SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh
Septi Triani
NIM : A11300939
i
ii
iii
iv
v
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Skripsi, Juni 2017
ABSTRAK
Latar belakang: Angka kejadian cedera di sekolah masih banyak terjadi yaitu 4,3%.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang baik tentang P3K. Ini penting dalam
penanganan cedera yang tepat supaya tidak memperparah situasi dan kondisi korban.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang P3K.
Tujuan:Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan P3K
pada guru sekolah dasar
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen dengan pre-test and post-
test menggunakan control group design. Sampel penelitian ini adalah 68 responden guru
sekolah dasar di Kecamatan Puring. Analisis data menggunakan Uji Paired t test, Uji
Wilco-xon test danUji Mann Whitney test.
Hasil:Uji Paired t-test didapatkan hasil (p=0,001) untuk kelompok leaflet dan Uji Wilco-
xontest didapatkan hasil (p=0,000) untuk kelompok ceramah. Sedangkan uji perbedaan
efektivitas dengan menggunakan Uji Mann Whitney test didapatkan hasil (p=0,000)
Simpulan: Pendidikan kesehatan tentang P3K efektif untuk meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan
pengetahuan.
Rekomendasi: Instansi kesehatan diharapkan menjalin kerjasama dengan sekolah untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang P3K secara berkala.
vi
S1 PROGRAM OF NURSING DEPT
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Mini-thesis, July 2017
ABSTRACT
vii
MOTTO
Isra:7).
Muslim).
tangguh.
menjadi kupu-kupu.
SUKSES !!
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikanku
kekuatan, menjadikanku manusia yang senantiasa berpikir serta membekaliku
dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi
yang sederhana ini dapat terselesaikan. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita. Ku persembahkan skripsi untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta. Dalam setiap langkahku aku selalu berusaha untuk
mewujudkan impian-impian yang kalian harapkan. Betapa hati ini ingin selalu
menjadi yang terbaik untuk mu, ingin menjadi yang kalian banggakan.
Terimakasih atas pengorbanan, doa, cinta, kasih sayang dan segala
dukunganmu selama ini. Tanpa kalian aku takkan mungkin bisa sejauh ini.
2. Mas Arif, Mba Endah dan Mba Anna. Terimakasih atas doa dan support yang
telah kalian berikan.
3. Sahabat ku tercinta Teti terimakasih telah bersedia menjadi asisten selama
penelitian, Nining, Ipeh, Novi, Mbak Mumut, Galih terimakasih atas semangat
yang selalu kalian berikan ketika aku mulai lelah. Terimakasih karena telah
menjadi sahabat terbaikku dan tiada henti-hentinya aku ucapkan terimakasih
atas segala bantuan yang kalian berikan selama kuliah, dan terimakasih atas
canda dan tawa bersama kalian selama 4 tahun. Tetap semangat kawan,
semoga segala harapan dan impian kita segera terwujud. Aamiin...
4. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
5. Isma Yuniar, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan dan
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukkan guna
penyusunan Skripsi ini sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
6. Wuri Utami, M.Kep selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
memberikan masukkan guna penyusunan Skripsi ini sehingga skripsi ini dapat
selesai tepat waktu.
ix
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
selama menjadi mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Gombong.
8. Teman-temanku seperjuangan, mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
x
KATA PENGANTAR
Dalam menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan
penuh keikhlasan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan dan
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukkan
guna penyusunan Skripsi ini.
3. Wuri Utami, M.Kep selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan memberikan masukkan guna penyusunan Skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan selama menjadi mahasiswa di STIKES Muhammadiyah
Gombong.
5. Kepala Sekolah yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
serta bapak dan ibu guru Sekolah Dasar di Kecamatan Puring yang telah
bersedia menjadi responden penelitian.
6. Ayah, ibu, kakak, keluarga dan sahabat terbaikku tercinta yang telah
memberikan semangat, do’a, kasih sayang dan dorongan moril maupun
materiil yang tiada henti-hentinya bagi penulis selama penulis mengikuti
proses pembelajaran.
7. Teman-temanku seperjuangan, mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
xi
Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini.
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya Skripsi ini, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Aamiin.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
xiii
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan ..........................................................9
B. Pengetahuan ...............................................................................................20
xiv
d. Pingsan ...........................................................................................29
e. Keracunan ......................................................................................30
f. Mimisan .........................................................................................31
D. Kerangka Teori...........................................................................................46
F. Hipotesa......................................................................................................48
A. Metode Penelitian.......................................................................................49
E. Instrumen Penelitian...................................................................................52
G. Definisi Operasional...................................................................................54
I. Pengolahan Data.........................................................................................55
xv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................62
B. Pembahasan ................................................................................................67
A. Kesimpulan ................................................................................................76
B. Saran ...........................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran X : Leaflet
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang dalam hidupnya hampir semua pernah mengalami
kecelakaan baik kecelakaan yang ringan sampai kecelakaan berat. Kecelakaan
ringan misalnya tergores. Kecelakaan berat misalnya kecelakaan yang
menyebabkan fraktur, perdarahan berat, cedera kepala, luka bakar,
menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Kecelakaan adalah kejadian yang
menyebabkan cedera dan menimbulkan sakit atau kematian terjadi. Yang
dimaksud sakit adalah terjadi kelainan fisik atau mental yang teridentifikasi
bertambah buruk karena kegiatan kerja atau yang lainnya (OHSAS 180001,
2007).
Kecelakaan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja seperti di rumah,
di jalan raya, ditempat kerja, di sekolah. Anak usia sekolah adalah sekelompok
umur yang rawan terjadi masalah kesehatan. Anak dengan usia sekolah
mempunyai masalah kesehatan yang sangat penting untuk menentukan
kualitas kesehatannya di masa mendatang. Anak usia sekolah merupakan aset
yang sangat berharga dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan
dilindungi terutama dalam hal kesehatannya. Ada beberapa kecelakaan yang
sering terjadi pada anak sekolah seperti: luka gores, mimisan, pingsan, terkilir
sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang ada di sekolah (Kumoratih,
2012).
Program kesehatan sekolah menjadi penting diaplikasikan karena
siswa membutuhkan perlindungan dari berbagai bahaya lingkungan. Siswa
sekolah juga memerlukan kesehatan supaya dapat belajar secara efektif,
sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dimasa depan
(Dermawan, 2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Pasal 79 Ayat 1 tentang keselamatan menjelaskan bahwa, kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
1
2
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik mampu belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Ayat 2 menjalaskan bahwa, kesehatan
sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan (Depkes, 2009).
Usaha kesehatan sekolah adalah perpaduan antara dua upaya dasar,
yaitu upaya pendidikan dan kesehatan, yang pada akhirnya nanti diharapkan
UKS dapat menjadi usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. UKS tidak hanya dilaksanakan
di Indonesia, tetapi dilaksanakan diseluruh dunia. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting
School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ) (Dermawan, 2012). Untuk
meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan siswa, perlu
dilakukan upaya penanaman prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat dan pelayan
kesehatan yang dikenal sebagai tiga program pokok (trias) UKS (Efendi &
Makhfudli, 2013).
Pendidikan kesehatan adalah serangkaian upaya yang ditujukkan
untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, keluarga, maupun
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Pendidikaan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat agar lebih
tahu mengenai nilai kesehatan, dan dari tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri menjadi mandiri. Dengan demikian pendidikan kesehatan
merupakan usaha/kegiatan untuk membantu individu, kelompok, dan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik dari segi pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup yang sehat secara optimal
(Widyanto, 2014).
Pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan dengan kegiatan yang
komprehensif, yaitu kegiatan untuk meningkatkan kesehatan (promotif) berupa
pendidikan kesehatan dan latihan ketrampilan pelayanan kesehatan, kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan untuk meningkatkan daya
3
tahan tubuh siswa sekolah, kegiatan pemutusan mata rantai penyakit, dan
penghentian proses penyakit sedini mungkin, serta kegiatan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) untuk mencegah kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera agar
dapat berfungsi secara optimal. Di sekolah guru mempunyai peran penting
untuk memberikan P3K kepada siswa yang mengalami cedera/kecelakaan.
Dengan demikian guru perlu meningkatkan keterampilan P3K agar dapat
memberikan pertolongan pertama yang tepat jika menemui siswa yang
cedera/kecelakaan di sekolah (Efendi & Makhfudli, 2013).
Pertolongan pertama merupakan pemberian pertolongan, perawatan
atau pengobatan segera kepada penderita yang sakit atau cedera/kecelakan
yang membutuhkan penanganan medis dasar sebelum ditangani oleh petugas
medis yang lebih berpengalaman, pertolongan pertama dapat dilakukan oleh
siapa saja yang mempunyai kemampuan (Kumoratih, 2012).
Pemberian pertolongan pertama adalah untuk menyelamatkan jiwa
penderita, mencegah cacat, memberi perasaan nyaman, dan menunjang proses
penyembuhan untuk seseorang yang mengalami cedera atau kecelakan. Namun
tanpa pengetahuan yang cukup mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan
tidak jarang malah justru memperparah situasi dan kondisi korban. Untuk itu
setiap warga sekolah diharapkan mampu melakukan praktik pertolongan
pertama yang benar bagi siswa/korban yang mengalami cedera agar tidak
terjadi kondisi yang lebih buruk (Kumoratih, 2012).
Hasil penelitian Nova (2016) dengan judul “Efektivitas Pendidikan
Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan P3K Pada
Siswa PMR di SMA Negeri Sukoharjo” menyebutkan bahwa Perbedaan
pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ceramah
sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 13.65 meningkat menjadi
14.60 sesudah mendapat pendidikan kesehatan dan pada kelompok simulasi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 12.65 meningkat menjadi
14.85 sesudah mendapat pendidikan kesehatan. Keterampilan kelompok
4
b. Bagi siswa
Agar mendapatkan pertolongan pertama yang tepat saat mengalami
cedera sebelum petugas medis datang.
c. Bagi Puskesmas
Menjadi bahan masukan agar melakukan pendidikan kesehatan P3K
secara berkala di sekolah dasar.
E. Keaslian Penelitian
Alamsyah, D., & Muliawati, R. (2013). Pilar Dasar: Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, F., & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Prektik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Furi. (2015). Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kiurang Di Puskesmas
Pamulang, Tangerang Selatan. Jurnal Keperawatan Ilmiah.
Galuh. (2017). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan Media Leaflet Dan
Flipchart Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang HIV-AIDS Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Tawangsari. Jurnal Keperawatan Ilmiah.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosdahi, C. B., & Kowalski, M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta :
EGC.
Santjaka, A. (2011). statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Setiyarini. (2016). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
Dan Penyuluhan Individual Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kekambuhan Asma. Jurnal Keperawatan Ilmiah.
Wawan, & Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran XI
Identitas Responden
1. Nomor :
2. Umur :
3. Jabatan :
4. Pendidikan terakhir :
No Jadwal Penelitian Nov’16 Des’16 Jan’17 Feb’17 Mar’17 April’17 Mei’17 Jun’17
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Studi pendahuluan
2. Penyusunan proposal
3. Ujian proposal
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Analisa data
6. Penyusunan skripsi
7. Sidang hasil
Lampiran VII
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nomor : (diisi oleh peneliti)
2. Umur :
3. Jabatan :
4. Pendidikan terakhir :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan pendapat anda
Luka
R = Rest (Istirahat)
I = Ice (Es)
C = Compression (kompresi, seperti dengan
perban gulung)
Mimisan E = Elevation (elevasi, posisikan bagian tubuh
Disusun Oleh: yang cedera tetap lebih tinggi dari jantung jika
Septi Triani Penyebab Mimisan: memungkinkan)
Disusun oleh:
Septi Triani
NiM: A11300939
2017
LUKA
A. CARA MERAWAT LUKA GORES ATAU TERSAYAT. JIKA LUKA
TERSEBUT ADALAH LUKA YANG BARU, TINDAKAN YANG HARUS
DILAKUKAN ADALAH:
1. MENCUCI LUKA DENGAN AIR BERSIH DAN SEGERA BERI OBAT
ANTISEPTIK YANG TERSEDIA.
2. TUTUP LUKA DENGAN KASA STERIL YANG KERING DAN PLESTER
ATAU BALUT
B. Tindakan pada luka tertutup (memar)
Memar kecil pada umumnya tidak memerlukan
perawatan. Bila memar dirasa cukup besar maka
berikan kompres dingin untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
pembengkakan.
C. CARA MENGATASI PERDARAHAN AKIBAT LUKA:
SUMBER PERDARAHAN.
PERDARAHAN.
MENDEKATI TUBUH.
PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR:
1.SIRAMI AREA LUKA DENGAN AIR DINGIN YANG MENGALIR.
(BUKAN ES)
2.JIKA PAKAIAN MELEKAT PADA LUKA BAKAR GUNTING
PAKAIAN DI SEKITARNYA YANG TIDSK MENEMPEL, &
JANGAN MEMAKSA UNTUK MELEPASNYA
3. JIKA LUKA BAKAR BERLEBIHAN TUTUPI DENGAN KAIN
KERING, TIDAK LENGKET DAN STERIL
4.CEGAH KONTAMINASI LUKA SEBISA MUNGKIN.
KERACUNAN
RACUN ADALAH SESUATU YANG MESKIPUN DALAM JUMLAH SEDIKIT NAMUN APABILA MASUK
KEMATIAN.
PINGSAN ADALAH SUATU KEADAAN TIDAK SADARKAN DIRI SEPERTI ORANG TERTIDUR YANG
DIAKIBATKAN KARENA SAKIT, KECELAKAAN, KEKURANGAN OKSIGEN, KEKURANGAN DARAH,
KERACUNAN, TERKEJUT/KAGET, LAPAR, HAUS, KONDISI FISIK LEMAH, DAN SEBAGAINYA.
Yang harus dilakukan untuk membantu orang yang pingsan antara lain:
1) Untuk mengembalikan kesadaran orang yang pingsan dapat menggunakan bau-bauan yang
menyengat dan merangsang
2) Buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban.
3) Longgarkan aksesoris dan pakaian korban yang mengganggu jalan pernafasan.
4) Beri minuman manis bila korban sudah sadar , jangan memberi minum pada saat kesadaran
korban belum benar-benar pulih agar tidak tersedak.
BANTUAN HIDUP DASAR
a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
b. Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena terdapat perlukaan pada kulit.
Kepada :
NIM : A11300939
Hormat saya,
(Septi Triani)
Lampiran VI
Gombong, ..............................2017
Responden
(............................................)
Lampiran VIII
C. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tertidur
yang diakibatkan karena sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan
darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar, haus, kondisi fisik lemah, dan
sebagainya. Yang harus dilakukan untuk membantu orang yang pingsan antara
lain:
1. Untuk mengembalikan kesadaran orang yang pingsan dapat menggunakan
bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi,
amoniak, durian, dll.
2. Jika wajah orang yang pingsan itu pucat sebaiknya buat badannya lebih ti
nggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban.
3. Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuh secara
normal.
4. Apabila orang yang pingsan muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya
agar muntahan korban bisa keluar dengan mudah sehingga jalur pernafasan
korban bisa normal kembali.
5. Longgarkan aksesoris dan pakaian korban yang mengganggu jalan
pernafasan.
6. Beri minuman hangat bila korban sudah sadar , jangan memberi minum
pada saat kesadaran korban belum benar-benar pulih agar tidak tersedak.
7. Baringkan badan dalam posisi pemulihan sambil menunggu bnatuan
selanjutnya.
D. Bantuan Hidup Dasar
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik
yang bertujuan:
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Jangtung
Paru (RJP).
a. Survei Primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
b. Survei Sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapet dilakukan oleh
tenaga medis dan paramedic terlatih dan merupakan lanjutan dari survey
primer.
Dalam survei primer difokuskan pada bantuan nafas dan bantuan
sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudan tindakan
survei primer maka dirumuskan dengan abjad A, B, C yakni:
A = airway (jalan nafas) : pemeriksaan jalan napas, membuka jalan napas
menggunakan teknik head tilt/Chin lift dan jaw trust
B = breathing (bantuan napas): dengan cara menarik nafas biasa lalu
tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantara alat pelindung diri
(face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan.
C = circulation (bantuan sirkulasi): Lakukan kompresi sebanyak 30x
kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2x. Ini merupakan satu
siklus.
E. Pemberian pertolongan pertama pada luka bakar:
1. Hentikan proses luka bakar dengan memindahkan sumber panas. Pastikan
pakaian yang terbakar supaya didinginkan. Jangan lepaskan kain atau
benda lain yang terbakar, kecuali benda tersebut jatuh.
2. Lepaskan pakaian sebanyak mungkin di area yang terbakar, jika kain tidak
lengket ke kulit. Pakaian yang ketat dapat membahayakann dikemudian
hari.
3. Jika penyelamat datang dalam waktu beberapa menit, sirami area luka
dengan air dingin. Jangan memberikan es.
4. Sirami sebagian luka bakar akibat kimia denganair kran yang mengalir
terus-menerus dan lembut sampai bantuan darurat tiba.
5. Selalu periksa wadah kimia untuk mendapatkan petunjuk penanganan
darurat.
6. Awasi adanya menggigil jika menggunakan air untuk mendinginkan luka
bakar yang menutupi lebihh dari 10% tubuh. Ganti ke balutan steril dan
kering jika terjadi menggigil.
7. Jangan meletakkan apa pun selain air atau zat yang telah diprogramkan
secara khusus untuk penanganan luka bakar.
8. Lepaskan perhiasan korban.
9. Pantau jalan napas, pernapasan dan sirkulasi individu. Bersiap untuk
melakukan CPR.
10. Jika luka baka berlebihan tutupi dengan akin kering, tidak lengket dan
steril. Jangan menggunakan kassa.
11. Pastikan balutan untuk tetap dingin dan basah. Pastikan untuk menjaga
individu tetap hangat dan pantau adanya hipotermia.
12. Cegah kontaminasi luka sebisa mungkin.
13. Tangani syok bila trejadi. Nyeri, kehilangan cairan tubuh, dan ansietas
berkontribusi pada terjadinya syok.
F. Cedera Muskuloskeletal
Cedera muskuloskeletal adalah cedera yang mengenai tulang, otot atau
sendi. Setelah seseorang mengalami MVA atau jatuh, lihat kemungkinan
masalah yang akan terjadi berikut ini:
1. Fraktur (patah tulang): terputusnya terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang pada umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur dapat dibagi menjadi:
a) Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
b) Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena terdapat perlukaan pada kulit.
Pertolongan Pertama pada fraktur
Membelat
Belat adalah alat yang digunakan untuk mengimmobilisasi bagian
tubuh yang fraktur atau terkilir. Dapat menggunakan benda yang keras dan
lurus. Belat darurat yang baik digunakan untuk lengan adalah majalah
yang dililitkan membungkus lengan dan diikat. Setiap benda yang lurus
dan panjang dapat digunakan sebagai pembelat sementara untuk tungkai.
Jangan mengikat belat terlalu ketat karena dapat memutus sirkulasi darah
ke ekstremitas.
Belat yang efektif digunakan untuk fraktur jari kaki adalah
menggunakan jari yang berada di dekatnya, plester jari bersamaan (buddy
taping). Hal yang sama juga dilakukan pada jari tangan jika mengalami
fraktur.
2. Dislokasi: Pergeseran tulang dari sendi.
Terkadang sulit menentukan apakah seseorang terjadi kesleo atau
fraktur. Jika ragu mengenai derajat cedera, asumsikan bahwa fraktur
terjadi dan tangani korban dengan tepat hingga diagnosis yang pasti
ditemukan. Gunakan es sebagai penanganan untuk fraktur atau kesleo
hingga bantuan medis datang atau tersedia. Biasanya seseorang akan
mengalami nyeri ketika bergerak atau mengangkat benda beratsetelah
mengalami fraktur. Jangan menyuruh individu untuk berdiri atau berjalan
pada bagian yang diduga mengalami fraktur untuk memeriksa nyeri,
karena hal itu akan memprburuk keadaan atau cedera.
Ingat akronim RICE dalam prosedur darurat untuk mengatasi terkilir dan
cedera regang:
R = Rest (Istirahat)
I = Ice (Es)
C = Compression (kompresi, seperti dengan perban gulung)
E = Elevation (elevasi, posisikan bagian tubuh yang cedera tetap lebih
tinggi dari jantung jika memungkinkan)
G. Keracunan
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah sedikit namun
apabila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh,
sehingga mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan dapat
membawa kematian. Pertolongan pertama pada keracunan makanan:
1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air sebanyak-banyaknya
2. Jika korban dalam kondisi sadar, usahakan untuk memuntahkannya.
Lakukan dengan memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi
badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.
3. Apabila korban dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau
dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Lampiran III
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran IV