Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Jurnal SALINGDIDIK IV – Nov 2017

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA PENGOLAHAN


SOLANUM MELONGENA L

Fatmawati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan
Email : fatmawatibadawi@gmail.com

Abstrak
This study aims to determine the levels of vitamin C in the Solanum melongena L. The research
method used in this study is experimental research. Determination of vitamin C content is done through
iodimetry titration method on Solanum melongena L which has been steamed, baked and boiled. The
statistical test used in the data analysis was the analysisof one-way variance (ANAVA) with F test. The
results showed that there was a difference of vitamin C levels on the processing of solanum melongena L
which had been steamed, baked and boiled. Vitamin C contained in solanum melongena L that has been
boiled less than Solanum melongena L that has been steamed and Solanum melongena L that has been
baked.

Keywords : Vitamin C, Solanum melongena L

1. PENDAHULUAN padahal selain dikonsumsi karena enak dan murah


Vitamin C atau dikenal juga dengan nama terung juga memiliki banyak khasiat diantaranya
kimia asam askorbat berdasarkan bentuk vitamin C.
utamannya. Vitamin C merupakan salah satu Terung dengan nama latin Solanum
vitamin yang sangat penting karena peranannya melongena L. merupakan salah satu sayur-sayuran
bagi tubuh. Moeljohardjo (Rienoviar & yang sering digunakan masyarakat dalam memnuhi
Nashrianto, 2010) menyatakan bahwa vitamin C kebutuhan sehari-hari karena selain berkhasiat
merupakan satu-satunya vitamin yang memiliki terung juga memiliki harga yang ekonomis.
gugus enadiol dengan daya reduksi kuat dan juga Huruna & Maruapey (2015) mengungkapkan
pemberi sifat asam. Vitamin C juga berperan bahwa permintaan terhadap buah terung selama ini
sebagai pemberi proteksi bagi bagian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan
mengandung air dari sel jaringan ataupun organ, penduduk yang diikuti dengan meningkatnya
dan sebagai antioksidan untuk menangkal beberapa kesadaran akan manfaat sayur-sayuran dalam
radikal bebas, hal tersebut diungkapkan oleh memenuhi gizi keluarga, sehingga produksi
Halliwell (Rienoviar & Nashrianto, 2010). tanaman terung perlu ditingkatkan.
Berdasarkan perananan vitamin C tersebut, Sebagian besar sayur-sayuran tidak dapat
beberapa gejala yang dapat ditimbulkan akibat dikonsumsi langsung dan harus diolah terlebih
defisiensi atau kekurangan vitamin C diantaranya dahulu termasuk terung. Pengolahan dapat
penyakit skorbut, sariawan, mudah lelah, gangguan menentukan isi atau kadar sayuran terutama
kulit seperti kulit menjadi kasar, kering atau gatal, vitamin C karena sifat vitamin C diantaranya
luka akan lama sembuh, pertumbuhan terlambat, mudah larut pada air dan mudah teroksidasi. Oleh
gusi menjadi hitam, sakit pada pergelangan, timbul karena itu sangat penting mengetahui kadar
kudis, dan juga terhambatnya pertumbuhan tulang vitamin C pada pengolahan terung agar dapat
gigi anak-anak. Telah banyak dilaporkan memilih pengolahan yang tepat sehingga terung
kandungan vitamin C pada buah-buhan dan yang kita olah tidak banyak kehilangan vitamin C
sayuran hijau terutama buah jeruk dan tomat, dan atau dengan kata lain terung yang kita konsumsi
tidak banyak penelitian kandungan vitamin C pada masih terjangkau khasiatnya termasuk vitamin C.
sayur-sayuran lainnya seperti terung kopek ungu

285
Prosiding Jurnal SALINGDIDIK IV – Nov 2017

amilum 1 %, dan larutan iodida 0,0064 N. Adapun


prosedur penelitian yaitu:
2. METODE PENELITIAN a. Pembuatan Sampel
Penelitian ini terrmasuk penelitian Sampel (Solanum melongena L) diolah yaitu
eksperimen dengan variabel bebas adalah dikukus, dipanggang dan direbus 100 gram
pengolahan Solanum melongena L dan variabel Solanum melongena L segar yang telah
terikat kadar vitamin C, yaitu pengamatan dibersihkan dan dicuci tanpa membuang
(observasi) jumlah vitamin C yang terkandung kulitnya yang berwarna ungu. Kemudian
dalam 100 ml terung yang segar (sebagai kontrol), diambil ekstrak Solanum melongena L dengan
dikukus, dipanggang dan direbus. Penetapan kadar cara dihaluskan.
vitamin C dilakukan melalui metode titrasi b. Pembakuan Larutan Iodida dengan Larutan
iodimetri. Penelitian dilakasanakan di Baku Na2S2O3
Laboratorium kimia fakultas keguruan dan ilmu Ditambahkan tiga tetes indikator amilum 1%
pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman kedalam labu Erlenmeyer yang berisi 10 ml
Samarinda. Adapun rancangan penelitian sebagai larutan Iodida. Selanjutnya dititrasi dengan
berikut. larutan Na2S2O3 hingga larutan menjadi biru.
c. Penetapan Kadar Vitamin C
Solanum melongena Ditambahkan indikator amilum 1 % sebanyak
L Segar
tiga tetes kedalam kedalam labu Erlenmeyer
yang berisi 25 ml sampel. Kemudian dititrasi
dengan larutan Iodida hingga larutan berubah
menjadi biru dan dihitung kadar vitamin C
Dikukus Direbus pada sampel.
Kadar vitamin C hasil titrasi larutan iodida
(I2) dihitung dengan rumus:

Solanum ∑ ekuivalen = ∑ ekuivalen


melongena L (N.V) I2 = (N.V) Vitamin C
dihaluskan
N.V =﴾ x Valensi﴿. Volume

Gram Vit C = x Mr vit C


Sampel
(Poedjiadi, 1994)

Uji Iodimetri Data penetapan kadar vitamin C pada


pengolahan Solanum melongena L yaitu dikukus,
dipanggang dan direbus dianalisis dengan uji
ANOVA dengan taraf signifikansi 0,05. Jika
Analisis Fhitung > Ftabel berarti terdapat respons yang berbeda
dari bermacam-macam perlakuan (Sudjana, 1996).
Gambar 1. Skema Penelitian Analisis variansi (ANAVA) merupakan suatu
prosedur untuk uji perbedaan mean beberapa
Alat yang digunakan diantaranya botol populasi (Sugiharto, 2009). Uji hipotesis dalam
semprot, buret, labu erlenmeyer, pipet tetes, pipet ANOVA adalah uji hipotesis berisi-satu (one-
ukur, statif dan klem, blender dan botol isap. tailed) dimana nilai statistik F yang besar akan
Bahan yang digunakan diantaranya Solanum mengarah ke ditolaknya hipotesis nol, sementara
melongena L, larutan Na2S2O3 0,0189 N, nilai statistik F yang kecil akan mengarah ke
penerimaan hipotesis nol (Sugiharto, 2009).
286
Prosiding Jurnal SALINGDIDIK IV – Nov 2017

Total 15 16,8979437
Perhitungan Anava pada tabel 2. Tabel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan F hit > F tabel, berarti terdapat
Penetapan kadar vitamin dilakukan melalui perbedaan kadar vitamin C pada pengolahan
titrasi iodimetri. Adapun hasil penelitian sebagai Solanum melongena L. Hasil tersebut didukung
berikut. dari hasil SPSS sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Kadar Vitamin C pada Solanum Tabel 3. Hasil SPSS Uji ANAVA pada pengolahan
Melongena L Solanum melongena L
Pengolahan Larutan Standar Iodium Nilai Kadar Sum of df Mean F Sig
Solanum (ml) Rata- Vitamin squares square
melongena rata C Between
I II III IV 14.272 3 4.757
L (ppm) groups
Solanum Within 166.679 .000
melongena 3,60 3,80 3,80 3,90 3,78 0,086 .342 12 .029
groups
L Segar Total 14.614 15
Solanum
Berdasarkan tabel 3. Diperoleh nilai sig
melongena 3,00 3,10 3,00 2,90 3,00 0,068
yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan
L Kukus
kadar vitamin C pada pengolahan Solanum
Solanum
melongena 2,60 2,70 2,60 3,00 2,73 0,062 melongena L.
L Panggang Hasil penelitian membuktikan terdapat
Solanum perbedaan kadar vitamin C pada pengolahan
melongena 1,00 1,50 1,00 1,20 1,18 0,027 Solanum melongena L. Kadar vitamin C paling
L Rebus sedikit diperoleh pada pengolahan dengan cara
perebusan dibandingkan pada pengolahan dikukus
Data hasil penetapan kadar vitamin C dan dipanggang. Hal tersebut didukung oleh
pada pengolahan Solanum melongena L Foroushany at al. (2015) bahwa ”Vitamin C or
selanjutnya dianalisis melalui uji normalitas dan ascorbic acid (AA) is a water-soluble”. Safaryani
homogenitas sebagai prasyarat analisis varians satu at al.(2007) menambahkan ”vitamin C disebut juga
jalur (ANAVA) dengan taraf signifikansi 0,05. Uji asam askorbat, merupakan vitamin yang paling
normalitas dan homogenitas dilakukan sederhana, mudah berubah akibat oksidasi, tetapi
menggunakan SPSS 17.0. Hasil uji normalitas amat berguna bagi manusia. Struktur kimianya
dapat dilihat dari nilai 0,760 > 0,05 yang berati terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya
data terdistribusi normal. Berdasarkan output tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi
SPSS diperoleh nilai sig 0,291 yang bermakna uji dengan O2 di udara menjadi asam
homogenitas terpenuhi. dehidroaskorbat”.
Analisis varians satu jalur (ANAVA) Selain perendaman pada air, vitamin C
dilakukan dua cara yaitu cara manual dan SPSS juga mudah teroksidasi oleh suhu. Pemanasan
17.0. Hasil ANAVA perhitungan manual dapat dapat menyebabkan vitamin C rusak. Hal tersebut
dilihat sebagai berikut. didukung hasil penelitian Safaryani et al. (2007)
bahwa terjadi interaksi perlakuan kombinasi suhu
Tabel 2. Uji ANAVA pada pengolahan Solanum dan lama penyimpanan berpengaruh nyata
melongena L terhadap penurunan kadar vitamin C brokoli.
Sumber F
db JK KT F hit
variasi tabel
perlakuan 3 16,5557437 5,52 184 3,49
JK sisa 12 0,3422 0,03
287
Prosiding Jurnal SALINGDIDIK IV – Nov 2017

4. KESIMPULAN Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia.


Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Jakarta: UI-Press.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar Rienoviar & Nashrianto, H. (2010). Penggunaan
vitamin C pada pengolahan Solanum melongena L Asam Askorbat (Vitamin C) untuk
yang dikukus, dipanggang dan direbus dan Meningkatkan Daya Simpan Sirup Rosela
pengolahan kadar vitamin C paling sedikit terdapat (Hibiscus sabdariffa Linn.). Volume 23,
pada pengolahan Solanum melongena L yang No. 1, April 2010. ISSN : 0215-4609
direbus. volume : 23 No : 1.
Safaryani, N., Haryanti, S., & Hastuti, E. D.
5. REFERENSI (2007). Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar
Foroushany, N. S., Abdollahpour, H., & Valipour, Vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L).
A. (2015). The Effect of Various Vitamin Buletin Anatomi dan Fisiologi
C Levels on Growth and Survival of Vol. XV, No.2, Oktober 2007.
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Whitefish Juveniles. J. Chem. Pharm. Res.,
Bandung
2015, 7(5):73-75. ISSN : 0975-7384
Sugiharto, T. (2009). Analisis Varians. Semarang: Bumi
Huruna, B & Maruapey, A. (2015). Pertumbuhan Pustaka.
dan Produksi Tanaman Terung (Solanum
melongena L) pada Berbagai Dosis Pupuk
Organik Limbah Biogas Kotoran Sapi.
Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September
2015. ISSN : 1907-7556.

288

Anda mungkin juga menyukai