Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

DENGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN


TUBUH DIRUANGAN MUSDALIFAH RS ISLAM
SITI KHADIJAH PALEMBANG 2019

KARYA TULIS ILMIAH


Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)

EKA NURBAITI
11623048

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2019
ii

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis dengan Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh Di Ruangan Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang Tahun 2019
( xiii + 47 halaman + 5 lampiran)

Eka Nurbaiti
11623048
Karya Tulis Ilmiah, 2019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG
PEMBIMBING: MARDIAH, S.Kep, Ns, M.Kes

ABSTRAK

Insiden kejadian gastritis didunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahunnya, di Indonesia tahun 2007 angka kejadian gastritis menempati
urutan ke-9 dari 50 peringkat pasien rawat jalan di rumah sakit.. Tujuan studi
kasus ini untuk memberikan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan
nutrisi pada pasien dengan gastritis. Metode dalam studi kasus ini adalah
deskriptif dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi dan evaluasi. Studi kasus ini
dilakukan diruangan Musdalifah RSI Siti Khadijah Palembang, penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 28-29 Juni 2019. Hasil yang didapat pada
pengkajian setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan tindakan berupa,
observasi pola makan pasien setiap hari, anjurkan pasien makan dengan porsi
sedikit tapi sering, anjurkan pasien untuk tidak makan yang bersifat pedas.
Asumsi yang diharapkan untuk penderita gastritis agar mengaja pola makan, tidak
terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas, dan untuk keluarga pasien agar
tetap memonitor pola makan pasien.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Gastritis, Nutrisi Kurang Dari


Kebutuhan Tubuh
Daftar Pustaka : 16 (2010-2018)
iii

Nursing Care for Patient Gastritis with Nutrition Less from the Body's Need
At Muzdalifah Ward Siti Khadijah Islamic Hospital Palembang in2019
(xiii+47 pages+ 5 appendices)

EKANURBAITI
11623048
SCIENTIFIC WRITING (JULY, 2019)

DIPLOMA III NURSING STUDY PROGRAM


INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE
SITI KHADIJAH PALEMBANG
ADVISOR: Ns.MARDIAH, S.Kep.,M.Kes

ABSTRACT

The incidence of gastritis in the world around 1.8 - 2.1 million of the total
population each year,Indonesia in 2007 the incidence of gastritis ranked 9th from
50 ranks of outpatients in hospitals.The purpose of this study is to give nursing
care to fulfill nutrition needs for patient with gastristis. The method of this study
was descriptive through approach consist of assessment, diagnosis, planning,
implementation and evaluation .This study was carried out on June 28-29,
2019.The result of this study in assessing it found that assessment after nursing
taken in the form like observing the patient's diet every day, encourage the patient
to eat small portions but often, advise the patient not to eat spicy foods.
Assumptions that expected for gastritis sufferers to have a healthy diet, patient
didnot consume too much spicy food, and for the patient's family to keep
monitoring the patient's diet.

Keywords: nursing care, gastristis, nutrition less from the body’s need
References : 16 (2010-2018)
iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Eka Nurbaiti NIM 11623048 dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada pasien Gastritis dengan Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Di Ruangan Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang

tahun 2019” telah disetujui untuk di uji.

Palembang, 15 juli 2019

Pembimbing,

Mardiah, S.Kep, Ns, M.Kes


v

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Eka Nurbaiti NIM 11623048 dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada pasien gastritis dengan Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh di ruangan Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun

2019” telah di pertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 15 Juli 2019.

Dewan Penguji

Pembimbing

1. Ns. Mardiah, S.Kep, M.Kes (Ko) ( )

Penguji I

2. Zuhana, SKM, S.Kep, M.Kes ( )

Penguji II

3. Sintiya Halisya P, S.Kep, NS, M.Kes ( )

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII.Keperawatan
STIK Siti Khadijah Palembang

(Ns. Mardiah, S.Kep, M.Kes)


vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eka Nurbaiti

NIM : 11623048

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : STIK Siti Khadijah Palembang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau fikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil

tulisan atau fikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian ditemukan bukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis

Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Mengetahui, Palembang, 15 Juli 2019

Pembimbing Pembuat Pernyataan

Mardiah, S.Kep, Ns, M.Kes Eka Nurbaiti


vii

BIODATA

A. DATA PRIBADI

Nama : Eka Nurbaiti

Nim : 11623048

Tempat/TanggalLahir : Palembang, 28 juli 1998

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. PDAM lrg alir, gang pelita 4 bukit lama plg

Telp/HP : 081366220240

Nama Orang Tua

Ayah : Bastomi

Ibu : Masnah

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 9 Palembang Tahun 2004-2010.

2. SMP Negeri 43 Palembang Tahun 2010-2013.

3. SMA Srijaya Negara Palembang Tahun 2013-2016.

4. STIK Siti Khadijah Palembang Program Studi Diploma III

Keperawatan Tahun 2016-2019.


viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
BANYAK KEGAGALAN HIDUP YANG TERJADI KARENA ORANG--
ORANG TIDAK MENYADARI SEBERAPA DEKAT KESUKSESAN
MEREKA SAAT MEREKA MENYERAH.

PERSEMBAHAN :

Ungkapan ini kupersembahkan untuk ;

1. Hormat sujudku kepada Kedua Orang yang telah mendoakan setiap


waktu, memotivasi, memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan,
dan kesabaran dalam penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini.
2. Untuk Saudara & Saudariku kalianlah Penyemangat dalam hidupku.
3. Untuk Keluarga Besarku, saya ucapkan banyak terima kasih karna
telah memberikan semangat yang tiada henti.
4. Untuk Ibu Mardiah, S.Kep, Ns, M.Kes , selaku pembimbing institusi
yang selalu meluangkan waktu dan telah banyak memberikan
masukan, saran, bimbingan dan pengarahan dengansa bardalam
penulisan ini.
5. Untuk Ibu Zuhana Hayun, SKM, S.Kep, M.Kes selaku penguji I dan
Ibu Ns. Sintiya Halisya, S.Kep, M.Kes, selaku Penguji II yang telah
meluangkan waktu dan banyak memberikan masukan, saran,
bimbingan dan pengarahan dengan sabar.
6. Untuk teman-teman Angkatan 2016 STIK Siti Khadijah.
7. Rekan – rekan se-Almamater.
ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat-Nya, ridho dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Asuhan Keperawatan pada Pasien

gastritis dengan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh diruangan Musdalifah

Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun 2019” ini sesuai dengan waktu

yang ditetapkan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sangat menyadari

bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan pada Karya Tulis Ilmiah

ini yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kekhilafan

yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan

datang.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada orang tua serta saudara yang telah memberi dukungan baik

moril maupun materi. Selain itu penulis menyadari banyak bantuan, bimbingan

serta saran dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis banyak

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes, selaku Ketua STIK Siti

Khadijah Palembang.

2. Ibu Mardiah, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang.


x

3. Ibu Mardiah, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang telah berkorban

waktu, tenaga dan juga pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis

agar proposal ini dapat dibuat dengan baik.

4. Ibu Zuhana Hayun, SKM, S.Kep, M.Kes selaku penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah

ini.

5. Ibu Sintiya Halisya, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak

memberikan masukan dan saran dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Semua Dosen dan Staf pengajar Program Studi Diploma III Keperawatan

STIK Siti Khadijah Palembang .

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan.

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat, Ridho serta

Hidayahnya dan menjadikan sebagai amal jariah. Akhirnya semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu

kesehatan lingkungan serta bagi semua yang membacanya.

Palembang, 15 Juli 2019

Penulis
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN............................................................... i


ABSTRAK................................................................................................. ii
ABSTRACT.............................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……......................................... vi
BIODATA................................................................................................. vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................ viii
KATA PENGANTAR............................................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan Sudi Kasus...................................................................... 4
1.4 Manfaat Studi Kasus................................................................... 4
1.4.1 Masyarakat........................................................................ 4
1.4.2 Ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan............... 4
1.4.3 Penulis............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................... 6
2.1.1 Definisi Gastritis............................................................... 6
2.1.2 Anatomi Fisiologi............................................................. 8
2.1.3 Etiologi.............................................................................. 12
2.1.4 Patoflow............................................................................ 16
2.1.5 Patofisiologi...................................................................... 17
2.1.6 Manifestasi Klinis............................................................. 18
2.1.7 Komplikasi......................................................................... 19
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik.................................................... 19
2.1.9 Penatalaksanaan................................................................. 19
2.2 Asuhan keperawatan dalam kebutuhan nutrisi
2.2.1 Pengkajian......................................................................... 20
2.2.2 Pemeriksaan Fisik............................................................. 20
2.2.3 Fokus Pengkajian.............................................................. 23
2.3 Diagnosa Keperawatan............................................................... 26
2.4 Perencanaan................................................................................ 26
2.5 Pelaksanaan................................................................................. 26
2.6 Evaluasi keperawatan.................................................................. 27
xii

BAB III METODOLOGI PENULISAN


3.1 Rancangan Studi Kasus.............................................................. 28
3.2 Subyek Studi Kasus.................................................................... 28
3.3 Fokus Studi................................................................................. 29
3.4 Definisi Operasional................................................................... 29
3.5 Tempat dan Waktu..................................................................... 30
3.6 Pengumpulan data...................................................................... 30
3.7 Penyajian Data........................................................................... 32
3.8 Etika Studi Kasus....................................................................... 33
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasu.......................................................................... 35
4.1.1 Pengkajian......................................................................... 35
4.1.2 Diagnosa keperawatan....................................................... 36
4.1.3 Intervensi........................................................................... 36
4.1.4 Implementasi..................................................................... 36
4.1.5 Evaluasi.............................................................................. 38
4.2 Pembahasan.................................................................................. 38
4.2.1 Pengkajian......................................................................... 39
4.2.2 Diagnosa keperawatan....................................................... 40
4.2.3 Intervensi........................................................................... 41
4.2.4 Implementasi..................................................................... 42
4.2.5 Evaluasi.............................................................................. 44
4.3 Keterbatasan Studi Kasus............................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 46
5.2 Saran............................................................................................. 47
5.2.1 Bagi rumah sakit................................................................. 47
5.2.2 Bagi institusi pendidikan.................................................... 47
5.2.3 Bagi penulis selanjutnya.................................................... 47
.

Daftar Pustaka.......................................................................................... 48
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Format Asuhan Keperawatan


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis merupakan salah satu yang paling banyak dijumpai klinik

penyakit dalam pada umumnya. Gastritis merupakan salah satu masalah

kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi peningkatan

penyakit gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit

“maag” atau penyakit lambung yang meningkat sangat pesat dan banyak

dikeluhkan masyarakat. (Mustakim, 2009 dalam Lombeng, F, 2015).

Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak teratur

sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola

makan terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan.

Dengan menu seimbang perlu dimulai dan dikenal dengan baik sehingga

akan terbentuk kebiasaan makan makanan seimbang dikemudian hari.

Jumlah dan frekuensi makan perlu di perhatikan untuk meringankan

pekerjaan saluran pencernaan dimana sebaiknya makan tiga kali sehari

dalam porsi kecil. Jenis makanan merangsang perlu diperhatikan agar

tidak merusak lapisan mukosa lambung (Tussakinah, W, 2017).

Menurut WHO insiden kejadian gastritis didunia sekitar 1,8 - 2,1

juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Insiden terjadinya penyakit

gastritis di Asia Tenggara berkisar 583. 635 dari jumlah penduduk setiap

tahun nya, seperti China 31%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, Inggris 22%,
2

Jepang 14,5%. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2007 angka kejadian

penyakit gastritis menempati urutan ke-9 dari 50 peringkat utama pasien

rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus

218.500 (Margareth, 2014).

Salah satu penyebab gastritis adalah konsumsi tinggi protein dalam

menu harian. Hal ini dikarenakan pola makan tinggi protein dapat memicu

tingginya sekresi asam lambung. Faktor asam lambung sangat berperan

pada penyakit gastritis. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan

asam lambung sebagai faktor agresif dan mukosa lambung sebagai faktor

protektif. Faktor agresif lebih dominan sehingga mengakibatkan terjadinya

iritasi mukosa pada dinding lambung. Dengan demikian konsumsi

makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung

adalah penyebab penting terjadinya gastritis (Arikah, Muniroh L, 2015).

Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak

pada perut, seperti perut kembung, mual, muntah. Selain dapat

menyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cerna

atas, ulkus, anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12. (Muttaqin,

2014).

Komplikasi yang dapat timbul dari gastritis yaitu gangguan

penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis

jika dibiarkan tidak terawat akan menyebabkan ulkus peptik dan

pendarahan pada lambung serta dapat meningkatkan resiko kanker


3

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus dan

perubahan pada sel-sel di dinding lambung (Made, 2013 dalam Suryono,

Meilani, R, 2016).

Penatalaksanaan gastritis pola makan yang baik dan teratur

merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan

tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. Pola makan

atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu

(Baliwati, 2009 dalam Pratiwi, W, 2013)

Masalah utama yang perlu ditangani pada penderita gastritis

adalah gangguan pola nutrisi yaitu asupan nutrisi yang tidak mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan metabolik, sehingga menyebabkan rasa tidak

enak pada perut, seperti perut kembung, mual, muntah. Selain dapat

menyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cerna

atas, ulkus, anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12. Maka dari itu

dengan memenuhi kebutuhan nutrisi produksi asam lambung pada

penderita gastritis akan terkontrol dan dapat mencegah timbulnya

perdarahan saluran cerna (Black, 2014).

Berdasarkan uraian diatas penulis mengangkat masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien

dengan gastritis, karena menurut tindakan keperawatan jika gastritis

tidak segera ditangani akan mengakibatkan tidak terpenuhi nya

kebutuhan cairan intake di dalam tubuh. Maka dari itu penulis


4

berupaya untuk memenuhi asupan nutrisi pada klien dengan gastritis

sehingga produksi asam lambung terkontrol diharapkan komplikasi

yang telah dipaparkan diatas tidak akan terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pasien gastritis dengan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruangan musdalifah rumah sakit

islam siti khadijah Palembang tahun 2019?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pasien gastritis dengan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruangan Musdalifah Rumah Sakit

Islam Siti Khadijah Palembang tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien gastritis Tn.U dengan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSI Siti Khadijah

Palembang

b. Mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada pasien gastritis

Tn.U dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSI Siti

Khadijah Palembang

c. Mampu menentukan Intervensi keperawatan pada pasien gastritis

Tn.U dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSI Siti

Khadijah Palembang
5

d. Mampu melakukan Implementasi pada pasien gastritis Tn.U

dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSI Siti Khadijah

Palembang

e. Mampu melakukan Evaluasi pada pasien gastritis Tn.U dengan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSI Siti Khadijah

Palembang

2.4 Manfaat Studi Kasus

2.4.1 Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien dengan gastritis dalam nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh.

2.4.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Menambah keluasaan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien

dengan gastritis.

2.4.3 Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada pasien dengan gastritis.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nutrisi pada gastritis

2.1.1 Definisi Gastritis

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu asupan nutrisi tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Seseorang dikatakan

mengalami nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh jika BB ˂20% atau lebih

di bawah berat badan ideal. Asupan makanan kurang dari kebutuhan

metabolik, baik kalori total maupun zat gizi tertentu. (Wilkinson & Ahern,

2014)

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan asupan

nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic yang ditandai

dengan berat badan menurun 20% atau lebih di bawah rentang berat badan

ideal, membrane mukosa pucat, serta terasa cepat kenyang, yang dapat

disebabkan oleh beberapa faktor meliputih faktor ekonimi, faktor biologi,

dan dapat pula disebabkan karena ketidakmampuan mencerna makanan,

kurangnya asupan makanan, serta ketidakmampuan tubuh menyerap

nutrisi (herdman & kamitsuru, 2015)

Gastritis atau dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh

masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung adalah gejala yang

dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini

biasanya sering mual, muntah, dan rasa tidak nyaman. Gastritis adalah

suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada mukosa lambung


7

sehingga mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung bahkan

hingga lepasnya epitel mukosa superfisial yang menyebabkan

gangguan saluran pencernaan (Sukarmin, 2017).

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa

lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh factor iritasi dan

infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-

sel radang pada daerah tersebut. Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh

berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan

itis yang berarti inflamasi/peradangan (Hirlan, 2016).

Gastritis adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada

mukosa lambung sehingga mengakibatkan pembengkakan pada mukosa

lambung bahkan hingga lepasnya epitel mukosa superfisial yang

menyebabkan gangguan saluran pencernaan (Sukarmin, 2017).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Gastritis adalah

suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu

gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2015). Inflamasi ini

mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon

terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan

endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto

memperlihatkan iregularitas mukosa (Wibowo, 2007).


8

2.1.2 Anatomi Fisiologis

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar

paling banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri

daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas

fundus uteri berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik,

terletak di bawah diapragma di depan pankreas dan limpa, menempel

disebelah kiri fundus uteri.

Secara anatomis lambung terdiri dari :

1. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

2. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada

bagian bawah kurvantura minor.

3. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk spinter pilorus.


9

4. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari

osteum lkardiak sampai ke pilorus.

5. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor

terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli

menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro

lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke

limpa.

6. Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana esofagus bagian

abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium

pilorik (Setiadi, 2007).

Lambung terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limfa

menempel pada sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi oleh

sfingter yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. Sfingter kardia atau

sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam lambung

dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah

lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah

kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam

duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya

aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.

Sfingter pilorus memiliki arti klinis yang penting karena dapat

mengalami stenosis (penyempitan pilorus yang menyumbat) sebagai

komplikasi dari penyakit tukak lambung. Stenosis pilorus atau

pilorospasme terjadi bila serat-serat otot disekelilingnya mengalami


10

hipertropi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk

mengalirkan makanan dari lambung ke dalam duodenum.

Lambung terdiri atas empat bagian yaitu :

Tunika serosa atau lapisan luar Merupakan bagian dari peritonium

viseralis. Dua lapisan peritonium viseralis menyatu pada kurvatura minor

lambung dan duodenum dan terus memanjang kearah hati, membentuk

omentum minus. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ menuju

ke organ lain disebut sebagai ligamentum. Omentum minor terdiri atas

ligamentum hepatogastrikum dan hepatoduodenalis, menyokong lambung

sepanjang kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura mayor,

peritonium terus ke bawah membentuk omentum mayus, yang menutupi

usus halus dari depan seperti apron besar. Sakus omentum minus adalah

tempat yang sering terjadi penimbunan cairan (pseudokista pankreatikum)

akibat komplikasi pankreatitis akut.

Lapisan berotot ( Muskularis ) Tersusun dari tiga lapis otot polos

yaitu : Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esofagus ke

bawah dan terutama melewati kurvatura minor dan mayor. Lapisan otot

sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling tebal dan terletak

di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada dibawah lapisan

pertama. Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan

lapisan otot sirkuler esofagus dan paling tebal pada daerah fundus dan

terbentang sampai pilorus.

Lapisan submukosa Terdiri dari jaringan areolar jarang yang

menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini


11

memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan peristaltik. Lapisan ini

mengandung pleksus saraf dan saluran limfe.

Lapisan mukosa Lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-

lipatan longitudinal yang disebut rugae. Ada beberapa tipe kelenjar pada

lapisan ini yaitu : Kelenjar kardia, berada dekat orifisium kardia. Kelenjar

ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastrik, terletak di fundus

dan pada hampir seluruh korpus lambung. (Price, 2008)

Struktur syaraf penyokong lambung : Persyarafan lambung

sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan

duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus

vagus mencabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik, dan seliaka.

Persarafan simpatis adalah melalui saraf splangnikus major dan ganglia

seliakum. Serabut-serabut eferen menghantarkan impuls nyeri yang di

rangsang oleh peregangan, kontraksi otot dan peradangan, dan di rasakan

di daerah epigastrium. Serabut-serabut eferen simpatis menghambat

pergerakan dan sekresi lambung. (Price, 2008)

Pleksus saraf mesentenikus (auerbach) dan submukosa (meissner)

membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkoordinasi

aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.Komponen vaskularisasi

pada lambung : Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serta hati,

empedu dan limfa) terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliaka,

yang mempercabangkan cabang-cabang yang ensuplai kurvatura minor

dan mayor.
12

Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteria gastro

duodenalis dan arteria pankreatiko duodenalis (retroduodenalis) yang

berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior

duodenum dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan perdarahan. Darah

vena dari lambung dan duodenum, serta yang berasal dari pankreas, limpa

dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta (Price,

2015).

2.1.3 Etiologi

1. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,

jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau

intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan

trauma langsung (Muttaqin, 2011). Faktor obat-obatan yang menyebabkan

gastritis seperti OAINS (Indomestasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat),

Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-

deoxyuridine), Salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung

(Sagal, 2006).

Hal tersebut menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.

Hal tersebut terjadi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus

atau pemakaian yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan gastritis

dan peptic ulcer (Jackson, 2006). Faktor-faktor penyebab gastritis lainnya

yaitu minuman beralkohol, seperti whisky, vodka dan gin. Alkohol dan
13

kokain dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan

membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun

pada kondisi normal sehingga, dapat menyebabkan perdarahan (Wibowo,

2007).

Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H.

Pylori, namun dapat pula diakibatkan oleh bakteri lain seperti H.

heilmanii, Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium

species, E.coli, Tuberculosis dan Secondary syphilis (Anderson, 2012).

Gastritis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti

Sitomegalovirus. Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan

Phycomycosis juga termasuk penyebab dari gastritis (Feldman,2010).

Gatritis dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen

penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil

ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respons peradangan mukosa

(Mukherjee, 2009).

Terjadinya iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung,

trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang

dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung (Wehbi,

2008). Penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stres fisik dan

makanan, minuman. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,

trauma, pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat dan refluks usus-lambung.


14

Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada

saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi

mukus dan fungsi sel epitel lambung (Price dan Wilson, 2015; Wibowo,

2007). Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada lambung akibat stres

adalah melalui penurunan produksi mukus pada dinding lambung. Mukus

yang diproduksi di dinding lambung merupakan lapisan pelindung dinding

lambung dari faktor yang dapat merusak dinding lambung antara lain asam

lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi Helicobacter

pylori, OAINS, alkohol dan radikal bebas (Greenberg, 2002).

2. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui,

tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian

gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).

1) Gastritis infeksi

Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori

merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007). Infeksi

Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat

bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Saat ini Infeksi

Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab tersering terjadinya

gastritis (Wibowo, 2007; Price dan Wilson, 2015). Infeksi lain yang dapat

menyebabkan gastritis kronis yaitu Helycobacter heilmannii,

Mycobacteriosis, Syphilis,infeksi parasit dan infeksi virus (Wehbi, 2008).

2) Gastritis non-infeksi
15

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan

tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal

ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding

lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan

mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat yang membantu

tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-12 akhirnya

dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius yang jika

tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.

Autoimmue atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua (Jackson,

2006).

Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam

empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin. Gastropati

uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan ureum terlalu

banyak beredar pada mukosa lambung dan gastritis sekunder dari terapi

obat-obatan. Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan

dengan berbagai penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener

granulomatus, penggunaan kokain, Eosinophilic granuloma, Allergic

granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell granulomas, Rheumatoid

nodules, Tumor amyloidosis, dan granulomas yang berhubungan dengan

kanker lambung (Wibowo, dalam Mukherjee, 2009)


16

2.1.4 Patoflow

Stres

(Obat-obatan, alcohol, bakteri (Helicobacter pylori))

Perangsangan saraf simpatis Meningkatkan produksi Asam


12

NV (Nervus Vagus) Klorida (HCL) di dalam

lambung menimbulkan rasa

mual, muntah, dan anoreksia.

Sel epitel kolumner Vasodilatasi sel

mengurangi produksinya. mukosa gaster.

Produksi HCL meningkat Respon mukosa lambung

akibat penurunan sekresi

mukus dapat berupa

Eksfeliasi (pengelupasan)

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


17

i. Patofisiologi

Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-

obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada

pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis

NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida

(HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan

anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan

menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan

mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk

memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa

lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya

vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang

memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.Vasodilitasi

mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.

Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini 17

ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon

mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa

pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi

memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam


18

hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses

regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah

pendarahan (Price dan Wilson, 2011).

Gastritis Kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan

oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri

helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan

sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun )

diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan

infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti

anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe

B ( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus

( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan bakteri

Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-

obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung.

(Smeltzer dan Bare, 2001)

2.1.6 Manifestasi klinik

Gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis kronik

(Mansjoer, 2007) :

Gastritis akut Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual,

kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.

Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan

melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.


19

Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat

penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.

Gastritis kronik Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak

menyebabkan gejala apapun. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu

hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai

kelainan. Gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya

menimbulkan gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan (dull pain)

pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera setelah

makan beberapa gigitan. (Jackson, 2010)

2.1.7 Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut,

Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan

medis terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian. Ulkus, jika prosesnya hebat. Gangguan cairan dan

elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik,

Yaitu gangguan penyerapan vitamin B12, akibat kurang

pencerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi

terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

2.1.8 Pemeriksaan Diagnosik

Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan (2010) sebagai berikut:

Radiology : sinar x gastrointestinal bagian atas. Endoskopy :

gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik. Laboratorium: mengetahui


20

kadar asam hidroklorida. EGD (Esofagagastriduodenoskopi) : tes

diagnostik kunci untuk perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi

perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera. Pemeriksaan

Histopatologi : tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah

melewati mukosa muskularis. Analisa gaster : dapat dilakukan untuk

menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster,

contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam noktura

Feses : tes feses akan positif H. Pylory Kreatinin : biasanya tidak

meningkat bila perfusi ginjal di pertahankan. Amonia : dapat meningkat

apabila disfungsi hati berat menganggu metabolisme dan eksresi urea atau

transfusi darah lengkap dan jumlah besar diberikan. Natrium : dapat

meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap simpanan cairan tubuh.

Kalium : dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau

muntah atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi

setelah trasfusi darah. Amilase serum : meningkat dengan ulkus duodenal,

kadar rendah diduga gastritis.

2.1.9 Penatalaksanaan

Pengobatan pada gastritis meliputi :

Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung. Antasida: pada

gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk

mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk

gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat. Histonin:

ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung


21

dan kemudian menurunkan iritasi lambung. Sulcralfate: diberikan untuk

melindungi mukosa lambung dengan cara menyeliputinya, untuk

mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi.

Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,

Gastrojejunuskopi / reseksi lambung : mengatasi obstruksi pilorus.

(Dermawan, 2010)

Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:

Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala

menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi,

maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan

untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan

oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri

dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misal :

alumunium hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon

encer atau cuka encer Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase

dihindari karena bahaya perforasi. Terapi pendukung mencakup intubasi,

analgesic dan sedative, antasida, serta cairan intravena. Endoskopi

fiberopti mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan

untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi

atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi

pilrus.
22

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,

meningkatkan istiratahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi.

H. Pilory data diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau

amoksisilin) dan garam bismu (pepto bismo). Pasien dengan gastritis A

biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh

adanya antibody terhadap faktor instrinsik (Smeltzer, 2013).

2.2 Asuhan keperawatan dalam kebutuhan nutrisi

2.2.1 Pengkajian

Anamnese meliputi :

Nama, Usia, Jenis kelamin, Jenis pekerjaan , Alamat, Suku /

bangsa, Agama, Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan

rendah / minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan

menganggap biasa penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis

sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat

menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

Keluhan utama : nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah,

Riwayat penyakit saat ini : meliputi perjalanan penyakit nya, awal dari

gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak

atau bertahap, factor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Riwayat penyakit dahulu : meliputi penyakit yang berhubungan dengan

penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

2.2.2 Pemeriksaan fisik, yaitu review of system (ROS)


23

Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik

terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.

1. B1 (Breath) : Takhipnea.

2. B2 (Blood) : Takikardi, hipotensi, distrimia, nadi perifer

lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

3. B3 (Brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi, nyeri epigastrium.

4. B4 (Bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

5. B5 (Bowel) : Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu

hati, tidak, toleran terhadap makanan pedas.

6. B6 (Bone) : Kelelahan, kelemahan.

2.2.3 Fokus pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan

Tanda : Takikardi. Takipnea / hiperventilasi ( respon terhadap

aktivitas)

2. Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : Hipotensi (termasuk postural), Takikardia, sidritmia

(hipovolemia / hipoksemia), Nadi perifer lemah, Pengisian kapiler

lambat / perlahan (vasokonstriksi), Warna kulit pucat, sianosis

(tergantung pada jumlah kehilangan darah), Kelemahan kulit /


24

membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri

akut, respons psikologik)

3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis ( keuangan atau hubungan

kerja), perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,

perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi

Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan

dengan GE, missal nya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah

gaster, radiasi area gaster, perubahan pola defekasin / karakteristik

feses.

Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi, Bunyi usus : sering

hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan,

Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang – kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea),

konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, pengunaan antasida),

Haluaran urine : menurun, pekat

5. Makanan / cairan

Gejala : Mual, muntah, Masalah menelan : cegukan, Nyeri ulu

hati, sendawa bau asam, mual dan muntah


25

Tanda : Muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah,

dengan atau tanpa bekuan darah, membrane mukosa kering,

penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan

kronis).

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,

kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma

(tergantung pada volume sirkulasi / oksigensi)

7. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,

perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi, rasa

ketidaknyamanan / distress samar-samar stelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut), Nyeri epigastrium kiri

sampai tengah / menyebar ke pungung terjadi 1-2 jam setelah

makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster), Nyeri

epigastrium kiri sampai / menyebar ke punggung terjadi kurang

lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan

makanan atau antasida (ulkus duodenal), Tak ada nyeri (warises

esophageal atau gastritis)


26

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.

2.3 Diagnosa keperawatan

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurun

nya nafsu makan, mual, dan muntah.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam kebutuhan

nutrisi pasien dengan intake nutrisi yang tidak adekuat dapat terpenuhi.

Kriteria hasil : Keadaan umum cukup, Berat badan meningkat, Klien

mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan, Klien

mengalami peningkatan nafsu makan.

2.4 Perencanaan

1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit demi sedikit dengan porsi kecil

namun sering

2. Berikan makanan yang lunak dan makanan yang di sukai pasien /

digemari

3. Anjurkan pasien untuk tidak makan yang bersifat pedas

4. Konsultasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian menu

3.5. Pelaksanaan
27

1. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan mencegah terjadinya mual dan

muntah yang berlanjut

2. Untuk mempermudah pasien dalam mengunyah makanan

3. Menjaga agar tidak terjadi lagi peningkatan asam lambung

4. Mengetahui status nutrisi pasien

2.6 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan

melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal

ini diperlukan pengetahun tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi

evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam

rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian

ulang.
28

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Rancangan Studi Kasus

Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode

deskriptif dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan pada

pasien yang meliputi pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi dan

evaluasi, dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang

keadaan obyektif dan menganalisis lebih mendalam tentang asuhan

keperawatan pasien gastritis dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

di ruangan Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun

2019.

3.2 Subyek Studi Kasus

Dalam studi kasus ini peneliti mengambil subyek penelitian

tentang asuhan keperawatan pasien gastritis dengan hasil data Tn.U

berumur 54 tahun, jenis kelamin laki-laki, keadaan umum lemah,


29

dengan tekanan darah 110/70 mmHg, RR 24x/menit, N 80x/menit, dan

T 36,7ºC, kesadaran pasien composmentis, pasien mengeluh nyeri pada

daerah ulu hati, tidak nafsu makan, dan mengalami mual dan muntah

pada saat makan, dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruangan

Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun 2019.

3.3 Fokus Studi

Peneliti memfokuskan studi kasus ini dengan keperawatan metode

deskriptif dengan menggunakan asuhan keperawatan pada pasien

gastritis dengan hasil data Tn.U berumur 54 tahun, jenis kelamin laki-

laki, keadaan umum lemah, dengan tekanan darah 110/70 mmHg, RR

24x/menit, N 80x/menit, dan T 36,7ºC, kesadaran pasien composmentis,

pasien mengeluh nyeri pada daerah ulu hati, tidak nafsu makan, dan

mengalami mual dan muntah pada saat makan, dengan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh di ruangan Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang tahun 2019.

3.4 Definisi Operasional

Asuhan Keperawatan adalah suatu proses memecahkan masalah

yang membuat perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan

keperawatan kepada klien. Tahap nya meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.


30

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh

manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan

hidupnya dan menggunaan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting

dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.

Gastritis atau dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh

masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung adalah suatu kondisi

dimana terjadi peradangan pada mukosa lambung sehingga

mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung bahkan hingga

lepasnya epitel mukosa superfisial yang menyebabkan gangguan saluran

pencernaan.

3.5 Tempat dan Waktu

Studi kasus ini akan dilakukan di ruangan Musdalifah Rumah Sakit

Islam Siti Khadijah Palembang, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal

28 dan 29 Juni 2019.

3.6 Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini menggunakan data dikumpulan dalam

bentuk format asuhan keperawatan dengan metode wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dan dokumentasi pada pasien gastritis.

3.6.1 Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau responden atau
31

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut. Pada studi kasus

ini wawancara akan dilakukan pasien, keluarga, dokter, dan petugas

kesehatan lainnya (Notoatmojo, 2015).

Pada saat pengkajian, wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

pasien antara lain menanyakan identitas pasien, alasan masuk rumah sakit,

keluhan yang dialami saat ini, riwayat penyakit yang pernah dialami dan

pola aktivitas sehari-hari.

3.6.2 Observasi

Mengobservasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi

yang diperlukan untuk menyajikan gambaran real suatu peristiwa atau

kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu

mengerti perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,

objek, situasi, atau suasana tertentu (Sujarweni, 2015).

Penelitian iini menggunakan jenis observai tidak terstruktur,

dimana pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman

observasi sehingga peneliti mengembangkan pengamatan berdasarkan

perkembangan yang terjadi dilapangan (Sujarweni, 2015).

Observasi yang dilakukan peneliti terhadap pasien gastritis dimulai

dari kepala (rambut, telinga, mata, wajah, hidung, mulut), leher, anggota

badan (dada, perut, punggung), anggota gerak atas dan bawah.

3.6.3 Dokumentasi
32

Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif

sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam badan yang terbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip

foto, hasil rapat, cindera mata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Bahan

dokumentasi terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat

pribadi, buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah

atau swasta, data server dan flashdisk, dan tersimpan di website, dan lain-

lain. Data jenis ini mempunyi sifat utama tak terbatas pada ruang dan

waktu sehingga bisa dipakai untuk mengenali informasi yang terjadi di

masa silam (Sujarweni,2015).

3.6.4 Pemeriksaan Fisik

Peneliti melakukan pemeriksaaan fisik untuk mengetahui apakah

pasien memiliki kelainan atau gangguan pada tubuhnya. Pemeriksaan fisik

pada pasien gastritis ini terbagi menjadi dua yaitu dengan cara

menggunakan pemeriksaan keadaan umum dan pemeriksaan tead to toe,

adapun pemeriksaan keadaan umum yaitu diantara pengukuran tekanan

darah, nada, pernapasan, suhu, penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan. Sedangkan untuk pemeriksaan head to toe adalah

pemeriksaan yang dilakukan dari kepala hingga ke kaki.

3.7 Penyajian Data

Penyajian data pada studi kasus ini menggunakan penyajian data

dengan teks (tekstular) penyajian data tekstular adalah penyajian data hasil

penelitian dalam bentuk uraian kalimat. (Notoatmodjo, 2016)


33

Selain itu juga menurut Komaria (2015) teknik penyajian data pada

studi kasus ini juga dapat digunakan dalam bentuk berbagai bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya, hal ini dimaksud

untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga

pada akhirnya akan menghasilkan satu kesimpulan.

3.8 Etika Studi Kasus

Menurut Hidayat (2015) penelitian yang menggunakan objek

manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hal responden dapat

terlindungi, penelitian dilakukan dengan menggunakan etika sebagai

berikut :

3.8.1 Informed Consent (Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan anatar penelitian

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Tujuan informed consent adalah subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian dan mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut antara lain pertisipasi pasien, tujuan

dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial yang terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang

mudah dihubungi dan lain-lain. (Hidayat, 2015)

3.8.2 Anonymity (Tanpa nama)

Peneliti harus memberikan jaminan dalam pengunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
34

pengumpulan data atau hasil penelitian yang dilaksanakan. ( Hidayat,

2015)

3.8.3 Confientiality (kerahasiaan)

Peneliti harus memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan nya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, 2015)

BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Pengkajian

Hasil pengkajian pada hari jum’at dan sabtu tanggal 28 dan 29 Juni

2019 jam 10.00 WIB di Ruang Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang dengan sumber data dari pasien, keluarga pasien,

perawat ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien didapatkan

hasil dengan pasien Tn.U berumur 54 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pekerjaan sebagai buruh harian, nomor rekam medis 162445.

Keadaan umum pasien lemah, tekanan darah 110/70 mmHg,

pernafasan 24x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36,70C, pasien tidak memiliki


35

riwayat alergi, berat badan 57 kg, tinggi badan 155 cm, kesadaran

composmentis.

Riwayat kesehatan pasien diperoleh dari pasien, yang mengatakan

bahwa pasien mengalami rasa nyeri di ulu hati, serta pasien tidak nafsu

untuk makan. keadaan pasien lemah, beberapa hari sebelum masuk rumah

sakit klien merasakan mual dan muntah, tidak ada nafsu makan jika

dipaksa makan maka akan merasa mual. Sebelumnya pasien pernah

dirawat beberapa hari di rumah sakit karena bermasalah dengan mata dan

dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

4.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang penulis tegakkan adalah nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual,

dan muntah.

4.1.3 Intervensi

Intervensi : observasi makanan kesukaan dan makanan yang tidak

disukai pasien, observasi pola makan pasien setiap hari, anjurkan pasien

makan dengan porsi sedikit demi sedikit tapi sering, anjurkan pasien untuk

tidak makan yang bersifat pedas.

4.1.4 Implementasi

Implementasi hari pertama tanggal 28 juni 2019 yang dilakukan

pada pasien yaitu mengobservasi makanan kesukaan dan makanan yang

tidak disukai pasien, dengan hasil data subjektif : pasien mengatakan suka
36

makan nasi, ikan goreng, sambal, dan sayur sup, makanan yang tidak

disukai pasien adalah yang manis-manis. Data objektif : keadaan umum

baik, dengan pemeriksaan TTV yaitu TD:110/70mmHg, N:80x/m,

RR:24x/m, T:36,7oC. Melanjutkan pelaksanaan dalam pemberian terapi

inj.Pantoprazole 40mg/2x1, lasgan 30mg/2x1, domperidon 10mg/3x1, dan

IVFD RL 20x/menit 500ml. Implementasi yang kedua pada hari yang

sama yaitu menganjurkan pasien untuk tidak makan yang bersifat pedas,

dengan hasil data subjektif : pasien mengatakan mengerti dan paham

dengan apa yang telah dijelaskan oleh perawat, data objektif : keadaan

umum baik, pasien tampak mendengarkan apa yang dijelaskan perawat.

Implementasi hari kedua tanggal 29 juni 2019 yang dilakukan pada

pasien yaitu mengobservasi pola makan pasien, jumlah dan makanan

harian yang dikonsumsi, dengan hasil subjek nya : makan pagi jam 07.30

dengan menu bubur habis 4-5 sendok, makan siang jam 12.00 dengan

menu nasi, ikan, sayur sup habis dengan 5-6 sendok makan, makan

selingan siang jam 14.00 diberikan buah berupa semangka, makan sore

jam 17.00 dengan menu nasi, ikan goreng, dan sayur sup habis dengan 5-6

sendok makan, selama makan pasien tidak merasakan mual dan muntah

lagi, pasien mengatakan minum ±6 gelas setiap hari nya dengan air putih.

Data objektif : keadaan umum baik, asupan nutrisi lebih dari biasa nya

sebelum pasien masuk rumah sakit, dengan TTV:100/80mmHg, N:80x/m,

RR:20x/m, T:36,7oC. Melanjutkan pelaksanaan dalam pemberian terapi

inj.Pantoprazole 40mg/2x1, lasgan 30mg/2x1, domperidon 10mg/3x1, dan


37

IVFD RL 20x/menit 500ml. Implementasi yang kedua di hari yang sama

yaitu menganjurkan pasien untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering,

dengan hasil data subjek : pasien mengatakan akan melakukan nya sesuai

dengan apa yang telah di ajarkan, data objek : keadaan umum baik, pasien

tampak melakukannya dengan baik.

4.1.5 Evaluasi

Setelah di lakukan implementasi keperawatan kemudian penulis

merumuskan evaluasi dari serangkaian tindakan keperawatan yang

sebelumnya sudah di lakukan pada pasien.

Pada implementasi keperawatan yang pertama, yaitu dengan hasil

Subyek : pasien mengatakan dengan jelas makanan apa yang ia sukai dan

pasien mengerti apa yang telah di ajarkan. Obyek : keadaan umum baik.

Assasmen : masalah teratasi sebagian. Planing : intervensi dilanjutkan :

mengobservasi pola makan pasien, jumlah dan makanan harian yang

dikonsumsi.

Pada implementasi keperawatan yang kedua, yaitu dengan hasil

Subyek : pasien mengatakan dengan jelas bagaimana pola nutrisi pasien

pada saat mengalami sakit. Obyek : pasien tampak lebih berenergi, asupan

nutrisi lebih dari biasa nya sebelum pasien masuk rumah sakit. Assasmen :

masalah teratasi. Planing : intervensi dihentikan.

4.2 Pembahasan
38

Pada bab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan medical

bedah pada pasien Gastritis dengan gangguan pola nutrisi di Ruang

Musdalifah Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun 2019.

Dengan cara membandingkan kesenjangan antar teori yang berhubungan

dengan resiko perdarahan dengan apa yang ditemukan dilapangan.

4.2.1 Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan hasil nya dengan pasien Tn.U

berumur 54 tahun, jenis kelamin laki-laki, nomor rekam medis 162445.

Keadaan umum pasien lemah, tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan

24x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36,70C. Riwayat kesehatan pasien

diperoleh dari pasien yang mengatakan bahwa pasien mengalami rasa

nyeri di ulu hati, serta pasien tidak nafsu akan. keadaan umum baik,

beberapa hari sebelum masuk rumah sakit klien merasakan mual dan

muntah, tidak ada nafsu makan jika dipaksa makan maka akan merasa

mual. Sebelumnya pasien pernah dirawat beberapa hari di rumah sakit

karena bermasalah dengan mata dan dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit seperti ini.

Hal ini sejalan dengan teori yang didapat dari Tussakinah dalam

buku ajar medikal bedah (2014), Gastritis biasanya diawali dengan pola

makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam

lambung meningkat. Pola makan terdiri dari frekuensi makan, jenis

makanan dan porsi makan. Dengan menu seimbang perlu dimulai dan
39

dikenal dengan baik sehingga akan terbentuk kebiasaan makan makanan

seimbang dikemudian hari.

Menurut pengkajian yang telah dilakukan dari penelitian Winda

(2015) mengenai gangguan pola nutrisi pada pasien gastritis di RSUD

Sukoharjo. Hasil penelitian diagnosa yang muncul yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual,

dan muntah. Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.“Y”

umur 58tahun setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil keadaan

umum pasien membaik dengan hasil TD:110/80mmHg, N:80x/m,

R:24x/m, T:36° C, tidak lagi merasakan mual dan muntah, pasien dapat

mengatur pola makan nya dengan baik.

Menurut pendapat peneliti, teori yang terkait dan penelitian yang

terkait tidak terdapat kesenjangan yang berarti dikarenakan data yang

didapat seperti nyeri, mual, muntah dan kurang nya nafsu makan yang

pasien alami karena kekurangan asupan nutrisi.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang penulis tegakkan adalah nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual,

dan muntah.

Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan dari NANDA (2015),

pada pasien Gastritis salah satu diagnosa keperawatan yang didapat pada

pasien gastritis adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


40

dengan menurunnya nafsu makan, mual, dan muntah. Pengertiannya

adalah suatu keadaan dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolic tubuh, dengan batasan karakteristik nya adalah nyeri

abdomen, berat badan menurun, kurang nya peningkatan nafsu makan,

pola makan yang tidak teratur.

Berdasarkan hasil studi kasus, teori dan penelitian terkait penulis

berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil penelitian, teori

terkait dan penelitian terkait. Hal ini dikarenakan pada penyakit Gastritis

masalah utama yang muncul adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual, dan muntah.

4.2.3 Intervensi

Pada diagnosa keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual, dan muntah,

yaitu observasi TTV setiap hari nya dengan hasil TD:110/70mmHg,

R:24x/m, N:80x/m, T:36,7˚C, melanjutkan pelaksanaan dalam pemberian

terapi inj.Pantoprazole, lasgan, antacid, dan domperidon.

Menurut pengkajian yang telah dilakukan dari penelitian Winda

(2015) mengenai gangguan pola nutrisi pada pasien gastritis di RSUD

Sukoharjo, adalah tetap memonitor peningkatan berat badan pasien,

peningkatan nafsu makan, keadaan umum klien, tidak lagi merasakan mual

dan muntah pada saat makan.


41

Menurut penelitian yang telah dilakukan ningsih (2016) mengenai

pasien dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu memonitor

peningkatan berat badan pasien, memonitor peningkatan nafsu makan,

memeriksa keadaan umum klien setiap harinya, tidak lagi merasakan mual

dan muntah pada saat makan, dan kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi kepada pasien.

Berdasarkan hasil studi kasus, teori dan penelitian terkait penulis

berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil penelitian, teori

terkait dan penelitian terkait. Hal ini dikarenakan dari masalah yang

timbul, dan intervensi yang direncanakan tidak menemukan perbedaan

yang berarti seperti melakukan tindakan pelaksanaan dalam pemberian

terapi, observasi pola makan pasien agar asupan nutrisi nya terpenuhi dan

tidak lagi merasakan mual dan muntah pada saat makan.

4.2.4 Implementasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.”U” penulis

berpedoman pada rencana tindakan keperawatan yang telah di susun dan

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menyesuaikan waktu

dan kondisi pasien. Implementasi yang telah dilakukan pada diagnosa

keperawatan yaitu mengobservasi TTV setiap hari dengan hasil

TD:110/70mmHg, R:24x/m, N:80x/m, T:36,7˚C, adanya peningkatan

nafsu makan, tidak merasakan mual dan muntah lagi, dan melanjutkan

pelaksanaan dalam pemberian terapi inj.Pantoprazole, lasgan, antacid, dan

domperidon.
42

Menurut teori yang didapatkan dari david dalam pengejaran

pelaksanaan keperawatan (2014), tahap pelaksanaan perawatan merupakan

tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan secara

nyata untuk membantu pasien mencapai tujuan rencana tindakan yang

telah dibuat. Prinsip yang digunakan dalam memberikan tindakan

keperawatan adalah cara pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi

yang terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang dilakukan

terhadap pasien.

Menurut pengkajian yang telah dilakukan penelitian Winda (2015)

pada pasien Tn.”Y” umur 58tahun mengenai gangguan pola nutrisi pada

pasien gastritis di RSUD Sukoharjo. Hasil penelitian diagnosa yang

muncul yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya nafsu makan, mual dan muntah. Rencana keperawatan yang

akan dilakukan pada Tn. “Y” setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil

keadaan umum pasien membaik, mengkaji TTV setiap harinya dengan

hasil TD:110/80mmHg, N:80x/m, R:24x/m, T:36° C, tidak lagi merasakan

mual dan muntah, memonitor berat badan meningkat, dan memonitor

peningkatan nafsu makan.

Berdasarkan hasil studi kasus, teori dan penelitian terkait penulis

berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara hasil penelitian, teori terkait

dan penelitian terkait. Hal ini dikarenakan dari masalah yang timbul, dan

implementasi yang dilakukan peneliti menemukan perbedaan yang berarti


43

seperti memonitor berat badan pasien dan memonitor peningkatan nafsu

makan.

4.2.5 Evaluasi keperawatan

Pada evaluasi ini penulis menggunakan metode SOAP, dari

masalah yang muncul pada kasus ini yaitu data subyektif : klien

mengatakan rasa mual dan muntah sudah tidak ada lagi, data obyektif :

keadaan umum baik, asupan nutrisi lebih dari biasa nya sebelum pasien

masuk rumah sakit.

Hal ini sejalan dengan pendapat penelitian yang dilakukan oleh

Winda (2015) merupakan tahap terakhir proses keperawatan dengan cara

menilai sejauh mungkin mana tujuan dari keperawatan tercapai atau tidak.

Tahap evaluasi ini terdiri atas dua kegiatan yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses perawatan

berlangsung atau menilai respon pasien, sedangkan evaluasi hasil

dilakukan atau target tujuannya diharapkan. Evaluasi dapat dilakukan

dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikirnya.

Menurut pengkajian yang telah dilakukan penelitian Winda (2015)

mengenai gangguan pola nutrisi pada pasien gastritis di RSUD Sukoharjo.

Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn. “Y” umur 58tahun

Evaluasi yang didapat keadaan umum pasien membaik, tidak terdapat

mual dan muntah pada saat makan, peningkatan nafsu makan, terdapat

peningkatan berat badan.

Berdasarkan hasil studi kasus, teori dan penelitian terkait penulis

berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil penelitian, teori


44

terkait dan penelitian terkait. Hal ini dikarenakan dari masalah yang

timbul, dan evaluasi yang didapatkan tidak menemukan perbedaan yang

berarti seperti keadaan umum pasien membaik, tidak terdapat mual dan

muntah pada saat makan, terdapat peningkatan nafsu makan.

4.3 Keterbatasan Studi Kasus

Dalam penelitian ini, tidak juga telepas dari keterbatasan-

keterbatasan yang terjadi yaitu :

1. Waktu yang disediakan untuk pengumpulan data penelitian sangat

singkat sehingga mempengaruhi pengumpulan informasi saat

pengkajian dan mempengaruhi kualitas penelitian.

2. Kurangnya pengalaman penulis dalam kegiatan riset, sehingga banyak

terdapat kekurangan dalam penulisan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil pengkajian dengan pasien Tn.”U” berumur 54 tahun, jenis

kelamin laki-laki, nomor rekam medis 162445. Keadaan umum pasien

lemah, tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan 24x/menit, nadi

80x/menit, suhu 36,70C, pasien tidak memiliki riwayat alergi, berat badan

57 kg, tinggi badan 155 cm, kesadaran compos mentis.


45

Diagnosa keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan menurunnya nafsu makan, mual, dan muntah.

Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Tn.”U” yaitu

observasi makanan kesukaan dan makanan yang tidak disukai pasien,

observasi pola makan pasien setiap hari, anjurkan pasien makan dengan

porsi sedikit tapi sering, anjurkan pasien untuk tidak makan yang bersifat

pedas.

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn.”U” yaitu

mengobservasi makanan kesukaan dan makanan yang tidak disukai pasien,

mengobservasi pola makan, jumlah, dan makanan harian yang pasien

konsumsi setiap harinya, menganjurkan pasien makan dengan porsi sedikit

tapi sering, menganjurkan pasien untuk tidak makan yang bersifat pedas.

Evaluasi keperawatan yang dihasilkan pada Tn.”U” yaitu data

subyektif : pasien mengatakan rasa mual dan muntah sudah tidak ada lagi,

data obyektif : keadaan umum membaik, asupan nutrisi lebih dari biasa

nya sebelum pasien masuk rumah sakit, adanya peningkatan nafsu makan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang

Diharapkan Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang, dapat

lebih meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan

Gastritis.

5.2.2 Bagi Insitusi Pendidikan


46

Diharapkan dapat menambah referensi dalam program belajar serta

berperan dalam melaksanakan kegiatan khususnya seminar tentang kasus

Gastritis.

5.2.3 Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan penyakit Gastritis dalam nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh.

Daftar Pustaka

Anderson, 2012, Konsep Dasar Keperawatan, Bandung


Dermawan, 2010, Penatalaksanaan pengobatan secara medis gastritis, EGC,
Jakarta
Feldman, 2010, Buku ajar keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Herdman & Kamitsuru, 2015, Nanda International Inc. Nursing Diagnoses :
Definitions & Clasification, Jakarta : EGC
Jackson, 2010, Faktor yang Berhubungan dengan Gastritis Mengenai
Penatalaksanaan Gastritis pada pasien Dewasa, Bandung, EGC
Made, dalam suryono, Meilani, R, 2016, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Gastritis, EGC : Jakarta
47

Nanda, 2010, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit buku kedokteran


EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, 2016, Faktor yang berhubungan dengan penyakit gastritis,
Semarang : Universitas Negeri Semarang
Setiadi, 2010, Anatomi Fisiologi dari Gastritis, penerbit buku ilmu bedah, Jakarta
Smeltzer, 2013, Gangguan Gastritis, Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah, Jakarta : Salemba barat
Sujarweni, 2015, Buku Ajar Keperawatan, Mengenai Pengumpulan data Karya
Tulis Ilmiah, Jakarta , EGC
Sukarmin, 2017, Buku ajar keperawatan : teori mengenai gastritis dengan
penangan gastritis, Semarang, EGC
STIK Siti Khadijah, 2019, buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
Palembang
Tussakinah, w, 2017, Keperawatan Medical Bedah, Jakarta : Salemba Medika
Wibowo, 2014, buku Ajar Medikal Bedah tentang Etiologi Gastritis, Jakarta
Wilkinson & Ahern, 2014, Buku saku Diagnosa Keperawatan, Diagnosa Nanda,
Intervensi Nic, Jakarta : EGC
1

INFORMED CONSENT

( Persetujuan Menjadi Partisipan )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan di lakukan oleh Eka Nurbaiti dengan “Asuhan Keperawatan pada pasien

Gastritis dengan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruangan Musdalifah

Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun 2019”

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sekarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa

sanksi apapun.

Palembang, 28 juni 2019


Saksi Yang memberikan
persetujuan

Palembang, 28 juni 2019


Pemohon

Eka Nurbaiti
2

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ”U” DENGAN KASUS
GASTRITIS DI RUANGAN MUSDALIFAH RSI SITI
KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2019

I. Identitas Klien

Nama : Tn. “U”


Umur : 20 juli 1965 (54 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh harian
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal masuk RS : 27 juni 2019 Jam : 11.30 WIB
No. Med Rec : 162445
Tanggal pengkajian : 28 juni 2019 Jam : 10.00 WIB

Keluarga yang dapat segera dihubungi (Orang tua/wali, suami, istri,dll)


Nama : Ny. ”T”
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : jln. Kebun bunga KM.9
No. Telp :-

II. Riwayat Penyakit


3

1. Keluhan Utama : pasien mengatakan kalau daerah ulu hati nya terasa nyeri,

pasien mengatakan terasa mual dan muntah pada saat makan, dan kehilangan

selera makan.

2. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit

karna kemasukan benda asing di mata sebelah kanan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang : pasien mengatakan beberapa hari yang lalu

mengeluh nyeri pada daerah ulu hati dan dibawa keluarganya ke IGD rumah sakit

islam siti khadijah Palembang dengan keluhan nyeri pada ulu hati, mual dan

muntah, kehilangan nafsu makan, dengan skala nyeri 4.

4. Faktor Pencetus : Saat makan tidak tepat waktu.

5. Riwayat keluarga : pasien mengatakan tidak ada didalam keluarga nya yang

mengalami penyakit yang diturunkan seperti penyakit Hipertensi, Asma, dan

Diabetes Mellitus.

6. Genogram
4

Keterangan :

: Laki-Laki : Klien

: Perempuan : Perempuan yang meninggal

: Laki-laki yang meninggal : Tinggal serumah

Keterangan :

Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, pasien mempunyai kakak cewek,

kedua orang tua pasien telah meninggal dunia disebabkan karna usia yang sudah

tua. Orang tua dari istri atau mertua pasien yang laki-laki telah meninggal dunia,

yang perempuan masih hidup. Pasien dikaruniai 3 orang anak yang pertama

cowok, kedua cowok, dan ketiga cewek.

7. Riwayat pengobatan dan Alergi

 Riwayat pengobatan : pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit.

 Riwayat alergi : pasien mengatakan tidak ada.

III. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign

1. Tekanan Darah : 110/70 MmHg

2. Nadi : 80x/Menit

3. RR : 24x/Menit

4. Suhu Tubuh : 36,7ºC

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah


5

IV. Riwayat Biologis

1. Pola nutrisi : “pasien mengatakan biasa makan 3x dalam sehari tetapi

akhir-akhir ini pasien suka menunda dan tidak ada nafsu untuk makan.”

2. Pola cairan : “pasien mengatakan minum 6-8 gelas dalam sehari.”

3. Pola eliminasi

 BAK : Frekuensi nya 3-4x sehari

 BAB : Frekuensi nya 1-2x sehari

4. Pola tidur dan istirahat : “pasien mengatakan semenjak sakit pasien

mengalami susah untuk tidur dan pada saat istirahat terganggu pada saat

nyeri nya timbul”

5. Pola aktifitas dan latihan : “pasien mengatakan semenjak sakit untuk

aktifitas pun susah karna sedikit bergerak akan mengalami nyeri yang

dirasakan”

Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Sistem Penciuman (Hidung)


Reaksi alergi : Tidak ada
Cara mengatasinya : Tidak ada
Pernah mengalami flu : Pernah
Masalah keperawatan : Tidak ada

Sistem Respirasi
Pola napas : Normal 24x/menit
Frekuensi nafas : Normal
Batuk : Tidak ada
6

Sputum : Tidak ada


Nyeri pada saat bernafas : Tidak ada
Kemampuan melakukan aktivitas : Baik
Masalah keperawatan : Tidak ada

Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi perifer : Tidak dilakukan
Suara jantung : Tidak dilakukan
Suara jantung tambahan : Tidak dilakukan
Irama jantung (monitor) : Tidak dilakukan
Syncope : Tidak dilakukan
Masalah Keperawatan : Tidak ada

Sistem Eliminasi
Pola rutin : BAK frekuensi 3-4x/hari dan BAB
frekuensi 1-2x/hari
Colostomy : Tidak dilakukan
Konstipasi : Tidak ada
Diare : Tidak ada
Catheter : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada

Sistem Reproduksi
Kehamilan : Tidak ada
Buah dada : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Pemeriksaan pap smear terakhir : Tidak ada
Keputihan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada
7

Sistem Neurologi
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS : 15
Pemeriksaan Nervus (I-XII) : Tidak dilakukan
Disorientasi : Tidak dilakukan
Tingkah laku : Tenang
Riwayat epilepsy : Tidak ada
Refleks : Normal
Kekuatan genggaman : Normal
Pergerakan ekstrimitas : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada

Sistem muskuloskeletal
Nyeri : Pada daerah ulu hati
Takut gerak : Tidak
Pola latihan gerak : Baik
Gangguan persendian : Tidak ada
ROM : Baik
Kekuatan otot : Baik
Masalah keperawatan : Nyeri pada daerah ulu hati

Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan : Berkurang
Mual muntah : Ada, setiap kali makan
Intake cairan : IVFD RL 500ml 20x/menit
Masalah keperawatan : Tidak ada
8

Kulit
Warna : Normal
Turgor : Baik
Tekstur : Normal
Kelembaban : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

Mata
Bentuk : Mata Simetris Kanan Dan Kiri
Konjungtiva : Merah Jambu
Sklera : Putih
Reaksi Cahaya : Dapat berkedip bila ada rangsangan cahaya
Pupil : Pupil Isokor
Kebersihan : Bersih
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

Telinga
Bentuk : Simetris, Tidak Ada Masalah
Pendengaran : Dapat Mendengar Dengan Jelas
Kebersihan : Cukup Bersih Pada Area Telinga
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

Mulut dan Tenggorokan


Gigi geligi : Terdapat gigi yang patah bagian bawah
sebelah kanan
Kesulitan atau berbicara : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
Pemeriksaan gigi terakhir : Tidak pernah
Masalah Keperawatan : Tidak ada
9

Leher
Bentuk : Simetris, kiri dan kanan tampak seimbang
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : tidak ada peningkatan vena jugularis
Masalah keperawatan : Tidak ada

Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembesaran
Auskultasi : Bising usus normal 5x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

V. Aspek Psikologi

Pola piker dan persepsi

a. Alat bantu yang digunakan : Tidak ada


b. Kesulitan yang di alami : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

VI. Aspek Sosial


Hubungan / komunikasi : Baik
Tempat tinggal : Baik
Kehidupan keluarga : Baik
Kesulitan dalam keluarga : Baik
Masalah keperawatan : Tidak ada

VII. Aspek Spiritual


Sistem nilai kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Keluarga
10

b. Apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda : Sangat penting


c. Kegiatan agama/kepercayaan yang ingin dilakukan di RS : Shalat

Masalah keperawatan : Tidak ada

VIII. Data Penunjang / Laboratorium


a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Hemoglobin 11,7 g/dL 14,0 - 18,00 g/dL
5000 - 10000
2 27 Juni 2019 Leukosit 8000 Cmm
Cmm
3 Glukosa Darah 109 mg/dL 70 - 105 mg/dL

b. Terapi Obat yang di berikan

No Obat / Tindakan Golongan Dosis Indikasi


Injeksi
1 Pompa Proton 40 mg/ 2x1 Gastritis
Pantroprazole
2 Lasgan Pompa Proton 30 mg/ 2x1 Gastritis
3 Domperidon Antiemetik 10 mg/ 3x1 Gastritis
IVFD RL
4 Isotonik 500 ml Gastritis
20x/menit
11

Analisa Data

Nama Pasien : Tn “U” Diagnosa : Gastritis

Jenis Kelamin : Laki-laki No. RM : 162445

No Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS:

pasien mengatakan kalau Peradangan mukosa Nutrisi kurang dari


daerah ulu hati nya terasa
lambung kebutuhan tubuh
nyeri, pasien mengatakan
berhubungan dengan
terasa mual dan muntah pada Peningkatan asam
saat makan, dan kehilangan menurunnya nafsu
lambung
selera makan.
makan, mual, dan
DO: Mual dan muntah
muntah.
1. Keadaan umum pasien Nutrisi kurang dari
composmentis kebutuhan tubuh
TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

T : 36,7 º C
IX. Diagnosa Keperawatan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya

nafsu makan, mual, dan muntah.

X. Rencana Keperawatan
12

Nama Pasien : Tn “U” Diagnosa medis : Gastritis

Jenis Kelamin : Laki-laki No. RM : 162445

Tanggal Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

Jum’at, Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. Observasi TTV

28 juni kebutuhan tubuh tindakan keperawatan 2. Observasi pola makan

2019 berhubungan dengan 2x24 jam, kebutuhan pasien

menurunnya nafsu nutrisi pasien dengan 3. Anjurkan pasien untuk

makan, mual, dan menurunnya nafsu tidak makan yang

muntah. makan, dapat terpenuhi, bersifat pedas

dengan Kriteria hasil : 4. Melanjutkan

1. KU cukup pelaksanaan dalam

2. Berat badan pemberian terapi

meningkat

3. Adanya peningkatan

nafsu makan

4. Tidak merasakan

mual dan muntah

pada saat makan

5. Makan dengan porsi

>5 sendok setiap

makan.
Sabtu, nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. Observasi TTV

29 juni kebutuhan tubuh tindakan keperawatan 2. Observasi keadaan


13

2019 berhubungan dengan 2x24 jam, kebutuhan umum pasien

menurunnya nafsu nutrisi pasien dengan 3. Observasi peningkatan

makan, mual, dan menurunnya nafsu berat badan pasien

muntah. makan dapat terpenuhi, 4. Anjurkan pasien untuk

dengan Kriteria hasil : tidak makan yang

1. KU pasien membaik bersifat pedas

2. Berat badan 5. Melanjutkan

meningkat pelaksanaan dalam

3. Adanya peningkatan pemberian terapi

nafsu makan

4. Tidak merasakan

mual dan muntah

pada saat makan

5. Makan dengan porsi

>5 sendok setiap

makan.

X. Implementasi dan Evaluasi

Catatan Perkembangan l
14

Nama Pasien : Tn “U” Diagnosa Keperawatan : Gastritis

Jenis Kelamain : Laki-laki No. RM : 162445

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nutrisi kurang dari 1. Mengobservasi makanan S : pasien mengatakan

kebutuhan tubuh kesukaan dan makanan suka makan ikan

berhubungan dengan yang tidak disukai pasien goreng, sayur sup,

menurunnya nafsu makan, 2. Menganjurkan pasien sambal, dan pasien

mual, dan muntah. untuk tidak makan yang mengatakan nya

DS : bersifat pedas. dengan jelas

Pasien mengatakan kalau O : keadaan umum baik

daerah ulu hati nya terasa A : masalah teratasi

nyeri sebagian

DO : P : Intervensi dilanjutkan

1. Klien tampak

berenergi

2. Keadaan umum baik

Catatan Perkembangan II

Nama Pasien : Tn “U” Diagnosa Keperawatan : Gastritis

Jenis Kelamain : Laki-laki No. RM : 162445


15

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Ketidakseimbangan nutrisi 1. Mengobservasi pola S : pasien mengatakan

kurang dari kebutuhan makan pasien, jumlah, asupan nutrisi pasien

tubuh b/d intake nutrisi dan makanan harian biasa nya 3x sehari,

yang tidak adekuat. yang di konsumsi setelah tiada ada nafsu

DS : 2. Menganjurkan pasien makan asupan nutrisi

Pasien mengatakan kalau untuk makan sedikit klien berkurang.

daerah ulu hati nya terasa demi sedikit tetapi O:

nyeri sering  keadaan umum

DO : membaik

1. Klien tampak  asupan nutrisi kini

berenergi kembali normal

2. Keadaan umum baik dengan jumlah makan

dengan hasil TTV 3x sehari

TD : 110/70mmHg A : masalah teratasi

R : 24x/m P : intervensi di hentikan.

N : 80x/m

T : 36,7˚C

Anda mungkin juga menyukai