Oleh :
Oleh:
Saya menyatakan bahwa laporan kasus ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di
Perguruan Tinggi manapun, dan apabila terbukti ada unsur Plagiatisme saya siap untuk
dibatalkan kelulusannya.
Mojokerto, ...........................
Yang menyatakan
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk diajukan dalam ujian akhir program
mojokerto.
Nim : 201704013
Pada tanggal :
Oleh:
NIK.
NIK.
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Laporan Kasus Pada Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto
Nim : 201704013
mojokerto.
Pada tanggal :
Mengesahkan :
Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan Judul “Asuhan
Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Luka
Gangren Di RSI Sakinah Mojokerto”. Selesaikan penulisan laporan kasus ini adalah berkat
bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada:
1. DR. M. Sajidin, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Stikes Bina Sehat PPNI Kabupaten
2. Hj. Ima Rahmawati, S.Kep.Ns., M.Si selaku Ka.Prodi DIII Keperawatan STIKes
5. Staff Dosen dan karyawan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah
6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan do’a
7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah mendukung dan memotivasi kami
ucapkan terimakasih.
Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan kasus dengan desain studi kasus ini masih
jauh sempurna, karenanya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang
Penulis
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberculosis paru adalah suatu masalah kesehatan umum utama dan khususnya bagi
penderita tb paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini akan
mengalami penurunan asupan nutrisi dan penurunan berat badan sehingga dapat
memunculkan masalah ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. (Fara ea
ketiga sebagai pengidap tuberculosis paru sebesar 8% setelah negara India dan China
sendiri di indonesia mencapai 420.994 kasus per 17 mei 2018, dan menurut survei tingkat
tertinggi mengidap tuberculosis paru yaitu pria perokok sebesar 68,5% dikarenakan
perokok adalah salah satu faktor resiko penyebab tuberculosis paru (Marlina indah,
2018), khususnya di jawa timur pravelensi tuberculosis paru meningkat di tahun 2013
sebesar 0.1% di tahun 2018 meningkat menjadi sebesar 0,4%. (Riskesdas, 2018). Hasil
studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14 oktober 2019 di Puskesmas dlanggu
penduduk dari 54.918 penduduk dan pasien yang melakukan pengobatan TB paru di
pengidap tuberculosis paru sering kali mengalami penurunan status gizi, bahkan dapat
menjadi gizi buruk bila tidak diimbangi dengan diet yang tepat. Menurut penelitian
tersebut faktor yang berhubungan dengan status gizi pada pasien tuberculosis paru adalah
tingkat kecukupan energi dan protein, hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita tuberculosis
paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. (Feby
pasien tuberculosis paru yang mengalami penurunan gizi bahkan juga terjadi
penurunan masa otot dan lemak sebagai manifestasi malnutrisi energi protein, dan
saat istirahat resting energy expenditure (REE), peningkatan ini mencapai 10-30%
dari kebutuhan normal. (Elsa puspita, Erwin christianto, Indra yovi, 2016)
bakteri ini akan masuk melewati jalan nafas dan akan menempel pada paru-paru
seseorang yang sehat dan bakteri tuberculosis ini akan menetap di jaringan paru,
penetapan bakteri ini di paru akan mengakibatkan peradangan pada paru, tidak
hanya itu saat terjadi peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis
afek primer yang akan mengakibatkan kompleks primer pada paru, setelah proses
ini terjadi maka bakteri ini akan menyebar ke organ lainnnya seperti pada
tulang,kulit atau paru dibagian lainnya. Saat bakteri sudah menginfeksi paru dan
kurangnya dalam pengobatan maka akan terjadi peradangan pada bronkus dan
jaringan keju sendiri adalah sekret yang keluar saat penderita mengalami batuk
produkif atau batuk secara terus menerus, disinilah dapat terjadi droplet infeksi
yang sudah dijelaskan sebelumnnya, droplet nfksi sendiri adalah penularan bakteri
tuberkulosis yang cukup cepat kepada orang lain, saat penderta tuberculosis paru
mengalami batuk produktif cukup lama maka akan mengakibtkan batuk berat dan
terjadi distensi abdomen atau terjadi penekanan pada dinding abdomen yang
terjadi akibat batuk berat yang dialami penderita, penekanan dinding perut secara
berat akibat batuk tersebut akan mengalami mual ataupun muntah, saat penderita
mengalami batuk dan menekan dinding perut yang mengakibtkan mual ataupun
muntah secara terus menerus maka akan mengakibtkan intake nutrisi kurang yang
penurunan status gizi secara terus menerus yang dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan upaya atau intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan status
gizi atau peningkatan nutrisi pada pasien tuberculoss paru sendiri dengan cara
kalori, tinggi protein dan lemak yang cukup. (Ariyani hidayati, Zahri darni, 2018)
Masalah yang ada pada kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada
di Puskesmas Dlanggu.
kelengkapan kepustakaan.
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Klien
meningkatkan kesembuhan.
2) Bagi Mahasiswa
4) Bagi institusi
TINJAUAN TEORI
ketergantungan.
ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
4. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga
inti.
keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya timur. Namun,
dengan adik dari salah satu ayah dan satu ibu, dan ayah
dan elektronik.
disebuah asrama.
mendukung.
kesehatan
yang diinginkan).
keluarga.
transportasi.
1. Keluarga prasejahtera
sebagai berikut.
dianut masing-masing.
keperluan.
4) Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai bukan
dari tanah.
2. Keluarga sejahtera I
sebagai berikut.
yang dianut.
pengetahuan agama.
masyarakat.
masyarakat
5. Keluarga sejahtera III plus
anggotannya
tepat
komperehensif.
mengatasi masalah
2.2.1 Pengertian
metabolisme.
tubuh menggunakannya.
rendah nutrisi.
berlebihan, diare.
a. Subjektif
a) Kram abdomen
b. Objektif
c) Diare
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi
(covinsky, 2002).
al ,2003).
dengan nutrisi.
mengukur berat badan pada waktu yang sama setiap hari, dengan
skala yang sama, dan dengan pakaian atau linen yang sama.
berat badan dan tinggi badan yang telah testandarisasi. Berat badan
kulit trisep, dan lingkar otot lengan atas. Hasil yang bervariasi
tingg badan dalam meter kuadrat: berat badan (kg) dibagi dengan
berlebihan jika skor IMT berada antara 25-30. BMI yang lebih
pada resiko medis yang lebih tinggi pada penyakit jantung koroner,
hepatik; jumlah darinase yang besar untuk luka, drain, luka bakar,
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit.
Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang
(Kemenkes, 2018)
antaranya:
1) Pecandu alcohol
2) Infeksi HIV
5) Usia lanjut
6) Penyalahgunaan obat
7) Predisposisi genetic
2.3.2 Etiologi
tuberculosis.
bahwa BTA belum tentu identik dengan basil TB. Mungkin saja,
penyebab Mycobacteriosis.
5) Kalau bakteri-bakteri lain hanya memerlukan beberapa menit
sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100° C. Basil TB juga akan
terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol 70%, atau lisol
2.3.3 Patofisiologi
setelah pemanjanan.
basil yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag yang
dapat juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Tuberkel
Nekrosis
Batuk berat
Distensi abdomen
Mual-muntah
1) Batuk
2) Batuk darah
3) Sesak nafas
4) Nyeri dada
5) Demam
6) Keringat malam
7) Anoreksia
1) Pemeriksaan radiologi
2) Pemeriksaan bakteriologi
3) Pemeriksaan darah
5) Uji tuberculin
2.3.7 Diagnosa Tuberculosis Paru
Sewaktu (SPS).
2) Pemeriksaan penunjang
tuberculosis
tidak selesai.
Diberikan untuk :
3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan
(1) Rifampisin
minggu atau
(2) INH
(3) Pirazinamid
(4) Streptomisin
(5) Etambutol
BB 2x seminggu atau
(a) Kanamisin
(b) Kuinolon
yang terjadi dapat ringan dan berat, bila efek samping ringan dan
3.3.9 Komplikasi
3) TB laring
4) Pleuritis Eksudatif
5) Pneumotoraks
7) Abses paru
koping keluarga.
1) Identita umum
b) Komposisi keluarga
c) Genogram
perempuan
atau perempuan
satu rumah
Keterangan :
Laki-laki
perempuan
Tinggal serumah
penderita TBC
d) Tipe/bentuk Keluarga
dengan kesehatan.
modern).
bidang kesehatan).
lain.
(3) Keluarga menganut agama apa
hal kesehatan.
perkembangan.
saat ini dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga
serta kendalanya.
keluarga.
4) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah.
milik sendiri.
adekuat.
nyamuk.
lainnya.
mereka.
keamanan rumah/lingkungan.
b) Karakteistik tetangga
mempengaruhi kesehatan.
tetangga.
5) Struktur keluarga
masing-masing individu)?
c) Struktur Peran.
6) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif.
b) Fungsi Sosialisasi.
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan
perawatan keluarga
d) Fungsi reproduksi.
e) Fungsi Ekonomi.
kesehatan keluarga.
bulan.
stressor.
permasalahan.
focus secara teori dan prinsip yang relevan untuk mengumpulkan data,
keluarga.
yaitu
dan KB
3) Karakteristik keluarga
dalam keluarga.
kebutuhan.
hasil pengkajian dari tugas perawatan keluarga yang terdiri dari 5 (lima)
dapat berupa kasus actual, risiko dan potensial (sejahtera atau wellness).
tidak adekuat.
3) Potensial (keadaan sejahtera atau wellness) Suatu keadaan dimana
ditingkatkan.
berbeda-beda.
sebagai berikut.
kembang.
c) Krisis (1)
mudah (2), hanya sebagian (1), dan tidak dapat dibuah (0).
Pemberian nilainya adalah tinggi (3), cukup (2), dan rendah (1).
harus segera diatasi (2), masalah dirasakan tetapi tidak perlu segera
(2) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-
untuk dicegah
1. Tingkat keparahan
maslah.
Masalah tidak
dirasakan = 0
Cara skoring:
Skor
X bobot
Angka tertinggi
tenaga
(3) Sumberdaya perawat dalam bentuk pengetahuan,
atau maslah
2.4.5 Perencenaan
diindentifikasi.
TB paru adalah:
tubuh.
a) Tujuan umum
b) Tujuan khusus
c) Intervensi
kebutuhan.
luwes).
kebutuhan.
2.4.7 Evaluasi
1) Proses (formatif)
2) Hasil (sumatif)
No Judul Hasil
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan di sajikan tentang metode penelitian yang di gunakan
pada study kasus diantaranya 1). Desain penelitian, 2). Batasan istilah, 3).
Partisipan, 4). Lokasi dan waktu penelitian 5). Pengumpulan data 6). Uji
penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang
di pilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan
deskriptif tipe studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang
mengalami TB Paru.
3.2 Batasan Istilah
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak
melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri
karakteristik meliputi:
1. Tanda Mayor
2. Tanda Minor
3.3 Partisipan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien Tuberculosis Paru ini
kelamin sama.
november 2019.
3.5.1 Pengkajian
Clinical, Diet) :
1) A (antropometri)
b) Tinggi badan
c) Mengukur berat badan ideal
2) B (biokimia)
a) Albumin
b) Transferin
c) Hb
3) C (Clinical)
pucat.
4) D (Diet)
yang telah di peroleh dari responden, adapun pihak lain dalam study
kasus ini yaitu keluarga pasien yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan klien dan perawat yang pernah mengatasi masalah yang
analisis adalah:
1) Pengumpulan data
terstruktur).
2) Mereduksi data
Data hasil wawancara dan observasi pada studi kasus ini dengan
3) Penyajian data
4) Simpulan
sebagai berikut:
R dan Tn. B.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Elsa puspita, Erwin christianto, Indra yovi. (2016). GAMBARAN STATUS GIZI
PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) YANG
MENJALANI RAWAT JALAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU. JOM FK VOLUME 3 No 2, 1-16.
Fara ea salsabila, Hendarsyah suryadinata, Insi farisa desy arya. (2016). gambaran
status nutrisi pada pasien tuberkulosis di rumah sakit umum pusat hasan
saikin bandung. JSK, Volume 2 Nomor 2, 1-6.
Elsa Puspita, E. C. (2016). gambaran status gizi pada pasien tuberculosis paru (tb
paru) yang menjalani rawat jalan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
JOM FK Volume 3 No. 2, 1-16.
Feby Patiung, M. C. (2014). Hubungan status gizi dengan CD4 pada pasien TB
paru. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 2, Nomor 2, 2-7.
Rahmi novita yusuf, N. (n.d.). Hubungan status gizi dengan kejadian TB paru.
JURNAL KESEHATAN SAINTIKA MEDITORY, Volume 1 Nomor 1, 1-11.
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa :
Tanggal Pengkajian :
Jam :
IDENTITAS UMUM
Nama : Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Agama : Alamat :
Komposisi Keluarga:
1.
2.
3.
5.
6.
7.
Genogram
Tipe Keluarga
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang sera etnis bersifat
homogen). Uraikan:
…………………………………………………………............................................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………................
Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi
keagamaan:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………...............
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI
……………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………................
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
Karakteristik rumah :
Gambaran tipe tempat tinggal:
……………………………………………………………………………................
Denah rumah
……………………………………………………………………………................
Dapur:
……………………………………………………………………………................
Kamar mandi:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………...............
Evaluasi adekuasi pembuangan sampah :
……………………………………………………………………………................
Pengaturan/pentaan rumah:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
STRUKTUR KELUARGA
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
Struktur peran:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif:
……………………………………………………………………………................
Fungsi social:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
Fungsi reproduksi:
……………………………………………………………………………................
Fungsi ekonomi:
……………………………………………………………………………................
STRESS DAN KOPING KELUARGA
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
PEMERIKSAAN FISIK
Identitas
Nama :
Umur : L/P
Pendidikan :
Pekerjaan :
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………...............
Tanda-tanda vital:
……………………………………………………………………………................
System cardiovaskuler:
……………………………………………………………………………................
System respirasi:
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
System persyarafan:
……………………………………………………………………………................
System muskuloskeletal:
……………………………………………………………………………...............
System genitalia:
……………………………………………………………………………................
HARAPAN KELUARGA
……………………………………………………………………………...............
Terhadap petugas kesehatan yang ada:
…………………………………………………………………………….................
ANALISA DATA
1. Ds.
Do.
2. Ds.
Do.
PRIORITAS MASALAH
Diagnosa: ……………………………………………………………………...........
S B
k o
No. Kriteria a b Skoring Pembenaran
l o
a t
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Tinggi
Cukup
Rendah
4 Menonjolnya masalah
Masalah tidak
dirasakan
……………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………................
RENCANA KEPERAWATAN
Umum Khusus
TINDAKAN & EVALUASI
S.
O.
A.
P.
Lampiran 4
TUBUH
Obyektif:
Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
Data Minor:
Subyektif:
Cepat kenyang seelah makan
Kram atau nyeri abdomen
Nafsu makan menurun
Obyektif:
Bising usu hiperaktif
Otot pengunyah lemah
Otot penelan lemah
Membran mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin menurun
Rambut rontok berlebihan
Diare
Instrument yang dilakukan
1. Jelaskan pada keluarga
tentang cara-cara
melakukan perawatan
pada penderita nutrisi,
perubahan: kurang dari
kebutuhan.
2. Jelaskan tentang
makanan untuk penderita
nutrisi, perubahan :
kurang dari kebtuhan.
3. Berikan penyuluhan diet
tentang TKTP kepada
keluaraga.
4. Demonstrasikan kepada
keluarga cara
menyiapkan menu yang
sehat dan bersih sehari
sesuai diet TKTP
5. Berikan penjelasan
kepada keluarga cara
mengatasi mual
6. Anjurkan kepada
keluaraga untuk
memberikan makanan
sedikit tapi sering.
Lampiran 5
Lembar konsultasi