Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SOSIALISASI GERAKAN SPORT MASSAGE


BAGI MAHASISWA STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

OLEH :

JIYAN ADHE SUFITRI


NPM : 6028053

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini sesuai yang diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Pembuatan makalah ini
diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Massage
Olahraga.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada seluruh
pihak yang telah banyak membantu dalam terselesainya makalah ini.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.

Lubuklinggau, 17 Februari
2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia

2.2 Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Massage

2.4 Teknik Massage

2.5 Penggunaan Massage dalam Olahraga

2.6 Manfaat dan Tujuan Massage

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,
terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke dalam
dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage. Dari
contoh tersebut, membuktikan bahwa massage sangat penting untuk dipelajari karena
fungsinya yang sangat penting dalam pemulihan kondisi tubuh.

Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu
absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta dapat
memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja
berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada
keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang
menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1) Bagaimanakah sejarah massage dan penyebarannya di dunia ini?

2) Apakah yang dimaksud dengan massage?

3) Sebutkan indikasi dan kontra indikasi pada massage?

4) Bagaimanakah teknik dalam melakukan massage, sebutkan?

5) Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?

6) Apakah manfaat dan tujuan massage?

1.3 Tujuan Permasalahan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1) Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.

2) Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia

Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:

1) Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi,
menggosok badan dan senam. Hal ini terdapat dalam kitab suci veda.

2) Tiongkok telah mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan
yang berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah
dikenal pemijatan (petrissage) dan gossokkan (frictions).

3) Bangsa Mesir dan Persia kuno telah mengenal massage dan senam dengan bukti
peninggalan pada benda-benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak
ditemukan.

4) Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam penyembuhan. Massage
yang mereka lakukan pada umum nya berhubungan dengan mandi yang mereka
anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.

Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh seorang ahli bedah
bangsa prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke
17, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah
mempunyai dasar ilmiahnya.

Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore,
Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu,
banyak kata-kata bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.

Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum perang dunia ke II sudah
ada orang indonesia yang belajar massage dari orang belanda. Terutama dari serdadu belanda
bagian kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang
banyak membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage di
Surakarta, Bandung, dan Semarang.
2.2 Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage

1) Pengertian Massage

Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau
pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa Urutan pijatan, dan lain-lain
yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi,
serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.

2) Tujuan Massage

Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi


(penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam
jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.

3) Pengaruh Massage

Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap


jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut
menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan
pengalaman masseur sendiri.

Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris dan khemis.

a) Efek Mekanis

Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya


pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa, sehingga membantu memperlancar
sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan.

b) Efek Reflektoris

Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan


proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar
peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.

c) Efek Khemis

Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek
dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.

Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman
dan segar serta percaya diri.
A) Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa

Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal)


secara mekanis mendorong aliran darah pada pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran
darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan
kapiler. Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa
metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage
memperlancar mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh
yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan masuk ke
dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang
mengalami peradangan atau pembengkakan.

B) Pengaruh massage terhadap kulit

Massage dapat melonggarkan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang


terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki
penyerapan peredaran darah dan limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih
baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi
halus dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar yang sudah aus mengelupas.

C) Pengaruh massage terhadap jaringan otot

Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar


sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga
mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu
penyebaran traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat
menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan yang
disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama lain dan
menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah
berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.

D) Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf

Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik


sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat
dalam waktu yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang
denagan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang
lembut memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi
syaraf.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Massage

1) Indikasi massage

Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar
manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage
membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa
pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Massage demikian biasanya dilakukan kepada
seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.

Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri
atau dlam pekerjaan yang begitu begitu juga menimbulkan kejenuhan dan kelelahan. Dalam
hanl ini kelelahan mungkin bersifat mental ataupun fisik. Biasanya massage diakhir tugas
tersebut mengembalikan tubuh maupun peresaan kembali nyaman.

Di dalam dunia olahraga dewasa ini masage telah menjadi sebagian dari upaya
pemeliharaan kondisi ada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa
pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu
mengikutsertakan sedikitnya seorang maaseur.

Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian-bagian badan setelah cidera,


membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk
meneruskan pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah
tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi otot dan persendian yang biasanya
mengalami kekakuan.

2) Kontra indikasi massage

Dalam keadaan keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra
indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sbb:

a) Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.

b) Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti: cacar, campak, demam kuning,
dll.

c) Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.

d) Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat benar-benar.

e) Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti: erteriosclerosis,


trombosis, dll.

f) Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat separti penderita chorea dan neurathenia.
g) Menderita penyakit haemophilia, karena kecenderungannya terjadi pendarahan, walau
karena sabab, yang tak bararti.

h) Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya


infeksi seperti bisul, borok, dsb.

i) Pembengkakan ikibat cidera yang masih baru yang menujukkan adanya pendarahan di
dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali
bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau yang baru sembuh.

j) Patah tulang yang belum sembuh. Massage dapat menggagu letak sambungan.

k) Menderita penyakit tumor atau kanker.

l) Sedang datang bulan atau hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), gastroentiritis, colitis, dll. Demikiam juga bila ada batu dalam kandung
empedu.

m) Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.

2.4 Teknik Massage

Yang termasuk teknik massage ialah:

A) Manipulasi massage

B) Pelaksanaan massage

C) Posisi pasien

D) Penggunaan alat-alat massage

Berikut ini adalah penjelasan dari teknik massage:

A) Manipulasi massage

Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam
mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan merasakan
bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan
yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.

Barbagai pegangan massage adalah :

1) STROKING (EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan

a) Superfisial stroking

b) Deep stroking
2) COMPRESSION = Parasan

a) Kneading / petrissage (memijat)

b) Wringing (memeras)

c) Rolling (menggeser)

d) Walken (menekan)

3) FRICTIONS = Gosokan

a) Spiral

b) Circulary

c) Rotary

4) TAPOTEMENT = Pukulan

a) Hacking (mencencang)

b) Beating (dengan kepalan)

c) Clapping (dengan talapak jari)

d) Cupping (dengan telapak tangan dicekungkan)

e) Typing (seperti mengetik)

f) Spatting (cipratan)

g) Chucking (trikan lepas)

5) VIBRATIONS = Getaran

a) Palmar (dengan telapak tangan)

b) Knuckle (dengan kepalan)

6) SHAKING = Guncangan

a) Pada lengan (telentak / duduk)

b) Pada tungkai (telungkup)

Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan
seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah penjelasan dari
berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.
1) STROKING

Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam


pegangan, yaitu:

a) Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit
sehingga menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertantu.
Biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan. Manipulasi ini biasa
dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.

b) Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah
pusat (centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking
merupakan manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di kulit
untuk menbantu melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam
menghaluskan dan merampimgkan otot. Untuk memberikan tekanan yang lebih dalam,
masseur harus memindahkan berat badan ke tangan yang bekerja. Untuk itu bangku
massage harus diatur setinggi pusar.

Bentuk pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:

A) Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh permukaan
telapak tangan harus kontak dengan permukaan kulit. pada otot yang karena bentuknya mudah
dipegang seperti pada paha dan betis pegangan harus melingkar memegang otot agar
dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan.
Bila dengan dua tangan dilakukan bergandengan atau bergantian. Gerakan harus selalu
menuju ke pusat bila tekanan cukup dalam. Berikut ini adalah gambar pegangan palmar:

B) Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini dikerjakan dengan satu, Dua
atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari bentuk manipulasi ini ialah dapat digunakan pada
bagian-bagian tubuh yang sempit. Lebih dapat merasakan kelainan-kelainan yang ada, seperti
penebalan dan pengerasan jaringan dll. Berikut ini adalah gambar pegangan digital:

C) Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras seperti
misalnya tractus ilio tibialis, karena pengaruh bentuk manipulasi palmar dan digital dirasakan
kurang. Berikut ini adalah gambar pegangan knucle:

2) COMPRESSION

Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.


a) Kneading / petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk pegangan ini
pengertiannya sering dipersamakan. Kneading atau petrissage dilakukan dengan
palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras /
menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan
parasan sakit pada pasien. Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central.
Pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal
ini satu tangan memegang otot dan yang lainya memijat. Berikut ini adalah gambar
manipulasi kneading:

b) Wringing (perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak
bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik. Berikut ini adalah gambar
manipulasi wringing:

c) Rolling (menggeser). Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada
petrissage, yang dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang lain memegang
dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan
oleh tangan terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan lain
tergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya.
Berikut ini adalah gambar manipulasi rolling:

d) Walken. Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada
bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari lain terpisah. Tangan
kanan memegang otot tadi pada bagian distal dengan posisi ibu jari berada diantara
telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tanagan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan
sementara itu ibu jari tangan kanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri
kendur dan menggeser ke atas dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti
tangan kanan. Manipulasi ini dilakukan pada bagian tubuh yang bulat seperti pada
tungkai bawah, tungkai atas dan lengan bawah, lengan atas. Dengan manipulsi ini
terjadi pengosongan dan pengisian jaringan. Berikut ini adalah gambar manipulasi
walken:

3) FRICTIONS ( RUBBING)

Frictions yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan jari
maupun telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah kulit,
memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang kaku, serta
menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini ialah:
a) Spiral, yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu garis
melingkar-lingkar berbentuk spiral.

b) Circulary, menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat lingkaran-lingkaran
tertutup hingga seluruh permukaan tergosok.

c) Rotary, yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti misalnya pada
punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan dengan satu tangan dan dapat juga
dengan dua tangan. Dapat juga dengan menggunakan hasta untuk mengeraskan
gosokan. Frictions dengan talapak jari lebih efektif karena rabahannya lebih peka dan
dapat menelusuri bagian ataupun lekukan yang sempit.

B) Pelaksanaan massage

Hal-hal yang perlu diperhatikan

a) Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.

b) Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit,
pegal atau bekas keseleo, dsb.

c) Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan
atau pemulihan.

d) Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan
kontinyu serta tidak sering diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan
yang ragu-ragu, tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.

e) Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke


centripetal saperti: deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali
gerakan yang sifatnya superfisial.

f) Tekanan pijitan atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut
tidak terlalu menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila
massage bagian dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan
pecahnya kembali pembuluh yang baru sembuh.

C) Posisi pasien

Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:

1) Letak pasien terhadap masseur harus semudah-mudahnya.


2) Bagian badan yang dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya
dengan menberi ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian
bawah pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot
tungkai berada dalam keaadan kendur.

3) Pada waktu bekerja masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap yang
memungkinkan bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.

Posisi pasien:

a) Berbaring telentang. Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil
sehingga dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan
diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi bantal. Pada
massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.

b) Berbaring telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil
diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki berada
diujung agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.

c) Berbaring miring. Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki
yang diatas yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.

d) Posisi duduk. Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga
untuk massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi ini.

D) Penggunaan alat-alat massage

1) Ruangan massage

Ruangan massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu
berangin. Diperlengkapi dengan:

a) Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta
sprei.

b) Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.

c) Gunting kuku, alat PPPK yang perlu.

d) Bahan pelicin: parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.

2) Perlengkapan untuk pasien

a) Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak dimassage.

b) Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.


3) Tata tertib massage

a) Sebelum massage. Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien


ditidurkan dibangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci
tangan, dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan
ditangan.

b) Selama massage. Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan
handuk besar. Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.

c) Selesai massage. Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage
general, pasien diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.

2.5 Penggunaan Massage dalam Olahraga

Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya
mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan
motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan
olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan
berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.

1) Massage pada masa latihan

Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya


kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang
intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi,
respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan
dalam waktu yang lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan,
berkurangnya tenaga dan datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan
dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna dalam
menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan membantu
mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.

Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang
dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila
olahragawan sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga
massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya,
mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih
atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah
diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang
digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling,
petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu
diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu
seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut.
Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.

2) Massage sebelum pertandingan

Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan


kemampuan yang maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul
terutama pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai.
Oleh karen itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut
pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama sekali
menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama dimana
waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan massage dimasa
ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja motorik, mempertinggi fungsi
persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan yang
gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih dalam massage iniialah yang
merangsang, hidup dan agak kuat tetapi dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage,
frictions, dan tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan
pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu
massage ini dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan
dengan baik maka iti dianjurkan.

3) Massage dalam pertandingan

Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi


pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus bertanding
lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka massage
diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi organisme, mengembalikan
fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan kelelahan, menyembuhkan cedera-cedera
kecil baik fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu dan nyeri disebabkan benturan.
Tarikan atau terputar. Keadaan demikian seringkali perlu ditolong di tempat atau di pinggir
lapangan. Dengan massage diusahakan dalam waktu singkat menyembuhkan gangguan
fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari pertandinagan serta mencegah
menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu todak termasuk ke dalam
keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang dokter.

Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena


diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya
adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara
lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan pergantian dalam jaringan.
Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk menurunkan tegangan.

4) Massage setelah pertandingan

Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama
mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan
kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses
pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa
menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan
segera setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya denyut nadi
ke keadaan normal. Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka
massage ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup lama.
Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan dalam,
hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke
kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk
mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus otot.

2.6 Manfaat dan Tujuan Massage

Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan
banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti
teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan
yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:

a) Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.

b) Membuat istirahat sendi.

c) Mampercepat penyerapan.

d) Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.

e) Mengembalikan fungsi sendi, dll.

Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah,
rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.
Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh
over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti
pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:

1) Kejang otot.

Kejang otot dapat timbul karena:

a) Otot kurang telatih.

b) Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja berat.

c) Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.

d) Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.

Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya


olahragawan dan pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman
dengan manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan
effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi dan shaking untuk
menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan
hati-hati. Yang penting ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan
dengan jalan tarikan. Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua
pendapat. Ada yang berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang
berpendapat boleh diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.

2) Contussion / distorsion.

Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti
dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari.
Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.

Massage pada keadaan ini:

a) Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling, petrissage.

b) Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions,


petrissage.

c) Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk
mengurangu rasa sakit.

d) Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.

Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula
sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk
menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau penumbuhan diantara
otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki
sirkulasi.

3) Luxasio / dislocation.

Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan
reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah
perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat
mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat
diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage.
Luksasi yang agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun
demikian biasanya masih terdapat keluhan.

4) Fraktura.

Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan
pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn
lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan
ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita
laksanakan pula latihan persendian (joint movement exercises prosedure).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang
menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage
umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan
dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan
lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan
Penggunaan alat-alat massage.

Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama
dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah
dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang
menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik
yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan
jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau
dislokasi ringan yang mudah dikembalikan.

3.2 Saran-saran

Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby
oil atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di
manipulasi pada massage.
DAFTAR PUSTAKA

Lani, Ahmad. 2003. Massage. Malang: Rinjani Print

Anda mungkin juga menyukai