Anda di halaman 1dari 26

i

MAKALAH MASSAGE

DOSEN PENGAMPUH:
Dr.Meirizal Usra, M.Kes

DISUSUN OLEH:

M u h am m a d Ju l i a n s y a h
(151330045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BINA DARMA
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah . Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi
penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan tugas praktek ini lebih
lanjut, akan kami terima dengan senang hati. Dan tidak lupa kami terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas ini.

Akhirnya tiada gading yang tak retak meskipun dalam penyusunan


makalah ini kami telah mencurahkan semua kemampuan namun kami sangat
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini juah dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan data dan referansi maupun kemampuan kami. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak.

Palembang, 09 Januari 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia .....................................3


2.2 Pengertian Massage ...........................................................................4
2.3 Manfaat dan Tujuan Massage ...........................................................6
2.4 Teori-Teori Sport Massage ...............................................................9
2.5 Teknik-Teknik Sport Massage ........................................................13
2.6 Penggunaan Massage dalam Olahraga ............................................18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................22


3.2 Saran ..................................................................................................22

DAFTAR ISI .....................................................................................................23


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahirnya massage tidak diketahui secara pasti, yang jelas massage
dimulai bersamaan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Hal ini ditandai
dengan adanya gambar-gambar peninggalan jaman dahulu pada dinding
kuno ataupun buku-buku kuno yang berhubungan dengan kedokteran. Di
Mesir dan Libya sekitar abad ke-12 telah dikenal massage dengan cara
menggosok dan memukul. Sedangkan massage sendiri telah dikenal
sebagai  perawatan masase di sekolah pendidikan jasmani
kedokteran  tepatnya di Cina kuno. Yunani kuno sendiri massage sudah
dikenal tapi caranya berbeda,  diawali dengan menggosok  dan memijat,
minyaknya terbuat dari minyak yang bahan dasarnya air wangi atau
tanaman-tanaman.
Data pasti siapa penemu sport massage pertama kali tidak
diketahui, berkembang dibanyak negara seperti Cina, India, Yunani, Mesir
dan banyak negara lain sehingga berkembang sampai menjadi kebudayaan
yang tinggi. Dalam perkembangannya tidak hanya berfungsi sebagai
sarana pemeliharaan tubuh saja tetapi juga sebagai terapi pengobatan .
Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam
pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik termasuk
di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat
cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang
menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke
dalam dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan
layanan massage. Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa massage
sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang sangat penting
dalam pemulihan kondisi tubuh.
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan
tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan
2

memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi, sekresi, mempelancar


distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta  dapat memperbaiki
tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah
bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu
menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti
rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan massage di dunia dan di Indonesia?
2. Apakah yang dimaksud dengan massage?
3. Apakah manfaat dan tujuan Massage?
4. Bagaimana memahami teori-teori Massage ?
5. Bagaimanakah teknik dalam melakukan Massage?
6. Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan massage di dunia dan di Indonesia.
2. Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga.
3. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan Massage.
4. Untuk memahami teori-teori dalam Massage.
5. Untuk mengetahui dalam melakukan Massage.
6. Untuk mengetahui peran penggunaan Massage dalam olahraga.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia


Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, massage telah dikenal oleh
manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka
mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang
sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak
enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir
cara penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai
belahan dunia, seperti. Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage
dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini
terdapat dalam kitab suci veda. Tiongkok telah mengenal massage dalam
kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan dengan
massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan
(petrissage) dan gossokkan (frictions). Bangsa Mesir dan Persia kuno telah
mengenal massage dan senam dengan bukti peninggalan pada benda-
benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam penyembuhan.
Massage  yang mereka lakukan pada umumnya berhubungan dengan
mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.
Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh
seorang ahli bedah bangsa prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum
menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke-17, seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai dasar
ilmiahnya.
Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya
Laisne, Se’e, Estradore, Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah
mengembangkan massage. Oleh karena itu, banyak kata-kata bahasa
Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.
4

Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum


perang dunia ke II sudah ada orang indonesia yang belajar massage dari
orang Belanda. Terutama dari serdadu Belanda bagian kesehatan. Pada
jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggaraan Asian Games yang
banyak membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan
khusus ahli massage di Surakarta, Bandung, dan Semarang.
Di Indonesia masase olahraga bertambah populer lagi di kalangan
atlet pada pemusatan latihan Nasional Asian Games IV, Ganefo I,
Olympiade Tokyo, maupun di PON. Dengan demikian maka pengetahuan
tentang sport massage merupakan suatu keterampilan khusus di dalam
olahraga Indonesia.
Pada tahun 1962 ketika Indonesia sedang mempersiapkan
Indonesia untuk menghadapi Asian Games IV yang akan diselenggarakan
di kota Jakarta. Menjadikan Indonesia harus mempersiapkan diri dari
berbagai aspek ,bukan hanya mempersiapkan fisik, teknik dan taktik dari
pemain tetapi juga dari aspek kesehatan dan sport medicine. Dimana pada
tahun 1960 Indonesia mendatangkan team ahli sport massage dari Swedia
yang di pimpin Mr. Tills untuk mengajarkan atau memberi pemahaman
sport massage bertempat di RC Solo, diadakan penataran, kepelatihan
sport massage yang di ikuti oleh 40 orang pelatih dan guru olahraga dari
seluruh Indonesia.
2.2 Pengertian Massage
Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan
gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage
adalah seni gerak tangan yang bertujuan untuk mendapat kesenangan
dan memelihara kesehatan jasmani. Kata massage berasal dari kata Arab
“Mash“ yang berarti menekan dengan lembut atau dari kata Yunani
“Massien“ yang berarti memijat atau melulut. Pelaku untuk pria
dinamakan masseur, Pelaku untuk wanita dinamakan massaeuse.
Sport massage adalah pengobatan pijat yang memperlakukan pada
aspek fisik, fisiologis dan psikologisuntuk atlet. Hal ini dapat digunakan
5

sebelum atau sesudah kegiatan olahraga. Jika digunakan sebelum kegiatan


olahraga akan sangat membantu dalam pemanjangan dan melonggarkan
jaringan lunak. Pijat mengacu pada manipulasi sistematis jaringan lunak
tubuh untuk tujuan terapeutik dan melancarkan peredaran darah. Olahraga
pijat adalah ilmu dan seni menerapkan pijat dan teknik yang berkaitan
dengan menjaga kesehatan atlet dan untuk meningkatkan kinerja atletik.
Massage memiliki peran yang luar biasa dalam kehidupan,
massage bisa mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tubuh.
Sekarang semakin dimengerti oleh banyak orang bahwa massage sangat
dibutuhkan untuk tetap terbinanya kebugaran jasmani walaupun hanya
menggunakan manipulasi yang sangat sederhana sebagai reaksi alamiah
tubuh.
Di kutip dari buku Anders Jelve´us dan Kristjan Oddsson. Dalam
bukunya mengatakan seorang physi- pengadilan cian ke Kaisar Romawi
Markus Aurelius, menulis bahwa tujuan dari pijat adalah untuk
melunakkan tubuh sebelum latihan. Dikatakan bahwa Galenus
merekomendasikan bahwa semua latihan harus didahului dengan pijat
dengan minyak. Pijat juga digunakan untuk gladiator (petarung pada
zaman romawikuno) untuk latihan dan perkelahian, untuk meringankan
rasa sakit dan berfungsi sebagai revitalisasi sebuah modalitas. Di India, di
mana gulat selalu menjadi populer olahraga, pijat telah digunakan sebagai
modalitas penyembuhan untuk pegulat sejak zaman kuno. Ketika orang
biasa yang membutuhkan perawatan pijat mereka sering disebut spesialis
dalam terapi sentuhan; itu terapis pijat berlatih sering pegulat.
Massage merupakan suatu pengetahuan yang mempunyai
hubungan erat dengan tubuh manusia. Karenanya bila seseorang
mempelajari massage harus terlebih dahulu mengetahui ilmu-ilmu tentang
tubuh manusia seperti, anatomi, fisiologi, kinesiologi dan kesehatan.
Massage dapat dipelajari oleh semua orang dari berbagai lapisan
masyarakat, baik secara alamiah maupun ilmiah, dari cara tradisional
6

sampai modern, menggunkan alat yang dirancang dengan gerakan


otomatis.
Dalam olahraga umum dan jasmani militer, pengetahuan massage
merupakan penunjang yang sangat penting dihadapkan dengan akibat
gerakan otot seseorang setalah berolahraga maupun aktivitas pekerjaan
fisik. Setelah latihan jasmani yang berat akan timbul kelelahan otot,
dimana diperlukan suatu proses pemulihan yang cepat disini perlu
pemberian massage. Dengan massage secara sederhana dan benar dapat
membantu memperlancar sistem peredaran darah dan mengurangi
kekakuan otot pada tubuh, sehingga akan segar kembali, kondisi tubuh
tetap terpelihara dengan baik.
Dalam olahraga prestasi massage yang diberikan kepada
olahragawan dapat dikategorikan dalam beberapa aspek diantaranya yaitu:
1. Preparative
Aspek preventif adalah mempersiapkan olahragawan agar memiliki
kondisi badan yang baik sehingga dapat menghadapi dan
menanggulangi ketegangan yang timbul dalam suatu pertandingan.
2. Preventif
Aspek preventif yaitu dapat mempertahankan dan mengembalikan
fungsi alat gerak agar tetap berfungsi dengan baik.
3. Kuratif
Aspek kuratif yaitu memperbaiki kembali kondisi tubuh setelah
mengalami cidera atau menangani rasa sakit pada otot yang
ditimbulkan oleh tertimbunnya asam laktat.
2.3 Manfaat dan Tujuan Massage
Massage sangatlah bermanfat bagi masyarakat umum karena
dengan begitu tubu kita setelah beraktifitas akan mengalami pemulihan
jika seorang masseur (pemijat laki-laki) ataupun masseus (pemijat
perempuan) melakukan massage dengan baik dan benar kepada pasiennya.
Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik
yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan
7

sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik


pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah
dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:
1. Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.
2. Membuat istirahat sendi.
3. Mampercepat penyerapan.
4. Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.
5. Mengembalikan fungsi sendi, dll.

Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament


dan pembuluh darah, rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.

Perubahan fungsi gerak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang


disebabkan oleh over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau
karena berubahnya latak sendi seperti pada dislokasi. Beberapa trauma
yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:

1. Kejang otot.
Kejang otot dapat timbul karena:
a) Otot kurang telatih.
b) Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan
kerja berat.
c) Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.
d) Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.

Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat,


seyogyanya olahragawan dan pelatih sudah harus paham cara
pertolongannya. Berdasarkan pengalaman dengan manipulasi yang
berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan
effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi
dan shaking untuk menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat
kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan hati-hati. Yang penting
ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan
8

dengan jalan tarikan. Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh


pengaruh pusat ada dua pendapat. Ada yang berpendapat bahwa
massage jangan diberikan, tetapi ada juga yang berpendapat boleh
diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.

2. Contussion / distorsion.
Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan
jaringan, biasanya diikuti dengan kebengkakan. Dalam keadaan
ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari. Cedera
demikian umumnya terjadi pada persendian.
Massage pada keadaan ini:
a) Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling,
petrissage.
b) Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan
effleurage, frictions, petrissage.
c) Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking
yang halus untuk mengurangi rasa sakit.
d) Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.

Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan


pendarahan dan sobekan kapsula sendi. Jika demikian masage harus
ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk
menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau
penumbuhan diantara otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah
sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki sirkulasi.

3. Luxacio/Dislocation
Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal
ini perlu dilakukan reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya
kapsula sendi. Massage diberikan setelah perawatan taga atau empat
hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat
mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan
9

intra articular dapat diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti,


musculus brachialis internus perlu dimassage. Luksasi yang agak
parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun
demikian biasanya masih terdapat keluhan.

4. Fraktura.
Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh,
yaitu meneruskan pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk
memperbaiki sirkulasi, menghilangakn lengketan kulit dan
menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang
dipergunakan ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada
persendian. Di ssamping itu kita laksanakan pula latihan persendian
(joint movement exercises prosedure).
2.4 Teori-Teori Sport Massage
Uraian teori massage yang paling tua disusun oleh A.Hoffa pada
tahun 1893. Ia mendasarkan teorinya pada kerja mekanik. Adanya tekanan
pada pembuluh darah dan pembuluh limfa, isi dari pembuluh-pembuluh
tersebut dengan adanya kelap-kelap akan didorong kearah jantung (arah
sentripetal)
Sebagai bukti “kerja tekan hisap“ ini pada sirkulasi vena dan limfa
diambil contoh percobaan Von Mossengeil. Von Mossengeil mengambil
bak berisi air. Pada bak tersebut diletakkan sebuah papan kecil dengan
pipa karet yang menggantung pada satu sisi dalam air. Dengan
menggosokkan ibu jari ke pipa karet, akan terjadi suatu tekanan antara ibu
jari dan air. Oleh karena itu air akan dihisap ke dalam pipa, dan akhirnya
air akan mengalir.
Menyamakan pembuluh limpa dan vena dalam tubuh kita dengan
pipa karet kecil adalah salah, karena pembuluh- pembuluh ini tidak elastis
seperti pipa karet, dan lebih lagi di dalam pembuluh limfa dan vena tidak
ada udara.
10

Tetapi dapat dimengerti juga, bahwa di bawah pengaruh tekanan


dari luar, isi pembuluh darah atau pembuluh limfa dapat dipindahkan
dalam jarak yang pendek.
Untuk memperoleh “tekan-hisap” sebaik mungkin, Hoffa
menganjurkan agar tangan diletakkan betul-betul menyambung di
sekeliling otot-otot, dimana ibu jari dan jari tangan terletak di sekeliling
sisi otot.
Uraian teori berikutnya diteliti oleh Dr. Franz Kirchberg, pada
tahun 1926. Teorinya berdasarkan keterangan reflektoris. Ia bertitik tolak
pada pangkal duga terjadinya hyperaemie sebagai akibat kerja reflektoris
dari pegangan-pegangan massage. Tinjauan cara mekanis dari Hoffa tidak
ia tinggalkan seluruhnya.
Rangsangan yang ditimbulkan secara mekanis, dikirimkan melalui
syaraf-syaraf sensible ke sum-sum tulang belakang. Melalui sambungan
neuron, rangsangan-rangsangan tersebut diteruskan penyalurannya.
Pertama-tama rangsangan dipindahkan ke sel tanduk motorik, yang
mengirimkannya kembali rangsangan tersebut ke kulit atau ke otot.
Sambungan neuron lainnya mengirimkan rangsang yang sama ke otak,
yaitu ke pangkal otak atau hypothalamus. Di hypothalamus terdapat
macam-macam pusat syaraf hewani dan pusat syaraf nabati. Pusat-pusat
syaraf ini menangani rangsangan-rangsangan tersebut, dimana akan terjadi
macam-macam perubahan didalam jaringan-jaringan. Perubahan-peruban
tersebut dapat terjadi suatu vasodilatasi (pelebaran pembuluh) nadi dan
terjadinya zat-zat perangsang jaringan.
Selain refleks-refleks yang langsung dan tidak langsung masih ada
reflex yang disebut refleks akson. Refleks ini terjadi pada ujung syaraf
sensible di dalam kulit, dan sebagian kecil berjalan menuju syaraf sensible
kea rah sentripetal kembali ke pinggir, dan berhenti dalam dinding
pembuluh darah yang halus.
Bersamaan dengan kemajuan berbagai bidang ilmu pengetahuan
berkembang pula uraian teori massage dengan uraian biokimiawi. Dr. Max
11

Lange (1921) menyebutkan terjadinya pengerasan otot atau disebut


myogelosen disebabkan adanya perubahan-perubahan kimiawi di dalam
koloida otot. Penyebab terjadinya pengerasan otot adalah angin, masuk
angin, kelembaban, kedinginan, terlalu tegang, gangguan pertukaran zat
dan penyakit infeksi.
Ternyata akibat dimassage, di dalam jaringan-jaringan terjadi zat-
zat yang merangsang pelebaran pembuluh darah. Dan memperbesartr
penembusan (permeabilitas) dinding kapiler. Zat-zat tersebut dinamakan
zat perangsang jaringan. Zat-zat tersebut adalah histamine, padutin,
adenosine, dan acettylcholin. Padutin adalah suatu hormone sirkulasi yang
ditemukan oleh Frey-Kraut.
Ebbecke (1923) menemukan histamine dalam luka-luka tergores.
Sejalan dengan itu, Lewis mengadakan suatu percobaan. Ia menyetop
peredaran darah dengan jalan mengikat. Setelah itu ia menyuntikan
histamine ke dalam lengan tersebut. Setelah 10 menit peredaran darah
dibebaskan kembali, dengan melepaskan ikatannya. Terjadinya bercak-
bercak kemerahan. Ia mengulangi percobaan tersebut. Tetapi sekarang
tanpa menyuntikkan histamine. Lengan yang dalam keadaan terikat itu di
massage. Setelah 10 menit sirkulasi darah diperbaiki kembali dengan
melepaskan ikatannya.
Terjadilah hyperaemie, bercak- bercak merah seperti pada
percobaan yang pertama. Dari percobaan tersebut, Lewis ingin
menunjukkan bahwa adanya histamin dalam kulit tidak terjadi melalui
reflektoris. Kerja saraf tetap ada, meskipun lengan diikat.
Ruhmann mengkonstatir adanya pengurangan sakit di dalam otot
karena dimassage. Ia menguraikan hal tersebut dengan membebaskan
acetylcholin yang merangsang parasympaticus. Suatu peningkatan kerja
dari parasympaticus menyajikan penahanan kerja dari orthosympaticus,
yang mengatur rasa sakit. Dengan demikian timbul suatu pengurangan
sakit. Acetylcholin yang terbentuk di dalam synaps otot seram lintang
12

langsung dinetralisir lagi oleh cholinesterase, sehingga kerjanya betul-


betul lokal.
Hoff membuat percobaan yang menarik. Ia mengambil serum dari
seorang testi, sepuluh menit sebelum dan sepuluh menit sesudah
dimassage. Kedua serum tersebut diinjeksikan secara intrakutan (di bawah
kulit) kepada orang coba lainnya. Testi yang diinjeksi serum yang diambil
setelah massage, terjadi pembengkakan 40- 50% lebih besar daripada
seorang testi yang disuntikkan sebelum dimassage. Tambahan lagi timbul
tekanan darah rendah, nadi rendah, dan pengurangan leukosit sebagai hasil
kerja dari zat- zat tersebut.
Storck telah menunjukkan bahwa otot yang dimassage dapat
menghasilkan prestasi 2- 4 kali lebih besar daripada otot yang tidak
dimassage. Prestasi yang lebih besar tersebut tidak dapat dicapai, jika
seseorang bukan diberi massage, tetapi diberi istirahat selama waktu yang
dipergunakan untuk massage. Karena massage, maka pertukaran zat di
dalam kapiler- kapiler menjadi lebih baik. Inilah yang mengakibatkan zat
asam lebih banyak dikirimkan dan menghantarkan ke prestasi yang lebih
tinggi.
Profesor Zabludowski sampai ke kesimpulan yang serupa. Ia
menyuruh seorang testi mengangkat beban seberat 1 Kg, dengan
membengkokkan sendi cubiti, testi tersebut mampu sampai 840 angkatan.
Setelah lima menit istirahat kemampuan 840 kali angkatan tidak dapat
tercapai. Namun setelah lima menit dimassage testi tersebut mampu
mengangkat sampai 1100 kali angkatan. Jadi percobaan profesor
Zabludowski menyatakan adanya perbaikan prestasi setelah dimassage.
Sekelompok kecil ingin menguraikan kerja massage dengan dasar
psikis. Mereka ini menyangkal pengaruh massage terhadap tubuh, dan
mempergunakan jalan psikis olahragawan yang merasa dalam kondisi
yang lebih baik. Hal tersebut adalah jalan pemikiran yang sepihak, yang
oleh bermacam- macam percobaan dalam bidang massage sebenarnya
13

telah cukup diteliti. Tentunya dari massage akan ada kerja psikis, akan
tetapi salah jika kerja psikis dinilai secara berlebihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa massage dapat berpengaruh
terhadap kelancaran peredaran darah. Namun mekanisme massage tidak
dapat dianalogikan seperti pipa karet dan air, karena pipa karet ada uadara
didalamnya dan hal ini berbeda dengan pembuluh darah atau pun otot. Dan
juga terjadinya pengerasan otot atau disebut myogelosen disebabkan
adanya perubahan-perubahan kimiawi di dalam koloida otot.
2.5 Teknik-Teknik Sport Massage
1. Effleurage
Effleurage adalah gerakan urut mengusap yang dilakukan secara
ritmis/berirama dan berturut-turut ke arah atas. Arti gerakan
mengusap, yaitu gerakan ringan dan terus menerus yang dilakukan
dengan ujung jari bagian bawah terutama pada bagian wajah yang
sempit seperti hidung dan dagu. Dan dengan telapak tangan pada
bagian wajah yang lebar seperti dahi dan pipi.
Lakukan secara pelan dan berirama tanpa tekanan. Pijatan secara
effleurage memiliki efek seudatif yaitu efek menenangkan, oleh
karena itu gerakan ini selalu dilakukan pada awal dan akhir pemijatan.
Untuk melakukan gerakan mengurut, otot-otot tangan dan jari-jari
dikendurkan. Pada gerakan effleurage telapak tangan atau jari harus
melekat dan menyesuaikan dengan bagian yang sedang diurut sambil
menekan perlahan- lahan pada setiap bagian yang diurut, dan tidak
boleh dilepaskan dari kulit yang sedang diurut sebelum keseluruhan
bagian tersebut selesai. Pada tiap gerakan effleurage tekanan harus
ringan pada permulaan lalu menjadi keras dan berkurang lagi pada
akhir gerakan Penting diperhatikan bahwa tangan yang mengusap itu
kembali ke tempat asal pengurutan lepas dari kulit yang baru diurut.
Effleurage sering dipakai untuk muka, leher, kulit kepala, punggung,
dada, lengan dan kaki.
Khasiat gerakan ini seperti:
14

a. Menghilangkan secara mekanis sel-sel epitel yang telah


mengelupas. Pengusapan dapat diperlancar dengan menggunakan
krim atau minyak.
b. Akibat pengusapan terhadap peredaran darah dan getah bening
adalah berikut :
i. Mempercepat pengangkutan zat-zat sampah dan darah yang
mengandung karbondioksida juga memperlancar aliran limfe
baru dan darah yang mengandung banyak sari makanan dan
oksigen.
ii. Pertukaran zat (metabolisme) di semua jaringan meningkat
dan pemberian makanan kepada kulit dari dalam tubuh lebih
terjamin.
2. Friction
Gerakan ini memberi tekanan pada kulit untuk memperlancar
sirkulasi darah, mengaktifkan kelenjar kulit, menghilangkan kerut dan
memperkuat otot kulit.
Lakukan pijatan melingkar ringan dengan dua ujung jari yang
ditekankan tegak lurus pada bagian yang dipijat. Pengurutan
menggosok ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap serabut-
serabut kenyal jaringan ikat. Karena tekanan vertikal ke bawah,
serabut tersebut berkerut dan jika tekanan dilepaskan akan memanjang
lagi seperti gerakan gymnastik. Friction memutar adalah gerakan yang
biasa dipakai pada kulit kepala, muka, lengan dan tangan. Mengurut
cara friction jika dilakukan pada kulit kepala, mengakibatkan obat
rambut yang digunakan akan diserap lebih cepat karena panas yang
timbul oleh gosokan. Dan gosokan memutar dapat juga melepaskan
sindap atau sisik pada kulit kepala. Gerakan friction pada bagian
lengan dan tangan yaitu dengan cara menggeser, dan meremas serta
memutar. Gerakan ini dilakukan dengan memegang lengan atau
tangan dengan kuat, dengan satu tangan dan menggerakkan secara
15

bolak balik di atas tulang, dan tangan satunya lagi memegang lengan
supaya tidak bergerak.
Khasiat gerakan friction yaitu :
a) Berpengaruh terhadap penyembuhan bagian-bagian jaringan yang
sakit atau kurang sempurna.
b) Produksi kelenjar-kelenjar palit atau lemak oleh tekanan dan
pelepasan urutan menggosok ini, dirangsang hingga cara ini
berfaedah terutama untuk kulit kering.
c) Friction mempunyai pengaruh yang nyata terhadap peredaran
darah dan aktivitas kelenjar-kelenjar dalam kulit.
a. Petrissage
Gerakan ini menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk
menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan
(pressure). Tujuan pijatan dengan sedikit menjepit atau menekan
adalah untuk memberikan stimulasi yang lebih dalam pada kulit dan
memperlancar sirkulasi. Tekanan dan jepitan harus dilakukan secara
ringan dan berirama. Pada pengurutan badan, pertisage dilakukan di
antara jari-jari dan telapak tangan. Pada pengurutan muka dan leher
hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk atau kelingking. Fulling
adalah suatu bentuk petrisage yang kebanyakan dipakai untuk
mengurut lengan. Dengan jari kedua belah tangan, lengan dipegang
dan satu gerakan memijat dilakukan pada otot.
Khasiat gerakan petrisage adalah :
b. Memperlancar penyaluran zat-zat di dalam jaringan ke dalam
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, seakan-akan
diremaskan ke dalamnya.
c. Darah dan getah bening mengantarkan sari makanan ke jaringan
dan membawa ampas pertukaran zat dari jaringan ke alat-alat
pembuangan. Jika aliran darah dan getah bening tidak lancar,
maka terjadilah pembendungan yang dapat dihindarkan secara
positif melalui pengurutan meremas.
16

d. Serabut-serabut kenyal jaringan ikat pertama-tama dirangsang :


gerakan tarik menarik atau tekan menekan akan menambah
kekenyalannya.
e. Tapotement
Tapotement merupakan gerakan ketukan-ketukan yang berturut-
turut dan cepat,yang dilakukan dengan seluruh tangan atau dengan
ujung jari. Telunjuk dalam gerakan ini harus ditahan sedikit karena
kekuatannya melampaui kekuatan jari-jari lainnya. Pada jenis pijatan
ini, ujung jari ditekankan dengan tujuan untuk memberi stimulasi
pada kulit. Pada tapotage, ketukan dimulai dari pergelangan tangan
dan merupakan sentuhan-sentuhan terhadap kulit. Ketukan ini tidak
boleh menimbulkan rasa sakit, dan pukulannya selalu harus
melenturkan kembali. Gerakan pada ketukan ujung jari dilaksanakan
pada sendi antara ruas satu jari dan tulang telapak tangan. Jari-jari
pada gerakan ketukan tangan, bersikap pasif tetapi pada ketukan jari
bersikap aktif. Ketukan dilakukan jika perlu untuk mengembalikan
tonis otot-otot yang kendur dan pula untuk merangsang ujung urat
syaraf. Jika ketukan dilakukan dengan enteng, maka tiap ketukan
merupakan suatu rangsangan yang menimbulkan kontraksi otot yang
kelak melemas kembali. Oleh sebab kontraksi yang berulang-ulang,
otot-otot akan terlatih dan menjadi lebih kuat. Untuk pengurutan muka
hanya dipakai gerakan ketukan yang sangat ringan dan perlahan, yakni
dengan menyentuhkan kedua ruas jari. Gerakan mencincang adalah
gerakan menepuk yang dilakukan dengan menggunakan bagian
samping luar kedua tangan, yang ditepukkan pada kulit secara
berturut-turut dan berganti-ganti. Gerakan mencincang dan menpuk,
kebanyakan dipakai untuk pengurutan punggung, bahu dan lengan.
Khasiat gerakan tapotage adalah untuk menyegarkan otot-otot
dan melancarkan peredaran darah serta getah bening pada tempat yang
diurut.
17

f. Shaking
Shaking adalah gerakan menggetar yang berfungsi untuk
merangsang atau untuk menenangkan urat syaraf serta menghilangkan
kerut pada wajah. Pada pijatan ini gunakan ujung jari dan telapak
tangan untuk menggetarkan kulit secara bergantian. Pijatan ini dapat
pula menggunakan alat yang disebut vibrator. Gerakan menggetar
untuk merangsang dan dilakukan dengan cara menggetarkan ujung
jari di atas urat syaraf dinamakan vibrasi statis dan gerakan
menggetar yang bertujuan untuk menenangkan dinamakan vibrasi
dinamis yakni getaran yang dilakukan sepanjang jalannya syaraf
dengan ujung jari. Untuk mencegah rangsangan yang berlebihan,
gerakan vibrasi hanya dilakukan sekali-kali dan tidak boleh
berlangsung lebih dari beberapa detik pada satu tempat. Khasiat
gerakan vibrasi adalah untuk melemaskan jaringan-jaringan dan
menghilangkan ketegangan.
g. Gerakan Terpadu
Gerakan terpadu, dilakukan terbatas pada pengurutan lengan,
tangan dan kaki. Gerakan ini merupakan gerakan yang dilakukan
terhadap sendi, baik gerakan ke muka, ke belakang atau memutar.
Macam gerakan :
a) Gerakan pasif dari pergelangan yang dilakukan dengan cara
melengkungkan tangan ke belakang. Gerakan serupa dapat
dilakukan pada jari-jari kaki atau pada kaki.
b) Gerakan ke arah telapak tangan secara pasif yang dilakukan dari
pergelangan dengan melengkungkan tangan ke bawah. Gerakan
serupa dapat dilakukan terhadap jari-jari tangan dan kaki atau
pada kaki.
c) Gerakan memutar jari-jari secara pasif. Gerakan serupa dapat
dilakukan untuk lengan bawah, jari kaki atau kaki. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan pengurutan yaitu
kuku jari pengurut harus pendek, tidak dipotong melengkung ke
18

bawah dan terpelihara secara baik. Dan gerakan-gerakan


pengurutan ini dapat dipilih sesuai dengan kondisi orang yang
diurut, khusus untuk gerakan effleurage selalu dipakai pada awal
dan akhir pengurutan.
2.6 Penggunaan Massage dalam Olahraga
Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam
pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk
di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat
cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang
menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan olahragawan
massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau
latihan berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.
1. Massage pada masa latihan
Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan
meningkatnya kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap
kerja. Dalam kegiatan latihan yang intensif sangat diperlukan kerja
sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi, respirasi
dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag
meningkat dan dalam waktu yang lama. Gerkurangnya
kerjasamaberakibat menurunya kemampuan, berkurangnya tenaga dan
datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan dimana
fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun.
Massage berguna dalam menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok
organisme serta pada akhir laihan membantu mempercepat dam
menyempurnakan pemilihan.
Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan
atau anggota yang dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam
hal demikian ada baiknya bila olahragawan sendiri mampu
melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga
massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan
acara latihan berikutnya, mengingat massage juga mempunyani efek
19

melemaskan, sehingga dapat mengurangi kemampuan. Perlu tidaknya


seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih atau
dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan
atau sete;ah diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien
sangat lelah. Manipulasi yang digunakan perasaan dengan tekanan
agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling, petrissage dan
frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu
diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung
satu jam. Oleh karena itu seorang masseur mungkin hanya mampu
melakukanya terhadap dua orang berturut-turut. Massage lokal
biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.
2. Massage sebelum pertandingan
Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya
menuntut pengerahan kemampuan yang maksimum, baik secara fisik
maupun mental. Kesukaran sering timbul terutama pada awal kegiatan
disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai. Oleh
karen itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa
di sebut pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka
warming up tidak dapat sama sekali menggantikan senam dan bentuk
lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama dimana waktu sangat
pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan
massage dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama
merangsang kerja motorik, mempertinggi fungsi persendian,
memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan
yang gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih
dalam massage iniialah yang merangsang, hidup dan agak kuat tetapi
dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage, frictions, dan
tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan
pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa
menit.oleh karena itu massage ini dapat dilakukan diatas pakainan
20

olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan dengan baik maka iti
dianjurkan.
a. Massage dalam pertandingan
Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau
masih menghadapi pertandingan pada jam yang sama atau keadaan
dimana olahrgawan masih harus bertanding lagi atau dalam
pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka
massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi
organisme, mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan,
melawan kelelahan, menyembuhkan cedera-cedera kecil baik
fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu dan nyeri
disebabkan benturan. Tarikan atau terputar. Keadaan demikian
seringkali perlu ditolong di tempat atau di pinggir lapangan. Dengan
massage diusahakan dalam waktu singkat menyembuhkan gangguan
fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari pertandinagan
serta mencegah menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap
gawat tentu todak termasuk ke dalam keadaan yang dimaksud. Dalam
hanl ini perlu melibatkan seorang dokter.
Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian
masseur karena diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat.
Menipulasi yang digunakan pada umumya adalah manipulasi yang
berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara
lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan
pergantian dalam jaringan. Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk
menurunkan tegangan.
b. Massage setelah pertandingan
Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung
dalamwaktu yang cukup lama mungurus segala kemampuan akan
menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan kelainan
fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu
proses pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan
21

bermacam gejala yang biasa menyertai kelelahan seperti peresaan


lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan segera
setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan
kembalinya denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi dalam hal
kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka massage
ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang
cukup lama. Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar.
Perlu diberikan dengan tekanan dalam, hati-hati, tenang dan halus.
Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke kedaaan
normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking
diberikan untuk mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus
otot.
22

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh
manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka
mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang
sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak
enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir
cara penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu
penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap
jaringan tubuh yang lunak. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja
berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan
tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan
kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal,
kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.
Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan
olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya
upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta
menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi
perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau
cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang
ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon,
memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan
yang mudah dikembalikan.
3.2 Saran
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan
gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota
tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil atau hand body
sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di
manipulasi pada massage.
23

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal rahmat. 2015. Makalah Massage olahraga. Tersedia:


http://iqbalsmyblog.blogspot.co.id/2015/03/makalah-massage-olahraga.html [20
desember 2016]

Bang .2011. Makalah Sport Massage. Tersedia:


https://bangsport.wordpress.com/2011/07/07/makalah-sport-massage/ [20
desember 2016]

Fahmi, anizul. 2015. Manipulasi massage. Tersedia:


http://anizulfarmi.blogspot.co.id/2015/08/manipulasi-massage-posisis-
telengkup.html [20 desember 2016]

fitria. 2015. Pengantar Anatomi dan Fisiologi. tersedia:


http://fitriafoil.blogspot.co.id/2015/07/anatomi-dan-fisiologi-untuk-massage.html
[20 dsember 2016

Anda mungkin juga menyukai