakat dapat mencapai kemandirian di
masyarakat, mencapai tujuan hidup sehat dan mendorong pengembangan dan
penggunaan sarana kesehatan dengan tepat. Program edukasi hipertensi
sangat penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat terutama
penderita hipertensi dalam menjalani penatalaksanaan diet hipertensi.
Menurut Penelitian Ahmad Fauzi, (2015) bahwasannya Edukasi Diet
hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek yang
serius, karena metode pengendaliannya yang alami serta dapat lebih dipahami
oleh penderita hipertensi.
Menurut Dea Mardiana, Shieva Nur Azizah Ahmad (2019), Aspek
Kepatuhan Mengajarkan pola hidup yang sehat serta melakukan edukasi
pendampingan diet hipertensi, dan hasil penelitian ini sebagian besar tingkat
kepatuhan diet pretest edukasi sebanyak 12 responden atau sebanyak 70,6.

4
Sedangkan tingkat kepatuhan diet posttest edukasi sebanyak 15 responden
atau 88,2%. Uji statistik T test menunjukan hasil sig t (2-tailed) =0.001 yaitu
dari (p value< 0.05) menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara
edukasi dengan tingkat kepatuhan diet hipertensi.
Menurut penelitian Anik Nuridayanti, Nurul Makiyah, dan Rahmah,
(2018) Hasil penelitian ini mengatakan bahwa edukasi diet dan terapi obat
mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan terhadap
pengobatan merupakan tingkatan perilaku dimana penderita menggunakan
obat, mentaati semua aturan dan nasihat yang dianjurkan oleh tenaga
kesehatan
Menurut Penelitian Rita Uliatiningsih , Adhila Fayasari, (2019) Ada
pengaruh edukasi diet DASH terhadap kepatuhan diet berdasarkan asupan
Karbohidrat, Protein, Kalium, Magnesium, Kalsum dan Serat sesuai dengan
prinsip diet DASH dan tekanan darah pada penderita hipertensi rawat jalan di
Rumkital Marinir Cilandak.
Kepatuhan diet merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien hipertensi. bahwa Pengaruh edukasi
menimbulkan rasa kepercayaan serta motivasi, sehingga dapat menimbulkan
sikap untuk mengkonsumsi obat dalam menjaga kesehatan. Setelah dilakukan
edukasi dapat memberikan rasa nyaman sehingga penderita hipertensi selalu
merasa diperhatikan karena banyaknya dukungan yang diberikan oleh peneliti
dengan cara memberikan motivasi untuk selalu mengkonsumsi obat. Motivasi
untuk mengkonsumsi obat secara terarur dapat membantu pencapaian
kesehatan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Sendra (2013)
terdapat perbedaan pengaruh edukasi suportif terstruktur dan penyuluhan
standar rumah sakit terhadap motivasi.
Kepatuhan diet pada penderita hipertensi berarti pasien harus meluangkan
waktu dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan seperti dalam
pengaturan diet yang harus diterapkan oleh penderita hipertensi misalnya
dengan menjaga pola makan serta menjaga yang dapat memicu terjadinya
hipertensi. Pengaturan kepatuhan diet ini bertujuan untuk mempertahankan

5
kondisi yang lebih baik dengan mengkonsumsi jenis dan jumlah makanan
yang tepat setiap hari untuk mencapai hasil yang baik.
Edukasi diet hipertensi sudah pernah diberikan kepada penderita hipertensi
namun tingkat kepatuhan yang rendah pada penderita hipertensi di pengaruhi
dari faktor pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet
rendah garam tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam
melakukan diet rendah garam (Endermawan, 2018).
Edukasi merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu penderita hipertensi baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
di dalamnya perawat sebagai perawat pendidik. Merubah gaya hidup yang
sudah menjadi kebiasaan seseorang membutuhkan suatu proses yang tidak
mudah. Untuk merubah perilaku ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi salah satunya adalah pengetahuan seseorang tentang objek
baru tersebut. (Nuridayanti, 2018)
Peran keluarga sangatlah penting dalam kepatuhan diet sesuai yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan baik dalam bentuk promosi kesehatan,
maupun edukasi untuk pengaturan diet. Dengan mengikuti pengaturan diet
diharapkan pasien dapat melakukan tanggung jawab terhadap kepatuhan diet
hipertensi tersebut (Endermawan, 2018).
Berdasarkan data-data diatas, bahwa kepatuhan diet merupakan salah satu
implementasi dalam mengontrol kepatuhan diet pada penderita hipertensi,
dan dapat di simpulkan bahwa Pasien hipertensi perlu dilakukannya di
edukasi berupa penyuluhan mengenai kepatuhan diet hipertensi. Edukasi
adalah salah satu peran perawat yaitu termasuk ke dalam undang-undang
keperawatan ketentuan umum bahwa perawat adalah pemberi asuhan kepada
individu, keluarga dan kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Pada UUK 38 Bab 5 pasal 29 tahun 2014 menyebutkan bahwa
perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan
keperawatan, pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau
pelaksanaan tugas dalam keterbatasan tertentu. Salah satunya juga bisa
melakukan edukasi peningkatan kepatuhan diet terhadap penderita hipertensi.

6
Kepatuhan diet yang harus ditaati pada penderita hipertensi adalah garam dan
makanan. Faktor makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting
diperhatikan pada penderita hipertensi. Penderita hipertensi harus tetap
menjalanakan diet setiap hari dengan ada atau tidaknya sakit dan gejala yang
timbul. Hal ini dimaksud agar keadaan tekanan darah penderita komplikasi
tetap stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan
komplikasinya (Mardiana, 2018).
Edukasi diet hipertensi menjadi dasar terbentuknya perilaku yang baik
dalam upaya pencegahan dan perawatan dan pengobatan yang dapat
mengurangi peningkatan tekanan darah dan agar tidak memperparah keadaan
hipertensi dan mencegah komplikasi berbahaya dari Hipertensi seperti
jantung koroner dan stroke (Notoatmodjo. 2010)
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan analiis review tentang
“Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita
Hipertensi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik melakukan Analisis Literatur
Review Tentang Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet
Pada Penderita Hipertensi?

C. Tujuan
Untuk menganalisis Literatur review Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi
Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Literatur review ini termasuk dalam ruang lingkup
Keperawatan Keluarga, yang difokuskan terhadap tekanan darah tinggi pada
penderita hipertensi. Metode yang digunakan untuk menyusun literature review
dilakukan menggunakan electronic data base. Metode pencarian jurnal
menggunakan google scholar, dan WhereisDoc. Setelah dilakukan pencarian
dengan kriteria inklusinya masuklah literature review berasal dari Google

7
Scholar dan WhereisDoc.Tujuan Literatur review ini adalah untuk
menganalisis Pengaruh Edukasi Diet Hipertensi Oleh Keluarga Terhadap
Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian jurnal yaitu edukasi diet hipertensi. Tahun jurnal dibatasi dari tahun
2015-2020

E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Secara Praktis Studi Kasus ini bermanfaat:
a. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dan menambah wawasan pengetahuan
dalam melakukan analisis literature review khususnya dalam bidang
keperawatan komunitas, serta dapat digunakan untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi bahan referensi serta bahan acuan dan bahan
mengajar dan sumber informasi untuk mahasiswa/i dalam menganalisis
literature review yang akan datang.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepatuhan
1. Kepatuhan
Kepatuhan atau ketaatan (Compliance/Adherence) merupakan tingkat
pasien melaksanakan cara dan perilaku yang disarankan oleh dokternya
atau orang lain. Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang
individu dengan nasihat medis atau kesehatan dan menggambarkann
penggunaan obat sesuai dengan petunjuk pada resep serta mencakup
penggunaannya pada waktu yang benar. Kepatuhan merupakan suatu
kewajiban yang harus ditaati dan dilakukan sesuai perintah yang disarankan
(Stanley dan Mickey, 2016)
Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan (Susan, 2015)

2. Cara Mengukur Kepatuhan


a. Kuesioner penilaian mandiri untuk menilai efektifitas dan manfaat
program kepatuhan
b. Menanyakan kepada petugas klinis
c. Menanyakan pada individu yang menjadi pasien (Self-assessment)
(Notoadmojo, 2012)

3. Jenis-Jenis Kepatuhan
a. Kepatuhan penuh (Total Comlience)
Suatu keadaan yang mentaati aturan secara pebuh atau teratus
sesuai dengan batas waktu yang di tetapkan
b. Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non Complience)
Suatu keadaan dimana seseorang tidak mematuhi aturan yang telah
ditetapkan, serta tidak melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

9
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut
Brunner & Suddarth (2002) adalah :
a. Variabel demografi, seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan
pendidikan
b. Variabel penyakit seperti keparahan penakit dan hilangnya gejala akibat
terapi
c. Variabel program teraupetik seperti kompleksitas program dan efek
samping yang tidak menyenangkan
d. Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga
kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan
agama atau budaya, dan biaya finansial dan lainnya.

Adapun Menurut Notoadmojo (2003) dalam devita (2014) faktor


yang mempengaruhi kepatuhan yaitu:

a. Pemahaman tentang intruksi:


Tidak seseorang pun mematuhi instruksi jika dirinya salah paham tentang
intruksi yang diberikan. Hal ini disebakan karena kesalahan dalam
memberikan informasi dalam penggunaan istilah- istilah medis dan
memberikan intruksi yang harus diingat oleh penderita
b. Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang
pendidikan tersebut diperoleh secara mandiri lewat tahapan-tahapan
tertentu. Akan tetapi pada umur yang tertentu bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun
dapat disimpulkan bahwa faktor umur akan mempengaruhi puncaknya
pada umur tertentu yang akan mengalami penurunan.
c. Kesakitan dan pengobatan
Perilaku kepatuhan lebiih rendah untuk penyakit kronis karena tidak aada
akbat buruk yang dirasakan.
d. Keyakinan, sikap dan kepribadian
Orang-orang yang tidak patuh adalah orang-orang yang lebih mengalami
depresi, ansietas, sangat memperhatikkan anggota jaringan social
individu sering kali memperngaruhi seseorang dalam mencari pelayanan

10
kesehatan. Jaringan kerja rujukan bias aterdiri dari sekelompok orang,
biasanya keluarga atau teman.dimana seseorang pertama kali
menceritakan keluhannya dan meminta nasehat. Bagaimanapun, dalam
kaitanyya dengan kepatuhan, perlu dicatat bahwa jaringan kerja rujukan
biasanya telah berperan penting dalam penentuan kepatuhan untuk
mencari dan mematuhi anjuran pengobatan.

Sedangkan menurut Smeltzer, (2016). Faktor –faktor yang


mempengaruhi tingkat kepatuhan yaitu :
a. Komunikasi
Berbagai aspek komunikasi anatra pasien dan dokter
mempengaruhi tingkat ketidaktaatan, misalnya informasi dengan
pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubungan
emosional dengan dokter, ketidakpuasan terhadap obat yang diberikan
b. Pengetahuan
Ketetapan dalam memerikan informasi secara jelas dan eksplisit
terutama sesekali penting dalam pemberian antibiotik untuk mencegah
timbulnya penyakit infeksi. Karena sering kali pasien menghentikakn
obat tersebut setlah gejala yang dirasakan hilang bikan saat obat itu habis
c. Fasilitas kesehatan
Faislitas kesehatan merupakan saran penting dimana dalam
memebrikan penyuluhan terhadap penderita, diharapkan penderita
menerima penjelasan dari tenaga kesehatan yang meliputi jumlah tenaga
kesehatan, gedung serbaguna untuk penyluhan dan lain.-lain
d. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari penerita yang paling
dakat dan tidak dapat di pisahkan. Penderita akan merasa senang dan
tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya.
Karena dengan dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan
dirinya untuk menhadapati dan mengelola penyakitnya dengan baik.
Serta penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga
untuk menunjang pengelolaan penyakitnya.

11
5. Dimensi Kepatuhan
Kepatuhan merupakan fenomena yang multidimensional, dimana
ditentukan oleh lima dimensi, kelima dimensi tersebut adalah dimensi sosial
ekonomi, dimensi sistem kesehatan, dimensi kondisi penyakit, dimensi
terapi dan dimensi sosial (Prihandana, 2012)
a) Faktor sosial ekonomi terdiri dari sosial ekonomi rendah, kemiskinan,
pendidikan yang rendah, pengangguran, kurangnya dukungan sosial serta
budaya dan keyakinan tentang penyakit dan terapi serta disfungsi
keluarga.
b) Faktor sistem pelayanan kesehatan merupakan kondisi yang dapat
meningkatkan kepatuhan pasien sehingga terjadinya hubungan yang baik
antara pasien dengan tenaga kesehatan.
c) Faktor kondisi penyakit berpengaruh terhadap kepatuhan adalah bertanya
gejala yang dialami pasien, tingkat ketidak mampuan pasien baik fisik,
sosial, psikologi maupun keparahan penyakit.
d) Faktor terapi yang berpengaruh adalah durasi dari terapi kegagalan terapi
sebelumnya, frekuensi perubahan terapi serta ketersediaan dukungan
medis.
e) Faktor pasien yang menjadi hambatan dalam meningkatkan kepatuhan
pasien adalah kurangnya informasi dan keterampilan ddalam menejemn
diri, kesulitan dalam memotivasi pasien serta kurang dukungan dalam
perubahan perilaku (Prihandan, 2012)

6. Strategi Dalam Meningkatkan Kepatuhan


Kepatuhan terhadap terapi membawa dampak besar terhadap
keberhasilan pengobatan serta biaya pengobatan yang terkendali, meskipun
demikian belum banyak studi tentang kepatuhan tersebut., terutama
pendekatan kepada pasien dalam meningkatkan kepatuhan terhadap diet
hipertensi, serta beberapa strategi telah di kembangkan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien antara lain memberikan penghargaan dan dukungan
keluarga ( Prihandana, 2012)

12
B. Konsep Penyakit Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri.
Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa
dengan kuat dan arteriol yang sempit sehingga darah mengalir
menggunakan tekanan untuk melawan dinding pembuluh darah (Simon,
2015).
Menurut Smeltzer dan Bare (2016), Hipertensi didefenisikan sebagai
tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.seiring dengan bertambahnya
usia,hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.Tekanan sistol
akan terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastol terus
meningkat sampai usia 55 sampai 60 tahun.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan
diastolic atau tekanan keduanya.Hipertensi dapat didefenisikan sebagai
tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula,hipertensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner dan Suddart, 2015).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg dan tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit syaraf, ginjal dan pembuluh darah, makin tinggi
tekanan darah makin besar resikonya (Nurarif, 2016).

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi dalam 2
golongan (Nurarif, 2016).
a. Hipertensi primer (hipertensi esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu: genetik, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin, angiotensin dan peningkatan

13
Na+ Ca intraseluler. faktor-faktor yang meningkatkan resiko yaitu
obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

1).Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 190
mmHg.
2).Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh diarah, hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
6. Anatomi dan Fisiologi Jantung
7. Jantung terletak di rongga dada diselimuti oleh suatu membran
pelindung yang disebut perikardium. Dinding jantung terdiri atas
jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan
otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang dan
beranastomosis secara erat. Jantung mempunyai empat ruang
yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik
(ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri diatas
diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang
terdiri dari dua lembar yaitu: lamina panistalis diselah luar dan

14
lamina viseral yang menempel pada dinding jantung. Jantung
memiliki tiga katup yaitu katup semilunar yang terdapat
dipangkal aorta (arteri besar), katup valvula bikuspidalis yang
terdapat diantara bilik kiri dan serambi kiri, serta katup valvula
trikuspidalis yang terletak diantara bilik kanan dan serambi kanan
(Ardiansyah, 2012).

3. Anatomi & fisiologi

Gambar: 2.1 Anatomi Jantung


Sumber: Wijaya & Putri, 2013
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.

Gambar 2.2 Pembuluh Darah


Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen keseluruh tubuh dan
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung
melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya kedalam paru-
paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karondioksida,

15
jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru
dan memompanya kejaringan diseluruh tubuh (Hamid, 2013).
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan tensi darah
disebut diastol, selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung disebut sistol. Kedua atrium mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2
vena besar (vena kava) menuju kedalam atrium kanan. Setelah atrium kanan
terisi darah dia akan mendorong darah kedalam ventrikel kanan (Hamid,
2013).
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan (Hamid, 2013)
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju keatrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-
paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri
akan didorong kedalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa da
arah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk kedalam aorta
(arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk
seluruh tubuh, kecuali paru-paru (Hamid, 2013).
Aliran darah dalam jaringan terutama diatur oleh mekanisme
autoregulasi lokal. Autoregulasi berarti penyesuaian otomatik dari aliran
darah dalam setiap jaringan terhadap kebutuhan dari jaringan bersangkutan.
Pada umumnya kebutuhan jaringan adalah berupa nutrisi. Namun dalam
beberapa keadaan autoregulasi diperlukan seperti untuk regulasi
pembuangan zat sisa metabolisme dan elektrolit, dimana zat-zat tersebut
dalam darah memainkan peran penting dalam mengatur aliran darah ginjal.
Didalam otak autoregulasi untuk regulasi kadar karbondioksida, dimana zat
tersebut mempengaruhi kecepatan aliran darah kejaringan tersebut. Pada

16
jaringan lain umumnya kebutuhan oksigen merupakan rangsangan yang
paling kuat memunculkan autoregulasi (Ardiansyah, 2012).
Faktor yang mengontrol tekanan darah dalam suatu pembuluh darah
merupakan tekanan yang bekerja terhadap dinding pembuluh darah, tekanan
tersebut berusaha melebarkan pembuluh darah karena semua pembuluh
darah memang dapat dilebarkan. Pembuluh vena dapat dilebarkan delapan
kali lipat pembuluh arteri. Selain itu tekanan menyebabkan darah keluar dari
pembuluh melalui setiap lubang yang berarti tekanan darah normal yang
cukup tinggi dalam arteri akan memaksa darah mengalir kedalam arteri
kecil, kemudian memulai kapiler dan akhirnya masuk kedalam vena. Oleh
karena itu tekanan darah penting untuk mengalirkan darah dalam
lingkungan sirkulasi (Ardiansyah, 2012).

4. Patofisiologi dan Pathway


a) Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini,neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Riyadi, 2014).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

17
adrenal mensekresi kartisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebbabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Wijaya dan Putri, 2013).
Untuk pertimbangan gerontologi. Perubahan struktural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah.Konsekuensinya,aorta dan arteri besar berkurang kemampuanya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2015).

18
b) Pathway

Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok,


Beban Kerja Jantung
stress, kurang olah raga, genetik, alkohol, konsentrasi
garam berlebih, obesitas
Aliran darah makin cepat
keseluruh tubuh sedangkan
Kerusakan vaskuler Tekanan sistemik
Hipertensi nutrisi sel sudah mencukupi
pembuluh darah darah meningkat
kebutuhan

Perubahan situasi Krisis situasional Metode koping tidak efektif


Perubahan
struktur
Defisit
Informasi yang pengetahuan Ketidakefektifan koping
minim
Penyumbatan
Resistensi pembuluh darah
Nyeri akut
otak meningkat
Vasokontriksi

Gangguan Suplai O2 ke Gangguan pertukaran


Otak
sirkulasi otak menurun gas

Pembuluh darah

Retina

Ginjal Koroner
Spasme Sistemik
arteriol
Vasokontraksi Iskemia
pembuluh darah Vasokontraksi miokard
ginjal Resiko cedera

Penurunan curah Afterload Nyeri


Blood flow darah meningkat
jantung
menurun

Respon RAA Retensi Na Fatigue


Intoleransi
Edema
aktifitas
Merangsang aldosteron

Bagan 2.1

Pathway Keperawatan Dengan gangguan Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi ( Nurarif, 2016 )

19
5. Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi (Tambayong, 2015)
a)Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b)Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongsn medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi
mengeluhkan sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual muntah, epistaksis, bahkan sampai kesadaran menurun.

6.Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO klasifikasi hipertensi dibagi menjadi tiga tingkat yaotu
tingkat I tekanan darah meningkat tanpa gelaja-gejala dari gangguan atau
kerusakan system kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala
hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau
gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan darah meningkat
dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan fatar dari
target organ.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
spignomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari
pengukuran tersebut adalah tekanan darah sistol maupun diastol yang dapat
digunakan untuk menentukan hipertensi atau tidak. Terdapat beberapa
klasifikasi hipertensi pada hasil pengukuran tersebut (Nurarif, 2015).

20
Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut (Nurarif, 2105)

Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal <120 <80

Normal 120-130 80-84

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi ringan (stadium 1) 140-159 90-99

Hipertensi sedang (stadium 2) 160-179 100-109

Hipertensi berat (stadium 3) 180-209 110-119

Hipertensi sangat berat >210 >120

(stadium 4)

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi menurut


The Sevent Report of the Join National Commite (JNC 7) on Prevention,
Detected, Evaluation,and Reatmen of High Blood Pressure (2015)

Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage l 140-159 90-99

Hipertensi stage ll 160 100

7. Penatalaksanaan
a) Nonfarmakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah
tinggi (Ridwan, 2014). Penatalaksanaan nonfarmakologis terdiri dari

21
berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan
darah yaitu :
1). Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai body mass index
(BMI) dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan, 2016). Mengatasi
obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan diet
rendah kolestrol namun kaya dengan serat dan
protein(prizerpeduli.com), dan jika menurunkan berat badan 2,5-5
kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg
(Radmarssy, 2017).
2). Kurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara
diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6
gram NaCl atau 2,4 gr garam/hari). (Kaplan, 2016)

3). Batasi konsumsi alkhol


Radmarssy (2017) mengatakan bahwa konsumsi alcohol
harus dibatasi karena konsumsi alkhol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat mempunyai resiko
mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang
tidak minum-minuman beralkohol.
4). Makan k dan Ca yang cukup dari diet
Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol (3500 mg)/hari)
dengan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah
lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak total.
(Kaplan, 2016).
5). Menghindari rokok
Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan
timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan resiko
komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan
stroke, maka perlu dihindari mengkonsumsi tembakau (rokok)
karena dapat memperberat hipertensi (Dalimartha, 2016)
6). Penurunan stress

22
Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap
namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan
kenaikan sementara yang sangat tinggi. (Sheps, 2015).
7). Terapi masase ( pijat )
Menurut Dalimartha (2016), pada prinsipnya pijat yang
dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar
aliran energy dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan
komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energy
terbuka dan aliran energy tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot
dan hambatan lain maka resiko hipertensi dapat ditekan.

b) Farmakologi
1). Diuretik (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan di tubuh
berkurang
yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2). Penghambat simpatetik (metildopa, klonidin dan reserpin)
Menghambat aktivitas saraf simpatis
3). Betabloker (metoprolol, propanolol dan reserpin)
- Menurunkan daya pompa jantung
- Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernafasan seperti asma bronkhial
- Pada penderita diabetes melitus: dapat menutupi gejala
hipoglikemia
4). Vasodilator (prasosin,hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah
5). ACE inhibitor (captopril)
- Menghambat pembentukan zat angiotensin ll.
- Efek samping: batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6). Penghambat reseptor angiotensis ll (valsartan)
Menghalangi penempelan zat angiotensin ll pada reseptor sehingga

23
memperingan daya pompa jantung.
7). Antagonis kalsium (diltiasem dan varapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).

8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Aspiani, 2015).
a) Pemeriksaan Laboratorium
a.Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskosites) dan dapat
mengindikasi faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b.BUN / kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
c.Glukosa : Hiperglikemia (Diabetes Melitus adalah pencetus
Hipertensi dapat diakibatkan oleh pengeluaran
kadar ketokolamin.
d.Urinalisasi : Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan
Disfungsi ginjal dan ada DM.

b) CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati


c) EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas,
peninggi gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi
d) IUP : Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal, perbaikan ginjal
e) Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

24
9. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi pada hipertensi, yaitu: (Nurarif,2016)
a. Stroke
Stroke dapat terjadi akibat hemoragik tekanan darah tinggi di otak,
akibat embulus yang terlepas dari pembuluh darah selain otak yang
terpanjnag tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis
apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hiperterofi dan
penebalan, sehingga aliran darah karena otak yang diperdarahi
b. Infark Miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila berbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melewati
pembuluh darah. Pada hipertensi kronis hipertrofil pentrikel, kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapt dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kafiler glumerulus ginjel. Dengan rusaknya glumerulus,
aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksemi dan kematian
d. Enselopati
Ensolepati dapat terjadi terutama karena pada hipertensi maligma
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat
tinggi pada kelainan ini menyebabkan pengingkatan teknanan kapiler dan
mendorong cairan ke ruang interstisial diseluruh susunan saraf pusat
(Arsdiasnyah, 2012)
e. Kejang Demam
Kejang demam dapat terjadi pada wanita Pre Eklamsia-bayi yang baru
lahir mengnkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat, kemudia dapat mengalmi hipoksia dan asidosis jika ibu
mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan
(Aspiani, 2016)

25
11. Faktor Resiko Hipertensi
Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas faktor yang tidak dapat
diubah/dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga , genetik.
Dan faktor yang dapat di ubah/dikontrol yaitu kebiasaan merokok,
minuman berakkohol, obesitas, stres (Sugiharto, 2007)

C. Konsep Diet
1. Definisi Diet
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan oleh seseorang atau
suatu populasi penduduk. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh
latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat
tertentu. Meskipun dasarnya manusia adalah omnivora, seringnya suatu
kelompok masyarakat memiliki preferensi atau pantangan terhadap
beberapa jenis makanan. Dan inilah yang dimaksud dengan diet
(Mary E.back, 2012)

2. Diet seimbang
Jika pengertian diet adalah suatu perilau yang mengatur pola makan,
maka yang dimaksud diet seimbang adalah diet yang bisa memberikan
semua nutrisi dalam jumlah memadai; tidak terlampau banyak dan tidak
terlalu sedikit

3. Diet Bagi Penderita Penyakit Hipertensi


Diet memilki peranan penting dalam proses penyembuhan pasien
kardiovaskuler (Penyakit Jantung). Diakui atau tidak, dalam dunia
kedokteran saat ini, penyakit jantung masih merupakan topik penting yang
selalu dibahas dan diperdebatkan baik dari segi medis maupun segi
pengobatannya. Diet hipertensi yang dilakukan yaitu diet rendah garam.

26
4. Syarat diet
Syarat-syarat diet yang akan diberikan kepada penderita hipertensi
yaitu:
- Kalori disesuaikan dengan keadaan penyakitnya. Biasanya, diberikan 30
kalori per Kg berat badan ,antara 1000-1500 kalori per hari
- Mengandung protein sekitar 0,5 -1 gram per kg berat badan
- Mengandung lemak sekita 20% dari jumlah pemberian kalori, dan dua
tiga per tiga dari jumlah lemak harus berasal dari lemak yang tak jenuh
kolestrol, yang merupakan salah satu dari lemak yang berasal dari
makanan ataupun dapat dibuat oleh tubuh dalam jaringan hati. Bila terjadi
penimbungan kolestrol dalam tubuh, maka jumlah kolestrol dalam
makanan yang diberikan dikurangi serta jumlah lemaknya disesuaikan.
Bahan makanan yang mengandung kolestrol adalah kuning telir, daging,
udang, kerang, minyak ikan, keju, dan susu.

5. Edukasi Diet Hipertensi


Melakukan penyuluhan tentang hipertensi dengan menggunakan
leaflet dan poster. Pada saat penerapan kepatuhan diet, misalnya
memisahkan makanan yang dapt memicu tekanan darah meningkat

6. Contoh Rancangan Diet Hipertensi


Diet hipertensi yang pertama adalah menyantap sereal yang memiliki
kandungan serat tinggi sebagai sarapan pagi. Satu cup oatmeal akan
memebri anda 6 gram serat larut yang sangat dibutuhkan oleh tubuh guna
menyingkirkan kolestrol dari dalam tubuh, yang jika diberikan dapat
mengendap di dalam dinding pembuh darah. Anada juga dapat
menambahkan beberapa iris pisang guna mendapatkan tambahan tiga atau
empat gram serat. Di dalam rancangan diet penyakit hipertensi ini,
dianjurkan untuk mengkonsumsi sedikitnya 10 gram serat larut dalam
sehari.
Sebagai makanan di pagi hari, penderita hipertensi dapat
menyantap buah-buahan dan sayuran segar, saat siang hari menyantap dua

27
cangkir sup buatan sendiri, yang mendominasi kacang-kacangan dan
kaacang lentil. Pasa saat sore hari juga harus masuk dalam rancangan diet
penyakit jantung yang dapat jalani. Hindari makanan atau minuman yang
banyak mengandung gula dan kafein, tetapi pilihlah makanan yang
mengandung protein guna memberi tambahan energi. Dan pada malam hari
masukkan bahan makanan yang banyak mengandung asam lemak omega-3,
seperti ikan salmon, trout, sarden, dan tuna serta ikan kering.

7. Diet Rendah Garam untuk Hipertensi


Batasi penggunaan garam pada masakan jangan lenih dari 1 sendok
teh (2400 mg/hari). Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari
diet ringan (Konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75
per hari), dan berat (kurang dari 1, 25 gram per hari) (Wahda, 2011)

8. Tujuan
Tujuan diet ini adalah membantu menghilangkan restensi garam atau
air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanna darag pada pasien
hipertensi (Almatsier,S. 2004) Diet rendah garam dapat dipakai untuk
mengatasi hipertensi primer, khususnya hipertensi ringan karena pada
sebagian orang hipertensi muncul bersamaan dengan mengkonsumsi garam
yang tinggi (Beck, ME. 2011)

8. Pembatasan Natrium
Sumber-sumber natrium dalam makanan:
a. Natrium merupakan unsur alami ang terdapat pada semua bahan pangan.
Daging, ikan susu, dan telur mengandung lebih banyak natrium dari pada
buah-buahan, sereal, dan sayur-sayuran
b. Natrium merupakan konstituen dalam garam dapur (natrium klorida)
yang lazim digunakan untuk memasak dan disediakan dimeja makan
sebagai penambah rasa. Natrium juga menjadi komonen beberapa bahan
penyedap makanan dan aditif seperti bumbu masak (mono sodium

28
glutamate), soda kue (natrium bikarbonat), unsur ini juga terdapat dalam
bahan pengawet makanan seperti natrium benzoate dan natrium suffit.
c. Kandungan natrium dalam makanan semakin meningkat dnean
diterapkannya sebagai cara pengawetan seperti penambahan garam dalam
pembuatan ikan asin, lidah asap, dan keju. Demikian pula buah-buahan
dan sayuran yang diasinkan, acar dan sayuran yang disimpan dalam botol
atau kaleng, berbagai jenis saos seperti tauco, saos tomat, sambal dan
lain-lain
d. Roti dan kue dikembangkan dengan soda kue atau natrium bikarbonat
juga turut menambah konsumsi natrium bagi mereka yang memiliki
kebiasaan makan roti atau kue sebagai cemilan (snack)
e. Daftar kadar natrium (mg/100g bahan makanan )
Tabel. 2.3 sumber natrium pada hidra arang

Bahan makanan Natrium Bahan makanan Natrium


Beras giling 5 Roti bakar 700
Beras ½ giling 5 Roti coklat 500
Deras ketan 5 Roti coklat tak beragam 10
Beras merah bihun 2 Roti kismis 300
Biscuit 13 Roti putiroti 530
Havermout 500 havermoutputih tak 3
Jagung kuning 5 beragjagung kungingam 11
Kentankrekes (soda) 5 Roti susu 3
Krekers garam 7 Singkong 11
Kue-kue 110 Tepung kedelai 5
Macaroni 710 Tepung tapioca 2
Misua 250 Tepung terigu 36
Ubi kuning
Ubi putih

29
D. Kerangka Teori

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Keluarga merupakan sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat, peran keluarga sangatlah penting ketika
dalam tahap perkembahan itu tidak terpenuhi banyak masalah penyakit yang diderita oleh
anggota keluarga, salah satunya yaitu penyakit hipertensi

Hipertensi

Penderita yang dikatakan menderita Hipertensi apabila Perubahan status psikologis


Sistol dan diastolnya lebih dari batas normal , Biasanya
1. Kualitas tidur
penderita hipertensi memiliki kondisi yang mudah 2. Depresi
stress,pusing,sesak napas, mudah lelah, gelisah, bahkan
3. ansietas
sampai kesadaran menurun, mengapa penerita
hipertensi banyak tidak mengalami kesembuhan ?
Edukasi
penatalaksanaan
Penyakit hipertensi
patuh

Kepatuhan diet Cukup patuh


1. Usia hipertensi
2. Jenis kelamin
tidak patuh
3. Genetic
4. Etnis Diet hipertensi merupakan salah satu
5. Aktifitas fisik diet yang harus dipatuhi oleh penderita
6. Obesitas hipertensi, mulai dari makanan yang
7. Konsumsi natrium harus dikonsumsi yadan yang tidak
8. Diet tidak teratur boleh dikonsumsi

9. Merokok Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Normal < 120 < 80
10. Konsumsi alcohol dan
Prehipertensi 120-139 80-89
kafein Hipertensi stage l 140-159 90-99
Hipertensi stage ll 160 100

30
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
LITERATURE RIVIEW

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari
hal – hal khusus. Oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep
tidak dapat langsung diamati atau diukur (Notoadmojo, 2012). Kerangka
konsep dalam literature yang direview ini meliputi pre test, intervensi, dan
post test. Pre test adalah pelaksanaan wawancara awal pada pasien sebelum
diberikan intervensi.
Variabel literature review ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam literature
review ini yaitu kepatuhan diet sebelum, variabel terikatnya adalah,
kepatuhan diet sesudah. Dan intervensi yang dilakukan yaitu dengan cara
edukasi diet hipertensi kepada pasien. Untuk lebih jelasnya digambarkan
dalam bentuk skema kerangka konsep 3.1 sebagai berikut :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Pre Test Intervensi Post Test

Kepatuhan Diet Edukasi Kepatuhan Diet

Hipertensi Sebelum Pendampingan Hipertensi Sesudah


Diet Hipertensi

31
A. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi dimana terjadi perubahan sifat
variabel-variabel yang digunakan dalam literature review, berawal dari
konsep yang masih bersifat abstrak diubah menjadi operasional yang
memudahkan pengukuran variabel tersebut (Wasis, 2008). Adapun definisi
operasional literature review ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional

1 Kepatuhan Diet Hipertensi Suatu kewajiban/ ketaatan yang


harus lakukan dan diikuti serta
dilaksanakan oleh penderita
hipertensi
untuk melakukan kepatuhan diet
hipertensi

2 Edukasi Memberikan informasi serta


Diet Hipertensi pengetahuan tentang asuhan
keperawatan kepatuhan diet hipertensi
dan memberikan ilmu keterampiran
mengeola diet hipertensi terhadap
perilaku diet pada penderita hipertensi.

32
B. Hipotesis literature review
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan semetara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori (Sugiyono, 2014)
Hipotesis dalam literature review ini yaitu :
1. Terdapat Pengaruh Edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada
penderita hipertensi
2. Tidak Ada Pengaruh edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada
penderita hipertensi

33
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

A. Pertanyaan Panduan
1. Apakah Edukasi Diet Hipertensi mempengaruhi kepatuhan diet pada
pasien penderita hipertensi ?
2. Kata kunci :
- Hipertensi (Hypertension)
- Edukasi Diet Hipertensi (Hypertension Diet Education)
- Kepatuhan (Obedience)

B. Kriteria Inklusi:
- Artikel/jurnal yang memiliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan
yaitu pengaruh edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada
penderita hipertensi
- Berbahasa inggris atau Indonesia dan full text
- Artikel dengan responden pralansia dan lansia
- Yang menjadi responden adalah pasien yang mengalami Hipertensi
- Intervensi yang digunakan yaitu Edukasi Pendampingan diet Hipertensi
- Artikel/jurnal penelitian yang di publikasi pada tahun 2015-2019
- Jurnal yang full text
- Jurnal akademik

C. Sumber data
Data diperoleh dari database elektronik yaitu google scholar, Pubmed, dan
WhereisDoc antara tahun 2015-2019. Dari kata kunci 1.034 (dari kata
kunci yang diperoleh dari google scholar dan WhereisDoc sebanyak 300) di
database Peneliti memilih sendiri artikel sesuai dengan judul dan abstrak.
Artikel yang tidak terkait dengan Edukasi Pendampingan diet Hipertensi tidak
diambil, karena dapat menjadi intervensi dalam penelitian ini. Pubmed
sebanyak 250 kata kunci yang didapat, tetapi pada pencarian melalui pubmed
itu tidak diambil karena berbeda pada penyakit, penyakit bukan pada

34
penderita hipertensi tetapi pada penyakit lain. Dengan total jurnal yang
didapat 20 jurnal (15 dihilangkan) total 5 jurnal yang dipilih dan ke-5 jurnal
tersebut berasal dari Indonesia yang didapat melalui Google Scholar, dan
WhereisDoc. Masing-masing jurnal akan dibaca dengan cermat oleh peneliti
mulai dari awal hingga akhir untuk mengumpulkan informasi tentang Edukasi
diet Hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita Hipertensi.

Gambar 4.1
Proses Literatur Review

Identification
Database Search Strategy
Google Scholar Edukasi diet, kepatuhan diet hipertensi
whereisDoc Edukasi diet hipertensi
pubmed Hypertension Diet Adherence

1.034 artikel yang


ditemukan di database
Seleksi 266 artikel dikecualikan melalui
membaca judul dan abstrak
20 artikel yang dipilih di
database
15 artikel dikeluarkan setelah
membaca teks lengkap
Inklusi
5 artikel yang dipilih
untuk literature review
terakhir

35
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dari sumber yang didapat ada 5 termasuk artikel dan jurnal yang dipilih
untuk review ini, semua berkorespondensi untuk studi kuantitatif. semua artikel
dan jurnal yang termasuk ini diterbitkan antara 2015 sampai 2019. Studi
dilakukan diberbagai negara: Indonesia dan Amerika. Masing-masing jurnal
dibaca dengan cermat mulai dari abstrak hingga hasil untuk menyimpulkan
informasi tentang edukasi diet terhadap kepatuhan diet pada pasien penderita
hipertensi.
Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan
darah diastolic maupun tekanan darah diastolic. Dimana tekanan
darahsistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
Edukasi diet terhadap kepatuhan diet penderita hipertensi dilakukan untuk
memberikan sikap patuh serta prilaku agar terbiasa untuk melakukan diet
hipertensi . dari 5 jurnal semuanya membahas tentang kepatuhan diet
hipertensi. Seperti yang tertera pada tabel 5.1 sebagai berikut:

36
Tabel 5.1
Daftar Literatur Riview Jurnal
No Nama Negara Tujuan Desain Sampel Pengukuran Prosedur Hasil Temuan
Peneliti
dan
Tahun
1 Rita Indonesia untuk Quasi n = 75 kepatuhan diet diukur Mengkonsumsi Hasil analisis uji WhereisDoc
Uliatining mengetahui exspre sampel dengan kuesioner yang sayuran serta buah wilcoxon J.Gipas,
sih dan, pengaruh mental berisi 25 pertanyaan yang banyak didapatkan hasil November
Adhila edukasi diet design skala likert (selalu, mengandung serat ada perbedaan yang 2019, Volume 3
Fayasari DASH sering, jarang, tidak pangan (30 signifikan antara Nomor 2 ISSN
one
(2019) terhadap pernah). gram/hari) dan tekanan darah 2599-0152
group
kepatuhan diet mineral tertentu sistolik dan eISSN 2599-
dan tekanan pre- (kalium, diastolic sebelum 2465.
darah pada posttest magnesium serta dan setelah Universitas
penderita kalsium) sementara intervensi Binawan.
hipertensi asupan garamnya (p=0,000). Ada
rawat jalan di pengaruh edukasi
Rumkital diet DASH
Marinir terhadap kepatuhan
Cilandak diet dan tekanan
darah pada
penderita hipertensi
rawat jalan di
Rumkital Marinir
Cilandak
2 Dea Indonesia untuk Quasy n = 73 Menggunakan Mengajarkan pola Penelitian ini Google
Mardiana mengetahui Eksperi sampel rancangan pre and hidup yang sehat sebagian besar Scholar
, Shieva apakah ada men post test without serta melakukan tingkat kepatuhan D.Shieva,

37
Nur Pengaruh one control (control diri edukasi diet pretest Vol.2. no. 8.
Azizah Edukasi group sendiri), pada pendampingan edukasi sebanyak Tahun 2019
Ahmad Pasien dan pre- penelitian ini peneliti diet hipertensi 12 responden atau Universitas
(2019) Keluarga posttest hanya melakukan sebanyak 70,6. Muhammadiya
Terhadap intervensi pada suatu Sedangkan h Tangerang
Tingkat K kelompok tanpa tingkat kepatuhan
epatuhan pembandin diet posttest
Diet edukasi sebanyak
Hipertensi 15 responden atau
88,2%. Uji
statistik T test
menunjukan hasil
sig t (2-tailed)
=0.001 yaitu dari
(p value< 0.05)
menunjukan
terdapat pengaruh
yang signifikan
antara edukasi
dengan tingkat
kepatuhan diet
hipertensi
3 Ahmad Indonesia untuk quasi n = 17 Alat yang digunakan Menjaga pola Hasil uji Google
Fauzi, mengetahui eksperi sampel untuk pengumpula makan, serta t-test Scholar.
(2019) pengaruh men data berupa angket mematuhi anjuran dengan Jurnal
pemberian one dan lembar makanan seperti, derajat Kesehatan
edukasi group observasi. (food makanan tinggi kepercaya 2019, Volume 4
terhadap pre- recall). serat,karbohidrat an 95% Nomor 6 ISSN
2489-0352

38
kepatuhan posttest komplek,vitamin, didapatka
diet pada mineral,dan n nilai
agregat antioksidan p=0,02
lansia (p<0,05)
hipertensi dan
diwilayah t=3,771
kerja (t>1,764)
Puskesmas artinya
Palupuh adanya
kecamatan pengaruh
Palupuh pemberian
Kabupaten edukasi
Agam Tahun terhadap
2015 kepatuhan
diet pada
agregat
lansia
hipertensi.
Disaranka
n kepada
lansia dan
keluarga
dengan
lansia agar
dapat
patuh
mengikuti
diet dan

39
aturan
makan
untuk
penderita
hipertensi.

4 Anik Indonesia Mengetahui quasi n = 42 Instrument yang kegiatan edukasi Setelah dilakukan Google
Nuridaya pengaruh experi sampel digunakan kepatuhanyang edukasi ada Scholar.
nti,Nurul edukasi ment minum obat
dilaksanakan perbedaan yang Jurnal
Makiyah, terhadap dengan menggunakan lembar secara rutin serta signifikan kesehatan
dan kepatuhan pre test catatan minum obat adanya kegiatan terhadap karya
Rahmah minum obat and pengontrolan kepatuhan minum husada/Vol.6,
(2018) penderita post konsumi obat obat pada No.1 Tahun
hipertensi di test pada penderita kelompok kontrol 2018. STIKes
Pos non- hipertensi secara dan intervensi Ganesha
Pembinaan equival tidak langsung (p=0,001) Husada Kediri
Terpadu ent meningkatkan Jawa Timur
Kelurahan control kesadaran
Mojoroto group penderita
Kota Kediri hipertensi
Jawa Timur. mengontrol
konsumsi obat
yang diberikan
oleh tenaga
kesehatan.
5 Agung Indonesia mengetahui Quasi n = 24 Analisa data yang konsumsi garam menunjukan Google
Pranoto, pengaruh Experi sampel digunakan adalah penduduk harus adanya pengaruh Scholar.
Erfin program mental Wilcoxon Signed kurang dari 5-6 pada Jurnal

40
Firmawat edukasi one Rank Test gram perhari. penatalaksanaan penelitian dan
i (2015) hipertensi group mengurangi diet setelah pengabdian
terhadap pre- konsumsi garam, diberikan kepadamasyar
penatalaksan posttest kurangi minum- pendidikan akat, Vol.07
aan diet pada minuman yang kesehatan tentang No.1, 31-37.
penderita mengandung hipertensi dilihat ISSN: 2357-
hipertensi di alkohol, konsumsi berdasarkan nilai 869X.
wilayah kerja kalsium, kalium pretest (17,71) Puskesmas
Puskesmas dan magnesium dan post-test Yogyakarta
Kasihan 1 dan kendalikan (19,46), dan p
Bantul kadar kolesterol. value 0,015
Yogyakarta.

41
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri.
Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa
dengan kuat dan arterior yang sempit sehingga darah mengalir menggunakan
tekanan untuk melawan dinding pembuluh darah (Simon, 2015).
Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan
darah diastolic maupun tekanan darah diastolic. Dimana tekanan
darahsistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
Dalam mengatasi dan mencegah penyakit hipertensi diperlukan penangan
khusus terkait dengan hipertensi. Hipertensi dapat diatasi dengan cara
penatalaksaan farmokologi dan non farmakologi, penatalaksaan secara
farmakologi salah satunya dengan obat kimia sintetik, sedangkan
penatalaksaan dengan non farmakologi seperti mengkonsumsi tanaman herbal,
seperti ketimun, bawang putih, labu siam, seledri, daun salam, semangka dan
bahan rempa seperti madu. Salah satu seperti buah semangka dan madu ( Jung
et al,2014).
Hipertensi merupakan Suatu Kondisi dimana pembuluh darah
meningkatkan tekanan. Peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara
esensial (primer atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak bisa di
identifikasi atau secara sekunder akibat dari penyakit tertentu yang diderita.
Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal.
Hipertensi primer terjadi sebesar 90-95 % kasus dan cenderung bertambah
seiring dengan waktu, faktor resiko meliputi obesitas, stres, gaya hidup santai,
pola makan yang tidak baik dan merokok
(Robinson dan Saputra, 2014).
Di era yang modern ini banyak masyarakat dengan bertambahnya usia
pola hidupnya yang tidak sehat yang selalu memilih makanan-makanan yang
instan dan tidak mau berolahraga. Penyakit hipertensi terus mengalami
kenaikakn dan prevelansi yang cukup tinggi dari tahun ketahunnya, prevelensi

42
hipertesi diseluruh dunia, sekitar 15%-20% hipertensi lebih banyak
menyerang pada usia stengah baya pada golongan 55 tahun keatas.
Dalam mengatasi dan mencegah penyakit hipertensi diperlukan penangan
khusus terkait dengan hipertensi. Hipertensi dapat dapat diatasi dengan
penatalaksanaan farmakologi dan not farmakologi, penatalaksaanaan secara
farmakologi salah satunya dengan obat kimia sintesik, sedangkan
penatalaksanaan non farmakologi seperti mengkonsumsi tanamanan herbal
misalnya: mentimun, bawah putih, labu siam, seledri, daun salam, dan
semangka serta diet kepatuhan pada penderita hipertensi.
Kepatuhan diet pada penderita hipertensi berarti pasien harus meluangkan
waktu dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan seperti dalam pengaturan
diet yang harus diterapkan oleh penderita hipertensi misalnya dengan menjaga
pola makan serta menjaga yang dapat memicu terjadinya hipertensi.
Pengaturan kepatuhan diet ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi yang
lebih baik dengan mengkonsumsi jenis dan jumlah makanan yang tepat setiap
hari untuk mencapai hasil yang baik.
Aspek kepatuhan yang dilakukan meliputi terapi diet dan modifikasi gaya
hidup lain, yang bertujuan untuk mengurangi berat badan pada pasien obesitas
dan juga meningkatkan control gula darah 3 serta pengukuran kualitas hidup
karena salah satu tujuan perawatan merupakan kualitas hidup, karena kualitas
hidup yang rendah mengakibatkan terjadinya komplikasi yang semakin parah
sehingga terjadi kecacatan hingga kematian.dan hasil analisis menunjukkan
nilai signifikan p= 0,028 < 0,05 sehingga H0 ditolak, dan Masih banyak pasien
yang tidak taat dengan diet kepatuhan yang disarankan oleh tim kesehatan.
Edukasi diet hipertensi sudah pernah diberikan kepada penderita hipertensi
namun tingkat kepatuhan yang rendah pada penderita hipertensi di pengaruhi
dari faktor pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet
rendah garam tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam
melakukan diet rendah garam.(Endermawan, 2018).
Edukasi merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu penderita hipertensi baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang

43
di dalamnya perawat sebagai perawat pendidik. Merubah gaya hidup yang
sudah menjadi kebiasaan seseorang membutuhkan suatu proses yang tidak
mudah. Untuk merubah perilaku ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi salah satunya adalah pengetahuan seseorang tentang objek
baru tersebut. (Nuridayanti, 2018)
Peran keluarga sangatlah penting dalam kepatuhan diet sesuai yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan baik dalam bentuk promosi kesehatan,
maupun edukasi untuk pengaturan diet. Dengan mengikuti pengaturan diet
diharapkan pasien dapat melakukan tanggung jawab terhadap kepatuhan diet
hipertensi tersebut (Endermawan, 2018).

44
Berdasarkan 5 jurnal penelitian yang sudah dibaca dan dianalisis ada 5
artikel terkait dengan pengaruh edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan diet
pada penderita hipertensi, seperti halnya adalah yang dilakukan Rifinda Finny
Runtukahu Sefty Rompas Linnie Pondaag (2018) Dea Mardiana, Shieva Nur
Azizah Ahmad (2019), Erma Fitriani, Suratini, (2019), memiliki hasil yang
sama yaitu sama-sama melakukan edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan
pada penderita hipertensi dengan metode ceramah serta memiliki hasil yang
sama seperti memberikan pengaruh yang positif terhadap kepatuhan diet
hipertensi.
Menurut Dea Mardiana, Shieva Nur Azizah Ahmad (2019), Aspek
Kepatuhan Mengajarkan pola hidup yang sehat serta melakukan edukasi
pendampingan diet hipertensi, dan hasil penelitian ini sebagian besar tingkat
kepatuhan diet pretest edukasi sebanyak 12 responden atau sebanyak 70,6.
Sedangkan tingkat kepatuhan diet posttest edukasi sebanyak 15 responden atau
88,2%. Uji statistik T test menunjukan hasil sig t (2-tailed) =0.001 yaitu dari (p
value< 0.05) menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara edukasi
dengan tingkat kepatuhan diet hipertensi.
Hasil Penelitian yang dilakukan Agung Pranoto dan Erfin Firmawati (2015)
bahwasannya Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membuat masyarakat
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental dan
sosialnya sehingga masyarakat dapat mencapai kemandirian di masyarakat,
mencapai tujuan hidup sehat dan mendorong pengembangan dan penggunaan
sarana kesehatan dengan tepat. Program edukasi hipertensi sangat penting
dalam memberikan informasi kepada masyarakat terutama penderita hipertensi
dalam menjalani penatalaksanaan diet hipertensi.
Menurut Penelitian Ahmad Fauzi, (2015) bahwasannya Edukasi Diet
hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek yang
serius, karena metode pengendaliannya yang alami serta dapat lebih dipahami
oleh penderita hipertensi
Menurut Dea Mardiana, Shieva Nur Azizah Ahmad (2019), Aspek
Kepatuhan Mengajarkan pola hidup yang sehat serta melakukan edukasi

45
pendampingan diet hipertensi, dan hasil penelitian ini sebagian besar tingkat
kepatuhan diet pretest edukasi sebanyak 12 responden atau sebanyak 70,6.
Sedangkan tingkat kepatuhan diet posttest edukasi sebanyak 15 responden atau
88,2%. Uji statistik T test menunjukan hasil sig t (2-tailed) =0.001 yaitu dari (p
value< 0.05) menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara edukasi
dengan tingkat kepatuhan diet hipertensi.
Menurut penelitian Anik Nuridayanti, Nurul Makiyah, dan Rahmah, (2018)
Hasil penelitian ini mengatakan bahwa edukasi diet dan terapi obat mempunyai
pengaruh terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan terhadap pengobatan
merupakan tingkatan perilaku dimana penderita menggunakan obat, mentaati
semua aturan dan nasihat yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan
Menurut Penelitian Rita Uliatiningsih , Adhila Fayasari, (2019) Ada
pengaruh edukasi diet DASH terhadap kepatuhan diet berdasarkan asupan
Karbohidrat, Protein, Kalium, Magnesium, Kalsum dan Serat sesuai dengan
prinsip diet DASH dan tekanan darah pada penderita hipertensi rawat jalan di
Rumkital Marinir Cilandak.
Kepatuhan diet merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien hipertensi. bahwa Pengaruh edukasi
menimbulkan rasa kepercayaan serta motivasi, sehingga dapat menimbulkan
sikap untuk mengkonsumsi obat dalam menjaga kesehatan. Setelah dilakukan
edukasi dapat memberikan rasa nyaman sehingga penderita hipertensi selalu
merasa diperhatikan karena banyaknya dukungan yang diberikan oleh peneliti
dengan cara memberikan motivasi untuk selalu mengkonsumsi obat. Motivasi
untuk mengkonsumsi obat secara terarur dapat membantu pencapaian
kesehatan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Sendra (2013)
terdapat perbedaan pengaruh edukasi suportif terstruktur dan penyuluhan
standar rumah sakit terhadap motivasi.
Dari uraian ke-5 jurnal penelitian yang direview tersebut berpendapat
bahwa edukasi diet hipertensi terhadap kepatuhan pada penderita hipertensi
memiliki banyak manfaat terutama pada kepatuhan diet hipertensi. Untuk itu
perlu adanya edukasi untuk meningkatkan kepatuhan diet agar mencegah
terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi dan juga masih banyak

46
kurangnya kepatuhan dari penderita hipertensi serta banyak yang belum
mengerti tentang bagaimana cara pola makan yang baik dan sehat serta
mengurangi peningkatan tekanan darah. maka dari itu dari jurnal yang sudah
saya analisis bahwasannya adanya keberhasilan dan tidak berhasil dalam
menjalankan kepatuhan pada penderita hipertensi. Dari hasil literatre review
yang telah dilakukan beberapa artikel memiliki persamaan yaitu dalam
melakukan edukasi diet hipertensi sama-sama melakukannya dengan metode
wawancara serta door to door untu pemantauan pasien secara langsung dan
edukasi kepatuhan diet hipertensi ini juga memberikan dampak yang sangat
positif kepada penderita hipertensi,serta memberikan motivasi agar pasien
menimbulkan rasa patuh dalam dirinya masing-masing.
Lalu juga terdapat persamaan pada 5 artikel tersebut bahwasannya untuk
Kepatuhan ini difasilitasi dengan reminder berupa alarm pengingat makan buah
dan sayuran yang berperan sebagai faktor pemungkin. Selain itu diperkuat
dengan adanya data rekapan kepatuhan mereka didalam melaksanakan diet
hipertensi untuk mendukung status kesehatan mereka yang tergambar dalam
status kepatuhan diet yang bisa diakses oleh admin (petugas). Maka dari itu
peneliti menyimpulkan bahwa dengan adaya edukasi kepatuhan diet hipertensi
ini sangat efektif dan sangat mudah dimengerti oleh penderita hipertensi dalam
melakukan kepatuhan agar dapat tertanam pada diri penderita hipertensi.

B. Keterbatasan
penulis menyadari terdapat kekurangan dan keterbatasan untuk mereview
atau menulis artikel literature review ini, meskipun telah diupayakan sebaik
mungkin untuk mengatasinya. Adapun kekurangan dalam penulisan literature
review ini seperti kurang sumber data berbentuk artikel full text didata base
elektronik yang relevan lain yang bisa mempengaruhi hasil penulisan literature
atau dapat memberikan hasil yang bias. Dan juga data base elektronik yang
dianjurkan oleh institusi terdapat artikel full text yang disarankan terkadang
berbayar.

47
BAB VII
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari analisis literature riview dan pembahasan yang
telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya edukasi diet
hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi dapat memberikan
hasil pengaruh yang positif terhadap kepatuhan diet hipertensi serta peneliti
tertarik untuk melakukan analisis literature Review tentang pengaruh edukasi
diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Hasil studi literature review ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman
dan menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan analisis literature
review khususnya dalam bidang keperawatan komunitas, serta dapat
digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil studi literature review ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
serta bahan acuan dan bahan mengajar dan sumber informasi untuk
mahasiswa/i dalam menganalisis literature review yang akan datang.

48
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surah Yunus: 57

Anorital, (2015) Morbiditas Dan Multi Morbiditas Pada Kelompok Lanjut Usia
Di Indonesia: Jurnal Biotek Medisiana Indonesia: Vol.4.2.2015:77-88

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press

Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap


Menjadi Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Bare BG., Smeltzer SC. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC. Hal : 45-47

Beck E Mary, 2011: Ilmu Gizi dan Diet: Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
(YEM)

Black, Joyce & Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Salemba Medika

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:


Alfabeta

Dinas Kesehatan Kota Palembang. (2018). Profil Kesehatan Kota Palembang.


Dinkes Kota Palembang

Dinas Kesehatan Kota Palembang. (2018). Data Rheumathoid Arthritis Kota


Palembang
Dinkes Prov. SumSel. (2015) Profil Keseehatan Provinsi Sumatera Selatan
2015.SumSel: Dinkes Prov. SumSel
Effendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Endermawan, M.Ricky. (2018) Pengaruh Penerapan Telenursing Terhadap
Kepatuhan Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit
Pusri 2018.STIKes Muhammadiyah Palembang

Fauzi, Ahmad.(2019). Pengaruh pemberian edukasi terhadap kepatuhan diet


pada agregat lansia Hipertensi di wilayah kerja puskesmas Palupuh
kecamatan palupuh kabupaten agam tahun 2015.
http://repo.stikesperintis.ac.id/id/eprint/486
Finny, Rifinda. (2015) Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Melaksanakan Diet Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah

49
Kerja Puskesmas Wolaang Kecamatan Langowan Timur : ejournal
keperawatan (e-Kp).Volume 3, Nomor: 2, Mei 2015
Handono. (2013). Upaya Menurunkan Nyeri Sendi Lutut pada Lansia di Posyandu
Lansia Sejahtera. Jurnal Stikes Vol.6 No.1

Hidayat, Achmad.(2019). Khazanah Terapi Komplementer Alternatif. Bandung :


Nuansa Cendekia

Hopkins.(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jerusalem, Mohammad Adam (2011). Peningkatan Keterampilan Bisnis


Mahasiswa Dengan Teknik Coaching: Dipublikasikan Pada Prosiding
Seminar Nasional PTBB, UNY

Kementrian Kesehatan RI, (2017) Data Penderita Hipertensi

Kholifah, S, N. (2016). Keperawatan Gerontik. Pusat Pendidikan Sumber Daya


Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan

Khoirin, & Rosita Meri, (2018) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Diet Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Pakjo Palemban.
Jurnal. Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan

Lukman, Trullyen Vista. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operasi section casarea di RSUD. Prof. Dr.
Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal. Gorontalo: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo.

Mardiana, & Azizah Nur. (2018). Edukasi Pasien Dan Keluarga Terhadap
Tingkat Kepatuhan Diet Hipertensi Di Puskesmas Teluknaga Kabupaten
Tangeran.Universitas Muhammadiyah Tangerang. Universitas Negeri
Gorontalo. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/senamu/article/view/2154

Muttaqin, Arif. (2013). Buku Saku Gangguan Muskulostkletal. Jakarta : EGC

Murwani, Setyowati. (2008). Asuhan Keperawat Keluarga. Jogjakarta : Mitra


Cendik

Nasution. (2011). Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Noor, Z.(2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal Edisi 2. Jakarta : Salemba


Medika

Notoadmotdjo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta “: PT.


Rineka Cipta

50
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction. https://onesearch.id/Record/IOS3145.slims-17253

Nurhidayah, Diani, dkk. (2019). Manajemen Kepatuhan Diet Guna Meningkatkan


Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe. Dunia Keperawatan, Volume
7, No 1.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/viewFile/4408/pdf

Nuridayanti, Anik, Nurul Makiyah, & Rahmah. (2018). Pengaruh Edukasi


Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Pos
Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. Jurnal
Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018. http://2154-4981-1-SM
%20(1).pdf

Padila, 2012 : Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah :Yogyakarta, medical book

Papdi PB, 2009 : Panduan Pelayanan Medik :Jakarta Pusat: InternaPublishing

Prasetya, A, S. (2010). Pengaruh Terapi Kognitif dan Senam Latih Otak

Pranoto1 Agung & Erfin Firmawati. (2015) Pengaruh Program Edukasi


Hipertensi Terhadap Penatalaksanaan Diet Rendah Natrium Dan
Kolesterol Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t53044.pdf

Prapti, dkk. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan


Penatalaksanaan Diet Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan Kelurahan
Tonja. Jurnal Keperawatan COPING NERS.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/14035

Prihandana, Sadar (2012). Studi fenomenologi; Pengalaman kepatuhan


perawatan mandiri pad apasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota
tegal” Tesis, Universitas Indonesia, Depok. http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20305675-T30936%20-%20Studi%20fenomenologi.pdf

Robinson, J.M., & Saputra, L. (2014). Buku Ajar Visual Nursing Medikal Bedah
(Jilid 1). Jakarta : Binarupa Aksara

51
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu

STIKes Muhammadiyah Palembang. (2019). Pedoman Skripsi. Program Studi


Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang

Sri Siska Mardiana, (2018) Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan


Tentang Diet Dm Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Di
Rsud R.A Kartini Jepara. / Indonesia Jurnal Perawat:
Vol.3 No.1 (2018) 44-50

Stanley, M. & Beare, P.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Jakarta: EGC.

Suyoto, Agushybana, & Suryoputro, (2019). Pengaruh Penggunaan Aplikasi


Patuh Terhadap Kepatuhan Melakukan Diet Hipertensi Pada Pasien
Hipertensi Di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. No.7
https://doi.org/10.32699/ppkm.v7i1.956

Sugiyono. (2017). Metodelogi Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif dan R&D): ALFABETA, cv : Bandung

Sugiharto, Aris (2007). Faktor-faktor risiko hipertensi grade ll pada masyarakat.


Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Uraningsari, Fitrie. (2016). Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan Kebahagian


Pada Lanjut Usia: Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Uliatiningsih Rita & Adhila Fayasari (2019). Pengaruh Edukasi Diet Dash
(Dietary Approaches To Stop Hypertension) Terhadap Kepatuhan Diet Dan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumkital Marinir Cilandak.
J.Gipas, November 2019, Volume 3 Nomor 2 ISSN 2599-0152 eISSN 2599-
2465 http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps

Wahdah, Nurul. (2011). Menaklukkan hipertensi dan diabetes. Multi solusind:


Yogyakarta

Wasis, (2008) Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2,


Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

52
World Health Organization.(2018). Data Penderita Hipertensi

53

Anda mungkin juga menyukai