Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TERAPI PIJAT TRADISIONAL

Perbandingan Pijat di Indonesia

Oleh:
Firda Adenia Maula
151610483002

D4-BATTRA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      
Surabaya, 10 Oktober 2017

                                                                                               Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1. LATAR BELAKANG.................................................................................4
2. TUJUAN......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................7
1. KESIMPULAN............................................................................................7
2. SARAN........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

A. Sejarah Pijat di Dunia


Sebenarnya, pijat ditemukan dan digunakannya tidaklah diketahui. Pijat mungkin berasal
dari kebiasaan manusia yaitu suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut
bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara demikian ternyata rasa sakit atau
tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman itu orang yang arif
menemukan penyembuhan yang sekarang dikenal dengan Pijat (massage). Yang menarik
ialah bahwa cara penyembuhan demikian telah terdapat di berbagai belahan dunia ini, seperti:
a) Di Tiongkok dalam kitab KONG FU (2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan
dengan pijat dan senam penyembuhan. Waktu itu telah dikenal cara pemijatan
(Petrissage) dan gosokan (Frictions).
b) Bangsa India kuno yang terkenal telah memiliki peradaban yang tinggi telah pula
mengenal pijat dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini
tedapat dalam kitab suci VEDA.
c) Bangsa Mesir dan Persia Kuno juga telah mengenal pijat dan senam. Walaupun
peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan tetapi dapat dilihat pada benda-
benda relief peninggalan mereka.
d) Bangsa Yunani Kuno juga telah mengenal pijat dan senam penyembuhan. Pijat
dilakukan oleh petugas- petugas khusus, yaitu kaum Intrilipten dan Paealatriben.
Pijat yang mereka lakukan pada umumnya berhubungan dengan mandi yang mereka
anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.
e) Herodotus (Herodicos) adalah orang pertama yang memasukkan unsur-unsur
Therapeutis ke dalam Pijat. Muridnya Hypocrates (460-377 SM) yang sampai
sekarang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran, menekankan penggunaan frictions pada
luksasi, distorsi dan pembengkakan.Pijat digunakan untuk menguatkan sendi yang
lemah dan melemaskan sendi yang kaku. Untuk itu digunakan effleurage yang kuat
dalam waktu singkat. Sebagai pelicin digunakan minyak atau lumpur. Askleipiades
membawa pengetahuan ini ke Roma dan disana ia menjadi orang pertama yang
menggunakan Pijat sebagai cara mengobati.
f) Celcus dan Galenus menulis tentang pijat dan senam. Tulisan Galenus sampai
sekarang masih banyak dipelajari. Sesudah masa Galenus datanglah masa suram bagi
perkembangan pijat.
Pada permulaan 1575 pijat dikembangkan lagi oleh ahli bedah seorang kebangsaan
Perancis yaitu Ambroise Pare, namun belum mempunyai dasar ilmiah. Baru pada abad ke-
17, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Fisiologi, pijat
mempunyai dasar ilmiah. Seorang asal Inggris, Dr. Sydenham (1624-1689) berusaha
mengobati gangguan kronis dengan cara mekanis. Kemudian Prof.Dr. P. Hoffman dari
Jerman dan Tissot dari Perancis memprakarsai hal tersebut dalam bidang kesehatan. Pada
permulaan abad ke-19 banyak dokter Perancis, diantaranya: Laisne, Se`e, Estradore,
Delpech, Gerrard, dan Heidelbrand berusaha mengembangkan pijat. Sampai sekarang harus
kita akui bahwa kita masih memakai manipulasi yang berasal dari jaman Hypocratus dan
lain-lain, yang kita pilih dan selidiki secara ilmiah.
Pembaharuan pijat timbul pada pertengahan abad ke-dua abad ke-19 dengan munculnya
seorang ahli bernama Mezger di Amsterdam yang banyak menyumbangkan tenaga dan
pikirannya pada perkembangan pijat. Helleday membawa metode pijatnya ke Stockholm dan
memperbaiki metode Ling yang kemudian diberi nama Massage Swedia. Di Jerman, Tobby
Chon dan Monsengeil menyatukan metode Mezger. Kemudian banyak buku diterbitkan
diantaranya oleh Bum, Bohm, Reibmayer, Hoffa, Dollinger, dan Dubinus.

4
Walaupun Mezger besar jasanya bagi perkmbangan pijat tapi ia tidak malakukan
penyelidikan sendiri. Hal ini dilakukan Monsengeil. Pada tahun 1910 Rosenthal menerbitkan
buku sebagai hasil penelitian dari teori Mezger dan ahli yang lain. Zabludowski dari Rusia
mempelajari pijat rakyat Rusia dan Finlandia serta pengaruhnya terhadap tubuh. Usahanya
dilanjutkan Kirchberg yang mengarang buku ” Henbuch der Massage en Heilgymnastiek ” .
Ia menulis pengaruh pijat terhadap peredaran darah secara mekanis dan reflektoris yang
menyebabkan pembesaran volume kapiler.
Pada tahun 1915 terbit buku dari Dr. Muller yaitu ”Lehbuch der Massage” di
Munchengladbach. Karangan ini sudah berdasar ilmiah. Banyak pendapat dahulu dikritik dan
ditinggalkan. Pendapatnya diikuti oleh Froliep. Norstorm, Kleen, Hilledey,Edinger,
Auerbach, dan Cornelis. Buku-buku lain dikarang oleh Prof. A. Hoffa, Gocht, stork, dan
Dubinus. Dalam buku-buku tersebut manipulasi lama masih digunakan sesuai dengan tempat
pijat

B. Sejarah Pijat di Indonesia


Sebelum Perang Dunia ke-II sudah ada orang Indonesia yang belajar pijat dari orang
Belanda. Terutama dari serdadu Belanda bagian kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong
oleh penyelenggaraan Asian Games yang membutuhkan banyak tenaga ahli pijat, telah
diadakan pendidikan khusus ahli pijat di Surakarta, Bandung, dan semarang. Dewasa ini pijat
semakin banyak dipelajari dan menjadi mata kuliah wajib di FPOK UPI, FVOKASI UNAIR.

II. TUJUAN

1. Untuk mempertahankan kondisi tubuh


2. Memperbaiki sirkulasi, membantu absorpsi (penyerapan), ekskresi (pengeluaran) dan
memperlancar distribusi energi dan nutrisi ke dalam jaringan.
3. Dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Bila sirkulasi dalam tubuh menjadi
tidak lancar disebabkan adanya hambatan-hambatan mekanis, maka hasil-hasil dan
sisi proses dalam tubuh yang berupa asam-asam berkecondongan menjadi timbunan
yang menghambat aliran darah juga dapat meracuni jaringan-jaringan di sekitarnya
yang mengakibatkan timbunya rasa lelah, pegal, kaku, yang semuanya ini dapat
menghambat gerakan yang normal.

BAB II
PEMBAHASAN

5
Pengobatan tradisional atau dikenal dalam bahasa asing complementary and
alternative medicine (CAM) adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek
berdasarkan teori, keyakinan, dan pengalaman turun temurun yang digunakan untuk
pemeliharaan kesehatan sebagai preventif, diagnosis, tatalaksana penyakit fisik dan mental.
Pengobatan tradisional diantaranya akupuntur dan teknik-teknik sejenis, yoga, terapi pijat,
dan terapi-terapi fisik, mental, spiritual, dan mind-body (WHO, 2000).
Di Indonesia teknik Pijat Tradisional beragam, mulai dari Pijat Dasar, Pijat
Tradisional (Jawa, Bali, Sumatera, Madura, dan sebagainya) serta Pijat Bayi. Keberagaman
Pijat di Indonesia membuat Indonesia terkenal dan menarik minat para peggemar pijat.
Sebenarnya semua pijat memiliki teknik yang sama, seperti Effleurage, Petrissage, Friction,
Vibrations, Shacking, dan Tapotement. Hal ini yang membedakan dari ketiga Pijat tersebut
adalah langkah-langkah pemijatan atau cara pemijatan yang berbeda.
Pijat Dasar adalah pemijatan yang dilakukan dengan gerakan mendasar, seperti
bagaimana melakukan teknik Effleurage, Petrissage, Friction, Vibrations, Shacking, dan
Tapotement pada bagian Kaki, Perut, Tangan, Punggung, Dada, serta Wajah. Biasanya pijat
dasar ini didasari dengan bagaimana persiapan terapis untuk memijat pasien dengan baik dan
benar. Langkah awal yang harus dilakukan adalah persiapan mental terapis, jika terapis tidak
siap untuk melakukan pemijatan, maka pada saat proses pemijatan pasien tidak nyaman untuk
dipijat. Langkah kedua adalah mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan untuk pijat
(misal: minyak, air hangat, antiseptik, waslap, handuk, dan lain-lain). Hal ini agar pada saat
dilangsungkan pemijatan pada pasien, terapis bisa fokus terhadap pasien.
Pijat Tradisional merupakan pemijatan lanjutan yang dibubuhi dengan gerakan
tambahan atau gerakan variasi. Pijat Tradisional ini merupakan pijat yang paling sering
digunakan di Indonesia dan beragam jenisnya. Mulai dari Pijat Jawa, yang dilakukan dengan
cara yang lembut dan nyaman, Pijat Bali, yang dilakukan dengan ciri khas orang-orang Bali
dan lain sebagainya. Teknik yang digunakanpun sama seperti pada umumnya, menggunakan
teknik Effleurage, Petrissage, Friction, Vibrations, Shacking, dan Tapotement. Yang
membedakan ialah cara memijat dengan basahan atau keringan. Yang dimaksud dengan
pemijatan keringan adalah pemijatan yang dilakukan tanpa minyak atau pelumas. Caranya
hanya dengan meremas, mengepal dan menekan. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemijatan basahan adalah pemijatan yang dilakukan menggunakan minyak atau pelumas agar
tidak terjadi luka, karena pada proses pemijatan basahan banyak sekali unsur mengusap.
Pijat Bayi merupakan suatu jenis rangsangan sensori yang paling penting untuk
perkembangan bayi yang optimal. Sensasi sentuhan adalah sensasi yang paling berkembang
pada saat lahir karena sensasi ini telah berfungsi sejak dalam kandungan sebelum sensasi
yang lain berkembang. Contoh rangsang taktil yang dapat dilakukan dan penting antara lain
memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan gerakan termasuk memijat
dan memandikan bayi. Cara lain yang dapat digunakan untuk merangsang taktil yaitu melalui
mainan dengan permukaan yang lembut, licin, fleksibel dan kaku (Pratiwi, 2013).
Pijat bayi berbeda dengan pijat orang dewasa. Perbedaan ini terletak pada besarnya tekanan
yang diberikan. Pada pijat bayi biasanya lebih cenderung berupa sentuhan-sentuhan lembut
atau stimulus touch. Pada usia 0-1 bulan disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-
usapan halus. Pada usia 1-3 bulan disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan
dalam waktu singkat. Pada usia 3 bulan sampai 3 tahun disarankan seluruh gerakan dilakukan
dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Syaukani, 2015).

BAB III
PENUTUP
6
A. KESIMPULAN
1. Pijat merupakan pengobatan yang banyak sekali diminati di Indonesia.
2. Pijat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Pijat Dasar, Pijat Tradisional,
dan Pijat Bayi. Yang menjadi pembeda antara macam pijat adalah pemijatan
yang dilakukan untuk orang dewasa dan bayi. Namun teknik yang digunakan
sama.
3. Pijat sangat berpengaruh pada kondisi pasien yang memiliki masalah pada
organ tubuh. Hal ini dibuktikan dengan memijat dengan kondisi pasien yang
lemah menjadi lebih bugar.

B. SARAN
1. Diharapkan pembaca dapat memahami antara perbedaan pijat yang dilakukan
dengan cara yang berbeda, namun dengan teknik yang sama.
2. Diharapkan pembaca tidak salah mengartikan proses pemijatan yang
dilakukan untuk pasien dewasa atau bayi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Pawaka, Hendi S; S, Andi Suntoda.____. Massage Olahraga. Universitas Pendidikan


Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195806201986011-
ANDI_SUNTODA_SITUMORANG/Massage%2C_Presentasi.pdf diakses pada tanggal 12
Oktober 2017

Anonim. 2012._____________. Universitas Lampung


http://digilib.unila.ac.id/20723/12/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 13 Oktober 2017

Juniman , Puput Tripeni. 2017. Indonesia, Negara Kaya akan Pijat. CNN Indonesia
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170224193603-277-196056/indonesia-negara-
kaya-akan-pijat/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2017

8
LAMPIRAN
Artikel:

Indonesia, Negara Kaya akan Pijat

Puput Tripeni Juniman , CNN Indonesia | Sabtu, 25/02/2017 08:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia bukan hanya memiliki kekayaan alam dan keragaman suku, namun juga budaya
pijat. Siapa sangka, selain memiliki sejarah ratusan tahun, Indonesia juga kaya akan pijat.

"Tradisi pijat ini dari dahulu sudah ada, dari era Jayabaya sudah tertulis tentang ini, berarti nyaris seribu tahun," kata
praktisi pijat Rita Handayani, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Menurut Rita, ada banyak bukti lainnya yang menggambarkan Indonesia sudah memiliki tradisi pijat dari generasi ke
generasi, seperti relief Candi Borobudur, hingga dalam tembang kesusastraan Serat Chentini.

Dalam Serat Chentini, terdapat gambaran ritual pijat mulai dari mandi bunga hingga luluran. Tradisi pijat pun biasa
dilakukan oleh kalangan ningrat atau kerajaan hingga rakyat biasa.

Tradisi pijat juga terus berkembang dan mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia, bukan hanya dalam suku atau
etnis tertentu.

Berdasarkan riset yang pernah dilakukan Rita, ada beragam keunikan dan cara pijat di Indonesia yang masih bertahan
hingga kini. Indonesia punya semua teknik pijat untuk bayi hingga orang tua.

"Pijat tradisional itu unik-unik," kata Rita.

Rita mengisahkan pengalamannya melihat beragam model pijat khas daerah di Indonesia. Di Kalimantan, Rita pernah
melihat tradisi pijat dengan menggunakan rotan. Orang yang dipijat akan dipukul dengan rotan, seperti layakknya kasur
yang dipukul rotan. 

Pijat tradisional juga disebut Rita dilakukan dengan beragam gerakan, seperti di Bali ada gerakan bernama cakar
harimau, memisahkan air dan angin, hingga tapak sakti.

"Gerakan di Jawa banyak dilakukan dengan kepalan tangan. Sedangkan di Bali lebih menggunakan jari," kata Rita.

"Sedangkan di Sumatera, lebih menonjolkan gerakan mencubit untuk mengangkat jaringan dan menghilangkan
pelengketan pada kulit."

Bukan cuma pijat, Indonesia juga kaya akan spa. Beberapa jenis spa telah diupayakan untuk dikenal lebih luas kepada
masyarakat Indonesia.

Beberapa spa tersebut adalah Oukup (Batak, Sumatera), Lulur (Jawa), Boreh (Bali), So'oso (Madura), Batimung
(Banjar, Kalimantang), Batangeh (Minang, Sumatera Barat), Bedda Lottong (Bugis, Sulawesi Selatan) dan Bakera
(Minahasa, Sulawesi Utara).

Kekayaan pijat dan spa yang ada di Indonesia tersebut didukung dengan melimpahnya bahan-bahan pendukung tradisi
pijat dan spa seperti rempah juga herbal yang tersebar di Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai