Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga baik yang bersifat prestasi maupun rekreasi merupakan

aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun

mental (arofah, 2012). Olahraga Futsal adalah permainan bola yang

dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang.

Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan

memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu

juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak

bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau

papan (Tenang, 2008).

Bermain futsal itu mudah di mainkan, semua orang bisa

mengikutinya hanya dengan menyewa lapangan futsal yang kini banyak

tersedi di kota purwokerto, banyak sekali kita temui lapangan futsal

dengan berbagai corak dan bentuk lapangan, Seseorang tidak harus ahli

untuk bisa mengikuti olahraga ini. Meskipun begitu, futsal merupakan

olahraga yang perlu penanganan tepat terutama dalam pelaksanaannya,

karena apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa terjadi

cedera pada pemain tersebut seperti cedera angkel dan cedera lutut

(Tenang, 2008).

Cedera yang sering terjadi pada atlet futsal atau sepak bola adalah

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
sprain. Efek sprain biasanya ditandai dengan gejala-gejala tertentu, antara

lain rasa nyeri di sekeliling sendi yang mengalami sprain, hematom dan

edema pada sendi, serta ketidak mampuan sendi menyangga beban. Dapat

pula timbul hematom yang muncul agak jauh dari sendi akibat darah yang

merembes di sepanjang otot. Tingkat keparahan sprain bergantung dari

seberapa berat kerusakan ligamen dan robekan pada ligament. Sprain

terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan dan mendadak pada sendi.

Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian serabut

ligament putus, pada sprain sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan

bengkak. Pada sprain berat, seluruh serabut ligamen putus sehingga tidak

dapat digerakkan seperti biasa (Kushartanti et al, 2012).

Pada penderita cedera sendi, nyeri merupakan masalah yang paling

sering dijumpai. Nyeri dapat dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan

nyeri kronis. Nyeri akut datangnya tiba-tiba atau singkat, dapat hilang

dengan sendiri, dapat diprediksi, dan merupakan reaksi fisiologi akan

sesuatu yang berbahaya (Murwani, 2009). Nyeri bersifat kronis, banyak

terapi yang digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri tersebut,

baik itu terapi farmakologi maupun terapi non farmakologi. Secara

farmakologi pemberian analgetik dapat meringankan nyeri yang dirasakan

oleh pasien. Terapi non farmakalogi merupakan terapi modalitas yang

digunakan sebagai terapi pendukung untuk kesembuhan pasien tanpa

mengabaikan terapi medis yang dapat mengontrol gejala, meningkatkan

kualitas hidup dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
keseluruhan dan merupakan bagian dari terapi komplementer (Suardi,

2011).

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang

digabungkan dalam pengobatan modern. Terapi Komplementer adalah

penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terapi

komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide

yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan

penyakit juga mendapat promosi kesehatan dan kesejahteraan, di olahraga

futsal sendiri sudah banyak yang menggunakan terapi komplementer untuk

penyembuhan cedera seperti cedera angkel dan cedera lutut (widyatuti,

2008).

Cedera Lutut merupakan gejala akibat adanya perubahan struktur

anatomi gangguan fungsi sendi. Penyebab langsung rasa nyeri pada cedera

antara lain disebabkan adanya pembengkakan, pemendekan jaringan lunak

disekitar sendi, spasme otot dan sebagainya. Akibat adanya nyeri sendi

akan terganggu atau tertahan dalam satu posisi. Apabila dilakukan gerakan

pasif pada otot-otot yang mengalami spasme akan timbul rasa nyeri terulur

dan ini akan mempercepat terjadinya kaku sendi yang kemudian diikuti

atropi otot, akibat lanjut dari adanya atropi otot adalah gangguan stabilisasi

sendi (Lesmana&Andrianto, 2006). Penanganan pada cedera lutut yaitu

harus diistirahatkan beberapa waktu untuk membantu proses penyembuhan

sobekan pada ligamen lutut. Setelah sobekan sembuh, diperlukan latihan

peregangan dan penguatan otot di sekitar lutut agar dapat membantu dan

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
dapat menahan lutut tetap pada keadaan normal.

Cedera lutut adalah salah satu jenis cedera yang paling sering

terjadi. Pada kelompok atlet saja, diperkirakan sebanyak 2,5 juta atlet

mengalami nyeri lutut pada kaki setiap tahunnya, Menurut data WHO

pada tahun 2008, cedera sendi telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan

24 juta jiwa diantaranya berada di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia,

ada 34,4 juta orang penderita nyeri sendi dengan prevalensi penyakit

sebesar 15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita. Penanganan nyeri kaki

bisa dilakukan dengan perawatan yang sederhana hingga harus melakukan

operasi, hal ini tergantung dengan seberapa parah nyeri yang dialami

(Sylvia et al, 2001).

Kinesio Taping (KT) adalah salah satu metode taping yang

diperkenalkan oleh Dr. Kenzo Kase di Jepang sekitar 25 tahun yang lalu.

Kinesio Taping ini digunakan untuk membantuk kinerja otot, sendi dan

jaringan ikat. Kinesio taping juga membantu membatasi gerak sendi,

mengurangi waktu pemulihan cedera, serta mengurangi rasa nyeri dan

peradangan. Elastisitas dari taping ini biasanya dari 30% hingga 40%

dengan efek yang berbeda. Taping ini biasanya digunakan 3-5 hari dan

tahan air (Mostafavifar, 2012).

Kinesio taping adalah sebuah modalitas terapi yang berdasarkan

pada pendekatan penyembuhan secara alami dengan bantuan pemberian

plester elastis. Kinesio taping dirancang untuk memfasilitasi proses

penyembuhan alami tubuh dengan menyangga dan menstabilkan otot dan

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
sendi tanpa membatasi gerak sendi. Mekanisme kerja kinesio taping yaitu

efek mengangkat kulit sehingga membebaskan daerah subkutan dari

penekanan sehingga dapat mengurangi pembengkakan dan inflamasi,

meningkatkan sirkulasi sehingga aliran darah kaya oksigen meningkat,

terjadi regenerasi area yang diterapi, perlengketan berkurang, mengurangi

sakit dengan mengambil tekanan dari reseptor rasa sakit (mengurangi

iritasi nociceptor), terjadi peningkatan fleksibilitas kolagen yang secara

mekanis menyebabkan gerakan menjadi lebih leluasa (Purwanto, 2016).

Kinesio taping mampu membantu tujuan tercapainya program terapi,

seperti untuk mengurangi nyeri, untuk meningkatkan sirkulasi dan

mengurangi cairan limfa serta mengurangi kelelahan otot (Csapo, 2014).

Fitur pada kinesio taping melebihi pita yang biasa digunakan pada

perban, karena memungkinkan pengeringan cepat, penggunaan waktu

lebih lama dan bahan yang lebih tipis dan lebih elastis

(peregangan/peregangan longitudinal 55-60% pada posisi istirahat atau

elastisitas keseluruhan 120-140%), yang memfasilitasi melibatkan jaringan

dan sendi secara akurat. Menurut penciptanya, kinesio taping

menyediakan: (1) Koreksi fungsi otot dengan memperkuat otot yang

lemah; (2) stimulasi kulit yang memfasilitasi atau membatasi gerakan; (3)

bantuan dalam pengurangan edema dengan mengarahkan eksudat ke arah

saluran limfatik dan kelenjar getah bening; (4) koreksi posisi sendi untuk

mengurangi kejang otot; dan (5) pengurangan nyeri oleh jalur saraf1, 3, 5 –

10 (Artioli & Bertolini, 2014).

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Menurut Wahyu Eko P (2013) mengungkapkan cedera yang sering

dialami oleh pemain futsal se-Jawa Tengah tahun 2013, yaitu cedera

bagian kepala yang sering terjadi pada bagian mata 31,8%, cedera anggota

badan atas yang sering terjadi pada bagian pergelangan tangan 33,3%,

cedera anggota badan bawah yang sering terjadi pada bagian lutut 36%

dan cedera pada togok yang sering terjadi cedera pada bagian pinggang

65,38%. Sedang persentase secara keseluruhan cedera yang paling banyak

terjadi pada tubuh anggota badan bawah 47,18%, terutama pada bagian

lutut 36%. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kondisi lapangan yang licin dan

tidak rata sehingga menyebabkan pemain mudah jatuh dan mengalami

cedera.

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto didapatkan data dari pihak Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) bagian olahraga terdapat 40 mahasiswa yang telah

terdaftar aktif mengikuti kegiatan latihan futsal. Berdasarkan hasil

wawancara terhadap 5 mahasiswa yang sering mengalami nyeri sendi

bagian lutut, didapatkan data sebanyak 3 mahasiswa dalam penanganan

nyeri cedera lutut masih menggunaka krim penghangat untuk mengurangi

rasa nyeri dan 2 mahasiswa menggunakan kompres dingin dan panas.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan

penelitian tentang “Gambaran Nyeri Kaki Pada Pemain Futsal Dengan

Kinesio Taping”.

B. Rumusan Masalah

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Futsal merupakan olahraga yang perlu penanganan tepat terutama

dalam pelaksanaannya, karena apabila tidak mendapatkan penanganan

yang tepat, bisa terjadi cedera pada pemain tersebut seperti cedera angkel

dan cedera lutut. Cedera yang sering terjadi pada atlet futsal atau sepak

bola adalah sprain yang ditandai dengan gejala-gejala tertentu, antara lain

rasa nyeri di sekeliling sendi yang mengalami sprain, hematom dan edema

pada sendi, serta ketidak mampuan sendi menyangga beban. Berbagai cara

dilakukan untuk mengurangi cedera yang dapat diakibatkan cedera pada

olahraga futsal salah satunya menggunakan kinesio taping yang membatasi

gerak sendi, mengurangi waktu pemulihan cedera, serta mengurangi rasa

nyeri dan peradangan.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukaan pada

tulisan diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah ” Bagaimana

Gambaran Nyeri Kaki Pada Pemain Futsal Dengan Kinesio Taping”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Gambaran Nyeri Kaki Pada Pemain Futsal Dengan

Kinesio Taping?

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden seperti: umur dan jenis

kelamin.

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
b. Untuk mengetahui Gambaran nyeri kaki pada pemain futsal yang

sesudah diberikan kinesio taping di Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat

membuktikan hasil efektif tentang Gambaran Nyeri Kaki Pada Pemain

Futsal Dengan Kinesio Taping.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah informasi

bagi perawat tentang pengobatan nyeri kaki pada pemain futsal dan

sepak bola dengan Kinesio Taping.

b. Bagi Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan perawat tentang manfaat Kinesio

Taping dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan tentang nyeri kaki pada pemain futsal.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan tentang pengaruh Kinesio Taping

terhadap nyeri kaki pada pemain futsal.

d. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan tentang khasiat Kinesio Taping dalam

kegunaan untuk menurunkan nyeri kaki pada pemain futsal.

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
E. Penelitian Terkait

1. Słupik A , Dwornik M ,Białoszewski D ,Zych E (2007). Effect of

Kinesio Taping on bioelectrical activity of vastus medialis muscle.

Preliminary report. Latar Belakang: Kinesio Taping saat ini dianggap

oleh fisioterapi sebagai metode yang mendukung rehabilitasi dan

memodulasi beberapa proses fisiologis. Ini digunakan mis. dalam

ortopedi dan kedokteran olahraga. Metode sensorik ini mendukung

fungsi sendi dengan mengerahkan efek pada fungsi otot, meningkatkan

aktivitas sistem limfatik dan mekanisme analgesik endogen serta

memperbaiki mikrosirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Kinesio Taping terhadap perubahan nada otot

broadus medialis selama kontraksi isometrik. Metode: Kelompok studi

meliputi 27 orang sehat. Tape Kinesio ditempatkan untuk mendukung

fungsi kepala medial otot paha depan paha depan. Transdermal EMG

digunakan untuk menilai aktivitas bioelectrical otot. Protokol standar

digunakan untuk pengukuran nada otot, dicatat sebagai torsi puncak

otot. Hasil Penelitian: Pemeriksaan yang dilakukan 24 jam setelah

penempatan Kinesio Tape mengungkapkan peningkatan perekrutan

unit motor otot secara signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh torsi

puncak. Pemeriksaan yang dilakukan setelah 72 jam rekaman kinesio

menunjukkan peningkatan aktivitas bioelectrical otot yang signifikan

secara statistik. Namun, ini lebih rendah dari efeknya pada 24 jam. Di

kelompok di mana kasetnya dilepas setelah 24 jam, torsi tinggi tetap

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
terjaga. Kesimpulan: 1. Efek klinis Kinesio Taping yang signifikan

secara klinis dalam penelitian ini mencakup peningkatan aktivitas

bioelectrical otot setelah 24 jam rekaman kinesio dan perawatan efek

ini selama 48 jam setelah pengangkatan pita. 2. Penurunan tonus otot

ke nilai awal, yang diamati pada hari keempat penggunaan Kinesio

Taping, mungkin dihasilkan dari saat penggunaan efektif pita Kinesio

Taping lebih pendek dari yang diperkirakan sebelumnya dan dapat

membatasi penggunaan Kinesio Taping. 3. Kinesio Taping yang

digunakan sesaat sebelum aktivitas motor yang seharusnya didukung

mungkin gagal memenuhi fungsinya.

2. Hanafi, agung and faidlullah, hilmi zadah (2016). Pengaruh

penambahan kinesio taping pada stretching otot hamstring terhadap

peningkatan flexibilitas otot hamstring pada penderita osteoarthritis

lutut. lainnya thesis, universitas 'aisyiyah yogyakarta. Latar belakang:

osteoarthritis lutut merupakan penyakit degeneratif yang bersifat

progresif, dimana menyebabkan perubahan morfologi khususnya pada

tulang rawan. Penyakit ini menempati peringkat 11 sebagai

penyumbang kecacatan dan tak jarang menyebabkan adanya gangguan

fleksibilitas otot hamstring. Tujuan: penelitian ini ditujukan untuk

mengetahui pengaruh penambahan kinesio taping pada stretching otot

hamstring terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada

pasien osteoarthritis lutut. Metode: penelitian ini menggunakan desain

two groups pre and post test design, populasi yang diambil adalah

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
penderita osteoarthritis lutut yang mengalami gangguan pada

fleksibilitas otot hamstring di klinik harapan sehat nanggulan. Sample

dari penelitian ini adalah bagian dari populasi yang dikelompokkan

menggunakan tekhnik purposive sampling. Total sample 8 orang dan

dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan i diberikan latihan

stretching yang berjumlah 4 orang. Dilakukan 2 kali dalam seminggu

selama 4 minggu. Kelompok perlakuan ii diberikan latihan

penambahan kinesio taping pada stretching yang berjumlah 4 orang.

Pemasangan kinesiotaping dilakukan setelah stretching. Untuk

pengukuran tingkat fleksibilitas otot hamstring dengan menggunakan

sit and reach test. Hasil penelitian: dari hasil uji hipotesis i dan ii

dengan menggunakan uji paired sampel t-test didapatkan nilai p=

0,000 (p< 0,05). Artinya ada pengaruh penambahan kinesio taping

pada stretching otot hamstring terhadap peningkatan fleksibilitas otot

hamstring. Kesimpulan: ada pengaruh penambahan kinesiotaping pada

stretching untuk meningkatkan flexibilitas otot hamstring penderita

oseoarthritis. Saran: untuk menambah jumlah responden serta

menambah waktu penelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Dan dievaluasi efek kronis untuk fleksibilitas otot hamstring.

3. Arofah, Nova Intan. 2010. Terapi dingin (cold therapy) merupakan

modalitas fisioterapi yang banyak digunakan pada fase akut cedera

olahraga. Pada fase akut, efek fisiologis terapi dingin berupa

vasokontriksi arteriola dan venula, penurunan kepekaan akhiran saraf

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
bebas dan penurunan tingkat metabolisme sel sehingga mengakibarkan

penurunan kebutuhan oksigen sel. Secara klinis keseluruhan proses

tadi dapat mengurangi proses pembengkakan, mengurangi nyeri,

mengurangi spasme otot dan resiko kematian sel. Terapi dingin yang

banyak digunakan berupa ice massage, ice packs, cold bath/water

immersion dan vapocoolant sprays. Dewasa ini terapi dingin juga

banyak digabungkan dengan terapi latihan (cyrokinetics). Penggunaan

terapi dingin harus dilakukan dengn prosedur yang tepat mengingat

adanya beberapa resiko terapi seperti iritasi, hipothermia, frost bite.

Terapi ini dikontraindikasikan pada beberapa gangguan klinis antara

lain Raynaud`s syndrome, cyroglobunemia, paraxoxymal

hemaglobinuria, vasculitis dan gangguan syaraf sensoris seperti pada

diabetes mellitus.

Gambaran Nyeri Kaki..., Henry Tri Arconanda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai