Anda di halaman 1dari 138

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA TERHADAP


PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG

SKRIPSI

Oleh :
FATIN AFIZAH SARI BINTI SUKARI
NIM. 10215034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA TERHADAP
PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :
FATIN AFIZAH SARI BINTI SUKARI
NIM. 10215034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA TERHADAP
PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG

SKRIPSI

Oleh :
FATIN AFIZAH SARI BINTI SUKARI
NIM. 10215034

Skripsi ini Telah Disetujui


16 Mei 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Ika Rahmawati, S.Kep, Ns., M.Kep. Winanda Rizki B.S., S.Kep, Ns., M.Kep.

Mengetahui :
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Ely Isnaeni, S.Kep, Ns., M.Kes.


Ketua Program Studi

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA TERHADAP
PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG

SKRIPSI

Oleh :
FATIN AFIZAH SARI BINTI SUKARI
NIM. 10215034

Skripsi ini Telah Disetujui


16 Mei 2019

Oleh Tim penguji :


Penguji I : Sri wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep. ( )
Penguji II : Jajuk Winarni, S.Kep, Ns., MM.Kes. ( )
Penguji III : Ika Rahmawati, S.Kep, Ns., M.Kep. ( )
Sekertaris : Winanda Rizki B.S., S.Kep, Ns., M.Kep. ( )

Mengetahui :
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Ika Rahmawati, S.Kep, Ns., M.Kep.


Dekan

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Fatin Afizah Sari Binti Sukari
NIM : 10215034
Program Study : S1 Keperawatan
Judul Skripsi :PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA
TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 16 Mei 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Fatin Afizah Saru Binti Sukari


NIM. 10215034

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan

Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng” dengan lancar.

Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. EC. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata

Kediri.

2. Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Apt, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan.

3. Ika Rahmawati, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dan pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, nasehat serta yang telah memberikan

kesempatan pada kami untuk menyelesaikan Pendidikan.

4. Ely Isnaeni, S.Kep.,Ns, M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu KesehatanInstitut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang

telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan pendidikan.

5. Winanda Rizki B.S., S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis.

6. Kedua Orangtua yang telah memberi motivasi, dukungan dan selalu

mendo’akan.

vi
vii

7. Pihak perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Kediri yang telah membantu

menyediakan buku sumber atau referensi bagi peneliti demi terselesaikannya

skripsi ini.

8. Bapak ibu dosen penguji yang akan menguji skripsi ini.

9. Semua teman-teman mahasiswa yang banyak membantu dan mendukung

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang membantu baik secara moral maupun material kepada

penulis.

Skripsi ini jauh dari sempurna, namun telah dibuat sesuai dengan

kemampuan penulis untuk itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kami sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami berharap

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 16 Mei 2019

Penulis

vii
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN


PRE-EKLAMPSIA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GAMPENG

Fatin Afizah S.B.S, Ika Rahmawati1, Winanda Rizki B.S2

Pre-Eklampsia adalah suatu penyakit dengan adanya tanda hipertensi,


edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini bisa
menimbulkan komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan
itu sendiri. Salah satu upaya pencegahan Pre-Eklampsia pada ibu hamil adalah
dengan pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pencegahan Pre-Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil di Puskesmas
Gampeng. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental Design
dengan metode penelitian pre test-post test with one group design. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dengan cara
non probability sampling, dengan menggunakan teknik Total sampling didapatkan
30 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pencegahan
Pre-Eklampsia sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan bernilai ρ-value =
0,000 yang berarti nilai ρ < 0,05, maka H1 diterima sehingga dapat disimpulan
dari penelitian ini bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
Pre-Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil.

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, pencegahan Pre-Eklampsia,


Pengetahuan

viii
ABSTRACT

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT PRE-ECLAMPSIA


PREVENTION ON PREGNANT WOMEN KNOWLEDGE
IN GAMPENG HEALTH CENTER

Fatin Afizah S.B.S, Ika Rahmawati1, Winanda Rizki B.S2

Pre-eclampsia is a disease with signs of hypertension, edema, and


proteinuria arising from pregnancy. This disease can be caused by pregnancy
complications. One effort to prevent Pre-Eclampsia in pregnant women is by
providing health education to increase their knowledges. This study aims to
determine the effect of health education toward the prevention of pre-eclampsia
on the knowledge of pregnant women at the Gampeng Health Center. The type of
research used is Pre Experimental Design with a pre-post-test with one group
design. Data collection is done using questionnaires. Sampling is done by non
probability sampling, especially using total sampling technique that obtained by
30 respondents. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank test. The
results showed that the level of knowledge about prevention toward pre-eclampsia
before and after health education was ρ-value = 0,000 which means the value of ρ
<0.05, H1 was accepted so that it can be concluded from this study that there is an
influence of health education about prevention of pre-eclampsia of pregnant
women knowledges.

Keywords : Health education, prevention of Pre-Eclampsia, Knowledge

ix
x

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................... i
Halaman Persetujuan ......................................................................... iii
Halaman Pengesahan ......................................................................... iv
Surat PernyataanKeaslian Tulisan ..................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................. viii
Daftar Isi............................................................................................. x
Daftar Tabel ....................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................. xiv
Daftar Arti Lambang Dan Singkatan ................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 8


A. Konsep Tentang Pendidikan Kesehatan ........................................ 8
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan............................................. 8
2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan ............................ 8
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan..................................... 11
4. Metode Pendidikan Kesehatan ................................................. 12
5. Model Pendidikan Kesehatan ................................................... 13
6. Media Pendidikan Kesehatan ................................................... 14
B. Konsep Tentang Pre-Eklampsia .................................................... 16
1. Definisi Pre-Eklampsia ............................................................. 16
2. Klasifikasi Pre-Eklampsia ........................................................ 17
3. Etiologi Pre-Eklampsia ............................................................. 18
4. Manifestasi Pre-Eklamsia ......................................................... 18
5. Komplikasi Pre-Eklampsia ....................................................... 20
6. Pencegahan Pre-Eklampsia....................................................... 21
C. Konsep Tentang Pengetahuan ....................................................... 23
1. Definisi Pengetahuan ................................................................ 23
2. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 26
4. Pengukuran Pengetahuan .......................................................... 27
5. Kategori Pengetahuan ............................................................... 28
D. Konsep Tentang Ibu Hamil ........................................................... 28
1. Definisi Hamil .......................................................................... 28
2. Klasifikasi Kehamilan .............................................................. 29
3. Perubahan Perilaku Seksual Ibu Hamil tiap Trimester ............. 29

x
xi

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .................... 31


A. Kerangka Konsep .......................................................................... 31
B. Hipotesis ........................................................................................ 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN....................................... 33


A. Desain Penelitian .......................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel penelitian .................................................... 34
1. Populasi ................................................................................... 34
2. Sampel ..................................................................................... 34
3. Tehnik Sampling ...................................................................... 35
C. Lokasi penelitian .......................................................................... 36
D. Waktu penelitian ........................................................................... 36
E. Definisi operasional ...................................................................... 37
F. Variabel penelitian ....................................................................... 39
G. Alat penelitian dan cara pengumpulan data ................................. 39
1. Alat Penelitian ......................................................................... 39
2. Uji validitas dan reliabilitas ..................................................... 40
3. Cara Pengumpulan Data .......................................................... 42
4. Tahap Persiapan Data .............................................................. 43
5. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 44
6. Tehnik Pengolahan Data .......................................................... 44
H. Analisa data .................................................................................. 46
1. Analisa Univariat ..................................................................... 46
2. Analisa Bivariat ....................................................................... 47
I. Etika Penelitian ............................................................................. 47
J. Kerangka Kerja ............................................................................. 49

BAB V Hasil Penelitian.................................................................... 50


A. Profil UPTD Puskesmas Gampeng ............................................... 50
B. Hasil Penelitian.............................................................................. 51
C. Karakteristik Responden ............................................................... 52
D. Analisa Univariat .......................................................................... 53
E. Analisa Bivariat ............................................................................. 54

BAB VI Pembahasan ...................................................................... 56


A. Analisa Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan
Pendidikan Kesehatan .................................................................. 56
B. Analisa Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan
Pendidikan Kesehatan .................................................................. 59
C. Analisa Peneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan ........................ 63

BAB VII Penutup ............................................................................ 66


A. Kesimpulan ................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 68
LAMPIRAN ...................................................................................... 72

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel IV.1 Tabel Rancangan Penelitian.......................................... 33
Tabel IV.2 Definisi Operasional Penelitian .................................... 37
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas ........................................................ 41
Tabel IV.4 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................... 41
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Ibu Hamil ......................................... 52
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil .............................. 52
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil ................................ 52
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan ................... 53
Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan ................... 53
Tabel V.6 Analisa Bivariat tingkat pengetahuan sebelum
diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok
perlakuan....................................................................... 54

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar III.1 Kerangka Konseptual............................................. 31
Gambar IV.1 Kerangka Kerja ...................................................... 49

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Pedoman Pelaksanaan Konseling ...................................... 72
Lampiran 2 Surat Persetujuan Pemohonan Data Awal......................... 73
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian/Survey/Kegiatan............... 74
Lampiran 4 Pengambilan Data Awal.................................................... 75
Lampiran 5 Fomulir Pengajuan Persetujuan Judul Skripsi/Kti ............ 76
Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................... 77
Lampiran 7 Surat Persetujuan Menjadi Responden.............................. 78
Lampiran 8 Inform Consent Penelitian ................................................. 79
Lampiran 9 Lembaran Pemohonan Menjadi Responden...................... 80
Lampiran 10 Kuisioner Pengetahuan Tentang Pre-Eklampsia ............... 81
Lampiran 11 Kisi Kisi Kuisioner Pengetahuan Tentang Pre-Eklampsia 86
Lampiran 12 Validasi dan Reabilitas Kuisioner ..................................... 87
Lampiran 13 SAP ................................................................................... 96
Lampiran 14 Surat Keterangan Melanjutkan Penelitian ......................... 106
Lampiran 15 Power Point Pre-Eklampsia............................................... 107
Lampiran 16 Leaflet Pre-Eklampsia ....................................................... 108
Lampiran 17 Surat Rekomendasi penelitian ........................................... 109
Lampiran 18 Surat Keterangan Kelayakan Etik Penelitian .................... 110
Lampiran 19 Surat Persetujuan Pemohonan Penelitian .......................... 111
Lampiran 20 Karakteristik Responden ................................................... 112
Lampiran 21 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test ....................................... 113
Lampiran 22 Pengolahan Data................................................................ 114
Lampiran 23 Dokumentasi ..................................................................... 1

xiv
xv

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang :


& = Dan
+ = Penjumlahan
- = Pengurangan
x = Perkalian
% = Persen
< = Kurang Dari
> = Lebih Dari
/ = Atau
α = Alfa
β = Beta/ Koefisien Determinasi
B = Koefisien Regresi
ρ = Probabilitas

Daftar Singkatan :
KH = Kelahiran Hidup
AKI = Angka Kematian Ibu
WHO = World Health Organization
SUPAS = Survei Penduduk Antar Sensus
IUGR = Intra Uterin Growth Retardation
CFR = Case Fatality Rate
SDKI = Survey Dasar Kesehatan Ibu

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pre-Eklampsia adalah suatu penyakit dengan adanya tanda

hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit

ini bisa menimbulkan komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung

oleh kehamilan itu sendiri, sebab terjadinya masih belum jelas sehingga

ketika hal ini terjadi menyebabkan ibu hamil harus dilakukan tindakan

persalinan secepatnya (Hanifa, 2002).

Kematian ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan yang

belum dapat diselesaikan. Berdasarkan Survey Dasar Kesehatan Ibu

(SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai

359/ 100.000 KH (Kemenkes RI, 2013). Laporan Kematian Ibu di

Kabupaten / Kota se-Jawa Timur tahun 2010 AKI di Propinsi Jawa Timur

sebesar 101,4 per 100.000 KH dengan faktor penyebab utama perdarahan

(29,43%) penyebab kematian ibu di Jawa Timur. Pada tahun 2011 AKI di

Propinsi Jawa Timur sebesar 104,3 per 100.000 KH dengan faktor

penyebab utama perdarahan (29,35%) penyebab kematian ibu. Pada tahun

2012, AKI di Propinsi Jawa Timur mencapai 97,43 per 100.000 KH.

Kematian ibu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor

perdarahan, faktor Pre-Eklampsia / eklampsia, faktor infeksi, faktor

jantung, dan faktor lain-lain. Pada tahun 2012 di Jawa Timur faktor Pre-

1
2

Eklampsia adalah faktor dominan (34,88%) penyebab kematian ibu

(Dinkes Prov Jatim, 2013).

Hasil penelitian Supriandono dan Sofoewan (Rozikhan, 2007),

menyebutkan bahwa 93,9% penderita Pre-Eklampsia yang berpendidikan

kurang dari 12 tahun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alwi (2015) di

RSIA Fatimah menyebutkan bahwa ibu yang pemeriksaan ANC tidak

lengkap berisiko 3,615 kali mengalami Pre-Eklampsia, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan (2007) di Rumah Sakit Kendal

menyebutkan bahwa pemeriksaan ANC kurang atau sama dengan 3 kali

berisiko 1,50 kali menyebabkan Pre-Eklampsia. Berdasarkan hasil survey

peneliti, didapatkan data bahwa ibu hamil di lingkungan kerja puskesmas

Gampeng masih belum mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang Pre-

Eklampsia.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti

di Puskesmas Gampeng Kabupaten Kediri didapatkan dari 11 ibu hamil

yang melakukan ANC hanya 4 responden dengan ANC lengkap mengerti

tentang Pre-Eklampsia tanpa memahami lebih lanjut, sedangkan 7

responden dengan ANC tidak lengkap kurang mengerti tentang Pre-

Eklampsia. Dari petugas Puskesmas, Ibu hamil yang memeriksakan diri di

Puskesmas tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang Pre-

Eklampsia apabila ibu hamil belum mengalami tanda gejala Pre-Eklampsia

dan penyakit kehamilan lainnya. Dari hasil tersebut mendapatkan ANC

yang tidak lengkap mempengaruhi pengetahuan ibu tentang kesehatan


3

kehamilan dan komplikasi kehamilan yang mempengaruhi pengetahuan

ibu yang kurang.

Menurut UU RI No.23 Tahun 2003 Tingkat pendidikan seseorang

dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu semakin

tinggi pendidikan maka semakin tinggi pengetahuan seseorang karena

pendidikan yang tinggi mempermudah ibu menerima informasi baru

sehingga tidak akan acuh terhadap informasi kesehatan sedangkan

semakin rendah pendidikan maka pengetahuan pun sangat terbatas

sehingga acuh terhadap program kesehatan yang ada.

Angka kematian ibu akibat Pre-Eklampsia di dunia pada tahun

2015 menurut WHO sebanyak 303.000 jiwa, dan di Asia Tenggara angka

kematian ibu Pre-Eklampsia pada tahun 2015 mencapai 61.000 jiwa

(World Health Organization, 2015). Pre-Eklampsia juga menjadi

penyebab langsung kematian ibu hamil di Inggris yaitu sebesar 15%

(Symonds, 2010). Di Indonesia, pada tahun 2006 angka kematian ibu

(AKI) yang disebabkan oleh Pre-Eklampsia adalah sebanyak 5,8%

(Depkes, 2007). Jika dilihat dari sebab sakit, persentase Pre-Eklampsia

lebih rendah dibanding data di dunia, namun jika dilihat dari Case Fatality

Rate (CFR), penyebab kematian terbesar adalah Pre-Eklampsia dengan

CFR 2,1%. Pada tahun 2011 Pre-Eklampsia menempati urutan kedua

sebagai penyebab kematian pada ibu melahirkan yaitu sebanyak 24%

(Depatermen Kesehatan, 2012).


4

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2017, hasil

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) didapati AKI sejumlah 305 jiwa

per 100.000 kasus kelahiran hidup. Sedangkan penyebab AKI pada tahun

2017, 53% karena perdarahan disusul pre-eklampsi 33%, selanjutnya

dengan penyakit jantung sebanyak 7%. Untuk emboli di masukkan pada

kelompok lain-lain sebanyak 7%. Di Puskesmas Gampeng sendiri di

dapatkan angka kejadian Pre-Eklampsia sebanyak 16 jiwa pada tahun

2017. Dilihat dari angka kejadian Pre-Eklampsia yang masih tinggi karena

kurangnya pemberian pendidikan kesehatan tentang preeklampsia pada ibu

hamil, jumlah angka tersebut diharapkan dapat ditekan dengan pemberian

penyuluhan kesehatan tentang Pre-Eklampsia pada ibu hamil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Pre-Eklampsia

menurut Yulaikhah (2009), diantaranya usia kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, peningkatan indeks massa tubuh, primipara (ibu yang

melahirkan untuk pertama kalinya), ukuran plasenta yang besar, ibu yang

merokok, primigravida muda, distensi rahim yang berlebihan, adanya

riwayat Pre-Eklampsia, riwayat hipertensi, kehamilan ganda, dan penyakit

yang menyertai kehamilan seperti diabetes melitus dan kegemukan.

Menurut Manuaba (2007) berat badan sebelum hamil dan pertambahan

berat badan ibu hamil perlu perhatian khusus karena dapat mempengaruhi

tumbuh kembang janin serta dapat meningkatkan risiko penyulit

kehamilan seperti diabetes dan Pre-Eklampsia, dan dapat mengakibatkan

komplikasi serta kematian pada ibu dan janin. Untuk mengurangi angka
5

kematian ibu, pengetahuan yang baik dari ibu hamil merupakan salah satu

cara untuk mengantisipasi terjadinya masalah persalinan, terutama yang

dapat menyebabkan komplikasi persalinan. Kurangnya pengetahuan

tentang Pre-Eklampsia akan berdampak buruk dengan kehamilan dalam

merencanakan persalinan yang aman (Sulistyaningsih dan Vinka, 2017).

Pendidikan kesehatan pada ibu hamil merupakan pemberian

bimbingan dan penyuluhan kesehatan kehamilan pada masyarakat dalam

rangka meningkatkan kesehatan pada ibu hamil, mencegah penyakit Pre-

Eklampsia secara dini dan upaya pengobatannya. Dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada ibu hamil diharapkan menekan angka

kejadian Pre-Eklampsia menurun serta menekan angka kematian pada ibu

dan janin.

Metode pendidikan kesehatan yang akan digunakan dalam

penelitian ini menggunakan media video dan leaflet yang akan diselingi

tentang Pre-Eklampsia. Penggunaan video sebagai sarana penyuluhan

kesehatan kini mulai dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi

saat ini. Penyuluhan kesehatan melalui media video memiliki kelebihan

dalam hal memberikan visualisasi yang baik sehingga memudahkan proses

penyerapan pengetahuan. Video termasuk dalam media audio visual

karena melibatkan indera pendengaran sekaligus indera penglihatan.

Media audio visual ini mampu membuahkan hasil belajar yang lebih baik

untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan

menghubung-hubungkan fakta dan konsep (Kustandi, 2011). Pemberian


6

pendidikan kesehatan tentang Pre-Eklampsia dengan pemanfaatan video

edukasi sebagai media pembelajaran merupakan salah satu usaha penulis

dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik, menyenangkan,

dan aktif. Dengan media audio visual, responden memanfaatkan sebagian

besar alat inderanya sehingga membuahkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan fakta bahwa Pre-Eklampsia merupakan salah satu

penyebab utama kematian ibu di negara berkembang serta angka kejadian

Pre-Eklampsia masih tinggi maka penulis ingin melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-

Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng”.

B. Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-

Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di

Puskesmas Gampeng.

2. Tujuan khusus
7

a) Untuk mengetahui pengetahuan tentang pencegahan Pre-Eklampsia

pada ibu hamil sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di

Puskesmas Gampeng.

b) Untuk mengetahui pengetahuan tentang pencegahan Pre-Eklampsia

pada ibu hamil setelah dilakukan pendidikan kesehatan di Puskesmas

Gampeng.

c) Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang

pencegahan Pre-Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil di

Puskesmas Gampeng.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi

Menambah pustaka bagi institusi yang berhubungan dengan

pendidikan kesehatan dalam pencegahan Pre-Eklampsia.

2. Bagi peneliti lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk

penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema

sama dan variabel yang berbeda.

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat menganalisa apakah pendidikan kesehatan memiliki

pengaruh tentang pencegahan Pre-Eklampsia terhadap pengetahuan ibu

hamil di Puskesmas Gampeng.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses pembelajaran yang

dilakukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk

merubah perilakunya yang tidak sehat ke pola yang lebih sehat. Proses

pendidikan kesehatan juga melibatkan beberapa komponen, antara lain

menggunakan strategi belajar mengajar, mempertahankan keputusan

untuk membuat perubahan tindakan/perilaku, dan berfokus kepada

perubahan perilaku untuk meningkatkan status kesehatan mereka

(Aisyah, 2010).

Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan

dalam bidang kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan

merupakan semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan

pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2012).

2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan

Menurut World Health Organization (2005) pendidikan kesehatan

dapat mempengaruhi untuk mengubah perilaku individu atau

8
9

masyarakat dari perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Pendidikan

kesehatan diharapkan mampu mengubah perilaku individu dan

masyarakat sehingga mampu mencapai kondisi sehat.

Tujuan dan manfaat Pendidikan kesehatan secara umum yaitu

untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang

kesehatan. Selain itu, tujuan dan manfaat Pendidikan Kesehatan

menurut Suliha (2007) dan Notoatmodjo (2012) ialah sebagai berikut:

1. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat.

2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan lebih sehat.

3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

4. Agar masyarakat memiliki tanggungjawab yang lebih besar pada

kesehatan.

5. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah

terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan

mencegah penyakit menular.

6. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,

keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan

dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

7. Meningkatkan pengertian terhadap berbagai penyakit yang

disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku sehat sehingga

angka kesakitan terhadap penyakit tersebut berkurang.


10

Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan menurut

Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan promosi kesehatan dalam melakukan pendidikan

kesehatan diantaranya yaitu :

1. Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi

Promosi kesehatan bertujuan untuk menggugah kesadaran,

memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,

keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu dalam

konteks promosi kesehatan juga memberikan pegertian tentang

tradisi kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang

merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk

promosi ini dilakukan dengan penyuluhan, pameran, iklan layanan

kesehatan, dan sebagainya.

2. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat)

Bentuk promosi kesehatan dilakukan agar dapat

memberdayakan masyarakat dan mampu mengadakan sarana dan

prasarana kesehatan dengan cara bantuan teknik, memberikan

arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan

prasarana.

3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)

Promosi kesehatan ini ditujukan untuk mengadakan

pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas


11

kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas

dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang

hidup sehat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi

menurut Fitriani (2011) yaitu :

1. Dimensi sasaran

a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasarannya adalah

individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah

kelompok masyarakat tertentu.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah

masyarakat luas.

2. Dimensi tempat pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah

pasien dan keluarga

b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah

pelajar.

c. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan Pusat

Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum

maupun khusus atau tempat kerja dengan sasarannya adalah

masyarakat atau pekerja.


12

3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

a. Promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan

gizi, gaya hidup dan sebagainya.

b. Perlindungan khusus (Specific Protection), misal : imunisasi

c. Diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and

prompt treatment), misal : pengobatan yang layak dan

sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

d. Rehabilitasi (Rehabilitation), misal : pemulihan kondisi cacat

melalui latihan-latihan tertentu.

e. Pembatasan cacat (Disability Limitation), misal : mencegah

penyakit menjadi berkelanjutan agar cacat tidak memburuk.

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), berdasarkan pendekatan yang ingin

dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 yaitu :

1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan

untuk membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai

tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Berdasarkan

pada pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Ada 2 bentuk

pendekatannya yaitu :
13

a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)

b. Wawancara

2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Dalam penyampaian promosi kesehatan dengan metode ini

kita perlu mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta

tingkat pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung

besarnya kelompok, yaitu :

a. Kelompok besar

b. Kelompok kecil

3. Metode berdasarkan pendekatan massa

Metode pendekatan massa ini cocok untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini bersifat

umum, yang bermaksud tidak membedakan golongan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,

dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan yang ingin

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

ditangkap oleh massa.

5. Model Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam (2008) dalam Ahmad (2017) perawat sebagai

pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengkaji kekuatan dan

dampak yang ditimbulkan oleh intervensi keperawatan terhadap


14

perilaku subyek yang dapat memperkaya, memberikan informasi dan

melengkapi perilaku subyek yang diinginkan.

Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat

menurut World Health Organization (2005) adalah sebagai berikut :

1. Model Perilaku Individu

Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan

faktor penentu dari perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan

dan model promosi kesehatan ditunjukkan untuk promosi

peningkatan perilaku sehat daripada mengulangi faktor penyebab.

2. Model Pemberdayaan Masyarakat

Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum

membawa dampak yang berarti pada perubahan perilaku di

masyarakat. Fokus proses pemberdayaan masyarakat adalah

komunikasi, informasi, dan pendidikan kesehatan.

6. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam (2008) media pendidikan kesehatan adalah

saluran komunikasi yang dapat dipakai untuk mengirimkan pesan

kesehatan. Media dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Media cetak

a. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan

tulisan maupun gambar, biasanya sasarannya masyarakat

yang bisa membaca.


15

b. Leaflet : penyampaian pesan melalui lembar yang dilipat

biasanya berisi gambar atau tulisan atau biasanya kedua-

duanya.

c. Flyer (selebaran) : seperti leaflet tetapi tidak berbentuk

lipatan.

d. Flip chart (lembar balik) : informasi kesehatan yang

berbentuk lembar balik dan berbentuk buku. Biasanya berisi

gambar dibaliknya berisi pesan kalimat berisi informasi

berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubik (tulisan-tulisan) : pada surat kabar atau majalah,

mengenai hal yang berkaitan dengan hal kesehatan.

f. Poster : berbentuk media cetak berisi pesan-pesan kesehatan

biasanya ditempel di tembok-tembok tempat umum dan

kendaraan umum.

g. Foto : yang mengungkapkan masalah informasi kesehatan.

2. Media elektronik

a. Televisi : dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara,

dan forum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.

b. Radio : bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan

tanya jawab dan lain sebagainya.

c. Vidio Compact Disc (VCD).

d. Slide : slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.

e. Film strip : bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.


16

3. Media papan (bill board)

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum dan dapat

dipakai dan diisi pesan-pesan kesehatan.

B. Konsep Tentang Pre-Eklampsia

1. Definisi Pre-Eklampsia

Pre-Eklampsia adalah hipertensi yang ada setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria. Normalnya pada setiap manusia

yang sehat, kurang lebih sekitar 150 mg protein dikeluarkan ke dalam

urin setiap harinya. Jika terdapat lebih dari 150 mg per hari maka

disebut sebagai proteinuria, kadar normal yang diukur dalam protein

urin sewaktu yaitu <10 mg/dl (Prawirohardjo, 2008).

Pre-Eklampsia merupakan suatu kondisi khusus dalam kehamilan

yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah dan

proteinuria. Pre-Eklampsia juga berhubungan dengan kejang yang

disebut juga eklampsia dan gagal organ ganda pada ibu, sedangkan

komplikasi yang terjadi pada janin meliputi retriksi pertumbuhan dan

abrupsio plasenta (Greenberg, 2007).

Pre-Eklampsia gangguan yang terjadi pada kehamilan dan

megalami regresi setelah kelahiran, ditandai dengan kemunculan

sedikitnya dua dari tiga tanda, yaitu hipertensi, edema, proteinuria

(Billington & Stevenson, 2010).


17

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Pre-

Eklampsia adalah suatu keadaan pada masa kehamilan yang ditandai

dengan adanya peningkatan tekanan darah, proteinuria dan adanya

edema disertai kejang tonik-klonik.

2. Klasifikasi Pre-Eklampsia

Pre-Eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat

terjadi postpartum. Pre-Eklampsia di bagi menjadi dua bagian, yaitu

Pre-Eklampsia ringan dan berat Pre-Eklampsia berat yang merupakan

komplikasi dari Pre-Eklampsia ringan, dan nantinya akan berisiko

untuk kematian janin dan neonatus serta menyebabkan kematian ibu

hamil (Bobak, 2005).

1. Pre-Eklampsia Ringan

Pre-Eklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik

kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berkaitan

terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel

(Prawirohardjo, 2008).

2. Pre-Eklamsia Berat

Pre-Eklampsia berat adalah Pre-Eklampsia dengan tekanan

darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic > 110

mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawirohardjo, 2008).


18

3. Etiologi Pre-Eklampsia

Penyebab dari Pre-Eklampsia belum pasti, tetapi ada beberapa

faktor yang mempengaruhi yaitu primigravida, usia lebih dari 35 tahun

atau kurang dari 18 tahun, dan faktor penyakit yang menyertai

kehamilan (Neville, 2001). Dalam penelitian Rozikhan (2007),

penyebab Pre-Eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah

banyak teori yang mencoba menerangkan penyebab penyakit tersebut,

tetapi belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa Pre-Eklampsia

disebabkan ischaemia rahim dan plasenta (ischemaemia

uteroplacentae). Selama kehamilan uterus memerlukan darah yang

lebih banyak. Pada molahidatidosa, hydramnion, kehamilan ganda,

pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh

darah ibu, diabetes, peredaran darah dalam dinding rahim kurang, maka

keluarlah zat-zat dari plasenta atau desidua yang menyebabkan

vasospasmus dan hipertensi. Tetapi teori ini tidak dapat dijelaskan

semua yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

4. Manifestasi Pre-Eklampsia

Genetik dapat merupakan faktor imunologi lain. Ada faktor

keturunan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih

menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika

dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa pada ibu


19

yang mengalami Pre-Eklampsia 26% anak perempuan akan mengalami

Pre-Eklampsia, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami Pre-

Eklampsia. Menurut Bobak (2005) gejala-gejala klinik Pre-Eklampsia

dapat dibagi menjadi Pre-Eklampsia ringan dan berat yaitu :

1. Pre-eklampsi ringan

a. Bila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg diatas tekanan

biasa, tekanan diastolik 90 mmHg kenaikan 15 mmHg diatas

tekanan biasa, tekanan yang meninggi ini sekurangnya diukur

dua kali dengan jarak 6 jam.

b. Protein urin sebesar 300 mm/dl dalam 24 jam atau > 1 gr/1

secara rantom dengan memakai contoh urin siang hari yang

dikumpulkan pada 2 waktu dengan jarak 6 jam karena

kehilangan protein adalah bervariasi.

c. Edema dependent, bengkak di mata, wajah, jari, bunyi

pulmoner tidak terdengar. Edema timbul dengan diketahui

penambahan berat badan yang sebanyak ini disebabkan retensi

air dalam jaringan dan kemudian baru edema nampak, edema

ini tidak hilang dengan istirahat.

2. Pre-eklampsi berat

a. Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik

lebih dari 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang

setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.


20

b. Proteinuria lebih dari 5 gr dalam urine 24 jam atau kurang

lebih 3 pada pemeriksaan dipstik setidaknya pada 2 kali

pemeriksaan acak menggunakan contoh urine yang diperoleh

cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam.

c. Oliguria ≤ 400 ml dalam 24 jam.

d. Gangguan otak atau gangguan penglihatan.

e. Nyeri ulu hati.

f. Edema paru/ sianosis.

5. Komplikasi Pre-Eklampsia

1. Perubahan pada plasenta dan uterus

Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan

gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang lama pertumbuhan

janin terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi

gawat janin sampai kematian karena kekurangan oksigenasi.

2. Perubahan pada ginjal

Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah

kedalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi

glomerulus berkurang. Pada penyelidikan biopsi menunjukkan

kelainan preeklampsia berupa: kelainan glomerulus, hiperplasia

sel-sel jukstaglomerulus, kelainan pada tubulus-tubulus Henle, dan

spasmus pembuluh darah ke glomerulus.


21

3. Hati

Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan

perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus, disertai trombosis pada

pembuluh darah kecil, terutama disekitar vena porta.

4. Otak

Pada pemeriksaan yang belum lanjut hanya ditemukan

edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat

ditemukan perdarahan.

5. Retina

Kelainan yang sering ditemukan pada retina adalah

spasmus pada arteriola-arteriola, terutama pada siklus optikus dan

retina.

6. Paru

Yaitu menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan

karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi.

7. Jantung

Biasanya mengalami perubahan degeneratif pada

miokardium. Sering ditemukan degenerasi lemak serta nekrosis

dan perdarahan.

6. Pencegahan Pre-Eklampsia

Pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya Pre-Eklampsia

pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinya Pre-


22

Eklampsia. Pre-Eklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi

sehingga tidak secara keseluruhan dapat dicegah (Prawirohardjo, 2008).

Pencegahan dapat dilakukan dengan nonmedikal dan medikal :

1. Pencegahan dengan nonmedikal.

Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak

memberikan obat.

Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring.

Di Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang

mempunyai risiko tinggi terjadinya Pre-Eklampsia meskipun

tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya Pre-Eklampsia

dan mencegah persalinan preterm. Restriksi garam tidak

terbukti dapat mencegah terjadinya Pre-Eklampsia.

Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung :

a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak

jenuh, misalnya omega-3 PUFA.

b. Antioksidan : vitamin C, vitamin E, β-karoten, CoQ10,

N-Asetilsistein, asam lipotik.

c. Elemen logam berat : zinc, magnesium, kalsium.

2. Pencegahan dengan medikal

Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat

meskipun belum ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian

diuretic tidak terbukti mencegah terjadinya Pre-Eklampsia


23

bahkan memperberat hypovolemia. Antihipertensi tidak

terbukti mencegah terjadinya Pre-Eklampsia.

Pemberian kalsium : 1.500-2.000 mg/hari dapat dipakai

sebagai suplemen pada risiko tinggi terjadinya Pre-Eklampsia.

Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium

365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat

mencegah Pre-Eklampsia ialah asprin dosis rendah rat-rata di

bawah 100 mg/hari, atau dipyridamole. Dapat juga diberikan

obat-obat antioksidan, misalnya vitamin C, vitamin E, β-

karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam lipoik.

C. Konsep Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru


24

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yang disebut AIETA, yaitu:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di

sini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.


25

2. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata

(sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian


26

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria yang ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

Tak dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, dan begitu juga

sebaliknya.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental).

4. Minat

Adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan


27

menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang

lebih dalam.

5. Pengalaman

Yaitu suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Jika pengalaman terhadap objek

tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

6. Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan diatas

(Notoatmodjo, 2012).
28

5. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan terbagi dalam 3 kategori,

antara lain:

1. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh petanyaan.

2. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75%

dari seluruh pertanyaan.

3. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55%

dari seluruh pertanyaan.

D. Konsep Tentang Ibu Hamil

1. Definisi Ibu Hamil

Ibu ialah wanita yang telah melahirkan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005). Hamil adalah mengandung janin dalam rahim

karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005). Kehamilan itu sendiri merupakan hasil “kencan”

sperma dan sel telur (Maulana, 2008). Ibu hamil adalah seorang

wanita yang mengandung dari konsepsi sampai melahirkan seorang

bayi (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan merupakan masa di mana

seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam ovarium.

Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara waktu haid terakhir dan

kelahiran (38 minggu dari pembuahan).


29

2. Klasifikasi Umur Kehamilan

Masa kehamilan bermula dari konsepsi sampai lahirnya bayi.

Lamanya kehamilan secara normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

Kehamilan menurut Prawirohardjo (2008) diklasifikasikan dalam 3

trimester, yaitu:

1. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12

minggu).

2. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

3. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

3. Perubahan Perilaku Seksual Ibu Hamil tiap Trimester

Menurut Pantikawati (2010) perubahan psikologis pada ibu hamil

menurut trimester kehamilan adalah:

1. Trimester I

Trimester pertama adalah masa penentuan bahwa wanita itu

hamil. Kebanyakan wanita bingung tentang kehamilannya.

Kebingungan akan berakhir spontan ketika ibu hamil tersebut

menerima kehamilannya. Wanita hamil juga memiliki perubahan

keinginan seksual. Dalam trimester I merupakan waktu penurunan

libido. Libido dipengaruhi oleh kelelahan, mual, depresi, sakit dan

pembesaran payudara, kehawatiran, kekecewaan, dan


30

keprihatinan yang semua merupakan bagian yang normal pada

trimester I.

2. Trimester II

Selama trimester kedua, wanita umumnya merasa baik dan

bebas dari ketidaknyamanan kehamilan. trimester kedua dibagi

menjadi fase prequickening dan postquickening. Quickening

(pergerakan janin) sebagai fakta, menambah daya dorong

psikologi wanita. Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama

trimester kedua, hampir 80% wanita hamil mengalami

peningkatan dalam hubungan seks.

3. Trimester III

Saat mendekati persalinan, umumnya hasrat libido kembali

menurun, terkadang lebih drastis dibandingkan dengan saat

trimester pertama. Perut yang membuncit membatasi pergerakan

dan posisi nyaman saat berhubungan intim. Rasa nyaman sudah

berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat

dengan cepat, napas lebih sesak karena besarnya janin mendesak

dada dan lambung, dan kembali merasa mual menyebabkan

menurunnya minat seksual. Selain itu, perut yang besar, kaki

bengkak, dan wajah sembap membuat ibu merasa tidak hot lagi

dimata pasangan. Perasaan itu pun semakin kuat jika suami

enggan untuk berhubungan seks, meski sebenarnya ia merasa


31

tidak tega atau khawatir melukai ibu dan janin (Suryoprajogo,

2009).
32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


Faktor penyebab :
A. Kerangka Konseptual Ibu Hamil a. Primigravida
b. Usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 18 tahun
Faktor yang Pre-Eklampsia c. Faktor penyakit yang menyertai kehamilan
mempengaruhi
pengetahuan : Pendidikan kesehatan tentang Faktor yang
a. Pendidikan Pre-Eklampsia mempengaruhi
b. Pekerjaan pendidikan :
c. Umur Pengetahuan tentang a) Faktor
d. Minat Pre-Eklampsia Pendidikan kesehatan : predisposisi
1. Metode Kelompok b) Faktor
e. Pengalaman
a. Kelompok besar enabling
f. Kebudayaan (penguat)
Penilaian pengetahuan : 1) Ceramah
g. Informasi 1. Baik : 76% - 100% c) Faktor
2) Seminar reinforcing
2. Cukup : 56% - 75%
3. Kurang : 40% - 55%
b. Kelompok kecil (pemungkin)
Keterangan : 1) Diskusi kelompok
: Di teliti 2) Curah pendapat
: Tidak Di teliti 3) Metode Massa
2. Metode Individual (Perorangan)

Gambar III.1 Kerangka konsep penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia
Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.

32
33

Penjelasan dari Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep diatas penulis menguraikan jalan

pemikiran penulis dimana pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, minat,

pengalaman, kebudayaan dan informasi. Pengalaman seseorang dapat

berpengaruh pada pengetahuan seseorang itu sendiri dalam melakukan

suatu tindakan. Pengetahuan sediri juga dapat diperoleh dari hasil suatu

pendidikan. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian

tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan Pre-

Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil, dengan melakukan

pengukuran sebelum dan sesudah diberikannya pendidikan kesehatan

pencegahan Pre-Eklampsia, pengukuran dilakukan menggunakan

instrument berupa kuisioner dengan kategori penilaian baik, cukup, dan

kurang.

B. Hipotesis

Hipotesis, berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata

“hupo” artinya sementara dan “thesis” artinya pernyataan. Menurut Dantes

(2012) hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus di uji melalui data

atau fakta yang di peroleh melalui penelitian.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah


34

H1 diterima : Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan

Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di

Puskesmas Gampeng.
35

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan suatu strategi

penelitian dalam mengidentifikasi suatu permasalahan sebelum melakukan

perencanaan akhir pengumpulan data. Rancangan penelitian digunakan untuk

mendefinisikan struktur sebuah penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam,

2014).

Menurut Notoatmodjo (2012), desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pre Experimental Designs. Metode yang dipilih peneliti berdasarkan

desain yang digunakan adalah metode penelitian pre test-post test with one

group designs. Pada semua responden diberikan pendidikan kesehatan

tentang pencegahan Pre-Eklampsia, sebelum perlakuan diberikan pre test

tentang pengetahuan pencegahan Pre-Eklampsia dan setelah perlakuan

dilakukan post test tentang pengetahuan pencegahan pre-eklamapsia. Desain

ini berupaya untuk mengungkapkan pengaruh pendidikan kesehatan tentang

pencegehan Pre-Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil. Bentuk

rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Rancangan Penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang


Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di
Puskesmas Gampeng.
Subjek Pre test Perlakuan Post test
Kelompok
O1 X O2
responden

35
36

Keterangan :

O1 : pengetahuan ibu hamil tentang Pre-Eklampsia sebelum diberikan

program pendidikan kesehatan pencegahan Pre-Eklampsia (pre test).

O2 : pengetahuan ibu hamil tentang Pre-Eklampsia setelah diberikan

program pendidikan kesehatan pencegahan Pre-Eklampsia (post test).

X : intervensi pendidikan kesehatan pencegahan Pre-Eklampsia.

B. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi

Populasi ialah subjek yang sesuai kriteria - kriteria yang telah tentukan

dalam sebuah penelitian (Nursalam, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas

Gampeng dengan total 30 responden berdasarkan hasil pengambilan data

awal.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat di pergunakan sebagai

subjek dalam penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014). Bila

populasi dalam suatu penelitian besar dan peneliti tidak mungkin untuk

mempelajari keseluruhan dan yang ada pada populasi, serta adanya

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan tehnik

yang ada (Sugiyono, 2011).


37

Roecoe memberikan saran tentang ukuran sampel untuk sebuah

penelitian yaitu Ukuran sampel yang dianggap layak dalam sebuah

penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 sampel (Sugiyono, 2011).

Nursalam (2014) menjelaskan bahwa syarat dari pengambilan sampel

terdiri dari representatif atau mewakili.

Sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Gampeng di

kategorikan dalam :

a) Kriteria inklusi :

1) Ibu hamil di Puskesmas Gampeng.

2) Bersedia menjadi responden.

b) Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil yang tidak hadir saat penelitian.

2) Ibu hamil yang gangguan pendengaran.

3) Ibu hamil yang tidak dapat membaca (buka huruf) dan menulis.

Berdasarkan pengambilan data awal jumlah sampel dalam penelitian

ini yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 30

responden.

3. Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara yang di

lakukan dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2014).


38

Tehnik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sampling Total sampling, penelitian ini dilakukan dengan mengambil

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2014).

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan Di Puskesmas Gampeng, Kabupaten

Kediri.

D. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian atau pengambilan data dan Pendidikan kesehatan

pada bulan September 2018 - April 2019.

Jadwal kegiatan penelitian terlampir.


39

E. Definisi operasional

Penelitian dilakukan dengan memberikan ceramah tentang pencegahan Pre-Eklampsia. Berikut distribusi dari definisi

operasional :

Tabel IV.2 Definisi Operasional penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.
DEFINISI ALAT
NO. VARIABEL PARAMETER SKALA SKOR
OPERASIONAL UKUR
1. Pendidikan Upaya untuk memberikan a. Responden dapat mengetahui - - -
Kesehatan pengetahuan baru dan bisa dan memahami konsep Pre-
tentang memberikan manfaat bagi Eklampsia.
pencegahan penerima informasi 1. Pengertian Pre-Eklampsia
Pre- kesehatan tentang 2. Jenis Pre-Eklampsia
Eklampsia pencegahan Pre-Eklampsia. 3. Penyebab Pre-Eklampsia
Dimana pendidikan 4. Pencegahan Pre-
kesehatan dilakukan 1 kali Eklampsia
selama 60 menit dengan b. Responden dapat mengetahui
metode ceramah dan tanya dan memahami definisi Pre-
jawab kepada responden dan Eklampsia.
penyampaian pendidikan c. Responden dapat mengetahui
kesehatan dilakukan dengan dan memahami pencegahan
menggunakan powerpoint, Pre-Eklampsia.
leaflet, video, dan poster.

DEFINISI
NO. VARIABEL PARAMETER ALAT UKUR SKALA SKOR
OPERASIONAL

39
40

2. Pengetahuan Suatu respon yang didapat Responden mampu Kuisioner dengan Ordinal Benar = 1
seseorang setelah menjawab butir soal 16 soal, Salah = 0
melakukan penginderaan pertanyaan mengenai yang berisi tentang : a) Baik : 76%
terhadap objek atau suatu : a) Pengertian Pre- - 100%
kejadian. a) Pengertian Pre- Eklampsia. jawaban
Eklampsia. b) Klasifikasi Pre- benar
b) Klasifikasi Pre- Eklampsia b) Cukup :
Eklampsia. c) Etiologi Pre- 56% - 75%
c) Etiologi Pre- Eklampsia jawaban
Eklampsia d) Manifestasi Pre- benar
d) Manifestasi Pre- Eklampsia c) Kurang :
Eklampsia. e) Komplikasi Pre- 40% - 55%
e) Komplikasi pre- Eklampsia jawaban
eklamsia f) Pencegahan Pre- benar
f) Pencegahan Eklampsia (Arikunto,
Pre-Eklampsia 2006).
41

F. Variabel Penelitian

Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki anggota suatu

kelompok yang memiliki perbedaan dengan kelompok lain. Variabel adalah

suatu hal yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau

diperoleh dari penelitian tentang suatu konsep penelitian tertentu yang

memiliki bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2012).

1. Variabel Independent

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.

Variabel independent dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kesehatan

Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel

yang menjadi akibat dari variabel independent. Variabel dependent dari

penelitian ini adalah pengetahuan.

G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh suatu informasi dari responden dalam

artian dapat memaparkan tentang hal-hal yang diketahui oleh responden.


42

Kuesioner yang digunakan ialah kuesioner tertutup dimana sudah

tersedia pilihan jawaban sehingga responden dapat memilih jawaban yang

sudah disediakan (Arikunto, 2010).

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tentang pengetahuan Pre-Eklampsia yang sesuai teori yaitu dengan soal 16

soal yang terdapat jawaban untuk dipilih para responden atau jawaban

Multiple Choice (pilihan ganda), apabila responden mampu menjawab

benar skor 1 dan jawaban salah skor 0, apabila responden mampu

menjawab dengan benar pertanyaan yang ada dengan nilai 76% – 100%

maka dikategorikan baik, bila menjawab benar dengan prosentase 56% –

75% maka dikategorikan cukup, dan bila menjawab benar dengan

prosentase 40% - 55% maka dikategorikan kurang. Kuesioner akan

diberikan sebelum dilakukan Pendidikan kesehtan (pre-test) dan setelah

dilakukan Pendidikan kesehatan (post-test).

2. Uji validitas dan Reliabilitas

Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas, suatu kuesioner dapat

di katakan valid atau reliabel jika hasil dari r hitung > r tabel. Dan nilai r

tabel untuk 20 responden adalah 0.396 (Junaidi, 2014).


43

1. Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang Pre-Eklampsia

Tabel IV.3 Hasil uji validitas kuisioner pengetahuan tentang Pre-


Eklampsia
SOAL r hitung r tabel KETERANGAN
Soal 1 0.638 0.396 Valid
Soal 2 0.638 0.396 Valid
Soal 3 0.762 0.396 Valid
Soal 4 0.638 0.396 Valid
Soal 5 0.762 0.396 Valid
Soal 6 0.638 0.396 Valid
Soal 7 0.761 0.396 Valid
Soal 8 0.761 0.396 Valid
Soal 9 0.762 0.396 Valid
Soal 10 0.761 0.396 Valid
Soal 11 0.719 0.396 Valid
Soal 12 0.761 0.396 Valid
Soal 13 0.236 0.396 Tidak Valid
Soal 14 0.719 0.396 Valid
Soal 15 0.761 0.396 Valid
Soal 16 0.761 0.396 Valid
Soal 17 0.719 0.396 Valid
Karena jumlah sampel dalam uji validitas ini ada 25 responden

maka batas nilai tabel r dengan signifikansi 0,05 (5%) adalah 0.396

(Junaidi, 2014).

Dari hasil uji validitas di atas, didapat jumlah kuesioner

pengetahuan yang valid ada 16 pertanyaan, tidak valid ada 1

pertanyaan (Soal 13).

2. Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang Pre-Eklampsia

Table IV.4 Hasil uji reliabilitas kuisioner pengetahuan tentang Pre-


Eklampsia
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.932 17
44

Karena nilai cronbach’s alpha adalah 0,932 ( > 0.396), maka

kuesioner dapat dikatakan reliabel.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer ialah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan

secara langsung pada saat penelitian dilaksanakan. Data primer dalam

penelitian ini merupakan data yang diambil dari kuesioner yang

diberikan kepada responden.

b. Data Sekunder

Dari subyek peneliti yang diukur sesudah pemberian kuesioner

pengetahuan tentang pencegahan preeklampsia.

4. Tahap Persiapan Data

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai

tahapan pengumpulan data dan pengelolahan data. Tahap persiapan yang

dilakukan peneliti sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan surat persetujuan pengajuan judul penelitian

kepada pembimbing I dan pembimbing II.

b. Lembar persetujuan judul penelitian ditanda tangani pembimbing I,

pembimbing II dan Ketua Program Studi S1 Keperawatan Institut

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri sebagai pengantar untuk

pengambilan data awal.


45

c. Mengajukan surat ijin pengambilan data awal di BAAK Fakultas Ilmu

Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

d. Mengajukan surat pengambilan data awal ke lokasi tempat penelitian.

e. Mengajukan surat izin penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten

Kediri.

f. Mendapatkan surat rekomendasi penelitian dari Bakesbangpol

Kabupaten Kediri.

5. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan penelitian mulai dari memberikan dan menjelaskan inform

consent kepada responden.

b. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden kepada

masyarakat yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.

c. Memberikan kuesioner (pre-test) tingkat pengetahuan Pre-Eklampsia

kepada responden. Kemudian menjelaskan cara pengisian kuesioner

dan mempersilahkan responden untuk mengisi sesuai pengetahuan dan

perasaannya.

d. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan dalam melakukan

pencegahan Pre-Eklampsia dengan konsep ceramah dengan

menggunakan powerpoint dan video. Memberikan pendidikan

kesehatan dilakukan 1 kali selama 60 menit.


46

e. Peneliti melakukan pengambilan data post-test kepada responden

setelah diberikan pendidikan kesehatan pencegahan Pre-Eklampsia

untuk mengetahui adakah peningkatan tingkat pengetahuan.

f. Peneliti melakukan pengolahan data, analisa data dan menyusun

laporan hasil penelitian.

6. Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi :

Sebelum melaksanakan analisa data, beberapa tahapan harus dilakukan

terlebih dahulu untuk mendapatkan data yang valid sehingga saat

menganalisa data tidak mendapat kendala. Langkah langkah pengolahan

menurut Notoatmodjo (2012), yaitu :

a) Editing (penyuntingan data)

Editing adalah suatu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

dari data yang diperoleh atau dikumpulkan (Notoatmodjo, 2012).

Dalam proses editing penelitian ini, peneliti memeriksa ulang

kuesioner yang telah terisi dan mengecek kembali kuesioner untuk

memastikan tidak ada soal yang terlewati, terisi dengan lengkap dan

jelas. Hasil dari semua kuesioner yang diberikan dapat dipakai dan

tidak ada yang terlewati, sudah terisi dengan jelas sehingga dapat

dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu coding.

b) Coding (pemberian kode)


47

Memberi kode data merupakan suatu metode untuk

mengobservasi data yang sudah dikumpulkan selama penelitian

kebentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan yang

tepat untuk keperluan analisa terhadap hasil observasi yang sudah

dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Karakteristik responden pada

penelitian yang meliputi usia responden dengan rentang usia 12-21

tahun diberi kode “1”, rentang usia 22-31 tahun diberi kode “2”,

rentang 32-41 tahun diberi kode “3” dan rentang usia > 41 tahun di

beri kode “4”. Karakteristik Pendidikan responden yang meliputi tidak

sekolah diberi kode “0”, SD diberi kode “1”, SMP diberi kode “2”,

SMA diberi kode “3”, Perguruan Tinggi diberi kode “4”. Dalam

penelitian ini coding dilakukan dengan menggunakan kode 0 dan 1

pada kuesioner pengetahuan yang di bagi kedalam dua kategori yaitu :

1. Kode 0 untuk jawaban yang salah

2. Kode 1 untuk jawaban yang benar

Kemudian untuk pemberian kode dengan kategori tingkat

pengetahuan yaitu :

1. Kode 1 untuk tingkat pengetahuan baik dengan nilai persentase76-

100%.

2. Kode 2 untuk tingkat pengetahuan cukup dengan nilai persentase

56-75%.

3. Kode 3 untuk tingkat pengetahuan kurang dengan nilai persentase

<55%.
48

c) Scoring

Pada penelitian ini pemberian nilai pada masing-masing

pertanyaan sesuai dengan ketentuan. Kuisioner tingkat pengetahuan

gradasi skornya adalah benar skor 1 dan salah skor 0. Hasil jawaban

responden yang telah diberi skor kemudian dijumlahkan dan

diklasifikasikan berdasarkan tingkatan pengetahuan yaitu tingkatan

pengetahuan baik 76% – 100 %, tingkatan pengetahuan cukup 56% –

75 %, tingkatan pengetahuan kurang < 55 %.

d) Data Entri (memasukkan data)

Jawaban dari masing-masing responden atau hasil dari penelitian

dimasukkan dalam bentuk “kode” (angka) yang kemudian

dimasukkan kedalam program “software SPSS” komputer untuk

dilakukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2012).

e) Tabulasi (membuat tabel data)

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data yang sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,

2012). Dalam penelitian ini setelah data yang diinginkan terkumpul,

peneliti memasukkan data-data tersebut ke dalam bentuk tabel dengan

tabel penelitian terlampir.

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat
49

Adalah analisis yang bertujuan menjelaskan atau menggambarkan

karakteristik masing - masing variabel yang di teliti. Analisis univariat

akan tersaji dalam bentuk distribusi frekuensi Variabel yang di analisis

secara univariat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan

pedidikan sebelum dan sesudah pada responden.

2. Analisa Bivariat

Adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dan pengetahuan tentang pencegahan Pre-Eklampsia

dengan melihat perbandingan pre test dan post test yang dilakukan,

kemudian hasil penelitian dianalisa adapun uji

Wilcoxon Signed Ranks Test untuk distribusi data normal. Karena skala

data ordinal dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Intepretasi

hasil uji statistik bila :

ρ value > α (0,05) maka Ho diterima atau H1 ditolak, tidak ada

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia

Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil.

ρ value ≤ α (0,05) maka H1 diterima atau Ho ditolak, ada Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil.

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :

1. inform consent
50

Merupakan persetujuan antara peneliti dan responden dengan

memberikan lembar persetujuan. Inform consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan, dengan memberikan lembar persetujuan

menjadi responden. Peneliti memberikan informasi tentang prosedur atau

proses penelitian sebagai calon responden, sehingga responden mampu

memahami dan diharapkan dapat berpartisipasi secara suka rela dan tidak

ada unsur paksaan. Lembar inform consent ditanda tangani oleh

responden setelah bersedia menjadi responden, jika responden tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden (Ambarwati,

2015).

2. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data (kuesioner) atau hasil penelitian yang akan disajikan (Ambarwati,

2015).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset. Peneliti memberitahukan jaminan rahasia kepada responden sebelum

kuesioner dibagikan, yaitu semua informasi responden dirahasiakan


51

kecuali hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk

tujuan akademis saja (Ambarwati, 2015).


52

J. Kerangka Kerja

Populasi Ibu hamil di Puskesmas Gampeng


dengan jumlah 30 responden
Tehnik Sampling:
Total Sampling

Sampel penelitian sejumlah 30 responden yang


memenuhi kriteria inklusi

Melakukan Pre test pegetahuan Pre-Eklampsia

Memberikan Pendidikan kesehatan


tentang pencegahan Pre-Eklampsia

Melakukan Post test pegetahuan Pre-Eklampsia

Pengolahan data :
- Editing - Data Entri
- Scoring - Tabulasi
- Coding

Analisa Data dengan analisa univariat dan


analisa bivariat
(Wilcoxon Signed Rank)

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar IV.1 Kerangka kerja penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang


Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di
Puskesmas Gampeng.
53

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Profil UPTD Puskesmas Gampeng

Visi UPTD Puskesmas Gampeng terwujudnya pelayanan dasar

yang berkualitas di wilayah UPTD Puskesmas Gampeng. Misi UPTD

Puskesmas Gampeng meningkatkan mutu pelaynan kesehatan yang

terjangkau dan berkualitas, terwujudnya kemandirian dan peran serta

masyarakat untuk hidup sehat. Jenis-jenis pelayanan UPTD Puskesmas

Gampeng meliputi yaitu, ruang pemeriksaan umum, ruang pemeriksaan

ibu dan anak, ruang KB, ruang imunisasi, ruang gigi, ruang laboratorium,

kamar obat, ruang konsultasi TB, gizi dan layanan kesehatan lingkungan.

UPTD Puskesmas Gampeng merupakan unit pelaksanaan teknis kesehatan

yang beralamat di Jl. Raya Gampeng No. 124, Gampengrejo, Kediri, Jawa

Timur, Indonesia 64182.

Di ruang pemeriksaan umum, pelanggan di panggil satu persatu

sesuai nomer antrian pendaftaran, ditanyakan keluhan dan dilakukan

pemeriksaan. Pelayanan di ruang KIA/KB, dilakukan pemeriksaan

anamnesa, pemeriksaan fisik, konseling, dan pemeberian obat. Jenis

pelayanan di ruang KIA meliputi ANC terpadu setiap hari, pelayanan KB

setiap hari, dan pengobatan umum bagi bayi balita dibawa 5 tahun. Di

ruang gigi, dilakukan pemeriksaan sesuai keluhan pelanggan, serta

memberikan informasi perwatan gigi dan mulut. Ruang laboratorium,

pasien yang memelukan pemeriksaan lebih lanjut di rujuk ke ruang

53
54

laboratorium untuk menegakkan diagnose penyakit secara tepat. Ruang

obat, pelanggan mendapatkan obat serta mendapatkan penjelasakan cara

meminum dan menyimpan obat secara benar. Ruang TB, melayani

konseling TB dan pemberian obat TB setiap hari rabu, menerima

konseling sanitasi, pelayanan pojok gizi, melayani untuk bayi, ibu hamil,

lansia atau pelanggan yang memeiliki penyakit tertentu. UPTD Puskesmas

Gampeng melayani sepenuh hati mengobati sesuai ilmu.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di UPTD Puskesmas

Gampeng Kediri, berikut pemaparan hasil penelitian Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu

Hamil Di Puskesmas Gampeng yang telah dilaksanakan pada tanggal 05 -

08 Maret 2019. Penelitian ini dilakukan pada 30 responden ibu hamil yang

memeriksankan kehamilan di UPTD Puskesmas Gampeng Kabupaten

Kediri.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner pre test dan

post test. Pada pengumpulan data pre test dilakukan seluruh responden

sebelum dilakukan intervensi untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

hamil. Kemudian pengumpulkan data post test dilakukan selama 60 menit

setelah Pendidikan kesehatan diberikan. Sebelum penyajian hasil

penelitian, terlebih dahulu akan diuraikan gambaran karakteristik

responden.
55

C. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan usia responden

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.
Usia Frekuensi Persentase (%)
12-21 tahun 3 10
22-31 tahun 20 66,7
32-41 tahun 7 23,3
>41 tahun 0 0
Total 30 100
Tabel V.1 menjelaskan bahwa dari 30 responden, sebagian

besar ibu hamil 20 (66,7%) responden berusia 22-31 tahun.

2. Berdasarkan Pendidikan responden

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.
Pebdidikan Frekuensi Persentase (%)
tidak sekolah 0 0
SD 0 0
SMP 7 23,3
SMA 15 50
Perguruan Tinggi 8 26,7
Total 30 100
Tabel V.2 menjelaskan bahwa dari 30 responden, sebagian

besar ibu hamil 15 (50%) responden berpendidikan SMA.

3. Berdasarkan pekerjaan responden

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Tidak bekerja 16 53,3
Bekerja 14 46,7
Total 30 100
Tabel V.3 menjelaskan bahwa dari 30 responden, sebagian

besar ibu hamil 16 (53,3%) responden tidak bekerja.


56

D. Analisa Univariat

Analisa univariat menjelaskan tingkat pengetahuan sebelum diberikan

pendidikan kesehatan dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yang

disajikan dalam bentuk presentase.

1. Tingkat Pengetahuan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan.
Tingkat Pegetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 3 10
Cukup 12 40
Kurang 15 50
Total 30 100
Mean 52.29
Tabel V.4 tentang distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan, didapatkan hasil

bahwa dari 30 responden dengan sebagaian besar tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 15 (50.0%) responden.

2. Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan.

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan.
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 25 83.3
Cukup 5 16.7
Kurang 0 0
Total 30 100
Mean 90.83
Tabel V.5 tentang distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan, didapatkan hasil

bahwa dari 30 responden dengan sebagaian besar tingkat

pengetahuan baik 25 (83.3%) responden.


57

E. Analisa Bivariat

Tabel V.6 Analisa Bivariat tingkat pengetahuan sebelum


diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan.
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Mean Uji Wilcoxon
Pre Intervensi 30 52.29
ρ value
Post Intervensi 30 90.83
0,000
Peningkatan 38.54
Pada table V.6 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan. Rata-rata tingkat pengetahuan sebelum

diberikan pendidikan kesehatan 52.29 sedangkan rata-rata sesudah

diberikan pendidikan kesehatan 90.83. Terdapat perbedaan tingkat

pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan sehingga terdapat peningkatan sebesar

38.54. hasil dari penelitian juga diperkuat dengan adanya analisa uji

statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon, pada uji Bivariat

menunjukkan nilai ρ value yang didaptkan adalah sebesar 0,000 yang

berarti nilai ρ < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima

sehingga terdapat Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan

Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil.


58

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa tingkat pengetahuan responden tentang Pencegahan Pre-

Eklampsia pada Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng sebelum dilakukan

Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tingkat

pengetahuan tentang Pencegahan Pre-Eklampsia pada 3 responden (10%)

memiliki pengetahuan baik, 12 responden (40%) memiliki pengetahuan

cukup dan 15 responden (50%) pengetahuan kurang. Berdasarkan data

pengetahuan tersebut, dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan responden

sebagian besar masih kurang.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya

adalah informasi, karena informasi dapat memberikan seseorang

pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Dari informasi yang didapat

seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat

memahami. Tak dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, dan begitu juga sebaliknya

(Mubarak, 2007). Hasil penelitian ini kurang mendukung temuan oleh

Susanti (2012) yang salah satu kesimpulannya mengatakan bahwa

pengetahuan ibu hamil tentang Pre-Eklampsia di BPS Suminten Mantingan

Ngawi sebagian besar adalah cukup sebanyak 18 orang (60%). Namun

penelitian ini sejalan dengan Sandra (2015) distribusi pendidikan responden

58
59

sebagian besar memiliki pendidikan rendah sebanyak (72%) hal ini

menyebabkan tingkat pengetahuan responden masih kurang. Tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden oleh karena

kemampuan seseorang dalam menerima dan memahami ditentukan oleh

tingkat pendidikan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2018) sebagian

besar 52,7% berpendidikan SMA. Penelitian ini berbeda dengan penelitian

Oster Suriani Simarmata dalam analisis data sekunder riset kesehatan tahun

2010 yang menunjukkan bahwa sebagian besar 41,2% subjek berpendidikan

SD. Beberapa ahli berpendapat bahwa tinggi atau rendahnya pendidikan

seorang ibu hamil akan berpengaruh terhadap kemampuannya menyerap

informasi baru. Hal ini juga berdampak pada pengetahuan terhadap kondisi

dan janinnya apakah berisiko atau tidak (Simarmata, 2009).

Hal ini sebagaimana menurut UU RI No.23 Tahun 2003 Tingkat

pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat

pengetahuan yaitu semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi

pengetahuan seseorang karena pendidikan yang tinggi mempermudah ibu

menerima informasi baru sehingga tidak akan acuh terhadap informasi

kesehatan sedangkan semakin rendah pendidikan maka pengetahuan pun

sangat terbatas sehingga acuh terhadap program kesehatan yang ada.

Pendidikan mengajarkan seseorang aneka macam kemampuan

antara lain menguasai ilmu pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan orang tersebut, semakin


60

mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi semakin mudah untuk

memahami informasi tentang cara melakukan pencegahan Pre-Eklampsia.

Faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah umur,

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

psikis dan psikologis (mental) (Mubarak, 2007). Menurut Cahyonoputa

(2009), usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik,

individu akan lebih berperan akif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua. Dalam penelitian ini sebagian besar usia

responden adalah dalam rentang 22-31 tahun yaitu sebanyak 20 responden

(66,7%). Hasil penelitian ini didukung oleh Ambarwati (2017) didapatkan

bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Jetis I Bantul usia 20-35

tahun sebanyak 53 orang (77,9%). Pada usia 20-35 tahun seseorang akan

mempunyai motivasi dan keingintahuan yang tinggi untuk mencari

pengetahuan dengan membaca atau mendengar informasi dari berbagai

media maupun dari petugas kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Selain itu

juga perubahan zaman, perkembangan pendidikan dan kemajuan teknologi

yang sangat pesat saat ini sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang, serta faktor lingkungan (Indrawati, 2016).


61

Perkerjaan juga termasuk dalam mempengaruhi pengetahuan

karena lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung

(Mubarak, 2007). Seseorang yang bekerja dapat mempengaruhi sosial

ekonomi keluarganya dan sosial ekonomi mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan perilaku seseorang, dengan sosial ekonomi cukup akan

lebih memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan pengembangan

ilmu pengetahuan dibandingkan sosial ekonomi rendah, maka dengan sosial

ekonomi yang cukup seseorang dapat menyiapkan biaya untuk kebutuhan

kesehatan kehamilannya.

Dalam penelitian ini sebagian besar responden tidak bekerja

sebanyak (53,3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yani di

Puskesmas Nanggalo Padang yaitu sebagian besar 59,8% ibu tidak bekerja

(Maidelwita, 2012). Tingginya angka ibu yang tidak bekerja di RSUD

Panembahan Senopati Bantul disebabkan oleh ibu hamil yang menjadi ibu

rumah tangga dimana pada umumnya yang bekerja adalah suami. Distribusi

pendidikan responden sebagian besar memiliki (23,3%) SMP, (50%) SMA

dan (26%) perguruan tinggi. Hal ini menyebabkan tingkat pengetahuan

responden masih kurang (50%). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan responden oleh karena kemampuan seseorang dalam

menerima dan memahami ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki.

Jika dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, umur juga dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana semakin bertambah usia


62

seseorang maka akan semakin bertambah pula pengetahuannya sesuai

dengan informasi yang didapat. Karena responden masih belum

mendapatkan informasi yang cukup, sehingga pengetahuan mereka dalam

penelitian ini sebagian besar masih tergolong kurang. Kondisi ini

disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pencegehan Pre-Eklampsia.

B. Analisa Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan Pendidikan

Kesehatan tentang Pencegahan Pre-Eklampsia pada Ibu Hamil Di

Puskesmas Gampeng

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data bahwa

pengetahuan tentang Pencegahan Pre-Eklampsia pada 25 responden (83,3%)

memiliki pengetahuan baik, 5 responden (65,7%) memiliki pengetahuan

cukup. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan responden yaitu

dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan yang cukup menjadi baik,

dan penurunan pengetahuan yang kurang menjadi 0%.

Hal itu sesuai menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan

merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan

penginderaan terhadap suatu objek. Karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers

(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan.

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur,

pendidikan, informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan dan


63

pengalaman (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pengetahuan akan berkembang

atas dasar infomasi yang diperoleh salah satunya memahami

(Comprehension) yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar (Notoatmodjo, 2012).

Perubahan nilai pengetahuan pada saat pre-test dan post-test bisa

dikatakan cukup tinggi, dari rata-rata pre-test yaitu 52,29 menjadi 90,83

yang artinya terjadi peningkatan yaitu sebesar 38,54 dari pengetahuan awal.

Hal ini membuktikan bahwa Pengetahuan sangat berkaitan dengan

pendidikan sehingga pemberian pendidikan kesehatan tentang Pre-

Eklampsia cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan pencegahan

sesuai teori yang ada.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan

pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan Pendidikan kesehatan

pada ibu hamil. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Indrawati (2016)

menyatakan bahwa ada perbedaan pada pengetahuan responden tentang Pre-

Eklampsia sebelum dan sesudah penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu, Semarang. Hasil tersebut diperkuat oleh Spratling (2014)

yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan tentang penyakit

kardiovaskuler dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu yang

memiliki riwayat Pre-Eklampsia sehingga ibu hamil dapat mengetahui


64

resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler jika ibu memilik riwayat Pre-

Eklampsia.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.

Pendidikan kesehatan dalam keperawatan merupakan bentuk

intervensi keperawatan yang mandiri dalam membantu klien baik individu,

kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat

pendidik (Suliha, 2001). Pendidikan kesehatan dalam keperawatan sangat

penting dilakukan agar status kesehatan klien meningkat, mencegah

timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan

fungsi dan peran klien selama sakit, serta membantu klien dan keluarga

unuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha, 2001). Hasil pendidikan

kesehatan dapat merubah pengetahuan, pemahaman tentang kesehatan, yang

akhirnya akan menerapkan tindakan-tindakan positif yang menguntungkan

kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan Gayatri (2010), yang menyatakan


65

bahwa program pengajaran yang direncanakan menunjukkan bahwa ada

korelasi yang positif antara pengetahuan, penurunan kecemasan menghadapi

persalinan pada ibu primigravida.

Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yang

mendasari sikap dan perilaku seseorang terutama dalam pemeliharaan

kesehatan. Pendidikan memiliki efek positif terhadap kesadaran kesehatan

dan secara langsung berimbas pada perilaku kesehatan. Sehingga

diharapkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi

memiliki tingkat pengetahuan tentang preeklampsia yang lebih baik

dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut World Health Organization (2005) pendidikan kesehatan

dapat mempengaruhi untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat

dari perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Pendidikan kesehatan

diharapkan mampu mengubah perilaku individu dan masyarakat sehingga

mampu mencapai kondisi sehat. Tujuan dan manfaat Pendidikan kesehatan

secara umum yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat

dalam bidang kesehatan. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

menurut Notoatmodjo (2012) salah satunya adalah promosi kesehatan dalam

faktor predisposisi yaitu promosi kesehatan yang bertujuan untuk

menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya

sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu dalam konteks


66

promosi kesehatan juga memberikan pegertian tentang tradisi kepercayaan

masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang

menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan

penyuluhan. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan termasuk juga

informasi karena kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru

(Mubarak, 2007).

Dari hasil yang didapat menunjukkan sebagian besar pengetahuan

yang didapat meningkat (83,3%). Membuktikan dengan memberikan

informasi tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang akan meningkat.

Oleh sebab itu, pengetahuan ibu hamil tentang Pre-Eklampsia dirasakan

semakin penting untuk dimiliki dan difahami oleh setiap ibu hamil agar

terhindar dan mencegah terjadian Pre-Eklampsia.

C. Analisa penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di

Puskesmas Gampeng

Dalam penelitian ini uji statistik yang dilakukan adalah uji Non-

Parametrik test dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil dari uji statistik

yang menunjukkan nilai signifikansi uji Wilcoxon pada nilai pengetahuan

adalah 0,000. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi kurang

dari ρ-value (sig < 0,05) maka hipotesis yang didapat adalah H1 diterima

yaitu Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-

Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng.


67

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Galuh (2018) menunjukan

bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap skor pengetahuan

tentang Pre-Eklampsia pada ibu hamil. Berdasarkan hasil Uji T-test nilai

probabilitas 0,000 yaitu lebih kecil dari α = 0,05 maka terdapat perbedaan

antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan

tentang Pre-Eklampsia.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Fauziah (2017) yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara

sebelum dan setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan

metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dengan hasil nilai rata-rata

sebelum pendidikan kesehatan sebesar 56.23 menjadi 83.92 sesudah

pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik

individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini

tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses

(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output

(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu

promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran

dari promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).


68

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang

mengatakan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

yang mendasari sikap dan perilaku seseorang terutama dalam pemeliharaan

kesehatan. Pendidikan memiliki efek positif terhadap kesadaran kesehatan

dan secara langsung berimbas pada perilaku kesehatan. Sehingga

diharapkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi

memiliki tingkat pengetahuan tentang preeklampsia yang lebih baik

dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah.

Pengetahuan yang baik dari ibu hamil merupakan salah satu cara

untuk mengantisipasi terjadinya masalah persalinan, terutama yang dapat

menyebabkan komplikasi persalinan. Kurangnya pengetahuan tentang Pre-

Eklampsia akan berdampak buruk dengan kehamilan dalam merencanakan

persalinan yang aman (Sulistyaningsih dan Vinka, 2017). Menurut

Notoatmodjo (2012), mengungkapkan perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

Hasil yang diharapkan dari pendidikan kesehatan adalah individu

mengetahui dan memahami perilaku kesehatan. Adanya pemberian

pendidikan kesehatan menunjukkan perubahan pengetahuan tentang

pencegahan Pre-Eklampsia. Dengan pemberian pendidikan kesehatan

kepada ibu hamil diharapkan menekan angka kejadian Pre-Eklampsia

menurun serta menekan angka kematian pada ibu dan janin.


69

BAB VII

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng, maka dapat diambil

kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan

sebagian besar kurang.

2. Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan Pendidikan kesehatan,

sebagian besar adalah baik.

3. Terdapat pengaruh Pendidikan kesehatan tentang pencegahan Pre-

Eklampsia terhadap pengetahuan ibu hamil.

B. Saran

1. Bagi UPTD Puskesmas Gampeng

Diharapkan institusi dapat memfasilitasi tempat dan waktu

untuk memberikan pendidikan kesehatan ini sebagai salah satu pilihan

kegiatan rutinitas untuk meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil

dan pencegahan Pre-Eklampsia pada ibu hamil.

69
70

2. Bagi Penelitian Berikutnya

Diharapkan untuk penelitian berikutnya bisa menambahkan

jumlah kuesioner untuk kuesioner pengetahuan dan sikap pada

penelitian selanjutnya agar dapat menggali pengetahuan responden

lebih dalam.

3. Bagi Institusi Keperawatan

Institusi keperawatan diharapkan mampu menjadi refrensi

khususnya tentang pemberian pendidikan kesehatan untuk

meningkatkan tingkat pengetahuan dan pencegahan Pre-Eklampsia.


71

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.S. 2017. Pregnancy Induced Hypertension and Associated Factors


Among Pregnant Women. Journal of Gynecology and Women’s Health
Volume 2 Issue 4.

Aisyah, T. 2010. Pengaruh Pemberian Paket Pendidikan kesehatn Perawatan Ibu


Nifas (PK-PIN) yang Dimodifikasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Ibu Postpastum Primipara Dalam Merawat Diri di Palembang.

Alwi, I., Salim, S., Hidayat, R., Kurniawan, J., dan Tahapary, D., 2015.
Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktis
Klinis. Pusat Penerbitan Penyakit Dalam.

Ambarwati, Widuri. 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklampsia


Di Puskesmas Jetis I Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Ambarwati. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Polisi


Lalu Lintas Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Unit Laka Dan
Patroli Satlantas Polresta Surakarta.

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Benson, Ralp C & Martin L. Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.
Edisi 9. Jakarta : EGC.

Bobak, Lowdermilk and Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi
4. Jakarta : EGC.

Cahyonoputra. 2009. Pengetahuan dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi.


Jakarta. 2005.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan


Angka Kematian Ibu. Dari http://www.depkes.go.id/ diakses pada
September 2018.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan


Angka Kematian Ibu. Dari http://www.depkes.go.id/ diakses pada
September 2018.

Dinkes Prov. Jatim. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.
(Online). www.depkes.go.id. Diakses 6 September 2018 pukul 20.00.

71
72

Fauziah, Agustina. 2017. Peran Mobile Learning Untuk Meningkatkan


Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa SMP Pada Konsep
Pencemaran Lingkungan. Dalam Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Galuh, L. 2018. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Preeklamsi Di Puskesmas Tlogosari
Wetan.

Gayatri, D. (2010). Dimensi Kecerdasan Emosional: Memahami dan Mendukung


Emosi Orang Lain Terhadap Perilaku Caring Perawat Pelaksana
Menurut Persepsi Klien. Jurnal Keperawatan Indonesia. 13 (3): 133-
138.

Greenberg, M. 2007. Pre-Eklampsia/Eklampsia dalam Teks Kedokteran


Kedaruratan Jilid 2 . Jakarta : Penerbitan Erlangga, pp:378-79.

Hidayah, Prima. 2018. Hubungan Tingkat Risiko Kehamilan dengan Kejadian


Komplikasi Persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
Kesehatan Vokasional. Vol. 3 No.1.

Hidayat, A. 2007. Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta:


Salemba medika.

Indrawati et al. 2016. Efektifitas Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan dan


Sikap Ibu Hamil tentang Preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan
ISSN: 2087-4154 Vol 7 No. 1 Diakses tanggal 12 Mei 2019 Pukul
10.00 WIB.

Junaidi.2014.Menghitung Nilai Distribusi F. Distribusi t dan Distribusi r dengan


Microsoft Excel.Jambi.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas. Jakarta : Balitbang


Kemenkes RI.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran; Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Maidelwita, Y. Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan Risiko Tinggi. 2012


[skripsi]. Padang. Stikes Mercubakti Jaya; 2012.
73

Manuaba, I. B. G., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Manuaba. 2008. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

Maulana, Mirza. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta : Kata hati.

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar


Mengajar dalam Pendidikan. Jokjakarta: Graha Ilmu.

Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., Bouquot, J.E., 2001, Oral Maxillofacial
Pathology, 3rd Edition, Elsevier, New Delhi.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2014. Promosi Kesehatan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka


Cipta:Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


Yogyakarta: Muha Medika.

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rozikhan. 2007. Faktor – Faktor Risiko Terjadinya Pre-Eklampsia Berat di


Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Semarang : UNDIP (Thesis).

Sandra, M. C. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu


hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN :
2339-1731 Vol 3 No. 2 Juli-Desember 2015.

Simarmata, D., 2009. Kajian Ketersediaan Pangan Rumah Tangga, Status


Ekonomi Keluarga, Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan
Tahun 2009. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Spratling et al. 2014. Effect of an Educational Intervention on Cardiovascular


Disease Risk Perception among Women with Preeclampsia. JOGNN,
74

43, 179-189; 2014. DOI: 10.1111/1552-6909.12296 Diakses tanggal 11


Mei 2019 Pukul 10.00 WIB.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.

Suliha et al. 2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suliha. 2007. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Penerbit Buku


Kedokteran. Jakarta: EGC.

Sulistyaningsih P, Vinka I. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Di
Puskesmas Kalasan Sleman. Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08
No. 01 : 80-88.

Suryoprayogo, Nadine. 2009. Keajaiban Menyusui. Jogjakarta: Keyword.

Susanti, Eri.2012. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklampsia dan Eklampsia


di BPS Suminten Mantingan Ngawi Tahun 2012.
Stikeskusumahusada.ac.id. Diakses Mei 2019.

Symonds, E. Michael. (2010). Maternal-Fetal Nutrition during Pregnancy and


Lactation Cambridge University Press, New York.

Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

World Health Organization (WHO). 2005. Maternal Mortality in. Geneva :


Departement of Reproductive Health and Research WHO.

World Health Organization (WHO). 2015. Global Health Observatory data


repository : Maternal mortality Data by WHO region
http://apps.who.int/gho/data/view.main.1370?lang=en [diakses 5
November 2018].

Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.


75

Lampiran 1
76

Lampiran 2
77

Lampiran 3
78

Lampiran 4
79

Lampiran 5
80

Lampiran 6
Jadwal kegiatan penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan Ibu
Hamil Di Puskesmas Gampeng.

Bulan / Minggu
No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusun
an
1.
Proposal
BAB I-IV
Uji
Validitas
2.
Realibilit
as
Sidang
3.
Proposal
Revisi
4.
Proposal
Sidang
5.
Etik
6. Penelitian
Konsul
7. BAB V-
VII
Sidang
8.
Skripsi

80
81

Lampiran 7
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Inisial Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
No. Telp :
Alamat :

Menyatakan bersedia dan setuju untuk mengikuti penelitian tentang :


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng, secara sukaela mendapat
penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya setujui untuk dapat digunakan


sebagaimana mestinya.
Kediri,.......................... 2019

Pelaksana Peneliti Responden

(FATIN AFIZAH S.B.S.) ( )


82

Lampiran 8

INFORM CONSENT PENELITIAN


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : FATIN AFIZAH SARI BINTI SUKARI
Nim : 10215034
Prodi : SI - Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Telah memberikan penjelasan terkait penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap Pengetahuan
Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng”, kepada:
Nama :
Alamat :
Umur :
Adapun penjelasan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
3. Prosedur penelitian
4. Hak responden

Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan kami tidak akan menuntut
sesuai hukum yang berlaku atas resiko yang terjadi.
Demikian pernyataan ini kami buat agar dapat digunakan seperlunya.

Kediri,.......................... 2019
Yang memberi penjelasan Calon Responden

( FATIN AFIZAH S.B.S.) ( )


83

Lampiran 9

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada :

Calon Responden

Di Puskesmas Gampeng, Kabupaten Kediri.

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Progam Sarjana Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan


Bhakti Wiyata Kediri, bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Pre-Eklampsia Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Gampeng. Ibu yang berpartisipasi dalam
penelitian ini, akan diberikan penjelasan mengenai pengisian kuisoner tersebut
dan mengisi lembar kuisoner tersebut.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Ibu hamil. Peneliti
menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif, dan bila mengalami
ketidaknyamanan, maka ibu mempunyai hak untuk berhenti menjadi responden.
Kami akan menjunjung tinggi hak responden dengan menjaga kerahasiaan yang
diperoleh selama proses pengumulan, pengolahan dan penyajian data.

Dengan penjelasan ini, penelitian mengharapkan partisipasinya untuk


menjadi responden. Atas kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,
peneliti ucapkan terima kasih.

Kediri,.......................... 2019

Peneliti

Fatin Afizah Sari B.S


84

Lampiran 10

KUESIONER PENELITIAN TENTANG PENGARUH PENDIDIKAN

KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN PRE-EKLAMPSIA

TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL

DI PUSKESMAS GAMPENG

I. Petunjuk Pengisian

a. Isilah data yang ada pada lembar kuisioner ini dengan benar.

b. Pilihlah salah satu jawaban dengan benar.

c. Setelah selesai kembalikan kuisioner ini pada peneliti atau petugas yang

memberikan kuisioner ini pada anda.

II. Identitas Responden

1. No Responden (diisi petugas) : .....................

2. Umur : .....................

3. Usia Kehamilan : .....................

4. Pekerjaan : .....................

a. Tidak bekerja b. Bekerja

5. Pendidikan :

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Perguruan tinggi
85

1. Apa itu Pre-Eklampsia ?

a. Tekanan darah rendah pada ibu hamil di trimester pertama

b. Hipertensi yang ada setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan

proteinuria

c. Hipertensi yang ada setelah 30 minggu kehamilan

d. Hipertensi yang ada setelah ibu melahirkan

2. Salah satu klasifikasi Pre-Eklampsia adalah …

a. Pre-Eklampsia lanjutan

b. Pre-Eklampsia ringan

c. Pre-Eklampsia sedang

d. Pre-Eklampsia bawah

3. Apa tanda gejala Pre-Eklampsia ringan ?

a. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

b. Tekanan darah lebih dari 120/70 mmHg

c. Tekanan darah kurang dari 130/80 mmHg

d. Tekanan darah normal 120/80 mmHg

4. Apa tanda gejala Pre-Eklampsia berat ?

a. Tekanan darah lebih dari 130/50 mmHg

b. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg

c. Tekanan darah kurang dari 110/80 mmHg

d. Tekanan darah normal 120/80 mmHg

5. Bagaimana pencegahan Pre-Eklampsia tanpa obat ?

a. Melakukan senam aerobic setiap hari

b. Melakukan tirah baring/banyak istirahat

c. Melakukan olahraga fitness


86

d. Melakukan tehnik nafas dalam

6. Salah satu diet yang baik untuk ibu hamil, kecuali !

a. Minyak ikan

b. Vitamin C

c. Vitamin E

d. Gula merah

7. Pada usia kehamilan berapa tanda tanda preeclampsia perlu di waspadai ?

a. Usia kehamilan > 20 minggu

b. Usia kehamilan < 10 minggu

c. Pada kehamilan satu bulan

d. Pada usia kehamilan minggu pertama

8. Klasifikasi Pre-Eklampsia terbagi menjadi …

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

9. Apa tanda Pre-Eklampsia secara umum, kecuali !

a. Hipertensi

b. Edema

c. Proteinuria

d. Kurangnya pendengaran

10. Usia berapa yang rentan terkena Pre-Eklampsia ?

a. > 35 tahun < 18 tahun

b. > 45 tahun < 17 tahun

c. > 50 tahun < 16 tahun


87

d. > 55 tahun < 15 tahun

11. Salah satu komplikasi Pre-Eklampsia adalah …

a. Perubahan pada plasenta dan uterus

b. Perubahan pada tangan

c. Perubahan pada pendengaran

d. Perubahan pada penciuman

12. Pre-Eklampsia terjadi karena …

a. Menyusui

b. Keguguran

c. Kehamilan

d. Menstruasi

13. Faktor penyebab dari Pre-Eklampsia adalah …

a. Riwayat Pre-Eklampsia pada ibu dan saudara perempuan

b. Riwayat Pre-Eklampsia pada bapak dan saudara laki-laki

c. Riwayat Pre-Eklampsia pada menantu laki-laki

d. Riwayat Pre-Eklampsia pada menantu perempuan

14. Resiko yang bisa terjadi pada ibu Pre-Eklampsia yaitu …

a. Kematian ibu dan janin

b. kelumpuhan

c. pendarahan

d. hilangnya fungsi organ

15. Usia berapa yang rentan terkena Pre-Eklampsia, kecuali !

a. 40 tahun

b. 25 tahun

c. 19 tahun
88

d. 35 tahun

16. Apa tanda gejala Pre-Eklampsia ringan, kecuali !

a. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

b. Tekanan darah lebih dari 120/70 mmHg

c. Protein urin sebesar 300 mm/dl dalam 24 jam

d. Bengkak di mata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar


89

Lampiran 11

Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang Pre-Eklampsia


1. B

2. B

3. A

4. B

5. B

6. D

7. A

8. B

9. A

10. A

11. A

12. C

13. A

14. A

15. B

16. B
90

Lampiran 12
Validitas Dan Reabilitas Kuisioner
Correlations

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
pertanyaan 1 .50 .511 25
pertanyaan 2 .50 .511 25
pertanyaan 3 .54 .509 25
pertanyaan 4 .50 .511 25
pertanyaan 5 .54 .509 25
pertanyaan 6 .50 .511 25
pertanyaan 7 .33 .482 25
pertanyaan 8 .33 .482 25
pertanyaan 9 .54 .509 25
pertanyaan 10 .33 .482 25
pertanyaan 11 .25 .442 25
pertanyaan 12 .33 .482 25
pertanyaan 13 .46 .509 25
pertanyaan 14 .25 .442 25
pertanyaan 15 .33 .482 25
pertanyaan 16 .33 .482 25
pertanyaan 17 .25 .442 25
TOTAL 6.83 5.738 25
91

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 25 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items
.932 .933 17

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pertanyaan 1 .50 .511 25
Pertanyaan 2 .50 .511 25
Pertanyaan 3 .54 .509 25
Pertanyaan 4 .50 .511 25
Pertanyaan 5 .54 .509 25
Pertanyaan 6 .50 .511 25
Pertanyaan 7 .33 .482 25
Pertanyaan 8 .33 .482 25
Pertanyaan 9 .54 .509 25
Pertanyaan 10 .33 .482 25
Pertanyaan 11 .25 .442 25
Pertanyaan 12 .33 .482 25
Pertanyaan 13 .46 .509 25
Pertanyaan 14 .25 .442 25
Pertanyaan 15 .33 .482 25
Pertanyaan 16 .33 .482 25
Pertanyaan 17 .25 .442 25
92

N P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Total


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
11 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 8
12 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 9
13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
15 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
16 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 9
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

92
93
94

Lampiran 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pencegahan Pre-Eklampsia

Sasaran : Ibu hamil di Puskesmas Gampeng, Kab. Kediri

Tempat : Puskesmas Gampeng, Kab. Kediri

Hari/Tanggal : 05 Maret sampai 08 Maret 2019

Waktu : 60 Menit

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian dari Pre-Eklampsia

2. Jenis Pre-Eklampsia

3. Penyebab Pre-Eklampsia

4. Tanda gejala Pre-Eklampsia

5. komplikasi Pre-Eklampsia

6. pencegahan Pre-Eklampsia

I. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan Pre-Eklampsia

II. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

III. Media

Televisi Puskesmas Gampeng


95

IV. Indikator Keberhasilan

1. Ibu hamil memahami pengertian Pre-Eklampsia.

2. Ibu hamil memahami jenis Pre-Eklampsia.

3. Ibu hamil memahami penyebab Pre-Eklampsia.

4. Ibu hamil memahami tanda gejala Pre-Eklampsia.

5. Ibu hamil memahami komplikasi Pre-Eklampsia.

6. Ibu hamil memahami pencegahan Pre-Eklampsia.

V. Materi Penyuluhan

Terlampir

VI. Evaluasi

1. Evaluasi standart

Kegiatan berjlan dengan aman dan tertib.

2. Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

b. Peserta tidak meningglkan tempat sebelum penyuluhan selesai.

c. Prosentase keaktifan peserta kurang lebih 50%.

3. Evaluasi hasil

a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan pengertian dari Pre-

Eklampsia.

b. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan factor penyebab Pre-

Eklampsia.

c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan tanda dan gejala Pre-

Eklampsia.
96

d. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan komplikasi dari Pre-

Eklampsia.

e. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan pencegahan dari Pre-

Eklampsia.
97

SUSUNAN ACARA

Rincian Kegiatan Metode Media dan Alat Durasi


Pendahuluan :
1. Memperkenakan diri
pemateri Ceramah Powerpoint 5 Menit
2. Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehaan
Penyajian :
1. Menjelaskan tentang
penjelasan Pre-Eklampsia
2. Menjelaskan klasifikasi Pre-
Eklampsia
3. Menjelaskan etiologi Pre- Ceramah
Powerpoint dan
Eklampsia dan Tanya 50 Menit
video
4. Menjelaskan manifestasi Jawab
Pre-Eklampsia
5. Menjelaskan komplikasi
Pre-Eklampsia
6. Menjelaskan pencegahan
Pre-Eklampsia
Penutup :
1. Menarik kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan Ceramah
2. Memberikan penekanan dan Tanya tanya jawab 5 Menit
kepada ibu hamil tentang Jawab
pentingnya pencegahan Pre-
Eklampsia
3. Evaluasi
98

Materi Penyuluhan Pre-Eklampsia

1. Pengertian Pre-Eklampsia

Pre-Eklampsia adalah hipertensi yang ada setelah 20 minggu kehamilan

disertai dengan proteinuria atau peningkatan protein dalam urine. Normalnya

pada setiap manusia yang sehat, kurang lebih sekitar 150 mg protein

dikeluarkan ke dalam urin setiap harinya. Jika terdapat lebih dari 150 mg per

hari maka disebut sebagai proteinuria, kadar normal yang diukur dalam

protein urin sewaktu yaitu <10 mg/dl (Prawirohardjo, 2008).

2. Klasifikasi Pre-Eklampsia

Pre-Eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi

postpartum. Pre-Eklampsia di bagi menjadi dua bagian, yaitu Pre-Eklampsia

ringan dan berat Pre-Eklampsia berat yang merupakan komplikasi dari Pre-

Eklampsia ringan, dan nantinya akan berisiko untuk kematian janin dan

neonatus serta menyebabkan kematian ibu hamil (Bobak, 2005).

1. Pre-Eklampsia ringan

Pre-Eklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan

dengan menurunnya perfusi organ yang berkaitan terjadinya vasospasme

pembuluh darah dan aktivasi endotel (Prawirohardjo, 2008).

2. Pre-Eklamsia berat

Pre-Eklampsia berat adalah Pre-Eklampsia dengan tekanan darah

sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic > 110 mmHg disertai

proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawirohardjo, 2008).


99

3. Penyebab Pre-Eklampsia

Penyebab dari Pre-Eklampsia belum pasti, tetapi ada beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu primigravida, usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari

18 tahun, dan faktor penyakit yang menyertai kehamilan (Neville, 2001).

Dalam penelitian Rozikhan (2007), penyebab Pre-Eklampsia sampai sekarang

belum diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan penyebab

penyakit tersebut, tetapi belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa Pre-Eklampsia

disebabkan ischaemia rahim dan plasenta (ischemaemia uteroplacentae).

Selama kehamilan uterus memerlukan darah yang lebih banyak. Pada

molahidatidosa, hydramnion, kehamilan ganda, pada akhir kehamilan, pada

persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran darah

dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasenta atau

desidua yang menyebabkan vasospasmus dan hipertensi. Tetapi teori ini tidak

dapat dijelaskan semua yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

4. Gejala-gejala Pre-Eklampsia

Genetik dapat merupakan faktor imunologi lain. Ada faktor keturunan

familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih menentukan

terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan

dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami Pre-

Eklampsia 26% anak perempuan akan mengalami Pre-Eklampsia, sedangkan

hanya 8% anak menantu mengalami Pre-Eklampsia. Dari gejala-gejala klinik

Pre-Eklampsia dapat dibagi menjadi Pre-Eklampsia ringan dan berat yaitu :


100

1. Pre-eklampsi ringan

a. Bila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg diatas tekanan biasa,

tekanan diastolik 90 mmHg kenaikan 15 mmHg diatas tekanan biasa,

tekanan yang meninggi ini sekurangnya diukur dua kali dengan jarak

6 jam.

b. Protein urin sebesar 300 mm/dl dalam 24 jam atau > 1 gr/1 secara

rantom dengan memakai contoh urin siang hari yang dikumpulkan

pada 2 waktu dengan jarak 6 jam karena kehilangan protein adalah

bervariasi.

c. Edema dependent, bengkak di mata, wajah, jari, bunyi pulmoner

tidak terdengar. Edema timbul dengan diketahui penambahan berat

badan yang sebanyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan

kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang dengan

istirahat.

2. Pre-eklampsi berat

a. Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih

dari 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya

berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.

b. Proteinuria lebih dari 5 gr dalam urine 24 jam atau kurang lebih 3

pada pemeriksaan dipstik setidaknya pada 2 kali pemeriksaan acak

menggunakan contoh urine yang diperoleh cara bersih dan berjarak

setidaknya 4 jam.

c. Oliguria ≤ 400 ml dalam 24 jam.


101

d. Gangguan otak atau gangguan penglihatan.

e. Nyeri ulu hati.

f. Edema paru/ sianosis. (Bobak, 2005)

5. Komplikasi Pre-Eklampsia

1. Perubahan pada plasenta dan uterus.

Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi

plasenta. Pada hipertensi yang lama pertumbuhan janin terganggu. Pada

hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematian

karena kekurangan oksigenasi.

2. Perubahan pada ginjal.

Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah kedalam ginjal

menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Pada

penyelidikan biopsi menunjukkan kelainan preeklampsia berupa:

kelainan glomerulus, hiperplasia sel-sel jukstaglomerulus, kelainan pada

tubulus-tubulus Henle, dan spasmus pembuluh darah ke glomerulus.

3. Hati.

Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan

nekrosis pada tepi lobulus, disertai trombosis pada pembuluh darah kecil,

terutama disekitar vena porta.

4. Otak.

Pada pemeriksaan yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan

anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan

perdarahan.
102

5. Retina.

Kelainan yang sering ditemukan pada retina adalah spasmus pada

arteriola-arteriola, terutama pada siklus optikus dan retina.

6. Paru.

Yaitu menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena

bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi.

7. Jantung.

Biasanya mengalami perubahan degeneratif pada miokardium. Sering

ditemukan degenerasi lemak serta nekrosis dan perdarahan.

6. Pencegahan Pre-Eklampsia

Pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya Pre-Eklampsia pada

perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinya Pre-Eklampsia. Pre-

Eklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara

keseluruhan dapat dicegah (Prawirohardjo, 2008).

Pencegahan dapat dilakukan dengan nonmedical dan medikal :

1. Pencegahan dengan nonmedikal.

Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak

memberikan obat.

Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di

Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang

mempunyai risiko tinggi terjadinya Pre-Eklampsia meskipun tirah

baring tidak terbukti mencegah terjadinya Pre-Eklampsia dan


103

mencegah persalinan preterm. Restriksi garam tidak terbukti dapat

mencegah terjadinya Pre-Eklampsia.

Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung

a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh,

b. misalnya tempe, tahu ,tauge dan alpukat

c. Antioksidan : Sayur-sayuran: brokoli, asparagus, tomat, kubis

merah, ubi merah

d. Elemen logam berat : kalsium.

2. Pencegahan dengan medical

Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat

meskipun belum ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretic

tidak terbukti mencegah terjadinya Pre-Eklampsia bahkan

memperberat hypovolemia. Antihipertensi tidak terbukti mencegah

terjadinya Pre-Eklampsia.

Pemberian kalsium : 1.500-2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai

suplemen pada risiko tinggi terjadinya Pre-Eklampsia. Selain itu dapat

pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat

antitrombotik yang dianggap dapat mencegah Pre-Eklampsia ialah

asprin dosis rendah rat-rata di bawah 100 mg/hari, atau dipyridamole.

Dapat juga diberikan obat-obat antioksidan, misalnya vitamin C,

vitamin E, β-karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam lipoik.


101

Lampiran 14
104

Lampiran 17
105

Lampiran 18

105
106

Lampiran 19
107

Lampiran 20
Karakteristik Responden

Statistics
Tingkat Tingkat
Jenis kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Pengetahuan
Pre Post
N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.13 3.03 1.47 2.40 1.17
Std. Error of Mean .104 .131 .093 .123 .069
Median 2.00 3.00 1.00 2.50 1.00
Mode 2 3 1 3 1
Std. Deviation .571 .718 .507 .675 .379
Variance .326 .516 .257 .455 .144
Skewness .028 -.050 .141 -.693 1.884
Std. Error of Skewness .427 .427 .427 .427 .427
Range 2 2 1 2 1
Minimum 1 2 1 1 1
Maximum 3 4 2 3 2
Percentiles 25 2.00 2.75 1.00 2.00 1.00
50 2.00 3.00 1.00 2.50 1.00
75 2.25 4.00 2.00 3.00 1.00

107
108

Frequency Table

Jeniskelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid perempuan 30 100.0 100.0 100.0

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 12-21 3 10.0 10.0 10.0
22-31 20 66.7 66.7 76.7
32-41 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid smp 7 23.3 23.3 23.3
sma 15 50.0 50.0 73.3
perguruan
8 26.7 26.7 100.0
tinggi
Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak bekerja 16 53.3 53.3 53.3
bekerja 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
109

Tingkat Pengetahuan Pre


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid baik 3 10.0 10.0 10.0
cukup 12 40.0 40.0 50.0
kurang 15 50.0 50.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Post


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid baik 25 83.3 83.3 83.3
cukup 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
110

Lampiran 21

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
pengetahuanpost - Negativ
pengetahuanpre e 1a 2.50 2.50
Ranks
Positiv
e 28b 15.45 432.50
Ranks
Ties 1c
Total 30

a. pengetahuanpost < pengetahuanpre

b. pengetahuanpost > pengetahuanpre

c. pengetahuanpost = pengetahuanpre

Test Statisticsb
Pengetahuan Post – Pengetahuan Pre
Z -4.654a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


111

Lampiran 22

Pengolahan Data

Pengetahuan Penegtahuan
N Usia Pendidikan Pekerjaan
Sebelum Sesudah
1 22 SMA bekerja 62.5 87.5
2 20 SMA tidak bekerja 25 100
3 24 SMP tidak bekerja 50 87.5
4 30 SMP tidak bekerja 68.75 93.75
5 29 PERGURUAN TINGGI bekerja 81.25 100
6 26 SMA tidak bekerja 37.5 81.25
7 40 PERGURUAN TINGGI bekerja 62.5 93.75
8 21 SMA tidak bekerja 25 93.75
9 34 SMA tidak bekerja 43.75 100
10 37 SMA tidak bekerja 75 81.25
11 26 PERGURUAN TINGGI tidak bekerja 56.25 75
12 39 SMP tidak bekerja 62.5 75
13 27 PERGURUAN TINGGI tidak bekerja 56.25 87.5
14 24 SMA bekerja 50 93.75
15 27 SMP bekerja 37.5 87.5
16 24 SMA bekerja 37.5 93.75
17 25 SMP tidak bekerja 37.5 87.5
18 28 SMA bekerja 68.75 100
19 23 SMA bekerja 50 93.75
20 31 PERGURUAN TINGGI bekerja 56.25 100
21 25 SMA tidak bekerja 75 87.5
22 22 SMA bekerja 62.5 93.75

111
112

23 26 PERGURUAN TINGGI tidak bekerja 37.5 100


24 40 SMP tidak bekerja 25 93.75
25 21 PERGURUAN TINGGI tidak bekerja 56.25 93.75
26 34 SMA Bekerja 56.25 100
27 37 SMP Bekerja 37.5 93.75
28 25 SMA Bekerja 25 100
29 28 PERGURUAN TINGGI Bekerja 25 93.75
30 23 SMA tidak bekerja 50 100

Pengetahuan Penegtahuan
N Usia Pendidikan Pekerjaan
Sebelum Sesudah
1 2 3 2 62.5 87.5
2 1 3 1 25 100
3 2 2 1 50 87.5
4 2 2 1 68.75 93.75
5 2 4 2 81.25 100
6 2 3 1 37.5 81.25
7 3 4 2 62.5 93.75
8 1 3 1 25 93.75
9 3 3 1 43.75 100
10 3 3 1 75 81.25
11 2 4 1 56.25 75
12 3 2 1 62.5 75
13 2 4 1 56.25 87.5
113

14 2 3 2 50 93.75
15 2 2 2 87.5 75
16 2 3 2 37.5 93.75
17 2 2 1 37.5 87.5
18 2 3 2 68.75 100
19 2 3 2 50 93.75
20 2 4 2 56.25 100
21 2 3 1 75 75
22 2 3 2 62.5 93.75
23 2 4 1 37.5 100
24 3 2 1 25 93.75
25 1 4 1 56.25 93.75
26 3 3 2 81.25 100
27 3 2 2 37.5 93.75
28 2 3 2 25 100
29 2 4 2 25 75
30 2 3 1 50 100
Mean 52.29166667 90.83333333 -38.542
114

Sebelum Pengetahuan Pendidikan


Salah 0 Tidak Sekolah 0
Benar 1 SD 1
SMP 2
SMA 3
Pekerjaan Sesudah Pengetahaun Perguruan
4
Tidak Bekerja 1 Salah 0 Tinggi
Bekerja 2 Benar 1
Usia
12-21 1
Pengetahuan 22-31 2
Baik 76-100 1 32-41 3
Cukup 56-75 2 >41 4
Kurang 40-55 3

114
115

Tingkat Pengetahuan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan

Soal Pengetahuan Pre


N Total Presentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Test
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 62.5 2 Cukup
2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 25 3 Kurang
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 8 50 3 Kurang
4 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 11 68.75 2 Cukup
5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13 81.25 1 Baik
6 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6 37.5 3 Kurang
7 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 62.5 2 Cukup
8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 25 3 Kurang
9 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 7 43.75 3 Kurang
10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 12 75 2 Cukup
11 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 9 56.25 2 Cukup
12 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 62.5 2 Cukup
13 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 9 56.25 2 Cukup
14 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 8 50 3 Kurang
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 87.5 1 Baik
16 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6 37.5 3 Kurang
17 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 37.5 3 Kurang
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68.75 2 Cukup
19 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8 50 3 Kurang
20 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 9 56.25 2 Cukup
21 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 75 2 Cukup

115
116

22 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10 62.5 2 Cukup
23 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 37.5 3 Kurang
24 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 25 3 Kurang
25 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 9 56.25 2 Cukup
26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13 81.25 1 Baik
27 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 37.5 3 Kurang
28 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 25 3 Kurang
29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 25 3 Kurang
30 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 8 50 3 Kurang
117

Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan

Soal Penegtahuan Post


N Total Presentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Test
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 87.5 1 Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 87.5 1 Baik
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 1 Baik
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 81.25 1 Baik
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 93.75 1 Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 93.75 1 Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13 81.25 1 Baik
11 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12 75 2 Cukup
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 12 75 2 Cukup
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 87.5 1 Baik
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 1 Baik
15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 12 75 2 Cukup
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 1 Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 14 87.5 1 Baik
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 93.75 1 Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
21 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 12 75 2 Cukup
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 1 Baik

117
118

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93.75 1 Baik
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 93.75 1 Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 93.75 1 Baik
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
29 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 12 75 2 Cukup
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 1 Baik
119

Lampiran 23

Dokumentasi
120
121
122

Anda mungkin juga menyukai