Terapi Massage
Mata Kuliah :
Keperawatan Holistik 2
Dosen Pembimbing :
Wahyu Hidayati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB
Disusun Oleh :
Kelompok 9 - Kelas A19.2
1. Agnestri Putri Harianja 22020119140144
2. Lailatul Karimah 22020119120008
3. Melladhiva Juand Juliara 22020119140142
4. Nella Yuliane Nurfaindah 22020119120002
5. Suci Wulan Brawiji 22020119140135
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Terapi Massage” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Wahyu Hidayati, S.Kp., M.Kep.,
Sp.KMB yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan baik.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman dan segenap pihak yang
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisannya, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini beberapa orang menderita sakit, ada yang masih pada tahap
pemulihan dengan penggunaan obat, ada yang berada pada tahap penurunan
rasa sakit dengan fasilitas layanan kesehatan, atau justru ada yang hanya pasrah
sambil berharap sakitnya cepat mereda tanpa pengobatan sama sekali. Meski
semua orang tidak pernah ingin sakit, tapi penyakit punya kesempatannya
sendiri untuk menyerang. Realitanya untuk menerapkan pola hidup sehat bagi
sebagian orang tidaklah mudah. Bahkan muncul slogan di masyarakat "orang
miskin tidak boleh sakit" hal ini muncul disebabkan biaya perawatan dan obat-
obatan semakin mahal atau justru bagi sebagian orang tidak terjangkau. Tidak
saja masalah mahalnya biaya obat dan perawatan yang mahal, terkadang masih
ada saja obat-obatan yang terjangkau terbukti kurang efektif menyembuhkan
penyakit atau bahkan menyebabkan ketergantungan.
Faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya usia seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh bagaimana individu dapat menjaga dan
mempertahankan kesehatan dan kondisi tubuhnya agar tetap stabil. Dalam
masa ini, terjadi pergeseran pemikiran tentang menjaga kesehatan. Bagi
sebagian orang beralih dari pengobatan menjadi pencegahan, kemudian lahir
pula kesadaran tentang bahaya bahan kimia pada obat-obatan. Dengan
demikian, masyarakat memiliki pemikiran back to nature untuk dijadikan
pilihan.
Bagi masyarakat Indonesia sendiri pijat memang sudah populer dan
menjadi suatu langkah awal ketika merasakan sakit pada bagian tubuh. Pijat di
mata masyarakat dikenal sebagai obat mujarab untuk merelaksasi tubuh,
namun seiring berjalannya waktu pijat juga dapat membantu mengatasi
berbagai gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang bisa diatasi dengan pijat dapat berupa gangguan
kesehatan yang tergolong ringan, sedang maupun berat. Untuk melakukan pijat
sendiri ada beberapa teknik yang bisa dilakukan, berdasarkan negara asal,
1
berdasarkan usia, dan ada pula pijat berdasarkan titik meridian dan akupuntur
yang ada pada tubuh (Wong, M. F. 2011). Bagi sebagian individu pijat
dijadikan tindakan awal untuk mengatasi gangguan kesehatan, oleh karena itu
lebih baik dalam melakukannya disertai pedoman pada titik-titik meridian pada
tubuh agar tidak ada cedera dan hasilnya lebih maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Massage Therapy?
2. Bagaimana sejarah Massage Therapy?
3. Bagaimana Massage Therapy berdasarkan teori keperawatan?
4. Apa saja teknik dasar Massage Therapy?
5. Apa saja jenis-jenis Massage Therapy ?
6. Bagaimana efektifitas Massage Therapy?
7. Bagaimana taksonomi Massage Therapy menurut SDKI, SIKI, dan SLKI?
8. Apa Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Massage Therapy?
9. Bagaimana peran perawat terhadap pelaksanaan Massage Therapy?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi Massage Therapy
2. Untuk mengetahui sejarah Massage Therapy
3. Untuk mengetahui teori yang mendasari Massage Therapy
4. Untuk mengetahui efek samping Massage Therapy
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Massage Therapy
6. Untuk mengetahui keefektifitasan Massage Therapy
7. Untuk mengetahui dengan jelas taksonomi Massage Therapy menurut
SDKI, SIKI, dan SLKI
8. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur dari Massage Therapy
9. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam pelaksanaan Massage
Therapy
2
D. Manfaat
Makalah ini dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi para pembaca
tentang terapi massage.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
a. Jaman Eropa
Massage digunakan sejak zaman Yunani Romawi pada Olympiae
Kuno (700 M), dimana permintaan jasa masseur untuk menjaga kesehatan.
Kemudian berkembang di Inggris dan sekitar Eropa lainnya seperti Swedia
dan Jerman. Ketika di Swedia terdapat gerakan pijatan yang sampai
sekarang disebut dengan “Ala Swedan”, dimana gerakan tersebut dengan
cara menggerakan jari-jari tangan sehingga menghasilkan gerakan
massage yang baku.
b. Jaman Asia
Pada zaman Asia Cina adalah negara yang menciptakan Massage
dengan teknik pengobatan yang terkenal yang disebut dengan “ Tusuk
Jari” dan “Tusuk Jarum” . Kedua teknik tersebut dianggap sebagai ilmu
totok tubuh untuk metoda pengobatan. Sedangkan negara Jepang dikenal
dengan pijatan yang bernama “ Ala Shatsu “, dimana massage tersebut
dilakukan dengan cara gerakan tangan, siku dan anggota lainnya sebagai
bantuan berat badan yang dibebankan pada tubuh pasien sehingga terjadi
penekanan pada bagian tubuh, peregangan otot dan penguluran pada
persendian.
c. Jaman Indonesia
Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku bangsa dan budaya
serta wilayah yang sangat luas. Dengan demikian, dari berbagai daerah
pasti memiliki berbagai macam cara pengobatan untuk penyembuhan
salah satunya terapi massage yang sering disebut dengan “Kerokan” dan
“Idek-Idek”. Terapi tersebut merupakan salah satu budaya sebagai
cara penyembuhan seseorang apalagi mengalami masuk angin ataupun
kecapaian (Bandaru, 2020). Seiring berkembangnya jaman, di Indonesia
sekarang ini sedang berkembangnya terapi massage frirage yang
dikembangkan oleh Fakultas Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta
sebagai bentuk rancangan dalam menciptakan suatu keadaan relaksasi
yang lebih dalam dan sebagai penyembuhan pula untuk seseorang yang
5
mengalami cedera ringan secara umum seperti cedera otot dan kesleo pada
persendian (Priyonoadi & Graha, 2012).
6
berjalan dengan rithmis. Diberikan awal dan penutup di tiap-tiap
bagian daerah yang di massage.
b. Efeknya
Tekanan yang pelan dan dangkal untuk menguragi rasa nyeri, geli dan
sakit pada otot. Tekanan yang kuat dan dalam akan menambah
lancarnya peredaran darah dan memberikan rasa ke pasien. Dengan
system dorong ke arah jantung akan menambah lancar aliran darah ke
jantung. Efek menghambat proses peredaran. Ini bila dikerjakan pada
daerah proximal dari tempat yang menderita cidera. Mempercepat
proses penyerapan bekas peradangan sel-sel yang telah rusak untuk
dibuang dan dibersihkan.
2. Petrissage
a. Caranya
Dikerjakan pada jaringan yang gemuk dan berotot. Jaringan yang akan
dipijat dipegang sebanyak-banyak antara jari-jari tangan dengan ibu
jari. Jari-jari tangan merapat, kecuali ibu jari terpisah, jari-jari tangan
berhadap-hadapan dengan ibu jari. Jaringan diangkat dan kemudian
ditekan tegak lurus pada tulang, jari-jari dilepaskan, diangkat lagi dan
ditekan lagi, dikerjakan dengan rytmis.
b. Variasi dalam Petrirage
Dilakukan bersama-sama sejajar, berganti-gantian bergelombang,
dengan gerakan sebagai berikut :
7
Kneding atau Palm Kneding
Dikerjakan dengan tangan satu dan dua. Jaringan yang ditekan
terletak antara jari-jari tengah dan tapak tangan. Tekanan tegak
lurus pada permukaan tulang. Gerakan melingkar dan berputar
arah lawan jarum jam dilakukan dengan tekanan atau tanpa
tekanan.
Wringing
Jaringan diangkat dengan jari-jari dan ibu jari dan didorong, bisa
bersama-sama atau bergantian.
Picking Up
Jaringan dipegang sebanyak-banyaknya dengan satu tangan atau
dua. Diangkat keatas, kemudian ditekan dengan ibu jari, jaringan
dilepaskan, terus dilakukan berulang-ulang.
c. Efeknya
Mentimulir otot memberi rangsang terhadap kulit. Melancarkan
peredaran darah pada otot.Mengaktifir kelenjar-kelenjar dan hormon
yang berguna dalam proses pengisian kekuatan otot. Memperbaiki
metabolisme pertukaran zat. Memperbaiki proses penyerapan dan
pelenyapan H2O (zat asam arang).
8
3. Shaking
a. Caranya
Suatu gerakkan mengoncang yang dikerjakan dengan satu atau dua
tangan bersama-sama. Dengan satu tangan. Jari-jari merapat, ibu jari
disesuiakan dengan lokasinya. Otot-otot dan jaringan kita buat lemas
dan rileks. Arah gerakkan memotong otot. Dikerjakan pada otot-otot
tungkai dan lengan atas. Dengan dua tangan. Jari-jari tangan
menyesuaikan pada keadaan pasien letaknya kedua telapak pada
daerah otot yang mau digoncang. Dikerjakan pada otot-otot paha
depan dan betis belakang.
b. Efeknya
Merangsang kulit, fascia, otot dan persendian. Meratakan dan mengisi
zat sela jaringan supaya lebih penuh seperti halnya meratakan isi beras
dalam karung. Menyuburkan jaringan-jaringan karena metabolisme,
proses penyaluran zat-zat makanan akan merata.
4. Tapotemant
a. Caranya
Dikerjakan pada daerah yang luas. Pada pinggang dan tungkai atas
dilakukan dengan pergelangan tangan lemas (Rileks), Rythme (Irama)
dapat diatur sesuai dengan perasaan Masseur untuk memberikan
rangsangan, dikerjakan melintang otot.
9
b. Variasi dalam Tapotemant
Pounding
Dilakukan dengan tangan menggenggam jatuhkan genggaman
pada bagian sisi bawah, posisi tangan lurus dari siku sampai ujung
genggaman jatuhkan secara bergantian.
Beating
Dilakukan dengan tangan digenggam seperti memegang Bed,
jatuhkan pad bagian muka, perkenaan pada ruas jari-jari, jatuhkan
secara bergantian.
Clapping
Dilakukan dengan permukaan telapak tangan cekung jari rapat
berongga posisi tangan lurus dari siku, kedua tangan jatuhkan
secara bergantian lemas dan menekan dengan klep pada poros
pada persendian Carpus.
Hacing
Dilakukan dengan jari-jari tangan lurus, jatuhkan tangan pada sisi
Tarsus perkenaan pada otot bagian bawah.
Tapping
Dilakukan seperti hacking, perkenaan pada jari-jari secara
berurutan mulai kelingking, manis, tengah dan telunjuk.
c. Efeknya
Menstimulir otot untuk kerja. Menstimulir syaraf untuk kerja jantung,
hal ini bila dikerjakan didaerah punggung. Menstimulir urat syaraf
untuk mengeluarkan zat-zat penggait yang bekerja sesuai fungsinya.
Jika dikerjakan dengan ringan akan cepat mengeluarkan urat syaraf
(vasemater) akan terangsang dan menyebabkan kontraksi lokal.
Menaikan suhu badan guna melancarkan metabolisme Pengompaan
jantung bila dikerjakan didaerah Thorox Colis. Menstimulir kulit
untuk menambah aktivitas kelenjar keringan, Beating untuk daerah
sacrum dan lumbal akan mempunyai efek yang baik untuk otot-otot
dalam.
10
Gambar 4. Tapotemant
Sumber: Badaru (2020)
5. Friction
a. Caranya
Dilakukan gerakkan menggerus, dapat juga gerakkan menggosok
yang keras, bisa melingkar, membuat arah gerakkan seperti kabel
telepon, dikerjakan pada tempat-tempat disekitar sendi, tendon dan
daerah yang sempit yang tidak mungkin dilakukan dengan petrissage.
Gerakkan tangan dengan ibu jari, ujung-ujung ke-2 atau ke-3 jari
dengan posisi jari merapat, dapat dengan pangkal tapak tangan, bila
perlu dengan siku (clecranon). Bila dosis-dosis kurang kuat bisa
dibantu tekanan dengan tangan diikuti berat badan.
b. Efeknya
Merangsang bagian yang lebih dalam. Menghancurkan mygelose atau
kekerasan pada jaringan, melepas perlengketan antara jaringan, sebab
hal-hal ini akan mengganggu lancarnya peredaran darah. Pada
gerakkan friction dikombinasikan dengan shoking yang dilakukan
sampai ± 15 detik sangat berhasil untuk menghilangkan hal-hal yang
pathologis pada kekerasan otot.
11
Gambar 5. Friction (menggerus)
Sumber: Badaru (2020)
6. Walken
a. Caranya
Seperti effleurage tetapi dilakukan seluruh permukaan tangan arah
bisa kejantung dan melintang. Dikerjakan didaerah yang luas pada
punggung, pantat dan dada. Dikerjakan sesudah effleurage, petrisage
dan friction, sebab untuk menyempurnakan gosokan dan tekanan pada
tempat-tempat yang belum terkena. Gerakkan, kedua tapak tangan
menggeser pada kulit berganti-ganti yang satu maju yang satu
mundur. Pada daerah perut harus dikerjakan searah jalannya usus
(keluarnya makanan).
b. Efeknya
Menghilangkan perlengketan kulit dengan jaringan di bawahnya,
sebab gerakkannya menggesel pada permukaan kulit.
12
7. Vibration
a. Caranya
Dilakukan dengan gerakkan menggetar ujung-ujung jari atau dengan
tapak tangan. Vibration adalah manipulasi yang lebih halus daripada
shaking. Tekanan dengan mengadakan Static Kontraksi pada otot
lengan, dapat dipergunakan vibrator (mesin getar) hasilnya lebih baik.
Tehnik tekanan ringan gerakkan halus, ada arah gerakkan muka
belakang, tidak kesamping. Dapat menetap dan dapat berjalan pada
tempat yang diterapi, dijalankan disekitar persendian berguna untuk
menghilangkan gerakkan sendi kaku.
b. Efeknya
Vibrasi yang halus untuk mengurangi rasa nyeri pada fasia, sendi,
perut dan tempat lainnya. Mengurangi Spame karena syaraf
terangsang. Merangsang pada pembuluh-pembuluh dan kelenjar-
kelenjar untuk lebih aktif sesuai dengan fungsinya. Mengaktifir organ
pencernaan dan alat dalam.
Gambar 7. Vibration
Sumber: Badaru (2020)
8. Skin Rolling
a. Caranya
Ambil kulit sebanyak mungkin, angkat keatas jangan sampai lepas.
Gerakkannya jalan dan dorong keatas jangan sampai dilepas dan
dikurangi pegangan pada waktu jalan. Tempat itu akan membekas
merah seperti dikerok.
13
b. Efeknya
Melancarkan peredaran, pada lapisan kulit, lemak dan otot
dipermukaan, warna merah pada kulit ini tidak lain adalah capalin yang
melebar penuh dengan darah yang berjalan lancar. Akibatnya akan
menghilangkan rasa tubuh yang masuk angin. Menghilangkan
perlengketan kulit dengan jaringan-jaringan dibawahnya. Kerokan
dapat juga merah seperti skin rolling tapi keadaan lain sebab capalin
karena gosokan benda keras berbeda dengan pijatan. Sehingga capalin
rusak, keadaan ini orang akan mudah terkena masuk angin sebab
peredaran superficialis rusak dengan kerokan.
14
Gambar 9. Stroking (rangsangan)
Sumber: Badaru (2020)
15
7. Back massage adalah memberikan tindakan massage pada punggung
dengan lotion atau balsem.
8. Classic massage adalah pijatan yang dilakukan dari tungkai bawah dengan
teknik pukulan seperti single session massage, mechanical massage,
aroma foot massage dan whole body massage.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi
Hasil
Ganggunan Rasa Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Nyaman - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status
adanya Kenyamanan (L.08064)
kontraindikasi - Skala rileks klien
- Memilih area membaik atau
tubuh yang akan meningkat
dipijat, dan buka - Keluhan sulit tidur
sesuai kebutuhan klien menurun
- Siapkan - Skala lelah klien
lingkungan yang menurun
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Ketidaknyamanan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Pasca Partum - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status
adanya Kenyamanan (L.08064)
kontraindikasi
18
- Memilih area - Skala rileks klien
tubuh yang akan membaik atau
dipijat, dan buka meningkat
sesuai kebutuhan - Keluhan sulit tidur
(Lebih berhati – klien menurun
hati karena - Skala lelah klien
kondisi ibu) menurun
- Siapkan
lingkungan yang
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Ketidaknyamanan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
Pasca Partum - Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status Kenyamanan
adanya Pascapartum (L.07061)
kontraindikasi - Keluhan tidak
- Memilih area nyaman klien
tubuh yang akan membaik
dipijat, dan buka - Kontraksi uterus
sesuai kebutuhan klien menurun
(Lebih berhati –
19
hati karena kondisi
ibu)
- Siapkan
lingkungan yang
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Nyeri Akut Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Tingkat Nyeri (L.08066)
adanya - Keluhan nyeri klien
kontraindikasi menurun
- Memilih area - Kemajuan gelisah
tubuh yang akan klien menurun
dipijat, dan buka - Kesulitan tidur klien
sesuai kebutuhan menurun
(Lebih berhati – - Keluhan nyeri klien
hati karena kondisi menurun
ibu)
- Siapkan
lingkungan yang
20
hangat, nyaman,
dan privasi
- Gunakan lotion/
minyak untuk
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
Anjurkan rileks selama
pemijatan
Nyeri Kronis Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Tingkat Nyeri (L.08066)
adanya - Keluhan nyeri klien
kontraindikasi menurun
- Memilih area - Kemajuan gelisah
tubuh yang akan klien menurun
dipijat, dan buka - Kesulitan tidur klien
sesuai kebutuhan menurun
(Lebih berhati – Tingkat Depresi
hati karena kondisi (L.09097)
ibu) - Perasaan sedih klien
- Siapkan menurun
lingkungan yang - Perasaan putus asa
hangat, nyaman, klien menurun
dan privasi - Keletihan klien
- Gunakan lotion/ menurun
minyak untuk
21
mengurangi
gesekan
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
Nyeri Melahirkan Terapi Pemijatan Setelah diberikan terapi
- Identifikasi pemijatan, diharapkan :
terlebih dahulu Status Intrapartum
adanya (L.07060)
kontraindikasi - Koping terhadap
- Memilih area ketidaknyamanan
tubuh yang akan persalinan meningkat
dipijat, dan buka - Nyeri dengan
sesuai kebutuhan kontraksi menurun
(Lebih berhati – - Nyeri punggung klien
hati karena kondisi menurun
ibu) Tingkat
- Siapkan Ansietas (L.09093)
lingkungan yang - Verbalisasi khawatir
hangat, nyaman, akibat kondisi yang
dan privasi dihadapi menurun
- Gunakan lotion/ - Perilaku gelisah klien
minyak untuk menurun
mengurangi - Perilaku tegang klien
gesekan menurun
- Melakukan
pemijatan selama
perlahan dan
22
dengan teknik
yang tepat
- Anjurkan rileks
selama pemijatan
23
2. Mengkonfirmasi jenis terapi
3. Membersihkan tangan dengan
handsantizer atau mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir hingga
bersih
4. Memastikan tempat, suhu lingkungan
aman dan nyaman
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, menyapa,
mengkonfirmasi identitas klien
2. Menjelaskan tindakan apa yang akan
dilakukan beserta tujuannya
3. Menanyakan kesediaan klien akan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Memposisikan pada posisi yang
nyaman, apakah inging telungkup,
duduk ataupun tidur miring agar
punggung dapat dipijat dengan
nyaman.
2. Buka kain atau baju bagian belakang.
Dan tutup bagian lain yang tidak akan
diberi pijatan dengan selimut atau
kain.
3. Gunakan lotion atau baby oil
secukupnya.
4. Gunakan telapak tangan dan jari
(effleurage)
5. Gunakan jempol dan letakkan pada
leher bagian belakang, lakukan
gerakan memutar perlahan
24
6. Telapak tangan diletakkan di area
sakral di setiap sisi tulang belakang,
dan tekan dengan lembut.
25
2. SOP Hand Massage
Pengertian Hand massage merupakan salah satu
prosedur terapi yang dilakukan dengen
menekan jari. Dilakukan sampai pada
ujung – ujung jari dan dengan waktu
selama 5-10 menit untuk setiap tangannya.
Tujuan 1. Meningkatkan sirkulasi darah
2. Mengurangi intensitas rasa nyeri dan
kelelahan
3. Mengurangi kecemasan serta depresi
4. Untuk relaksasi
Indikasi Nyeri, fatigue, pegal-pegal, promosi
kesehatan, adanya pemeliharaan
kesehatan yang menyeluruh, relaksasi
(Keadaan well-being).
Kontraindikasi Fraktur, luka bakar, tangan cedera,
kemerahan, infeksi penyakit, hemophilia,
tumor, dan kanker.
Peralatan Hand body lotion atau baby oil
Prosedur Pelaksanaan Tahap Pra-Interaksi
1. Menyiapkan peralatan
2. Mengkonfirmasi jenis terapi
3. Membersihkan tangan dengan
handsantizer atau mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir hingga
bersih
4. Memastikan tempat, suhu lingkungan
aman dan nyaman
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, menyapa,
mengkonfirmasi identitas klien
26
2. Menjelaskan tindakan apa yang akan
dilakukan beserta tujuannya
3. Menanyakan kesediaan klien akan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Memposisikan pada posisi yang
nyaman
27
8. Peregangan digunakan dari tengah
telapak tangan untuk sisi,
menggunakan tekanan sedang.
28
D. Peran Perawat
Perawat dapat membantu memfasilitasi klien dalam memberikan terapi
massage ini. Penatalaksanaan terapi massage dilakukan pada daerah refleksi
dengan memberikan rangsangan yang akan diterima oleh saraf sensorik,
kemudian disampaikan pada urat saraf motorik menuju organ yang akan dituju.
Setiap perawat memberikan pijatan di satu titik, tubuh akan melepaskan
beberapa zat, antara lain serotonin histamine, bradykinin, slow reacting
substance (SRS) dan zat lainnya. Hal tersebut akan memberikan efek relaksasi
pada otot-otot yang kaku karena terjadi dilatasi kapiler dan arteriol serta flare
reaction, selain itu akan memberikan efek vasodilatasi yang dapat menurunkan
tekanan darah secara stabil. Perawat harus memperhatikan aspek holistik
meliputi body, mind, dan spirit dalam memberikan terapi massage agar hasil
yang didapatkan dapat maksimal (Wahyuningsih & Astarini, 2018).
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Massage atau terapi pijat merupakan pengobatan non farmakologis
dengan menekan daerah tertentu pada tubuh menggunakan jari yang bertujuan
untuk melemaskan otot-otot yang kaku serta melancarkan peredaran darah.
Pemijatan dilakukan di beberapa bagian tubuh yang mewakili semua organ
internal, sistem tubuh, anggota badan, dan kelenjar. Stimulasi pada titik
tertentu pada tubuh akan memberikan manfaat, diantaranya menghilangkan
nyeri, mengurangi stress, dan memberi efek relaksasi.
Pada praktiknya, terapi massage ini menggunakan pendekatan holistik
dimana pikiran dan tubuh saling berkaitan untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan sesuai fokus gejalanya. Terdapat beberapa jenis terapi massage
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, antara lain Swedish massage, Aroma
massage, Massage therapy, Acupoint massage, Scalp massage, Without
massage, Back massage, dan Classic massage.
B. Saran
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang dapat memfasilitasi pemberian terapi
alternatif non farmakologis terapi massage ini, diharapkan dalam praktiknya
tetap memperhatikan prinsip holistik dimana memandang pasien secara utuh
dan memberikan perawatan secara komprehensif agar perawatan mendapatkan
output yang maksimal sesuai tujuan yang telah direncanakan yaitu
meningkatkan status kesehatan pasien sesuai dengan prinsip-prinsip
keperawatan. Selain itu, bagi mahasiswa dan pembaca lainnya diharapkan
dapat menyerap ilmu dari makalah yang telah disusun dan
mengimplementasikan sesuai prinsip yang telah dijabarkan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah & Huriah, T. (2019). Metode Massage terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi : A Literature Review. Jurnal Penelitian Keperawatan, 5 (1).
39-40. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bandaru, B. (2020). Keterampilan Teknik Dasar Massage Sport & Injury. Makassar:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Diakses pada tanggal
14 September 2021 pada http://ikor.fik.unm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/5/2020/09/bahan-ajar-benny-badaru-massage.pdf
Chanif & Mariyam. (2015). Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki untuk Menurunkan
Stres Psikologis Pasien yang Dirawat di Intensif. University Research
Colloquium, ISSN 2407-9189. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Damanik, R.,W. (2020). Pengembangan desain system informasi
manajemen keperawatan. Malang : Ahlimedia Book
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th
ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Khaira, H. (2016). Pengalaman Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengenai Penerapan Terapi Komplementer dan Alternatif. [Skripsi], Program
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 September
2021 dalam
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33009/1/Himmatul%
20Khaira-FKIK.pdf
Lindquist, Ruth, Mariah Synder, & Mary Fran Tacy. (2013). Complementary
and Alternative Therapy in Nursing: Seventh Edition. 6th ed. USA: Springer
Publishing Company.
Lindquist, R., Tracy, M., F., & Snyder, M. (2018). Complementary and alternative
therapies in nursing, Eighth Ed. USA : Springer Publishing Company.
Priyonoadi, B., & Graha, A.S. (2012). Terapi Massage Frirage: Penatalaksanaan
Cedera Pada Anggota Gerak Tubuh Bagian Bawah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Di Akses pada tanggal 15
September 2021 dalam
31
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304484/penelitian/BUKU+MASASE+FRIR
AGE+2012.pdf
Wahyuningsih, A., & Astarini, K. (2018). Jurnal penelitian keperawatan. Penelitian
Keperawatan, 4(2).
Widyaningrum, H. (2013). Pijat refleksi dan 6 terapi alternatif lainnya. Media
Pressindo.
Wong, M. F. (2011). Panduan lengkap pijat. Penebar Plus+.
32
Lampiran
1. https://youtu.be/wR32T6K0Mho
2. https://www.youtube.com/watch?v=dK0CaVA-dfs&t=60s
3. https://youtu.be/1b4E9NVJUKc
33