Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO 1

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian deskriptif


Desain Penelitian : Desain penelitian merupakan cara antara lain berupa distribusi frekuensi dalam bentuk
sistematis yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari persentase atau proporsi, mean, median
pertanyaan penelitian dan sebagainya

Secara luas : pengertian desain penelitian mencakup b. Analitik :


berbagai hal yang dilakukan peneliti mulai dari identifikasi Desain penelitian analitik merupakan suatu penelitian
masalah, rumusan hipotesis, definisi operasional, cara untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu
pengumpulan data hingga analisis data. fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik
Dalam pengertian sempit : desain penelitian merupakan seperti korelasi antara sebab dan akibat atau faktor
pedoman untuk mencapai tujuan penelitian risiko dengan efek serta kemudian dapat dilanjutkan
untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari
Maka, desain penelitian yang dipilih oleh peneliti harus benar- sebab atau faktor risiko tersebut terhadap akibat atau
benar merupakan cara yang paling efisien untuk menjawab efek
tujuan dan pertanyaan penelitian 1. Cross Sectional
Desain penelitian cross sectional merupakan
Klasifikasi Desain Penelitian suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara
1. Kuantitatif: Penelitian kuantitatif merupakan paparan atau faktor risiko (independen) dengan
penelitian yang dilakukan untuk menjawab akibat atau efek (dependen), dengan
pertanyaan penelitiandengan cara-cara pengumpulan data dilakukan bersamaan secara
mengikutikaidah keilmuan yaitu konkrit/empiris, serentak dalam satu waktu antara factor risiko
obyektif terukur, rasional dan sistematis, dengan data dengan efeknya (point time approach), artinya
hasil penelitian yang diperoleh yang berupa angka- semua variabel baik variabel independen
angka serta analisis menggunakan metode statistic maupun variabel dependen diobservasi pada
2. Kualitatif : penelitian yang menghasilkan penemuan– waktu yang sama. Berikut ini skema desain
penemuan tanpa menggunakan prosedur statistik penelitian cross sectional

Klasifikasi Desain Penelitian Kuantitatif langkah-langkah penelitian cross sectional


a. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian
serta mengidentifikasi variabel independen
(faktor risiko) dan variabel dependen (efek).
b. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
c. Melaksanakan pengumpulan data atau
observasi terhadap variabel independen dan
variabel dependen sekaligus pada waktu
yang sama
d. Melakukan analisis hubungan dengan
membandingkan proporsi antar kelompok
hasil observasi atau pengukuran.
e.
KUANTITATIF
Kelebihan Desain Cross Sectional
Observasional
1. Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya
Desain penelitian observasional merupakan penelitian
cepat dapat diperoleh
dimana peneliti tidak melakukan intervensi atau
2. Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus
perlakuan terhadap variable, dengan sampel penelitian
banyak variabel
merupakan bagian dari populasi dan jumlah sampel yang
3. Jarang terancam drop out
diperlukan cukup banyak. Hasil penelitian yang diperoleh
4. Dapat dijadikan dasar untuk penelitian
dari sampeltersebut kemudian dapat digeneralisasikan
selanjutnya seperti kohort atau eksperimen
kepada populasi yang lebih luas.
Kelemahan Desain Cross Sectional
1. Memerlukan jumlah sampel yang banyak,
Jenis-Jenis Penelitian Observasional
terutama apabila variabel yang diteliti
a. Deskriptif :
2. banyak.
Desain penelitian deskriptif merupakan penelitian
3. Tidak dapat menggambarkan perkembangan
untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di
penyakit secara akurat.
dalam suatu populasi tertentu
4. Kurang tepat untuk memprediksi suatu
Contoh : gambaran pengelolaan rekam medis di
kecenderungan.
bagian filing, tinjauan pelaksanaan pelepasan
5. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek
informasi resume medis, gambaran kelengkapan
paling lemah bila dibandingkan
dokumen rekam medis
6. dengan dua rancangan analitik lainnya.
2. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Case Control 3. Memilih sampel dengan faktor risiko positif dari
Desain penelitian cross case control merupakan sampel dengan efek negatif.
suatu penelitian analitik yang mempelajari sebab – 4. Memilih sampel sebagai kontrol.
sebab kejadian atau peristiwa secara retrospektif. 5. Mengobservasi perkembangan kedua kelompok
Dalam bidang kesehatan suatu kejadian penyakit tersebut sampai batas waktu yang telah ditentukan,
diidentifikasi saat ini kemudian paparan atau selanjutnya mengidentifikasi ada tidaknya efek
penyebabnya diidentifikasi pada waktu yang lalu. yang timbul.
Langkah-langkah penelitian case control : 6. Melakukan analisis dengan membandingkan
1. Mengindentifikasi variabel-variabel penelitian. proporsi antara subyek yang mendapat efek positif
2. Menetapkan populasi dan sampel penelitian. dengan subyek yang mendapat efek negatif baik
3. Mengidentifikasi kasus. pada kelompok risiko positif maupun kelompok
4. Memilih sampel sebagai kontrol. negatif.
5. Melakukan pengukuran retrospektif untuk
melihat penyebab atau faktor risiko. Kelebihan Desain Cohort:
6. Melakukan analisis dengan membandingkan 1. Desain ini merupakan desain yang paling baik untuk
proporsi antara variabel-variabel dari kasus menerangkan hubungan antara faktor risiko dengan
penelitian dengan variabel-variabel kontrol. efek, menentukan insiden dan perjalanan penyakit.
2. Sangat baik dilakukan terhadap kasus yang bersifat
Kelebihan Case Control fatal dan progresif.
1. Desain ini merupakan salah satu cara dan 3. Dapat digunakan untuk meneliti beberapa efek
atau kadang bahkan satu – satunya cara sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu.
untuk meneliti kasus yang jarang atau langka 4. Memiliki kekuatan yang paling baik untuk meneliti
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat berbagai masalah kesehatan, karena penelitian
3. Biaya yang diperlukan relatif murah dilakukan secara longitudinal.
4. Dapat menggunakan sampel penelitian yang
lebih sedikit Kelemahan Desain Cohort:
5. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi 1. Biasanya memerlukan waktu yang lama.
berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu 2. Lebih rumit dan memerlukan sarana dan biaya yang
penelitian mahal.
Kelemahan Desain Case Control 3. Kemungkinan ada subyek yang drop out dan dapat
1. Pengambilan data faktor risiko secara mengganggu analisis data.
retrospektif lebih mengandalkan daya 4. Penelitian pada kasus yang jarang terjadi kurang
ingatsehingga ada kemungkinan responden efisien.
lupa atau tidak ingat terhadap apa yang 5. Kurang etis karena mengamati faktor risiko pada
pernah dialaminya apalagi yang ditanyakan subyek sampai terjadinya efek.
sudah lama sekali. Hal ini dapatmenimbulkan
recall bias. Pengambilan data sekunder juga PENELITIAN EKSPERIMEN
dapat dilakukanmisalnya dengan melihat Desain penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan
catatan pada dokumen rekam medis, namun adanya perlakuan atau intervensi yang bertujuan untuk
dalam hal ini rekam medis seringkali kurang mengetahui akibat yang ditimbulkan setelah dilakukan intervesi
dapat memberikan informasi yang akurat kepada satu atau lebih kelompok. Kemudian, hasil intervensi
karena isinya kurang lengkap tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan
2. Kadang – kadang sulit memilih sampel kontrol intervensi (kontrol).
yang benar – benar sebanding dengan Langkah-langkah penelitian eksperimen
kelompok kasus karena banyaknya faktor 1. Membuat rumusan masalah.
risiko yang harus dikendalikan. 2. Membuat tujuan penelitian.
3. Tidak dapat digunakan untuk menentukan 3. Membuat hipotesis penelitian.
lebih dari satu variabel dependen, jadi hanya 4. Menyusun rencana eskperimen meliputi:
dihubungkan dengan satu kasus atau efek. a. Menetapkan variabel independen dandependen.
Memilih desain eksperimen yang akan digunakan.
3. Rancangan atau desain Cohort Menentukan sampel penelitian.
Desain penelitian cohort merupakan suatu penelitian b. Menyusun metode penelitian seperti alat ukur.
yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan c. Menyusun outline prosedur pengumpulan data.
efek, yang dilakukan secara propektif atau kedepan d. Menyusun hipotesis statistik.
sebelum terjadinya efek. 5. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest).
6. Melakukan eksperimen.
Langkah-langkah penelitian cohort 7. Melakukan pengumpulan data tahap kedua
1. Mengindentifikasi faktor-faktor risiko (variabel (posttest).
independen) dan efek (variable dependen). 8. Melakukan pengolahan dan analisis data.
Pembanding atau kontrol dalam penelitian eksperimen c. Static group comparison
Kontrol merupakan sampel penelitian yang tidak diberikan Desain penelitian ini sama dengan desain posttest only
intervensi atau perlakuan. Dalam penelitian eksperimen design, hanya bedanya, pada desain ini ditambahkan
diperlukan kelompok kontrol sebagai pembanding dengan kelompok kontrol atau pembanding. Pada kelompok
kelompok yang diberikan intervensi atau perlakuan, untuk eksperimen diawali dengan dilakukannya intervensi
melihat perubahan variabel apakah perubahan yang terjadi atau perlakuan (X) kemudian dilakukan pengukuran
betul–betul karena adanya perlakuan atau karena hal lain. (O2). Hasil pengukuran pada kelompok yang mendapat
Manfaat kontrol dalam penelitian eksperimen: perlakuan kemudian dibandingkan dengan hasil
a. Untuk mencegah munculnya faktor-faktor yang pengukuran pada kelompok kontrol, kelompok kontrol
sebenarnya tidak diharapkan berpengaruh terhadap tidak mendapatkan perlakuan atau intervensi.
variabel dependen.
b. Untuk membedakan berbagai variabel yang tidak
diperlukan dari variabel yangdiperlukan
c. Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan
antara variabel bebas denganvariabel terikat, dan
sejauh mana tingkat hubungan antara kedua variabel
tersebut 2. True Eksperiment
a. Desain pretest-posttest dengan kelompok kontrol
Desain penelitian eksperimen terdapat tiga macam yaitu (pretest–posttest with control group)
1. Pra- Eksperimen Dalam desain penelitian ini dilakukan randomisasi
berupa pengelompokan anggota - anggota kelompok
a. Posttest only design eksperimen dan kontrol secara acak atau random.
Desain penelitian ini merupakan suatu penelitian yang Kemudian diawali dengan pengukuran (O1) baik pada
dilakukan perlakuan atau intervensi tanpa diawali kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol,
dengan pretest dan tanpa kontrol namun setelah diikuti dengan intervensi atau perlakuan (X) pada
mendapat perlakuan kemudian diberikan posttest, kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu
sehingga tidak dapat dibandingkan antara sebelum kemudian dilakukan pengukuran kedua (O2) pada
dan sesudah serta kelompok yang diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut. Hasil pengukuran pada
dengan yang tanpa perlakuan. Desain ini memiliki kelompok yang mendapat perlakuan kemudian
kelemahan karena tidak ada kontrol dan tidak ada dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kelompok
observasi awal atau pretest sehingga kemungkinan kontrol, karena sudah dilakukan randomisasi maka
kesimpulan yang diperoleh apakah betul-betul akibat kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum
perlakuan atau karena diberikan perlakuan, sehingga perbedaan pada hasil
faktor lain. Namun keuntungannya penelitian lebih cepat posttest dari kedua kelompok tersebut dapat disebut
dan mudah dan dapat digunakan untuk menjajagi sebagai pengaruh dari intervensi atau perlakuan.
masalah-masalah yang diteliti atau mengembangkan Desain ini merupakan salah satu desain terkuat dalam
gagasan atau metode alat-alat tertentu. mengontrol ancaman–ancaman terhadap validitas.

Desain ini pelaksanaannya di lapangan agak sulit


karena biasanya mengalami kesulitan dalam
b. One group pretest posttest design
melakukan randomisasi dan ada masalah dari segi
Desain ini dari awal sudah dilakukan observasi melalui
etika, misalnya untuk membandingkan reaksi suatu
pretest terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan
pengobatan atau suatu terapi, dimana pada satu
atau intervensi, selanjutnya diberikan posttest sehingga
kelompok mendapat perlakuan sementara kelompok
dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
yang lainnya tidak mendapatkan.
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan atau
b. Randomized Salomon Four Group
intervensi, namun dalam desain ini tidak ada kontrol
Desain ini dapat mengatasi kelemahan eksternal
sebagai pembanding antarkelompok. Kelemahan dari
validitas pada desain yang ada pada desain pretest-
desain ini juga tidak ada jaminan apabila perubahan
posttes with control group. Apabila pretest mungkin
yang terjadi benar–benar karena adanya perlakuan
mempengaruhi subyek sehingga mereka menjadi lebih
sensitif terhadap perlakuan dan mereka bereaksi secara
berbeda dari subyek yang tidak mengalami pretest,
maka eksternal validitas terganggu dan kita tidak dapat
membuat generalisasi dari penelitian itu untuk populasi,
demikian pula kalau ada interaksi antara pretest dengan
perlakuan. Desain Solomon ini dapat mengatasi
masalah ini dengan cara menambah kelompok ke–3 menggunakan kelompok kontrol. Keuntungan
(dengan perlakuan dan tanpa pretest) dan kelompok dari desain ini lebih menjamin adanya validitas
ke–4 (tanpa perlakuan dan tanpa pretest). Bentuk internal yang tinggi karena memiliki kelompok
desain ini sebagai berikut: kontrol dan pengukuran yang berulang–ulang.
Berikut bentuk desain ini:

c. Desain post test dengan kelompok kontrol


3. Non equivalent control group
(posttest only control group design)
Desain penelitian ini merupakan penelitian
Desain penelitian ini hampir sama dengan desain
eksperimen yang dimungkinkan untuk
penelitian eksperimen sungguhan yang lain, hanya
membandingkan hasil intervensi program
bedanya tidak dilakukan pretest, karena kelompok
kesehatan pada kelompok kontrol yang serupa
eksperimen dan kelompok kontrol diambil dengan
tetapi tidak perlu kelompok yang benar–benar
cara random maka kelompok– kelompok tersebut
sama. Misalnya penelitian tentang pengaruh
dianggap sama sebelum dilakukan intervensi. Bentuk
pelatihan kepada petugas puskesmas tentang
desain seperti berikut:
aplikasi system informasi anak usia sekolah
terhadap peningkatan kelengkapan pelaporan
perkembangan kesehatan anak usia sekolah.
Kelompok petugas UKS yang akan diberikan
pelatihan, tidak mungkin benar–benar sama
dengan kelompok petugas UKS yang tidak
Desain ini memungkinkan peneliti mengukur
diberikan pelatihan (kontrol). Pemilihan kelompok
pengaruh perlakuan pada eksperimen dengan cara
intervensi dan kontrol tidak dilakukan secara
membandingkan kelompok tersebut dengan
random atau acak. Berikut bentuk desain ini:
kelompok kontrol namun tidak dapat menentukan
sejauh mana atau seberapa besar perubahannya
terjadi karena di awal tidak dilalukan pretest untuk
menentukan data awal.

3. Desain penelitian eksperimen semu (quasi d. Separate sample pretest posttest


experimental designs) Dalam desain penelitian ini diawali dengan
Desain penelitian quasi eksperimen sering digunakan pengukuran pertama (pretest) pada sampel yang
pada penelitian lapangan atau di masyarakat. Pada telah dipilih secara random dari populasi.
desain penelitian ini tidak ada pembatasan yang ketat Kemudian dilakukan intervensi pada seluruh
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran
dapat mengontrol ancaman–ancaman validitas. kedua (posttest) pada kelompok sampel yang lain
tapi masih dari populasi yang sama. Desain ini
Macam–macam desain penelitian eksperimen sangat baik untuk menghindari pengaruh atau
semu: efek dari pretest. Desain penelitian ini sering
1. Desain Runtut Waktu (Time series desain) digunakan dalam penelitian kesehatan dan
Desain penelitian ini melakukan pretest dan keluarga berencana. Berikut bentuk desain ini:
posttest namun tanpa kelompok kontrol, dan
memiliki keuntungan dengan pengukuran atau
observasi yang secaraberulang–ulang baik
sebelum dilakukan intervensi maupun sesudah
intervensi,sehingga validitasnya lebih tinggi dan
pengaruh faktor luar dapat dikurangi.Bentuk Penerapan Penelitian Eksperimen di Bidang Kesehatan
desain penelitian ini adalah sebagai berikut a. Penelitian intervensi preventif
penelitian yang digunakan untuk mempelajari
hubungan faktor-faktor risiko dengan suatu kejadian
penyakit atau kasus dengan memberikan perlakuan
tentang faktor risiko tersebut kepada subyek.
2. Desain rangkaian waktu dengan kelompok Perlakuan diberikan secara kolektif namun dapat
pembanding (control time series design) diamati dengan pendekatan individual
Desain penelitian ini pada dasarnya merupakan
time series, namun pada desain ini
Contoh : perlakuan berupa penyuluhan tentang pertanyaan selanjutnya secara spontanitas dapat berkembang
imunisasi dasar lengkap pada ibu–ibu yang tergantung dari jawaban informan, dalam hal ini jawaban
memiliki bayi di komunitas, efeknya akan dilihat kompleks kemungkinan dapat muncul
dengan meningkatnya cakupan imunisasi di
komunitas tersebut. Di bidang rekam medis dan
informasi kesehatan, misalnya dengan memberikan
perlakuan berupa penyuluhan kepada petugas UKS
puskesmas tentang aplikasi sistem informasi
kesehatan anak usia sekolah, efeknya meningkatnya
pencatatan perkembangan kesehatan anak usia
sekolah

b. Penelitian Intervensi Kuratif


merupakan penelitian yang digunakan untuk
memberikan perlakuan terhadap perkembangan
suatu penyakit.
Contoh : perlakuan yang diberikan berupa
penatalaksanaan tindakan kuratif kepada masyarakat
untuk menanggulangi penyakit endemic masyarakat.
Perlakuan yang diberikan dapat berupa penyuluhan
kepada masyarakat dalam memutus mata rantai
penularan penyakit misalnya penyakit DBD melalui
PSN. Contoh lainnya imunisasi missal difteri di suatu
daerah untuk menurunkan prevalensi penyakit difteri.

KUALITATIF
penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan tanpa
menggunakan prosedur statistik
Bogdan dan Taylor dalam Martha (2016) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang–orang diamati.
Tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman
yang mendalam terhadap suatu fenomena atau gejala sosial
secara lengkap sehingga selanjutnya diharapkan akan dapat
menghasilkan sebuah teori.

PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


perbedaan utama antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif
adalah dalam hal keluwesan (fleksibilitas). Penelitian
kualitatif lebih fleksibel sedangkan kuantitatif tidak
fleksibel
Pada penelitian kuantitatif setelah menentukan rancangan
penelitiannya maka aturan–aturanya akan mengikat terhadap
pelaksanaan penelitian keseluruhan seperti penentuan
populasi dan sampel dengan sampel dihitung menggunakan
rumus besar sampel, serta pembuatan instrumen penelitian
dalam bentuk pernyataan dengan jawaban tertutup seperti “ya”
dan “tidak” yang dibuat dan ditanyakan secara seragam atau HIPOTESIS
sama kepada seluruh sampel, yang keuntungannya dapat Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya
memudahkan dalam pengolahan dan analisis data. sementara kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau
teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan sementara yang
Sementara metode penelitian kualitatif lebih fleksibel karena akan diuji kebenarannya.
pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan terbuka dan
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara berdasarkan
pada teori yang belum dibuktikan dengan data atau fakta.
Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui uji HIPOTESIS DALAM PENELITIAN
statistik.Dalam hal ini hipotesis menjadi panduan dalam 1. Hipotesis Deskriptif
menganalisis hasil penelitian, sementara hasil penelitian harus Merupakan hipotesis terhadap nilai satu variabel dalam
dapat menjawab tujuan penelitian terutama tujuan khusus, jadi satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat
sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat dulu tujuan beberapa kategori.
penelitiannya. Contoh:
Sebagian besar petugas surveilans DBD di puskesmas
Fungsi Hipotesis dalam penelitian: terlambat megirimkan laporan ke Dinas
1. Mengarahkan dalam mengidentifikasi variable Kesehatan
variabel yang akan diteliti Rumusan Masalah: Apakah petugas surveilans
2. Memberikan batasan penelitian puskesmas di RS sering terlambat mengirimkan
3. Lebih fokus dan memberikan arah dalam laporan ke Dinas Kesehatan?
pengumpulan data Ho : petugas surveilans DBD di puskesmas tidak
4. Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui terlambat mengirimkan laporan ke Dinas
uji statistik yang sesuai Kesehatan
Ha : petugas surveilans DBD di puskesmas sering
Ciri-ciri hipotesis: terlambat mengirimkan laporan ke DinasKesehatan
1. Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada
batasannya 2. Hipotesis Komparatif
2. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan Merupakan hipotesis terhadap perbandingan nilai dua
pertanyaan sampel atau lebih. Hipotesis Komparatif terdiri dari
3. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan beberapa macam yaitu: komparatif berpasangan dan
diteliti komparatif
4. Terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur independen.
sehingga dapat dilakukan pengujian
Contoh: (komparatif berpasangan)
JENIS-JENIS RUMUSAN HIPOTESIS DALAM STATISTIKA Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan rata-rata
Hipotesis Nol (Ho) berat badan antara sebelum dan sesudah
Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan diet?
antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya atau Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan
hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara antara sebelum dan sesudah diet
variabel yang satu dengan yang lainnya. Ha : Terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara
sebelum dan sesudah diet
Hipotesis Alternatif (Ha)
Merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara Contoh: (komparatif independen)
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya atau Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan
hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara variabel pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu
yang satu dengan yang lainnya yang tidak bekerja?
Ho: Tidak ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh
ARAH ATAU BENTUK UJI HIPOTESIS ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja
Ha: Ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu
1. Satu arah atau satu sisi (one tail) bekerja dan ibu yang tidak bekerja
Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan
adanya perbedaan dengan pernyataan bahwa hal 3. Hipotesis Asosiatif
yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal Merupakan hipotesis terhadap hubungan antara dua
lainnya. variabel atau lebih.
Contoh: Pola asuh ibu yang tidak bekerja lebih baik
Contoh:
dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja
Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan petugas
dengan terjadinya keterlambatan pelaporan
2. Dua arah atau dua sisi (two tail) Ha: Ada hubungan pengetahuan petugas dengan
Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan terjadinya keterlambatan pelaporan
adanya hubungan atau perbedaan tanpa melihat hal
yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal
lainnya.
Contoh: Pola asuh ibu yang tidak bekerja berbeda
dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai