Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN RESIDENSI

UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN PENGLIHATAN KATARAK


PADA PASIEN DIABETES MILITUS
DI UPTD PUSKESMAS PESANTREN II KOTA KEDIRI

Disusun Oleh :
ANDY SURJADIHARDJA
NIM 2151B1004

PENDIDIKAN DAN PRILAKU KESEHATAN


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2023
PENDIDIKAN DAN PRILAKU KESEHATAN
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

Mata Ajar : RESIDERNSI


Beban Studi : 2 SKS
Peminatan : Pendidikan dan Prilaku Kesehatan
Koordinator : Dr. Katmini, S. Kep, NS, M. Kes
No Telp / Hp : 0811 3611 999
Pembimbing Akademik : Dr. Katmini, S. Kep, NS, M. Kes
Pembimbing Residensi : Dr. Dwi Nugerahini, MM
Jumlah Peserta : 7 Orang
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN RESIDENSI
UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN PENGLIHATAN KATARAK
PADA PASIEN DIABETES MILITUS
DI UPTD PUSKESMAS PESANTREN II
KOTA KEDIRI

Diajukan Oleh :
ANDY SURJADIHARDJA
2151B1004

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Widya Noormalasari, SKM


Dr.Katmini,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 19920509 202203 2 006
NIDN. 0701038704

Kepala Puskesmas Pesantren II


Kota Kediri

Dr. Dwi Nugerahini, MM


NIP. 19660308 199603 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESIDENSI
UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN PENGLIHATAN KATARAK
PADA PASIEN DIABETES MILITUS
DI UPTD PUSKESMAS PESANTREN II
KOTA KEDIRI

Diajukan Oleh :
ANDY SURJADIHARDJA
2151B1004

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Mengetahui,

Institut Ilmu Kesehatan (IIK) STRADA Indonesia


Program Magister Kesehatan Masyarakat

Direktur Pasca Sarjana

Dr. Indasah, Ir., M.Kes.


NIDN. 0730086801

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan residensi yang berjudul “ UPAYA PENCEGAHAN
GANGGUAN PENGLIHATAN KATARAK PADA PASIEN DIABETES
MILITUS DI UPTD PESANTREN II KOTA KEDIRI ” dengan baik. Tujuan
pembuatan laporan residensi ini adalah satu diantara persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat pada Program Studi
Magister Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada
Indonesia.
Diharapkan dengan dilakukannya residensi ini, hasil yang dicapai dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar dan meningkatkan
pelayanan UPTD Puskesmas Pesantren II kota Kediri. Dalam penulisan laporan
residensi ini, kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) Strada Indonesia.
2. Dr. Indasah., Ir., M.Kes, selaku direktur Pasca sarjana Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) Strada Indonesia.

3. Ratna Wardani, S.Si, MM, selaku Ketua Program Studi Magister


Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia.

4. Dr. Katmini, S. Kep, NS, M. Kes selaku pembimbing institusi.


5. dr. Dwi Nugerahini, MM. selaku pembimbing lapangan UPTD
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.
6. dr. Risa Gidasari dan Ibu Fitriyah Umami, S. Tr. Keb dan seluruh staf
UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri yang terlibat dan membantu
dalam penyusunan laporan residensi.
Kediri, 16 Januari 2023
Penulis

v
DAFTAR ISI

HalamanJudul............................................................................................................
Halaman Persetujuan ............................................................................................... i
Halaman Pengesahan ................................................................................................ ii
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Residensi ........................................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1. Puskesmas ..................................................................................................... 6
2.2. Sistem Pelayanan Puskesmas......................................................................... 6
2.3. Alur Pelayanan Puskesmas ............................................................................ 7
2.4. Pencegahan Gangguan Penglihatan Katarak Pada Pasien Diabetes Militus
2.5. Definisi Katarak Diabetes Militus……………………………………… ........ 15
2.6. Patofisiologi Katarak Diabetes Militus……………………… ......... …………17
2.7. Pelayanan Pasien Diabetes Militus ………………………… ......... ………….18
2.8. Kuisioner……………………………………………………… ......... ………..18
2.9. Flyer………………………………………………………… ......... ………….18
2.10. Leaflet……………………………………………………… ......... …………..18

BAB III Hasil Residensi


3.1. Kondisi Tempat Residensi ............................................................................. 9
3.2. Gambaran Umum Tempat Residensi ............................................................. 25
3.3. Keadaan Geografis ........................................................................................ 25
3.4. Visi dan Misi ................................................................................................. 27
3.5. Moto ............................................................................................................. 30

6
3.6. Program di Tempat Residensi ........................................................................ 31
3.7. Mangement SDMK ....................................................................................... 31
3.8. Perumusan Masalah....................................................................................... 32
3.9. Kuesioner ..................................................................................................... 32
3.10. Flyer ............................................................................................................. 32
3.11. Leaflet ........................................................................................................... 32
BAB IV Penutup......................................................................................................... 32
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 40

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mata adalah organ tubuh yang sangat penting dalam kehidupan

manusia dimana sebagian besar informasi terutama visual dapat diserap

dan digunakan dalam berbagai bentuk kegiatan, hal ini peran dari organ

tubuh mata (Kementrian Kesehatan RI 2014). Sebesar 95% dari

informasi yang diperoleh otak akan masuk dan diterjemahkan oleh mata

sebagai panca indra penglihatan. Seseorang sangat bergantung pada

kemampuan penglihatan dimana perasaan tidak berdaya akan tampak

pada seseorang ketika terperangkap dalam sebuah lingkungan yang asing

dalam kondisi kegelapan (Cameron, 2006).

1.2. Pengertian Katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, bahasa Inggris

Cataract dan bahasa latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam

bahasa Indonesia disebut bular karena penglihatan tertutup air terjun

akibat lensa mata yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan

pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)

lensa, denaturasi protein lensa mata atau akibat kedua-duanya.

Jadi katarak merupakan proses kekeruhan lensa mata karena

terganggunya metabolisme lensa mata.

Terjadinya kekeruhan pada lensa mata disebabkan oleh :

a. Penimbunan air diantara serabut-serabut lensa mata dan absorsi

intra selular.

8
b. Koagulasi yang perubahan kimiawi dari kandungan protein lensa

mata yang semula larut air menjadi tidak larut.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan secara

progresif serta mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak

umumnya merupakan gangguan penglihatan pada usia lanjut tetapi dapat

juga terjadi akibat kelainan kongenital (sejak lahir) atau penyakit mata

seperti glaukoma, ablasio retina, uveitis, diabetes militus, retinitis

pigmentosa.

Katarak juga dapat disebabkan oleh bahan toksik khusus, seperti

keracunan obat-obatan steroid (peroral), dinitrophenicol (obat kurus),

echothipaceiodise (obat anti glaukoma), kelainan sistemik atau

metabolik.

Secara global, diperkirakan bahwa setidaknya 2,2 miliar orang

memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan, diantaranya sekitar 1

miliar memiliki gangguan penglihatan yang bisa dicegah atau belum

ditangani. Sekitar 1 miliar orang yang memiliki gangguan penglihatan

jarak sedang, kebutaan akibat kelainan refraksi yang tidak tertangani

sebanyak 88,4 juta, kasus katarak sebanyak 94 juta, glaukoma sebanyak

7,7 juta, kekeruhan kornea sebanyak 4,2 juta, retinopati diabetik

sebanyak 3,9 juta dan trakoma sebanyak 2 juta, serta gangguan

penglihatan jarak dekat yang disebabkan oleh presbiopia yang tidak

tertangani sebanyak 826 juta. Katarak merupakan kelainan mata yang

terjadi akibat adanya perubahan lensa yang semula jernih dan tembus

cahaya menjadi keruh.

9
Akibatnya penglihatan manusia menjadi kabur. Gangguan

penglihatan yang disebabkan oleh katarak tidak secara spontan,

melainkan secara perlahan-lahan dan lama kelamaan akan menimbulkan

kebutaan. Katarak bukanlah penyakit menular, namun dapat terjadi pada

kedua mata secara bersamaan.

Kebutaan akibat katarak terjadi jika katarak adalah sangat keruh

sehingga lensa mata sama sekali tidak dapat meneruskan cahaya.

Meskipun katarak dapat diangkat melalui pembedahan, namun masih

banyak negara yang memiliki hambatan terhadap pasien untuk

mengakses pembedahan. Hal ini mengakibatkan katarak menjadi

penyebab utama kebutaan di dunia. Selain itu usia harapan hidup didunia

semakin lama, maka menyebabkan jumlah orang yang menderita katarak

diperkirakan akan bertambah. Katarak juga merupakan penyebab penting

Low Vision dinegara maju dan berkembang.

Prevalensi kebutaan yang diakibatkan oleh katarak tetap tinggi,

meskipun dibeberapa wilayah didunia telah mengalami penurunan.

Prevalensi kebutaan paling tinggi pada masyarakat yang berumur  50 th

berada disub-sahara Afrika bagian barat sekitar 6,0 %. penurunan

terbesar kebutaan yang di akibatkan oleh katarak pada orang dewasa

yang berumur lebih dari  50 tahun sejak tahun 1990-2010 berada

diwilayah Eropa barat, Amerika latin dan Asia timur.

Hasil studi juga menunjukan bahwa dibandingkan dengan laki-laki,

perempuan memilki angka kejadian katarak lebih tinggi.

10
Data dari UPTD Puskesmas Pesantren II kota Kediri melalui

skrining tajam penglihatan periode bulan Desember 2022 sampai Januari

2023 belum ditemukan kasus, dengan visus  3/60 pada peserta prolanis

di pelayanan penyakit tidak menular di UPTD Puskesmas Pesantren II

kota Kediri.

Katarak diduga terjadi karena adanya proses multifaktoral, yaitu

faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik seperti umur, jenis

kelamin, riwayat keluarga sedangkan faktor ekstrinsik seperti penyakit

kekurangan nutrisi, diabetes militus, penggunaan obat, paparan UV sinar

matahari, rokok, alkohol dan ruda paksa pada bola mata yang terjadi

secara akumulatif pada common biomolecular pathway yang dapat

mengganggu kejernihan lensa.

Riwayat penyakit seperti diabetes militus, hipertensi, glaukoma,

trauma mata dapat mengakibatkan terjadinya katarak. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Chua et al, 2017 menunjukan ada hubungan antara

kejadian katarak dengan diabetes militus. Hilangnya transparansi lensa

yang dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan disebabkan oleh

kelainan metabolik diabetes militus.

Selain diabetes militus proses pembentukan dan perkembangan

katarak dipengaruhi oleh senyawa turunan dari kolesterol yaitu oksiterol.

Meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh dapat menyebabkan

kenaikan jumlah oksiterol. Peningkatan konsentrasi oksiterol dalam

tubuh akan mengganggu kejernihan lensa dan menyebabkan katarak.

11
Saat ini prevalensi katarak senilis cukup tinggi dan prevalensi

hiperkolesterolemia di Indonesia mencapai 15,5%.

1.3. Penyebab terjadinya katarak

Hingga saat ini penyebab kekeruhan lensa secara tepat belum

diketahui secara pasti, namun terdapat teori yang menyebutkan sebab-

sebab yang memungkinkan terjadinya katarak, yaitu :

a. Teori Degenerasi

Teori ini mengemukakan bahwa proses katarak merupakan

kejadian alamiah yang sudah wajar dan terjadi pada seseorang yang

menginjak usia lanjut.

b. Sinar Matahari

Seseorang yang bekerja di tempat terbuka sepanjang hari dibawah

terik matahari kemungkinan besar terjadi katarak.

c. Katarak Traumatik

Katarak yang disebabkan oleh trauma yang umumnya bersifat

unilateral. Trauma oleh benda tumpul mengakibatkan terjadinya

katarak lebih lamban.

d. Katarak karena gangguan metabolik

Katarak yang disertai diabetes militus timbulnya akan lebih cepat

dari katarak biasa non diabetes militus.

e. Katarak Sekunder

Katarak ini sering terjadi pada penyakit lain seperti Uveitis

anterior, kelainan retina dan glaukoma.

12
f. Rokok

Merokok merupakan resiko terjadinya katarak subkapsular

posterior dan ini perlu penelitian lebih dalam.

g. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan jenis steroid dalam jangka waktu relatif

lama akan memberikan efek samping terjadinya katarak

subkapsular posterior.

1.4. Faktor resiko Katarak

Faktor resiko Katarak, meliputi :

a. Usia lanjut  50 tahun

b. Riwayat keluarga

c. Penyakit mata lain seperti uveitis anterior, kelainan retina dan

glaukoma

d. Kelainan sistemik seperti, diabetes militus dan metabolik lainya

e. Penggunaan tetes mata secara rutin yang mengandung steroid

f. Kebiasaan merokok

g. Paparan UV dari sinar matahari

1.5. Tujuan Residensi

1. Tujuan Umum

Tujuan residensi ini secara umum adalah untuk memaksimalkan

informasi dan edukasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan

gangguan penglihatan katarak pada pasien diabetes militus di

UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.

13
2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan

belum optimalnya informasi dan edukasi kepada masyarakat

tentang gangguan penglihatan katarak pada pasien diabetes militus

yang dapat mengakibatkan kebutaan dengan analisa diagram

fishbone (diagram tulang ikan).

b. Mampu menentukan prioritas penyelesaian masalah yang

menyebabkan belum optimalnya informasi dan edukasi kepada

masyarakat tentang gangguan penglihatan katarak pada pasien

diabetes militus yang dapat mengakibatkan kebutaan di UPTD

Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.

Mampu menentukan sarana dan media dalam penyampaian

informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang gangguan

penglihatan katarak pada pasien diabetes militus yang dapat

mengakibatkan kebutaan di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota

Kediri, dengan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity,

threats).

14
1.6. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diajukan rumusan masalah untuk residensi ini, yaitu :

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya

informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang gangguan

penglihatan katarak pada pasien diabetes militus yang dapat

mengakibatkan kebutaan berdasarkan analisa diagram fishbone?

2. Apakah prioritas penyelesaian masalah yang menyebabkan belum

optimalnya informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang

gangguan penglihatan katarak pada pasien diabetes militus yang

dapat mengakibatkan kebutaan di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota

Kediri berdasarkan analisa dengan USG (urgency, seriousness,

growth)?

3. Menentukan sarana dan media apa yang tepat dalam penyampaian

informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang gangguan

penglihatan katarak pada pasien diabetes militus yang dapat

mengakibatkan kebutaan di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri

berdasarkan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity,

threats)?

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas

Berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


43 tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut PUSKESMAS adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Puskesmas juga memiliki fungsi dalam penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, di antaranya adalah dengan meningkatkan
akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Peran puskesmas dan
jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat
menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk
meningkatkan kinerja puskesmas, diperlukan informasi yang lengkap
tentang puskesmas, di antaranya berkaitan dengan kondisi bangunan
puskesmas dan sarananya, kondisi jaringan puskesmas, dan tenaga di
puskesmas. Informasi tersebut digunakan sebagai masukan pengambilan
keputusan dalam proses manajemen pembangunan puskesmas di setiap
jenjang administrasi Kesehatan.

16
2.2. Sistem Pelayanan Puskesmas

Sistem dalam pelayanan di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota

Kediri, diamana sistem terdiri dari subsistem yang saling mempengaruhi

untuk melaksanakan aktifitas dalam upaya pelayanan kesehatan pada

masyarakat, baik dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta pemulihan kesehatan

perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat.

2.3. Alur Pelayanan Puskesmas

Alur Pelayanan UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri

PASIEN DATANG

RUANG
SKRINING TINDAKAN DAN
SATGAS GAWAT
DARURAT

PENDAFTARAN

RUANG
LABORATORIUM
PELAYANAN

 RPU
 LANSIA(PROLANIS)
KIA
RUANG
 GIGI KONSULTASI

SURAT
RUJUKAN OBAT KETERANGAN
DOKTER

PASIEN PULANG

17
2.4. Pengetahuan Gangguan Penglihatan Katarak pada Pasien Diabetes

Militus di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri

Katarak diabetes militus adalah terjadinya gangguan pada

penglihatan yang dialami oleh pasien dengan diabetes militus, pasien

yang memiliki riwayat diabetes militus memiliki resiko lebih besar untuk

terkena katarak 2-5 kali lipat dari pada pasien katarak tanpa diabetes

militus. Perilaku pola hidup yang kurang baik pasien diabetes militus

dapat menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah, dalam jangka

waktu yang panjang, penyakit diabetes militus yang tidak terkontrol

dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh terutama pada mata

karena glukosa tersebut semakin memenuhi pembuluh darah terutama

dimata sehingga akan masuk secara bebas ke dalam lensa mata melalui

proses difusi. Hal tersebut menyebabkan terjadi kondisi hipertonik yang

akan menarik masuk cairan aquos ke dalam lensa mata, merusak

arsitektur lensa dan terjadilah kekeruhan lensa. Pengetahuan pasien

diabetes militus terhadap gangguan penglihatan katarak dibutuhkan

deteksi dini melalui penyuluhan, informai dan edukasi dalam upaya

pencegahan gangguan penglihatan katarak dan kebutaan. Dengan adanya

penyuluhan kepada pasien diabetes militus, informasi dan edukasi

mengenai resiko gangguan penglihatan katarak diharapkan berdampak

pada perubahan prilaku dalam upaya pencegahan gangguan penglihatan

katarak dan kebutaan.

18
2.5. Definisi Katarak Diabetes Militus

Menurut Ilyas (2015), katarak diabetes militus adalah katarak yang

terjadi pada seseorang yang mengidap penyakit diabetes militus,

terdapat 3 bentuk terjadinya katarak pada pasien yang menderita diabetes

militus, yaitu :

a. Pertama, pada pasien diabetes militus kondisi pada tubuhnya terjadi

dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia sehingga lensa mata

menjadi keruh dan buram serta terjadi pembentukan garis yang

dapat mengakibatkan berkerutnya kapsul lensa mata.

Terjadinya lensa yang keruh diakibatkan dari dehidrasi yang cukup

lama, untuk menanggulani hal tersebut maka perlu dilakukan upaya

rehidrasi dan pengaturan kadar gula didalam darah agar tetap pada

kondisi normal.

b. Kedua, pasien diabetes militus yang disertai dengan katarak

juvenile yang tidak terkontrol, hal tersebut dapat menyebabkan

terjadinyakatarak dikedua matapasien pada waktu kurang dari 48

jam, katarak pada kondisi ini bentuknya berupa piring subcapsular

atau snowflake.

c. Ketiga, pasien diabetes militus pada usia dewasa dapat mengalami

katarak dengan penggambaran secara histologis dan biokimia yang

sama pada pasien katarak non diabetes militus.

2.6. Patofisiologi Katarak Diabetes Militus

Perkembangan katarak pada pasien diabetes militus salah satunya

19
bisa diakibatkan karena meningkatnya kadar glukosa didalam darah.

Efek dari meningkatnya kadar glukosa tersebut dapat dilihat pada organ

tubuh misalnya ginjal dan lensa mata, organ tubuh tersebut tidak

bergantung pada insulin untuk memasukan glukosa ke dalam sel.

Pada beberapa penelitian ekstensif peran jalur poliol merupakan jalur

jalan sebagai faktor awal pembentukan katarak diabetes militus. Enzim

Aldose Reduktase (AR) mempercepat menurunya glukosa menjadi

bentuk sorbitol melalui jalur poliol (Pollreisz, 2010).

2.7. Pelayanan Pasien penyakit Diabetes Militus di UPTD Puskesmas

Pesantren II Kota Kediri

Informasi dan edukasi sangat penting dalam melaksanakan

aktifitas atau kegiatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di

UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri, utamanya kegiatan skrining

gangguan penglihatan katarak pada pasien diabetes militus.

Dalam skrining gangguan penglihatan katarak pada pasien

diabetes militus UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri melakukan

beberapa upaya, yaitu : Upaya keshatan, dengan kuisioner, menggunakan

media informasi dan edukasi berupa flyer dan leaflet agar hasil dari

penyuluhan dapat maksimal dan tujuan UPTD Puskesmas Pesantren II

kota Kediri tercapai.

2.8. Skrining

Skrining adalah fasilitas atau proses kegiatan untuk mendeteksi

kondisi kesehatan memiliki resiko terhadap penyakit tertentu.

Dalam residensi pelaksanaan kegiatan penanganan deteksi gangguan

20
penglihatan katarak sebagai upaya pencegahan kebutaan dilakukan pada

lansia karena gangguan penglihatan katarak diharapkan dapat ditemukan

pada lansia peserta prolanis berdasarkan terjadinya karena proses

penuaan dan skrining yang dilakukan di UPTD Puskesmas Pesantren II

Kota Kediri.

2.9. Upaya Kesehatan

Upaya Kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan

melakaukan upaya kesehatan kepada pasien diabetes militus di UPTD

puskesmas Pesantren II Kota Kediri diharapkan akan meningkatkan

pengetahuan tentang gangguan penglihatan katarak dan faktor resikonya,

sasaran kegiatan residensi ini adalah peserta prolanis pasien penyakit

tidak menular dengan penyakit diabetes militus yang memang beresiko

terkena gangguan penglihatan katarak yang mana kegiatan residensi ini

bekerja sama dengan UPTD Pusksmas Pesantren II Kota Kediri sebagai

penyedia lahan residensi dan pasien diabetes militus yang beresiko

mengalami gangguan penglihatan katarak.

2.10. Kuisioner

Merupakan suatu pengumpulan data atau informasi yang dilakukan

dengan cara wawancara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab baik secara jawaban

tertulis atau pilihan jawaban.

21
2.11. Flyer

Flyer adalah lembaran cetak tinggal yang biasanya tidak dilipat.

Didalamnya terdapat informasi atau pesan sederhana berupa teks, gambar

atau perpaduan antara keduanya yang mudah dipahami.

Flyer bisa dicetak 1 sisi atau 2 sisi namun saat ini flyer juga dapat di buat

secara digital.

2.12. Leaflet

Leaflet adalah selebaran kertas cetak yang dapat dilipat menjadi 2

sampai 3 halaman. Leaflet berisi informasi atau pesan-pesan yang

disampaikan ke masyarakat luas, isi dari informasi bisa dalam bentuk

tulisan maupun gambar atau kombinasi antara keduanya.

2.13. Simpulan

Setelah mendapatkan uapaya kesehatan dan informasi melalui

media flyer serta leaflet mengenai faktor resiko gangguan penglihatan

katarak, maka pengetahuan pasien diabetes militus di UPTD Puskesmas

Pesantren II Kota Kediri meningkat pemahamananya dengan demikian

kegiatan ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan

sebagai upaya pencegahan faktor resiko gangguan penglihatan katarak.

22
BAB III
HASIL RESIDENSI

3.1. Kondisi Tempat Residensi

Lokasi residensi bertempat di UPTD Puskesmas Pesantren II,


dengan alamat Jl. Cendana no. 30, Singonegaran, kecamatan Pesantren
kota Kediri, Jawa Timur.

3.2. Gambaran Umum Lokasi UPTD Puskesmas Pesantren II Kediri


Nama Puskesmas : UPTD Puskesmas Pesantren II
Kategori : Puskesmas Rawat Inap
Alamat : Jl. Cendana No. 30
Kel. Singonegaran, Kec. Pesantren
Kota : Kediri
Kode Pos : 64132
Lokasi : -7.8244300613285125, 112.02185640061776
No Telp : 0354 – 689055
Email : puskesmas2go@gmail.com
Facebook : Puskesmas Pesantren II
Instagram : puskesmas_pesantren_2

3.3. Keadaan Geografis


A. Lokasi Puskesmas
UPTD Puskesmas Pesantren II kota Kediri merupakan 1 dari 9
Puskesmas yang ada dikota Kediri. UPTD Puskesmas Pesantren II
Kota Kediri terletak dikelurahan Singonegaran, kecamatan
Pesantren, kota Kediri.
B. Batas Wilayah
Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Pesantren II
kota Kediri, adalah :
 Sebelah Utara : Kelurahan Banjaran

23
 Sebelah Timur : Kelurahan Bangsal
 Sebelah Selatan : Kelurahan Ngronggo
 Sebelah Barat : Kelurahan Setono Pande

C. Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Pesantren II mempunyai 6 wilayah kerja, yaitu :
1. Kelurahan Burengan
2. Kelurahan Jamsaren
3. Kelurahan Pakunden
4. Kelurahan Singonegaran
5. Kelurahan Tinalan
6. Kelurahan Tosaren

D. Luas Wilayah
Luas wilayah UPTD Puskesmas Pesantren II kota Kediri, yaitu :
730.854 km

E. Peta Wilayah

Gambar 3.1

24
Visi Misi

Visi :

 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang professional untuk

mencapai yang masyarakat sehat.

Misi :

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional untuk mencapai


yang masyarakat sehat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pesantren II Kota
Kediri.
3.5. Moto
“ Siap Melayani Dengan Hati “
3.6. Program ditempat residensi

UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri adalah wujud

komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam rangka meningkatkan

derajat pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat Kediri

dan sekitarnya. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut UPTD Puskesmas

Pesantren II Kota Kediri berkomitmen menyelenggarakan pelayanan

kesehatan paripurna, dengan memberikan pelayanan prima yang

berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien. Pelayanan prima

diwujudkan dengan mengaplikasikan 5 dimensi pelayanan prima, salah

satu nya yakni responsiveness = membantu pelanggan dan memberikan

jasa dengan cepat, UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.

3.7. Manajemen SDMK

Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas


pada pasal 16 diamanatkan bahwa sumber daya kesehatan di puskesmas

25
terdiri atas tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan. Jenis Tenaga
Kesehatan terdiri dari atas: dokter atau dokter layanan primer, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, tenaga
sanitasi lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, nutrisionis,
tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian dan tenaga non
kesehatan (tenaga system informasi kesehatan, tenaga administrasi
keuangan, tenaga ketatausahaan dan pekarya).
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di UPTD Puskesmas
Pesantren II Kota Kediri adalah srbagai berikut :
A. Dokter
- Dokter dengan pelatihan PPGD : 2 Orang
- Dokter dengan pelatihan ATLS/ACLS : 2 Orang
- Dokter dengan pelatihan PONED : 0 Orang
- Dokter dengan STR dan SIP : 2 Orang
- Dokter dengan pelatihan Jiwa : 2 Orang

B. Dokter Gigi
- Dokter gigi dengan STR dan SIP : 1 Orang
- Dokter gigi PNS : 1 Orang
- Dokter gigi non PNS : 0 Orang

C. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 0 Orang

D. Bidan
- Bidan di Puskesmas : 7 Orang
- Bidan di Pustu : 4 Orang
- Bidan di Poskendes / Desa : 2 Orang
- P2B : 0 Orang
- D3 Kebidanan : 10 Orang
- D4 Kebidanan : 3 Orang
- Bidan dengan pelatihan APN : 12 Orang
- Bidan dengan pelatihan BBLR : 12 Orang
- Bidan dengan STR dan SIB : 13 Orang

26
E. Perawat

- Perawat di Puskesmas : 11 Orang


- Perawat di Pustu : 4 Orang
- SPK : 0 Orang
- D3 Keperawatan : 14 Orang
- S1 Keperawatan : 3 Orang
- Perawat dengan pelatihan PPGD : 3 Orang
- Perawat dengan STR dan SIPP : 18 Orang
- Perawat dengan pelatihan Jiwa : 0 Orang
- Perawat Ponkesdes D3 Keperawatan : 2 Orang
- Perawat Ponkesdes S1 Keperawatan : 1 Orang
- Perawat gigi : 1 Orang
- Perawat gigi PNS : 1 Orang
- Perawat gigi non PNS : 0 Orang

F. Sanitarian / D3 Kesling : 1 Orang

G. Petugas Gizi / D3 Gizi : 1 Orang

H. Farmasi

- Apoteker : 1 Orang
- Apoteker dengan STR dan SIP : 1 Orang
- Tenaga Teknis Kefarmasian : 1 Orang
- TTK dengan STR dan SIP : 1 Orang

I. Analis Laboratorium / D3 Laboratorium : 2 Orang

J. Sopir dan penjaga : 2 Orang

K. KTU : 1 Orang

L. Kesehatan lainya : 1 Orang

M. Staf umum : 1 Orang

N. Cleaning service : 1 Orang

O. Penjaga malam : 1 Orang

27
BAGAN ORGANISASI UNIT PELAYANAN TERPADU DAERAH
PUSKESMAS PESANTREN II KOTA KEDIRI

Kepala Puskesmas
Kepala Sub Bagian Tata
Usaha

Koordinator Tim Sistem Informasi Rumah TAngga


Manajemen Puskesmas Puskesmas

Keuangan Kepegawaian

Koordinator UKM Esensial dan Keperawatan Koordinator UKM Pengembangan Koordinator Jaringan dan Jejaring Pelayanan Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian, dan
Kesehatan Masyarakat Laboratorium
Penanggungjawab
Puskesmas
Mutu
Penaggung Jawab Promosi Kesehatan
Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan
Penanggung Jawab Kesehatan Penanggung Jawab Unit
Jiwa Pengobatan Umum
Penanggung Jawab Kesehatan Ibu, anak dan KB
Penanggung Jawab Kesh Gigi Penanggung Jawab Unit Gigi
Penanggung Jawab Pelayanan Gizi
Masy
Penanggung Jawab P2 Penyakit Diare
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Unit Gawat
Penanggung Jawab P2 Penyakit ISPA Kesehatan Tradisional Darurat
Penanggung Jawab P2 Penyakit Kusta Penanggung Jawab Kesh Penanggung Jawab Rawat Inap
Olahraga
Penanggung Jawab P2 Penyakit TB Paru
Penanggung Jawab Kesh Penanggung Jawab Unit Obat
Penanggung Jawab P2 PMS dan HIV/AIDS Indera

Penanggung Jawab P2 Penyakit DBD Penanggung Jawab Kesehata Penanggung Jawab Unit
Lansia Laboratorium
Penanggung Jawab P2 Penyakit Malaria Penanggung Jawab Unit
Penanggung Jawab
Pendaftaran
Kesehatan Kerja
Penanggung Jawab P2 Rabies Penanggung Jawab Unit Gizi
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Imunisasi Kesehatan Matra
Penanngung Jawab Unit KIA-KB

Penanggung Jawab Surveillance Epidemiologi


Penanggung Jawab Unit Sanitasi
Penangung jawab P2 PTM

Perkesmas
Penanggung Jawab Unit Laktasi

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pustu Burengan Penanngung Jawab Jejaring Fasilitas
Pusling Penanggung Jawab Poskeskel Pakunden Pelayanan Kesehatan
Penanngung Jawab Pustu Kleco
Penanggung Jawab Ponkeskel Tinalan
Penanggung Jawab Pustu Dadapan
Penanggung Jawab Poskeskel Tosaren
Penanggung Jawab Pustu Grogol

28
3.8. Perumusan Masalah
Analisa Permasalahan
1. Man

 Minimnya informasi dan edukasi tentang gangguan penglihatan


katarak pada pasien diabetes militus.

 Ketidak tahuan pasien diabetes militus di UPTD Puskesmas


Pesantren II kota Kediri tentang faktor gangguan penglihatan
yang dapat mengakibatkan kebutaan.
2. Methode
Melakukan deteksi kondisi lensa mata dan skrining tajam
penglihatan (visus) pada pasien diabetes militus.
3. Materi

 Upaya kesehatan dengan Kuisioner

 Leaflet

 Flyer

4. Machine

Melalui upaya kesehatan pada peserta prolanis pada layanan


Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya pada pasien diabetes
militus dengan skrining tajam penglihatan (Visus) untuk
mengetahui adanya gangguan penglihatan katarak.

5. Mother Nature

 Aktivitas diluar ruangan yang mengakibatkan mata terpapar


oleh sinar UV matahari.

29
Analisis Situasi Diagram Fishbone

Material Man
Machine

Minimnya informasi dan


Melalui upaya kesehatan Skrining Ketidak tahuan edukasi tentang
peserta prolanis pada pasien diabetes gangguan pengelihatan
layanan penyakit tidak militus mengenai katarak pada Pasien
menular (PTM) kuisoner faktor gangguan diabetes militus
khususnya pada pasien penglihatan yang
diabetes militus dengan mengakibatkan
skrining tajam Leatflet kebutaan
penglihatan (visus) untuk
mengetahui adanya Belum
Flyer
gangguan penglihatan optimalnya
skrining,
informasi dan
edukasi pada
pasien diabetes
militus tentang
aktivitas diluar ruangan yang adanya gangguan
mengakibatkan mata pengelihatan
terpapar oleh sinar UV Melakukan deteksi
katarak
matahari kondisi lensa mata dan
skrining tajam
penglihatan (visus) pada
pasien diabetes militus.

Mother Natural Method

Berdasarkan identifikasi faktor penyebab masalah yang telah


dicatat pada permasalahan belum optimalnya skrining tajam penglihatan
(visus) pada pasien diabetes militus tentang adanya gangguan
pengelihatan katarak di UPTD Pukesmas Pesantren II Kota Kediri dari
analisa fishbone, kemudian dilakukan penentuan prioritas masalah
dengan metode USG (urgency, seriousness, growth). Berikut, penentuan
prioritas masalah dengan metode USG :

30
No Prioritas Masalah U S G UXSXG RANGKING

1. Belum optimalnya skrining

tajam (visus) penglihatan


5 4 5 100 I
pada pasien diabetes

militus.

2. Minimnya informasi dan


edukasi tentang gangguan
3 4 5 60 III
pengelihatan katarak pada
pasien diabetes militus.
3. Ketidak tahuan pasien
bahwa penyakit diabetes
militus merupakan Salah
5 4 4 80 II
satu faktor penyebab
gangguan pengelihatan
katarak.

Analisis SWOT

Katarak diabetes militus adalah katarak yang terjadi pada


seseorang yang mengidap penyakit diabetes militus, dimana diabetes
militus merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan
penglihatan katarak dan dapat mengakibatkan kebutaan.

1. Kekuatan (Strenght)

a. Sumber daya untuk pemeriksaan skrining tajam penglihatan

gangguan penglihatan katarak pada pasien diabetes militus di

UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri memiliki 1 orang

tenaga kesehatan terlatih.

31
b. Terdapat kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan SOP

untuk melaksanakan upaya pemeriksaan skrining gangguan

pengelihatan katarak pada pasien diabetes militus.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Belum optimalnya skrining tajam penglihatan (visus) pada

pasien diabetes militus di UPTD Puskesmas Pesantren II kota

Kediri.

b. Ketidak tahuan pasien bahwa penyakit diabetes militus

merupakan salah satu faktor penyebab gangguan

pengelihatan katarak.

c. Minimnya informasi dan edukasi tentang gangguan

pengelihatan katarak pada Pasien diabetes militus.

3. Peluang (Opportunity)

a. Peran aktif petugas dalam melakukan pemeriksaan skrining

tajam penglihatan (visus) pada pasien diabetes militus di

UPTD Pukesmas Pesantren II Kota Kediri.

b. Meningkatkan upaya kesehatan dengan media kuisoner, flyer

dan leaflet untuk menambah informasi dan edukasi dalam

upaya pencegahan gangguan penglihatan katarak pada pasien

diabetes militus di UPTD Pukesmas Pesantren II Kota Kediri.

32
4. Ancaman (Threats)

a. Masih banyak masyarakat yang kurang pengetahuan sehingga

masih belum tahu tentang bahaya gangguan penglihatan

katarak pada pasien diabetes militus.

b. Minimnya informasi mengenai gangguan penglihatan katarak

pada pasien diabetes militus yang dapat mengakibatkan

kebutaan.

A. Tabel Analisis SWOT

Strengths (S) Weakneses (W)


Faktor Internal (IFE) a. Sumber daya untuk a. Belum optimalnya skrining
pemeriksaan skrining pada pasien diabetes militus di
gangguan penglihatan katarak UPTD Puskesmas Pesantren II
pada pasien diabetes militus. kota Kediri.
b. Terdapat kepatuhan b. Ketidaktahuan pasien bahwa
petugas kesehatan dalam penyakit diabetes militus
menjalankan SOP untuk merupakan salah satu faktor
melaksanakan upaya gangguan pengelihatan katarak.
pemeriksaan skrining c. Minimnya informasi dan
gangguan pengelihatan edukasi tentang gangguan
katarak pada pasien diabetes pengelihatan katarak pada pasien
Faktor Eksternal (EFE) militus. diabetes militus.

Opportunies (O) Strategi SO Strategi WO


a. Peran aktif petugas dalam a. Melatih petugas untuk a. Melakukan skrining pada
melakukan pemeriksaan melakukan skrining. pasien pasien diabetes militus.
skrining pada pasien diabetes b. Upaya kesehatan dengan b. Menyebarkan kuisoner pada
militus. kuisioner tentang pasien diabetes militus.
b. Meningkatkan upaya gangguan penglihatan c. Memberikan informasi melalui
kesehatan dengan media katrak pada pasien media leatflet, flyer.
kuisoner, flyer dan leaflet diabetes militus.
untuk menambah informasi c. Sosialisasi dan kampanye
dan edukasi dalam upaya upaya pencegahan
pencegahan gangguan gangguan penglihatan
penglihatan mata katarak katarak pada pasien
pasien diabetes militus. diabetes militus.
Threaths (T) Stategi ST Strategi WT
a. Masih banyak masyarakat a. Menaambah sumber daya a. Melakukan deteksi dini
yang kurang pengetahuan yang terlatih. gangguan penglihatan katarak

33
sehingga masih belum b. Meningkatkan intensitas pada pasien diabetes militus.
tahu tentang bahaya skrining gangguan b. Penjadwalan kegiatan upaya
penyakit gangguan penglihatan pada pasien kesehatan dan skrining
penglihatan katarak pada diabetes militus. gangguan penglihatan katarak
pasien diabetes militus. c. Meningkatkan informasi pada pasien diabetes militus.
b. Pengetahuan penderita dan edukasi perihal c. Sosialisasi pengetahuan upaya
yang kurang mengenai gangguan penglihatan pencegahan gangguan
gangguan penglihatan pada pasien diabetes penglihatan katarak pada
katarak pada pasien militus. pasien diabetes miltus dan
diabetes militus. masyarakat sekitar.

B. Diagram Layang Analisis SWOT

1,30

X Y
1,00

34
No Strengths Skor Bobot Nilai Total
1 Sumber daya untuk pemeriksaan 0,60 4 2,40
skrining gangguan penglihatan katarak
pada pasien diabetes militus.
2 Terdapat kepatuhan petugas kesehatan 0,40 3 1,20
dalam menjalankan SOP untuk
melaksanakan upaya pemeriksaan
skrining gangguan pengelihatan
katarak pada pasien diabetes militus.
Nilai Total Strengths 3,60
No Weakneses Skor Bobot Nilai Total
1 Belum optimalnya skrining pada 0,70 1 0,70
pasien diabetes militus.
2 Ketidaktahuan pasien bahwa penyakit 0,30 2 0,60
diabetes militus merupakan salah satu
faktor gangguan pengelihatan katarak.
Nilai Total Weakneses 1,30
Total Skor (s-w) 1,30

No Opportunies Skor Bobot Nilai Total


1 Peran aktif petugas dalam melakukan 0,40 3 1,20
pemeriksaan skrining pada pasien
diabetes militus.
2 Meningkatkan uapaya kesehatan 0,60 3 1,80
dengan media kuisoner, flyer dan
leaflet untuk menambah informasi dan
edukasi dalam upaya pencegahan
gangguan penglihatan mata katarak
pasien diabetes militus.
Nilai Total Opprtunies 3,00
No Threats Skor Bobot Nilai Total
1 Masih banyak masyarakat yang kurang 0,50 2 1,00
pengetahuan sehingga masih belum
tahu tentang bahaya penyakit
gangguan penglihatan katarak pada
pasien diabetes militus.

2 Pengetahuan penderita yang kurang 0,50 2 1,00


mengenai gangguan penglihatan
katarak pada pasien diabetes militus.

Nilai Total Threaths 2,00


Total Skor (o-t) 1,00

35
C. Cara Pemecahan Masalah

Prioritas Penyebab Alternative Pemecahan


masalah masalah pemecahan masalah masalah terpilih
1. Belum 1. Belum 1. Meningkatkan 1.Meningkatkan
optimalnya optimalnya intensitas intensitas skrining
skrining skrining pada skrining gangguan
gangguan pasien gangguan penglihatan pada
penglihata diabetes penglihatan pada pasien diabtes
n pada militus. pasien diabtes militus.
pasien 2. Kurangnya militus. 2.Meningkatkan
diabetes Pengetahuan 2. Meningkatkan informasi dan
militus. penderita yang informasi dan edukasi perihal
kurang edukasi perihal gangguan
mengenai gangguan penglihatan pada
gangguan penglihatan pada pasien diabetes
penglihatan pasien militus.
katarak pada diabetes militus.
pasien 3. Memberikan 3.Memberikan
diabetes informasi informasi melalui
militus. melalui media media leatflet,
3. Minimnya leatflet, flyer. flyer.
infornasi dan
edukasi
tentang
gangguan
penglihatan
katarak pada
pasien
diabetes
militus.

36
D. Rencana Intervensi

Berdasarkan prioritas masalah tersebut maka rencana intervensi yang dapat

dilakukan sebagai upaya kesehatan dalam pencegahan terjadinya gangguan

penglihatan pada pasien diabetes militus, yaitu :

a. Meningkatkan skrining tajam penglihatan (visus) pada pasien

diabetes militus.

b. Upaya kesehatan dengan menggunakan kuisioner.

c. Menambah informasi dan meningkatkan edukasi tentang gangguan

penglihatan katarak dengan media flyer.

d. Menambah informasi dan meningkatkan edukasi tentang gangguan

penglihatan katarak dengan media leaflet.

E. Implementasi

Kegiatan residensi ini dilakukan di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri pada

tanggal 16 januari - 11 Februari 2023. Implementasi kegiatan residensi di

UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri sebagai berikut :

a. Melatih dan meningkatkan intensitas petugas untuk skrining

gangguan penglihatan pada pasien diabetes militus.

b. Penyuluhan dengan kuisioner tentang gangguan penglihatan katrak

pada pasien diabetes militus.

c. Sosialisasi dan kampanye upaya pencegahan gangguan penglihatan

katarak pada pasien diabetes militus dengan media flyer dan leaflet.

37
F. Evaluasi

Dengan dilakukan skrining, upaya kesehatan dengan kuisioner serta


sosialisasi upaya pencegahan gangguan penglihatan katarak pada pasien
diabetes militus dengan media flyer dan leaflet di UPTD Puskesmas
Pesantren II Kota Kediri dapat berkesinambungan dan meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pesantren II Kota Kediri.

KUISONER

Nama pasien :

Alamat :

Pekerjaan :

Jenis kelamin : L/P (Lingkari salah satu)

Umur : Th

NO PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah riwayat keluarga ada yang menderita diabetes
1
militus ?
Apakah pekerjaan/aktifitas sehari-hari diluar ruangan dan
2
sering terpapar sinar matahari ?
Apakah bpk/Ibu menggunakan kacamata pelindung sinar
3
matahari?
4 Apakah bpk/Ibu menggunakan kacamata ?
5 Apakah bpk/Ibu merokok ?
Apakah bpk/Ibu menggunakan tetes mata secara rutin/terus
6
menerus ?
Apakah penglihatan bpk/Ibu mengalami gangguan, kabur
7
dan berkabut ?
8 Apakah bpk/Ibu mempunyai riwayat penyakit mata ?
Apakah penglihatan bpk/Ibu sudah pernah dilakukan
9
pemeriksaan / skrining dan didiagnosa katarak ?
Apakah mata bpk / Ibu sudah pernah dilakukan
10
tindakan/operasi katarak ?

38
Flyer

Gambar 3.2

39
Leaflet

Gambar 3.3

40
BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari kegiatan residensi dengan tema “


GANGGUAN PENGLIHATAN KATARAK PADA PASIEN DIABETES
MILITUS “ di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri adalah, setelah
dilakukan skrining yang optimal dan mendapatkan informasi serta edukasi baik
melalui uapaya kesehatan dengan kuisioner dan media informasi dalam bentuk
Flyer, Leaflet tentang penyakit tidak menular pada pasien diabetes militus
mengenai gangguan penglihatan katrak pada pasien diabetes militus di UPTD
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri diharapkan ada peningkatan pengetahuan
masyarakat dalam mahamani faktor resiko sebagai upaya pencegahan terjadinya
gangguan penglihatan katarak yang dapat mengakibatkan kebutaan.

41
DOKUMENTASI

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Cameron, J. R. Tubuh Manusia Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC


(2006).

2. World Health Organization. Global Initiative for the Elimination of


Avoidable Blindness Action Plan 2007 – 2011.

3. Katarak penyebab terbanyak kebutaan www.kemkes.go.id

4. Kemenkes RI. 2018, Infodatin ; Situasi Gangguan Penglihatan dan


Kebutaan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

5. Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


(PUSDATIN). (2014). Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES). (2018) Jalan


Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Indonesia 2017-2030.

7. Ilyas. S. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta : Badan Penerbit


FKUI.

8. Pollreisz, A. & U. S Erfuth. 2010. Diabetic Catract-Pathogenesis,


Epidemologi and Treatment. Journal of Ophtamology. Vol 2010.

43

Anda mungkin juga menyukai