Anda di halaman 1dari 36

Makalah Complementary and Alternative Modality :

Terapi Massage

Mata Kuliah :
Keperawatan Holistik 2

Dosen Pembimbing :
Wahyu Hidayati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB

Disusun Oleh :
Kelompok 9 - Kelas A19.2
1. Agnestri Putri Harianja 22020119140144
2. Lailatul Karimah 22020119120008
3. Melladhiva Juand Juliara 22020119140142
4. Nella Yuliane Nurfaindah 22020119120002
5. Suci Wulan Brawiji 22020119140135

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Terapi Massage” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Wahyu Hidayati, S.Kp., M.Kep.,
Sp.KMB yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan baik.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman dan segenap pihak yang
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisannya, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang 16 September 2021


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat .......................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
A. Definisi Terapi Massage ................................................................................ 4
B. Sejarah Terapi Massage ................................................................................. 4
C. Terapi Massage Berdasarkan Teori Keperawatan ......................................... 6
D. Teknik Dasar Terapi Massage ....................................................................... 6
E. Jenis Terapi Massage ................................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 17
A. Efektifitas Terapi Massage........................................................................... 17
B. Taksonomi SDKI, SIKI, dan SLKI .............................................................. 17
C. Standar Operasional Prosedur ...................................................................... 23
D. Peran Perawat ............................................................................................... 29
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 30
A. Kesimpulan .................................................................................................. 30
B. Saran ............................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini beberapa orang menderita sakit, ada yang masih pada tahap
pemulihan dengan penggunaan obat, ada yang berada pada tahap penurunan
rasa sakit dengan fasilitas layanan kesehatan, atau justru ada yang hanya pasrah
sambil berharap sakitnya cepat mereda tanpa pengobatan sama sekali. Meski
semua orang tidak pernah ingin sakit, tapi penyakit punya kesempatannya
sendiri untuk menyerang. Realitanya untuk menerapkan pola hidup sehat bagi
sebagian orang tidaklah mudah. Bahkan muncul slogan di masyarakat "orang
miskin tidak boleh sakit" hal ini muncul disebabkan biaya perawatan dan obat-
obatan semakin mahal atau justru bagi sebagian orang tidak terjangkau. Tidak
saja masalah mahalnya biaya obat dan perawatan yang mahal, terkadang masih
ada saja obat-obatan yang terjangkau terbukti kurang efektif menyembuhkan
penyakit atau bahkan menyebabkan ketergantungan.
Faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya usia seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh bagaimana individu dapat menjaga dan
mempertahankan kesehatan dan kondisi tubuhnya agar tetap stabil. Dalam
masa ini, terjadi pergeseran pemikiran tentang menjaga kesehatan. Bagi
sebagian orang beralih dari pengobatan menjadi pencegahan, kemudian lahir
pula kesadaran tentang bahaya bahan kimia pada obat-obatan. Dengan
demikian, masyarakat memiliki pemikiran back to nature untuk dijadikan
pilihan.
Bagi masyarakat Indonesia sendiri pijat memang sudah populer dan
menjadi suatu langkah awal ketika merasakan sakit pada bagian tubuh. Pijat di
mata masyarakat dikenal sebagai obat mujarab untuk merelaksasi tubuh,
namun seiring berjalannya waktu pijat juga dapat membantu mengatasi
berbagai gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang bisa diatasi dengan pijat dapat berupa gangguan
kesehatan yang tergolong ringan, sedang maupun berat. Untuk melakukan pijat
sendiri ada beberapa teknik yang bisa dilakukan, berdasarkan negara asal,

1
berdasarkan usia, dan ada pula pijat berdasarkan titik meridian dan akupuntur
yang ada pada tubuh (Wong, M. F. 2011). Bagi sebagian individu pijat
dijadikan tindakan awal untuk mengatasi gangguan kesehatan, oleh karena itu
lebih baik dalam melakukannya disertai pedoman pada titik-titik meridian pada
tubuh agar tidak ada cedera dan hasilnya lebih maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Massage Therapy?
2. Bagaimana sejarah Massage Therapy?
3. Bagaimana Massage Therapy berdasarkan teori keperawatan?
4. Apa saja teknik dasar Massage Therapy?
5. Apa saja jenis-jenis Massage Therapy ?
6. Bagaimana efektifitas Massage Therapy?
7. Bagaimana taksonomi Massage Therapy menurut SDKI, SIKI, dan SLKI?
8. Apa Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Massage Therapy?
9. Bagaimana peran perawat terhadap pelaksanaan Massage Therapy?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi Massage Therapy
2. Untuk mengetahui sejarah Massage Therapy
3. Untuk mengetahui teori yang mendasari Massage Therapy
4. Untuk mengetahui efek samping Massage Therapy
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Massage Therapy
6. Untuk mengetahui keefektifitasan Massage Therapy
7. Untuk mengetahui dengan jelas taksonomi Massage Therapy menurut
SDKI, SIKI, dan SLKI
8. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur dari Massage Therapy
9. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam pelaksanaan Massage
Therapy

2
D. Manfaat
Makalah ini dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi para pembaca
tentang terapi massage.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Terapi Massage


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sendiri "Pijat adalah menekan
dengan jari; mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran
darah lancar". Sedangkan, dalam buku saku Kedokteran Dorland menyebutkan
"massage merupakan pengobatan dengan pemijatan, pengurutan, dan
pemupukan secara sistematis pada tubuh manusia". Dalam hal ini Nelson
(1993) juga menyebutkan bahwa pijat merupakan cara pengobatan sederhana
yang efektif untuk menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi stress, dan
memacu relaksasi.
Massage therapy atau terapi pijat adalah terapi yang menggunakan jari
sebagai sarana untuk pengobatan, biasanya dengan menggunakan satu jari atau
lebih (Wong, M. F. 2011). Pemijatan dilakukan di tempat-tempat tertentu yang
mewakili semua organ internal, sistem tubuh, anggota badan, dan kelenjar.
Dengan menstimulasi titik-titik ini dengan teknik pemijatan tertentu, organ-
organ yang berhubungan akan mendapatkan efek langsung sebagai sarana
pengobatan (Widyaningrum, H. 2013).

B. Sejarah Singkat Terapi Massage


Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang artinya “menekan
denganlembut” atau kata Yunani “massien” yang artinya “memijat atau
melulut”. Selain itu, massage diartikan sebagai ilmu pijat. Laki-laki yang
melakukan massage disebut dengan masseur, sedangkan perempuan yang
melakukan masase disebut dengan masseuse. Ketika seseorang melakukan
massage pasti berkaitan dengan tubuh manusia. Oleh karena itu, seseorang
yang akan melakukan terapi massage harus mengetahui terlebih dahulu tentang
Anatomi, Fisiologi, Kinesiologi, dan Kesehatan. Adapun dalam sejarah terapi
massage dapat dijelaskan sebagai berikut :

4
a. Jaman Eropa
Massage digunakan sejak zaman Yunani Romawi pada Olympiae
Kuno (700 M), dimana permintaan jasa masseur untuk menjaga kesehatan.
Kemudian berkembang di Inggris dan sekitar Eropa lainnya seperti Swedia
dan Jerman. Ketika di Swedia terdapat gerakan pijatan yang sampai
sekarang disebut dengan “Ala Swedan”, dimana gerakan tersebut dengan
cara menggerakan jari-jari tangan sehingga menghasilkan gerakan
massage yang baku.

b. Jaman Asia
Pada zaman Asia Cina adalah negara yang menciptakan Massage
dengan teknik pengobatan yang terkenal yang disebut dengan “ Tusuk
Jari” dan “Tusuk Jarum” . Kedua teknik tersebut dianggap sebagai ilmu
totok tubuh untuk metoda pengobatan. Sedangkan negara Jepang dikenal
dengan pijatan yang bernama “ Ala Shatsu “, dimana massage tersebut
dilakukan dengan cara gerakan tangan, siku dan anggota lainnya sebagai
bantuan berat badan yang dibebankan pada tubuh pasien sehingga terjadi
penekanan pada bagian tubuh, peregangan otot dan penguluran pada
persendian.

c. Jaman Indonesia
Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku bangsa dan budaya
serta wilayah yang sangat luas. Dengan demikian, dari berbagai daerah
pasti memiliki berbagai macam cara pengobatan untuk penyembuhan
salah satunya terapi massage yang sering disebut dengan “Kerokan” dan
“Idek-Idek”. Terapi tersebut merupakan salah satu budaya sebagai
cara penyembuhan seseorang apalagi mengalami masuk angin ataupun
kecapaian (Bandaru, 2020). Seiring berkembangnya jaman, di Indonesia
sekarang ini sedang berkembangnya terapi massage frirage yang
dikembangkan oleh Fakultas Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta
sebagai bentuk rancangan dalam menciptakan suatu keadaan relaksasi
yang lebih dalam dan sebagai penyembuhan pula untuk seseorang yang

5
mengalami cedera ringan secara umum seperti cedera otot dan kesleo pada
persendian (Priyonoadi & Graha, 2012).

C. Terapi Massage Berdasarkan Teori Keperawatan


Terapi massage masuk ke dalam terapi pendekatan holistik yang dapat
meningkatkan kesadaran yang berkaitan dengan pikiran dan tubuh. Terapi
massage ini terdapat massage klinis yang dapat dilakukan dengan
memperhatikan penilaian dan teknik lebih dalam agar terfokus pada gejala.
Keperawatan termasuk dalam disiplin ilmu yang menggunakan pijat untuk
pertama kalinya. Pada dasarnya, makna dari massage dipengaruhi oleh filosofi
dan budaya, dimana penyembuhannya dominan dari disiplin perawatan
kesehatan. Adapun teori keperawatan yang berkaitan dengan terapi massage
adalah Florence Nightingale, dimana perawat sejak zaman Florence telah
menggunakan terapi massage yang termasuk dalam terapi komplementer ini
(Fontaine, 2005). Hal tersebut dibuktikan juga menurut Khaira (2016) dalam
Lindquist (2013) bahawa pada zaman Florence Nightingale (penemu
pendidikan keperawatan) ini menggunakan terapi komplementer pada praktek
keperawatannya. Florence juga menjelaskan terapi yang digunakannya seperti
terapi musik, terapi nutrisi, dan tak lupa dengan terapi massage. Terapi tersebut
bertujuan untuk melakukan perawatan pasien secara holistik.

D. Teknik Dasar Terapi Massage


Teknik massage dilakukan dengan gerak tangan. Jari-jari pada Swedia
System telah diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan tekanan
dan rasa nyaman pada otot (tubuh). Gerakan tangan (grip) dari manipulasi
tersebut terdiri dari (Badaru, 2020):
1. Effleurage
a. Caranya
Dikerjakan dengan seluruh permukaan tangan (telapak tangan dan
ujung jari), dapat dikerjakan dengan tangan satu atau dua tangan
bersama-sama. Arah gerakkannya selalu menuju proximal (arah
jantung). Dikerjakan dengan tekanan (tangan + berat badan) dan

6
berjalan dengan rithmis. Diberikan awal dan penutup di tiap-tiap
bagian daerah yang di massage.
b. Efeknya
Tekanan yang pelan dan dangkal untuk menguragi rasa nyeri, geli dan
sakit pada otot. Tekanan yang kuat dan dalam akan menambah
lancarnya peredaran darah dan memberikan rasa ke pasien. Dengan
system dorong ke arah jantung akan menambah lancar aliran darah ke
jantung. Efek menghambat proses peredaran. Ini bila dikerjakan pada
daerah proximal dari tempat yang menderita cidera. Mempercepat
proses penyerapan bekas peradangan sel-sel yang telah rusak untuk
dibuang dan dibersihkan.

Gambar 1. Efflurage dengan tangan (menggosok)


Sumber: Badaru (2020)

2. Petrissage
a. Caranya
Dikerjakan pada jaringan yang gemuk dan berotot. Jaringan yang akan
dipijat dipegang sebanyak-banyak antara jari-jari tangan dengan ibu
jari. Jari-jari tangan merapat, kecuali ibu jari terpisah, jari-jari tangan
berhadap-hadapan dengan ibu jari. Jaringan diangkat dan kemudian
ditekan tegak lurus pada tulang, jari-jari dilepaskan, diangkat lagi dan
ditekan lagi, dikerjakan dengan rytmis.
b. Variasi dalam Petrirage
Dilakukan bersama-sama sejajar, berganti-gantian bergelombang,
dengan gerakan sebagai berikut :

7
 Kneding atau Palm Kneding
Dikerjakan dengan tangan satu dan dua. Jaringan yang ditekan
terletak antara jari-jari tengah dan tapak tangan. Tekanan tegak
lurus pada permukaan tulang. Gerakan melingkar dan berputar
arah lawan jarum jam dilakukan dengan tekanan atau tanpa
tekanan.
 Wringing
Jaringan diangkat dengan jari-jari dan ibu jari dan didorong, bisa
bersama-sama atau bergantian.
 Picking Up
Jaringan dipegang sebanyak-banyaknya dengan satu tangan atau
dua. Diangkat keatas, kemudian ditekan dengan ibu jari, jaringan
dilepaskan, terus dilakukan berulang-ulang.
c. Efeknya
Mentimulir otot memberi rangsang terhadap kulit. Melancarkan
peredaran darah pada otot.Mengaktifir kelenjar-kelenjar dan hormon
yang berguna dalam proses pengisian kekuatan otot. Memperbaiki
metabolisme pertukaran zat. Memperbaiki proses penyerapan dan
pelenyapan H2O (zat asam arang).

Gambar 2. Petrisage (memijat)


Sumber: Badaru (2020)

8
3. Shaking
a. Caranya
Suatu gerakkan mengoncang yang dikerjakan dengan satu atau dua
tangan bersama-sama. Dengan satu tangan. Jari-jari merapat, ibu jari
disesuiakan dengan lokasinya. Otot-otot dan jaringan kita buat lemas
dan rileks. Arah gerakkan memotong otot. Dikerjakan pada otot-otot
tungkai dan lengan atas. Dengan dua tangan. Jari-jari tangan
menyesuaikan pada keadaan pasien letaknya kedua telapak pada
daerah otot yang mau digoncang. Dikerjakan pada otot-otot paha
depan dan betis belakang.
b. Efeknya
Merangsang kulit, fascia, otot dan persendian. Meratakan dan mengisi
zat sela jaringan supaya lebih penuh seperti halnya meratakan isi beras
dalam karung. Menyuburkan jaringan-jaringan karena metabolisme,
proses penyaluran zat-zat makanan akan merata.

Gambar 3. Shacking (mengguncang)


Sumber: Badaru (2020)

4. Tapotemant
a. Caranya
Dikerjakan pada daerah yang luas. Pada pinggang dan tungkai atas
dilakukan dengan pergelangan tangan lemas (Rileks), Rythme (Irama)
dapat diatur sesuai dengan perasaan Masseur untuk memberikan
rangsangan, dikerjakan melintang otot.

9
b. Variasi dalam Tapotemant
 Pounding
Dilakukan dengan tangan menggenggam jatuhkan genggaman
pada bagian sisi bawah, posisi tangan lurus dari siku sampai ujung
genggaman jatuhkan secara bergantian.
 Beating
Dilakukan dengan tangan digenggam seperti memegang Bed,
jatuhkan pad bagian muka, perkenaan pada ruas jari-jari, jatuhkan
secara bergantian.
 Clapping
Dilakukan dengan permukaan telapak tangan cekung jari rapat
berongga posisi tangan lurus dari siku, kedua tangan jatuhkan
secara bergantian lemas dan menekan dengan klep pada poros
pada persendian Carpus.
 Hacing
Dilakukan dengan jari-jari tangan lurus, jatuhkan tangan pada sisi
Tarsus perkenaan pada otot bagian bawah.
 Tapping
Dilakukan seperti hacking, perkenaan pada jari-jari secara
berurutan mulai kelingking, manis, tengah dan telunjuk.
c. Efeknya
Menstimulir otot untuk kerja. Menstimulir syaraf untuk kerja jantung,
hal ini bila dikerjakan didaerah punggung. Menstimulir urat syaraf
untuk mengeluarkan zat-zat penggait yang bekerja sesuai fungsinya.
Jika dikerjakan dengan ringan akan cepat mengeluarkan urat syaraf
(vasemater) akan terangsang dan menyebabkan kontraksi lokal.
Menaikan suhu badan guna melancarkan metabolisme Pengompaan
jantung bila dikerjakan didaerah Thorox Colis. Menstimulir kulit
untuk menambah aktivitas kelenjar keringan, Beating untuk daerah
sacrum dan lumbal akan mempunyai efek yang baik untuk otot-otot
dalam.

10
Gambar 4. Tapotemant
Sumber: Badaru (2020)

5. Friction
a. Caranya
Dilakukan gerakkan menggerus, dapat juga gerakkan menggosok
yang keras, bisa melingkar, membuat arah gerakkan seperti kabel
telepon, dikerjakan pada tempat-tempat disekitar sendi, tendon dan
daerah yang sempit yang tidak mungkin dilakukan dengan petrissage.
Gerakkan tangan dengan ibu jari, ujung-ujung ke-2 atau ke-3 jari
dengan posisi jari merapat, dapat dengan pangkal tapak tangan, bila
perlu dengan siku (clecranon). Bila dosis-dosis kurang kuat bisa
dibantu tekanan dengan tangan diikuti berat badan.
b. Efeknya
Merangsang bagian yang lebih dalam. Menghancurkan mygelose atau
kekerasan pada jaringan, melepas perlengketan antara jaringan, sebab
hal-hal ini akan mengganggu lancarnya peredaran darah. Pada
gerakkan friction dikombinasikan dengan shoking yang dilakukan
sampai ± 15 detik sangat berhasil untuk menghilangkan hal-hal yang
pathologis pada kekerasan otot.

11
Gambar 5. Friction (menggerus)
Sumber: Badaru (2020)
6. Walken
a. Caranya
Seperti effleurage tetapi dilakukan seluruh permukaan tangan arah
bisa kejantung dan melintang. Dikerjakan didaerah yang luas pada
punggung, pantat dan dada. Dikerjakan sesudah effleurage, petrisage
dan friction, sebab untuk menyempurnakan gosokan dan tekanan pada
tempat-tempat yang belum terkena. Gerakkan, kedua tapak tangan
menggeser pada kulit berganti-ganti yang satu maju yang satu
mundur. Pada daerah perut harus dikerjakan searah jalannya usus
(keluarnya makanan).
b. Efeknya
Menghilangkan perlengketan kulit dengan jaringan di bawahnya,
sebab gerakkannya menggesel pada permukaan kulit.

Gambar 6. Walker (menggeser)


Sumber: Badaru (2020)

12
7. Vibration
a. Caranya
Dilakukan dengan gerakkan menggetar ujung-ujung jari atau dengan
tapak tangan. Vibration adalah manipulasi yang lebih halus daripada
shaking. Tekanan dengan mengadakan Static Kontraksi pada otot
lengan, dapat dipergunakan vibrator (mesin getar) hasilnya lebih baik.
Tehnik tekanan ringan gerakkan halus, ada arah gerakkan muka
belakang, tidak kesamping. Dapat menetap dan dapat berjalan pada
tempat yang diterapi, dijalankan disekitar persendian berguna untuk
menghilangkan gerakkan sendi kaku.
b. Efeknya
Vibrasi yang halus untuk mengurangi rasa nyeri pada fasia, sendi,
perut dan tempat lainnya. Mengurangi Spame karena syaraf
terangsang. Merangsang pada pembuluh-pembuluh dan kelenjar-
kelenjar untuk lebih aktif sesuai dengan fungsinya. Mengaktifir organ
pencernaan dan alat dalam.

Gambar 7. Vibration
Sumber: Badaru (2020)

8. Skin Rolling
a. Caranya
Ambil kulit sebanyak mungkin, angkat keatas jangan sampai lepas.
Gerakkannya jalan dan dorong keatas jangan sampai dilepas dan
dikurangi pegangan pada waktu jalan. Tempat itu akan membekas
merah seperti dikerok.

13
b. Efeknya
Melancarkan peredaran, pada lapisan kulit, lemak dan otot
dipermukaan, warna merah pada kulit ini tidak lain adalah capalin yang
melebar penuh dengan darah yang berjalan lancar. Akibatnya akan
menghilangkan rasa tubuh yang masuk angin. Menghilangkan
perlengketan kulit dengan jaringan-jaringan dibawahnya. Kerokan
dapat juga merah seperti skin rolling tapi keadaan lain sebab capalin
karena gosokan benda keras berbeda dengan pijatan. Sehingga capalin
rusak, keadaan ini orang akan mudah terkena masuk angin sebab
peredaran superficialis rusak dengan kerokan.

Gambar 8. Skin Rolling (menggulung kulit)


Sumber: Badaru (2020)
9. Strocking
a. Caranya
Dikerjakan dengan seluruh permukaan tangan untuk daerah yang luas
(punggung, pantat, dsb) dengan ibu jari atau ujung-ujung jari untuk
daerah seperti dada antara iga-iga. Tekanan sedikit saja dan gerakkan
tidak tentu arahnya kadang-kadang melintang, kadang-kadang
membujur dengan arah otot. Strocking selalu dikerjakan pada
permulaan Massage sebelum Effleurage. Dengan tujuan meratakan
pelicin dan minyak pada tubuh.
b. Efeknya
Selalu dikerjakan untuk Effect Relaxatie (pelemasan). Karena arah
gerakkan tak teratur, maka tak berpengaruh pada peredaran darah dan
efeknya pada otot.

14
Gambar 9. Stroking (rangsangan)
Sumber: Badaru (2020)

E. Jenis Terapi Massage


Menurut Ardiansyah (2019), jenis-jens terapi diantaranya :
1. Swedish massage adalah terapi komplementer yang diyakini dapat
memberikan relaksasi dan dilakukan pada area punggung.
2. Aroma massage adalah menggabungkan pijat dengan minyak esensial
pada area kedua telapak kaki.
3. Massage therapy adalah memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot
menggunakan tangan atau kaki yang bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah pada area kedua telapak kaki.
4. Acupoint massage adalah terapi massage dengan meremas titik akupuntur
dan jaringan otot sampai kulit menjadi kemerahan atau terasa sensasi
panas terbakar untuk merangsang sirkulasi darah dari jaringan otot pada
kedua telapak kaki.
5. Scalp massage adalah pijat kulit kepala yang dapat memicu aktivasi saraf
simpatik seperti peningkatan denyut jantung, kontraksi pembuluh darah
pada area kulit kepala.
6. Without massage adalah pijat yang memposisikan berbaring rawan pada
area punggung.

15
7. Back massage adalah memberikan tindakan massage pada punggung
dengan lotion atau balsem.
8. Classic massage adalah pijatan yang dilakukan dari tungkai bawah dengan
teknik pukulan seperti single session massage, mechanical massage,
aroma foot massage dan whole body massage.

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Efektifitas Terapi Massage


Hasil dari keseluruhan menunjukkan bahwa terapi massage berupa pelemasan
otot dengan soft tissue release dan deep tissue massage yang diimbangi dengan
reposisi gerak efektif terhadap penurunan nyeri diketahui terdapat penurunan
skala nyeri yang signifikan (Jodi, 2019). Selain menurunkan skala nyeri, terapi
massage juga efektif dalam pijat refleksi kaki dapat merangsang fungsi saraf
di seluruh tubuh agar sehingga berfungsi dengan baik, meningkatkan sirkulasi
darah, memberikan efek relaksasi pada jaringan otot dan saraf, serta
mempercepat pembuangan sisa metabolisme tubuh (Chanif & Mariyam, 2015).

B. Taksonomi SDKI, SIKI, dan SLKI


Taksonomi keperawatan merupakan sebuah kerangka yang dijadikan sebagai
standar praktik dalam keperawatan. Standar praktik tersebut berisikan
sekelompok pernyataan yang mewakili atau menggambarkan terkait jenjang
atau tingkatan dari adanya perawatan secara holistik yang akan diciptakan.
Dalam keperawatan, taksonomi keperawatan terdiri dari kerangka teori yang
saling berkaitan antara diagnosis keperawatan beserta intervensi keperawatan,
serta juga hasil keperawatan yang dilakukan. Untuk menentukan kerangka
tersebut, dalam keperawatan diperlukan dasar yang akan dijadikan standar
praktik. Dasar yang dibutuhkan yaitu 3N (NANDA, NIC, dan NOC) atau
dengan 3S (SDKI, SIKI, dan SLKI) (Damanik, 2020). Dasar penentuan
diagnosis dapat menggunakan NANDA/ SDKI, kemudian untuk intervensi
dengan NIC/ SIKI, dan yang terakhir untuk hasil yaitu NOC/ SLKI. Dalam
pelaksanaannya, diagnosis merupakan hal utama yang menjadi dasar dari
segala praktik keperawatan yang akan dilakukan sehingga sangat perlu menjadi
perhatian lebih dalam penentuan diagnose keperawatan . Penentuan diagnose
keperawatan sendiri akan menjadi penentu dari hasil yang akan didapatkan
dalam proses keperawatan.

17
Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi
Hasil
Ganggunan Rasa Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Nyaman - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status
adanya Kenyamanan (L.08064)
kontraindikasi - Skala rileks klien
- Memilih area membaik atau
tubuh yang akan meningkat
dipijat, dan buka - Keluhan sulit tidur
sesuai kebutuhan klien menurun
- Siapkan - Skala lelah klien
lingkungan yang menurun
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Ketidaknyamanan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Pasca Partum - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status
adanya Kenyamanan (L.08064)
kontraindikasi

18
- Memilih area - Skala rileks klien
tubuh yang akan membaik atau
dipijat, dan buka meningkat
sesuai kebutuhan - Keluhan sulit tidur
(Lebih berhati – klien menurun
hati karena - Skala lelah klien
kondisi ibu) menurun
- Siapkan
lingkungan yang
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Ketidaknyamanan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Pasca Partum - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status Kenyamanan
adanya Pascapartum (L.07061)
kontraindikasi - Keluhan tidak
- Memilih area nyaman klien
tubuh yang akan membaik
dipijat, dan buka - Kontraksi uterus
sesuai kebutuhan klien menurun
(Lebih berhati –

19
hati karena kondisi
ibu)
- Siapkan
lingkungan yang
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Nyeri Akut Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Tingkat Nyeri (L.08066)
adanya - Keluhan nyeri klien
kontraindikasi menurun
- Memilih area - Kemajuan gelisah
tubuh yang akan klien menurun
dipijat, dan buka - Kesulitan tidur klien
sesuai kebutuhan menurun
(Lebih berhati – - Keluhan nyeri klien
hati karena kondisi menurun
ibu)
- Siapkan
lingkungan yang

20
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
Anjurkan rileks selama
pemijatan
Nyeri Kronis Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Tingkat Nyeri (L.08066)
adanya - Keluhan nyeri klien
kontraindikasi menurun
- Memilih area - Kemajuan gelisah
tubuh yang akan klien menurun
dipijat, dan buka - Kesulitan tidur klien
sesuai kebutuhan menurun
(Lebih berhati – Tingkat Depresi
hati karena kondisi (L.09097)
ibu) - Perasaan sedih klien
- Siapkan menurun
lingkungan yang - Perasaan putus asa
hangat, nyaman, klien menurun
dan privasi - Keletihan klien
- Gunakan lotion/ menurun
minyak untuk

21
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Nyeri Melahirkan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status Intrapartum
adanya (L.07060)
kontraindikasi - Koping terhadap
- Memilih area ketidaknyamanan
tubuh yang akan persalinan meningkat
dipijat, dan buka - Nyeri dengan
sesuai kebutuhan kontraksi menurun
(Lebih berhati – - Nyeri punggung klien
hati karena kondisi menurun
ibu) Tingkat
- Siapkan Ansietas (L.09093)
lingkungan yang - Verbalisasi khawatir
hangat, nyaman, akibat kondisi yang
dan privasi dihadapi menurun
- Gunakan lotion/ - Perilaku gelisah klien
minyak untuk menurun
mengurangi - Perilaku tegang klien
gesekan menurun
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan

22
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan

C. Standar Operasional Prosedur


1. SOP Slow-Stroke Back Massage
Pengertian Slow-Stroke Back Massage merupakan
salah satu intervensi dalam keperawatan
yang dilakukan dengan pijatan lembut,
dengan teknik effleurage. Gerakan -
gerakan pijatan perlahan dilakukan secara
berirama serta tegas (jelas).
Tujuan 1. Meningkatkan sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa nyeri dan kelelahan
3. Mengurangi kecemasan dan depresi
4. Meningkatkan kualitas tidur
5. Meningkatkan kualitas hidup
Indikasi Nyeri, fatigue, kecemasan atau anxiety,
depresi, hipertensi, dan masalah kualitas
tidur.
Kontraindikasi Arteritis, varises esofagus, hipotensi tidak
stabil, gagal napas lanjut, pasca infark
miokard, aneurisma, emboli, aritmia,
terapi/penyakit antikoagulan, gagal
jantung, flebitis, varises, trombosis vena
dalam, aterosklerosis, tumor, dan kanker.
Peralatan 1. Handuk
2. Selimut
3. Hand body lotion atau baby oil
Prosedur Pelaksanaan Tahap Pra-Interaksi
1. Menyiapkan peralatan

23
2. Mengkonfirmasi jenis terapi
3. Membersihkan tangan dengan
handsantizer atau mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir hingga
bersih
4. Memastikan tempat, suhu lingkungan
aman dan nyaman
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, menyapa,
mengkonfirmasi identitas klien
2. Menjelaskan tindakan apa yang akan
dilakukan beserta tujuannya
3. Menanyakan kesediaan klien akan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Memposisikan pada posisi yang
nyaman, apakah inging telungkup,
duduk ataupun tidur miring agar
punggung dapat dipijat dengan
nyaman.
2. Buka kain atau baju bagian belakang.
Dan tutup bagian lain yang tidak akan
diberi pijatan dengan selimut atau
kain.
3. Gunakan lotion atau baby oil
secukupnya.
4. Gunakan telapak tangan dan jari
(effleurage)
5. Gunakan jempol dan letakkan pada
leher bagian belakang, lakukan
gerakan memutar perlahan

24
6. Telapak tangan diletakkan di area
sakral di setiap sisi tulang belakang,
dan tekan dengan lembut.

7. Sapuan panjang, perlahan, berirama,


melingkar digunakan untuk bergerak
ke atas di setiap sisi tulang belakang
ke arah pangkal leher

8. Masseur menerapkan 12 hingga 15


pukulan per menit untuk melakukan
ritme pergerakan.

9. Akhiri dengan usapan memanjang,


dan beri tahu klien bahwa ini adalah
usapan terakhir. Kemudian,
bersihkan punggung klien
menggunakan handuk.

10. Ganti pakaian klien dan bantu klien


untuk mencari posisi yang nyaman.

11. Tempatkan handuk kotor pada tempat


sebagaimana mestinya.
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi setelah prosedur
pada klien.
2. Kemudian, bereskan alat – alat yang
digunakan dan cuci tangan kembali.
3. Melakukan dokumentasi dan
berpamitan pada klien.

25
2. SOP Hand Massage
Pengertian Hand massage merupakan salah satu
prosedur terapi yang dilakukan dengen
menekan jari. Dilakukan sampai pada
ujung – ujung jari dan dengan waktu
selama 5-10 menit untuk setiap tangannya.
Tujuan 1. Meningkatkan sirkulasi darah
2. Mengurangi intensitas rasa nyeri dan
kelelahan
3. Mengurangi kecemasan serta depresi
4. Untuk relaksasi
Indikasi Nyeri, fatigue, pegal-pegal, promosi
kesehatan, adanya pemeliharaan
kesehatan yang menyeluruh, relaksasi
(Keadaan well-being).
Kontraindikasi Fraktur, luka bakar, tangan cedera,
kemerahan, infeksi penyakit, hemophilia,
tumor, dan kanker.
Peralatan Hand body lotion atau baby oil
Prosedur Pelaksanaan Tahap Pra-Interaksi
1. Menyiapkan peralatan
2. Mengkonfirmasi jenis terapi
3. Membersihkan tangan dengan
handsantizer atau mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir hingga
bersih
4. Memastikan tempat, suhu lingkungan
aman dan nyaman
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, menyapa,
mengkonfirmasi identitas klien

26
2. Menjelaskan tindakan apa yang akan
dilakukan beserta tujuannya
3. Menanyakan kesediaan klien akan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Memposisikan pada posisi yang
nyaman

2. Sapuan pendek, sedang, lurus


dilakukan dari pergelangan tangan
hingga ujung jari; tekanan sedang
digunakan dengan teknik effleurage.
3. Peregangan dibuat dari tengah ke
samping tangan, dengan sapuan
setengah lingkaran menggunakan
tekanan sedang.

4. Sapuan melingkar kecil dibuat di


seluruh tangan, menggunakan
tekanan ringan.
5. Sapuan lurus seperti bulu dibuat dari
pergelangan tangan hingga ujung jari,
menggunakan tekanan yang sangat
ringan.

6. Sapuan lurus pendek, kemudian


panjang sedang, dibuat dari
pergelangan tangan hingga ujung jari,
menggunakan tekanan sedang
(effleurage).
7. Sapuan melingkar kecil dibuat di
seluruh telapak tangan, menggunakan
tekanan sedang

27
8. Peregangan digunakan dari tengah
telapak tangan untuk sisi,
menggunakan tekanan sedang.

9. Setiap jari ditekan dengan lembut dari


pangkal ke ujung di kedua sisi dan
depan dan belakang, menggunakan
tekanan ringan.
10. Rentang gerak yang lembut dilakukan
pada setiap jari.

11. Tekanan lembut diterapkan pada setiap


alas kuku.
12. Tangan pasien diletakkan di atas
tangan Anda dan menutupi tangan
Anda yang lain. Pijat dari atas tangan
dengan lembut ke arah anda beberapa
kali. Tangan pasien dibalik, dan
dengan lembut ditarik ke arah Anda
beberapa kali.
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi setelah prosedur
pada klien.
2. Kemudian, bereskan alat – alat yang
digunakan dan cuci tangan kembali.
3. Melakukan dokumentasi dan
berpamitan pada klien.

28
D. Peran Perawat
Perawat dapat membantu memfasilitasi klien dalam memberikan terapi
massage ini. Penatalaksanaan terapi massage dilakukan pada daerah refleksi
dengan memberikan rangsangan yang akan diterima oleh saraf sensorik,
kemudian disampaikan pada urat saraf motorik menuju organ yang akan dituju.
Setiap perawat memberikan pijatan di satu titik, tubuh akan melepaskan
beberapa zat, antara lain serotonin histamine, bradykinin, slow reacting
substance (SRS) dan zat lainnya. Hal tersebut akan memberikan efek relaksasi
pada otot-otot yang kaku karena terjadi dilatasi kapiler dan arteriol serta flare
reaction, selain itu akan memberikan efek vasodilatasi yang dapat menurunkan
tekanan darah secara stabil. Perawat harus memperhatikan aspek holistik
meliputi body, mind, dan spirit dalam memberikan terapi massage agar hasil
yang didapatkan dapat maksimal (Wahyuningsih & Astarini, 2018).

29
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Massage atau terapi pijat merupakan pengobatan non farmakologis
dengan menekan daerah tertentu pada tubuh menggunakan jari yang bertujuan
untuk melemaskan otot-otot yang kaku serta melancarkan peredaran darah.
Pemijatan dilakukan di beberapa bagian tubuh yang mewakili semua organ
internal, sistem tubuh, anggota badan, dan kelenjar. Stimulasi pada titik
tertentu pada tubuh akan memberikan manfaat, diantaranya menghilangkan
nyeri, mengurangi stress, dan memberi efek relaksasi.
Pada praktiknya, terapi massage ini menggunakan pendekatan holistik
dimana pikiran dan tubuh saling berkaitan untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan sesuai fokus gejalanya. Terdapat beberapa jenis terapi massage
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, antara lain Swedish massage, Aroma
massage, Massage therapy, Acupoint massage, Scalp massage, Without
massage, Back massage, dan Classic massage.

B. Saran
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang dapat memfasilitasi pemberian terapi
alternatif non farmakologis terapi massage ini, diharapkan dalam praktiknya
tetap memperhatikan prinsip holistik dimana memandang pasien secara utuh
dan memberikan perawatan secara komprehensif agar perawatan mendapatkan
output yang maksimal sesuai tujuan yang telah direncanakan yaitu
meningkatkan status kesehatan pasien sesuai dengan prinsip-prinsip
keperawatan. Selain itu, bagi mahasiswa dan pembaca lainnya diharapkan
dapat menyerap ilmu dari makalah yang telah disusun dan
mengimplementasikan sesuai prinsip yang telah dijabarkan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah & Huriah, T. (2019). Metode Massage terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi : A Literature Review. Jurnal Penelitian Keperawatan, 5 (1).
39-40. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bandaru, B. (2020). Keterampilan Teknik Dasar Massage Sport & Injury. Makassar:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Diakses pada tanggal
14 September 2021 pada http://ikor.fik.unm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/5/2020/09/bahan-ajar-benny-badaru-massage.pdf
Chanif & Mariyam. (2015). Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki untuk Menurunkan
Stres Psikologis Pasien yang Dirawat di Intensif. University Research
Colloquium, ISSN 2407-9189. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Damanik, R.,W. (2020). Pengembangan desain system informasi
manajemen keperawatan. Malang : Ahlimedia Book
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th
ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Khaira, H. (2016). Pengalaman Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengenai Penerapan Terapi Komplementer dan Alternatif. [Skripsi], Program
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 September
2021 dalam
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33009/1/Himmatul%
20Khaira-FKIK.pdf
Lindquist, Ruth, Mariah Synder, & Mary Fran Tacy. (2013). Complementary
and Alternative Therapy in Nursing: Seventh Edition. 6th ed. USA: Springer
Publishing Company.
Lindquist, R., Tracy, M., F., & Snyder, M. (2018). Complementary and alternative
therapies in nursing, Eighth Ed. USA : Springer Publishing Company.
Priyonoadi, B., & Graha, A.S. (2012). Terapi Massage Frirage: Penatalaksanaan
Cedera Pada Anggota Gerak Tubuh Bagian Bawah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Di Akses pada tanggal 15
September 2021 dalam

31
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304484/penelitian/BUKU+MASASE+FRIR
AGE+2012.pdf
Wahyuningsih, A., & Astarini, K. (2018). Jurnal penelitian keperawatan. Penelitian
Keperawatan, 4(2).
Widyaningrum, H. (2013). Pijat refleksi dan 6 terapi alternatif lainnya. Media
Pressindo.
Wong, M. F. (2011). Panduan lengkap pijat. Penebar Plus+.

32
Lampiran
1. https://youtu.be/wR32T6K0Mho
2. https://www.youtube.com/watch?v=dK0CaVA-dfs&t=60s
3. https://youtu.be/1b4E9NVJUKc

33

Anda mungkin juga menyukai