Anda di halaman 1dari 18

Program Pasca Sarjana

MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI TERHADAP PENANGANAN MASSAGE
PADA BAGIAN LENGAN

Disusun Oleh
Awaluddin Syamsari
( 220034301003 )

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

1
Program Pasca Sarjana

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis

juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa materi maupun

fikirannya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat

memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih

baik lagi.

Karena keterbatasanpengetahuan maupun pengalaman penulis,

sehingga penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah in, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 13 April 2023

Penulis

2
Program Pasca Sarjana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 4

A. Latar Belakang……………………………………………. 4

B. Rumusan Masalah………………………………………… 4

C. Tujuan Pembelajaran……………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 6

A. Hal-hal yang di perhatikan Massage………………………6

B. Pelayanan Massage ………………………………………. 7

C. Penanganan Massage Pada Bagian Lengan yang cedera… 11

BAB III PENUTUP………………………………………………… 17

A. Kesimpulan……………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 18

BAB I
PENDAHULUAN

3
Program Pasca Sarjana
A. Latar Belakang

Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam

pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik termasuk

didalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cedera

serta menamba kemampuan motoric yang semuanya itu sekarang menjadi

perhatian ilmu massage. Selain itu massage mulai merambah kedalam dunia

bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage.

Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa message sangat penting untuk

pemulihan kondisi fisik.

Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan Gerakan

tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan

memperbaiki sirkulasi, membantu absorbs, sekresi, memperlancar distribusi

energi dan nutrisi kedlam jaringan, serta dapat memperbaiki tonus otot dan

fungsi syaraf. Massage pada umumnya di anjurkan setelah bekerja berat

karna sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh

kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan

segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun

perasaan lemas.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini

adalah sebagai berikut.

1. Apakah hal-hal yang di perhatikan dalam massage

2. Bagaimana pelayanan massage

3. Bagaimana penanganan massage pada bagian lengan yang cedera

4
Program Pasca Sarjana
C. Tujuan permasalahan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini,

yaitu sebagai berikut.

1. Memenuhi tugas yang diberikan pada Mata Kuliah Fisoterapi

2. Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga

BAB II

5
Program Pasca Sarjana
PEMBAHASAN

A. Hal-hal yang di perhatikan Massage

a. Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage

1. Pengertian Massage

Masase frirage berasal dari kata, masase yang artinya pijatan

dan frirage yaitu gabungan teknik masase atau manipulasi dari

friction (gerusan) dan efflurage (gosokan) yang dilakukan secara

bersamaan dalam melakukan pijatan. Masase frirage ini, sebagai

salah satu ilmu pengetahuan terapan yang termasuk dalam bidang

terapi dan rehabilitasi, baik untuk kepentingan sport medicine,

pendidikan kesehatan maupun pengobatan kedokteran timur

(pengobatan alternatif) yang dapat bermanfaat untuk membantu

penyembuhan setelah penanganan medis maupun sebelum

penanganan medis sebagai salah satu pencegahan dan perawatan

tubuh dari cedera (Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009).

Teknik masase (masase frirage) pada rehabilitasi cedera yang

digunakan yaitu teknik masase berupa gerusan (friction), gosokan

(effleurage) menggunakan ibu jari dan penarikan (traksi) serta

pengembalian sendi pada posisinya (reposisi).

2. Tujuan Massage

Masase terapi merupakan salah satu jenis masase yang

digunakan untuk menangani cedera. Tujuan masase terapi adalah (1)

memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening, (2)

mereposisikan bagian tubuh yang mengalami cedera dislokasi

6
Program Pasca Sarjana
khususnya pada sendi ke posisi semula, dan (3) memanfaatkan

relaksasi, perangsangan, dan penyegaran untuk menghasilkan

kesehatan yang prima.

3. Pengaruh Massage

Massage mempunyai pengaruh teraupeutik umum dan

fisiologis, yaitu dapat menguatkan otot melalui gerakan-gerakan

yang tetap dan berirama, merangsang sirkulasi cairan-cairan tubuh

seperti darah dan limfe, merangsang keadaan supel melalui

manipulasi dan jaringan tulang, menagatasi problem-problem

muskolo-skeletan sendi.

B. Pelayanan Massage

a. Teknik Massage

Yang termasuk Teknik massage adalah;

• Manipulasi Massage

• Pelaksanaan massage

• Posisi Pasien

• Penggunaan Alat-alat Massage

Berikut ini adalah penjelasan dari Teknik massage:

1) Manpulasi Massage

Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan

pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam mempelajari pegangan

atau manipulasi ini ada dua hal yang perlu di perhatikan,

yaitu mempelajari dan berlatih melaksanakan pegangan dan

7
Program Pasca Sarjana
berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi

jaringanyang di massage, misalnya jalur-jalur otot dan

kelainan kelainan yang mungkin ada. Kedua hal ini harus

dilatih Bersama-sama dalam praktek.

Berbagai pegangan massage adalah:

a) Stroking (Effelerurage)=urutan/elusan

a. Superfisial stroking

b. Deep stroking

b) Capresion =Parasan

a. Kanadin/Petrisage (Memijat)

b. Waringin(Memeras)

c. Rolling (menggeser)

d. Walken (menekan)

c) Frictions =Gosokan

a. Spiral

b. Circulary

c. Rotary

d) Tapotement =Pukulan

a. Hacking (Mencincang)

b. Biating (dengan kepala)

c. Clapping (dengan telapak jari)

d. Cupping (dengan telapak tangan di

8
Program Pasca Sarjana
cekungkan)

e. Tipping (seperti mengetik)

f. Spanting(cipratan)

g. Hichucking (tarikan lepas)

e) Vibrations = getaran

a. Palmar( dengan telapak tangan)

f) Shaking = Guncangan

a. Pada lengan ( telentak/duduk)

b. Pada tangkai (telungkuk)

b. Pelaksanaan Massage

Hal-haln yang perlu di perhatikan;

➢ Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh di massage

➢ Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan di massage

misalnya memar, sakit, pegal atau bekas keseleo dsb.

➢ Harus di tentukan untuk tujuan apa massage dilakukan apakan

perawatan atau pemulhan.

➢ Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur,

berirama dankontiniyu serta tidak sering diangkat dari

permukaan tubuh. Hindarkan Tindakan ragu-ragu tersentak-

sentak atau menimbukan rasa geli

➢ Menipulasi yang sifatnya , mendorong, menekan dan memeras,

harus menuju kecipripatel seperti; deff

hitrokin(fleurage,coprasion, dan frection. Kecuali Gerakan yang

9
Program Pasca Sarjana
sifatnya superpisial.

➢ Tekanan pijitam atau pukulan harus di kerjakan dengan

keyakinan bahwa hal tersebut tidak terlalu menyakitkan.

Sehingga pasien sering kali mengeluh, perhatikan bila massage

bagian dari jaringan yang belum sembuh benar, untuk

menghindarkan pecahannya Kembali pembulu yang baru

sembuh.

c. Posisi Pasien

POSISI FOWLER / SEMI FOWLER

Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada

setinggi 450-900 tanpa fleksi lutut. Posisi semifowler bertujuan untuk mengatasi

masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler.

POSISI ORTOPNEA

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, klien duduk di

tempat tidur atau ditepi tempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur.

Tujuan pemberian posisi ortopnea adalah mengatasi masalah kesulitas pernapasan

dengan ekspansi dada maksimum.

POSISI SUPINASI (TELENTANG)

Posisi supinasi/terlentang adalah posisi klien berbaring telentang dengan

kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal. Posisi supinasi diberikan

pada pasien pascaoperasi spinal.

POSISI TELENGKUP (PRONASI)

10
Program Pasca Sarjana
Posisi pronasi adalah posisi klien berbaring di atas abdomen dengan kepala

menoleh ke samping. Posisi pronasi bertujuan untuk memberikan ekstensi penuh pada

persendian pinggul dan lutut, mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan

lutut dan membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi

mulut atau tenggorokan.

POSISI LATERAL (SIDE-LYING)

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh

dengan kepala menoleh ke samping. Posisi lateral bertujuan untuk mengurangi

lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik, baik untuk posisi tidur dan

membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

POSISI SIMS

Posisi sims atau semipronasi adalah posisi klien berbaring pada pertengahan

antara posisi lateral dan posisi pronasi. Pada posisi ini lengan bawah ada di belakang

klien, sedangkan lengan atas ada di depan tubuh klien. Tujuan pemberian posisi sims

adalah memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar, mengurangi

penekanan pada sakrum pada klien yang mengalami paralisis, memudahkan

pemeriksaan dan perawatan area perineal dan posisi ini baik untuk pemberian enema.

C. Penanganan Massage Pada Bagian Lengan yang cedera

1. Cedera

Cedera merupakan rusaknya jaringan lunak atau keras disebabkan

adanya kesalahan teknis, benturan atau aktivitas fisik yang melebihi

batas beban latihan yang dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari

kelebihan latihan melalui pembebanan latihan yang terlalu berat

sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis.

11
Program Pasca Sarjana
Cedera dapat terjadi pada aktivitas apapun dengan waktu yang relatif

singkat baik secara sadar maupun tidak disadari. Macam-macam cedera

yang terjadi dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam berolahraga

dibagi menjadi 2, yaitu cedera ringan dan cedera berat (Ali Satia Graha

dan Bambang Priyonoadi, 2009), yang dijabarkan sebagai berikut;

(1) Cedera ringan yaitu cedera yang terjadi karena tidak ada kerusakan

yang berarti pada jaringan tubuh, misalnya kekakuan otot dan kelelahan.

Cedera ringan tidak memerlukan penanganan khusus, biasanya dapat

sembuh sendiri setelah istirahat;

(2) Cedera berat yaitu cedera serius pada jaringan tubuh dan memerlukan

penanganan khusus dari medis, misalnya robeknya otot, tendon, ligamen

atau patah tulang. Gejala yang timbul akibat cedera dapat berupa

peradangan. Seperti yang diungkapkan Wara Kushartanti (2007),

peradangan merupakan mekanisme mobilisasi sistem pertahanan tubuh

dan reaksi fisiologis dari jaringan rusak baik akibat tekanan mekanis,

kimiawi, panas, dingin dan invasi bakteri. Radang mempunyai tujuan

memproteksi area yang cedera dan melayani proses penyembuhan.

Diperjelas oleh Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi (2009), tanda-

tanda peradangan pada cedera jaringan tubuh yaitu;

(1) Kalor atau panas karena meningkatnya aliran darah ke daerah yang

mengalami cedera;

(2) Tumor atau bengkak disebabkan adanya penumpukan cairan pada

daerah sekitar jaringan yang cedera;

(3) Rubor atau merah pada bagian cedera karena adanya pendarahan.;

12
Program Pasca Sarjana
(4) Dolor atau rasa nyeri, karena terjadi penekanan pada saraf akibat

penekanan baik otot maupun tulang;

(5) Functiolaesa (penurunan fungsi), karena kerusakan yang diakibatkan

cedera berat.

Berdasarkan tanda-tanda peradangan di atas, maka akan berdampak

pada ROM atau luas cakupan pergerakan sendi. Sendi yang sering

mengalami cedera ringan pada atlet beladiri yaitu engkel, lutut, panggul,

pergelangan tangan, siku, dan bahu. Namun pada makalah ini saya akan

lebih membahas terkait penanganan massage pada cedera bagian lengan;

1. Cedera pada bagian pergelangan tangan

Cedera yang sering terjadi adalah tendo sinovitis dari otot-

otot ekstensor lengan bawah dan mengakibatkan pergelangan

tangan sakit. Macam-macam cedera pergelangan tangan sebagai

berikut (Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009): a.

Cedera pergelangan tangan sering dijumpai pada daerah

punggung tangan yang disebut ganglion yang diduga akibat

pembesaran pembungkus tendo dan berisi lendir. b. Cedera

pergelangan tangan throwers wrist akibat hiperekstensi pada otot

lengan. Jadi ketika pergelangan tangan mengalami cedera maka

yang akan timbul di situ adalah rasa nyeri dan peradangan. Proses

rasa nyeri dan peradangan yang terjadi pada sendi pergelangan

tangan, akan diikuti rasa nyeri dan peradangan pada otot-otot di

sekitar pergelangan tangan tersebut, seperti dapat dilihat pada

gambar berikut:

13
Program Pasca Sarjana

(sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+anatomi+pe

rgelangan+tangan&rlz)

2. Cedera siku

Cedera Siku Elbow injuries adalah cedera yang menyebabkan

rasa nyeri pada siku yang menjalar kearah bawah. Biasanya

terjadi karena karena gangguan neuromuskuloskeletal, yaitu

komponen lunak yang terdiri dari ligamenum, tendo, kapsul

sendi, jaringan ikat sendi, serabut saraf perifer dan pembuluh

darah (Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009).

Macam-macam cedera yang sering terjadi pada siku yaitu:

a. Medial Epicondylitis Medial epicondylitis sering terjadi pada

siku bagian dalam epicondylus medialis humeri (Ali Satia

Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009). Trauma pada medial

epicondylitis terjadi pada origo otot-otot yang melakukan

fleksi lengan bawah. Penyebab terjadinya medial

epicondylitis disebabkan oleh menekuknya pergelangan

tangan ke arah telapak tangan karena adanya tekanan yang

berlebihan. Menurut (Medicastore, 2010:

1) faktor-faktor yang menghasilkan tekanan seperti tersebut

14
Program Pasca Sarjana
adalah sebagai berikut:

1) Otot bahu dan otot tangan yang lemah

2) Melakukan serve dengan tenaga yang luar biasa pada saat

bermain tenis

3) Memukul bola yang berat dan basah.

4) Menggunakan raket yang terlalu berat atau tali senarnya

terlalu tegang

5) Melempar bola

6) Melempar lembing

7) Membawa koper yang berat

Gejala yang terjadinya medial epicondylitis adalah nyeri dirasakan di

sepanjang sikut pada sisi telapak tangan dan lengan bawah bagian dalam dan

apabila melanjutkan latihan bisa menyebabkan tertariknya tendon dari tulang

sehingga terjadi perdarahan (Medicastore, 2010)

Tanda dan gejala medial epicondylitis yang dikemukakan oleh Jowir (2009)

adalah sebagai berikut:

1) Nyeri pada tulang yang letaknya agak di dalam pada sendi siku.

2) Kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan.

3) Nyeri pada siku bagian dalam ketika menggenggam sesuatu yang keras

4) Nyeri pada saat dilakukan fleksi dengan diberikan tahanan

5) Nyeri saat pronasi.

b. Lateral Epicondylitis Lateral epicondylitis sering terjadi pada posisi luar siku.

Cedera ini biasanya terjadi karena pukulan tangkisan yang bersifat terus

menerus sehingga menyebabkan over use (Ali Satia Graha dan Bambang

15
Program Pasca Sarjana
Priyonoadi, 2009). Adapun salah satu macam cedera siku dapat dilihat

pada gambar berikut:

(sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+anatomi+sikut&rlz)

16
Program Pasca Sarjana
BAB III
PENUTUP

❖ Kesimpulan

Manfaat terapi masase frirage dan stretching sangat

diperlukan untuk atlet olahraga beladiri. Manfaat masase frirage

dapat membantu mempelancar peredaran darah, mengurangi rasa

nyeri dan membantu memposisikan pergeseran sendi akibat keseleo.

Di sisi lain stretching dapat membantu otot tetap fleksibel dan

mengurangi kekakuan, dan kontraksi. Manfaat dari kedua terapi

tersebut sangat membantu atlet beladiri dalam mengurangi ganguan

cederanya, sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi dalam

setiap kejuaraan.

17
Program Pasca Sarjana
DAFTAR PUSTAKA

Antony Eko Raharjo. (2008). Usaha Pencegahan Cedera Pehoki Daerah

Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY

Lani, Ahmad. 2003, Massage. Malang: Rinjani Print

Mashoed, 1979. Massage Olahraga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Dan Pendidikan Keselamatan. Jakarta: Mutiara Priyonoadi

Bambang, 2008, Sport Massage, Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Keolahragaan.

Panggung Sutapa. (2007). Upaya Pengurangan Cedera Olahraga Melalui

Penguluran dan Pemanasan Sebelum Beraktivitas. Yogyakarta: FIK

UNY

18

Anda mungkin juga menyukai