Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT KEBERHASILAN MASASE FRIRAGE DAN EXERCISE THERAPY

DALAM PENANGANAN CEDERA HAMSTRING PADA PEMAIN


SEPAK BOLA JAKATAMA FOOTBALL CLUB SLEMAN

E-JOURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Olahraga

Oleh
Ajitama Wirastyawan
NIM 09603141025

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2013

TINGKAT KEBERHASILAN MASASE FRIRAGE DAN EXERCISE THERAPY DALAM


PENANGANAN CEDERA HAMSTRING PADA PEMAIN SEPAK BOLA JAKATAMA
FOOTBALL CLUB SLEMAN
Oleh : Ajitama Wirastyawan dan Ali Satia Graha, M.Kes.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
e-mail : Ajix_ikora09@yahoo.co.id
Abstrak
Cedera hamstring termasuk jenis cedera yang banyak dialami oleh pemain sepak bola. Penanganan cedera
hamstring yang tidak tepat akan berdampak pada cedera yang bertambah parah dan berkepanjangan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan masase frirage dan exercise therapy dalam
penanganan cedera hamstring pada pemain sepak bola Jakatama FC Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian
Pre-Experimental, yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok yang mendapat perlakuan masase frirage,
exercise therapy, serta masase frirage dan exercise therapy. Pada subyek dilakukan tes awal, tes akhir, sebelum
dan sesudah perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepak bola Jakatama FC Sleman yang berusia
16-18 tahun dan mengalami cedera hamstring. Sampel penelitian sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi 3
kelompok, 10 orang diberi perlakuan masase frirage, 10 orang exercise therapy dan 10 orang diberi masase
frirage dan exercise therapy. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa masase frirage, exercise therapy, ataupun gabungan masase frirage dan exercise therapy
mempunyai tingkat keberhasilan yang signifikan dalam penanganan cedera hamstring (p<0,05) yang ditunjukkan
dengan meningkatnya Range Of Movement (ROM). Hasil uji t masase frirage pada gerak flexion straight knee
51,235, gerak extension 16,155, abduction 51,000, gerak adduction 44,333, gerak knee flexion 82,927. Hasil uji t
exercise therapy pada gerak flexion straight knee 37,068, gerak extension 9,798, abduction 31,391, gerak
adduction 39,553, gerak knee flexion 37,066. Hasil uji t gabungan masase frirage dan exercise therapy pada gerak
flexion straight knee 66,562, gerak extension 31,500, abduction 83,218, gerak adduction 59,000, gerak knee
flexion 45,176.
Kata kunci: Terapi masase frirage, terapi latihan, cedera hamstring, pemain sepak bola.
Abstract
Hamstring injury include in the types of injuries suffered by football players. Bad treatment of hamstring
injury will impact the injury worse and prolonged. This research aims to determine how far the level of success of
frirage massage and exercise therapy in hamstring injuries treatment on Jakatama FC Slemans football players.
This research is a Pre-Experimental, which consists of three groups, namely the group treated frirage massage,
exercise therapy, also frirage massage and exercise therapy. On subjects performed initial tests, final test, before
and after treatment. Populations in this research are Jakatama FC Slemans football players aged 16-18 years old
and suffered a hamstring injury. Research sample size of 30 people were divided into 3 groups, 10 people were
treated frirage massage, 10 people were treated exercise therapy and 10 people were treated both frirage
massage and exercise therapy. Analysis of the data used t test at the 5% significance level. The result of the
research make a conclusion that frirage massage, exercise therapy, or a combination of frirage massage and
exercise therapy have a significant level of success in handling hamstring injury (p<0.05) that indicated by the
increasing of Range Of Movement (ROM). Frirage massage t-test results on the straight knee flexion motion
51.235, extension motion 16.155, abduction motion 51.000, adduction motion 44.333, knee flexion motion 82.927.
Exercise therapy t-test results on straight knee flexion motion 37.068, extension motion 9.798, abduction 31.391,
adduction motion 39.553, knee flexion motion 37.066. Frirage massage and exercise therapy combination t-test
results on the straight knee flexion motion 66.562, extension motion 31.500, abduction 83.218, adduction motion
59.000, knee flexion motion 45.176.
Keywords: frirage massage therapy, therapeutic exercises, hamstring injury, football players.
A. PENDAHULUAN
Aktivitas fisik manusia sekarang ini semakin beragam, seperti mengangkat benda, berjalan kaki, berlari,
berkendara, dan lain-lain. Aktivitas yang disebutkan di atas dapat menimbulkan risiko dan bahaya yang berupa

cedera, salah satunya seperti aktivitas olahraga baik saat melakukan pemanasan, bertanding, ataupun saat
melakukan olahraga rekreasi. Cedera yang terjadi saat melakukan aktivitas olahraga akan

berdampak

menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti halnya cedera akut yang dapat berdampak dislokasi
ataupun fraktur (Paul M. Taylor dan Diane K. Taylor, 2002: 9-10).
Cedera merupakan masalah yang sulit dihindari oleh olahragawan baik di dalam kompetisi maupun di
saat latihan, seperti beberapa kasus cedera membuat seorang olahragawan terpaksa harus pensiun dini dari
dunia olahraga prestasi (BM Wara Kushartanti dkk, 2009: 1-2). Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan
Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk (2010: 56), bahwa cedera bisa menyebabkan fungsi organ atau sendi
mengalami penurunan dengan adanya tanda peradangan seperti nyeri, panas, merah, bengkak, dan
functiolaesa. Pemain sepak bola beresiko mengalami cedera, seperti hasil penelitian National Electronic Injury
Surveillance System (NEISS) di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa pada tahun 1997 tercatat 148.913
kasus cedera akibat sepak bola.
Cedera yang sering dialami oleh pemain sepak bola yaitu cedera ankle, lutut, panggul, pinggang, dan
hamstring. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Uyung Pramudiarja (2010: 19), bahwa bagian tubuh yang
paling rentan cedera pada pemain sepak bola yaitu kaki dengan persentase mencapai 77%, dibandingkan lutut
yang hanya 21%, dan ankle sebesar 18%. Sementara itu, kerusakan otot paling banyak terjadi di bagian paha
(groin) yakni 53%. Otot lain yang sering sobek dalam permainan sepak bola adalah hamstring 42% dan
quadriceps atau otot paha di sisi depan 5%. Hal serupa telah diteliti oleh Extrand et. al, (2013:_), pada
pesepakbola Eropa, yang menyebutkan bahwa rata-rata setiap musim seorang pemain mengalami 2 kali
cedera muskuloskeletal (otot, ligament, sendi, tulang). Kasus terbanyak adalah cedera hamstring sebanyak
12%, diikuti oleh ligamen lutut 9% dan otot quadricep 7% (Nanang Tri W, 2013: 1).
Upaya penyembuhan cedera pada pemain sepak bola dapat dilakukan dengan memberikan terapi
masase. Salah satu terapi masase yang dapat digunakan dalam penyembuhan cedera adalah terapi masase
frirage. Terapi masase frirage dapat digunakan dalam penyembuhan cedera karena dapat bermanfaat untuk
membantu penyembuhan setelah penanganan medis maupun sebelum penanganan medis, dan sebagai salah
satu cara pencegahan serta perawatan tubuh dari cedera (Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2012: 8).
Penyembuhan cedera pada pemain sepak bola juga dapat didukung dengan memberikan exercise
therapy karena exercise therapy mempunyai manfaat dalam pengembalian fungsi gerak (Novita Intan Arovah,
2010: 90), selain itu Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi (2012: 75) juga berpendapat bahwa exercise
therapy merupakan pengobatan menggunakan aktivitas olahraga yang memerlukan latihan terukur dengan
pengawasan dokter olahraga dan instruktur olahraga.
Cedera hamstring juga sering terjadi pada pemain sepak bola Jakatama FC Sleman. Penyembuhan
cedera hamstring dengan terapi masase frirage, exercise therapy, maupun gabungan antara masase frirage
dan exercise therapy belum ada yang meneliti. Atas dasar hal tersebut maka perlu adanya penelitian tentang
penanganan cedera hamstring pada pemain sepak bola Jakatama FC Sleman dengan masase frirage dan
exercise therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan masase frirage
dan exercise therapy dalam menyembuhkan cedera hamstring pada pemain sepak bola Jakatama FC Sleman.

B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental Pretest-Postest Design dengan memodifikasi
menjadi tiga kelompok Soegiyono (2008: 108). Pada penelitian ini kelompok diukur sebelum dan sesudah
mendapat perlakuan masase frirage, exercise therapy dan gabungan antara masase frirage dan exercise
therapy.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Desember sampai 30 Desember 2012 di lapangan sepak bola
grhasia pakem, di markas jakatama fc, dan di Physical Therapy Clinic FIK UNY.
3. Subjek Penelitian
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik sampling yang penentuan
sampelnya berdasarkan pertimbangan tertentu. Jumlah pemain sepak bola yang memenuhi kriteria sampel
yaitu pemain pemain sepak bola yang mengalami cedera hamstring sebanyak 30 orang, dan berusia 16-18
tahun.
4. Prosedur
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa jangka dan busur sebagai alat pengukur
Range Of Movement (ROM ) serta stop watch sebagai alat pengukur lamanya waktu exercise therapy.
Pengumpulan data ini ada dua macam, yaitu sebelum diberi penanganan dites awal dan setelah
penanganan dites akhir. Tes tersebut dilakukan dengan mengukur derajat Range Of Movement (ROM)
sendi panggul dan lutut menggunakan jangka dan busur.
5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran derajat ROM dianalisis dengan menggunakan uji-t (beda)
dengan taraf signifikansi 5%. Data dianalisis menggunakan program SPS Sutrisno Hadi versi 2005.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian ini adalah data yang diamati berdasarkan peningkatan ROM meliputi flexion straight
knee, extension, abduction, adduction dan knee flexion. Data ROM tersebut diamati sebanyak dua kali
pengukuran yaitu sebelum dan sesudah penerapan perlakuan masase frirage dan exercise therapy. Data
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran data penelitian serta untuk
mempermudah penyajian data penelitian.
Hasil pengukuran ROM terhadap 30 subyek penelitian tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Perbandingan Nilai Rerata Pretest dan Posttest pada Perlakuan Masase Frirage
No

ROM

Pretest

Posttest

Peningkatan

Flexion straight knee

59,50

77,00

17,50

29,41

Extension

5,30

8,20

2,90

54,71

Abductio

21,00

34,60

13,60

64,76

Adductio

19,30

32,60

13,30

68,91

Knee flexion

104,40

122,10

17,70

16,95

Lebih memperjelas penyajian tabel diatas maka dapat dilihat dari diagram batang pada gambar dibawah ini:

Gambar 1. Perbandingan Peningkatan Derajat ROM Hamstring pada Perlakuan Masase Frirage.

Tabel 2. Perbandingan Nilai Rerata Pretest dan Posttest pada Perlakuan Exercise Therapy
ROM

Pretest

Posttest

Flexion straight knee

59,70

72,60

12,90

21,60

Extension

5,40

7,00

1,60

29,62

Abductio

21,90

28,60

6,70

30,59

Adductio

20,50

27,60

7,10

34,63

Knee flexion

104,20

116,80

12,60

12,09

No
1
2
3
4
5

Peningkatan

Lebih memperjelas penyajian tabel diatas maka dapat dilihat dari diagram batang pada gambar
dibawah ini:

Gambar 2. Perbandingan Peningkatan Derajat ROM Hamstring pada Perlakuan Exercise Therapy.
Tabel 3. Perbandingan Nilai Rerata Pretest dan Posttest pada Perlakuan Masase Frirage dan Exercise Therapy
ROM

Pretest

Posttest

Flexion straight knee

54,80

83,30

28,50

52,00

Extension

5,00

9,20

4,20

84,00

Abductio

21,60

40,00

18,40

85,18

Adductio

20,50

38,20

17,70

86,34

Knee flexion

103,10

132,30

29,20

28,32

No
1
2
3
4
5

Peningkatan

Lebih memperjelas penyajian table diatas maka dapat dilihat dari diagram batang pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Perbandingan Peningkatan Derajat ROM Hamstring pada Perlakuan Masase Frirage dan Exercise
Therapy.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu terdapat tingkat keberhasilan yang signifikan dari masase frirage dan exercise therapy
dalam penanganan cedera hamstring dengan tingkat keberhasilan terbesar pada penanganan gabungan
masase frirage dan exercise therapy.
2. Saran
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam penanganan cedera dan pemulihan cedera olahraga
terutama cedera hamstring. Hasil penelitian juga dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
mengembangkan penelitian ilmiah tentang penanganan cedera hamstring.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2012). Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan Cedera pada Anggota
Gerak Tubuh Bagian Bawah. Yogyakarta: FIK UNY.
AN

Uyung
Pramudiarja.
(2010).
Cedera Usai
Bermain
Sepak
Bola.
Jurnal
Penelitian.
http://www.ilunifk83.com/t228p270-kesehatan-tulang-dan-otot yang diakses jumat 11 mei 2012 pukul
09.40 WIB.

BM. Wara Kushartanti, dkk. (2009). Penerapan Model Terapi Latihan untuk Rehabilitasi Cedera Olahragawan.
Yogyakarta: FIK UNY.
Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk. (2010). Masase Olahraga-Pendukung Prestasi dan Terapi Cedera Olahraga.
Jakarta: Kemenpora.
Nanang

Tri W. (2012). Cara Jitu Mencegah Cedera Sepak Bola. Jurnal Penelitian. http:
//dokternanang.blogspot.com/2012/04/cara-jitu-mencegah-cedera-sepak-bola.html, diakses jumat 11
mei 2012 pukul 17.01 WIB.

Soegiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.


Taylor, P.M dan taylor, D.K. (2002). Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga. (Jamal Khalib, Terjemahan).
Jakarta: RT. Grafindo Persada. Buku asli diterbitkan tahun 2002.

PERSETUJUAN
Naskah journal yang berjudul Tingkat Keberhasilan Masase Frirage dan Exercise Therapy dalam
Penanganan Cedera Hamstring pada Pemain Sepak Bola Jakatama Football Club Sleman yang disusun
oleh Ajitama Wirastyawan, NIM 09603141025 ini telah disetujui oleh pembimbing dan reviewer.

Anda mungkin juga menyukai