Anda di halaman 1dari 27

KONJUNGTIVITIS

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
DEFINISI KONJUNGTIVITIS

• Konjugtivitis adalah inflamasi konjugtiva dan ditandai


dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjugtivitis
mata Nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.

• Konjugtivitis, atau inflamasi konjungtiva ,yang di


sebabkan infeksi bakteri,virus, alergi atau reaksi zat
kimiawi.
ETIOLOGI

 Konjungtivitis bakteri
 konjungtivitis viral

 kongjutivitis alergi
 kongjutivitis gonore
 trachoma

 
MANIFESTASI KLINIS
  Tanda-tanda konjungtivitis, yakni :

 Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.

 produksi air mata berlebihan (epifora).

 kelopak mata bagian atas nampak menggelantung(pseudoptosis) seolah akan


menutup akibat pembengkakankonjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva
bagian atas.
 pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnyasebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
 pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dansekitarnya.
 terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin(komponen protein).

 dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hinggabernanah).


MANIFESTASI KLINIS

mata berair
mata terasa nyeri
mata terasa gatal

pandangan kabur
peka terhadap cahaya
terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun
padapagi hari.
PATOFISIOLOGI

• Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen,

iritasimenyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak

mata tidak dapat menutupdan membuka sempurna, karena

mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi

•  menyebabkan konjungtivitis.Pelebaran pembuluh

darah disebabkan karena adanyaperadangan ditandai dengan

konjungtiva dan sclera yang merah, edema, rasanyeri, dan adanya

secret mukopurulent.
PATHWAY
KLASIFIKASI

• Berdasarkan perjalanan penyakitnya dibedakan menjadi


konjungtivitis hiperakut, subakut, dan kronik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh


konjungtival bulbar.Pada anak-anak, tanda dan gejala sistemik
bisa meliputi sakit tenggorokandan demam. Monosit merupakan
yang utama dalam uji pulasan berwarna pada
kerikankonjungtival jika konjungtivitis disebabkan virus.Sel
polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika
konjungtivitisdisebabkan bakteri.Uji kultur dan sensitivitas
membantu mengidentifikasi organisme bacterialyang
menyebabkan dan mengidentifikasi terapi antibiotic yang tepat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Uji fluoresein
• Uji sensibilitas kornea
• Uji fistel
• Uji biakan dan sensitivitas
• Uji plasido
PENGOBATAN

Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien


harus diajaribagaimana cara menghindari kontraminasi mata
yang sehat atau mata orang lain.Perawat dapat memberikan
intruksi pada pasien untuk tidak menggosok matayang sakit dan
kemudian menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan
setelahsetiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan
kain lap, handuk, dll.
PENATALAKSANAAN

Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung pada


penyebabnya, terapi dapat meliputi antibiotika sistemik atau
topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak
mata, atau kompres hangat.Bila konjugtivits disebabkan oleh
mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara
menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain.
KOMPLIKASI

Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis,


genokok menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan
meningokok dapat menyebabkan septikemia atau meningitis.
PRAGNOSIS

Self limited disease artinya dapat sembuh dengan sendirinya.


Tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri dalam 1-14 hari dengan
pengobatan dapat sembuh 1-3 hari. Kongjungtivitas karena
stafikokkus sering menjadi kronik
ASUHAN KEPERAWATAN
KONJUNGTIVITIS

A.Kasus Konjungtivitis Akut


• Nn. H 19 tahun, sudah seminggu ini keluhan pada matanya tidak hilang-
hilang walaupun sudah diberi obat oleh dokter spesialis mata, untuk itu
dia menginginkan dilakukan pengobatan yang tepat dan dirawat inap,
agar bisa mendapat penggantian dari asuransinya. Keluhan yang dialami
adalah awalnya keluhan mata merah, kering, dan seperti kelilipan, mata
berair disertai dengan keluarnya sekret yang banyak sehingga mata sukar
dibuka terutama sewaktu bangun tidur. Dari hasil pemeriksaan dokter
spesialis mata, ditemukan tertimbunnya eksudat purulen pada Sakus
Konjungtiva yang kadang bergumal pada permukaan konjungtiva dan
membentuk pseudomembran. Saat ini sekret konjungtiva sedang diambil
untuk dilakukan kultur dan sitologik. TTV saat ini 38,5 derajat celcius,
nadi 92 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, BB 50 kg, TB 155 cm,
hasil lab : Hb 11 gr/dL, leukosit 21.000. diagnosis medis saat ini
Konjungtivitis Akut dan Nn. H harus dirawat di ruang isolasi.
Pengkajian

1.Biodata Klien
Nama : Nn. H
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Register : 1330091184
Alamat : Jl. Delima Raya, Tangerang
Status Perkawinan : Belum Kawin
Diagnosa Medis : Konjungtivitis Akut

2.Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama :
Klien mengeluh matanya merah dan tidak
hilang-hilang walaupun sudah diberi obat oleh dokter spesialis mata, mata
klien terasa kering dan seperti kelilipan, mata berair disertai keluarnya sekret
yang banyak sehingga sukar dibuka terutama saat bangun tidur.
3.Riwayat Kesehatan Lalu
• Riwayat Alergi :
Klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi obat, makanan, binatang, dan
lingkungan.
• Riwayat Kecelakaan :
Klien tidak pernah mempunyai riwayat kecelakaan sebelumnya.
• Riwayat Dirawat di RS :
Klien baru pertama kali datang ke RS pada tanggal 9 Mei 2013 karena keluhan pada
mata tidak kunjung mendapatkan perubahan.
• Riwayat Pemakaian Obat :
Klien tidak pernah memakai oabat dalam jangka waktu yang lama.
• Riwayat Trauma :
Klien tidak pernah mengalami trauma terutama pada bagian mata sebelumnya.
• Sejak Kapan Keluhan Dirasakan :
Keluhan pada mata sudah dirasakan selama 1 minggu yang lalu.
4.Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak pernah ada riwayat penyakit mata seperti ini sebelumnya.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
• BB sekarang : 50 kg
• BB sebelum sakit : 51 kg
• TB : 155 cm
• TD : 110/70 mmHg
• RR : 23 x/menit
•S : 38,5ᵒC
a. Khusus
• Inspeksi : untuk mencari karakter atau tanda konjungtivitis. Yang
meliputi :
1) Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan mengurang ke
arah Limbus.
2) Kemungkinan adanya sekret :
 Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, menyebabkan kelopak mata
lengket saat bangun tidur.
 Berair/encer pada infeksi virus.
3. Oedema Konjungtiva
4. Blefarospasme
5. Lakrimasi
6. Konjungtiva Palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada
edema dan infiltrasi).
7. Kongjungtiva bulbi, injekso kongjungtiva banyak, kemosis,
dapat di temukan pseugomembrane pada infeksi pneumokok.
Kadang-kadang disertai pendaraan subkonjungtiva kecil-kecil
baik dikonjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya di
sebabkan pneumokok tau virus
8. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat
pandangan perivel klien karena jika terdapat sekret yang
menempel pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus. 
DIAGNOSA

. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ganguan persepsi sensori b.d penglihatan yang terganggu.
2. Resiko injuri b.d proses pradangan
3. Nyeri b.d adanya peradangan konjungtiva atau edemma
4. Hipetermi b.d proses pradangan atau konjungtivitis
5. Ansietas b.d kurangnya penetahuan tentang proses penyakit
6. Ganguan konsep diri b.d adanya perubahan pada kelopak mata atau
bengkak.
. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ketajaman 1. Untuk mengkaji
keperawatan masalah penglihatan sejauh mana pasien
gangguan persepsi sensori pasien dapat melihat
dapat teratasi dengan Kriteria 2. Anjurkan 2. Mengawasi dan
Hasil : keluarga atau membimbing
1. Paien dapat melihat orang terdekat selama pengobatan
dengan baik klien untuk berlangsung
2. Pasien tidak tinggal bersama 3. Untuk mempercepat
mengalami kerusakan klien dalam proses
pada saat melihat 3. Anjurkan kepada penyembuhan
3. Bengkak berkurang pasien dan 4. Memberi
4. Pemeriksaan visus keluarga untuk peningkatan
dalam rentang normal mematuhi kenyamanan dan
: 20/20 program terapi kekeluargaan
yang telah menurunkan cemas
dilaksanakan dan disorientasi
4. Orientasikan pasca operatif.
pasien terhadap
lingkungan, staf,
orang lain di
areanya.
Setelah dilakukan asuhan 1. Bersihkan 1. Dengan
keperawatan masalah resiko kelopak mata dari membersihkan mata
injuri dapat teratasi dengan dalam ke arah dan irigasi maka
kriteria hasil : luar mata menjadi bersih
1. Penyebaran infeksi 2. Beri antibiotik 2. Pemberian
tidak terjadi sesuai dosis dan antibiotik
umur diharapkan
3. Pertahankan penyebaran infeksi
tindakan septik tidak terjadi
dan aseptik 3. Diharapkan tidak
4. Beritahu klien terjadi penularan
mencegah baik dari pasien ke
pertukaran sapu perawat maupun
tangan, handuk sebaliknya
dan bantal dengan 4. Meminimalkan
anggota keluarga resiko penyebaran
yang lain. Klien infeksi
sebaiknya 5. Menghindari
menggunakan penyebaran infeksi
tisu, bukan pada mata yang lain
saputangan dan dan pada orang lain
tisu ini harus 6. Menerapkan prinsip
dibuang setelah higienis
pemakaian satu 7. Mencegah infeksi
kali saja. 8. Prinsip higienis
5. Ingatkan klien perlu ditekankan
untuk tidak pada klien untuk
menggosok mata mencegah replikasi
yang sakit atau kuman sehingga
kontak penyebaran infeksi
sembarangan. dapat dicegah
6. Beritahu klien 9. Mencegah infeksi
teknik cuci silang pada klien
tangan yang tepat yang lain
7. Anjurkan klien
untuk mencuci
tangan sebelum
dan sesudah
melakukan
pengobatan dan
gunakan
saputangan atau
handuk bersih
8. Beritahu klien
untuk
menggunakan
tetes atau salep
mata dengan
benar tanpa
menyentuh ujung
botol pada
mata/bulu mata
klien
9. Bersihkan alat
yang digunakan
untuk memeriksa
klien
3.  Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat nyeri, 1. Membantu mengevaluasi
keperawatan masalah nyeri lokasi, karakteristik, derajat ketidaknyamanan
dapat teratasi dengan kriteria intensitas (skala 1-10) dan keefektifan analgesik
hasil : 2. Beri posisi nyaman 2. Menurunkan ketegangan
1. Nyeri berkurang atau 3. Bantu penggunaan otot, menaikkan relaksasi
terkontrol teknik relaksasi dan dapat meningkatkan
2. Skala nyeri 0 sampai 1 4. Bantu pasien kemampuan koping
3. Pasien tampak ceria melakukan latihan 3. Membantu pasien untuk
4. Klien dapat beradaptasi rentang gerak dan istirahat lebih efektif dan
dengan keadaan yang dorong ambulasi dini, memfokuskan perhatian
sekarang hindari duduk lama sehingga menurunkan
5. Mengungkapkan 5. Ambulasi nyeri dan
peningkatan kenyamanan di mengembalikan organ ketidaknyamanan
daerah mata ke posisi normal dan 4. Menurunkan kekuatan
6. Berkurangnya lecet karena meningkatkan kembali otot/ sendi
garukan fungsi ke tingkat 5. Ambulasi dan perubahan
7. Menyebabkan area mata normal posisi menurunkan
yang telah mengalami 6. Kolaborasi pemberian tekanan perianal
iritasi obat sesuai indikasi 6. Menurunkan nyeri,
8. Berkurangnya kemerahan (analgesik) meningkatkan
kenyamanan.
.
Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau input dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan masalah suhu output balance cairan
meningkat dapat teratasi 2. Ukur suhu tiap 4- pasien
dengan kleteria hasil: 8 jam 2. Untuk mengetahui
1. Suhu tubuh dalam 3. Ajarkan kompres perkembangan klien
rentang normal(36℃- hangat dan 3. Untuk menurunkan
37℃) banyak minum panas tubuh dan
2. Pasien tanpak rileks 4. Anjurkan untuk mengganti cairan
3. Ttv dalam rentang memakai pakaian tubuh yang hilang
normal yang menyerap 4. Saat tubuh demam
4. TD 120/80 mmhg, N : keringat maka akan banyak
80x/menit ,S: 37.5℃, 5. Atur suhu mengeluarkan
RR: 23x/menit ruangan sesuai keringat, dengan
5. Pasien terlihat lebih kondisi pasien memakai pakaian
segar 6. Kolaborasi yang menyerap
6. Kulit pasien lembab dengan keringat, keringat
7. Hasil laboratorium pemberian akan terserap dan
normal: antipiretik pasien akan merasa
-HB: nyaman
11gr/dl(11,5gr%- 5. Agar pasien merasa
16,5gram%) nyaman
- leukosit : 5.000- 6. Untuk menurunkan
10.000 panas
8. turgor kulit elastic
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat ansietas 1. Bermanfaat dalam
keperawatan masalah ansietas atau kecemasan penentuan intervensi
dapat teratasi dengan kriteria 2. Beri penjelasan tentang yang tepat sesuai dengan
hasil: proses penyakitnya kebutuhan klien
1. Klien menyatakan 3. Beri dukungan moril 2. Meningkatkan
pemahaman tentang proses berupa doa terhadap pemahaman klien tentang
penyakitnya pasien proses penyakitnya
2. Klien dapat 4. Dorong pasien untuk 3. Memberikan perasaan
menggambarkan ansietas mengakui masalah dan tenang pada klien
dan pola kopingnya mengekspresikan 4. Memberikan kesempatan
3. Menggunakan mekanisme perasaan untuk pasien menerima
koping yang efektif 5. Identifikasi sumber situasi yang nyata,
atau orang yang mengklarifikasi
menolong kesalahpahaman dan
pemecahan masalah
5. Memberi penelitian
bahwa pasien tidak
sendiri dalam
menghadapi masalah
1.   Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat penerimaan 1. Untuk mengetahui tingkat
keperawatan masalah gangguan klien ansietas yang dialami oleh
konsep diri dapat 2. Ajak klien mendiskusikan klien mengenai perubahan
teratasi dengan kriteria hasil : keadaan atau perasaan dirinya
1. Klien dapat menghargai situasi yang dialaminya 2. Membantu pasien atau orang
dengan cara realitis tanpa 3. Catat jika ada tingkah laku terdekat untuk memulai
menyimpang yang menyimpang menerima perubahan
2. Klien dapat mengungkapkan 4. Jelaskan perubahan yang 3. Kecermatan akan
dan mendemontrasikan terjadi berhubungan memberikan pilihan
peningkatan perasaan yang dengan penyakit yang intervensi yang sesuai pada
positiv. dialami waktu individu menghadapi
3. Klien merasa lebih percaya diri 5. Berikan kesempatan klien rasa duka berbagai macam
dengan dirinya untuk menentukan cara yang berbeda
keputusan tindakan yang 4. Memberikan penjelasan
dilakukan tentang penyakit yang
dialami kepada pasien
sehingga ansietas berkurang
5. Menyediakan, menegaskan
kesanggupan dan
meningkatkan kepercayaan
diri klien
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai