Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K

(PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA
DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK BALITA
DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO
KECAMATAN SEMPOR

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan Oleh
Cahya Aminah
A11300866

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Skripsi, Juli 2017

Cahya Aminah 1), Isma Yuniar 2), Wuri Utami 3)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K TERHADAP


TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN
CEDERA ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA
TUNJUNGSETO KECAMATAN SEMPOR

ABSTRAK

Latarbelakang, cedera adalah masalah kesehatan di Indonesia dan di dunia dan merupakan
penyebab utama kematian pada bayi. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan dalam kasus
luka-luka di rumah tangga adalah melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang pentingnya penanganan luka yang tepat. Hasil
penelitian pendahuluan diperoleh bahwa pengetahuan orang tua masih kurang dimana
tingkat pengetahuan tentang penanganan cedera pada anak balita yang mengalami cedera
dilakukan dengan kurang tepat.
Tujuan, penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak usia balita di rumah tangga di
desa Tunjungseto kecamatan Sempor.
Metodepenelitian, Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan one
group pre-post test design without control.Pemilihan sample dilakukan dengan metode
purposif sampling pada 50 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji
paired sample t test.
Hasil penelitian, menunjukan bahwa pengetahuan orang tua sebelum diberikan pendidikan
kesehatan dalam kategori cukup (71,7%) kemudian sesudah diberikan pendidikan kesehatan
berada dalam kategori baik (93,7%). Pendidikan kesehatan menggunakan media slide power
point, demondtrasi, dan pembagian leaflet sangat mempengaruhi pemahaman ibu tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan dalam penanganan cedera.
Kesimpulan, terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak balita di
rumah tangga.
Rekomendasi, untuk peneliti selanjutnya bisa meneliti faktor lain yang mempengaruhi
pendidikan kesehatan seperti sosial, budaya, pengalaman, dan pekerjaan.

Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan P3K, Cedera

1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIES Muhammadiyah Gombong


2. Pembimbing I Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Gombong
3. Pembimbing II Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Gombong
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Minithesis, July 2017

Cahya Aminah 1), Isma Yuniar 2), Wuri Utami 3)

EFFECT OF HELATH EDUCATION ABOUT THE FIRST AID TO THE


PERENTS LEVEL OF KNOWLEDGE IN HANDLING CHILDREN UNDER
FIVE INJURIES AT HOME IN TUNJUNGSETO VILLAGE SEMPOR
DISTRICT

ABSTRACT

Background, injury is a health problem in Indonesia and in the world and is the leading
cause of death in childrens. Some prevention efforts that can be done in the case of injuries
in the household is to conduct health education to increase knowledge and awareness of
parents about the importance of proper handling of injuries. Preliminary results showed that
the knowledge of parents still less where the level of knowledge about handling injuries
among children under five are injured do with less precise.
Objective, the objective of this research is to finding the effect of health education about
first aid to the perents on the level knowledgeof parental in handling injury children under
five at home in Tunjungseto Village, Sempor Subdistrict.
Methods, this reasearch use the quasi experimental method with the one-group pre-post test
design without control. The samples of this reasearch consisted of 50 respondents. They
were taken by using he purposive sampling method. The data of reasearch were analyzed by
using the paires sample t test.
Result,this reasearch found that the parents level of knowledge before being given a health
eduction was at a moderate level of knowledge (71,1%) and significantly increasing after
being given a health education up to a good level of knowledge (93,7%).
Conclusions, the collected data were than analyzed the paires sample t test and showed p-
value=0.000 (p= 0,005) whichmeans the alternetive hypothesis is accepted, so there is an
effect of health education about first aid to the perents level of knowledge in handling injury
children under five at home in Tunjungseto Village, Sempor Subdistrict
Suggestion, the further studies research can examine other factors that affect health
education such as social, cultural, experience, and employment.

Keywords: heath education, knowledge of first aid, injury

1. Bachelor Nursing Student, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong


2. Lecture, Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
3. Lecture, Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,
hidayah, dan keuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang
Tua Dalam Penanganan Cedera Anak Balita Di Desa Tunjung Seto Kecamatan
Sempor”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, doa, serta kerjasama
yang luar biasa dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Orang tua, Ibu Nuraini yang telah melahirkan penulis, kepada Ibu
Partinah dan Bapak Pardiyo, yang selalu mendoakan, dukungan, dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaika perkuliahan dan tugas akhir
ini. Tidak lupa kakak-kakak tersayang dan seluruh keluarga besar yang
senantiasa selalu memberikan dukungan dan doanya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Herniyatun, M. Kep Sp. Mat. Selaku Kepala STIKES
Muhammadiyah Gombong
3. Ibu Isma Yuniar,. M Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong
4. Ibu Isma Yuniar., M. Kep dan Ibu Wuri Utami., M. Kep selaku
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dengan sabar
memberikan arahan, saran dan perbaikan serta motivasi kepada penulis
selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Kepala Puskesmas Sempor I yang telah memberi persetujuan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di Desa Tunjungseto
6. Kepala Desa Tunjungseto serta seluruh staf desa yang telah memberi
persetujuan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan akademik yang telah memberikan
ilmu dan bantuan kepada penulis selama kuliah sampai menyelesaikan
skripsi ini.
8. Teman-teman saya di STIKES Muhammadiyah Gombong khususnya
teman-teman S1 Keperawatan 2014 yang selalu senang maupun sulit,
mendukung dan memberi semangat.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dai kesempurnaan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya.

Gombong, Juli 2017

Cahya Aminah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................ iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTACT ...................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan .................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................ 5
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
2. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat..................................................................................... ......... 6
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ......................................................................... 7
A. Landasan Teori ..... ......................................................................... 7
1. Pendidikan Kesehatan .................................................................. 7
2. Pengetahuan ..... ......................................................................... 13
3.P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ) ............................. 17
4. Anak ........................................................................................... 21
5. Cedera .............. ......................................................................... 21
B. Kerangka Teori................................................................................. 30
C. Kerangka Konsep ............................................................................. 31
D. Hipotesa ........................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 33
A. Metode Penelitian ............................................................................. 33
B. Subyek Penelitian ............................................................................ 34
1. Populasi ........................................................................................ 34
2. Sampel.......................................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 35
D. Variabel Penelitian ........................................................................... 35
E. Definisi Operasional ......................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 36
G. Validitas dan Reanilitas Instrumen ................................................... 38
1 Uji Validitas ............................................................................... 38
2 Uji Reabilitas .............................................................................. 39
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
I. Rencana Pengelolahan dan Analisa Data .......................................... 42
1. Pengolahan Data ........................................................................... 42
2. Analisa Data ................................................................................. 42
a. Analisa Univariat ..................................................................... 42
b. Analisa Bivariat ....................................................................... 43
J. Etika Penelitian ................................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 45
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45
1. Analisa Univariat ......................................................................... 45
2. Analisa Bivariat ........................................................................... 46
B. Pembahasan ........................................................................................ 46
1. Pengetahuan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan P3K .... 47
2. Pengetahuan Sesudah Diberkan Pendidikan Kesehatan P3K ....... 48
3. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Tentang P3K ....................................... 50
4. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52
A. Kesimpulan .......................................................................................... 52
C. Saran ...... ............................................................................................ 52
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL

Keaslian Penelitian ........................................................................................... 7


Kerangka Teori................................................................................................. 31
Kerangka Konsep ............................................................................................ 32
Tabel Definisi Operasional .............................................................................. 37
Tabel Kisi-Kisi ................................................................................................. 38
Distribusi Data Demografi Responden Di Desa Tunjongseto Kecamatan Sempor
Pada Tahun 2017 .............................................................................................. 47
Distribusi Statistik Deskriptif Pengetahuan Orang Tua Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Intervensi Pendidikan Kesehatan Tentang P3k ............................... 48
Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang
Tua Tentang P3K.................................................................................... 48
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Permohonan Kuesioner


Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Kuesioner Penelitian
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran SAP
Lembar Obsevasi
Surat Studi Pendahuluan
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Petugas Medis Darurat dan Kemanusiaan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dr. Zvijay Nath Kyaw Win mengatakan bahwa kalangan
anak di Asia Tenggara, termasuk Indonesia memiliki resiko tinggi menjadi
korban kecelakaan, menurutnya setiap tahun kalangan anak-anak hingga
umur 19 tahun yang meninggal dunia akibat kecelakaan rata-rata sekitar
830.000 di dunia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010) menyatakan
bahwa setiap tahun, hampir 1 juta anak meninggal karena kecelakaan dan
lebih dari puluhan juta anak-anak lainnya mengalami luka berat yang
memerlukan penanganan rumah sakit. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013 menunjukan adanya kecenderungan penurunan
proporsi jatuh dari 58% menjadi 40,9%. Berdasarkan karakteristik proporsi
jatuh terbanyak pada penduduk usia, 1 tahun. Tiga urutan terbanyak jenis
cedera yang dialami penduduk adalah luka lecet/memar (70,9%), terkilir
(27,5%) dan luka robek (23,2%). Adapun proporsi terbanyak untuk tempat
terjadinya cedera yaitu di jalan raya (42,8%), rumah (36,5%), area pertanian
(6,9%) dan sekolah (5,4%). Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten
Kebumen pada tahun 2015 Angka Kematian Balita tahun 2013 adalah 11,06
per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 ada 11,82 per 1.000 kelahiran
hidup kemudian turun pada tahun 2015 yaitu sebesar 11,4 per 1.000
kelahiran hidup. Kecelakaan darat pada anak sesuai data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan pada tahun 2010 sebesar 19,2%.
Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-
anak. Kecelakaan yang biasanya terjadi adalah jatuh, terbakar, tenggelam
dan kecelakaan lalu lintas.
Salah satu perkembangan pada masa balita adalah aspek motorik
kasar. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motor yang melibatkan
2

otot-otot besar dan salah satunya dipengaruhi oleh interaksi orangtua


terhadap anak utamanya dalam bentuk stimulasi. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang jika dibandingkan
dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Kusbiantoro,
2014). Perkembangan motorik anak menunjukan kemampuan aktifitas yang
lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi
terhadap benda-benda yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik
seperti berlari, berjalan, melompat menjadi sangat luwes, tetapi otot dan
tulang belum begitu sempurna. (Supartini, 2004).
Bagi sebagian besar manusia rumah merupakan tempat hunian
keluarga digunakan untuk menjaga keamanan dari gangguan luar seperti
bencana alam, serangan binatang buas, cuaca yang tidak menentu seperti
hujan, panas, angin, badai dan lain-lain, sebagai tempat beristirahat untuk
tubuh dan jiwa, sebagai tempat tumbuh dan beraktifitas. Saat ini perubahan
gaya hidup menjadi semakin berkembang termasuk berbagai macam
fasilitas yang tujuannya untuk memudakan manusia dalam menjalankan
aktifitasnya, namun terkadang fasilitas tersebut dapat meningkatkan angka
kesakitan dan kematian akibat kecelakaan atau cedera pada anak-anak,
keadaan ini dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Banyak orang
berpendapat bahwa rumah adalah tempat paling aman untuk melindungi
anak-anak dari bahaya maupun kejahatan dari luar, tetapi sebagian besar
orang-orang tidak sadar sebenarnya kecelakaan ringan maupun berat justru
banyak terjadi di dalam rumah.
Kecelakaan di dalam rumah umumnya terjadi dikarenakan: gas,
listrik, dan korek api yang dapat menimbulkan luka luka pada korban
(Sudiarmoko A, 2011). Beberapa tempat di rumah mungkin bisa sangat
berbahaya bagi anak, yaitu kamar mandi, dapur, dan tangga. Tempat-tempat
tersebut harus mendapat perhatian utama, namun bayak orang dewasa yang
belum mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk
mencegah kecelakan pada anak yang mungkin terjadi. Hal ini di karenakan
3

pada usia anak-anak mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan
hampir seluruh waktunya dihabiskan di rumah dan sekitarnya.
Menurut Kuswadji, seorang dokter ahli keselamatan kerja, setiap
kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah menjadi tanggung jawab orang
tuanya sebab, pada anak yang berusia di bawah lima tahun, pada dasarnya
belum bisa menjaga dirinya sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan keamanan di dalam rumahnya (Magfuri, 2014). Untuk menjaga
dan merawat balita di rumah juga perlu melibatkan seluruh anggota
keluarga karena orang-orang disekitar balita juga memiliki peran penting.
Tugas kesehatan keluarga adalah mengenal masalah kesehatan, membuat
keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar
korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat.
Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat, sebab penanganan
yang salah dapat menimbulkan akibat yang buruk, cacat bahkan kematian
pada korban (Dinkes, 2014). Pengetahuan dan perilaku dari manusia sendiri
sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam melakukan
pertolongan pertama pada korban (Sudiharto & Sartono, 2011).
Beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan dalam kasus cedera di
rumah tangga salah satunya yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya
menggunakan kotak obat yang tersedia. Pendidikan kesehatan adalah proses
yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi setiap
individu agar senantiasa belajar memperbaiki kesadaran serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan kesehatannya
(Nursalam, 2008). Dalam pelaksaanya pendidikan kesehatan tidak hanya
memberikan informasi, yang terpenting yaitu menciptakan kegiatan yang
dapat memandirikan individu untuk mengambil keputusan terhadap
kesehatan yang dihadapi (Nursalam, 2009).
4

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amalia Rizqiani (2016) tentang


“Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap Tingkat
Pengetahuan Orang tua Dalam Penanganan Cedera Anak Toddler Di Rumah
Tangga” yang dilakukan di Tegalwangi Kasihan Bantu Yogyakarta hasilnya
adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
orang tua tentang first aid box. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tersebut di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.
Berdasarkan laporan data dari Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen
tahun 2015 Puskesmas Sempor I didapatkan bahwa angka kematian balita
cukup tinggi yaitu terdapat lebih dari 7 kasus.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari
di dapatkan data jumlah anak usia balita di Desa Tunjungseto yaitu
sebanyak 250 anak dan terdapat 4 buah Posyandu balita. Studi pendahuluan
juga dilakukan terhadap 5 orang tua yang memiliki anak usia balita,
hasilnya kelima orang tua tersebut mengetahui bahaya cedera yang
mengancam anaknya seperti terjatuh, terkena benda tajam, dan terkena luka
bakar dan mengetahui cara pencegahannya yaitu menjaga agar lantai tidak
licin, menjauhkan benda tajam dan yang mudah terbakar dari jangkauan
anak-anak. Sebanyak 2 diantara orang tua tersebut sudah mempraktikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang tua menyebutkan bahwa
anaknya pernah mengalami cedera di rumah seperti terjatuh, terbakar,
terkena air panas, dan juga luka karena benda tajam. Tetapi dalam
penanganaanya orang tua belum tahu cara menangani cedera (terjatuh,
tersayat, keracunan, dan luka bakar) dengan benar dan dari ke lima orang
tua tersebut belum ada yang memiliki perlengkapan P3K di rumahnya.
Selain itu di Desa ini belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan
mengenai pentingnya P3K dan cara penanganan cedera pada anak balita,
sehingga menggerakan peneliti untuk melakukan kajian penelitian ini
sekaligus menggali pengetahuan orang tua mengenai pentingnya P3K
penangan cedera pada anak balita di rumah tangga.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
“Adakah pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) terhadap tingkat pengetahuan orang
tua dalam penanganan cedera anak balita di rumah tangga di Desa
Tunjungseto Kecamatan Sempor”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang P3K
terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak
balita di rumah tangga di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang penanganan
cedera anak balita di rumah tangga sebelum diberikan pendidikan
tentang P3K di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.
b. Mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang penanganan
cedera anak balita di rumah tangga setelah diberikan pendidikan
tentang P3K di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.
D. Manfaat
1. Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari berbagai sumber
kepada masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya P3K di rumah
tangga.
2. Orang Tua
Memberikan informasi kesehatan yang dapat membantu para orang tua
tentang penanganan P3K di rumah tangga dalam penanganan cedera
seperti terjatuh, tersayat, keracunan dan luka bakar pada anak balita di
rumah tangga secara mandiri
6

3. Pusat Pelayanan Kesehatan


Sebagai referensi dalam memberikan penyuluhan kepada orang tua
mengenai pentingnya P3K dalam penanganan cedera pada balita di
rumah tangga.
E. Keaslian Penelitian
Nama Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti/
Tahun
Amalia Pengaruh Pendidikan Quasy Ada Kesamaan Metode one
Rizqiani Kesehatan First Aid experimen pengaruh tema tentang grup
(2016) Box Terhadap Tingkat tal study pendidikan kotak P3K design,
Pengetahuan Orang with kesehatan pengambila
Tua Dalam kontrol terhadap n sample,
Penanganan Cedera grup tingkat metode
Anak Toddler Di design pengetahuan pengambila
Rumah Tangga dengan orang tua n data, dan
rancangan lokasi
pre-test- penelitian
post-test
Ratna Hubungan Antara Penelitian Terdapat Pengetahuan Pengambila
Dewi Pengetahuan dan analitik hubungan orang tua n sample,
(2011) Sikap Orang Tua dengan antara tentang metode
Tentang Bahaya metode pengetahuan cedera. pengambila
Cedera Dan Cara pendekata dengan n data,
Pencegahannya n cross praktik tujuan
Dengan Praktik sectional. pencegahan penelitian,
Pencegahan Cedera cedera. dan lokasi
Pada Anak Usia penelitian.
Toddler Di Kelurahan
Blumbang Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar
Veronica Pengaruh Penyuluhan Quasi Ada Periode Judul
Frida Imunisasi Campak eksperime pengaruh waktu Penelitian,
Bamboa Terhadap Peningkatan n dengan penyuluhan evaluasi pengambila
(2015) Pengetahuan Dan desain tentang posttest yang n sample,
Sikap Ibu one group imunisasi dilakukan 2 tujuan
pretest- campak jam setelah penelitian,
posttest. terhadap dilakukan dan lokasi
peningkatan penyuluhan penelitian
pengetahuan
dan sikap ibu
Daftar Pustaka

Abidin, Nandung L. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan


Pertama Aspirasi Benda Asing Pada Anak Toddler Terhadap Pengetahuan
Ibu Di Kelurahan Donohuan Dan Kabupaten Boyolali. STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
Andryawan, Teguh Prakoso. (2013). Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.http://andryawanbisnis.files.wordpress.com/2013/04/p3kle
ngkap.pdf. Diakses: 9 Januari 2017.
Amrican Collage of Emergency Physicians. (2013). Emergency Medical Treatment
and Labor (EMTALA). www.acep.org/News-media-top-banner/EMTALA/.
Diakses: 6 Januari 2017.
Amin & Adryawan. (2013). Prinsip dan Tujuan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan. http://www.aminudin.com/2013/02/prinsip-dan-tujuan-
pertolonganpertama.html. Diakses: 7 Januari 2017
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta: Jakarta.
Atak, N., Karaoğlu, L., Korkmaz, Y., Usubütün, S. A Household. (2010). Survey:
Unintentional Injury Frequency And Related Factors Among Children
Under Five Years In Malatya. The Turkish Journal of Pediatrics. 52:285-293
Bamboa. (2015). Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Campak Terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Ibu. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN: 2339-1731.
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI., 1992. UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Depkes RI.
Depkes, RI. (2010). Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tingkat
Puskesma. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten
Kebumen Tahun 2013. Kebumen: DinKes Kebumen.
Dewi, Ratna., Indarwati. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua
tentang bahaya cedera dan cara pencegahannya dengan raktik pencegahan
cedera pada anak usia toddler di kelurahan blumbang kecamatan
tawangmangu kabupaten karanganyar. Gaster, Vol. 8, No. 2 Agustus 2011
(750-764).
Fitriani, Shinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Khoiron, Sulastri & Suryandani, Dewi.(2014). Effectiveness of Health Education
Using Media Leafleat and Power Point Slide Media on Knowledge, Attitude,
and Behaviou Change Early Detection of Cervical Cancer PKK Working in
The Public Health Kartasura Sukoharjo. Surakarta : Muhammadiyah
Surakarta University
Kusbiantoro.D. (2014). Praktik Pencegahan Cedera Pada Anak Usia Toddler
Ditinjau Dari Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Bahaya Cedera
Di Kecamatan Kembang Kabupaten Lamongan.. Surya,
Vol.02,No.XVIII,Juni 2014.
Kusbiantoro.D. (2015). Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah
di TK ABA 1 Lamongan. Surya, Vol.07,No.01
Kuschitawati, S., Magetsari, R., & Nawi, N. (2007). Faktor Risiko terjadinya cedera
pada anak usia sekolah dasar. http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3620 .
Diakses: 19 November 2014.
Magfuri, A. (2014). Buku Saku Keterampilan Dasar P3K & Kegawatan di Rumah.
Jakarta: TIM.
Margareta, Shinta. (2012). Buku Cerdas P3K: 101 Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan. Yogyakarta : Niaga Swadaya.
Mubarok, W.I. (2011). Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
_____________. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
_____________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam & Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
OHS and Injury Management. (2012). Basic first aid kit contents. The Univesity of
Melbourne. Melbourne.
Profil Kesehatan Indonesia 2015. (2016). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20Kesehatan%20Indo
nesia%202008.pdf . Diakses 5 Januari 2017.
Putra, Dony Setawan H. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak Edisi I Cetakan 2.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2
02013.pdf. Diakses: 5 Januari 2017.
Rizqiani, Amalia. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap
Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak Toddler
Di Rumah Tangga. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Rompas, Sefti. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual Di SMK
Fajar Bolaang Mongondow Timur.skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Savitri, E & Rahayu, F. (2011). P3 Untuk Ananda di Rumah. Solo: Metagraf.
Sartono & Sudiharto.(2011).Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life
Support.Jakarta : CV. Sagung Seto.
Saryono. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Mitra Cendikia.
Septiana. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Sekehatan Reproduksi Di SMP Islam Rumaha Ciputat.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sudiharto & Sartono. (2011). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Sudiatmoko. (2011). Tindakan Awal Sebelum Medis. Kalasan: Rona Pancaran Ilmu.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Susilo, Rakhmat. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Swasanti, W., & Putra, S. (2013). Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.
Yogyakarta:Katahati.
Swasanti, Niluh. (2014). Panduan Praktis Pertolongan Pertama Pada Kedaruratan.
Yogyakarta: Katahati.
The Royal Children’s Hospital Melbourne. (2009). Child Safety Handbook: Aguide
To Injury Prevention For Parents Of 6-12 Year Olds.
http://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/safetycentre/ChildSafety
Handbook.pdf . Diakses: 7 Januari 2017
Thygerson, Alton. (2009). Pertolongan Pertama. Jakarta : Erlangga
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Jakarta : Nuha Medika
Wong, L. Donna. (2008). Buku ajar keperawatanpedriatik. Jakarta: EGC
World Health Organization (WHO). (2014). Injuries and Violence The Facts.,
http://who.int/violence_injury_prevention/key_facts/VIP_keyfacts.pdf?ua=1.
Diakses: 7 Februari 2017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
Studi S1 Keperawatan
Sekt. : Jl. Yos Sudarso No. 461 Telp, (0287)472433 GOMBONG - 54412
www.stikesmuhgombong.ac.id

LEMBAR PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,
Dengan ini saya;
Nama : Cahya Aminah
NIM : A11300866
Program Studi : S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
Alamat : Jl. Yos Sudarso 461 Gombong

Saya adalah mahasiswi semester 8 (delapan) Program Studi S1


Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S1
Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong.
Memberitahukan bahwa saya akan melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Terhadap Tingkaat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak
Balita Di Rumah Tangga ”
Oleh karena itu saya harapkan peran serta saudara/saudari sebagai
responden untuk mengisi kuesioner yang saya berikan. Saya sangat mengharap
kerjasama dan kejujuran anda dalam mengisi kuesioner ini. Jawaban yang
diberikan semata-mata hanya berguna untuk penelitian ilmiah atau pengembangan
ilmu pengetahuan saja, tanpa ada maksud lain.
Atas bantuan dan kerjasama saudara saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Gombong, Mei 2017

Peneliti
Cahya Aminah
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Identitas dan hasil kuesioner saudara akan saya jaga kerahasiaannya. Saya
menggunakan kuesioner ini hanya untuk penelitian. Saya berharap jawaban yang
anda berikan adalah berdasarkan pengetahuan Anda sendiri tanpa dipengaruhi
orang lain. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas anda. Informasi
yang anda berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan
dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, Anda dipersilahkan
memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda
menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.
Gombong, 2017
Peserta

(_____________________)
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN P3K TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA
ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO
KECAMATAN SEMPOR

I. PROSEDUR PENGISIAN KUESIONER


1. Baca dengan teliti pertanyaan sebelum memberi menjawaban.
2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan kondisi perasaan yang pernah anda
rasakan atau anda alami.
3. Jawablah dengan jujur tanpa pengaruh orang lain
4. Jawaban yang saudara berikan cukup dengan memberikan tanda (X)
pada kolom yang telah disediakan.
II. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden : (Diisi oleh peneliti)
2. Usia : Tahun
3. Alamat :_____________________
4. Jenis kelamin : Laki-laki, Perempuan
5. Hubungan dengan Anak :
Orang tua
Wali ________________
III. PENGETAHUAN TENTANG P3K
1. Tujuan P3K adalah ?
a. Mencegah terjadinya cedera tambahan karena pertolongan yang
tidak tepat
b. Memperparah terjadinya kerusakan atau cedera
c. Mencegah tejadinya cedera minimum karena pertolongan yang
lambat.
2. Tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan jiwa adalah
pertolongan pertama yang ?
a. Cepat dan tepat
b. Cepat dan tidak tepat
c. Lambat dan tepat
IV. PERALATAN P3K
3. Bagaimana cara penggunaan obat merah, betadine?
a. Dicampurkan ke air, untuk membersihkan luka
b. Dituangkan langsung ke luka
c. Dicampurkan ke air, lalu diminum
4. Jika anak anda mengalami nyeri atau demam apa yang anda berikan?
a. Tablet Paracetamol/Ibuprofen
b. Tablet Promag/ Antasida
c. Obat batuk syrup
5. Penanganan untuk meringankan iritasi dari ruam/kemerahan gunakan
obat?
a. Krim Hidrokortison.
b. Obat Merah/Betadine
c. Obat Batuk
6. Perban digunakan untuk?
a. Menutup/membungkus luka
b. Menyembuhkan luka
c. Melihat letak luka
7. Alat yang digunakan untuk memotong pita, kasa atau pakaian jika
terjadi cedera?
a. Gunting tajam
b. Pisau
c. Cutter
8. Peralatan apa saja yang ada di dalam kotak P3K?
a. Obat batuk syrup
b. Paracetamol/Ibuprofen
c. Pembalut, kapas, plester, kasa steril, bidai, thermometer, alcohol
70%
9. Cairan yang digunakan untuk mensterilkan alat?
a. Air Panas
b. Air Dingin
c. Cairan Alcokol 70%
V. PENANGANAN CEDERA
10. Cedera apa saja yang biasa terjadi di rumah, kecuali ?
a. Jatuh, tersayat
b. Demam tinggi,
c. Keracunan, luka bakar
11. Jika anak terjatuh dan terdapat memar, untuk mempercepat hilangnya
memar menggunakan?
a. Oleskan pasta gigi
b. Oleskan Trombopop gel
c. Oleskan minyak goreng
12. Jika anak mengalami tanda-tanda patah tulang pada daerah kaki maka
biarkan pada posisinya dan ikat kuat-kuat dengan kain pada mata kaki
dan lutut, hal ini bertujuan agar?
a. Mempertahankan posisi, agar tidak menambah cedera
b. Menambah kesakitan yang dialami anak
c. Menambah cedera yang dialami anak
13. Penanganan pertama yang dilakukan saat anak tersayat dan
mengalami perdarahan kecil?
a. Cuci bersih luka lalu, tekan daerah luka untuk
mengurangi/menghentikan perdarahan
b. Berikan betadine langsung ke luka
c. Biarkan saja
14. Berapa lama penekanan yang dilakukan saat terjadi perdarahan?
a. 10 menit/sampai aliran darah berkurang/tidak mengalir
b. 60 menit/sampai pegal
c. 90 menit/sampai lemas
15. Saat penanganan bagaimana posisi anak atau korban yang terkena
sayatan?
a. Duduk atau tiduran dengan posisi luka dinaikan setinggi jantung
b. Tengkurap dengan posisi luka dinaikan setinggi kepala
c. Setengah duduk dengan posisi luka lebih rendah dari posisi
jantung
16. Penanganan yang dilakukan jika anak mengalami keracunan?
a. Bebaskan jalan nafas, beri minum air hangat untuk anak yang
masih sadar
b. Segera dudukan anak, berikan minum air panas untuk anak yang
masih sadar
c. Segera dudukan anak, berikan minum dingin untuk anak yang
masih sadar
17. Jika pakaian anak terkena cairan yang bersifat korosif (merusak atau
mengikis) apa yang seharusnya kita lakukan?
a. Siram dengan air panas
b. Siram dengan air dingin
c. Area pakaian yang terkena harus dipotong
18. Pertolongan pertama yang tidak boleh diberikan saat mengalami luka
bakar yaitu?
a. Basuh luka bakar dengan air
b. Mengoleskan pasta gigi
c. Tutup luka dengan kain bersih, dingin dan basah
19. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada luka bakar yaitu?
a. Oleskan pasta gigi
b. Segera basuh luka bakar dengan air.
c. Oleskan minyak goreng
20. Apa yang dapat dilakukan jika luka bakar berat?
a. Oleskan pasta gigi
b. Tutup luka bakar dengan kain bersih, dingin, dan basah lalu bawa
ke puskesmas /RS
c. Tutup luka bakar dengan kain kering.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN :Penanganan Cedera


SUB POKOK BAHASAN : P3K dalam Penanganan Cedera Pada Anak
Balita
SASARAN : Orang tua yang memiliki anak usia balita
TEMPAT :Desa Tunjungseto
HARI/TANGGAL : Mei 2017
WAKTU : 30 menit

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, orang tua
yang memiliki anak balita (1-5 tahun) mengetahui tentang P3K dan
penanganan cedera di rumah tangga
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyulhan selama 1x45 menit, orang tua balita (1-5
tahun) mengetahui:
a. Pengertian P3K
b. Peralatan P3K dan fungsinya
c. Penanganan cedera di rumah tangga
B. Metode Pelaksanaan
Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
C. Startegi pelaksanaan
No. Waktu Tahap Kegiatan Media
1. 5 menit Pembukaan 1. Memberikan Verbal
salam kepada
peserta
2. Memperkenalka
n diri
3. Menjelaskan
maksud dan
tujuan
4. Menyepakati
kontrak waktu
2. 20 menit Pelaksanaan 1. Menjelaskan Slide
materi: tujuan
adanya kotak
P3K di rumah
tangga
2. Menjelaskan
komponen kotak
P3K
3. Penanganan
cedera
4. Memberi
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya.
5. Melakukan
evaluasi kepada
peserta dengan
mengevaluasi
materi yang
disampaikan

3. 5 menit Penutup 1. Menyimpulkan Verbal


materi
2. Menutup
kegiatan
3. Mengucapkan
salam

D. Media dan alat bantu


- Lembar Balik (Slide Power Point)
- Proyektor
- Leaflet

E. Setting tempat

Ket: : Penyuluh
: Peserta
F. Evaluasi
Evaluasi diberikan melalui pertanyaan terbuka, dengan daftar pertanyaan
sebagai berikut:
1. Apa tujuan dari adanya P3K?
2. Sebutkan apa saja perlengkapan dan fungsinya dalam penanganan
P3K?
3. Jelaskan bagaimana penanganan cedera pada anak balita dirumah
tangga?

G. Daftar Pustaka
Ameican Collage of Emergency Physicians. (2013). Emergency Medical
Treatment and Labor (EMTALA). Available from:
www.acep.org/News-media-top-banner/EMTALA/. [Accessed: 13
January 2017]
Savitri, E & Rahayu, F. (2011). P3 Untuk Ananda di Rumah. Solo:
Metagraf.
Swasti, W., & Putra, S. (2013). Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.
Yogyakarta:Katahati.
Lampiran
A. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
1. Untuk melatih seseorang dalam menangani cedra dengan tepat dan cepat.
2. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cedera tambahan karena
pertolongan yang tdak tepat.
3. Memberi pertolongan pada cedera atau penyakit yang datangnnya
mendadak.
4. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat diharapkan untuk
menyelamatkan jiwa. (Magfuri, 2014)
B. Daftar peralatan dalam penanganan P3K
1) Acetaminophen, Ibuprofen, dan Aspirin. Aspirin tidak boleh diberikan
untuk anak-anak atau remaja dibawah usia 19 tahun.
2) Obat batuk dan obat sirup, pastikan untuk memberikan obat dan dosis
yang sesuai dengan usia. Beberapa obat flu juga mengandung
acetaminophen atau ibuprofen, jadi hati-hatilah untuk menghindari
overdosis. Sebagai orang tua harus berhati-hati dari bahaya tersedak saat
memberikan obat untuk anak.
3) Obat alergi, obat ini mungkin dalam bentuk cair, krim atau injeksi
epinefrin seperti yang diarahkan oleh dokter. Jangan gunakan cairan
antihistamin dan krim pada saat yang sama.
4) Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam. Perhatikan
bahwa dosis krim berbeda-beda, maka hubungi dokter untuk dosis yang
tepat.
5) Tablet dekongestan, berhati-hati dari dosis untuk usia yang tepat.
6) Obat luar, ada macam-macam obat luar yang bias digunakan antara lain:
Mercurochroom, biasa disebut dengan obat merah, betadine untuk
membersihkan luka dengan cara dicampurkan ke air, obat tetes mata
untuk mengatasi mata gatal berair atau karena iritasi, dan salep zink untuk
mengobati luka bakar (Magfuri, 2014)
7) Obat Gosok
Obat-obat gosok seperti balsam dan minyak angin ini berguna untuk
menghangatkan kulit, untuk mengurangi rasa pegal, linu, sakit, nyeri
(Magfuri, 2014).
Perban dan persediaan cedera/ perawatan luka lain menurut ACEP
1) Perban dari aneka ukuran untuk menutupi luka kecil dan goresan,
penutup perban atau pembalut butterfly, perban segitiga
atau mitela untuk membungkus luka dan membuat gendongan
lengan, elastic warps untuk membungkus pergelangan tangan,
pergelangan kaki, lutut, dan cedera siku. Rol kasa dua inch dan
4 inch untuk menutup luka besar dan goresan, pita perekat untuk
menjaga kasa tetap di tempat.
2) Pembalut
Pembalut merupakan selembar kain yang berguna untuk:
a) Menahan kasa penutup luka.
b ) Menahan pembengkakan.
c ) Menahan agar bagian badan yang cedera tidak bias
bergerak untuk meminimalisir cedera yang lebih parah.
d ) Pembalut ada bermacam-macam diantaranya adalah mitela,
platenga, funda pembalut jenis ini berbahan dasar kain. Ada
juga elastic verban yang bias digunakan untu mengurangi
mobilisasi sendi.
3) Kapas ini khusus digunakan pengobatan, berguna untuk
pembersihan atau pencucian luka.
4) Kasa steril Merupakan lembaran-lembaran kain kasa yang telah
disterilkan dan dibungkus sepotong-sepotong. Gunanya untuk
menutup luka kecil yang telah diobati, lalu dibalut atau diplester.
5) Gunting tajam untuk memotong pita, kasa atau pakaian.
Antiseptik wipes untuk mensterilkan luka atau tangan, antibiotik
salep untuk mensterilkan dan melindungi luka dari infeksi.
6) Pinset untuk mengambil benda asing yang kecil, sengatan lebah.
7) Hidrogen peroksida untuk mensterilkan dan membersihkan luka
8) Sarung tangan karet untuk melindungi tangan atau mengurangi
resiko infeksi ketika merawat luka terbuka.
d. Perlengkapan lainnya
1) Thermometer untuk mengukur suhu, untuk bayi dibawah usia
1 tahun menggunakan thermometer rektal. Jangan gunakan
thermometer berbasis merkuri, petroleum jelly untuk melumasi
thermometer dubur.
2) Calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal dan iritasi dari
gigitan serangga, aloe vera gel untuk meredakan masalah kulit
termasuk luka bakar, gatal-gatal dan kulit kering.
3) Bidai digunakan untuk paha dan betis, gunting untuk memotong
plester atau kasa, pisau lipat, lampu senter, dan alcohol 70% untuk
mensterilkan alat.

C. Macam cedera di rumah tangga dan penanganannya


1. Jatuh
Kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah diakibatkan karena
jatuh: kebanyakan karena mereka bermain sepeda, bermain di kursi dan
juga saat berlarian. Aktivitas bermain anak menjadi faktor penentu jauhnya
anak-anak: hal itu dikarenakan permainan mereka yang penuh resiko atau
karena mereka didorong oleh teman sepermainan mereka. Jatuh paling
sering terjadi setelah bayi berusia 4 bulan ketika bayi belajar berguling,
namun jatuh dapat terjadi pada setiap usia. Anjuran terbaik yaitu jangan
pernah meletakkan anak pada usia berapapun tanpa adanya pengawasan
pada permukaan yang tinggi yang tidak teruji perlindungannya (Wong,
2008).
Tindakan pertama adalah memastikan bahwa korban masih bernafas
dan mempunyai jalan udara yang lancer. Penolong kemudian mengkaji
kesadaran korban dan setelah itu memindahkan korban. Jika korban
sadar dan mengeluh nyeri hebat pada tungkai atau lengan,
kemungkinan korban mengalami patah tulang. Dalam keadaan ini
biarkan korban berada pada posisinya. Cedera pada tungkai dapat diikat
kuat-kuat pada mata kaki dan lutut, sehingga dapat efektif
mengimobilisasikan fraktur tersebut. Gunakan kain untuk mengimobilisasi
daerah yang fraktur agar tidak menambah cedera (Swasanti & Putra,
2014).
Ketika anak jatuh segera periksa anak, apakah ada luka atau memar
pada kepala atau perut. Jika ada luka besar atau robek dan berdarah, anak
muntah, memar di perut yang makin bertambah besar, segera bawa ke RS
untuk penangannan segera. Jika tidak ada luka yang terjadi muntah, atau
hanya memar di kepala, tidak perlu di bawa ke RS. Memar lambat laun
akan menghilang karena diserap tubuh. Namun memar akan lebih capat
hilang jika kita mengolesinya dengan trombopop gel, atau secara
tradisional dengan beras dan kencur yang ditumbuk dan dioleskan pada
daerah memar, berilah obat antinyeri atas resep dokter. (Lucy dan Endang,
2011)
2. Tersayat
Luka yang didapatkan oleh anak biasanya dikarenakan terjatuh saat
bermain. Lantai rumah yang licin atau basah karena air atau minyak juga
dapat menyebabkan anak jatuh, dan juga saat anak bermain dngan benda-
benda tajam seperti pisau, garpu, jarum maupun tusuk gigi juga dapat
menimbulkan cedera.
Penanganan pertama dari luka adalah menghentikan perdarahan.
Jika luka dengan perdarahan kecil, penekanan keras akan membantu
menghentikan perdarahan dalam waktu yang sangat singkat. Kulit sekitar
area harus dicuci bersih dan kemudian gunakan sebuah pembalut untuk
menutup luka. Luka yang besar akan mengalami perdarahan lebih
banyakdan membutuhkan penanganan segera. Korban harus duduk atau
berbaring dengan posisi luka dinaikkan setinggi jantung. Penekanan pada
luka harus dipertahankan selama kira-kira 10 menit. Segera setelah aliran
darah berkurang gunakan pembalut atau kain bersih untuk diletakkan
diatas luka (Swasanti & Putra, 2014).
3. Tersengat listrik
Banyak rumah yang berisi sejumlah peralatan listrik. Anak
usia toddler mengalami peningkatan kemampuan motorik halus dan kasar
sehingga beresiko terkena sengatan listrik. Jika anak terkena sengatan
listrik hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah segera matikan
arus listrik. Jika hal ini tidak memungkinkan, penolong berdiri pada
tempat yang kering, lapisi benda (karet, Koran yang digulung tebal, buku
atau kayu) dan gunakan benda yang sama ditangan, pukul atau tarik
korban dari kontak dengan tangan kosong. Beberapa pertolongan pertama
terdiri atas penutupan luka dengan menggunakan kasa steril atau selembar
kain bersih sampai pasien mencapai rumah sakit (Swasanti & Putra, 2014).
4. Keracunan
Orangtua harus memperhatikan penempatan cairan kimia agar
tidak tertelan oleh anak, sebab jika tertelan hal ini dapat membahayakan
anak. Jika cairan kimia tertelan oleh anak hal yang harus dilakukan
orangtua adalah tempatkan anak dalam posisi pemulihan dan jalan udara
harus dipertahankan lancar. Perlu untuk memberikan ventilasi
artifisial. Jika mengetahui catat waktu pada saat racun tertelan. Jika racun
adalah suatu yang korosif, mulut dan kulit sekitarnya harus
dengan perlahan dibersihkan dengan air hangat. Minuman dapat
diberikan untuk pasien yang sadar. Bahan korosif dapat tertumpah keatas
baju, jika demikian area yang terkena harus dihilangkan atau potong
kain sebelum kulit dibawahnya terbakar. Lakukan pembilasan
lambung bila anak menelan bahan kimia dengan memberikan air garam
(Swasanti & Putra, 2014).
5. Luka bakar
Luka bakar adalah luka di kulit yang disebabkan olh api, caira
adam dan basa, serta listrik. Menurut kedalaman, luas, dan lokasi luka
bakar dibagi menjadi tiga derajat, yaitu sebagai berikut:
a. Derajat 1 (ringan): luka bakar tidak menyebabkan lepuh seketika.
Pada derajat ini kulit kemerah-merahan dan terasa sakit. Lepuh akan
timbul setelah 1 atau 2 hari. Contohnya, luka bakar karena sinar
matahari.
b. Derajat 2 (sedang): kulit kemerahan dan melepuh.
c. Derajat 3 (berat): luka bakar dalam dan meliputi seluruh jaringan
kulit. Kulit melepuh dan muncul bentuk hangus kehitam-hitaman atau
putih mati.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu, segera
membasuh/mengguyur daerah luka bakar dengan air dingin sebanyak-
banyaknya. Jika luka bakar ringan, lanjutkan sampai rasa sakit hilang
sekitar satu setengah jam. Jika luka bakar berat, tutup luka bakar dengan
kain bersih, dingin, dan basah. Jaga agar anak tetap hangat. Jangan
mengoleskan salep, pasta gigi, dan lain-lain di daerah luka bakar. Jika
luka bakar luas dan dalam (derajat 2 dan 3) segera bawa anak ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan
segera. Dokter akan menganjurkan rawat inap untuk memberikan cairan
infus, antibiotik, perawatan luka steril, suntikan antitetanus, dan jika perlu
operasi plastik (Lucy dan Endang, 2011).
Pencegahan agar tidak terjadi luka bakar pada anak-anak dapat
dilakukan dengan menjauhkan korek api, steker listrik, dan termos air
panas dari anak-anak, serta tidak menyimpan bahan bakar atau bahan
yang mudah terbakar di dalam rumah (Lucy dan Endang, 2011).
Menurut Swasanti & Putra (2014) Luka bakar dapat berakibat
fatal, mulai dari kehilangan cairan tubuh, shock, kerusakan jaringan atau
organ, gangguan pernafasan, dan trauma psikologis. Pada orang
dewasa luka bakar 20% dapat menyebabkan shock, sedangkan pada
anak 10%. Pedoman untuk menentukan luas luka bakar: kepala dan
leher 9%, lengan kiri 9%, lengan kanan 9%, badan bagian depan 18%
(punggung 9%, pinggang 9%), tungkai kiri 18% (paha 9%, betis 9%),
tungkai kanan 18% (paha 9%, betis 9%), genetalia 1%.
Tindakan pertolongan pertama pada luka bakar dilakukan dengan cara
berikut:
a) Luka bakar ringan
Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan
dengan menggunakan air dan sabun tetapi harus dilakukan dengan
sangat hati-hati, setelah luka benar-benar bersih dapat diberikan
krim antibiotic seperti sulfadiazine, tutup luka dengan pembalut atau
perban, ketika istirahat bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi
dari bagian tubuh lainnya (lebih tinggi dari jantung).
b) Luka bakar sedang (kurang dari 20%)
Rendam bagian yang luka dengan air dingin sampai rasa nyeri
reda, jangan mengupas bagian luka yang melepuh, biarkan saja,
bersihkan luka dari kotoran, setelah luka bersih dapat diberikan krim
antibiotic, jika diperlukan dapat diberikan antibiotic per oral untuk
mencegah dan atau meminimalkan dampak infeksi.
c) Luka bakar berat (lebih dari 20%)
Berikan bantuan pernafasan (masker oksigen) kepada korban,
segera mungkin bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan
penanganan medis.
d) Luka bakar karena agen kimia berbahaya
Siram bagian tubuh yang terkena bahan kimia (asam/ basa
kuat) dengan menggunakan air mengalir, bila zat kimia merupakan
basa kuat, air yang digunakan untuk membasuh atau menyiram
dapat ditambahkan dengan asam cuka, bila bahan kimia merupakan
asam kuat dapat diberikan soda kue, bila ada tanda-tanda luka bakar
akibat bahan kimia membahayakan keselamatan korban, segera bawa
korban ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat.
P3K
(Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan)
dan Penanganan Cedera
• Cedera adalah suatu
akibat dari adanya
benturan atau bahan
yang dapat melukai
tubuh.

2
Tujuan P3K
• Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cedera
tambahan karena pertolongan yang tidak tepat.
• Tindakan pertolongan pada cedera atau penyakit yang
datangnya mendadak.
• Pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat
diharapkan untuk menyelamatkan jiwa.

3
Peralatan dalam Penanganan P3K
• Sebuah tempat yang berisikan alat-
alat pertolongan pertama yang dapat
digunakan saat terjadi keadaan
darurat atau cedera pada seseorang.

4
Perlengkapan P3K

5
• Obat luar

• obat merah, betadine

• salep zink untuk Obat tetes mata untuk


mengobati luka mengatasi mata gatal,
bakar
6 berair, iritasi
• Antalgin untuk • Aspirin tidak boleh
diberikan untuk anak-anak
menghilangkan rasa
atau remaja dibawah usia
sakit/ nyeri dan 19 tahun.
demam.
• Acetaminophen, Paracetamol,
Ibuprofen, dan Aspirin

7
• Obat alergi, obat ini mungkin dalam bentuk cair, krim
• Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam.

8
• Obat-obat gosok seperti
balsam dan minyak
angin ini berguna untuk
menghangatkan kulit,
untuk mengurangi rasa
• Obat Gosok
pegal, linu, sakit, nyeri

9
Peralatan Kotak Obat/P3K

Pembalut Kapas Bidai

Thermometer Alcohol 70%

10
Pembalut/Perban
Pembalut merupakan selembar kain yang
berguna untuk:

• Menahan kasa penutup luka.


• Menahan pembengkakan.
• Menahan agar bagian badan yang
cedera tidak bisa bergerak untuk
meminimalisir cedera yang lebih parah.

11
Kapas
• Kapas ini khusus
digunakan pengobatan,
berguna untuk
pembersihan atau
pencucian luka

Kasa steril

Plester/Perekat
12
Bidai Thermometer
• Digunakan untuk paha dan • Untuk mengukur
betis. Untuk menahan atau suhu tubuh. Jika
mengistirahatkan anggota anak mengalami
gerak. demam.

Gunting Tajam
• Untuk memotong
pita, kasa atau
pakaian.
13
Penanganan Cedera
Kecelakaan Yang Banyak Terjadi Di
Rumah Tangga

Jatuh
Tersayat
/Trauma

Luka Bakar Keracunan


15
Ketika anak jatuh segera
1. Jatuh/Trauma periksa:

• Memar lambat laun akan


menghilang karena diserap
tubuh, namun akan lebih
cepat hilang jika diolesi
dengan trombopop gel.

Jatuh/trauma sering terjadi


pada bayi yang mulai bisa
tengkurap, duduk, atau
berdiri.

16
Jika anak terjatuh/terbentur
di daerah perut
• Perhatikan anak: apakah rewel,
periksa kulit perut apakah ada
luka, memar dan nyeri tekan.
Jika anak terjatuh/terbentur
di daerah kepala • Awasi selama 1x24 jam,
apakah perut anak bertambah
• Jika setelah jatuh anak besar dan kembung
muntah-muntah, segera bawa
ke dokter karena hal ini • Jika tanda gejala tersebut
merupakan salah satu tanda muncul segera ke RS.
adanya benturan otak atau
mungkin perdarahan otak.

17
• Jika anak mengalami
tanda-tanda patah tulang
penanganan pertama yang
dapat dilakukan adalah
• biarkan pada posisinya dan
ikat kuat-kuat dengan kain
pada mata kaki dan lutut,
Pencegahan Trauma/Jatuh
hal ini bertujuan untuk
• Jauhkan anak dari benda mempertahankan posisi,
tajam dan barang pecah agar tidak menambah
belah. cedera.
• Awasi lingkungan disekitar
anak.
18
2. Tersayat
• Penanganan pertama dari luka adalah
menghentikan perdarahan kecil dengan
menekan luka
• Kulit sekitar area harus dicuci bersih dan
kemudian gunakan sebuah pembalut untuk
menutup
• Luka yang besar akan mengalami
perdarahan lebih banyak dan membutuhka
penanganan segera. Tutup luka.

19
• Duduk atau berbaring dengan posisi
luka dinaikkan setinggi jantung.
• Penekanan pada luka harus
dipertahankan selama kira-kira 10
menit.
• Segera setelah aliran darah
berkurang gunakan pembalut atau
kain bersih untuk diletakkan diatas
luka
20
3. Keracunan Jika racun adalah suatu
Kulit muka memerah. napas. yang merusak ataupun
Banyak keringat. Kejang mengikis, mulut dan kulit
Muntah. Terciumnya bau yang khas sekitarnya harus dengan
Diare. akibat zat beracun atau
perlahan dibersihkan
Timbulnya luka bakar. ditemukan penyebab
Telinga berbunyi hingga keracunan disekitar anak
dengan air hangat.
tuli. anda. Minuman dapat diberikan
Sesak napas hingga henti Hilang kesadaran untuk pasien yang sadar.

21
Jika cairan kimia tertelan oleh
anak hal yang harus dilakukan
orangtua adalah tempatkan
anak dalam posisi pemulihan
dan jalan Nafas harus
dipertahankan lancar.
Usahakan jangan membuat
posisi kepala menunduk.
Jika mengetahui catat waktu
pada saat racun tertelan.
22
Catatan Pencegahan
Keracunan

• Terkena Bahan merusak • Orangtua harus


atau pun mengikis dapat memperhatikan
tertumpah keatas baju, penempatan cairan kimia
penanganannya area yang agar tidak tertelan oleh
terkena harus dihilangkan anak, sebab jika tertelan hal
atau potong kain ini dapat membahayakan
sebelum kulit anak.
dibawahnya terbakar.

23
4. Luka Bakar
Luka bakar adalah luka di kulit yang
disebabkan oleh api, cairan asam dan
basa, serta listrik.

24
Menurut kedalaman, luas, dan lokasi luka bakar
dibagi menjadi tiga derajat, yaitu sebagai berikut:

Luka bakar tidak


menyebabkan lepuh seketika.
Pada derajat ini kulit
kemerah-merahan dan terasa
sakit. Lepuh akan timbul
setelah 1 atau 2 hari.
Contohnya, luka bakar karena
sinar matahari.

Derajat 1 (ringan)

25
Derajat 2 (sedang): Derajat 3 (berat):

Luka bakar dalam dan meliputi


Kulit kemerahan dan melepuh. seluruh jaringan kulit. Kulit
melepuh dan muncul bentuk
hangus kehitam-hitaman atau
26
putih mati.
Pertolongan pertama • Jika luka bakar lua dan
dalam (derajat 2&3) segera
yang harus dilakukan bawa anak ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat
• Jika luka bakar berat, tutup
untuk mendapatkan
luka bakar itu dengan kain
pertolongan segera.
bersih, dingin, dan basah.
• Jangan mengoleskan pasta gigi
dan lain-lain di daerah luka
bakar.

27
Pencegahan yang
dapat dilakukan:
Menjauhkan korek api,
steker listrik, termos
air panas, serta tidak
menyimpan bahan
bakar atau bahan yang
mudah terbakar di
dalam rumah.

28
Perlengkapan dalam Penangaan P3K:
1. Obat Merah: atau betadine untuk
membersihkan luka dengan cara
PERLENGKAPAN P3K
mencampurkan ke air.
2. Obat tetes mata: untuk mata gatal
berair atau karena iritasi
3. Paracetamol, Ibuprofen,
Tablet Antalgin: untuk
Untuk mencegah terjadinya
menghilangkan rasa nyeri dan
kerusakan atau cedera tambahan demam.
karena pertolongan yang tdak tepat Obat Kulit:
4. Krim hidrokortison, untuk
Pertolongan pertama yang cepat
meringankan iritasi dari ruam.
dan tepat sangat diharapkan untuk

menyelamatkan jiwa.

• Perban
• Gunting Tajam
• Plester
• Alcohol 70% untuk mensterilkan
alat
Kulit sekitar area harus dicuci bersih dan
kemudian gunakan sebuah pembalut untuk
menutup Luka yang besar akan
mengalami perdarahan lebih banyakdan
membutuhkan penanganan segera Derajat 2:kemerahan dan melepuh
1. Jatuh/Trauma 2. Keracunan
Periksa kepala jika anak mengalami muntah

segera bawa ke dokter dan periksa daerah

perut jika anak rewel periksa adanya luka,

memar dan nyeri tekan, jika perut anak


Derajat 3: luka bakar dalam. Kulit
bertambah besar dan kembung segera bawa Jika cairan kimia tertelan oleh anak hal melepuh dan muncul bentuk hangus
ke RS untuk mendapat tindakan lebih lanjut. yang harus dilakukan orangtua adalah kehitaman atau putih mati.
Jika hanya ada bekas luka memar maka tempatkan anak dalam posisi pemulihan dan
oleskan trombopop gel agar memar lebih jalan udara harus dipertahankan lancar.
cepat hilang. Jika racun adalah suatu yang merusak

ataupun mengikis, mulut dan kulit


Pertolongan Pertama:
sekitarnya harus dengan perlahan Segera guyur daerah luka dengan menggunakan
dibersihkan dengan air hangat. Minuman air dingin sebanyak-banyaknya. Jika luka bakar

dapat diberikan untuk pasien yang sadar. ringan sampai rasa sakit reda/hilang. Jika luka
bakar berat, tutup luka dengan kain bersi,
4. Luka Bakar
dingin, dan basah. Jangan mengoleskan pastagigi
Luka bakar adalah luka di kulit yang
dll di daerah luka bakar. Jika luka bakar derajat
1. Tersayat atau terkena benda
disebabkan oleh api, caira asam dan basa, 2 & 3 segera bawa anak ke pusat pelayanan
tajam serta listrik. kesehatan terdekat.
Penanganan pertama dari luka adalah Derajat 1: luka bakar tidak menyebabkan
menghentikan perdarahan. Jika luka dengan lepuh seketika. Kulit akan kemerahan dan
perdarahan kecil, penekanan keras akan terasa sakit, lepuh akan timbul setelah 2
membantu menghentikan perdarahan dalam hari. Contohnya terkena sinar matahari.

waktu yang sangat singkat.


Kuesioner P3K

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 15 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.480 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
P1 13.60 4.686 .221 .448

P2 13.00 5.429 .000 .481

P3 13.73 4.781 .219 .450

P4 13.13 5.267 .024 .489

P5 13.13 5.267 .024 .489

P6 13.13 5.267 .024 .489

P7 13.00 5.429 .000 .481

P8 13.20 5.457 -.103 .518

P9 13.60 5.257 -.037 .514

P10 13.33 4.810 .178 .460

P11 13.20 4.457 .458 .397

P12 13.00 5.429 .000 .481

P13 13.07 5.067 .254 .454

P14 13.07 5.638 -.225 .515

P15 13.47 4.838 .143 .470

P16 13.27 4.067 .624 .344

P17 13.60 5.114 .025 .499

P18 13.67 4.238 .474 .380

P19 13.80 4.743 .285 .437

P20 13.00 5.429 .000 .481


Pretest

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRETEST 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PRETEST Mean 71.70 .922

95% Confidence Interval for Lower Bound 69.85


Mean
Upper Bound 73.55

5% Trimmed Mean 71.89

Median 75.00

Variance 42.459

Std. Deviation 6.516

Minimum 60

Maximum 80

Range 20

Interquartile Range 5

Skewness -.613 .337

Kurtosis -.622 .662

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETEST .234 50 .000 .864 50 .000

a. Lilliefors Significance Correction


Postest

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

POSTEST 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

POSTEST Mean 93.70 .913

95% Confidence Interval for Lower Bound 91.87


Mean
Upper Bound 95.53

5% Trimmed Mean 94.11

Median 95.00

Variance 41.643

Std. Deviation 6.453

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 10

Skewness -1.033 .337

Kurtosis .125 .662

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

POSTEST .280 50 .000 .809 50 .000

a. Lilliefors Significance Correction


Pretest-Postest
Descriptives

KELOMPOK Statistic Std. Error


NILAI PRETEST Mean 71.70 .922
95% Confidence Interval for Lower Bound 69.85
Mean
Upper Bound 73.55
5% Trimmed Mean 71.89
Median 75.00
Variance 42.459
Std. Deviation 6.516
Minimum 60
Maximum 80
Range 20
Interquartile Range 5
Skewness -.613 .337
Kurtosis -.622 .662
POSTEST Mean 93.70 .913
95% Confidence Interval for Lower Bound 91.87
Mean
Upper Bound 95.53
5% Trimmed Mean 94.11
Median 95.00
Variance 41.643
Std. Deviation 6.453
Minimum 80
Maximum 100
Range 20
Interquartile Range 10
Skewness -1.033 .337
Kurtosis .125 .662

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

KELOMPOK Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI PRETEST .234 50 .000 .864 50 .000

POSTEST .280 50 .000 .809 50 .000


Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

KELOMPOK Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI PRETEST .234 50 .000 .864 50 .000

POSTEST .280 50 .000 .809 50 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Paired Sample T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PRETEST 71.70 50 6.516 .922

POSTEST 93.70 50 6.453 .913

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & POSTEST 50 .770 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 PRETEST -
-22.000 4.403 .623 -23.251 -20.749 -35.330 49 .000
POSTEST

Anda mungkin juga menyukai