FE TAUFIK HIDAYAT
011 SYE 17
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
FE TAUFIK HIDAYAT
011 SYE 17
Fe Taufik Hidayat
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
diajukan oleh
FE TAUFIK HIDAYAT
011 SYE 17
Mengetahui
Prodi Keperawatan Jenjang D.III
Ketua,
diajukan oleh:
FE TAUFIK HIDAYAT
011 SYE 17
Mengetahui,
Prodi Keperawatan Jenjang D.III
Ketua,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengajaran Nutrisi Pada
Keluarga Dengan Anak Usia Toddler Dengan Status Gizi Buruk” dapat
terselesaikan dengan baik. Adapun penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini
dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
Keperawatan.
2. Kepala Desa Janaprie dan Keluarga pasien yang telah memberikan izin,
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dengan ikhlas dan sabar
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
dengan ikhlas dan sabar sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
6. Kedua orang tua yang telah memberikan perhatian, doa, dan dukungan moril
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada
waktunya.
7. Semua Staf pengajar dan tata usaha STIKES YARSI Mataram yang telah
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kemurahan hati dan budi baik
dan saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.Semoga Karya Tulis
FE TAUFIK HIDAYAT
(012SYE17)
FE TAUFIK HIDAYAT
(012SYE17)
SAMPUL DEPAN..........................................................................................i
SAMPUL DALAM........................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..............................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI........................................................v
KATA PENGANTAR...................................................................................vi
INTISARI .....................................................................................................vii
ABSTRAK ...................................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
Latar Belakang ....................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................4
Tujuan Studi Kasus..............................................................................4
Manfaat Studi Kasus............................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
Konsep Nutrisi.....................................................................................6
Pengertian................................................................................6
Jenis Nutrisi.............................................................................6
Gizi Seimbang Pada Anak.......................................................7
Pengertian Gizi Buruk.........................................................................9
Pengertian Gizi Buruk.............................................................9
Tanda dan Gejala Gizi Buruk.................................................10
Klasifikasi...............................................................................13
Etiologi...................................................................................14
Patofisiologi............................................................................19
Pathway..................................................................................21
Pemeriksaan Penunjang..........................................................22
Penatalaksanaan......................................................................23
Komplikasi..............................................................................28
Konsep asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
toddler dengan status gizi buruk.........................................................30
BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................70
Rencana Penelitian..............................................................................70
Subyek Studi Kasus............................................................................70
Fokus Studi Kasus..............................................................................70
Definisi Operasional...........................................................................70
Instrumen Studi Kasus........................................................................71
Metode Pengumpulan Data.................................................................71
Lokasi Dan Studi Kasus......................................................................74
Analisa Data........................................................................................74
Etika Penelitian...................................................................................75
i
BAB 1
PENDAHULUAN
terjadi akibat agens penyakit yang menyebabkan infeksi atau akibat proses
dapat bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan
sanitasi buruk (Adriani, 2014). Agar makanan dapat berfungsi dengan baik,
1
2
penyakit infeksi yang berulang sehingga tubuh tidak bisa menyerap zat – zat
Penyebab langsung seperti, asupan gizi dan penyakit infeksi.Dalam hal ini
meskipun anak mendapat makanan cukup, tetapi sering diserang diare atau
bahwa situasi yang telah menjadi kebiasaan tersebut harus tercipta baru anak
(Nurwijayanti 2016).
dan organ tubuh (Rusilanti, 2012). Keadaan bahan pangan dan peralatan
Lingkungan yang tidak sehat dapat berpengaruh terhadap status gizi, untuk
Gizi buruk merupakan kelainan gizi yang dapat berakibat fatal pada
kesehatan anak. Kejadian gizi buruk ini apabila tidak diatasi akan
ibu tentang pola pemberian makan yang baik di Posyandu atau melalui
diharapkan ibu dapat memahami pola pemberian makan yang baik. Dengan
menjadi baik oleh karna itu. Penting terkait untuk melakukan setudi kasus
tentang pengajaran nutrisi pada keluarga dengan anak usia toddler dengan
keperawatan pengajaran nutrisi pada keluarga dengan anak usia toddler pada
pengajaran nutrisi pada keluarga dengan anak usia toddler pada status gizi
buruk
1.4.1 Masyarakat
gizi buruk.
5
keperawatan
usia toddler.
1.4.3 Penulis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Nutrisi adalah makanan dan zat gizi dalam makanan yang berguna bagi
utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat belum 80% berasal
dari karbohidrat.
6
7
2015).
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
2014: 3)
8
Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan
selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa.
utama.
Auliana,2011).
9
sebagai berikut
a. Marasmus
tulang iga tampak jelas dan pantat kendur dan keriput (baggy pant).
b. Kwashiorkor
c. Marasmus-Kwashiorkor
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental
2017).
satu tanda gizi buruk balita adalah berat badan balita dibawah garis
pada anak (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar
kepala).
fakta bahwa kesehatan anak sangat bergantung pada orang tua dan apa
2013).
persoalan gizi pada anak tetapi juga karena adanya anggapan dari orang
2.2.3 Klasifikasi
ringan).
berat)
dan kwashiorkor.
14
6) Gangguan metabolism
7) Tumor hipotalamus
2.2.4 Etiologi
pola makan yang buruk, infeksi berat dan berulang terutama pada
populasi yang kurang mampu. Diet yang tidak memadai, dan penyakit
untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Kusriadi, 2010).
2009).
b. Penyakit infeksi
penderita malnutrisi.
d. Pendidikan ibu
diterapkan ibu kepada anak balita yang berkaitan dengan cara dan
situasi makan. Pola asuh yang baik dari ibu akan memberikan
f. Sanitasi
g. Tingkat pendapatan
rendah dan hal ini mempengaruhi status gizi pada anak balita
V, 2013).
18
h. Ketersediaan pangan
(Faradevi R, 2017).
2.2.5 Patofisiologi
1. Marasmus
tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet.
2. Kwashiorkor
hati.
21
2.2.6 Pathway
Penurunan masa otot, Ketidak seimbangan Asupan cairan tidak Resiko infeksi
cepat letih nutrisi kurang dari seimbang dengan
kebutuhan kebutuhan tubuh
1. Antropometri
buruk.
2.2.8 Penatalaksanaan
lanjut.
24
periode rehabilitasi.
BB/hari.
telur ayam.
dikurangi.
tepung-tepungan
2 jam
c. Mempromposikan ASI
4. Tindak lanjut
a. Merujuk ke puskesmas
1. Tahap Penyesuaian
Jika berat badan pasien kurang dari 7 kg, makanan yang diberikan
sebagai berikut:
sehari.
ditambahkan 5% glukosa
sonde).
2. Tahap Penyembuhan
berat badan sehari dan 2-5 gram protein/kg berat badan sehari.
3. Tahap Lanjutan
terdapat hipomagnesimia.
tahu, bayam, roti gandum, hati ayam atau sapi, tiram, kacang
2.2.9 Komplikasi
2. Hipoglikemi.
3. Infeksi
lebih yang dimulai dari suatu diare cair akut atau berdarah
menyebabkan seorang anak akan menderita KEP dan hal ini bisa
dua arah yang mengarah pada status gizi yang semakin memburuk.
2.3 Konsep asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia toddler
Asuhan Keperawatan pada anak usia toddler pada status gizi buruk
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas / Biodata
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
kekurangan gizi.
1) Prenatal Care
bagi anak.
b) Imunisasi TT
dasar yaitu Hb 0.
2) Natal
a. Jenis persalinan
mengeluarka bayi.
b. Penolong persalinan
setelah melahirlan
plasenta keluar
3) Post Natal
a. Kondisi bayi
malnutrisi.
b. BB lahir
tidak adekuat.
2.3.2 Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
? : Tidak di ketahui
: Garis Perkawinan
35
: Garis keturunan
1. BCG
2. DPT (I,II,III)
3. Polio (I,II,III,IV)
4. Campak
5. Hepatitis
1. Pertumbuhan fisik`
sampai -3SD
kurang <-3SD
kg.
36
a) Antropometri
sentimeter
5) Status Antropometri
<17.0
B. Eliminasi
C. Aktifitas
E. Kognitif persepsi
umum.
pertimbangannya.
c. Kunjungan ke posyandu:
A. Kesan Umum
B. Kesadaran: comfosmetis
40x/menit
D. Kepala
a) Inpeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
( sudut mulut, ala nasi sampai seluruh muka) pada sisi yang
sama
E. Mata
a) Inpeksi
b) Palpasi
F. Hidung
a) Inpeksi
selang NGT.
b) Palpasi
nasalis dan nyeri tekan. Pada anak gizi buruk tidak adanya
G. Telinga
a) Inspeksi
b) Palpasi
H. Mulut
a) Inpeksi
warna gusi, gigi tunggal atau hilang. Pada anak gizi buruk
I. Leher:
a) Inspeksi
b) Palpasi
duduk.
J. Thoraks, pernafasan
a) Inspeksi
saat bernapas.
43
b) Palpasi
menonjol.
c) Perkusi
kencang dan bergaung pada bagia tubuh yang berisi udara, dan
akan lebih lemah dan redup pada bagian tubuh yang padat atau
berisi air. Pada anak gizi buruk terdapat suara weezing dan
K. Abdomen
a) Inspeksi:
b) Auskultasi
c) Palpasi
pembesaran hati.
L. Jantung
a) Auskultasi
Bunyi jantung sehat memiliki irama yang teratur, dan tidak ada
1. Genetalia laki-laki
a) Inspeksi
b) Palpasi
jari.
45
2. Genetalia wanita
a) Inspeksi
b) Palpasi
dan perineum.
N. Ekstrimitas (integument/muskuluskletal)
O. Kulit
tertekan (bokong, fosa popliteal, lutut, ruas jari kaki, paha dan lipat
pengetahuan.
Resiko Infeksi
merubah.
diare.
dan dagkal, anak tampak kurus, mukosa bibir kering, BB/TB <-3
tiga kali dalam 24 jam, feses lembek atau cair, frekuensi penstaltic
darah, denyut nadi cepat, napas cepat, turunnya suhu tubuh, pucat,
2.3.11 Evaluasi
2.3.12 Pendokumentasian
Iimiah adalah desain studi kasus. Penelitian desain studi kasus adalah studi
sumber informasi.Penelitian setudi ini di batasi oleh waktu dan tempat, serta
mengambil kasus, subyek pada penelitian studi kasus adalah 1 pasien atau
Fokus studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah pengajaran
nutrisi pada keluarga pada anak usia toddler dengan status gizi buruk.
3.4.2 Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari
istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan
1. Wawancara
face) (Notoadmodjo,2012).
2. Observasi
(notoadmodjo,2012).
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
kaki.
64
b. Palpasi
c. Perkusi
tubuh.
d. Auskultasi
dokumen (Hasan,2012)
sampai dengan semua data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
1. Penyajian data
2. Kesimpulan
metode induksi.
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010).
68
BAB 4
Tenggara Barat. Didapatkan dari polindes di Desa Dusun Dasan bagek hanya
ada satu orang yang menderita gizi buruk yaitu AN.F yang menjadi pasien
4.2.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Nama :AN. F
8 hari
e. Agama :Islam
2. Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : TN , E
b. Umur : 31
c. Pekerjaan : Guru
69
d. Pendidikan : Sarjana
e. Agama : Islam
2. Ibu
a. Nama : NY. I
b. Umur : 20 Tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
a) Keluhan Utama
1. Prenatal Care
tenaga.
71
b. Imunisasi TT: ya
2. Natal
setelah melahirlan:
3. Post Natal
a. Kondisi bayi:
b. BB lahir: 2700gr
lainnya.
Campak
4.
Hepatitis
5.
A. Antropometri
1. BB : 9,5 Kg
2. TB :89cm
5. Status atropometri
B. Nutrisi metabolic
1. Bayi
C. Eliminasi
mengalir.
D. Aktifitas
pasien mau tidur. pasien bisa tidur ketika di temani oleh ibu nya
dan di kipasi oleh ibu nya. Ibu pasien mengatakan anaknya tidur
lima sampe enam jam pada malam hari dan anaknya tidak sering
tidur pada saat siang hari. lingkungan tempat tidur pasien aman dan
anaknya
75
F. Kognitif persepsi
dengan baik pasien tidak menggunakan kaca mata atau alat bantu
untuk mendengar.
bermain sama teman sebaya nya di karenakan anak nya pemalu dan
menangis dan rewel dan di asuh oleh ibu dan ayah nya
posyandu
rumah.
A. Kesan Umum
B. Kesadaran: composmetis
C. Tanfa-tanda vital
1. Suhu :36,6°C
2. Nadi :70x/menit
77
3. Pernafasan : 21x/mnt
D. Kepala
E. Mata
F. Hidung
G. Telinga
H. Mulut
I. Leher
paratiroid
paratiroid.
nafas 28x/mnt.
79
dada.
K. Abdomen
epiastrium
L. Genitourinary
M. Ekstrimitas (integument/muskuluskletal)
lembut.
N. Jantung
tambahan/mur-mur.
DO:
2. Defekasi lebih dari tiga
kali dalam 24 jam
3. Feses lembek atau cair
4. Frekuensi peristaltic
meningkat
5. Bising usus hiperaktif
6. BAB : Pasien bab 3
kali sehari warna
kuning berbau has
feses, frekuensi lembek
dan cair
Defisit Nutrisi
2 DS: Ketidakmampuan Mengabsorbsi
1. ibu pasien mengatakan
nafsu makan anaknya Makanan
menurun
DO:
1. Nampak makanan
tidak dihabiskan
2. BB:9,5kg
3. LILA:11cm
4. BMI:13,0
5. Rambut tampak tipis,
jarang,kusam dan
berminyak serta
distribusi rambut tidak
merata,.
6. TB:86cm
7. Statatus Gizi
a. BB/U : <2SD
b. ( Gizi Kurang )
c. IMT/U:<-3SD (Gizi
sangat kurang )
8. Mukosa Bibir Kering
9. Bising usus hiperaktif
82
DO
1. Mukosa bibir kering
2. Mata nampak cekung
3. Pasien nampak mual
muntah
4. CRT >3detik
5. Klien nampak lemah
Defisit Pengetahuan
4 DS: Kurang Terpapar Informasi
1. Ibu pasien bertanya- Keluarga Mengenal
tanya tentang penyakit
yang dialami anaknya Masalah Gizi Kurang
2. Ibu pasien mengatakan
cemas dan khawatir
dengan keadaan dan
kondisi anaknya
3. Ibu pasien mengatakan
belum tahu penyebab
dari penyakit anaknya
DO:
1. Ibu pasien tampak
cemas
2. Ibu pasien Nampak
bingung jika ditanya
mengenai penyakit
anaknya
usus hiperaktif
berbusa serta bau khas, Mukosa bibir kering, Mata nampak cekung,
1. untuk mengetahui
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Menejemen Nutrisi:
berhubungan dengan Tindakan 1. identifikasi status nutrisi makanan yang di
Ketidakmampuan keperawatan selama 3 2. identifikasi alergi dan konsumsi dan
mengabsorbsi hari pertemuan intoteransi makanan
makanan diharapkan dengan 3. identifikai makanan penggunaan zat zat
Kriteria Hasil: yang disukai gizi dalam tubuh
1. Porsi makan 4. identifikasi kebutuhan
meningkat kalori dan jenis nutrient 2. untuk mengtahui
2. Berat badan 5. monitor asupan alergi makanan dan
meningkat makanan
3. Frekuensi makan 6. Monitor berat badan makanan yang
membaik tidak di sukai
Terapeutik
85
edukasi
12. agar asupan
makanan di dalam
tubuh dapat
terpenuhi.
Kolaborasi
13. Untuk mennetukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
Pemantauan elektrolit:
3 Risiko Setelah dilakukan Pemantauan elektrolit: Observasi
ketidakseimbangan Tindakan 1. untuk mengetahui
elektrolit keperawatan selama 3 Observasi keadaan umum
berhubungan diare hari pertemuan 1. vital sign pasien
diharapkan dengan 2. identifikasi 2. untuk mengetahui
Kriteria Hasil: kemungkinan penyebab penyebab ketidak
a. asupan cairan ketidak seimbangan seimbangan cairan
meningkat erekterolit 3. melihat beberapa
b. kelembapan 3. monitor mual,muntah kali pasien mual,
mukosa dan diare muntah dan diare
meningkat Edukasi
c. asupan makanan edukasi 4. menginformasikan
meningkat 4. informasikan hasil kepada orang tua
pemantauan hasil pengkajian
mual muntah Menejemen elektrolit
menurun menejemen elektrolit:
Observasi
Observasi 5. melihat setatus
5. monitor status hidrasi nutrisa anak
6. monitor berat badan 6. melihat berat
harian badan anak
Terapeutik
Terapeutik 7. agar pasien
7. berikan asupan cairan tercukupi asupan
sesuai kebutuhan nutrisinya
Sabtu, 1 1 9:00
Agustus WITA 1. mengobservasi warna, 1.ibu pasien Taufik
2020 volume,frekuensi dan mengatakan
konsistensi tinja frekuensi feses
sudah mulai padat,
dan tidak bau
1 9:10
WITA 2. mengobservasi tanda dan 2. tampak tidak ada Taufik
gejala hypovolemia tanda dan gejala
hypovolemia
1 9:15
WITA 3. melihat apakah ada iritasi 3. tampak kemerahan Taufik
pada anus
1 9:20
4. memberikan asupan cairan 4. ibu pasien Taufik
91
protein seperti
telur
2 10:05 7. Mengajarkan ibu diet
WITA yang di programkan 7. ibu pasien Taufik
mengatakan sudah
mulai paham diet
yang di
programkan
2 10:10 8. Mengukur 8.Antropometri
WITA antropometri a) BB: 9,5 kg Taufik
b) TB: 86 cm
c) TB/U: :-1.30
(normal)
d) BB/TB:-2,13
(gizi kurang)
e) IMT/U:-4.57
(gizi sangat
kurang
Minggu 1 9:00
2 WITA 1. mengobservasi warna, 1.ibu pasien Taufik
Agustus volume,frekuensi dan mengatakan
2020 konsistensi tinja frekuensi feses
sudah padat dan
tidak berbau
2 9:30 1. Menganjurkan ibu untuk
WITA tetap memberikan 6. ibu pasien Taufik
makanan yang mengatakan
mengandung tinggi kalori semenjak
dan protein diinformasikan
untuk dianjurkan
makan makanan
93
yang mengandung
protein selalu
berusaha dan
memberikan
anaknya.
1 9:10
WITA 2. mengobservasi tanda dan 2. tampak tidak ada Taufik
gejala hypovolemia tanda dan gejala
hypovolemia
1 9:15
WITA 3. melihat apakah ada iritasi 3. tampak sudah tidak Taufik
pada anus ada tanda iritasi
1 9:20
WITA 4. memberikan asupan cairan 4. ibu pasien Taufik
oralit ½ gelas setiap BAB mengatakan
semenjak frekuensi
fese padat sudah
tidak lagi
memberikan cairan
oralit
1 9:25
WITA 5. menganjurkan makanan 5.ibu tampak Taufik
porsi kecil dan sering kooperatif
secara bertahap
Minggu 2 9:30 2. Mengukur tanda-tanda 1. N:95x/mnt
2 WITA vital pasien RR: 27x/mnt Taufik
Agustus S:36,5°C
2020
1 S: S: S:
1. Ibu pasien mengatakan 1. Ibu pasien
95
P: Intervensi
dihentikan
2 S: S: S:
1. Ibu pasien mengatakan Porsi 1. Ibu pasien mengatakan Porsi 1. Ibu pasien
makan anaknya masih menurun makan anaknya masih cukup mengatakan
2. Ibu pasien mengatakan frekuensi meningkat Porsi makan
makan anaknya masih menurun 2. Ibu pasien mengatakan anaknya
3. Ibu pasien mengatakan nafsu frekuensi makan anaknya meningkat
makan anaknya masih menurun 2. Ibu pasien
96
mengandung
tinggi kalori
dan protein
P: Intervensi
Dilanjutkan
1. Mengukur
tanda-tanda
vital pasien
2. Menimbang
berat badan
pasien
3. Mengukur
antropometri
3 S: S: S:
1. Asupan cairan menurun 1. Asupan cairan cukup 1. Asupan cairan
2. Asupan makanan menurun meningkat meningkat
3. Pasien mual muntah 2. Asupan makanan cukup 2. Asupan
meningkat makanan
O: 3. Pasien mual tetapi tidak meningkat
1. Mukosa bibir kering disertai dengan muntah 3. Pasien sudah
A: Masalah belum teratasi tidak mual
P: Intervensi dilanjutkan O: muntah
1. Identifikasi kemungkinan 1. Mukosa bibir kering
penyebab ketidakseimbangan O:
elektrolit A: Masalah teratasi 1. Mukosa bibir
2. Monitor mual muntah dan 1. Identifikasi kemungkinan lembab
diare penyebab
3. Informasi hasil pemantauan ketidakseimbangan A: Masalah teratasi
4. Monitor status dehidrasi elektrolit 1. Monitor mual
5. Monitor berat badan harian muntah dan
6. Berikan asupan cairan sesuai P: Intervensi dilanjutkan diare
kebutuhan 1. Monitor mual muntah dan 2. Informasi
diare hasil
2. Informasi hasil pemantauan
pemantauan 3. Monitor
3. Monitor status dehidrasi status
4. Monitor berat badan dehidrasi
harian 4. Monitor berat
5. Berikan asupan cairan badan harian
sesuai kebutuhan 5. Berikan
asupan cairan
sesuai
kebutuhan
P: Intervensi di
hentikan
4 S
a. Ibu pasien mengatakan belum
paham cara mengatasi gizi kurang
98
pada anaknya
b. Ibu pasien mengatakan khawatir
tentang tumbuh kembang anak
nya dan berharap anaknya bisa
sembuh dari penyakit gizi kurang.
O:
P: intervensi di lanjutkan S:
a. Ibu pasien mengatakan paham
cara mengatasi gizi kurang
b. Ibu pasien sudah tidak terlalu
kahawatir pada penyakit
anaknya dikarenakan penjelasan
gizi kurang dapat di atasi dengan
pemberian makanan bergizi dan
cara menyajikan makanan yang
menari untuk menambah nafsu
makan pada anaknya
O:
a. Ibu mengerti apa saja penyebab,
tanda dan gejala gizi kurang
A: Masalah teratasi
a. Berikan pengetahuan ibu
mengenai
pengertian,penyebab, tanda
dan gejala gizi kurang
b. Berikan pengetahuan ibu cara
mengatasi gizi kurang
c. Berikan kesempatan pada
99
P: intervensi dihentikan
4.3 Pembahasan
yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang ditemukan selama
Dengan Status Gizi Buruk” dari tanggal 30 juli 2002 sampai dengan 2
Secara teori tanda dan gejala gizi buruk adalah: Marasmus terjadi
kering sehingga wajah seperti orangtua, kulit keriput, cengeng dan rewel
meskipun setelah makan, perut cekung, rambut tipis, jarang dan kusam,
tulang iga tampak jelas dan pantat kendur dan keriput (baggy pant).
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan
protein yang inadekuat (Liansyah TM, 2015). Beberapa tanda khusus dari
abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus, kulit
dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang terdapat
2010).
“F” gizi buruk dengan berat badan 9,5 kg, tinggi badan 86 cm, suhu tubuh
anak 36,6 °C. pada saat Ibu pasien mengatakan anak sering mengalami
101
diare, BAB lebih 3 kali sehari dengan konsistensi feses cair, frekuensi
menyertai yaitu lemah dan nafsu makan menurun, rambut tampak tipis,
Gejala dari kwashiorkor pada anak, yaitu: warna kulit jadi gelap, mudah
lelah, massa otot mengecil, diare, berat badan menurun, bengkak karena di
seluruh tubuh kecuali pergelangan kaki dan tangan,perut buncit, kulit kering
dan bersisik, cepat marah dan rewel, system imun terganggu, infeksi parah,
mengalami diare, berat badan menurun, perut buncit, anak cepat marah dan
demam,batuk dan pilek, dan tubuh anak sangat kurus. Dari 13 tanda dan
gejala kwashiorkor ada 6 yang tidak muncul diakrenakan an”F” dari gizi
dari puskesmas bagaimana cara merawat anak gizi buruk dan pedoman diet
Pada saat pengkajian riwayat ibu anak “F” ibu pasien mengatakan
pada saat mengandung anaknya dia tidak memakan makanan yang bergizi
kebanyakan mengonsumsi makana cepat saji. Pada saat mau melahirkan ibu
102
pasien terjatuh di kamar mandi pada umur janin nya tujuh bulan selanjutnya
pasien sudah mengalami pecah ketuban dini dan anak nya di lahirkan
perematur dalam umur kandungan tujuh bulan pada tanggal 22 januari 2018
dengan berat badan 2700 Setelah melahirkan anak nya di susui asi ekslusif
selama dua minggu saja di karnakan ibuk nya dan ayah nya mengalami
perceraian dan anak nya di urus oleh nenek dari ayah si pasien dan di
berikan susu formula, air putih dan air gula selama 7 bulan.
mengalami penyusutan berat badan dari satu bulan yang lalu berat badan
pasien sekarang 9,5 kg dan pasien pada saat makan tidak di habiskan
makanan nya.
pada keluarga. Dalam teori gizi buruk ada beberapa diagnose yang muncul
yaitu:
terganggu
pasien mengeluh muntah diare dan batuk yang tidak kunjung sembuh,
suhu tubuh 38°C, RR 32x/menit cepat dan dagkal, anak tampak kurus,
mukosa bibir kering, BB/TB <-3 SD lingkar 7 cm, albumin 1,8 gr (N=
jam, feses lembek atau cair, frekuensi penstaltic meningkat, bising usus
hiperaktif.
pasien tampak lemas, turunnya tekanan darah, denyut nadi cepat, napas
Pada diagnosa defisit nutrisi gejala mayor dan minor secara umum
makan menurun. Pada kasus ini data mayor dan minor ditemuakan pada
an”F” berat badan menurun, membrane mukosa mukosa pucat, diare dan
Diagnose Diare tanda dan gejala mayor dan minor secara umum
sering diemukan yaitu defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses
urgency dan nyeri/kram abdomen. Pada kasus ini ditemukan tanda dan gejala
defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan feses lembek atau cair,
sering ditemukan pasien mengeluh muntah diare dan batuk yang tidak
kunjung sembuh, suhu tubuh 38°C, RR 32x/menit cepat dan dangkal, anak
tampak kurus, mukosa bibir kering, BB/TB <-3SD Lingkar 7cm, albumin
1,8gr (N=4,4-5,4), kulit keriput. Pada kasus ini data mayor dan minor
ditemukan pada an “F” pasien diare, anak tampak kurus, mukosa bibir,
metabolik tubuh, penurunan berat badan lebih dari ideal, kesukaran makan,
pada kasus gizi buruk ditujukkan mengajarkan kepada ibu untuk menyajikan
makanan secara menarik supaya untuk menarik perhatian kepada anak untuk
makanan tinggi kalori dan tinggi protein dan mengajarkan ibu diet yang di
tinggi protein. Dan memberikan edukasi kepada ibu diet yang di programkan
lakukan tindakan keperawatan Ny.I nafsu makan anak masih menurun dan
tanda tanda vital An”F” N:96x/mnt, RR: 27x/mnt, S:36,6°C. Tindakan hari
ke 2 pada tanggal 31 juli 2020 di dapatkan Ny.I sudah paham program diet
tanggal 2 Agustus 2020 Ny.I nafsu makan anaknya mulai meningkat, paham
Dari hasil penelitian pengajaran intake nutrisi pada ibu selama 3 hari
pada An”F”. secara teori Tata laksana diet pada anak KEP berat/gizi buruk
cukup vitamin dan mineral secara bertahap, guna mencapai status gizi
optimal.Ada 4 kegiatan penting dalam tata laksana diet, yaitu pemberian diet,
asupan cairan oral dan Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara
kosistensi tinja, Berikan asupan cairan oral dan Anjurkan makan porsi kecil
frekuensi feses An.F cair, lembek dan bau khas, dan memberitahukan ibu
pasien untuk memberikan makan sering dalam porsi kecil dan menganjurkan
ibu untuk melakukan sendirinya. Pada hari kedua diberikan tindakan berikan
pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa dan tetap dianjurkan ibu
untuk tetap memberikan makan sering walaupun dalam porsi kecil. Pada hari
menjadi padet, BAB 2x, dan tetap melakukan memberikan makan dalam
hari peneliti melakukan evaluasi sumatif. Hasil analisa pada evaluasi sumatif
menunjukkan masalah BAB dan Mual muntah teratasi. Hal ini di tunjukan
dengan data subyektif dan objektif antara lain: Ibu pasien mengatakan anak
sering mengalami diare, BAB lebih 3 kali sehari dengan konsistensi feses
108
cair, lembek dan bau khas,pasien tampak mual muntah, Mukosa bibir kering,
mengerti pengertian,penyebab dan tanda gejala gizi kurang dan ibu paham
yaitu ibu pasien tahu cara menyajikan makanan yang menarik sehingga
menambah nafsu makan anaknya, mengerti program diet apa saja diberikan
kepada anak gizi buruk, ibu pasien paham cara mengatasi gizi kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Wira Mustika
ibu sehingga ibu tidak mengetahui makanan yang baik di konsumsi anak
geografi serta budaya dimana orang tersebut tinggal. Kebiasaan makan balita
bervariasi dan tidak mengganti menu pada balita bisa menyebabkan balita
malas makan serta pengenalan makanan yang salah setelah bayi juga
Pada studi kasus ini orang tua pasien sangat kooperatif saat di
berikan tindakan , orang tua pasien aktif bertanya dan melakukan sendiri.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Masyarakat
dapat ditanggulangi.
Keperawatan
111
keluarga agar lebih spesifik dan difokuskan pada anak usia toddler.
klien. Pada kasus ini juga diperlukan adanya kerjasama yang baik
kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Hati, G. (2015). Kajian Permasalahan Dan Potensi Perilaku Ibu Dalam Pemberian
Makanan Bagi Anak Dalam Kaitannya Pada Kualitas Hidup Anakanak
Yang Tidak Berkecukupan Gizi Di Keluarga Miskin Perkotaan. Staf
Pengajar dan Peneliti Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosia, 6-24.
Ira Titisari, d. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Balita Usia 1-5 Tahun Di Desa Kedawung Wilayah Kerja Puskesmas
Ngad. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3, 20-18.
Kusriadi. 2010. Analisi Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Kurang Gizi
Pada Anak Balita di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Karya Tulis
Ilmiah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
112
Mulyaningsih,F.2008.Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi Balita dan
pola makan balita terhadap status Gizi balita di kelurahan srihardono
kecamatan pundong. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Nainggolan Jdan Zuraida R. 2010. Hubungan Antar Pengetahuan dan Sikap Gizi
Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah
Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Skripsi. Lampung: Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung: 62-73
113
UNICEF.2013.Improving Child Nutrition.The achievable imperative for global
LAMPIRAN-LAMPIRAN
114
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Fe Taufik Hidayat dengan judul Pengajaran Nutrisi Pada
sukarela tanpa paksaan. Bila selama ini saya menginginkan mengundurkan diri,
Mataram, 2020
( ) ( )
Mataram, 2020
Peneliti
FE TAUFIK HIDAYAT
115
116