Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN PERTAMA

CEDERA OLAHRAGA PADA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) OLAHRAGA


DI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Jovi Hardyanto1, Novita Nirmalasari2


1,2Universitas
Jenderal AchmadYani Yogyakarta
Email: jovinjr05@gmail.com

Abstract: Sport injuries are those injuries experienced during the sportexercise, during the sport match,
or after the sport match. Injuries can be caused by physical forces, technical errors, physical collision, or
excessive physical activities.This research aims at finding out the knowledge level description of sport
injuries management in AchmadYani Sport Centre. first-aid on the students of sport UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa/Students’ Activities Unit) in JenderalAchmadYani Yogyakarta University.The research used
quantitative research with descriptivedesign. The number of the sample was 69. The data collection
method was through the distribution of questionnaire on the knowledge level of first-aid. The data analysis
used was univariate.The majority of male sex (59%), aged 20 – 21 years old (56.6%), volly ball UKM
(24.7%), and the knowledge level of first-aid is categorized as good (79.7%). The students’ knowledge
against RICE first-aid method in terms of: Rest is good (42.0%), of Ice is good (53.6%), of Compress is
very good (66.7%), and of Elevation is fair (50.7%). The knowledge level description of sport injuries first-
aid on the students of sport UKM is categorized as good.

Keywords: Sport injuries, First-aid, Knowledge level

Abstrak: Sport Injuries atau cedera olahraga adalah bentuk cedera yang timbul, baik pada waktu latihan,
maupun pada waktu berolahraga (bertanding), atau pun sesudah pertandingan. Cedera disebabkan oleh
tekanan fisik, kesalahan teknis, benturan atau aktivitas fisik yang melebihi beban latihan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang penanganan cedera olahraga pada
mahasiswa UKM olahraga di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
kuantitatif dengan deskriptif eksploratif. Sample berjumlah 69 responden. Metode pengumpulan
menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan penanganan cedera. Analisis data yang digunakan adalah
univariat. Karakteristik respon den berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki (59%), usia 20-21
tahun (56,6%), UKM volly (24,7%), dan tingkat pengetahuan penanganan cedera terbanyak dalam
kategori baik (79,7%). Pengetahuan mahasiswa terhadap penanganan cedera tentang metode RICE
menggunakan rest yaitu baik (42,0%), ice dalam kategori baik (53,6%), compress dalamkategori sangat
baik (66,7%), dan elevation dalam kategori cukup (50,7%). Gambaran pengetahuan penanganan
pertama cedera olahraga di UKM olahraga dalam kategori baik.

Kata kunci: cedera olahraga; penanganan pertama; tingkat pengetahuan

PENDAHULUAN pemasangan alat, kondisi alat, perlengkapan,


dan lingkungan latihan yang tidak aman
Sport Injuries atau cedera olahraga untuk kegiatan maupun dari karakteristik
adalah segala macam bentuk cedera yang cabang olahraga itu sendiri (Prasetyo, 2015).
timbul, baik pada waktu latihan, maupun Cedera yang dapat dialami oleh atlet
pada waktu berolahraga (bertanding), atau yaitu sprain (keseleo), strain (tegang), knee
pun sesudah pertandingan (Komaini, injuries (cedera lutut), dislocation (dislokasi),
2012). Cedera disebabkan oleh tekanan concussion (gegar otak), contusions (luka
fisik, kesalahan teknis, benturan atau memar), dan fracture (patah tulang)
aktivitas fisik yang melebihi beban latihan Bhardwaj, 2013). Cedera tersebut direspon
(Sumadi, dkk, 2018). Penyebab cedera oleh tubuh dengan tanda radang seperti
terdiri dari dua factor yaitu faktor internal merah (rubor), bengkak (tumor), panas
dan eksternal. Faktor internal disebabkan (kalor), nyeri (dolor), dan penurunan fungsi
oleh cara latihan yang kurang tepat, (functiolaesa) (Setiawan, 2011).
kurangnya peregangan otot, pemanasan Kementrian Kesehatan Republik
dan pendinginan yang tidak tepat, Indonesia (Kemenkes RI) (2018)
sehingga akan mengakibatkan rasa nyeri memaparkan beberapa data tentang jenis,
pada 24 sampai 28 jam setelah latihan. dan tempat cedera di Indonesia. Provinsi
Faktor eksternal disebabkan seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan

48
Jovi Hardyanto, Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang…| 49

jenis cedera luka lecet/memar sebesar METODE PENELITIAN


56,1%, luka robek/iris 19,7%, terkilir
sebesar 36,1%, anggota tubuh bagian Penelitian ini merupakan kuantitatif
bawah sebesar 64,5% dan bagian atas non eksperimen dengan jenis observasional.
sebesar 33,69%. Berdasarkan tempat Desain penelitian yang digunakan adalah
terjadinya cedera, di sekolah, dan surve ide skriptif, yaitu untuk melihat
lingkungan sebesar 6,4% (Kemenkes, gambaran fenomena yang terjadi dalam
2018). suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Lokasi penelitian ini di UKM olahraga
Maghfiroh, Muryono & Setiawan (2015) Universitas Jenderal Acmad Yani
pada 80 atlet bulutangkis semarang Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini
didapatkan sebanyak 54 atlet (67,5%) adalah mahasiswa yang mengikuti UKM
yang pernah mengalami cedera yang olahraga sebanyak 106 mahasiswa.
disebabkan karena factor kurang Pengambilan sampel dengan kuota sampling
pemanasan yaitu sebanyak 26 atlet didapatkan 69 responden.Kriteria inklusi
(48,1%), teknik salah sebanyak 48 atlet dalam penelitian ini yaitu mahasiswa UKM
(88,9%), kebugaran rendah 11 atlet olahraga Universitas Jenderal Achmad Yani
(20,4%), dan nutrisi kurang seimbang Yogyakarta, dan mahasiswa yang hadir
sebanyak 8 atlet (14,8%) (Maghfiroh dkk, minimal 3x dalam latihan UKM olahraga.
2015). Variabel dalam penelitian ini adalah
Berbagai cara yang efektif dalam tingkat pengetahuan tentang penanganan
mengatasi cedera adalah dengan cedera olahraga. Alat pengumpulan data
memahami beberapa jenis cedera dan menggunakan kuesioner tingkat
mengenali bagaimana tubuh memberikan pengetahuan penanganan cedera yang
respon terhadap cedera tersebut. diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh
Pengetahuan tentang cedera olahraga Nugroho pada tahun 2017 dengan jumlah 30
dapat menjadi antisipasi bagi mahasiswa item pertanyaan. Uji validitas dan reabilitas
maupun yang melakukan aktivitas telah dilakukan Nugroho sehingga peneliti
olahraga, sehingga mereka dapat tidak melakukan uji validitas dan reabilitas
melakukan atau memberikan pertolongan ulang (Nugroho, 2017). Pengambilan data
pertama pada cedera dengan tepat, cepat, responden menggunakan 2 cara yaitu
dan dapat melakukan pencegahan bertemu langsung dan melalui media sosial
terjadinya cedera baik diri sendiri maupun (soft file).
orang lain (Simatupang, 2016). Pengolahan yang digunakan dalam
Hasil studi pendahuluan yang penelitian ini adalah editing, coding, entry,
dilakukan pada 6 UKM olahraga dengan cleaning, dan tabulating. Analisis data yang
wawancara dan kuesioner, didapatkan digunakan adalah univariat yang
hasil bahwa 7 anggota UKM tersebut menggambarkan distribusi frekuensi dan
pernah mengalami cedera. Tindakan persentase setiap variable (Notoatmodjo,
penanganan yang dilakukan yaitu dengan 2010). Penelitian ini menggunakan ethical
menggunakan es batu kemudian kompres. clearance dari Komite Etik Penelitian
Sedangkan hasil dari kuesioner yang Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas
dibagikan yaitu 4 anggota pengetahuan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dengan
baik, dan 3 anggota pengetahuan cukup. nomor Skep/054/KEPK/V/2019. Penelitian ini
Berdasarkan hasil di atas peneliti ingin menerapkan empat prinsip dasar kaidah
mengetahui lebih dalam lagi tentang penelitian kesehatan diantaranya
“Gambaran Tingkat Pengetahuan menghormati harkat dan martabat manusia,
Penanganan Pertama Cedera Olahraga di menghormati privasi dan kerahasiaan subjek
UKM Olahraga di Universitas Jenderal penelitian, keadilan dan inklusivitas/
Achmad Yani Yogyakarta”. keterbukaan, dan memperhitungkan manfaat
dan kerugian yang ditimbulkan (Notoatmodjo,
2010). Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat (Notoatmodjo, 2012).
50 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.6 No.1, April 2020, hlm 48-54

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan UKM Olahraga
Unjani Yogyakarta (n=69)

Karakteristikresponden Frekuensi (n) Persentase(%)


Jeniskelamin
Laki-laki 41 59
Perempuan 28 41
Usia
18-19 Tahun 18 26
20-21 Tahun 39 56.6
22-23 Tahun 12 17.4
UKM
UKM Futsal 9 13
UKM Volly 17 24,7
UKM Basket 10 14,5
UKM Bulutangkis 12 17,4
UKM Tenismeja 7 10.1
UKM Taekwondo 14 20,3
Total 69 100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis


kelamin paling banyak yaitu jenis kelamin laki-laki sebesar 41 responden (59%). Selain itu
dapat dilihat juga usia yang paling banyak yaitu usia 20-21 tahun sebesar 39 responden
(56,6%). UKM volly merupakan UKM paling banyak yang diikuti oleh 17 responden (24,7%).
Tabel 2 tingkat pengetahuan yang paling banyak yaitu baik sebesar 55 responden (79,7%).

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UKM Olahraga

Tingkat pengetahuan Frekuensi (n) Persentase %


Sangatbaik 8 11,6
Baik 55 79,7
Cukup 6 8,7
Total 69 100

Tabel 3. Domain Tingkat PengetahuanMahasiswa UKM Olahragaberdasar RICE

Domain Frekuensi (n) Persentase %


Rest (Istirahat)
SangatBaik 10 14,5
Baik 29 42,0
Cukup 29 42,0
Kurang 1 1,4
Ice (TerapiDingin)
SangatBaik 30 43,5
Baik 37 53,6
Cukup 1 1,4
Kurang 1 1,4
Compress (Penekanan)
SangatBaik 46 66,7
Baik 20 29,0
Cukup 3 4,3
Elevation (Meninggikan)
SangatBaik 6 8,7
Baik 25 36,2
Cukup 35 50,7
Kurang 3 4,3
Jovi Hardyanto, Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang…| 51

Tabel 3 menunjukkan bahwa bagi tubuh mereka, manfaat dapat mencegah


tingkat pengetahuan mahasiswa sebagian terjadinya cedera saat pertandingan yang
besar baik pada domain rest sebanyak 29 membutuhkan kelincahan di situasi yang tak
responden (42,0%) dan ice (terapi dingin) terduga dan juga dampak dari latihan yang
sebanyak 37 responden (53,6%). Hal yang berlebihan untuk melatih atau meningkatkan
berbeda pada domain compress yang olahraga yang dilakukan (Resti, 2016). Fase-
menunjukkan sebagian besar sangat baik fase perkembangan suatu individu, dimana
sebanyak 46 responden (66,7%). remaja dengan usia 18-25 tahun merupakan
Meskipun demikian, tingkat pengetahuan tahap perkembangan pendidikan pada
cukup merupakan mayoritas pada domain jenjang mahasiswa dimana perkembangan
elevation yaitu sebanyak 35 responden yang digunakan dalam pendidikan bersifat
(50,7%). elektif tidak terpaku pada suatu pendapat
melainkan bersifat luas (Yusuf, 2011).
PEMBAHASAN Berdasarkan UKM olahraga yang
paling banyak yaitu UKM volly sebesar 17
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat responden (24,7%). Atlet Junior Putri Bank
bahwa karakteristik responden Jatim memiliki tingkat pengetahuan yang
berdasarkan jenis kelamin paling banyak cukup. Dikarenakan mereka memiliki jam
yaitu jenis kelamin laki-laki sebesar 41 terbang yang tinggi sehingga dapat belajar
responden (59%). Jenis kelamin laki-laki dari pengalaman saat mengikuti turnamen,
memiliki tingkat cedera olahraga lebih latihan yang rutin, dan pemberian materi
tinggi daripada perempuan, karena laki- serta bimbingan tentang pengetahuan cedera
laki cenderung lebih banyak yang diberikan oleh pelatih (Anas, 2019).
menghabiskan waktu untuk berolahraga Selain pengalaman dan latihan yang rutin
daripada perempuan dan cenderung lebih atlet juga harus ada motivasi dalam
mudah untuk mencoba olahraga yang baru mengikuti latihan bola volly Yuso Sleman
(Wang et al, 2012). Kebugaran pada anak Putri dikarenakan atlet diberikan latihan fisik,
laki-laki lebih baik dibandingkan teknik, taktik, dan mendapatkan evaluasi di
perempuan. Karena salah satu faktor yang setiap sesi latihan dan di akhir latihan.
memengaruhi kebugaran adalah jenis Pengalaman yang didapatkan dari berlatih
kelamin. Dikarenakan setelah pubertas volly baik di Yuso Sleman Putri atau berlatih
akan membuat tingkat kebugaranan anak di luar klub memberikan pengaruh terhadap
perempuan jauh tertinggal dari anak laki- motivasi latihan (Wijaya, 2019).
laki yang disebabkan oleh perbedaan Tabel 2 tingkat pengetahuan yang
jumlah hemoglobin, besarnya otot, dan paling banyak yaitu baik sebesar 55
kandungan lemak. Perempuan memiliki responden (79,7%). Tingkat pengetahuan
masa otot lebih kecil, dan kandungan pemain di UKM futsal UNY tentang
lemak didalam tubuhnya lebih banyak penanganan dini cedera dengan metode
dibandingkan oleh laki-laki (Rizqi dan RICE dalam kategori baik. Responden di
Ichwanudin, 2016). dalam penelitiannya yaitu (64%) dari
Berdasarkan usia yang paling Fakultas Ilmu Keolahragaan yang sudah
banyak yaitu usia 20-21 tahun sebesar 39 mendapatkan mata kuliah tentang PPC
responden (56,6%). Semakin (Pertolongan Pertama Cedera) yang
bertambahnya usia maka akan semakin mencakup tentang metode RICE (Nugroho,
berkembang daya tangkap dan polapikir. 2017). Penelitian ini sejalan dengan yang
Pengetahuan yang didapatkan akan dilakukan oleh Fadlilah & Rahil (2019)
semakin membaik (Simatupang, 2016). mengungkapkan bahwa Tingkat
Perubahan secara fisik seseorang akan pengetahuan pemain futsal dalam
mengalami peningkatan kelincahan pencegahan cedera muskuloskeletal di
sampai anak mencapai umur dewasa, lapangan forza futsal dalam kategori baik.
kemudian menurun lagi menjelang umur Hal ini menunjukkan bahwa pemain futsal
lanjut. Hal ini dikarenakan seseorang telah mempunyai pemahaman yang baik
dalam berolahraga telah berada dalam dalam mencegah cedera musculoskeletal
tahap perkembangan sehingga kelincahan dengan melakukan warm up, balance
dapat member manfaat dan juga dampak exercise, tapping, stretching, protective
52 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.6 No.1, April 2020, hlm 48-54

equipment, cool down, dan recovery. (Rest, Ice, Compress, dan Elevation)
Latihan tersebut mereka lakukan untuk khususnya adalah compress atau penekanan
mencegah terjadinya cedera pada saat (Gozali dan Kartiko, 2019). Hal tersebut
latihan maupun bertanding (Fadilah dan menjukkan bahwa pengetahuan responden
Rahil, 2019). sudah sangat baik dalam penanganan
Tabel 3 menunjukkan bahwa cedera, hal tersebut dibuktikan dengan
tingkat pengetahuan mahasiswa pemahaman responden dalam melaukan
berdasarkan domain rest (istirahat) yaitu penekanan ketika mengalami cedera dengan
baik sebanyak 29 responden (42,0%). tujuan untuk mengurangi pergerakan dan
Rest memiliki pengertian bahwa ketika mengurangi pembengkakan sebagai akibat
seseorang mengalami cedera ringan perdarahan yang dihentikan oleh ikatan.
maupun berat diharuskan untuk Berdasarkan domain elevation
beristirahat. Tindakan ini dilakukan karena (meninggikan) cukup sebanyak 35
merupakan hal penting untuk mencegah responden (50,7%). Sejalan dengan hasil
kerusakan yang lebih lanjut. Hasil tersebut penelitian Sonmezet all (2014) yaitu pada
didukung dengan penelitian yang pernyataan nomor 11 “A child who has
dilakukan oleh Wicaksana (2013) yaitu fainted should be laid down on a flat
RICE (Rest Ice Compress Elevation) background and the feet should be elevated”
berdasarkan factor rest terdapat 4 orang (Sonmez, et al, 2014). Elevation merupakan
(16,67%) dalam kategori baik. Persepsi suatu tindakan yang dilakukan untuk
seseorang menunjukkan kategori baik menangani cedera dengan cara melakukan
untuk penanganan cedera menggunakan peninggian pada bagian yang cedera lebih
metode rest karena pemahamannya sudah tinggi dari jantung dengan tujuan untuk
baik tentang mengistirahatkan tubuh yang mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri
cedera (Wicaksono, 2013). (Wicaksono, 2013).
Berdasarkan domain ice (terapi
dingin) yaitu baik sebanyak 37 responden KESIMPULAN DAN SARAN
(53,6%). Pengetahuan tentang ice artinya
memberi kompres dingin pada bagian Berdasarkan hasil penelitian tentang
tubuh yang terkena cedera yang bertujuan gambaran tingkat pengetahuan penanganan
untuk mengurangi rasa sakit. Efek dingin pertama cedera olahraga pada mahasiswa
akan membantu menghentikan UKM olahraga di Universitas Jenderal
pendarahan (Tygerson, 2009). Sejalan Achmad Yani Yogyakarta dapat disimpulkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa, tingkat pengetahuan mahasiswa
Robin (2016) yaitu pengetahuan tentang UKM olahraga dalam kategori baik (79,7%).
ice (terapi dingin) yang masuk pada Anggota UKM olahraga diharapkan untuk
kategori baik, dimana dalam penelitiannya meningkatkan pengetahuan tentang
menjelaskan bahwa pemberian es bagaimana cara penanganan cedera khusus
bertujuan untuk: (1) mngurangi perdarahan elevation (meninggikan) sehingga dapat
atau menghentikan perdarahan, mencegah cedera lebih lanjut. Institusi
(2)mengurangi pembengkakan, dan disarankan untuk mengadakan pelatihan
(3)mengurangi rasa sakit. Cedera ditandai atau seminar bagi UKM-UKM olahraga yang
dengan adanya reaksi peradangan, ada di Universitas Jenderal Achmad Yani
penanganannya dapat melakukan Yogyakarta supaya semua UKM memahami
pengompresan menggunakan es pada pentingnya penanganan pertama cedera.
bagian tubuh yang mengalami cedera Peneliti selanjutnya disarankan untuk
(Robin, 2016). mengetahui factor apa saja yang mendasari
Berdasarkan domain compress penanganan cedera olahraga.
(penekanan) yaitu sangat baik sebanyak
46 responden (66,7%). Jika seseorang
mengalami cedera maka dianjurkan untuk
member obat yang berupa salep
penghangat sedangkan dalam aturan
pertolongan pertama dan pencegahan
cedera olahraga di terapkan teknik RICE
Jovi Hardyanto, Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang…| 53

DAFTAR PUSTAKA Metode RICE. Karya Tulis Ilmiah


Strata Satu. Universitas Negeri
Anas, A. Survei Pengetahuan Pemain
Yogyakarta, Yogyakarta. 2017.
terhadap Resiko, Pencegahan, dan
Penanganan Pertama Cedera Akut Prasetyo, H. J. Kegunaan Terapi dan
pada Club Bola Volly Junior Putri Rehabilitas dalam Cedera Olahraga.
Bank Jatim. Jurnal Prestasi Phedheral. 2015; 11(2), 41–51.
Olahraga. 2019; 1(1), 1-10.
Resti. Hubungan Agility Terhadap Kejadian
Bhardwaj, S. Common Sports Injuries and Cedera Olahraga Pada Pemain
Their Management. Internasional Futsal SMAN Makassar 2016.
Journal of Informative and Futuristic Skripsi. Universitas Hassanudin.
Research. 2013; 1(3), 46–55. 2016.
(repository.unhas.ac.id/.../SKRIPSI%
Fadlilah, S., & Rahil, H. N. Faktor-Faktor
20PUTERI%20UTAMI%20RESTI%2
yang Berhubungan dengan Perilaku
0.) Diakses pada 16 Agustus 2019.
Pencegahan Cidera Muskuloskeletal
pada Pemain Futsal. Jurnal Rizqi, H., & Ichwanudin. Hubungan Asupan
Keperawatan BSI. 2019; VII(1), Karbohidrat dan Status Gizi dengan
2338-7296. Tingkat Kebugaran Jasmani pada
Atlet Basket Remaja Siswa Sekolah
Gozali dan Kartiko. Survei Tingkat
Menengah Pertama. Media Gizi
Pengetahuan Guru Pjok Tentang
Indonesia. 2016; 11(2), 182-188.
Pertolongan Pertama dan
Pencegahan Cedera Olahraga Di Robin, F. P. Tingkat Pengetahuan Guru
SMA/SMK Se-Kecamatan Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
Krembung. Jurnal Pendidikan Se-Kecamatan Minggir tentang
Olahraga dan Kesehatan. 2019; Penanganan Dini Cedera dalam
7(2), 259 - 265. Pembelajaran dengan Metode RICE.
Karya Tulis Ilmiah Strata Satu.
Kementrian Kesehatan RI Laporan Nasional
Universitas Negeri Yogyakarta,
RISKESDAS. 2018.
Yogyakarta. 2016.
(https://doi.org/http://www.depkes.go
(http://eprints.uny.ac.id/42828/1/skri
.id/resources/download/info-
psi_fajar%20robin%20pinanditto.pdf)
terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf)
diakses pada tanggal 25 Juli 2019
Komaini, A. Usaha Pencegahan dan
Setiawan, A. Faktor Timbulnya Cedera
Penatalaksanaan Cedera dalam
Olahraga. Jurnal Media Ilmu
Cabang Olahraga Sepakbola. Jurnal
Keolahragaan Indonesia. 2011; 1(1),
Ilmu Keolahragaan Dan Pendidikan
2088–6802.
Jasmani. 2012. 18(23), 1411–562X.
Simatupang, N. Pengetahuan Cedera
Maghfiroh, I. N., Muryono, S., & Setiawan,
Olahraga pada Mahasiswa Fakultas
M. R. Faktor Risiko yang
Ilmu Keolahragaan Unimed. Jurnal
Berhubungan dengan Cedera Bahu
Pedagogik Keolahragaan. 2016;
pada Pemain Bulutangkis di Kota
02(01), 31–42.
Semarang. Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah. 2015; 2(1), 1–6. Sonmez, ErsinUskun, dan AzizePehlivan.
Knowledge Levels Of Pre-School
Notoatmodjo, S. MetodologiPenelitian
Teachers Related With Basic First-
Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Aid Practices, Isparta Sample. Türk
2010.
Ped Arş. 2014; 49: 238-4
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan
Sumadi, D., Hariyanto, T., & Candrawati, E.
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Analisis Faktor Risiko Injury pada
RinekaCipta. 2012.
Atlet Futsal di Champion Futsal
Nugroho, I, P. Tingkat Pengetahuan Pemain Tlogomas Malang. Nursing News.
di UKM Futsal UNY tentang 2018 3(1), 777–786.
Penanganan Dini Cedera dengan
54 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.6 No.1, April 2020, hlm 48-54

Tygerson, A. PertolonganPertamaedisi lima. Wicaksono. Persepsi Guru Pendidikan


Jakarta: Erlangga. 2009. Jasmani Dan Kesehatan Sekolah
Negeri Se-Kecamatan Sewon Dalam
Wang, K. M., Yi-Shin., Lin., & Huang, Y. C.
Penanganan Dini Cedera Olahraga
The Knowledge and Attitude of
Dengan Rest Ice Compress
Sports Injury Prevention and
Elevation. Skripsi. Universitas
Management of Senior High School
Negeri Yogyakarta. 2013.
Athletes in Taiwan. International
(https://eprints.uny.ac.id/14942/)
Journal of sport and Health Science.
diakses pada 16 Agustus 2019.
2012; 10, 12-22.
Yusuf, S., LN. Psikologi Perkembangan
Wijaya, N. Motivasi Atlet Mengikuti Latihan
Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja
Bola Volly Yuso Sleman Putri
Rosdakarya. 2011.
Ditinjau Dari Motif Berprestasi.
Karya TulisI lmiah Strata Satu.
Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
2016.(https://eprints.uny.ac.id/40149
/1/SKRIPSI_Nanda%20Wijaya.pdf)
diakses pada 2 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai