Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Tentang
MASSAGE
Dosen pengampu:
PRIMA ANTONI, S.Pd, M.Pd

Maulana Syabirin
501181010015

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini sesuai yang diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Massage Olahraga Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Pembuatan makalah ini diperlukan supaya
penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Massage Olahraga.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:

 Bapak Prima Antoni, S.Pd,M.Pd yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Massage Olahraga.
 Rekan-Rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.

Penulis

Maulana Syabirin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 5
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 5
C. TUJUAN MASALAH ...................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia ............................................................................... 6
B. Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage ............................................................................... 7
1. Pengertian Massage ................................................................................................................ 7
2. Tujuan Massage ...................................................................................................................... 7
3. Pengaruh Massage .................................................................................................................. 7
C. Indikasi dan Kontra Indikasi Massage ......................................................................................... 8
1. Indikasi massage ..................................................................................................................... 8
2. Kontra indikasi massage.......................................................................................................... 9
D. Teknik Massage ......................................................................................................................... 10
1. Manipulasi massage .............................................................................................................. 10
2. Pelaksanaan massage ........................................................................................................... 13
3. Posisi pasien .......................................................................................................................... 13
4. Penggunaan alat-alat massage ................................................................................................. 14
E. Penggunaan Massage dalam Olahraga ..................................................................................... 14
1) Massage pada masa latihan .................................................................................................. 15
2) Massage sebelum pertandingan ........................................................................................... 15
3) Massage dalam pertandingan ............................................................................................... 16
4) Massage setelah pertandingan ............................................................................................. 16
F. Manfaat dan Tujuan Massage................................................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................................... 19
PENUTUP ............................................................................................................................................... 19
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 19
B. SARAN ....................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 20
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya
mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan
motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu,
massage mulai merambah ke dalam dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat
yang memberikan layanan massage. Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa
massage sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang sangat penting dalam
pemulihan kondisi tubuh.
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau
alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
membantu absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam
jaringan, serta dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya
dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan
kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri
ataupun perasaan lemas.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Bagaimanakah sejarah massage dan penyebarannya di dunia ini?
2) Apakah yang dimaksud dengan massage?
3) Sebutkan indikasi dan kontra indikasi pada massage?
4) Bagaimanakah teknik dalam melakukan massage, sebutkan?
5) Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?
6) Apakah manfaat dan tujuan massage?

C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1) Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.
2) Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:

a) Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage dengan hygiene


seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini terdapat dalam
kitab suci veda.
b) Tiongkok telah mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM)
terdapat tulisan yang berhubungan dengan massage dan senam
penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan (petrissage) dan
gossokkan (frictions)
c) Bangsa Mesir dan Persia kuno telah mengenal massage dan senam
dengan bukti peninggalan pada benda-benda relief, tetapi peninggalan
dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
d) Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam
penyembuhan. Massage yang mereka lakukan pada umum nya
berhubungan dengan mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-
unsur penyembuhan.

Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh seorang ahli bedah bangsa
prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke 17,
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai
dasar ilmiahnya.
Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore,
Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu,
banyak kata-kata bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.

Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum perang dunia ke II sudah
ada orang indonesia yang belajar massage dari orang belanda. Terutama dari serdadu belanda
bagian kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang
banyak membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage
di Surakarta, Bandung, dan Semarang.
B. Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage
1. Pengertian Massage
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau
pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa Urutan pijatan, dan lain-lain
yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi,
serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.
2. Tujuan Massage
Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi
(penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam
jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.
3. Pengaruh Massage
Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap
jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut
menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan
pengalaman masseur sendiri.

Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris dan khemis.


i. Efek Mekanis

Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya


pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa, sehingga membantu memperlancar
sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan.
i. Efek Reflektoris

Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan


proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar
peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.
ii. Efek Khemis

Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi
terhadap pembuluh darah kapiler.

Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman
dan segar serta percaya diri.
a) Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa
Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal)
secara mekanis mendorong aliran darah pada pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran
darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan
kapiler. Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa
metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage
memperlancar mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh
yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan masuk ke
dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang
mengalami peradangan atau pembengkakan.
b) Pengaruh massage terhadap kulit
Massage dapat melonggarkan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang
terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki
penyerapan peredaran darah dan limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih
baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi
halus dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar yang sudah aus mengelupas.
c) Pengaruh massage terhadap jaringan otot
Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar
sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga
mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu
penyebaran traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat
menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan
yang disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama
lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila
telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.
d) Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf
Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik
sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan
cepat dalam waktu yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang
denagan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang
lembut memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi
syaraf.

C. Indikasi dan Kontra Indikasi Massage


1. Indikasi massage
Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar
manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage
membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa
pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Massage demikian biasanya dilakukan kepada
seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri
atau dlam pekerjaan yang begitu begitu juga menimbulkan kejenuhan dan kelelahan. Dalam
hanl ini kelelahan mungkin bersifat mental ataupun fisik. Biasanya massage diakhir tugas
tersebut mengembalikan tubuh maupun peresaan kembali nyaman.

Di dalam dunia olahraga dewasa ini masage telah menjadi sebagian dari upaya
pemeliharaan kondisi ada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa
pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu
mengikutsertakan sedikitnya seorang maaseur.

Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian-bagian badan setelah cidera,


membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk
meneruskan pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari
patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi otot dan persendian yang biasanya
mengalami kekakuan.
2. Kontra indikasi massage
Dalam keadaan keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra
indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sbb:

a) Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
b) Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti: cacar, campak, demam kuning,
dll.
c) Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
d) Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat benar-benar.
e) Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti: erteriosclerosis,
trombosis, dll.
f) Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat separti penderita chorea dan neurathenia.
g) Menderita penyakit haemophilia, karena kecenderungannya terjadi pendarahan, walau
karena sabab, yang tak bararti.
h) Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya
infeksi seperti bisul, borok, dsb.
i) Pembengkakan ikibat cidera yang masih baru yang menujukkan adanya pendarahan di
dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali
bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau yang baru sembuh.
j) Patah tulang yang belum sembuh. Massage dapat menggagu letak sambungan.
k) Menderita penyakit tumor atau kanker.
l) Sedang datang bulan atau hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), gastroentiritis, colitis, dll. Demikiam juga bila ada batu dalam kandung
empedu.
m) Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.
D. Teknik Massage
Yang termasuk teknik massage ialah:

 Manipulasi massage
 Pelaksanaan massage
 Posisi pasien
 Penggunaan alat-alat massage

Berikut ini adalah penjelasan dari teknik massage:


1. Manipulasi massage
Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam
mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan merasakan
bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan
yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.

Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan
seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah penjelasan dari
berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.
1) STROKING (EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan
Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam
pegangan, yaitu:

a) Superfisial stroking
Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit
sehingga menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak
tertantu. Biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan.
Manipulasi ini biasa dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.
b) Deep stroking
Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah
pusat (centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking
merupakan manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di
kulit untuk menbantu melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam
menghaluskan dan merampimgkan otot. Untuk memberikan tekanan yang
lebih dalam, masseur harus memindahkan berat badan ke tangan yang bekerja.
Untuk itu bangku massage harus diatur setinggi pusar.
Bentuk pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:
 Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari.
Seluruh permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan
kulit. pada otot yang karena bentuknya mudah dipegang seperti pada
paha dan betis pegangan harus melingkar memegang otot agar
dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat dilakukan dengan
satu atau dua tangan. Bila dengan dua tangan dilakukan bergandengan
atau bergantian. Gerakan harus selalu menuju ke pusat bila tekanan
cukup dalam. Berikut ini adalah gambar pegangan palmar:
 Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini
dikerjakan dengan satu, Dua atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari
bentuk manipulasi ini ialah dapat digunakan pada bagian-bagian tubuh
yang sempit. Lebih dapat merasakan kelainan-kelainan yang ada,
seperti penebalan dan pengerasan jaringan dll. Berikut ini adalah
gambar pegangan digital:
2) COMPRESSION = Parasan
Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.
a) Kneading / petrissage (memijat)
Kneading / petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk
pegangan ini pengertiannya sering dipersamakan. Kneading atau petrissage
dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya
kemudian memeras / menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus lurus jangan
bengkok untuk menghindarkan parasan sakit pada pasien. Pijatan dilakukan
berpindah-pindah dari ujung ke central. Pijatan dapat dilakukan dengan dua
tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu tangan memegang
otot dan yang lainya memijat. Berikut ini adalah gambar manipulasi kneading:

b) Wringing (memeras)
Wringing (perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian,
tangan bergerak bertentangan yang satu mendorong dan yang lain
menarik. Berikut ini adalah gambar manipulasi wringing:

c) Rolling (menggeser)

Rolling (menggeser). Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot


seperti pada petrissage, yang dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang
lain memegang dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan
memeras dilakukan oleh tangan terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari.
Kemudian tangan lain tergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul
gerak perasan berikutnya. Berikut ini adalah gambar manipulasi rolling:

d) Walken (menekan)
Walken. Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan
kiri berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari
lain terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian distal dengan
posisi ibu jari berada diantara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tanagan kiri
lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu ibu jari tangan kanan
melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser ke atas
dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan kanan. Manipulasi
ini dilakukan pada bagian tubuh yang bulat seperti pada tungkai bawah,
tungkai atas dan lengan bawah, lengan atas. Dengan manipulsi ini terjadi
pengosongan dan pengisian jaringan.

3) FRICTIONS = Gosokan
Frictions yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan
jari maupun telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah
kulit, memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi
yang kaku, serta menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini
ialah:
a) Spiral
Spiral, yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu
garis melingkar-lingkar berbentuk spiral.
b) Circulary
Circulary, menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat
lingkaran-lingkaran tertutup hingga seluruh permukaan tergosok.
c) Rotary

Rotary, yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti


misalnya pada punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan dengan satu tangan
dan dapat juga dengan dua tangan. Dapat juga dengan menggunakan hasta untuk
mengeraskan gosokan. Frictions dengan talapak jari lebih efektif karena
rabahannya lebih peka dan dapat menelusuri bagian ataupun lekukan yang sempit.

1) TAPOTEMENT = Pukulan
a) Hacking (mencencang)
b) Beating (dengan kepalan)
c) Clapping (dengan talapak jari)
d) Cupping (dengan telapak tangan dicekungkan)
e) Typing (seperti mengetik)
f) Spatting (cipratan)
g) Chucking (trikan lepas)
2) VIBRATIONS = Getaran
a) Palmar (dengan telapak tangan)
b) Knuckle (dengan kepalan)
3) SHAKING = Guncangan
a) Pada lengan (telentak / duduk)
b) Pada tungkai (telungkup)

2. Pelaksanaan massage
Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.


 Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit,
pegal atau bekas keseleo, dsb.
 Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan
atau pemulihan.
 Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan
kontinyu serta tidak sering diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan
yang ragu-ragu, tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.
 Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke
centripetal saperti: deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali
gerakan yang sifatnya superfisial.
 Tekanan pijitan atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut
tidak terlalu menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila
massage bagian dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan
pecahnya kembali pembuluh yang baru sembuh.
3. Posisi pasien
Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:

 Letak pasien terhadap masseur harus semudah-mudahnya.


 Bagian badan yang dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya
dengan menberi ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian
bawah pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot
tungkai berada dalam keaadan kendur.
 Pada waktu bekerja masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap yang
memungkinkan bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.

Posisi pasien:

o Berbaring telentang. Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil
sehingga dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan
diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi bantal. Pada
massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.
o Berbaring telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil
diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki berada
diujung agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.
o Berbaring miring. Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki
yang diatas yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.
o Posisi duduk. Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga untuk
massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi ini.
4. Penggunaan alat-alat massage
 Ruangan massage

Ruangan massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu
berangin. Diperlengkapi dengan:

 Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta
sprei.
 Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.
 Gunting kuku, alat PPPK yang perlu.
 Bahan pelicin: parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.
 Perlengkapan untuk pasien
 Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak dimassage.
 Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.
 Tata tertib massage
 Sebelum massage. Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien
ditidurkan dibangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci
tangan, dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan
ditangan.
 Selama massage. Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan
handuk besar. Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.
 Selesai massage. Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage
general, pasien diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.

E. Penggunaan Massage dalam Olahraga


Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya
mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan
motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan
olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan
berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.
1) Massage pada masa latihan
Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya
kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang
intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi,
respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan
dalam waktu yang lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan,
berkurangnya tenaga dan datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan
dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna
dalam menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan
membantu mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.

Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang
dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila
olahragawan sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga
massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya,
mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih
atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah
diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang
digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling,
petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu
diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu
seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut.
Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.
2) Massage sebelum pertandingan
Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan
kemampuan yang maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul
terutama pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai.
Oleh karen itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut
pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama
sekali menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama
dimana waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan massage
dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja motorik, mempertinggi
fungsi persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan yang
gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih dalam massage iniialah yang
merangsang, hidup dan agak kuat tetapi dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage,
frictions, dan tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan
pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu
massage ini dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan
dengan baik maka iti dianjurkan.
3) Massage dalam pertandingan
Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi
pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus bertanding
lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka
massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi organisme,
mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan kelelahan,
menyembuhkan cedera-cedera kecil baik fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu
dan nyeri disebabkan benturan. Tarikan atau terputar. Keadaan demikian seringkali perlu
ditolong di tempat atau di pinggir lapangan. Dengan massage diusahakan dalam waktu
singkat menyembuhkan gangguan fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari
pertandinagan serta mencegah menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu
todak termasuk ke dalam keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang
dokter.

Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena


diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya
adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara
lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan pergantian dalam jaringan.
Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk menurunkan tegangan.
4) Massage setelah pertandingan
Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama
mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan
kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses
pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa
menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya
diberikan segera setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya
denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan
maka massage ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup
lama. Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan
dalam, hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke
kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk
mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus otot.
F. Manfaat dan Tujuan Massage
Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan
banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti
teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan
yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:

1) Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.


2) Membuat istirahat sendi.
3) Mampercepat penyerapan.
4) Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.
5) Mengembalikan fungsi sendi, dll.

Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah,
rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.

Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh
over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti
pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:

1) Kejang otot.
Kejang otot dapat timbul karena:
 Otot kurang telatih.
 Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja
berat.
 Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.
 Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.

Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya


olahragawan dan pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman
dengan manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan
effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi dan shaking untuk
menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan
hati-hati. Yang penting ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan
dengan jalan tarikan. Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua
pendapat. Ada yang berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang
berpendapat boleh diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.

2) Contussion / distorsion.

Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti
dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari.
Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.
Massage pada keadaan ini:
 Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling, petrissage.
 Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions,
petrissage.
 Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk
mengurangu rasa sakit.
 Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.

Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula
sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk
menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau penumbuhan diantara
otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki
sirkulasi.

3) Luxasio / dislocation.

Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan
reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah
perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat
mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat
diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage.
Luksasi yang agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun
demikian biasanya masih terdapat keluhan.

4) Fraktura.

Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan
pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn
lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan
ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita
laksanakan pula latihan persendian (joint movement exercises prosedure).
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau
mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa
sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara
penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang
menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage
umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan
dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan
lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan
Penggunaan alat-alat massage.

Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,


terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera
baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit
kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar
sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan.

B. SARAN
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan
baby oil atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah
untuk di manipulasi pada massage.
DAFTAR PUSTAKA

Lani, Ahmad. 2003. Massage. Malang: Rinjani Print

Anda mungkin juga menyukai