Anda di halaman 1dari 138

1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTI ON STUDENTS


HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA SMP




SKRIPSI








Oleh
Ufuq Pertiwi
NPM 09330286



IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
i
2


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTI ON STUDENTS
HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA SMP




Skripsi

Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika














Oleh

Ufuq Pertiwi
NPM 09330286






IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
ii
3


Halaman Persetujuan


Skripsi berjudul

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENTS HAVE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA SMP

yang disusun oleh
Ufuq Pertiwi
NPM 09330286



telah disetujui dan siap untuk diujikan.

Semarang, November 2013



Pembimbing I




Drs. Sri Hendratto, M.Pd.
NPP. 124701374
Pembimbing II




Wawan Kurniawan, S.Si,M.Si.
NPP. 088101212





iii
4


Halaman Pengesahan

Skripsi berjudul

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENTS HAVE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA SMP

yang dipersiapkan dan disusun oleh
Ufuq Pertiwi
NPM 09330286

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada hari Sabtu, tanggal 16 November 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Ketua


Drs. Nizaruddin, M.Si.
NIP. 19680325 199403 1004
Sekretaris


DR. Ngurah Ayu N. M, M.Pd
NPP. 936 901 098

Anggota Penguji

1. Drs. Sri Hendratto, M.Pd.
NPP. 124701374
(............................................)
2. Wawan Kurniawan, S.Si,M.Si.
NPP. 088101212
(.............................................)
3. Ernawati Saptaningrum, S.Pd.,M.Pd.
NPP. 057 901 166

(.............................................)
iv
5


PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.



Semarang, November 2013



Ufuq Pertiwi
NPM. 09330286
















v
6


MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan pernah berhenti untuk bermimpi, jangan pernah berhenti untuk
berharap, jangan pernah berhenti untuk berusaha selama nafas masih ada
(Ariel NOAH).

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Allah SWT, atas segala nikmat yang telah dilimpahkan. Atas segala waktu
yang bermanfaat untuk senantiasa belajar dan beramal serta kesehatan dan
kemudahan yang diberikan dalam segala hal.
2. Junjungan tinggi Kami Nabi Besar Muhammad SAW, sang teladan, semoga
saya bisa mengimplementasikan suri tauladannya.
3. Mamaku tercinta, Siti Mardiyah sosok yang pertama dari tujuan hidupku,
yang selalu membangkitkan disaat terpuruk dari hidupku. Terimakasih Ya
Allah telah kau berikan padaku MalaikatMu, terimakasih Ya Allah telah kau
lahirkan aku dari rahimnya. Sungguh terimakasih..
4. Bapakku tercinta, Sofan sosok yang selalu menjadi panutanku, yang selalu
mengajarkanku arti dari hidup, terimakasih pa..
5. Semua keluarga besarku yang selalu mendukungku selama ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terimakasih banyak..
6. Teman-temanku Physics 09 serta orang-orang yang pernah dekat denganku,
saya ucapkan banyak terimakasih atas kebaikan, perhatian, dan pengertiannya
selama ini..
7. Keluargaku satu kontrakan Taman Irian 1, Tuin, Dwi, Indah, Ratna, Dini,
Lina, dan Musiyam yang selalu memberikan canda tawa dan motivasi yang
selalu membangun, dan yang jelas thanks a lot buat waktu kalian dan
perhatiannya..



vi
7


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, berkat usaha, kerja keras, dan ketekunan serta ridha
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kasih, penulis dapat menyelesaikan tugas
menyusun skripsi ini dengan selamat. Dukungan keluarga dan handai taulan juga
sangat berarti dalam menumbuhkan semangat yang terkadang meredup. Tidak
lupa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang
memungkinkan skripsi ini tersusun dan terselesaikan dengan baik.
1. Bapak Dr. Muhdi, S.H., M. Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di
IKIP PGRI Semarang.
2. Bapak Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Ibu DR. Ngurah Ayu N.M., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika yang telah menyetujui usulan topik skripsi penulis.
4. Bapak Drs. Sri Hendratto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh ketekunan dan
kecermatan.
5. Bapak Wawan Kurniawan, S.Si.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi yang tinggi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
memberi bekal ilmu kepada penulis selama mengais ilmu di IKIP PGRI
Semarang.
7. Bapak Solihul Hadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Kesatrian 2
Semarang yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
8. Bapak Supriyadi, S.Pd, selaku Guru IPA di SMP Kesatrian 2 Semarang
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh siswa-siswi SMP Kesatrian 2 Semarang khususnya kelas VII A
atas ketersediaannya untuk belajar bersama.

vii
8


10. Bapak dan Ibu tercinta yang tak pernah pudar kasih sayangnya, doa dan
memberikan dukungan baik moral, materi dan spiritual kepada penulis
agar selalu berusaha dalam menyelesaikan studi.
11. Teman-teman senasib sepenanggungan jurusan Pendidikan Fisika
angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik
material maupun moral sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu pada
kesempatan ini.
Terakhir, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
meminta saran dan kritik dari pembaca, sehingga dapat dijadikan bahan
masukan dan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri dalam
mengembangkan penelitian berkaitan dengan judul skripsi.

Semarang, November 2013
Penulis


Ufuq Pertiwi
NPM. 09330286










viii
9


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTI ON STUDENTS
HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA SMP

Ufuq Pertiwi
Prodi Pendidikan Fisika

ABSTRAK

Ufuq, Penerapan Strategi Pembelajaran Question Students Have Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Skripsi. Semarang: Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan
Fisika IKIP PGRI Semarang.
Dalam mata pelajaran IPA Fisika, siswa sering merasa jenuh dalam KBM.
Hal ini dikarenakan masih banyak guru yang mengajar menggunakan metode
konvensional sehingga membuat siswa bosan dan cenderung tidak mendengarkan
saat KBM berlangsung, sehingga hasil belajar siswa juga akan ikut menurun.
Guru juga sering menemukan kesulitan memberikan motivasi siswa agar siswa
mampu berbicara untuk mengemukakan pertanyaan atau pendapat.
Penelitian ini mencoba memecahkan masalah tersebut melalui penelitian
tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Question
Students Have yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar fisika
siswa kelas VII A SMP Kesatrian 2 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.
Data diambil dari instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan
siswa, lembar observasi kinerja guru, serta tes evaluasi pilihan ganda pada akhir
siklusnya dalam pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik
deskriptif melalui persentase.
Hasil belajar kognitif untuk siklus I memperoleh nilai rata-rata 65,5
meningkat menjadi 72,75 pada siklus II dan pada siklus III mencapai 82,56. Hasil
belajar afektif siswa pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 86,67%, pada
siklus II mencapai 96,67%, dan meningkat pada siklus III mencapai 100%. Hasil
belajar psikomotorik siswa pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 83,3%,
meningkat pada siklus II 88,3% dan pada siklus III diperoleh 100%.
Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui strategi
pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan prestasi hasil belajar
siswa, serta meningkatkan tercapainya kompetensi dasar IPA siswa. Temuan
penelitian ini dapat menjadi masukan guna meningkatkan mutu proses belajar
mengajar IPA di sekolah menengah pertama.

Kata kunci : Question Students Have dan Hasil Belajar




ix
10


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN ......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Permasalahan ...............................................................................
1. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
2. Pemilihan Masalah ................................................................. 3
3. Perumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II. TELAAH PUSTAKA
A. Belajar .......................................................................................... 6
B. Hasil Belajar ................................................................................. 12
C. Pembelajaran Fisika ..................................................................... 15
D. Question Students Have ............................................................... 16
E. Materi Zat dan Wujudnya ........................................................... 17
F. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian ............................. 32
G. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 33

x
11


BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
B. Mata Pelajaran ............................................................................ 34
C. Karakteristik Siswa ..................................................................... 34
D. Siklus I ........................................................................................ 34
E. Siklus II ........................................................................................ 39
F. Siklus III ....................................................................................... 41
G. Uji Kesamaan/Perbedaan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........ 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Siklus I ......................................................................................... 44
B. Siklus II ........................................................................................ 47
C. Siklus III ....................................................................................... 50
D. Hasil Belajar Kognitif .................................................................. 53
E. Hasil Belajar Afektif .................................................................... 55
F. Hasil Belajar Psikomotorik .......................................................... 57
G. Hasil Uji Kesamaan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ................. 59
BAB V. PEMBAHASAN .......................................................................... 60
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 67
LAMPIRAN











xi
12


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sifat dari wujud zat .................................................................... 18
Tabel 2.2 Keadaan partikel zat ................................................................... 21
Tabel 2.3 Hasil pengamatan massa jenis balok kayu ................................. 30
Tabel 2.4 Massa jenis berbagai zat ............................................................ 32
Tabel 3.1 Kriteria Penskoran Gain ............................................................. 43
Tabel 4.1 Hasil penelitian siklus I .............................................................. 45
Tabel 4.2 Hasil penelitian siklus II ............................................................ 48
Tabel 4.3 Hasil penelitian siklus III ........................................................... 51
Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siswa ........................................................ 53
Tabel 4.5 Hasil belajar afektif siswa .......................................................... 55
Tabel 4.6 Hasil belajar psikomotorik siswa ............................................... 57
Tabel 4.7 Hasil nilai rata-rata siswa siklus I, II, dan III ............................. 59
Tabel 4.8 Hasil nilai aktivitas guru dan siswa ............................................ 59















xii
13


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Diagram perubahan wujud zat ................................................ 19
Gambar 2.2 Susunan partikel ..................................................................... 22
Gambar 2.3 Meniskus pada permukaan zat cair ........................................ 23
Gambar 2.4 Gejala kapilaritas .................................................................... 25
Gambar 2.5 Naiknya cairan dalam pipa kapiler ......................................... 25
Gambar 2.6 Tegangan permukaan ............................................................. 27
Gambar 2.7 Pengukuran tegangan permukaan pada larutan sabun ............ 28
Gambar 2.8 Konsep kohesi ........................................................................ 29
Gambar 2.9 Balok kayu sejenis .................................................................. 29
Gambar 3. Paradigma penelitian ................................................................ 33
Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas ............................................. 35
Gambar 4.1 Grafik hasil belajar kognitif siswa ......................................... 54
Gambar 4.2 Grafik penilaian kognitif tiap indikator .................................. 54
Gambar 4.3 Grafik hasil belajar afektif siswa ............................................ 56
Gambar 4.4 Grafik penilaian afektif tiap indikator .................................... 56
Gambar 4.5 Grafik hasil belajar psikomotorik siswa ................................. 58
Gambar 4.6 Grafik penilaian psikomotorik tiap indikator ......................... 58
Gambar 5.1 Grafik hasil belajar siswa aspek kognitif, afektif, psikomotorik 63











xiii
14


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas VII A
Lampiran 2. Daftar Pembagian Kelompok Siswa
Lampiran 3. Silabus
Lampiran 4. RPP Siklus I
Lampiran 5. RPP Siklus II
Lampiran 6. RPP Siklus III
Lampiran 7. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I
Lampiran 8. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II
Lampiran 9. Kisi-kisi soal evaluasi siklus III
Lampiran 10. Soal evaluasi siklus I
Lampiran 11. Soal evaluasi siklus II
Lampiran 12. Soal evaluasi siklus III
Lampiran 13. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I
Lampiran 14. Kunci jawaban soal evalusi siklus II
Lampiran 15. Kunci jawaban soal evaluasi siklus III
Lampiran 16. Lembar observasi keaktifan siswa siklus I
Lampiran 17. Lembar observasi keaktifan siswa siklus II
Lampiran 18. Lembar observasi keaktifan siswa siklus III
Lampiran 19. Lembar observasi kinerja guru siklus I
Lampiran 20. Lembar observasi kinerja guru siklus II
Lampiran 21. Lembar observasi kinerja guru siklus III
Lampiran 22. Pedoman penilaian aspek afektif
Lampiran 23. Pedoman penilaian aspek psikomotorik
Lampiran 24. Analisis hasil belajar kognitif
Lampiran 25. Analisis hasil belajar afektif
Lampiran 26. Analisis hasil belajar psikomotorik
Lampiran 27. Hasil belajar kognitif
Lampiran 28. Hasil belajar afektif
Lampiran 29. Hasil belajar psikomotorik

xiv
15


Lampiran 30. Foto-foto penelitian
Lampiran 31. Rujukan penelitian dari IKIP PGRI Semarang
Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 33. Lembar bimbingan Dosen Pembimbing 1 dan II



























xv
16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pelajaran fisika adalah penguasaan konsep-konsep
fisika serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi faktanya, banyak
siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang
diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Siswa
memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa
diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru harus mampu menerapkan
kegiatan pembelajaran yang dapat menciptakan aktivitas-aktivitas siswa
diantaranya yaitu aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat, melaksanakan
LKS, berdiskusi kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, dan menyimpulkan
hasil diskusi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Supriyadi S.Pd., salah
satu guru IPA di SMP Kesatrian 2 Semarang mengatakan bahwa masih banyak
siswa yang kurang terampil dalam menarik kesimpulan karena jarang mengajukan
pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya pada saat diskusi kelas. Mereka masih
suka ramai didalam kelas ketika kegiatan diskusi masih berlangsung. Penulis juga
telah melakukan observasi langsung yang dilakukan di kelas VII A SMP
Kesatrian 2 Semarang, hasil observasi menunjukkan masih sangat sedikit siswa
yang mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru atau
menanggapi jawaban teman selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan bertanya siswa masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan menunjukkan bahwa hasil ulangan harian
80% siswa memperoleh nilai masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 75 untuk mata pelajaran fisika. Hal ini masih butuh perhatian khusus dari
guru mata pelajaran dan pihak sekolah karena ketentuan prosentase wajar
seharusnya nilai siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah tidak boleh
lebih dari 30%.
1
17


Bertanya adalah cara untuk mengungkapakan rasa keingintahuan akan
jawaban yang tidak atau belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan
atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban. Kegiatan
bertanya di kelas adalah aktivitas yang penting dalam proses belajar mengajar.
Namun fakta yang terjadi di kelas VII A SMP Kesatrian 2 Semarang adalah masih
banyak dari siswa yang justru diam membisu ketika guru bertanya atau
memberikan kesempatan untuk bertanya di kelas. Hal ini sebabkan karena
ketidakpercayaan diri siswa untuk bertanya. Pada proses kegiatan belajar
mengajar di kelas jelas sekali bahwa yang akan aktif di kelas adalah gurunya,
bukan siswanya. Jadi, budaya bertanya di kelas tersebut juga sangat jarang tejadi.
Selain itu siswa kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar
dan kurang peduli di kelas karena metode dan media pengajaran yang digunakan
oleh guru bersifat Teacher Centre Learning.
Melihat permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi peneliti untuk
mengembangkan sistem pembelajaran yang dapat menggugah semangat belajar
siswa. Khususnya pada materi wujud zat. Diperlukan suatu solusi pemecahan
dengan memberikan proporsi keaktifan berdiskusi antara siswa berkemampuan
lebih tinggi dengan siswa berkemampuan sedang. Ada kecenderungan bahwa
siswa kurang berani apabila bertanya secara lisan kepada guru, maka melalui
penelitian tindakan kelas ini digunakan pembelajaran Question Students Have
dengan harapan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah tersebut.
Strategi pembelajaran aktif Question Students Have merupakan salah satu
solusi untuk mengatasi masalah diatas dan pelaksanaan teknik ini siswa diberikan
kertas kosong kemudian meminta siswa menyusun pertanyaan pada materi yang
telah diajarkan sehingga diharapkan mampu melatih keterampilan berpikir dan
keterampilan bertanya siswa serta mampu memunculkan aktivitas-aktivitas yang
selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Sri
Nurhayati, dkk dalam jurnal pendidikan yang berjudul Keefektifan Pembelajaran
Berbasis Question Student Have Dengan Bantuan Chemo-Edutainment Media Key
Relation Chart Terhadap Hasil Belajar Siswa. Dalam jurnal tersebut disimpulkan
2
18


bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis Question Student
Have (QSH) dengan bantuan Chemo-Edutainment (CET) media key relation chart
mempunyai hasil belajar yang lebih baik. Dengan adanya metode QSH ini siswa
yang merasa kurang paham dengan isi materi dapat menanyakan secara tertulis
kepada guru sehingga siswa yang malu bertanya secara lisan tidak perlu merasa
khawatir tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga hasil penelitian terdahulu
dapat dijadikan landasan teori untuk penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas maka, peneliti berminat untuk melakukan
penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Question Students
Have Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas maka identifikasi masalah
pada penelitian ini adalah:
a. Pemahaman konsep fisika rendah
b. Tidak berani atau malu bertanya, menjawab dan tampil didepan kelas
c. Pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered)
d. Siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran
e. Banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sehingga hasil
belajarnya masih kurang memuaskan.
2. Pemilihan Masalah
Penerapan strategi pembelajaran Question Students Have sebenarnya
dapat dilakukan disemua mata pelajaran. Namun, berdasarkan identifikasi
masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis mempersempit
permasalahan dalam pembatasan masalah supaya penelitian yang dilakukan
lebih spesifik dan lebih fokus. Sehingga pemasalahan yang hendak dikaji
adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fisika kelas VII A
khususnya pada pembahasan materi wujud zat di SMP Kesatrian 2 Semarang
tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam
3
19


penelitian ini adalah hasil belajar siswa dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik siswa dalam proses pembelajaran fisika.

3. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang peneliti paparkan di atas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut : Apakah melalui strategi pembelajaran Question
Students Have dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VII A SMP
Kesatrian 2 Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian yaitu : Untuk
meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas VII A dengan menggunakan
strategi pembelajaran Question s Students Have.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan hasil dan manfaat bagi semua
pihak diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Jika penerapan strategi pembelajaran Question Students Have ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA fisika di SMP, maka
penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan
inovasi pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan menambah wawasan bagi pengkajian inovasi
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat melatih kerja sama dan interaksi dengan siswa lain maupun
dengan guru.
2) Meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya,
mengajukan pertanyaan, menyajikan temuan, dan memberikan
refleksi hasil belajar
4
20


3) Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran Question Students
Have.
b. Bagi Guru
1) Memberikan informasi bahwa strategi pembelajaran Question
Students Have dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran fisika di sekolah, untuk meningkatkan hasil belajar
siswa disekolah.
2) Memperoleh variasi dalam menyusun strategi pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan
kelas
2) Dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran Question
Students Have sebagai langkah awal dalam mendapatkan solusi
terkait dengan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran
fisika.
d. Bagi Sekolah
1) Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
siswa.
2) Dapat dijadikan sebagai pembaharuan dalam pembelajaran fisika.
e. Bagi peneliti lain
1) Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru.
2) Dapat dijadikan bahan kajian baru dalam pembelajaran fisika.








5
21


BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Kemampuan belajar yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal
yang sangat pokok. Berdasarkan kemampuan itu, umat manusia telah
berkembang selama berabad-abad yang lalu dan tetap terbuka kesempatan
luas baginya untuk memperkaya diri dan mencapai taraf kebudayaan yang
lebih tinggi. Masing-masing manusia mengalami banyak perkembangan di
bidang kehidupan. Pekembangan ini dimungkinkan adanya kemampuan
untuk belajar.
Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktifitas mental/ psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas (Winkell dikutip oleh Max
Darsono, 2001 : 4).
Banyak ahli pendidikan mengungkapkan pengertian belajar dengan
sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini beberapa pengertian
belajar yang dikemukakan para ahli pendidikan yaitu:
1) Menurut Pandangan Skinner (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009: 9)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun.
2) Menurut Gagne (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009: 10) belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar terdiri dari tiga komponen
penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
3) Menurut Pandangan Piaget (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009: 13)
belajar merupakan pengetahuan yang dibentuk oleh individu. Sebab
individu melakukan terusmenerus dengan lingkungan. Lingkungan
6
22


tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan
lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari
luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang belajar, tidak dapat
diketahui secara langsung dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar
tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu yang
menempatkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang
dikemukakan diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan
atau proses yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan
raga dari tidak tahu menjadi tahu. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.

2. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan dalam ciri-ciri belajar.
Ciri-ciri belajar menurut Slameto (2003: 3-5) :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi berlangsung secara terus menerus dan tidak
statis. Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu
dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
7
23


Perubahan yang bersifat aktif artinya banyak perubahan yang tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja dan tidak dapat digolongkan sebagai perubahan
dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar
bersifat menetap. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau berarah
Perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari. Dengan demikian, perbuatan belajar yang
dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan
dan sebagainya.
Dari beberapa ciri-ciri belajar yang dikemukakan diatas dapat
dipahami bahwa ciri-ciri belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau kecakapan manusia yang relatif permanen sebagai akibat interaksi
dengan lingkungan atau pengalaman.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan
ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang proses belajar merupakan hal yang
kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar.
Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalahmasalah secara intern.
Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi program
8
24


pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah (Dimyati &
Mudjiono, 2009: 235 - 253).
1) Faktor-faktor Intern
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh
pada proses belajar sebagai berikut:
a) Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau
mengabaikan.
b) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan
kegiatan belajar.
c) Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya.
d) Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna
bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai
agama, nilai kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani.
e) Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan
tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (berarti hasil belajar
cepat dilupakan) dan waktu yang lama (berarti hasil belajar tetap dimiliki
siswa).
f) Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
9
25


Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah terterima. Dalam hal pesan baru, maka
siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau
mengaitkannya dengan bahan lama. Penggalian hasil yang tersimpan ada
hubungannya dengan baik atau buruknya penerimaan, pengolahan, dan
penyimpanan pesan.
g) Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan kesulitan
belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.
Kemampuan berprestasi tersebut berpengaruh oleh proses-proses
penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta
pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
h) Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak
dan berhasil. Dari segi perkembangannya, rasa percaya diri dapat timbul
berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui
bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri
yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka sering memperoleh pengakuan umum, dan
selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat. Dan begitu sebaliknya.
Kegagalan yang terjadi berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak
percaya diri.
i) Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Menurut Wechler (Monks & Knoers, Siti Rahayu Haditono)
intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan
untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien. Intelegensi dianggap sebagai norma
umum dalam keberhasilan belajar. Intelegensi normal bila nilai IQ
menunjukkan angka 85-115.
j) Kebiasaan Belajar
10
26


Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar
yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa: (i) belajar
pada akhir semester, (ii) belajar tidak teratur, (iii) menyia-nyiakan
kesempatan belajar, (iv) bersekolah hanya untuk bergengsi, (v) datang
terlambat bergaya pemimpin, (vi) bergaya jantan seperti merokok, sok
menggurui teman lain, dan (vii) bergaya minta belas kasihan tanpa
belajar.
k) Cita Cita Siswa
Cita-cita merupakan motivasi instrinsik. Cita-cita sebagai motivasi
instrinsik perlu didikan sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud
eksplorasi dan emansipasi diri siswa. Dengan mengaitkan pemilikan cita-
cita dengan kemampuan berprestasi, maka siswa diharapkan berani ber-
eksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.

2) Faktor-faktor Ekstern
Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor ekstern
yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor faktor ekstern tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar
bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik
generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian
pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar.
b) Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar,
lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga.
Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan
fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pem-
belajaran yang baik.
c) Kebijakan Penilaian
11
27


Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Oleh karena itu,
sekolah dan guru diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan
keputusan hasil belajar siswa.
d) Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan,
yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Tiap siswa dalam
lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan, dan tanggung jawab
sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan, seperti
hubungan akrab, kerja sama, berkompetisi, bersaing, konflik atau
perkelahian.
e) Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional
yang disahkan oleh pemerintah, atau kurikulum yang disahkan oleh suatu
yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah terssebut berisi tujuan pendidikan,
isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami
aktivitas belajar (Anni, 2007: 5). Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh belajar. Oleh karena itu apabila
seorang siswa belajar tentang konsep maka perubahan perilaku yang
diperoleh adalah pemahaman konsep.
Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang dicapai oleh siswa setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan perilaku yang
diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah
terjadi (Anni, 2007: 5). Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah belajar, yaitu :
12
28


1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan,
kemampuan, kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori
berikut :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan perilaku mengingat atau mengenali
informasi (materi pelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman merupakan kemampuan memperoleh makna dari
materi pembelajaran.
c. Penerapan (application)
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi
pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkret.
d. Analisis (Analysis)
Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan materi ke
dalam bagian-bagia sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-
bagan dalam rangka membentuk struktur yang baru.
f. Penilaian (evaluation)
Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang
nilai materi pembelajaran (pernyataan, novel, puisi, laporan) untuk
tujuan tertentu.
2. Ranah afektif
Ranah afektif ini merupakan hasil belajar yang paling sulit untuk
diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap,
minat dan nilai. Ranah afektif mencakup kategori berikut :
a. Penerimaan (receiving)
Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan
rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, music,
dan sebagainya).
13
29


b. Penanggapan (responding)
Penanggapan mengacu pada partisipasi aktif pada diri siswa.
c. Penilaian (valuing)
Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada
objek, fenomena, atau perilaku tertentu pada diri siswa.
d. Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang
berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai
menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.
e. Pembentukan pola hidup (organization by a value complex)
Pada tingkat ranah afektif ini, individu siswa memiliki sistem
nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup
lama sehingga mampu mengembangkanya menjadi karakteristik gaya
hidup.
3. Ranah psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah
psikomotorik adalah sebagai berkut :
a. Persepsi (perception)
Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ pengindraan
untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.
b. Kesiapan (set)
Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.
c. Gerak terbimbing (guided response)
Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam
belajar keterampilan kompleks.
d. Gerakan terbiasa (mechanism)
Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja gerakan
yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat
dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir.
14
30


e. Gerakan kompleks (complex overt response)
Gerakan komleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari
tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks.
f. Penyesuain (adaptation)
Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan
sangat baik sehingga individu/siswa dapat memodifikasi pola-pola
gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika
menemui situasi masalah baru.
g. Kreativitas (originality)
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan
baruuntuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah
tertentu.

C. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik
(Max Darsono, 2001: 24). Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa
agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kulitas. Tingkah laku yang
dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
Fisika sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
lebih banyak berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan data,
mengukur, menghitung, menganalisis, mencari hubungan, menghubungkan
konsep-konsep, semuanya ditujukan pada satu penyelesaian soal. Oleh karena
itu, belajar fisika dengan prestasi tinggi, seharusnya tidak hanya menghapal
teori, definisi dan sejenisnya, tetapi memerlukan pemahaman yang sungguh-
sungguh.
Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta
tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru)
15
31


ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa
yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman
mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan
hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
Untuk meningkatkan hasil dan proses pembelajaran fisika tentu saja
diperlukan metode pengajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan materi
fisika. Pendekatan dan metode ini juga harus dapat menampilkan hakekat
fisika sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk ilmiah.
Suatu proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Sehingga keberhasilan
proses belajar mengajar sangat bergantung pada siswa dan guru itu sendiri.
Selain itu, faktor sarana dan prasarana yang memadai juga akan menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar.

D. Question Students Have (QSH)
Question Students Have dapat diartikan sebagai pertanyaan yang dimiliki
siswa. Pertanyaan ini bisa dalam bentuk soal atau masalah lain yang
berhubungan dengan materi yang belum dipahaminya. Menurut Silberman
(2007: 73) QSH merupakan cara yang mudah untuk mempelajari keinginan dan
harapan siswa. Cara ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan
partisipasi melalui tulisan daripada percakapan. QSH bisa menyemarakkan
lingkungan belajar aktif dengan kesempatan kepada siswa untuk berbagi
pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan.
Question Students Have merupakan teknik yang tidak menakutkan yang
dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Teknik
ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara
tertulis (Hisyam Zaini, 2008: 17).
Langkah-langkah pelaksanaan Question Students Have adalah sebagai
berikut :
1. Bagikan kartu kosong kepada setiap siswa.
16
32


2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki
tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari (jangan
mencantumkan nama peserta didik).
3. Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan
kepada peserta berikutnya, dia (pria/wanita) harus membacanya dan
memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu berisi pertanyaan
mengenai pembaca.
4. Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telah memeriksa
seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin ini mengidentifikasi pertanyaan
yang memperoleh suara terbanyak.
Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
A. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berarti;
B. Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat; atau
C. Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan,
5. Panggil beberapa peserta berbagai pertanyaan secara sukarela, sekalipun
mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang
mana Anda mungkin menjawabnya di pertemuan berikutnya.
Variasi pelaksanaan Question Students Have adalah sebagai berikut :
1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat Anda memberikan kartu
pada kelompok, buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi
yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan
waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta
menulis harapan mereka mengenai kelas, topik yang akan Anda bahas, atau
alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.

E. Materi Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya
1. Wujud dan Sifat Zat
Di sekitar tempat tinggal kita terdapat bermacam-macam benda.
Beberapa benda seperti batu, besi, gelas, dan kayu termasuk benda padat
17
33


atau zat padat. Beberapa benda seperti air, bensin, dan minyak tanah
termasuk benda cair atau zat cair. Udara, parfum, dan bahan pengisi
balon termasuk gas. Jadi, ada tiga wujud zat, yaitu: zat padat, zat cair,
dan gas. Tiga wujud zat ini dapat berada pada satu benda, misalnya
sepeda motor. Rangka sepeda motor merupakan zat padat, bensin dan oli
merupakan zat cair, dan udara pengisi ban merupakan gas.
Setiap benda, baik berwujud padat, cair, maupun gas, selalu
memiliki massa dan menempati ruang. Jadi dalam fisika, zat
didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang.
Ketika sebuah batu diletakkan di dalam mangkok maka batu akan
tetap berbentuk batu. Dengan demikian, zat padat (batu) mempunyai sifat
volume dan bentuknya tetap walaupun dipindah-pindah. Akan tetapi
bagaimana bila zat cair, misalnya air, di dalam gelas dituangkan di dalam
mangkok, maka yang terjadi air yang tadinya menyerupai bentuk gelas
akan berubah mengikuti bentuk mangkok, tetapi dengan volume tetap.
Jadi, sifat zat cair jika dipindah-pindah, maka bentuknya akan mengikuti
wadahnya tetapi volumenya tetap.
Bagaimanakah dengan gas? Ketika balon yang diisi gas akan
menggelembung dan gas akan berbentuk balon. Jika gas tersebut
dimasukkan ke dalam botol, maka bentuk dan volumenya akan mengikuti
bentuk dan volume botol. Dengan demikian, sifat zat gas adalah volume
dan bentuknya berubah-ubah mengikuti wadahnya. Untuk memudahkan
dalam memahami volume dan bentuk dari ketiga wujud zat tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Sifat dari Wujud Zat (Budi Prasodjo 2009, 38)
No. Wujud Zat Volume Zat Bentuk Zat
1.
2.
3.
Padat
Cair
Gas
Tetap
Tetap
Berubah-ubah
Tetap
Berubah-ubah
Berubah-ubah
18
34


Jika kita memperhatikan orang yang sedang memasak air, ketika
air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air
akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis. Ke manakah air itu? Air
itu menguap menjadi gas. Air yang tadinya berwujud cair berubah
menjadi gas menyebabkan perubahan wujud zat. Perubahan wujud zat
dari wujud yang satu ke wujud yang lain dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram perubahan wujud zat
Menurut Teguh Sugiyarto perubahan wujud zat digolongkan
menjadi enam peristiwa sebagai berikut:
a. Membeku
Membeku adalah peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas
(kalor). Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat ini
dapat dijumpai pada es batu. Ketika air yang didinginkan di dalam
kulkas dalam waktu yang lama maka akan berubah menjadi es batu
(membeku). Hal ini menunjukkan bahwa air (zat cair) berubah
menjadi es batu (zat padat).
b. Mencair
Mencair adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas
(kalor). Perubahan wujud zat ini dapat dijumpai pada es batu yang
mencair. Ketika es batu yang membeku dipanaskan di bawah
19
35


cahaya matahari, maka es akan mencair. Artinya, es (zat padat)
berubah menjadi air (zat cair).
c. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi
gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas (kalor).
Perubahan wujud zat ini dapat dijumpai ketika kita memasak air.
Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu,
maka air akan berkurang dan lama kelamaan habis. Air itu
menguap menjadi gas. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa
air (zat cair) berubah menjadi gas (uap).
d. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas
(kalor). Perubahan wujud zat ini dapat dijumpai ketika gelas yang
berisi es pada dinding bagian luarnya terdapat titik-titik air
(mengembun).
e. Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan wujud dari padat
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas
(kalor). Peristiwa perubahan wujud dari zat padat menjadi gas
dapat dijumpai pada kapur barus. Seperti diketahui, kapur barus
yang diletakkan di dalam lemari pakaian semakin lama akan
semakin kecil, bahkan habis. Sebagai gantinya, pakaian menjadi
wangi. Hal ini menunjukkan bahwa kapur barus (zat padat)
berubah menjadi gas (uap).
f. Mengkristal
Mengkristal adalah peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas
(kalor). Contoh perubahan wujud zat ini dapat dijumpai pada
peristiwa berubahnya uap (gas) menjadi salju (zat padat).

20
36


2. Partikel Zat
Ketika kita membuka tutup botol minyak wangi, akan tercium
wangi di seluruh ruangan. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena
minyak wangi menguap menjadi gas dan partikel-partikelnya
menyebar ke seluruh ruangan sehingga kita dapat mencium bau
minyak wangi tersebut.
Ternyata, zat terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil, disebut
partikel. Partikel-partikel zat berukuran sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Walaupun demikian, susunan dan
sifat partikel ini sangat menentukan wujud suatu zat. Setiap wujud zat
tersusun dari partikel-partikel yang mempunyai jarak dan kebebasan
gerak yang berbeda-beda.
Sifat-sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut:
1) Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar.
2) Terdapat gaya tarik-menarik di antara satu partikel dengan partikel
yang lain.
3) Di antara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat ruang
antarpartikel yang disebut pori-pori.
Keadaan partikel-partikel dari wujud zat padat, cair, dan gas
dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Keadaan Partikel Zat
No. Keadaan Partikel Padat Cair Gas
1. Gerakan partikel Tidak bebas Agak bebas Sangat
bebas
2. Letak partikel Berdekatan Agak
renggang
Sangat
berjauhan
3. Gaya tarik-menarik Sangat kuat Kurang kuat Sangat
lemah
4. Ruang antarpartikel Kecil Agak besar Sangat
besar
Zat padat memiliki ciri penting, yaitu bentuk dan volumenya
tetap. Partikel-partikel zat padat saling berdekatan dalam susunan yang
teratur. Partikel-partikel ini diikat oleh gaya tarik-menarik antarpartikel
21
37


itu sendiri. Partikel-partikel zat padat tidak dapat bergerak bebas ke
luar dari kedudukannya, hanya bergetar di sekitar kedudukannya.
Sehingga zat padat memiliki bentuk dan volume tetap. Sifat-sifat zat
padat bergantung pada cara penyusunan partikel-partikelnya.
Berbeda dengan zat padat, jarak antarpartikel zat cair lebih
renggang daripada jarak antarpartikel zat padat. Partikel-partikel zat
cair mudah berpindah tempat, sehingga zat cair tidak memiliki bentuk
yang tetap. Bentuk zat cair bergantung pada wadahnya. Gaya tarik-
menarik antarpartikel dalam zat cair lebih kecil daripada gaya tarik-
menarik antarpartikel dalam zat padat. Akibatnya, zat cair dapat
mengalir. Beberapa zat cair lebih mudah mengalir daripada yang lain.
Hal ini bergantung pada kekentalan zat cair yang bersangkutan.
Misalnya, sirup lebih kental daripada air.
Sedangkan pada gas jarak antarpartikelnya sangat renggang,
sehingga gaya tarik-menarik antarpartikelnya diabaikan. Gas dapat
mengisi seluruh bejana (ruangan), tanpa memperhatikan ukuran dan
bentuk bejana. Oleh karena itu, bentuk dan volume gas tidak tetap.
Untuk memahami susunan partikel dari zat padat, cair, maupun gas,
dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Susunan partikel (a) padat, (b) cair, dan (c) gas.
(Giancoli, 2001:448)


3. Kohesi dan Adhesi
Setelah mempelajari gaya tarik-menarik antarpartikel zat. Gaya
tarik-menarik antarpartikel ini dibedakan menjadi dua, yaitu: kohesi
22
38


dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel zat yang
sejenis. Adhesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel zat yang tidak
sejenis. (Tipler, 1998)
a) Meniskus Cembung dan Meniskus Cekung
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa yang dapat dijelaskan
dengan kohesi dan adhesi yaitu dengan mengamati air dan raksa yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi (bejana gelas). Tampak terlihat
bahwa permukaan air tidak datar, tetapi sedikit melengkung ke bawah
pada bagian yang bersentuhan dengan dinding gelas (Perhatikan
Gambar 2.3). Kelengkungan permukaan zat cair ini dinamakan
meniskus.

(a) (b)
Gambar 2.3 Meniskus pada permukaan zat cair: (a) air membentuk
meniskus cekung dan (b) raksa membentuk meniskus cembung.

Dari Gambar 2.3 menunjukkan permukaan air (meniskus cekung)
dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada permukaan air dalam bejana.
Jadi, permukaan zat cair dengan meniskus cekung naik dalam pipa
kapiler. Semakin kecil lubang pipa kapiler, semakin tinggi naiknya
permukaan air dalam pipa kapiler. Sedangkan permukaan raksa
(meniskus cembung) menunjukkan dalam pipa kapiler lebih rendah
daripada permukaan raksa dalam bejana. Jadi, permukaan zat cair
dengan meniskus cembung turun dalam pipa kapiler. Semakin kecil
lubang pipa kapiler, semakin rendah turunnya permukaan raksa dalam
pipa kapiler.
23
39


Ada dua macam meniskus, yaitu meniskus cekung dan meniskus
cembung. Permukaan air dalam bejana gelas membentuk meniskus
cekung (Gambar 2.3). Sebaliknya, permukaan raksa dalam bejana
gelas membentuk meniskus cembung. Mengapa permukaan air
membentuk meniskus cekung, sedangkan permukaan raksa
membentuk meniskus cembung? Hal ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan gaya tarik-menarik antarpartikel. Untuk air yang berada
dalam bejana gelas, kohesi antarpartikel air lebih kecil daripada adhesi
antarpartikel air dan kaca. Akibatnya, permukaan air dalam bejana
gelas membentuk meniskus cekung. Zat cair yang memiliki meniskus
cekung selalu membasahi dinding bejana. Jadi, air selalu membasahi
dinding kaca.
Untuk raksa yang berada dalam bejana gelas, kohesi antarpartikel
raksa lebih besar daripada adhesi antarpartikel raksa dan kaca.
Akibatnya, permukaan raksa dalam bejana gelas membentuk meniskus
cembung. Zat cair yang memiliki meniskus cembung tidak membasahi
dinding bejana. Jadi, raksa tidak membasahi dinding kaca. Sifat raksa
yang tidak membasahi dinding kaca merupakan salah satu alasan
mengapa raksa digunakan sebagai bahan pengisi termometer. Sifat
raksa yang mengkilap serta tidak membasahi dinding kaca
menyebabkan skala suhu termometer dapat dibaca dengan mudah.
b) Kapilaritas
Pada tabung dengan diameter yang sangat kecil, zat cair tampak
naik atau turun relatif terhadap tingkat zat cair yang mengelilinginya.
Fenomena ini disebut kapilaritas, dan tabung-tabung tipis yang
penampangnya sangat kecil disebut tabung kapiler (pipa kapiler).
(Giancoli, 2001:353)



24
40


Kapilaritas terjadi karena adanya kohesi dan adhesi. Apabila
adhesi lebih besar daripada kohesi, zat cair naik dalam pipa kapiler.
Sebaliknya, apabila adhesi lebih kecil daripada kohesi, zat cair turun
dalam pipa kapiler. Seperti pada Gambar 2.4 di bawah ini



Bila permukaan cairan konkaf ke atas, tegangan permukaan pada
dinding pipa mempunyai komponen ke atas. Cairan akan naik dalam
pipa sampai gaya ke atas neto padanya yang disebabkan tegangan
permukaan diimbangi oleh berat cairan. Pada Gambar 2.5 cairan
telah naik sampai ketinggian h dalam suatu pipa kapiler tipis berjari-
jari r.







Gambar 2.5 Naiknya cairan dalam pipa kapiler. Gaya ke atas yang
disebabkan tegangan permukaan menopang berat kolom
cairan
Gambar 2.4 Gejala Kapilaritas
h
r
F
F
c
c
25
41


Pipa terbuka dengan tekanan atmosfer di ujung atasnya. Gaya
yang menahan cairan dia atas adalah komponen vertikal tegangan
permukaan,

. Karena panjang permukaan kontak adalah ,


gaya vertikal ini adalah

. Jika permukaan yang sedikit


melengkung diabaikan, maka volume cairan dalam pipa adalah

.
Dengan mengambil gaya ke atas neto sama dengan berat, kita
dapatkan

)
atau


(Tipler,
1998:400)
Kapilaritas atau gejala kapiler sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu
kompor merupakan salah satu contoh gejala kapilaritas. Seperti
diketahui, bagian bawah sumbu kompor tercelup dalam minyak tanah.
Dengan adanya kapilaritas minyak dapat meresap pada sumbu kompor
sehingga membasahi seluruh sumbu. Akibatnya, apabila dibakar
sumbu kompor dapat menyala karena telah mengandung minyak. Jadi,
sumbu kompor dapat berfungsi sebagai pipa-pipa kapiler.
Kapilaritas juga memegang peranan penting bagi tumbuh-
tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses
pengisapan air dari dalam tanah pada tumbuhan juga dapat dijelaskan
berdasarkan konsep kapilaritas. Gejala kapiler menyebabkan air dapat
naik dari akar ke daun melalui pembuluh kayu dalam batang. Oleh
karena itu, pembuluh kayu berfungsi sebagai pipa kapiler.
c) Tegangan Permukaan
Sebuah jarum dapat dibuat terapung di permukaan air jika
ditempatkan secara hati-hati. Gaya-gaya yang menopang jarum itu
bukan gaya apung, tetapi disebabkan karena tegangan permukaan.
(1)
26
42








Gambar 2.6 Sebuah jarum yang panjangnya L diangkat lepas dari
permukaan cairan. Tegangan permukaan mengerjakan
sebuah gaya pada jarum ke arah permukaan

Gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan dapat diukur
dengan mengangkat jarum lepas dari permukaan seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.6. Gaya ini ditentukan sebanding dengan panjang
permukaan yang pecah, yang adalah dua kali panjang jarum karena
terdapat selaput permukaan pada kedua sisi jarum. Bila jarum
mempunyai massa m dari panjang L, gaya F yang dibutuhkan untuk
mengangkatnya lepas dari permukaan adalah



Dengan adalah koefisien tegangan permukaan, yaitu gaya per
satuan panjang yang diberikan oleh selaput. Nilai untuk air sekitar
0,073 N/m. (Tipler, 1998:398)
Pengukuran dapat diilustrasikan dengan sebuah kawat U yang
ditutup dengan kawat yang dapat bergerak dan diberi beban.
Kemudian kawat tersebut dicelupkan pada suatu larutan, misalnya
larutan sabun dan dikeluarkan secara perlahan-lahan (Gambar 2.7)
L
F
(2)
27
43



Gambar 2.7 Pengukuran tegangan permukaan pada larutan sabun
Pada kawat terlihat lapisan tipis sabun, dan gaya per satuan
panjang dinyatakan



Gaya sebesar disebabkan oleh 2 permukaan selaput pada
kawat yang ditarik, maka koefisien tegangan permukaan


Besar dapat dinyatakan sebagai kerja yang dilakukan untuk
memperbesar luas permukaan cairan per satuan luas atau energi
permukaan. Jika adalah pergeseran dari kawat ke atas maka energi



Kemampuan zat cair dalam menahan benda-benda kecil seperti
serangga, penjepit kertas, dan silet dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep gaya kohesi di antara molekul-molekul zat cair.
Gambar 2.8 menunjukkan gaya-gaya pada molekul yang dibawa ke
permukaan karena adanya penambahan luas permukaan. Molekul-
molekul di permukaan harus memberikan gaya yang kuat pada
molekul yang ditarik, dan sebagai akibatnya, mereka juga merasakan
gaya balik yang kuat (Hukum Newton ketiga). Makin besar luas
permukaan, makin besar pula energi permukaan. Ini merupakan gaya
tegangan-permukaan.
(3)
(4)
(5)
28
44



B







Gambar 2.8 Konsep kohesi untuk menjelaskan tegangan permukaan.
(Giancoli, 2001:351)
4. Massa Jenis
Dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang dikatakan bahwa besi
lebih berat daripada kayu. Hal ini belum tentu benar, karena satu
batang kayu yang besar lebih berat dari sebuah paku besi. Yang
seharusnya kita katakan adalah rapat atau massa jenis besi lebih besar
dari kayu.




Gambar 2.9 Balok-balok kayu sejenis dengan ukuran yang berbeda
beda.

Dari Gambar 2.9 kita bisa menghitung massa jenis. Dengan
menghitung volume balok dan menimbang massa tiap-tiap balok, akan
diperoleh massa jenis balok. Di bawah ini diperoleh data hasil
pengukuran dari keempat balok di atas



29
45


No. Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Tinggi
(cm)
Volume
(cm
3
)
Massa
(g)


1. 10 4 8 320 200 0,625
2. 20 4 6 480 400 0,833
3. 12 4 4 192 150 0,781
4. 15 4 5 300 250 0,833
Tabel 2.3 Hasil pengamatan massa jenis balok kayu

Tampak bahwa meskipun massa dan volumenya berbeda, tetapi
hasil dari massa dibagi volume selalu tetap. Hasil bagi antara massa
dan volume suatu benda dinamakan massa jenis. Massa jenis
merupakan salah satu ciri khas suatu zat. Artinya, zat yang massa
jenisnya berbeda pasti berasal dari jenis zat yang berbeda.
Untuk menyatakan massa jenis biasanya digunakan simbol huruf
Yunani (dibaca: rho). Jika benda massanya m dan volumenya V,
maka massa jenis benda itu dapat dihitung dengan rumus:

(6)
Massa jenis merupakan sifat atau ciri khas dari suatu zat murni.
Artinya, zat yang massa jenisnya berbeda pasti berasal dari jenis zat
yang berbeda. Benda-benda yang terbuat dari unsur murni, seperti
emas murni, bisa memiliki berbagai ukuran atau massa, tetapi massa
jenis akan sama untuk seluruhnya. (Terkadang persamaan 1-1 berguna
untuk menuliskan massa benda sebagai dan berat benda, mg,
sebagai g.)

Satuan SI massa diukur dengan satuan kilogram (kg), sedangkan
volume diukur dengan satuan meter kubik (m
3
), sehingga satuan SI
untuk massa jenis adalah

. Dalam perhitungan kadang kita perlu


mengubah satuan

atau g/ml menjadi satuan k

atau
sebaliknya. Cara mengubah satuan massa jenis adalah sebagai berikut:
30
46


. kg/m 000 . 1 kg/m
1
000 . 000 . 1
000 . 1
1
m
000 . 000 . 1
1
kg
000 . 1
1
cm
g 1
g/cm 1
3 3
3
3
3
= |
.
|

\
|
|
.
|

\
|
= = =
Jadi, 1 g/cm
3
= 1.000 kg/m
3
. Sebaliknya

= 0,001 g/ml.
Di bawah ini menunjukkan tabel massa jenis beberapa zat. Benda-
benda yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada massa jenis air
akan terapung pada permukaan air. Jadi, es dan kayu terapung pada
permukaan air.
Zat
Massa Jenis,
(kg/m
3
)
Padat
Aluminium 2.700
Besi dan Baja 7.800
Tembaga 8.900
Timbal 11.300
Emas 19.300
Beton 2.300
Granit 2.700
Kayu 300-900
Kaca (gelas) 2.400-2.800
Es 917
Tulang 1700-2000
Cair
Air (4
o
C) 1.000
Darah, plasma 1.030
Darah, seluruhnya 1.050
Air laut 1.025
31
47


Air Raksa 13.600
Alkohol, Alkil 790
Bensin 680
Gas
Udara 1,29
Helium 0,179
Karbondioksida 1,98
Air (uap) (100
o
C) 0,598
Tabel 2.4 Massa Jenis berbagai zat (Giancoli, 2001:325)
F. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu akibat
interaksi dengan lingkungan. Perubahan itu dapat berpengaruh dalam
menerima pelajaran. Ada dua faktor yang berpengaruh dalam
memaksimalkan pencapaian belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Agar prestasi belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal, maka salah
satu faktor ekstern yang berada di sekolah adalah penggunaan pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan karakter masing-masing siswa.
Salah satu upaya guru agar dapat mengatasi kesulitan siswa dalam
pembelajaran adalah dengan menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan
materi sehingga menunjang tercapainya kegiatan pembelajaran yang kondusif
dan menarik bagi siswa. Untuk itu hal ini, peneliti memilih pembelajaran
Question Students Have. Pada penelitian ini, Question Students Have
merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa agar memiliki
kemampuan dan keterampilan bertanya secara tertulis.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan skripsi ini, maka
diharapkan dengan digunakannya strategi pembelajaran Question Students
Have ini guru berperan sebagai fasilitator sehingga dalam proses
pembelajaran, siswa lebih aktif dan hasil belajarnya menjadi lebih baik,
sehingga dengan menggunakan strategi pembelajaran Question Students Have
32
48


ini dapat meningkatkan hasil belajar fisika di kelas VII A SMP Kesatrian 2
Semarang pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
Paradigma Penelitian










Gambar 3. Paradigma Penelitian

G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian
adalah sebagai berikut:
Ada peningkatan hasil belajar fisika melalui penggunaan strategi
pembelajaran Question Students Have pada pokok bahasan zat dan wujudnya
kelas VII A SMP Kesatrian 2 Semarang Tahun pelajaran 2013/2014.









Aktivitas
belajar siswa
yang rendah
Hasil belajar IPA
siswa yang
rendah
Menggunakan
strategi
pembelajaran
Question
Students Have
Karena pembelajaran
student center maka
akan meningkatkan
keaktifan siswa dalam
bertanya
Aktivitas dan hasil
belajar siswa
meningkat
33
49


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP
Kesatrian 2 Semarang. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A yang
berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun
pelajaran 2013/2014.

B. Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA Fisika
dengan pokok bahasan zat dan wujudnya.

C. Karakteristik Siswa
Penelitian ini dilakukan di kelas VII A SMP Kesatrian 2 Semarang pada
tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 40 siswa, terdiri dari 26 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki.

D. Siklus I
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga
penelitian ini bersiklus, dimana tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Adapun
yang dimaksud dengan adanya empat langkah (dan pengulangannya) akan
disajikan dalam bagan berikut ini:








34
50


























1. Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran dengan strategi questions students
have pada materi Zat dan Wujudnya,
b. Menyiapkan lembar kegiatan siswa yang sesuai dalam rencana
pembelajaran,
c. Menyiapkan soal evaluasi siklus I untuk diselesaikan oleh masing-
masing siswa.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Siklus I
Siklus II
Siklus III
35
51


2. Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
b. Guru bertanya kepada siswa untuk menggali kemampuan awal
siswa,
c. Guru menyiapkan materi pokok berupa bahasan Zat dan Wujudnya
sekaligus menyampaikannya pada siswa,
d. Guru membagi kartu kosong kepada siswa untuk menulis
pertanyaan (strategi questions students have),
e. Siswa aktif dalam pembelajaran,
f. Guru memberikan soal-soal evaluasi siklus I secara individu yang
mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi
kemungkinan pengembangan materi tersebut.
3. Observasi
a. Pengamatan atau observasi terhadap guru
Hal-hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Guru membuat siswa lebih aktif,
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan,
3) Guru membuat kegiatan belajar siswa bervariasi,
4) Guru mampu menciptakan hubungan yang baik dengan siswa,
5) Guru membuat siswa lebih berani untuk mengajukan pendapat
melalui pernyataan dan pertanyaan.
b. Pengamatan atau observasi siswa
Hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Keberanian siswa dalam bertanya,
2) Keberanian siswa dalam menjawab.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan angket kepada
siswa di akhir siklus. Tes yang dilakukan dalam siklus I ini adalah tes
pilihan ganda dengan jumlah 20 soal dan angket tanggapan siswa
terhadap minat belajar ada 8 indikator.
5. Analisis Data
36
52


a. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran
Analisis data terhadap aktivitas siswa dilakukan pada
instrument penelitian lembar observasi. Kriteria penilaian untuk
aktivitas siswa terbagi dalam 4 skala yaitu sangat baik, baik,
cukup, dan kurang. Perhitungan persentase aktivitas siswa adalah:

()




Kriteria Penilaian :
>75% : Keaktifan siswa tinggi
65% - 75% : Keaktifan siswa sedang
<65% : Keaktifan siswa kurang

b. Data Mengenai Hasil Belajar Siswa
Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara
menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar individu maupun
secara klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah :
1) Menghitung nilai rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan
rumus :


(Arikunto 2009:264)
Keterangan :

: rata-rata nilai

: jumlah seluruh nilai


N : jumlah siswa
2) Menghitung ketuntasan belajar
Menghitung ketuntasan belajar siswa terhadap materi baik
secara perorangan maupun klasikal adalah sebagai berikut :
37
53


a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat
ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan
analisis deskriptif presentase, dengan perhitungan :

()




(Nasution 2002:4.22)
Seorang siswa disebut tuntas apabila mendapat
nilai 75.

b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat
ditentukan ketuntasan hasil belajar klasikal
menggunakan analisis deskriptif presentase, dengan
perhitungan :

()




Suatu kelas dikatakan tuntas bila telah terdapat 75 %.

c. Data Mengenai Kinerja Guru
Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru dianalisis
dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase. Adapun
rumus yang digunakan adalah :

()




(Arikunto 2009:236)
38
54


Kriteria penilaian:
85 % - 100 % : kinerja guru sangat tinggi
70 % - 84 % : kinerja guru tinggi
50 % - 69 % : kinerja guru sedang
0 % - 49 % : kinerja guru rendah
(Farchanah 2010: 35)
6. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan hasil
analisis digunakan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada
siklus II.

E. Siklus II
1. Perencanaan ulang
Apabila hasil refleksi pada siklus I hasilnya belum memenuhi
target maka perlu diadakan perencanaan ulang yang meliputi :
a. Mengidentifikasi masalah pada siklus I yang belum berhasil,
b. Mempersiapkan kembali rencana pembelajaran,
c. Menyiapkan lembar kegiatan siswa untuk siklus II,
d. Menyiapkan soal evaluasi siklus II untuk diselesaikan oleh
masing-masing siswa.
2. Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
b. Guru bertanya kepada siswa untuk menggali kemampuan awal
siswa,
c. Guru menyiapkan materi pokok berupa bahasan Zat dan
Wujudnya sekaligus menyampaikannya pada siswa,
d. Guru membagi kartu kosong kepada siswa untuk menulis
pertanyaan (strategi questions students have),
e. Siswa aktif dalam pembelajaran,
39
55


f. Guru memberikan soal-soal evaluasi siklus II secara individu yang
mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi
kemungkinan pengembangan materi tersebut.
3. Observasi
a. Pengamatan atau observasi terhadap guru
Hal-hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Guru membuat siswa lebih aktif,
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan,
3) Guru membuat kegiatan belajar siswa bervariasi,
4) Guru mampu menciptakan hubungan yang baik dengan siswa,
5) Guru membuat siswa lebih berani untuk mengajukan pendapat
melalui pernyataan dan pertanyaan.
b. Pengamatan atau observasi siswa
Hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Keberanian siswa dalam bertanya,
2) Keberanian siswa dalam menjawab.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan angket kepada
siswa di akhir siklus. Tes yang dilakukan dalam siklus II ini adalah tes
pilihan ganda dengan jumlah 20 soal dan angket tanggapan siswa
terhadap minat belajar ada 8 indikator.
5. Analisis Data
Analisis data pada tindakan siklus II ini sama dengan analisis data
pada siklus I.
6. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan hasil
analisis digunakan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada
siklus III.



40
56


F. Siklus III
1. Perencanaan ulang
Apabila hasil refleksi pada siklus II hasilnya belum memenuhi
target maka perlu diadakan perencanaan ulang yang meliputi :
a. Mengidentifikasi masalah pada siklus II yang belum berhasil,
b. Mempersiapkan kembali rencana pembelajaran,
c. Menyiapkan lembar kegiatan siswa untuk siklus III,
d. Menyiapkan soal evaluasi siklus III untuk diselesaikan oleh
masing-masing siswa.
2. Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
b. Guru bertanya kepada siswa untuk menggali kemampuan awal
siswa,
c. Guru menyiapkan materi pokok berupa bahasan Zat dan
Wujudnya sekaligus menyampaikannya pada siswa,
d. Guru membagi kartu kosong kepada siswa untuk menulis
pertanyaan (strategi questions students have),
e. Siswa aktif dalam pembelajaran,
g. Guru memberikan soal-soal evaluasi siklus III secara individu
yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi
kemungkinan pengembangan materi tersebut.
3. Observasi
a. Pengamatan atau observasi terhadap guru
Hal-hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Guru membuat siswa lebih aktif,
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan,
3) Guru membuat kegiatan belajar siswa bervariasi,
4) Guru mampu menciptakan hubungan yang baik dengan siswa,
5) Guru membuat siswa lebih berani untuk mengajukan pendapat
melalui pernyataan dan pertanyaan.

41
57


b. Pengamatan atau observasi siswa
Hal yang diobservasi antara lain sebagai berikut:
1) Keberanian siswa dalam bertanya,
2) Keberanian siswa dalam menjawab.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan angket kepada
siswa di akhir siklus. Tes yang dilakukan dalam siklus III ini adalah
tes pilihan ganda dengan jumlah 15 soal dan angket tanggapan siswa
terhadap minat belajar ada 8 indikator.
5. Analisis Data
Analisis data pada tindakan siklus III ini sama dengan analisis data
pada siklus I dan II.
6. Refleksi
Guru mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah
diberikan. Diharapkan setelah akhir siklus III ini maka pembelajaran
dengan menggunakan questions students have dapat meningkatkan
hasil belajar siswa ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa
dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal tentang zat dan
wujudnya serta meningkatkan keaktifan siswa kelas VII A SMP
Kesatrian 2 Semarang.
Peneliti ini akan berhasil manakala mencapai indikator
keberhasilan:
a. Peningkatan hasil belajar siswa di tiap siklusnya
b. Guru dapat meningkatkan kinerja dalam pengajaran
c. Ketuntasan belajar siswa dapat tercapai jika siswa dapat
mencapai untuk pengajaran individu dan
untuk klasikal terhadap materi yang diajarkan.
d. Keaktifan dan kerja sama siswa kelas VII A SMP Kesatrian 2
Semarang tahun pelajaran 2013/2014 sebelum diterapkan
pembelajaran Question Students Have hanya mencapai
42
58


prosentase 60% dan setelah diterapkan Question Students Have
diharapkan mencapai prosentase 75%.

G. Uji Kesamaan/Perbedaan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Untuk mengetahui seberapa jauh keefektifan strategi pembelajaran
Question Students Have menggunakan indeks gain ternormalisasi, dengan
analisis ini maka dapat diketahui criteria keefektifan strategi yang digunakan.
Indeks gain ternormalisasi adalah suatu nilai yang dapat dipakai untuk
menunjukkan keefektifan suatu produk (model, metode dan lainnya). Nilai
indeks gain ternormalisasi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:





Pengkategorian dilakukan berdasarkan kategori skor gain yang
diungkapkan oleh Hake sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Penskoran Gain
Skor gain Kriteria
( ) Rendah
( ) Sedang
( ) Tinggi

(Hake, 1999:1)







43
59


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
A. Siklus I
1. Hasil Pengamatan (Observasi)
a. Pengamatan terhadap siswa
1) Pada siklus I keberanian siswa dalam diskusi cukup aktif tetapi
masih ada siswa yang belum berani mengajukan pendapat atau
bertanya.
2) Kerjasama siswa antar anggota kelompok pada siklus I cukup baik
meskipun ada beberapa siswa yang belum dapat berkerjasama
dengan baik.
3) Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat pada siklus I ini
cukup baik tetapi ada beberapa siswa yang belum mau
mengeluarkan pendapat.
4) Pada siklus I, keaktifan siswa dalam interaksi antara siswa lain
cukup baik.
5) Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang berhubungan wujud
zat secara baik.
b. Pengamatan terhadap guru
1) Kemampuan membuka pelajaran baik.
2) Kemampuan menjelaskan materi cukup baik.
3) Kemampuan mengelola tugas rutin, fasilitas belajar, dan waktu
cukup baik.
4) Kemampuan berkomunikasi dengan siswa cukup baik tetapi perlu
ditingkatkan lagi supaya dapat memotivasi siswa untuk lebih baik.
5) Guru sudah cukup baik dalam menerapkan strategi pembelajaran
Question Students Have pada pembelajaran di kelas.

44
60


6) Kemampuan menutup pelajaran cukup baik tetapi perlu
ditingkatkan lagi.

2. Hasil Pengukuran (Evaluasi)
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Siklus I
No Aktivitas yang dinilai Nilai
1 Aktivitas Guru 72%
2 Aktivitas Siswa 71,4%
3 Tes Akhir Siklus I
a. Jumlah Siswa 40
b. Rata-rata 65,5
c. Ketuntasan Klasikal 62,5%
d. Jumlah Siswa yang Tuntas 25

Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian siklus I,
aktivitas guru 72 %, dan aktivitas siswa 71,4 %. Di samping itu hasil tes
akhir siklus I dari 40 siswa diperoleh rata-rata kelas 65,5 ketuntasan
klasikal 62,5% dan jumlah siswa yang tuntas ada 25 siswa.

3. Hasil Analisis Data
a. Hasil Analisis Aktivitas Guru




(kualitas belajar mengajar baik)
b. Hasil Analisis Aktivitas Siswa




45
61


(keaktifan siswa sedang)
c. Tes Akhir Siklus
1) Jumlah Siswa: 40
2) Rata-rata:


3) Ketuntasan Klasikal





4) Jumlah siswa yang tuntas: 25 Siswa

4. Hasil Refleksi
Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran,
selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam kegiatan pada siklus I didapat hasil refleksi sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada lembar pengamatan aktivitas
siswa diperoleh 71,4%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika
dengan menggunakan strategi Question Students Have tergolong
sedang. Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain:
1) Masih ada siswa yang ramai dan kurang memperhatikan
pembelajaran dan kurang menghargai pendapat teman yang lain.
2) Masih ada siswa yang enggan bertanya maupun menjawab
pertanyaan dan masih kurang berani untuk mengungkapkan
pendapatnya.
b. Hasil uji kompetensi siswa
Dari hasil analisis tes akhir siklus I terdapat 25 siswa yang
tuntas belajar dan 15 siswa yang tidak tuntas belajar. Jadi siswa yang
46
62


tuntas belajar secara klasikal adalah 62,5% belum memenuhi
ketercapaian ketuntasan belajar minimum. Secara garis besar hasil
belajar siswa pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil, dan
nantinya akan ditingkatkan lagi dalam siklus selanjutnya untuk
memperoleh ketuntasan yang maksimal.
c. Pengamatan kemampuan guru
Berdasarkan hasil analisis kinerja guru, persentase guru dalam
melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Question Students Have adalah 72%. Jadi guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan Question Students Have sudah baik. Namun
masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain:
1) Guru masih kurang memberikan bimbingan secara individu
sehingga masih ada siswa yang mengalami kesulitan. Dalam siklus
berikutnya diharapkan bimbingan guru lebih baik.
2) Dalam pembelajaran kesimpulan materi diambil oleh guru. Namun
seharusnya guru membimbing siswa untuk dapat mngambil
kesimpulan materi pembelajaran.

B. Siklus II
1. Hasil Pengamatan (Observasi)
a. Pengamatan terhadap siswa
1) Siswa sudah berani diskusi dalam proses pembelajaran.
2) Kerjasama siswa antar anggota kelompok lebih baik.
3) Pada siklus II siswa lebih aktif mengeluarkan pendapat.
4) Siswa lebih aktif berinteraksi baik dengan guru maupun dengan
teman lainnya.
5) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal latihan yang
berhubungan dengan wujud zat baik sekali.
b. Pengamatan terhadap guru
1) Dalam membuka pelajaran guru sudah baik sekali.
2) Guru mampu menjelaskan materi dengan baik.
47
63


3) Guru mampu mengelola kelas dengan baik.
4) Guru dapat berkomunikasi dengan lebih baik dengan memberikan
motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih semangat dalam
mengeluarkan pendapat.
5) Guru mampu menerapkan strategi pembelajaran Question Students
Have dalam pembelajaran di kelas dengan baik.
6) Guru menutup pelajaran dengan sangat baik.

2. Hasil Pengukuran (Evaluasi)
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Siklus II
No Aktivitas yang dinilai Nilai
1 Aktivitas Guru 81,7%
2 Aktivitas Siswa 82,14%
3 Tes Akhir Siklus I
a. Jumlah Siswa 40
b. Rata-rata 72,75
c. Ketuntasan Klasikal 72,5%
d. Jumlah Siswa yang Tuntas 29

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian siklus II,
aktivitas guru 81,7 % dan aktivitas siswa 82,14 %. Di samping itu hasil tes
akhir siklus II dari 40 siswa diperoleh rata-rata kelas 72,75 ketuntasan
klasikal 72,5% , dan siswa yang tuntas ada 29 siswa.

3. Hasil Analisis Data
a. Hasil Analisis Aktivitas Guru




48
64


(kualitas belajar mengajar sangat baik)
b. Hasil Analisis Aktivitas Siswa




(keaktifan siswa tinggi)
c. Tes Akhir Siklus
1) Jumlah Siswa: 40
2) Rata-rata:



3) Ketuntasan Klasikal





5) Jumlah siswa yang tuntas: 29 Siswa

4. Hasil Refleksi
Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran,
selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam kegiatan pada siklus II didapat hasil refleksi sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada lembar pengamatan aktivitas
siswa dengan persentase 82,14% termasuk tinggi. Sehingga, aktivitas
siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I.



49
65


b. Hasil uji kompetensi siswa
Dari hasil analisis tes akhir siklus II terdapat 29 siswa yang
tuntas belajar dan 11 siswa yang tidak tuntas belajar. Jadi siswa yang
tuntas belajar secara klasikal adalah 72,5% sudah memenuhi
ketercapaian ketuntasan belajar minimum dengan nilai rata-rata 72,75.
Secara garis besar hasil belajar siswa pada siklus II belum dapat
dikatakan berhasil, dan nantinya akan ditingkatkan lagi dalam siklus
selanjutnya untuk memperoleh ketuntasan yang maksimal.
c. Pengamatan kemampuan guru
Berdasarkan hasil analisis kinerja guru, persentase guru dalam
melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Question Students Have adalah 81,7%. Jadi guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan Question Students Have sudah sangat baik.
Namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain:
1) Guru masih kurang memberikan bimbingan secara individu
sehingga masih ada siswa yang mengalami kesulitan. Dalam
siklus berikutnya diharapkan bimbingan guru lebih baik.

C. Siklus III
1. Hasil Pengamatan (Observasi)
a. Pengamatan terhadap siswa
1) Partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas dan LKS sudah lebih
baik.
2) Kerjasama siswa antar anggota kelompok lebih baik.
3) Pada siklus III siswa lebih aktif mengeluarkan pendapat dan
memberi tanggapan.
4) Siswa lebih aktif mencari tahu tentang hal-hal yang kurang
dimengerti.
5) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal latihan yang
berhubungan dengan wujud zat baik sekali.
b. Pengamatan terhadap guru
50
66


1) Dalam membuka pelajaran guru sudah baik sekali.
2) Guru mampu menjelaskan materi dengan baik.
3) Guru mampu mengelola kelas dengan baik.
4) Guru dapat berkomunikasi dengan lebih baik dengan memberikan
motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih semangat dalam
mengeluarkan pendapat.
5) Guru mampu menerapkan strategi pembelajaran Question Students
Have dalam pembelajaran di kelas dengan baik.
6) Guru menutup pelajaran dengan sangat baik.

2. Hasil Pengukuran (Evaluasi)
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Siklus III
No Aktivitas yang dinilai Nilai
1 Aktivitas Guru 93,3%
2 Aktivitas Siswa 93%
3 Tes Akhir Siklus I
a. Jumlah Siswa 39
b. Rata-rata 82,56
c. Ketuntasan Klasikal 89,7%
d. Jumlah Siswa yang Tuntas 35

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian siklus III,
aktivitas guru 85 % dan aktivitas siswa 93%. Di samping itu hasil tes akhir
siklus III dari 39 siswa diperoleh rata-rata kelas 82,56, ketuntasan klasikal
89,7% , dan siswa yang tuntas ada 35 siswa.



51
67


3. Hasil Analisis Data
a. Hasil Analisis Aktivitas Guru




(kualitas belajar mengajar sangat baik)
b. Hasil Analisis Aktivitas Siswa




(keaktifan siswa tinggi)
c. Tes Akhir Siklus
1) Jumlah Siswa: 39
2) Rata-rata:


3) Ketuntasan Klasikal





4) Jumlah siswa yang tuntas: 35 Siswa

4. Hasil Refleksi
Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran,
selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam kegiatan pada siklus III didapat hasil refleksi sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada lembar pengamatan aktivitas
siswa dengan persentase 93% termasuk tinggi. Sehingga, aktivitas
siswa pada siklus III lebih baik dari siklus I dan II.
52
68


b. Hasil uji kompetensi siswa
Dari hasil analisis tes akhir siklus III terdapat 35 siswa yang
tuntas belajar dan 4 siswa yang tidak tuntas belajar. Jadi siswa yang
tuntas belajar secara klasikal adalah 89,7% sudah memenuhi
ketercapaian ketuntasan belajar minimum dengan nilai rata-rata 82,56.
Secara garis besar hasil belajar siswa pada siklus III sudah dapat
dikatakan berhasil, dan sudah memperoleh ketuntasan yang maksimal.
c. Pengamatan kemampuan guru
Berdasarkan hasil analisis kinerja guru, persentase guru dalam
melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Question Students Have adalah 85%. Jadi guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan Question Students Have sudah sangat baik.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus III sudah berhasil. Hal
ini dapat dilihat dari nilai tes akhir siklus III yang menunjukkan persentase
ketuntasan belajar klasikal 89,7% melebihi kriteria indikator keberhasilan
yang merupakan tolak ukur keberhasilan. Jadi dapat disimpulkan kegiatan
pembelajaran tidak perlu diulang karena pembelajaran sudah dikatakan
berhasil.

D. Hasil belajar kognitif
Berdasarkan analisis data hasil tes, diperoleh data mengenai nilai tertinggi,
terendah, rata-rata, dan ketuntasan klasikal pada tiap siklus yang disajikan
pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siswa
No. Keterangan Nilai
Tertinggi
(%)
Nilai
Terendah
(%)
Nilai
rata-rata
(%)
Ketuntasan
Klasikal
(%)
1. Siklus I 80 40 65,5 62,5
2. Siklus II 85 60 72,75 72,5
3. Siklus III 93,3 73,3 82,56 89,7

53
69


Data Tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti tertera
pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik hasil belajar kognitif siswa
Hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai
dengan siklus III yang terlihat pada Gambar 4.1. Sedangkan penilaian
kognitif untuk tiap indikator disajikan dalam Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik penilaian kognitif tiap indikator
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Penilaian Kognitif
R
a
t
a
-
R
a
t
a

H
a
s
i
l

B
e
l
a
j
a
r

K
o
g
n
i
t
i
f

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar
Kognitif Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
0
10
20
30
40
C1 C2 C3 C4 C5 C6
R
a
t
a
-
R
a
t
a

N
i
l
a
i

A
s
p
e
k


K
o
g
n
i
t
i
f

Aspek Penilaian Kognitif
Peningkatan Skor Rata-Rata Hasil Belajar
Kognitif Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
54
70


Keterangan:
C1. Pengetahuan
C2. Pemahaman
C3. Aplikasi
C4. Analisis
C5. Sintesis
C6. Evaluasi

E. Hasil belajar afektif
Penilaian hasil belajar afektif meliputi kehadiran dalam mengikuti
pembelajaran fisika, partisipasi aktif dalam pembelajaran, kedisiplinan,
kerjasama dalam kelompok, perhatian dalam mengikuti pembelajaran,
menghargai pendapat orang lain, keaktifan dalam menjawab pertanyaan dan
minat terhadap pembelajaran. Data hasil belajar afektif disajikan pada Tabel
4.5 dan Gambar 4.2
Tabel 4.5 Hasil belajar afektif siswa
No. Keterangan Nilai
Tertinggi
(%)
Nilai
Terendah
(%)
Nilai
rata-rata
(%)
Ketuntasan
Klasikal
(%)
1. Siklus I 78.12 59,37 73,75 70
2. Siklus II 81,25 68,75 75,77 82,5
3. Siklus III 87,5 71,87 80,62 97,5

Data Tabel 4.5 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti tertera
pada Gambar 4.3
55
71



Gambar 4.3 Grafik hasil belajar afektif siswa
Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai
dengan siklus III yang terlihat pada Gambar 4.3. Sedangkan penilaian afektif
untuk tiap indikator disajikan dalam Gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik penilaian afektif tiap indikator
Keterangan:
A. Kehadiran dalam mengikuti pembelajaran fisika
70
72
74
76
78
80
82
Penilaian Afektif
R
a
t
a
-
R
a
t
a

H
a
s
i
l

B
e
l
a
j
a
r


A
f
e
k
t
i
f

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar
Afektif Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
0
1
2
3
4
5
A B C D E F G H
R
a
t
a
-
R
a
t
a

N
i
l
a
i

A
s
p
e
k


A
f
e
k
t
i
f

Aspek Penilaian Afektif
Peningkatan Skor Rata-Rata Hasil Belajar
Afektif Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
56
72


B. Parstisipasi aktif dalam pembelajaran
C. Kedisplinan
D. Kerjasama dalam kelompok
E. Perhatian dalam mengikuti pembelajaran
F. Menghargai pendapat orang lain
G. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan
H. Minat terhadap pembelajaran

F. Hasil belajar psikomotorik
Penilaian hasil belajar psikomotorik meliputi persiapan mengikuti
pembelajaran, keterampilan berbahasa, ketepatan melakukan analisis materi,
ketepatan melakukan sintesis, keterampilan menyusun kalimat yang efektif
dan efisien, kemampuan membuat soal yang kreatif, kemampuan menjawab
soal dari teman atau guru dan kemampuan menarik kesimpulan. Data hasil
belajar psikomotorik disajikan pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.5

Tabel 4.6 Hasil belajar psikomotorik siswa
No. Keterangan Nilai
Tertinggi
(%)
Nilai
Terendah
(%)
Nilai
rata-rata
(%)
Ketuntasan
Klasikal
(%)
1. Siklus I 78,12 62,5 73,04 67,5
2. Siklus II 81,25 68,75 74,7 80
3. Siklus III 90,6 71,87 77,8 97,5

Data Tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti tertera
pada Gambar 4.5
57
73



Gambar 4.5 Grafik hasil belajar psikomotorik siswa

Hasil belajar psikomotorik siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai dengan siklus III yang terlihat pada Gambar 4.4. Sedangkan penilaian
psikomotorik untuk tiap indikator disajikan dalam Gambar 4.5 sebagai
berikut:

Gambar 4.6 Grafik penilaian psikomotorik tiap indikator

70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Penilaian Psikomotorik
R
a
t
a
-
R
a
t
a

H
a
s
i
l

B
e
l
a
j
a
r

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar
Psikomotorik Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
A B C D E F G H
R
a
t
a
-
R
a
t
a

N
i
l
a
i

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k

Aspek Penilaian Psikomotorik
Peningkatan Skor Rata-Rata Hasil Belajar
Psikomotorik Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
58
74


Keterangan:
A. Mempersiapkan alat percobaan
B. Merangkai alat percobaan
C. Melakukan percobaan
D. Membaca hasil pengukuran
E. Merapikan kembali alat percobaan
F. Kemampuan membuat soal yang kreatif
G. Kemampuan menjawab soal dari teman atau guru
H. Kemampuan menarik kesimpulan

G. Hasil Uji Kesamaan/Perbedaan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
1. Hasil Belajar Kognitif
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus I dan siklus II diperoleh
bahwa rata-rata hasil belajar kognitif awal (

) 65,5 dan rata-rata hasil


belajar kognitif akhir (

) 72,75.
Keterangan Siklus I
(Nilai rata-rata)
Siklus II
(Nilai rata-rata)
Siklus III
(Nilai rata-rata)

Hasil belajar
kognitif
65,5 72,75 82,56

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan faktor
Hake sebagai berikut:

(

) (

)
(


Kriteria peningkatannya adalah rendah, karena ()

Sedangkan dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus II dan siklus
III diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kognitif awal (

) 72,75 dan
59
75


rata-rata hasil belajar kognitif akhir (

) 82,56. Untuk mengetahui


peningkatan hasil belajar kognitif digunakan faktor Hake sebagai berikut:

(

)(

)
(


Kriteria peningkatannya adalah sedang, karena ()

2. Hasil Belajar Afektif
Dari hasil analisis data hasil belajar afektif siklus I dan siklus II diperoleh
bahwa rata-rata hasil belajar afektif awal (

) 73,75 dan rata-rata hasil


belajar afektif akhir (

) 75,77.
Keterangan Siklus I
(Nilai rata-
rata)
Siklus II
(Nilai rata-rata)
Siklus III
(Nilai rata-rata)
Hasil belajar
afektif
73,75 75,77 80,62

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar afektif digunakan faktor Hake
sebagai berikut :

(

) (

)
(


Kriteria peningkatannya adalah rendah, karena ()

Sedangkan dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus II dan siklus
III diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kognitif awal (

) 75,77 dan
60
76


rata-rata hasil belajar kognitif akhir (

) 80,62. Untuk mengetahui


peningkatan hasil belajar kognitif digunakan faktor Hake sebagai berikut:

(

)(

)
(


Kriteria peningkatannya adalah rendah, karena ()

3. Hasil Belajar Psikomotorik
Dari hasil analisis data hasil belajar psikomotorik siklus I dan siklus II
diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar psikomotorik awal (

) 73,04 dan
rata-rata hasil belajar psikomotorik akhir (

) 74,7.
Keterangan Siklus I
(Nilai rata-rata)
Siklus II
(Nilai rata-rata)
Siklus III
(Nilai rata-rata)
Hasil belajar
psikomotorik
73,04 74,7 77,8

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar psikomotorik digunakan
faktor Hake sebagai berikut :

(

) (

)
(


Kriteria peningkatannya adalah rendah, karena ()

Sedangkan dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus II dan siklus
III diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kognitif awal (

) 74,7 dan
rata-rata hasil belajar kognitif akhir (

) 77,8. Untuk mengetahui


peningkatan hasil belajar kognitif digunakan faktor Hake sebagai berikut:
61
77



(

)(

)
(


Kriteria peningkatannya adalah rendah, karena ()

























62
78


BAB V
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan diuraikan pembahasan yang lebih banyak
didasarkan pada hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung serta
hasil refleksi. Pada penerapan strategi pembelajaran Question Students Have dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menyelesaikan soal dalam pokok
bahasan wujud zat. Jika hal ini dihubungkan dengan tujuan penelitian maka dapat
dikatakan hasil belajar siswa pada materi wujud zat siswa kelas VII A semester 1
SMP Kesatrian 2 Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014 meningkat setelah
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan Question Students Have. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus I yang semula dengan rata-rata mencapai
nilai 65,5 naik menjadi 72,75 pada siklus II. Kenaikan hasil belajar tersebut juga
terjadi pada siklus III dengan nilai rata-rata 82,56. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa dalam
memecahkan masalah sudah memenuhi indikator keberhasilan, karena terjadi
peningkatan nilai untuk tiap siklusnya. Untuk ketuntasan belajar klasikal tiap
siklus juga terjadi peningkatan, dapat dilihat dari siklus I yang semula 62,5% naik
menjadi 72,5% pada siklus II, sedangkan pada siklus III ketuntasan belajar
klasikal memperoleh persentase 89,7%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, siswa lebih aktif dan kreatif serta
lebih mudah menerima materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus III
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi Question
Students Have dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Hal ini dapat
ditunjukkan dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah memenuhi
indikator keberhasilan yaitu pada siklus I mencapai 71,4% meningkat menjadi
82,14% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 93%.
63
79


Sedangkan untuk hasil kinerja guru dalam menggunakan pembelajaran
Question Students Have memperoleh persentase 72% pada siklus I dengan
kategori baik, kemudian meningkat menjadi 81,7% pada siklus II dan 93,3% pada
siklus III dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena guru mampu
menciptakan suasana kelas yang aktif sehingga siswa mampu mengeluarkan
pendapatnya baik secara lisan maupun tertulis. Berdasarkan hasil yang diperoleh
kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Question Students Have
sudah memenuhi indikator keberhasilan.

A. Hasil Belajar Kognitif
Pada hasil belajar kognitif, setelah diberikan pembelajaran dengan
menerapkan strategi Question Students Have maka dilaksanakan tes disetiap
akhir siklus. Rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif siklus I adalah 65,5
dan siswa mengalami tuntas belajar dengan ketuntasan belajar klasikal
mencapai 62,5%. Pada siklus II rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif
adalah 72,75 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 72,5%.
Sedangkan pada siklus III rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif adalah
82,56 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 89,7%. Untuk tiap
indikator soal dari C1 sampai C6 ada yang mengalami peningkatan dan
sebaliknya pada tiap siklusnya, ini disebabkan karena beberapa faktor,
diantaranya ketika pembelajaran berlangsung jam pelajaran berkurang
disebabkan digunakan untuk kegiatan lomba, beberapa siswa masih suka
bermain sendiri ketia guru sedang menerangkan, dan kemampuan daya serap
siswa dalam mengerjakan soal untuk masing-masing siswa berbeda. Sehingga
menyebabkan peningkatan untuk indikator tiap soal tidak begitu maksimal.
Sedangkan untuk grafiknya dapat dilihat pada Gambar 4.2 Bab IV Hasil
Penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dari
setiap siklus mengalami peningkatan, dengan kata lain strategi pembelajaran
Question Students Have dapat meningkatkan hasil belajar fisika.


64
80


B. Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan penelitian, hasil belajar afektif mengalami peningkatan
setelah diterapkan strategi pembelajaran Question Students Have pada materi
wujud zat dari siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan hasil belajar
afektif ini terjadi karena siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran.
Siswa antusias dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Penilaian hasil
belajar afektif pada penelitian ini bertujuan untuk mengtahui sikap atau
perilaku siswa selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Kemampuan
afektif yang dinilai dalam penelitian ini meliputi kehadiran dalam mengikuti
pembelajaran fisika, partisipasi aktif dalam pembelajaran, kedisplinan,
kerjasama dalam kelompok, perhatian dalam mengikuti pembelajaran,
menghargai pendapat orang lain, keaktifan dalam menjawab pertanyaan dan
minat terhadap pembelajaran.
Pada analisis deskriptif nilai afektif, siklus I memperoleh nilai rata-rata
73,75 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 70%. Pada siklus II
nilai rata-ratanya adalah 75,77 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai
82,5%. Sedangkan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata 80,62 dengan
ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,5%. Hasil belajar afektif siswa
mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III. Maka dapat
disimpulkan hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan dengan
penerapan strategi pembelajaran Question Students Have.

C. Hasil Belajar Psikomotorik
Penilaian ranah psikomotorik diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa selama pelaksanaan diskusi. Dalam penelitian ini, diskusi yang
dilakukan tiga kali yaitu pada materi wujud zat. Berdasarkan hasil analisis,
terdapat delapan aspek yang menunjukkan rata-rata nilai psikomotorik siswa
siklus I, siklus II, dan siklus III yaitu aspek persiapan mengikuti pelajaran,
keterampilan berbahasa, ketepatan melakukan analisis materi, ketepatan
melakukan sintesis, keterampilan menyusun kalimat yang efektif dan efisien,
kemampuan membuat soal yang kreatif, kemampuan menjawab soal dari
65
81


teman atau guru, kemampuan menarik kesimpulan. Setelah dianalisis, rata-
rata nilai psikomotorik siklus I adalah 73,04 dan rata-rata nilai psikomotorik
siklus II adalah 74,7. Sedangkan rata-rata nilai psikomotorik siklus III adalah
77,8. Hal tersebut menujukkan bahwa keterampilan siswa bertambah dengan
adanya penerapan strategi pembelajaran Question Students Have.

D. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
Penerapan strategi pembelajaran Question Students Have pada materi
wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa dari siklus I sampai dengan siklus III yang tersaji pada
Gambar 5.1

Gambar 5.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik

Rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif siklus I adalah 65,5 dan pada
siklus II rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif adalah 72,75. Sedangkan
pada siklus III rata-rata hasil belajar fisika aspek kognitif adalah 82,56. Pada
analisis deskriptif nilai afektif, siklus I memperoleh nilai rata-rata 73,75 dan
pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 75,77. Sedangkan pada siklus III
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kognitif Afektif Psikomotorik
R
a
t
a
-
r
a
t
a

h
a
s
i
l

b
e
l
a
j
a
r

Aspek Penilaian Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
66
82


memperoleh nilai rata-rata 80,62. Rata-rata nilai psikomotorik siklus I adalah
73,04 dan rata-rata nilai psikomotorik siklus II adalah 74,7. Sedangkan pada
siklus III, rata-rata nilai psikomotoriknya adalah 77,8.
Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan karena peran serta siswa
dalam proses dalam pembelajaran, dalam hal ini sikap dan perilaku atau
afektif serta psikomotorik siswa. Aspek afektif yang menonjol dalam proses
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar afektif yaitu minat,
keaktifan, perhatian, dan kerjasama. Sesuai dengan pendapat Clark dalam
Sudjana (2005: 39) bahwa minat siswa dalam proses pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini dapat terlihat dari siswa yang
merasa senang dan antusias saat proses pembelajaran berlangsung. Demikian
halnya dengan perhatian dan keaktifan dalam proses pembelajaran juga
mempengaruhi hasil belajar.
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
bahwa penggunaan strategi pembelajaran Question Students Have dapat
melatih siswa berani mengemukakan pendapatnya melalui tulisan dan
menemukan pengetahuannya sendiri untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dalam penggunaan strategi pembelajaran Question Students
Have guru tidak lagi berperan sebagai pemberi atau penerima informasi jadi
siswa yang dituntut untuk aktif selama proses pembelajaran bukan gurunya
yang aktif. Sehingga guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan
mengarahkan siswanya untuk tercapainya suatu proses pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan.
Pada siklus III terdapat peningkatan yang berarti karena banyak siswa
yang lebih tuntas daripada daripada siswa yang tidak tuntas. Hal ini
dikarenakan manajemen waktu yang lebih baik disertai guru yang intensif
membimbing dan mengarahkan langkah-langkah dari proses pembelajaran
secara baik serta pendekatan dan soal-soal yang diberikan membuat siswa
lebih bersemangat untuk belajar. Guru lebih memotivasi dan mendekati siswa
secara baik sehingga siswa merasa lebih diperhatikan dalam belajar, terutama
saat siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
67
83


berdampak positif bagi perkembangan siswa. Siswa mulai percaya diri dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau temannya sendiri, berani
mengemukakan pendapat, dan berani bertanya secara tertulis apabila ada hal-
hal yang belum dimengerti, serta banyak siswa yang aktif ketika diskusi kelas
sedang berlangsung dan diantara siswa saling berinteraksi dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.
Meningkatnya hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus III telah
menjawab permasalahan yang dihadapi peneliti bahwa penerapan strategi
pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII A SMP Kesatrian 2 Semarang, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.




















68
84


KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran Question Students Have untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa di kelas VII A SMP Kesatrian 2
Semarang tahun pelajaran 2013/2014 pada siklus II yang sudah memenuhi
indikator keberhasilan.
2. Penerapan strategi pembelajaran Question Students Have pada materi
wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP
Kesatrian 2 Semarang dari siklus I sampai dengan siklus III. Nilai rata-
rata untuk hasil belajar kognitif pada siklus I 65,5, siklus II 72,75, dan
siklus III 82,56. Untuk hasil belajar afektif, nilai rata-rata pada siklus I
dan siklus II yaitu 73,75 dan 75,77, pada siklus III mencapai 80,62.
Sedangkan nilai rata-rata psikomotorik pada siklus I 73,04, siklus II 74,7,
dan pada siklus III 77,8. Hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik
dari tiap siklus mengalami peningkatan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya guru dapat lebih memotivasi siswa agar lebih aktif apabila
ingin menerapkan strategi pembelajaran Question Students Have (QSH)
sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru
dengan siswa yaitu melalui tulisan.
2. Perlu adanya penelitian dan kajian lebih banyak tentang strategi
pembelajaran Question Students Have (QSH) sehingga dapat bermanfaat
bagi peningkatan dan hasil belajar siswa .

69
85


DAFTAR PUSTAKA


Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Farchanah, Yuni. 2010. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 8 Yogyakarta dalam Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) Kreatif,
http://eprints.uny.ac.id/2308/1/BAGAN_SKRIPSI.pdf diakses pada
tanggal 28 Juli 2012.

Amri, Dian Suciana. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Antara
Menerapkan Strategi Question Students Have dan Strategi Think Pair
Share Pada Kelas X di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Solok.
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/329/174
diakses pada tanggal 24 September 2013.

Nasution, Noehi. Adi Suryanto. 2002. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Pusat
Penerbit Universitas Terbuka.

Darsono, Max. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.

Sri Nurhayati, Sudarmin, dkk. 2009. Keefektifan Pembelajaran Berbasis Question
Student Have Dengan Bantuan Chemo-Edutainment Media KeyRelation
Chart Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
(Online) Vol. 3 No.1, 2009, hlm 379-384. (http//www.jurnal model
QSH.com, diakses 26 November 2012)

Sugiyarto, Teguh. Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
70
86


Prasodjo, Budi dkk. 2009. Fisika 1 SMP. Jakarta: Yudhistira.

Zaini, Hisyam et al. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.

Hake, Richard, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores.
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf diakses
pada tanggal 26 juli 2013






































71
87

























88


DAFTAR NAMA KELAS VII A
SMP KESATRIAN 2 SEMARANG
No Nama Kode Siswa
1 Adi Tama Mahardika A-1
2 Adinda Fauzha Amalia A-2
3 Ajeng Desta Twesti Wulandari A-3
4 Ananda Zahra Septania A-4
5 Anggia Shafa Sefina A-5
6 Annisa Dhea Lathifa A-6
7 Arya Bayu Pamungkas A-7
8 Ayyu Andari Salsabila Devi A-8
9 Bernadetta Cynthia Andreana A-9
10 Carrisa Etania Novisca Ridwan S. A-10
11 Chairina Pangestika Damayanti A-11
12 Cykal Pangestu A-12
13 Deanita Almira Maharani A-13
14 Dimas Aditya Amartiyana A-14
15 Faza Riko Abdul Azis A-15
16 Galang Firhan Adi A-16
17 Gita Asri Mantovani A-17
18 Ida Tri Mega Hastuty A-18
19 Ineza Liani Aurlia A-19
20 Laila Indah Fitri Wulan A-20
21 Laras Maya Widowati A-21
22 Lolyana Aristha Wandani A-22
23 Mayla Esavalina A-23
24 Mirza Sahilanafi A-24
25 Muhammad Ariefta A-25
26 Muhammad Indra Maulana A-26
27 Muhammad Khalil Gibran A-27
28 Nabila Maharani Putri Agung A-28
29 Nadya Yuliastika A-29
30 Najeline Pinky Azzahra Permata A-30
31 Raihan Athalla Hernansyah A-31
32 Refita Herayani A-32
33 Rendy Aditya Himawan A-33
34 Rian Ravael A-34
35 Satriyo Febrianto Utomo A-35
36 Sawung Wicaksono A-36
37 Shafa Aura Benarino A-37
38 Silvi Ana Rohmah A-38
39 Tan Vivi Novianti A-39
40 Wahyu Kusumawardani A-40

73 Lampiran 1
89


DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA KELAS VII A
No Kelompok Nama Jenis Kelamin
1


1
Faza Riko Abdul Azis L
2 Ajeng Desta Twesti W. P
3 Nabila Maharani Putri Agung P
4 Rian Ravael L
5 Revita Herayani P
6 Chairina Pangestika D P
7 Carissa Etania Novisca RS P
8 Satriyo Febrianto Utomo L
9



2

Najeline Pinky Azzahra P P
10 Deanita Almira Maharani P
11 Silvi Ana Rohmah P
12 Adinda Fauzha Amalia P
13 Raihan Athalla Hernansyah L
14 Muhammad Khalil Gibran L
15 Anggia Shafa Sefina P
16 Galang Firhan Adi L
17



3
Ida Tri Mega Hastuty P
18 Nadya Yuliastika P
19 Laila Indah Fitri Wulan P
20 Wahyu Kusumawardani P
21 Arya Bayu Pamungkas L
22 Muhammad Indra Maulana L
23 Muhammad Ariefta L
24 Ayyu Andari Salsabila Devi P
25



4
Ananda Zahra Septania P
26 Cykal Pangestu P
27 Ineza Liani Aurlia P
28 Gita Asri Mantovani P
29 Rendy Aditya Himawan L
30 Dimas Aditya L
31 Lolyana Aristha Wandani P
32 Mayla Esavalina P
33



5
Sawung Wicaksono L
34 Shafa Aura Benarino P
35 Annisa Dhea Lathifa P
36 Laras Maya Widowati P
37 Mirza Sahilanafi L
38 Adi Tama Mahardika L
39 Tan Vivi Novianti P
40 Bernadetta Cynthia Andreana P

74 Lampiran 2
90


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(SIKLUS I)
Sekolah : SMP Kesatrian 2 Semarang
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VII/I
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya.

Kompetensi Dasar
3.1. Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

A. Indikator
1. Menyelidiki perubahan wujud zat.
2. Mengidentifikasi gaya tarik antar-partikel pada berbagai wujud zat melalui
penalaran.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang diharapkan:
1. Melalui kegiatan eksperimen, siswa dapat mengamati perubahan wujud
zat.
2. Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi
gaya tarik antar-partikel pada berbagai wujud zat.
3. Melalui kegiatan membaca dan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi
pengaruh suhu terhadap kecepatan gerak partikel.


Karakter yang diharapkan:
Lampiran 4
75 75
91


- Melalui kegiatan berdoa dapat meningkatkan rasa syukur siswa
kepada tuhan (religius).
- Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.
- Menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas
baik secara lisan atau tulisan dalam pembelajaran.
- Berani mengemukakan pendapat (demokratis).
- Berani bertanya (komunikatif).
- Meningkatkan kerja sama dalam kelompok.

C. Materi Pembelajaran
Wujud zat
- Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang.
- Setiap benda, baik berwujud padat, cair, maupun gas, selalu memiliki
massa dan menempati ruang.
- Perubahan sifat zat berdasarkan perubahan wujudnya dibedakan menjadi
sebagai berikut:
1. Mencair : perubahan wujud zat padat menjadi zat cair.
2. Membeku : perubahan wujud zat cair menjadi zat padat.
3. Menguap : perubahan wujud zat cair menjadi gas.
4. Mengembun : perubahan wujud gas menjadi zat cair.
5. Menyublim : perubahan wujud zat padat menjadi gas.
6. Mendeposisi : perubahan wujud gas menjadi zat padat
(mengkristal).
- Perubahan wujud zat dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
76
92



Gambar 1.1 Diagram perubahan wujud zat
- Zat padat, zat cair, dan gas memiliki sifat yang berbeda.
- Untuk sifat zat padat adalah bentuk dan volumenya selalu tetap. Sifat zat
cair adalah bentuknya berubah sesuai wadah yang ditempatinya dan
volumenya tetap. Sedangkan sifat gas adalah bentuk dan volumenya
selalu berubah sesuai wadah yang ditempatinya.
- Susunan partikel zat padat sangat berdekatan, teratur, dan bergerak di
tempatnya. Pada zat cair gaya tarik-menarik antarpartikelnya kurang
kuat, tidak sekuat zat padat. Sedangkan susunan partikel zat gas
partikelnya bergerak bebas ke segala arah dan gaya tarik-menarik
antarpartikelnya sangat lemah.

D. Strategi pembelajaran
Model pembelajaran : Active Learning tipe Questions Students Have
(QSH).
Metode : Informasi, eksperimen, tanya jawab,
diskusi.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c. Guru menanyakan kehadiran siswa (presensi).
75
93


d. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
- Mengapa es yang dibiarkan di tempat terbuka lama-kelamaan akan
mencair?
- Mengapa air laut bisa berubah wujud menjadi kristal-kristal garam?
e. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
f. Guru membagi siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 7-8
orang dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.
g. Guru membagi kartu kosong kepada tiap siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki.
h. Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk melakukan
eksperimen sederhana tentang perubahan wujud zat.

2. Kegiatan inti (55 menit)
Eksplorasi
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa mengenai materi wujud zat.
- Apakah wujud suatu zat dapat berubah?
- Faktor apakah yang mempengaruhi perubahan wujud zat?
Elaborasi
a. Siswa melakukan kegiatan eksperimen sederhana tentang wujud
zat.
b. Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas yang terdapat
didalam LKS.
c. Guru melakukan bimbingan secara individu/kelompok selama
kegiatan eksperimen berlangsung.
Konfirmasi
a. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
eksperimen yang telah dilakukan.
76
94


b. Guru bersama siswa membahas hasil eksperimen yang telah
dilakukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kartu kosong
yang sudah dibagikan.
c. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi secara bersama-
sama.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal-hal yang belum dipahami.
3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari bab
selanjutnya.
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
d. Guru mengucapkan salam.

F. Alat dan Bahan
a. Spidol
b. Penghapus
c. Bejana
d. Penyangga kaki tiga
e. Pembakar spirtus
f. Potongan es

G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber:
- Priambodo, Bambang. 2012. Bilingual Science Physics For Junior High
School 1. Jakarta: Erlangga.
- Tim IPA. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Media:
- Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang telah disiapkan.

77
95


H. Penilaian Hasil Belajar
a. Indikator :
- Menyelidiki perubahan wujud zat.
- Mengidentifikasi gaya tarik antar-partikel pada berbagai wujud zat
melalui penalaran.
b. Teknik penilaian :
- Tes
c. Bentuk instrumen :
- Tes pilihan ganda.
d. Contoh instrumen
1. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut .
A. volume C. zat
B. massa D. massa jenis
2. Es batu yang dipanaskan akan berubah menjadi air. Dari peristiwa
tersebut diketahui bahwa sifat zat cair adalah .
A. bentuk tetap, volume berubah C.bentuk dan volume berubah
B. bentuk berubah, volume tetap D. bentuk dan volume tetap
3. Mengembun adalah perubahan wujud dari .
A. padat ke cair C. gas ke cair
B. cair ke gas D. gas ke padat
4. Berikut ini adalah salah satu sifat zat padat, yaitu .
A. volume dan bentuk tetap
B. bentuk berubah, volume tetap
C. volume dan bentuk berubah
D. volume berubah, bentuk tetap
5. Semua pernyataan di bawah ini benar, kecuali .
A. perubahan fisika tidak menyebabkan terbentuknya zat baru
B. perubahan kimia menyebabkan terbentuknya zat baru
C. perubahan wujud zat selalu menghasilkan zat baru
D. es mencair merupakan salah satu perubahan fisika

78
96


I. Pedoman Penskoran

ilai total
skor total yang diperoleh
skor maksimum






















Guru mata pelajaran,


Supriyadi, S.Pd.
NIP.............................
Semarang, 6 September 2013
Peneliti,


Ufuq Pertiwi
NPM. 09330286
79
97


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(SIKLUS II)
Sekolah : SMP Kesatrian 2 Semarang
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VII/I
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya.

Kompetensi Dasar
3.1. Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

A. Indikator
1. Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan.
2. Menerapkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang diharapkan:
1. Melalui kegiatan eksperimen, siswa dapat mengidentifikasi dan
mengamati meniskus pada permukaan zat cair.
2. Melalui kegiatan membaca dan tanya jawab, siswa dapat mengamati
peristiwa kapilaritas pada pipa kapiler yag diameternya berbeda.
3. Melalui kegiatan membaca dan tanya jawab, siswa dapat menyebutkan
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja berdasarkan efek
kapilaritas.



80
Lampiran 5
98


Karakter yang diharapkan:
- Melalui kegiatan berdoa dapat meningkatkan rasa syukur siswa
kepada tuhan (religius).
- Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.
- Menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas
baik secara lisan atau tulisan dalam pembelajaran.
- Berani mengemukakan pendapat (demokratis).
- Berani bertanya (komunikatif).
- Meningkatkan kerja sama dalam kelompok.

C. Materi Pembelajaran
- Kohesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel zat yang sejenis.
Contoh kohesi adalah:
A. Gaya tarik-menarik antarpartikel air.
B. Gaya tarik-menarik antarpartikel gula,
- Adhesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel zat yang tidak sejenis.
Contoh adhesi adalah:
a. Bedak menempel pada pipi; terjadi gaya tarik-menarik antara partikel
bedak dengan pipi
b. Air bercampur dengan sirup; terjadi gaya tarik-menarik antara partikel
air dengan sirup
c. Cat menempel di tembok; terjadi gaya tarik-menarik antara partikel
cat dengan tembok.
- Meniskus adalah kelengkungan permukaan zat cair di dalam sebuah
tabung.
- Meniskus cekung apabila adhesi lebih besar daripada kohesi. Terjadi
pada air, karena adhesi antara air dan kaca lebih besar daripada kohesi
antarpartikel air.
- Meniskus cembung apabila kohesi lebih besar daripada adhesi. Terjadi
pada raksa, karena kohesi antarpartikel raksa lebih besar daripada adhesi
antarpartikel antara raksa dan kaca
81
99


- Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair melalui
pembuluh kecil (pipa kapiler).
- Kapilaritas atau gejala kapiler sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu
kompor.
- Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis. Tegangan permukaan zat cair terjadi karena adanya gaya
tarik-menarik antarpartikel dalam zat cair.

D. Strategi pembelajaran
Model pembelajaran : Active Learning tipe Questions Students Have
(QSH).
Metode : Informasi, tanya jawab, diskusi.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c. Guru menanyakan kehadiran siswa (presensi).
d. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
- Mengapa air membasahi dinding kaca, sedangkan raksa tidak?
- Mengapa serangga dapat berjalan di atas air?
- Mengapa minyak tanah dapat merambat naik di sepanjang sumbu
kompor?
e. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
f. Guru membagi siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan
78 orang dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang
berbeda.
82
100


g. Guru membagi kartu kosong kepada tiap siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki.
h. Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk melakukan
diskusi tentang kohesi dan adhesi.
2. Kegiatan inti (55 menit)
Eksplorasi
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa mengenai materi kohesi dan adhesi.
- Apakah yag dimaksud dengan kohesi dan adhesi?
- Apakah yang dimaksud dengan tegangan permukaan?
- Apakah yang dimaksud dengan kapilaritas?
Elaborasi
d. Siswa mengamati demonstrasi sederhana yang dilakukan guru
tentang kohesi dan adhesi.
e. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyebutkan peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja berdasarkan efek
kapilaritas.
f. Guru melakukan bimbingan secara individu/kelompok selama
kegiatan diskusi berlangsung.
Konfirmasi
a. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi yang telah dilakukan.
b. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah dilakukan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kartu kosong yang sudah
dibagikan.
c. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi secara bersama-
sama.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada hal-hal yang belum dipahami.


83
101


3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari bab
selanjutnya.
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
d. Guru mengucapkan salam.

F. Alat dan Bahan
g. Spidol
h. Penghapus
i. Tabung reaksi 2 buah
j. Air
k. Raksa

G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber:
- Priambodo, Bambang. 2012. Bilingual Science Physics For Junior High
School 1. Jakarta: Erlangga.
- Tim IPA. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Media:
- Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang telah disiapkan.

H. Penilaian Hasil Belajar
A. Indikator :
- Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan.
- Menerapkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari.
B. Teknik penilaian :
- Tes
C. Bentuk instrumen :
- Tes pilihan ganda.
84
102


D. Contoh instrumen
1. Gaya tarik antara partikel-partikel yang sejenis disebut .
A. kohesi C. adhesi
B. meniskus D. kapilaritas
b. Peristiwa naiknya zat cair melalui pembuluh yang sangat sempit disebut
.
A. meniskus C. kohesi
B. adhesi D. kapilaritas
c. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor termasuk peristiwa ....
A. dehidrasi c. Anomali minyak
B. meniskus d. Kapilaritas
d. Yang termasuk kohesi, kecuali .
A. air dengan air C. raksa dengan raksa
B. tinta dengan tinta D. tinta dengan kertas
e. Kelengkungan permukaan zat cair di dalam sebuah tabung disebut .
A. kohesi B. meniskus C. adhesi D. kapilaritas
I. Pedoman Penskoran

ilai total
skor total yang diperoleh
skor maksimum






Guru mata pelajaran,


Supriyadi, S.Pd.
NIP...........................
Semarang, 7 September 2013
Peneliti,


Ufuq Pertiwi
NPM. 09330286
85
103


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(SIKLUS III)
Sekolah : SMP Kesatrian 2 Semarang
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VII/I
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)

Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya.

Kompetensi Dasar
3.2. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari

A. Indikator
1. Menjelaskan bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat.
2. Menghitung massa jenis suatu zat.
3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang diharapkan:
1. Melalui kegiatan eksperimen, siswa dapat menyimpulkan bahwa massa
jenis merupakan cirri khas suatu zat.
2. Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menyimpulkan
pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat.
3. Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menghitung massa
jenis suatu zat.
4. Melalui kegiatan membaca dan tanya jawab, siswa dapat
mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

86 Lampiran 6
104


Karakter yang diharapkan:
- Melalui kegiatan berdoa dapat meningkatkan rasa syukur siswa
kepada tuhan (religius).
- Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.
- Menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan tugas
baik secara lisan atau tulisan dalam pembelajaran.
- Berani mengemukakan pendapat (demokratis).
- Berani bertanya (komunikatif).
- Meningkatkan kerja sama dalam kelompok.

C. Materi Pembelajaran
Massa jenis
- Massa jenis adalah massa dibagi dengan volume. Massa jenis zat yang
sejenis adalah sama besar.
- Massa jenis suatu benda adalah massa per satuan volume, dengan:
- Lambang massa m, satuan: kg, g
- Lambang volume adalah V, satuan:


- Lambang massa jenis adalah , satuan: kg/

, g/


Maka dapat dirumuskan:


- Massa jenis suatu zat tidak ditentukan oleh massa, volume, dan bentuk
benda, melainkan ditentukan oleh jenis zat.
- Beberapa contoh fenomena atau peristiwa yang berhubungan dengan
massa jenis dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Balon udara
- Tumpahan minyak di permukaan air yang terbakar tidak dapat
dipadamkan dengan air
- Kandungan oksigen paling banyak terdapat pada lapisan troposfer
dalam lapisan atmosfer
- Kapal laut dapat terapung di laut
87
105


- Kapal selam
- Cat dalam kaleng tidak kering
- Mengendapkan air keruh secara alami

D. Strategi pembelajaran
Model pembelajaran : Active Learning tipe Questions Students Have
(QSH).
Metode : Informasi, tanya jawab, diskusi.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c. Guru menanyakan kehadiran siswa (presensi).
d. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
- Apakah wujud zat dapat dibedakan berdasarkan massa jenisnya?
- Apakah massa dan volume mempengaruhi massa jenis suatu zat?
e. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
f. Guru membagi siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 8
orang dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.
g. Guru membagi kartu kosong kepada tiap siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki.
h. Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk melakukan
eksperimen sederhana tentang massa jenis.
2. Kegiatan inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa mengenai materi massa jenis.
88
106


- Apakah massa jenis merupakan ciri khas suatu zat?
- Faktor apakah yang mempengaruhi massa jenis suatu zat?
Elaborasi
a. Siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai massa jenis.
b. Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas yang
terdapat didalam LKS.
c. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyebutkan peristiwa
atau fenomena yang berhubungan dengan massa jenis dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Guru melakukan bimbingan secara individu/kelompok selama
kegiatan eksperimen berlangsung.
Konfirmasi
a. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil eksperimen yang telah dilakukan.
b. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah dilakukan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kartu kosong yang
sudah dibagikan.
c. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi secara
bersama-sama.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal-hal yang belum dipahami.
3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari bab
selanjutnya.
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
d. Guru mengucapkan salam.



89
107


PERTEMUAN KEDUA
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c. Guru menanyakan kehadiran siswa (presensi).
d. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
- Bagaimana menghitung massa jenis suatu zat?
- Mengapa air laut di muara sungai tidak dapat segera bercampur
dengan air sungai?
e. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
f. Guru membagi siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 8
orang dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.
g. Guru membagi kartu kosong kepada tiap siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki.
h. Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk melakukan
diskusi tentang massa jenis, serta pengaruh massa dan volume
terhadap massa jenis suatu zat
2. Kegiatan inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa mengenai materi massa jenis.
- Apakah rumus massa jenis suatu zat?
- Bagaimana aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-
hari?
Elaborasi
a. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi massa jenis dan cara menghitung massa jenis
suatu zat .
90
108


b. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyebutkan peristiwa atau
fenomena yang berhubungan dengan massa jenis dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Guru melakukan bimbingan secara individu/kelompok selama
kegiatan diskusi berlangsung.
Konfirmasi
a. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi yang telah dilakukan.
b. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah dilakukan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kartu kosong yang sudah
dibagikan.
c. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi secara bersama-
sama.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada hal-hal yang belum dipahami.
3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c. Guru mengucapkan salam.

F. Alat dan Bahan
a. Spidol
b. Penghapus
c. Tiga balok kayu yang berbeda ukuran
d. Penggaris
e. Neraca

G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber:

91
109


- Priambodo, Bambang. 2012. Bilingual Science Physics For Junior
High School 1. Jakarta: Erlangga.
- Tim IPA. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Media:
- Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang telah disiapkan.

H. Penilaian Hasil Belajar
a. Indikator :
- Menjelaskan bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat.
- Menghitung massa jenis suatu zat.
- Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Teknik penilaian :
- Tes
c. Bentuk instrumen :
- Tes pilihan ganda.
d. Contoh instrumen
1. Nilai perbandingan antara massa dan volume disebut ....
A. Kalor jenis C. Berat jenis
B. Massa benda D. Massa jenis
2. Massa jenis zat 1.200 kg/

. Jika massa benda 2.400 kg, maka


volumenya sebesar ....


A. 0,02 C. 2
B. 0,2 D. 20
3. Yang mempunyai massa jenis terbesar adalah....
A. Massa 20gr, volume 10

C. Massa 60gr, volume 20


B. Massa 150gr, volume 30

D. Massa 60gr, volume 6


4. Suatu zat sejenis mempunyai massa jenis....
A. sama C. Belum tentu sama
B. tidak sama D. Tergantung volumenya
92
110


5. Pernyataan berikut ini yang benar untuk dua buah benda memiliki
massa jenis sama adalah ....
A. Massa dan volumenya sama, tetapi jenisnya berbeda
B. Massa dan volumenya sama, tetapi wujudnya berbeda
C. Massa dan volumenya berbeda, tetapi jenisnya sama
D. Massa dan volumenya berbeda, tetapi bentuknya berbeda

I. Pedoman Penskoran

ilai total
skor total yang diperoleh
skor maksimum














Guru mata pelajaran,


Supriyadi, S.Pd.
NIP........................
Semarang, 11 September 2013
Peneliti,


Ufuq Pertiwi
NPM. 09330286


93
111


SOAL EVALUASI
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VII / I
Waktu : 1 x 40 menit

Petunjuk mengerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawaban yang tersedia.
2. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang dianggap paling tepat!

6. Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut .
C. volume C. zat
D. massa D. massa jenis
7. Di bawah ini adalah bukti bahwa partikel senantiasa bergerak, kecuali .
A. tumpahnya minyak wangi
B. larutnya gula dalam air
C. terciumnya bau bensin
D. raksa yang tumpah membentuk butiran-butiran
8. Es batu yang dipanaskan akan berubah menjadi air. Dari peristiwa tersebut
diketahui bahwa sifat zat cair adalah .
C. bentuk tetap, volume berubah C. bentuk dan volume berubah
D. bentuk berubah, volume tetap D. bentuk dan volume tetap
9. Contoh perubahan wujud dari padat menjadi gas adalah .
A. bunga es dalam freezer
B. rumput laut yang direndam, lama-kelamaan menjadi cair
C. gas yang keluar dari knalpot mobil
D. kapur barus dilemari pakaian, pakaian menjadi wangi
10. Sifat gas berikut ini yang benar adalah .
A. gaya tarik antarpartikel sangat kuat
B. jarak antarpartikel sangat berdekatan
Lampiran 10
94
112


C. volumenya selalu tetap
D. gaya tarik antarpartikel sangat lemah
11. Mengembun adalah perubahan wujud dari .
C. padat ke cair C. gas ke cair
D. cair ke gas D. gas ke padat
12. Zat cair mudah mengalir disebabkan oleh .
A. jarak antarpartikel selalu tetap
B. gerak partikel selalu bebas
C. gaya tarik antarpartikel berubah
D. jarak antarpartikel selalu berubah
13. Berikut ini adalah salah satu sifat zat padat, yaitu .
E. volume dan bentuk tetap
F. bentuk berubah, volume tetap
G. volume dan bentuk berubah
H. volume berubah, bentuk tetap
14. Perhatikan bagan perubahan wujud zat berikut
Peristiwa yang menunjukkan bahwa zat memerlukan energi panas ditunjukkan
pada nomor .







A. 1, 2, dan 4
B. 3, 5, dan 6
C. 2, 3, dan 6
D. 1, 3, dan 4


1
6
2
5
Cair
Gas Padat
4
3
95
113


15. Susunan partikel besi ditunjukkan gambar .
A. o oo o o o C. o o o o o
o oo o o o o o
o o o o o o o o

B. oo o oo D. o o o
o o oo o o
o o oo o o

16. Perhatikan bagan perubahan wujud zat berikut
Perubahan wujud yang ditunjukkan nomor 2, 4 dan 6 berturut-turut dinamakan
.






A. mencair, menguap, menyublim
B. menguap, menyublim, membeku
C. menyublim, mengembun, membeku
D. mengembun, menyublim, mencair
17. Perhatikan gambar percobaan
berikut.
Para siswa berpendapat bahwa :
1. Setelah dipanaskan es akan
menjadi air
2. Ketika mendidih, air akan
berubah wujud menjadi uap
air
3. Suhu air akan tetap
bertambah setelah mendidih, jika air dipanaskan terus
4. Suhu air tidak naik lagi setelah air mendidih
Pendapat yang benar ditunjukkan pada nomor .
1
6
2
5
Padat
Cair Gas
4
3
96
114


A. 1, 2, dan 3 C. 3, 4, dan 1
B. 4, 2, dan 1 D. 2, 3, dan 4
18. Susunan partikel gas ditunjukkan gambar .
C. o oo o o o C. o o o o o
o oo o o o o o
o o o o o o o o

D. oo o oo D. o o o
o o oo o o
o o oo o o

19. Dari berikut ini yang termasuk sifat gas adalah .
Letak molekul Gerak molekul Gaya tarik menarik
Molekul
A.
B.

C.
D.
Berdekatan dan teratur
Berdekatan, tidak
teratur
Berjauhan dan teratur
Berjauhan, tidak teratur
Bergetar di tempat
Berpindah tempat

Bebas
Sangat bebas
Sangat kuat
Kurang kuat

Lemah
Sangat lemah

20. Perhatikan pernyataan berikut ini.
1. parfum yang tumpah baunya menyebar kemana-mana
2. terciumnya bau durian
3. bau pengharum ruangan ketika botol disemprotkan
4. bau bensin yang menyengat
Pernyataan di atas dapat digeneralisasikan bahwa .
A. volume gas selalu memenuhi ruangan
B. bentuk gas selalu berubah sesuai wadahnya
C. volume dan bentuk gas selalu berubah
D. volume gas selalu berubah, bentuknya tidak terpengaruh
21. Semua pernyataan di bawah ini benar, kecuali .
E. perubahan fisika tidak menyebabkan terbentuknya zat baru
F. perubahan kimia menyebabkan terbentuknya zat baru
G. perubahan wujud zat selalu menghasilkan zat baru
H. es mencair merupakan salah satu perubahan fisika

97
115


22. Perhatikan pernyataan berikut.
1. lilin yang dipanaskan hingga meleleh
2. beras yang ditumbuk menjadi tepung
3. air membeku menjadi es
4. kapur barus yang hilang
Pernyataan di atas dapat digeneralisasikan bahwa .
A. semua perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru disebut
perubahan fisika
B. semua perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru disebut
perubahan kimia
C. semua perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru disebut
perubahan fisika
D. semua perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru disebut
perubahan kimia
23. Perhatikan tabel di bawah ini!
Waktu (menit) Suhu (C) Wujud
5 menit -10 C Padat
10 menit 50 C Cair
15 menit 110 C Gas
Pernyataan di bawah ini yang tepat sesuai dengan tabel di atas, kecuali .
A. setiap 5 menit suhu suatu zat bertambah 60 C
B. suatu zat dikatakan berwujud gas atau uap air apabila suhunya suhu di atas
100 C pada tekanan 1 atmosfer
C. suatu zat dikatakan berwujud cair apabila suhunya di atas 100 C pada
tekanan 1 atmosfer
D. setiap saat perubahan suhu zat berubah secara teratur
24. Perhatikan pernyataan berikut ini.
1. gaya tarik antarpartikel sangat kuat
2. jarak antarpartikel selalu tetap
3. balok kayu sulit dipisahkan
4. volumenya tidak dapat dimampatkan
Pernyataan di atas dapat digeneralisasikan bahwa .
98
116


A. susunan partikel pada zat padat letaknya berdekatan dan teratur sehingga
gaya tarik antarpartikel sangat kuat
B. susunan partikel pada zat padat letaknya berdekatan sehingga mudah
dipisahkan dari kelompoknya
C. jarak antarpartikel pada zat padat selalu tetap sehingga volumenya dapat
dimampatkan
D. partikel zat padat dapat bergerak bebas sehingga zat padat mudah mengalir
25. Perhatikan tabel di bawah ini!
Waktu (menit) Suhu (C) Wujud
2 menit -20 C Padat
5 menit 60 C Cair
8 menit 140 C Gas
Pernyataan di bawah ini yang tepat sesuai dengan tabel di atas, kecuali .
A. setiap 3 menit suhu suatu zat bertambah 60 C
B. suatu zat pada keadaan menguap memerlukan energi panas
C. suatu zat pada keadaan membeku memerlukan energi panas
D. setiap saat perubahan suhu zat berubah secara teratur















99
117


SOAL EVALUASI
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VII / I
Waktu : 1 x 40 menit

Petunjuk mengerjakan soal :
3. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawaban yang tersedia.
4. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang dianggap paling tepat!

26. Gaya tarik antara partikel-partikel yang sejenis disebut .
E. kohesi C. adhesi
F. meniskus D. kapilaritas
27. Akibat dari peristiwa kapilaritas ditunjukkan pada .
A. pohon-pohon bisa hidup karena air meresap melalui akar-akarnya
B. tumbuhnya lumut di tembok
C. tanaman liar seperti paku bisa tumbuh subur di batang pepohonan yang
mati
D. badan bisa berkeringat setelah berolah raga
28. Peristiwa naiknya zat cair melalui pembuluh yang sangat sempit disebut
.
A. meniskus C. kohesi
B. adhesi D. kapilaritas
29. Urutan kohesi pada zat dari yang paling lemah ke yang paling kuat adalah
.
A. zat padat, zat cair, gas
B. zat cair, gas, zat padat
C. gas, zat cair, zat padat
D. zat padat, gas, zat cair
30. Kelengkungan permukaan zat cair di dalam sebuah tabung disebut .
100 Lampiran 11
118


B. kohesi B. meniskus C. adhesi D. kapilaritas
31. Partikel-partikel zat padat sulit dipisahkan karena .
A. adhesi pada zat padat sangat kuat
B. kohesi pada zat padat sangat kuat
C. adhesi sama dengan kohesi
D. kohesi pada zat padat sangat lemah
32. Berikut ini merupakan contoh kapilaritas, kecuali .
A. naiknya minyak pada lampu templok
B. naiknya air dalam tembok pada musim hujan
C. naiknya air tanah ke daun pada tumbuhan
D. naiknya minyak pada mobil tangki
33. Pernyataan :
1. meniskus cekung
2. meniskus cembung
3. membasahi dinding bejana
4. tidak membasahi dinding bejana
Ciri-ciri zat yang kohesinya lebih kecil daripada adhesinya ditunjukkan pada
pernyataan nomor .
A. 1 dan 3 C. 2 dan 3
B. 1 dan 4 D. 2 dan 4
34. aiknya minyak tanah pada sumbu kompor termasuk peristiwa .
A. dehidrasi C. anomali minyak
B. meniskus D. kapilaritas
35. Perhatikan pernyataan berikut :
1. Sifat mengisap cairan beberapa benda antara lain kain dan tisu
2. Naiknya air tanah ke dalam daun melalui pembuluh akar
3. Lembapnya tembok ketika musim hujan
4. Tumbuhnya lumut di dinding tembok rumah
Gejala kapilaritas sehari-hari yang merugikan dapat ditunjukkan pada nomor
.
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
101
119


B. 1 dan 4 D. 3 dan 4

36. Gejala yang menunjukkan bahwa kohesi lebih besar daripada adhesinya adalah
.
A. B. C. D.



37. Yang termasuk kohesi, kecuali .
C. air dengan air C. raksa dengan raksa
D. tinta dengan tinta D. tinta dengan kertas
38. Permukaan raksa dalam tabung reaksi ditunjukkan oleh gambar .
A. C.




B. D.




39. Peristiwa yang menunjukkan kohesi lebih besar daripada adhesi adalah .
A. silet terapung di permukan air
B. butiran air di atas daun talas
C. permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk cekung
D. tetesan alcohol di atas lantai melebar
40. yamuk dapat berjalan pada permukaan air karena .
A. kohesi partikel-partikel air lebih besar daripada adhesi antara partikel air
dan nyamuk
B. massa jenis nyamuk lebih kecil daripada massa jenis air
102
120


C. berat jenis nyamuk lebih kecil daripada berat jenis air
D. tegangan permukaan air
41. Perhatikan gambar berikut





Ciri-ciri zat cair yang kohesinya lebih besar daripada adhesinya ditunjukkan
pada gambar nomor .
A. 1 dan 3 C. 1 dan 4
B. 2 dan 3 D. 2 dan 4
42. Tetesan air di atas daun talas terlihat tidak mau menempel dengan permukaan
daun tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa .
A. kohesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada adhesi antara
molekul-molekul air
B. adhesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada kohesi antara
molekul-molekul air
C. kohesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada adhesi antara
molekul air dan daun talas
D. adhesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada kohesi antara
molekul air dan daunt alas
43. Perhatikan gambar






Jika bejana berhubungan di samping diisi air, maka tinggi permukaan air dari
yang terendah ke tertinggi berturut-turut adalah .
A
B
C
D
1 2 3
4
103
121


A. A B C D
B. B C D A
C. D C B A
D. C D B A
44. Pernyataan :
1. meniskus cekung
2. meniskus cembung
3. membasahi dinding bejana
4. tidak membasahi dinding bejana
Ciri-ciri zat yang kohesinya lebih kecil daripada adhesinya ditunjukkan pada
pernyataan nomor .
A. 1 dan 3 C. 2 dan 3
B. 1 dan 4 D. 2 dan 4
45. Mencuci pakaian dengan air panas atau detergen menyebabkan hasil cucian
jadi lebih bersih dibandingkan dengan air biasa karena .
A. naiknya suhu air menyebabkan turunnya tegangan permukaan air
B. turunnya suhu air menyebabkan naiknya tegangan permukaan air
C. naiknya tegangan permukaan air menyebabkan turunnya suhu air
D. turunnya tegangan permukaan air menyebabkan naiknya suhu air












104
122


SOAL EVALUASI
SIKLUS III
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VII / I
Waktu : 1 x 40 menit

Petunjuk mengerjakan soal :
5. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawaban yang tersedia.
6. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang dianggap paling tepat!

1. Nilai perbandingan antara massa dan volume disebut .
A. kalor jenis C. berat jenis
B. massa benda D. massa jenis
2. Sendok-sendok ini terbuat dari bahan yang sama.
1) Semakin besar sendok, tidak mempengaruhi
besar massa jenisnya.
2) Jika massa sendok semakin besar, volumenya
juga semakin besar tidak mempengaruhi besar
massa jenisnya
3) Walaupun massa dan volume berbeda, sendok
tersebut memiliki massa jenis sama karena
terbuat dari bahan yang sama.
4) Massa jenis benda bergantung pada jenis bahan, bukan bergantung pada
massa dan volumenya.
Pernyataan di atas dapat digeneralisasikan bahwa .
A. suatu zat meskipun ukurannya sama jika jenis zat sama, maka massa
jenisnya berbeda
B. suatu zat meskipun ukurannya berbeda jika jenis zat sama, maka massa
jenisnya berbeda
Lampiran 12
105
123


C. suatu zat meskipun ukurannya sama jika jenis zat berbeda, maka massa
jenisnya berbeda
D. suatu massa jenis bergantung pada massa dan volumenya
3. Ciri khas suatu zat dapat diketahui dari .
A. massa jenisnya C. massanya
B. volumenya D. beratnya
4. Sebuah kelereng kosong mempunyai massa 500 gram dan volumenya 400


Kemudian kaleng diisi dengan minyak sampai penuh dan ditimbang, ternyata
massa menjadi 820 gram. Massa jenis minyak sebesar .


A. 0,8 C. 80
B. 8 D. 800
5. Massa jenis zat 1.200

, jika massa benda 2.400 kg, maka volumenya


sebesar .
A. 0,02 C. 2
B. 0,2 D. 20
6. Sebuah gelas ukur diisi air hingga volumenya 5 mL. Apabila ke dalam gelas
ukur itu ditambahkan air sehingga volumenya menjadi 10 mL, maka dapat
disimpulkan bahwa.
A. volume air bertambah, massa jenis air tetap
B. volume air tetap, massa jenis air bertambah
C. volume air bertambah, massa jenis air bertambah
D. volume air bertambah, massa jenis air berkurang
7. Benda yang sama dimasukkan
ke dalam empat jenis zat cair.
Zat cair yang memiliki massa
jenis terbesar adalah .
A. A C. C
B. B D. D



Zat cair A Zat cair C
Zat cair B Zat cair D
benda
aaaaaa
a
106
124


8. Massa jenis suatu zat dinyatakan dengan rumus .
A.
B.


C.


D.


9. Benda akan melayang apabila massa jenis benda dibanding dengan massa jenis
zat cair adalah .
A. lebih besar C. sama
B. lebih kecil D. salah semua
10. Sebuah benda volumenya 4

, setelah ditimbang ternyata massanya 200 kg.


Massa jenis benda itu adalah .
A. 50

C. 0,5


B. 5

D. 0,05


11. Tanah yang memiliki massa jenis 1,5

dan bermassa 150 gram memiliki


volume sebesar .
A. 100

C. 225


B. 150

D. 300


12. Alat berikut ini tidak diperlukan apabila kita akan menghitung massa jenis
suatu zat yaitu .
A. mistar C. termometer
B. gelas ukur D. neraca
13. Yang mempunyai massa jenis terbesar adalah .
A. massa 20 gr, volume 10


B. massa 150 gr, volume 30


C. massa 60 gr, volume 20


D. massa 60 gr, volume 6


14. Aluminium digunakan sebagai bahan logam pada pesawat terbang, karena
bahan tersebut memiliki massa jenis .
A. kecil, dan bahannya kuat
B. kecil, sehingga mudah terbang
107
125


C. kecil, meskipun tidak kuat tetapi murah harganya
D. besar, meskipun tidak kuat tetapi murah harganya
15. Perhatikan tabel berikut
Benda ke Massa jenis air
(kg/

)
Massa Jenis
kayu (kg/

)
Keadaan benda
1 1,5 3 Tenggelam
2 2 2 Melayang
3 2,5 1 Terapung
Pernyataan yang sesuai dengan tabel di atas adalah, kecuali .
A. pada saat tenggelam, massa jenis benda lebih besar dibanding massa jenis
zat cair
B. pada saat melayang, massa jenis benda sama besar dengan massa jenis zat
cair
C. pada saat terapung, massa jenis benda lebih kecil dibanding massa jenis zat
cair
D. pada saat terapung, massa jenis benda lebih besar dibanding massa jenis zat
cair















108
126


KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS I

1. C 11. D
2. D 12. B
3. B 13. D
4. D 14. D
5. D 15. A
6. C 16. C
7. C 17. A
8. A 18. C
9. C 19. A
10. C 20. C


















109
Lampiran 13
127


KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS II

1. A 11. D
2. A 12. C
3. D 13. B
4. C 14. C
5. B 15. D
6. B 16. A
7. D 17. C
8. D 18. A
9. D 19. A
10. D 20. A


















110 Lampiran 14
128


KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS III

1. D 11. A
2. C 12. C
3. A 13. D
4. A 14. A
5. C 15. D
6. A
7. D
8. B
9. C
10. A


















111 Lampiran 15
129


LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN GURU

Tempat Pelaksanaan : SMP Kesatrian 2 Semarang
Petunjuk :
1. Pusatkan perhatian pada perilaku guru di dalam kelas
2. Tulislah hasil pengamatan dengan member tanda cek () pada setiap
indikator sesuai dengan penilaian.
A = 4 (Kinerja guru sangat baik)
B = 3 (Kinerja guru baik)
C = 2 (Kinerja guru cukup baik)
D = 1 (Kinerja guru tidak baik)

No. Aspek yang Dinilai Skor Penilaian
4 3 2 1
1
.


2
.











PENDAHULUAN
a. Apersepsi
b. Motivasi
KEGIATAN INTI
a. Penguasaan materi
b. Penggunaan metode
c. Keterampilan menyampaikan
materi
d. Mengarahkan siswa akan tugas
e. Menciptakan suasana siswa aktif
f. Kesesuaian dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
g. Kesesuaian tugas dengan materi
h. Bimbingan terhadap kegiatan siswa
i. Membuat skor individu dan
kelompok
j. Memberikan penghargaan

Lampiran 16 112
130





3
.
kelompok
PENUTUP
a. Membuat Kesimpulan
b. Pemberian tugas
c. Evaluasi
Jumlah

Jumlah skor maksimal = 60
Perhitungan prestasi keaktifan guru :




Kriteria Penilaian
80% - 100% = Kinerja guru sangat baik
66% - 79% = Kinerja guru baik
56% - 65% = Kinerja guru cukup baik
40% - 55% = Kinerja guru kurang baik



Observer










113
131


PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF

1. Penerimaan (Receiving)
Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
a. Perhatian
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran

Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru dan mencatat materi zat dan
wujudnya.
4
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru dan jarang mencatat materi
zat dan wujudnya.
3
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru dan tidak mencatat materi
zat dan wujudnya.
2
Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
dan tidak mencatat materi zat dan wujudnya.

1
Minat siswa
terhadap
pembelajaran




Siswa selalu antusias dan selalu
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

4
Siswa sangat antusias dan sangat
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

3
Siswa antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.

2
Siswa tidak antusias dan tidak bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.

1

2. Penanggapan (Responding)
Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
a. Partisipasi
aktif dalam
pembelajaran
Melalui strategi pembelajaran QSH siswa
selalu bertanya tentang materi zat dan
wujudnya secara tertulis pada tiap
pertemuan.
4
Melalui strategi pembelajaran QSH siswa
sering bertanya tentang materi zat dan
wujudnya secara tertulis.
3
Melalui strategi pembelajaran QSH siswa
pernah bertanya tentang materi zat dan
wujudnya secara tertulis.
2
Lampiran 22
114
132


Melalui strategi pembelajaran QSH siswa
tidak pernah bertanya tentang materi zat dan
wujudnya secara tertulis.
1
Keaktifan dalam
menjawab
pertanyaan
Siswa mampu memberikan tanggapan
terhadap materi zat dan wujudnya dalam
setiap materi pokok tiga atau lebih.
4
Siswa mampu memberikan tanggapan
terhadap materi zat dan wujudnya dalam
setiap materi pokok satu atau dua tanggapan.
3
Siswa mampu memberikan tanggapan
terhadap materi zat dan wujudnya dalam
setiap materi pokok satu tanggapan.
2
Siswa tidak pernah memberikan tanggapan
terhadap materi yang diajarkan.

1

3. Penilaian (Valuing)
Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
Kehadiran dalam
mengikuti
pembelajaran fisika


Siswa selalu hadir dalam kegiatan
pembelajaran tepat pada waktunya
4
Siswa selalu hadir dalam kegiatan
pembelajaran akan tetapi tidak tepat waktu
3
Siswa tidak hadir satu sampai dua hari
dengan ijin yang jelas
2
Siswa tidak hadir satu sampai dua hari atau
lebih dengan tanpa ijin yang jelas
1
Kedisiplinan Siswa mengerjakan dan mengumpulkan
LKS yang diberikan oleh guru dengan benar
dan tepat pada waktunya.
4
Siswa mengerjakan dan mengumpulkan
LKS tepat pada waktunya tetapi masih ada
kekeliruan
3
Siswa mengerjakan dan mengumpulkan
LKS tidak tepat pada waktunya dan masih
ada kesalahan
2
Siswa tidak mengerjakan dan tidak
mengumpulkan LKS yang diberikan oleh
guru.
1




115
133


4. Pengorganisasian (Organization)
Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
b.
Kerja sama
dalamkelompok
Siswa mampu bekerjasama dengan
semua anggota kelompok penugasan
LKS.
4
Siswa hanya mampu bekerjasama dengan
beberapa anggota kelompok penugasan
LKS.
3
Siswa hanya mampu bekerjasama dengan
salah satu anggota kelompok penugasan
LKS.
2
Siswa tidak mampu bekerja sama dengan
anggota kelompok penugasan LKS.
1

5. Pembentukan Pola Hidup (Organization by a value complex)
Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
Menghargai
pendapat orang lain
Siswa bersikap sopan dan saling
menghargai pendapat yang diberikan oleh
guru maupun temannya.
4
Siswa bersikap sopan dan kurang
menghargai pendapat yang diberikan oleh
guru maupun temannya.
3
Siswa bersikap kurang sopan dan kurang
menghargai pendapat yang diberikan oleh
guru maupun temannya.
2
Siswa bersikap tidak sopan dan tidak
menghargai pendapat yang diberikan oleh
guru maupun temannya.
1










116
134


KRITERIA PENSKORAN
1. Skor maksimal : 32
2. Presentase Skor
Kriteria presentase skor siswa :
No. Rentang Skor Keterangan
1 84 % - 100 % Sangat Tinggi
2 67 % - 83 % Tinggi
3 50 % - 66 % Sedang
4 33 % - 49 % Rendah
5 20 % - 32% Sangat Rendah

3. Nilai siswa = Jumlah skor yang diperoleh tiap aspek
= (1+ 2 + 3+4)
4. Rata-rata nilai tiap aspek =
Kriteria rata-rata nilai tiap aspek:
No. Rentang Skor Keterangan
1 3,4 4,0 Sangat Tinggi
2 2,8 3,4 Tinggi
3 2,2 2.8 Sedang
4 1,6 2,2 Rendah
5
1,0 - 1,6
Sangat Rendah











117
135


PEDOMAN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK


Aspek yang dinilai Kriteria Nilai
a. Kemampuan
mempersiapk
an alat
percobaan

Siswa dengan terampil mampu menyiapkan
alat percobaan dengan baik dan benar secara
mandiri.
4
Siswa mampu menyiapkan alat percobaan
dengan baik dan benar didampingi oleh
guru.
3
Siswa kurang mampu menyiapkan alat
percobaan dengan baik dan benar.
2
Siswa tidak mampu menyiapkan alat
percobaan.
1
Keterampilan
merangkai alat
percobaan




Siswa dengan terampil mampu merangkai
alat percobaan dengan baik dan benar secara
mandiri.
4
Siswa mampu merangkai alat percobaan
dengan baik dan benar didampingi oleh
guru.
3
Siswa kurang mampu merangkai alat
percobaan dengan baik dan benar.
2
Siswa tidak mampu menyiapkan alat
percobaan.
1

Kemampuan
melakukan
percobaan




Siswa dengan terampil mampu melakukan
percobaan dengan baik dan benar secara
mandiri
4
Siswa mampu melakukan percobaan dengan
baik dan benar didampingi oleh guru.
3
Siswa kurang mampu melakukan percobaan
dengan baik dan benar.
2
Siswa tidak mampu melakukan percobaan.

1
Kemampuan
membaca hasil
pengukuran




Siswa dengan terampil mampu membaca
hasil percobaan dengan baik dan benar
secara teliti.
4
Siswa mampu membaca hasil percobaan
dengan baik dan benar didampingi oleh
guru.
3
Siswa kurang terampil membaca hasil
percobaan dengan baik dan benar.
2
Siswa tidak mampu membaca hasil
percobaan.
1
Lampiran 23 118
136


Kemampuan
merapikan kembali
alat percobaan




Siswa dengan terampil mampu merapikan
kembali alat percobaan dengan baik dan
benar secara mandiri.
4
Siswa mampu merapikan kembali alat
percobaan dengan baik dan benar
didampingi oleh guru
3
Siswa kurang mampu merapikan kembali
alat percobaan dengan baik dan benar.
2
Siswa tidak mampu merapikan kembali alat
percobaan.
1
Kemampuan
membuat soal yang
kreatif




Siswa mampu membuat soal atau
pertanyaan yang kreatif secara mandiri.
4
Siswa mampu membuat soal atau
pertanyaan yang kreatif dengan didampingi
oleh guru.
3
Siswa kurang mampu membuat soal atau
pertanyaan yang kreatif.
2
Siswa tidak mampu membuat soal atau
pertanyaan yang kreatif.
1
Kemampuan
menjawab soal dari
teman atau guru




Siswa mampu menjawab soal yang
diberikan teman ataupun guru secara tepat
dan mandiri.
4
Siswa mampu menjawab soal yang
diberikan teman ataupun guru secara tepat
dengan didampingi oleh guru.
3
Siswa kurang mampu menjawab soal yang
diberikan teman ataupun guru secara tepat.
2
Siswa tidak mampu menjawab soal yang
diberikan teman ataupun guru.
1

Kemampuan
menarik kesimpulan



Siswa mampu menyimpulkan materi yang
diberikan secara tepat dan benar.
4
Siswa mampu menyimpulkan materi yang
diberikan dengan didampingi oleh guru.
3
Siswa kurang mampu menyimpulkan materi
yang diberikan oleh guru.
2
Siswa tidak mampu menyimpulkan materi
yang diberikan oleh guru.
1






119
137


KRITERIA PENSKORAN
5. Skor maksimal : 32
6. Presentase Skor
Kriteria presentase skor siswa :
No. Rentang Skor Keterangan
1 84 % - 100 % Sangat Tinggi
2 67 % - 83 % Tinggi
3 50 % - 66 % Sedang
4 33 % - 49 % Rendah
5 20 % - 32% Sangat Rendah

7. Nilai siswa = Jumlah skor yang diperoleh tiap aspek
= (1+ 2 + 3+4)
8. Rata-rata nilai tiap aspek =
Kriteria rata-rata nilai tiap aspek:
No. Rentang Skor Keterangan
1 3,4 4,0 Sangat Tinggi
2 2,8 3,4 Tinggi
3 2,2 2.8 Sedang
4 1,6 2,2 Rendah
5
1,0 - 1,6
Sangat Rendah











120
138


FOTO-FOTO PENELITIAN

Siklus I


Siklus II


Siklus III



121

Anda mungkin juga menyukai