Anda di halaman 1dari 18

Makalah EBN: Intervensi Keperawatan untuk Gangguan Oksigenasi/ Obstruksi

Jalan Nafas (Manuver Heimlich)

Mata Kuliah :
Keperawatan Anak 2

Dosen Pembimbing :
Dr. Meira Erawati, S.Kep., M.Si,Med.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 - Kelas A19.2
1. Bella Nur Baiti 22020119140139
2. Fina Zahrotul Hayah 22020119140116
3. Layla Fauzziyah 22020119130114
4. Melladhiva Juand Juliara 22020119140142
5. Yolanda Arima Listya 22020119140124

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Intervensi Keperawatan untuk Gangguan
Oksigenasi/Obstruksi Jalan Nafas (Manuver Heimlich)” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Meira Erawati, S.Kep., M.Si, Med.
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan baik. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman dan segenap pihak yang berkontribusi secara
maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisannya, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu,
dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Semarang 1 Oktober 2021


Penulis,

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................3
A. Definisi Tersedak....................................................................................................3
B. Penyebab Tersedak.................................................................................................3
C. Tanda dan Gejala Tersedak.....................................................................................4
D. Pencegahan Tersedak..............................................................................................4
E. Definisi Manuver Heimlich....................................................................................4
F. Tujuan Manuver Heimlich.....................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................6
A. Studi Kasus.............................................................................................................6
B. Intervensi Keperawatan untuk Gangguan Oksigenasi/Obstruksi Jalan Nafas
(Manuver Heimlich).......................................................................................................6
C. Alasan dan Kelebihan serta Kesesuaian Intervensi................................................7
D. Standar Operasional Prosedur.................................................................................8
E. Peran Perawat.......................................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
LAMPIRAN....................................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari World Health Organization (WHO) terdapat 17.537
kasus anak usia toddler (1-3 tahun) yang paling sering mengalami tersedak pada
tahun 2011. Penyebab tersedak tersebut adalah karena makanan (59,5%), tersedak
karena benda asing (31,4%), dan penyebab tersedak yang lain tidak diketahui
(9,1%). Di Indonesia, data yang diperoleh di RSUD dr. Harjono, Jawa Timur pada
tahun 2009 terdapat 157 kasus tersedak dan di tahun berikutnya sebanyak 112
kasus (Novitasari, 2016).
Tersedak merupakan salah satu kegawatdaruratan yang harus segera
diberikan pertolongan, karena dalam beberapa waktu secara umum dapat
menyebabkan kekurangan oksigen dan menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan
menit dapat kehilangan refleks napas, denyut jantung dan dapat mengalami
kematian (Sarah, 2015). Pengetahuan serta keterampilan dalam penanganan
kegawatdaruratan tersedak pada anak sangatlah penting dipahami. Pengetahuan
penanganan kedaruratan yang tepat pada anak tersedak terdiri dari tiga teknik
yaitu penekanan dada (chest trust), hentakan perut (manuver heimlich), dan
tepukan punggung (back blow). Pada usia anak satu sampai lima tahun serta
orang dewasa, semua teknik dapat digunakan sesuai dengan keahlian penolong
(YAGD 118, 2015). Dalam hal ini, diperlukan pengetahuan dan keterampilan
tenaga kesehatan terutama perawat perlu ditingkatkan agar dapat memberikan
intervensi yang sesuai dan tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tersedak?
2. Apa penyebab tersedak?
3. Apa tanda dan gejala dari tersedak?
4. Bagaimana pencegahan tersedak?
5. Apa definisi dari manuver heimlich?

1
6. Apa tujuan dari manuver heimlich?
7. Bagaimana contoh studi kasus terkait dengan intervensi manuver heimlich?
8. Bagaimana intervensi keperawatan untuk gangguan oksigenasi/obstruksi Jalan
nafas (manuver heimlich)?
9. Bagaimana alasan dan kelebihan serta kesesuaian intervensi dengan studi
kasus?
10. Bagaimana SOP dari manuver heimlich?
11. Bagaimana peran perawat pada intervensi manuver heimlich?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari tersedak
2. Mengetahui penyebab tersedak
3. Mengetahui tanda dan gejala dari tersedak
4. Mengetahui cara pencegahan tersedak
5. Mengetahui definisi dari manuver heimlich
6. Mengetahui tujuan dari manuver heimlich
7. Mengetahui contoh studi kasus terkait dengan intervensi manuver heimlich
8. Mengetahui intervensi keperawatan untuk gangguan oksigenasi/obstruksi Jalan
nafas (manuver heimlich)
9. Mengetahui alasan dan kelebihan serta kesesuaian intervensi dengan studi kasus
10. Mengetahui SOP dari manuver heimlich
11. Mengetahui peran perawat pada intervensi manuver heimlich

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai intervensi manuver heimlich.
2. Mengetahui tanda dan gejala mengalami tersedak.
3. Menambah wawasan mahasiswa terkait dengan kasus dengan intervensi
manuver heimlich.
4. Menambah wawasan mahasiswa terkait SOP yang sesuai dalam memberikan
intervensi manuver heimlich

2
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Tersedak
Tersedak adalah kondisi dimana adanya hambatan jalan napas dikarenakan
adanya benda asing pada jalan napas seseorang. Penyebab utama kejadian tersedak,
yaitu makanan maupun benda asing seperti mainan. Kondisi tersedak dapat
diklasifikasikan sebagai kondisi gawat darurat, apabila tidak segera ditangani dapat
mengancam nyawa, kemudian apabila tersedak berlangsung selama kurang lebih 4
menit akan berakibat fatal (Sulistiana et al., 2019). American Academy of
Pediatrics (AAP) (2010) dalam Sulistiana et al., (2019) menjelaskan bahwa
tersedak menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak-anak.

B. Penyebab Tersedak
Kegawatdaruratan merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam nyawa
apabila tidak segera ditangani. Salah satu kondisi gawat darurat adalah sumbatan
jalan napas. Tersumbatnya jalan napas ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
(lidah menutup jalan napas atau epiglottis) dan faktor ekstrinsik (benda asing).
Menurut Sinaga (2019), penyebab intrinsik dan ekstrinsik sumbatan jalan napas
antara lain:
1. Penyebab Intrinsik
a. Pada korban yang tidak sadarkan diri, lidah jatuh menutup jalan nafas
pada dinding posterior faring
b. Darah dari kepala dan luka di wajah mengalir ke dalam saluran nafas.
c. Ketika korban muntah, kemudian isi perut masuk pada jalan nafas.
2. Penyebab Ekstrinsik
a. Benda asing, misal makanan (potongan daging/makanan yang berukuran
besar atau tidak dapat dikunyah dengan baik), ataupun gigi palsu.
b. Mainan yang tidak sengaja tertelan oleh anak, menangis, tertawa,
berbicara dengan makanan berada di dalam mulut.
c. Kadar alkohol dalam darah yang tinggi.

3
C. Tanda dan Gejala Tersedak
Tanda awal terjadinya tersedak menurut Sulistiana et al., (2019), yaitu anak
tercekik, kemudian muntah, diikuti suara napas mengi dan batuk, kemudian apabila
benda menutupi seluruh saluran pernapasan maka ditandai dengan anak kehilangan
kesadaran, pada kondisi ini anak dapat kehilangan nyawa karena kekurangan
oksigen. Gejala anak mengalami tersedak menurut Montana et al., (2020), antara
lain:
1. Anak tidak dapat berbicara atau menangis.
2. Anak mengalami sianosis karena kekurangan oksigen.
3. Anak memegang tenggorokannya.
4. Anak mengalami batuk-batuk lemah, sulit nafas hingga menyebabkan suara
nafas berisik dengan nada tinggi.
5. Anak akhirnya tidak sadar

D. Pencegahan Tersedak
Terdapat beberapa cara untuk menghindari tersumbatnya jalan napas akibat
benda asing. Sinaga (2019) menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan
sebagai upaya pencegahan, diantaranya:
1. Memotong makanan menjadi beberapa potongan kecil, mengunyah secara
perlahan dan menyeluruh, terutama apabila menggunakan gigi palsu.
2. Hindari tertawa dan berbicara ketika mulut penuh atau sedang makan.
3. Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah pada anak.

E. Definisi Manuver Heimlich


Bantuan hidup dasar pada tiap individu yang tersedak penting dilakukan
dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan nyawa. Tersedak merupakan
salah satu kasus yang sering dijumpai baik pada anak maupun orang dewasa, hal ini
dapat menyebabkan terganggunya sistem pernapasan secara parsial maupun total.
Apabila seorang individu mengalami kasus tersedak pada waktu yang lama atau
obstruksi total, maka akan mengakibatkan asfiksia, hipoksia, hingga berakibat fatal

4
(Randita et al., 2019). Salah satu penanganan tersedak yaitu dengan melakukan
manuver heimlich.
Manuver heimlich merupakan tindakan yang dilakukan untuk membebaskan
jalan nafas dengan cara memberikan hentakan pada daerah subdiafragma. manuver
heimlich atau abdominal thrust sering diimplementasikan pada anak sebagai
pengelolaan aspirasi benda asing apabila anak tersedak. Bantuan hidup dasar ini
penting untuk diajarkan kepada masyarakat awam karena angka kematian pre-
hospital berada pada angka 36,4%, sedangkan angka kematian di rumah sakit untuk
benda asing saluran napas adalah antara 0,26% hingga 12,6% setelah komplikasi
yang diakibatkan oleh hipoksia. (Montana et al., 2020).

F. Tujuan Manuver Heimlich


Tujuan dilakukan tindakan ini adalah untuk menjaga kepatenan jalan
masuknya udara ke paru secara normal sehingga pemenuhan kebutuhan oksigenasi
dapat terpenuhi secara adekuat. Faktor risiko yang menyebabkan bayi atau anak
mengalami kasus tersedak adalah mengunyah dan menelan. Pada bayi, kasus ini
terjadi karena bayi belum mempunyai gigi sehingga belum bisa mengunyah dengan
baik dan menyebabkan terjadinya tersedak. Selain itu, sistem pernapasan atas pada
bayi relatif sangat kecil. Ibu sebagai orang pertama yang dapat menolong anak saat
anak mengalami kasus tersedak ini diharapkan mengetahui penatalaksanaan
tersedak agar pertolongan dapat segera diberikan dengan cepat dan tepat (Sulistiana
et al., 2019).

5
BAB III
PEMBAHASAN
BAB III PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
Anak bernama Leni berusia 4 tahun merupakan anak dari Ibu Yaya dan
Bapak Zori. Pada tanggal 1 0ktober 2020, anak Leni sedang bermain dengan
teman-temanya di lingkungan rumah. Teman Leni yang bernama Luna merupakan
anak yang jahil sehingga Luna pun berkeinginan untuk mengagetkan Leni yang
pada saat bersamaan Leni akan makan jeli yang diberikan oleh orang tuanya.
Akibat dari perbuatan Luna yang mengagetkan Leni dari belakang itu, Leni pun
kaget dan tersedak jeli tersebut. Lalu, karena panik, Leni pun menangis dan
kesulitan dalam berbicara. Selain itu, Leni juga tampak gelisah, namun kedua orang
tua Leni tidak tahu bahwa anaknya tersedak jeli. Karena melihat putrinya yang
mulai lemah dan kesulitan dalam bernafas, orang tua Leni pun langsung membawa
Leni ke puskesmas terdekat.

B. Intervensi Keperawatan untuk Gangguan Oksigenasi/Obstruksi Jalan Nafas


(Manuver Heimlich)
No Diagnosa Intervensi
Data
. Keperawatan Keperawatan
Data Objektif: Bersihan jalan napas Manajemen jalan
- Tampak gelisah tidak efektif (D.0001) napas (I.01011)
1. - Frekuensi napas
berubah Latihan batuk efektif
(I. 01006)
Data Objektif: Gangguan pertukaran Pemantauan respirasi
- Anak tampak gelisah gas (D.003) (I. 01014)
2.
- Adanya penurunan
kesadaran

6
C. Alasan dan Kelebihan serta Kesesuaian Intervensi
1. Intervensi Manuver Heimlich
Manuver Heimlich (dorongan perut) merupakan prosedur pertolongan
pertama yang digunakan untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian atas,
dikarenakan oleh aspirasi benda asing, dan harus dilakukan sesegera mungkin
ketika seseorang mengalami tersedak. Alasan diberlakukannya intervensi
Manuver Heimlich diantaranya adalah manuver heimlich dianggap sebagai
teknik yang cepat dan murah, serta jarang menimbulkan komplikasi intra-
abdomen (Montana et al., 2020). Selain itu, manuver heimlich juga melibatkan
masyarakat umum dalam perawatan kesehatan masyarakat sehingga risiko
kematian akibat obstruksi akut dapat diminimalisir.
Berdasarkan hasil tinjauan sistematis yang dilakukan Couper et al.,
(2020), manuver heimlich dinilai efektif dalam menghilangkan obstruksi jalan
nafas dan mengurangi kejadian cedera/ komplikasi. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya rangkaian kasus Heimlich dari 162 pasien yang melaporkan
keberhasilan intervensi dengan menggunakan manuver heimlich. Selain itu,
berdasarkan tinjauan dari Montana et al., (2020), disebutkan bahwa terdapat 4
kasus anak tersendak dan meninggal dunia semua dikarenakan tidak
dilakukannya manuver heimlich. Dalam tinjauan tersebut juga disebutkan
bahwa untuk anak yang tersedak di atas usia satu tahun, dorongan perut
subdiafragma (manuver heimlich) harus dilakukan sampai objek dibersihkan.
Sementara itu, manuver heimlich tidak boleh dilakukan pada bayi, karena hati
mereka lebih rentan terhadap cedera.
Intervensi manuver heimlich ini sesuai diberikan kepada anak tersedak
karena intervensi ini memberikan hentakan pada dada atau perut serta meminta
anak untuk membatukkan benda asing atau makanan yang masuk ke dalam
tubuh dengan keras (Siahaan, 2019). Hal tersebut dilakukan untuk mendorong
cadangan udara di paru-paru untuk ke atas serta dapat mengeluarkan sumbatan
dan membuka jalan nafas kembali.

7
2. Manajemen jalan napas (I.01011)
Tindakan : Mengatur posisi anak dengan semi fowler, hal ini bertujuan untuk
membantu mempertahankan kestabilan pola nafas dan  mempertahankan
kenyamanan, terutama pada pasien yang mengalami sesak nafas seperti pada
kasus tersebut.
3. Latihan batuk efektif (I.01006)
Tindakan : Mengidentifikasi kemampuan batuk anak, karena di dalam kasus
anak mengalami kesulitan untuk berbicara dan untuk batuk secara sengaja pun
anak mengalami kesulitan. Latihan batuk efektif dapat membantu anak untuk
batuk secara sengaja apabila terdapat benda asing pada saluran pernapasan,
sehingga meningkatkan peluang dari dalam tubuh agar benda asing dapat
keluar.
4. Pemantauan respirasi (I.01014)
Tindakan : Monitor adanya sumbatan jalan napas, karena diduga pasien
mengalami  kesulitan dalam berbicara dan sesak napas maka dapat kita curigai
bahwa ada aspirasi benda asing yang masuk ke mulut anak sehingga intervensi
utama yang perlu dilakukan adalah monitor adanya sumbatan jalan napas.

D. Standar Operasional Prosedur


Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk
membebaskan jalan nafas dengan cara
diberikan hentakan mendadak pada
daerah subdiafragma
Tujuan Membebaskan jalan nafas untuk
menjamin jalan masuknya udara ke paru
secara normal sehingga menjamin
kecukupan oksigenasi tubuh
Indikasi Klien tersedak, sulit bernapas atau
berbicara, tidak bisa batuk untuk
mengeluarkan benda di dalam
tenggorokan, dan posisi tangan yang
sedang memegangi leher.

8
Kontraindikasi Neonatus, anak di bawah satu tahun, ibu
hamil, anak dengan berat dibawah 20 kg,
dan klien tidak sadar.
Alat dan Bahan Tidak memerlukan alat dan bahan
khusus. Tindakan dapat dilakukan
langsung menggunakan tangan.
Prosedur
Membebaskan sumbatan jalan napas
dengan  maneuver hiemlich   dapat
dilakukan dengan cara :

1. Posisikan korban berdiri

2. Penolong berdiri di belakang korban


kemudian  lingkari  pinggang korban
dengan kedua lengan penolong

3. Kepalkan satu tangan dan letakkan


sisi jempol tangan kepalan  pada
perut korban (sedikit di atas
umbilikus dan di bawah ujung
sternum)

4. Pegang erat kepalan tangan ke perut


dengan hentakan yang cepat ke atas
sebanyak 5 kali. Setiap hentakan
harus terpisah dan gerakan yang 
jelas.

9
E. Peran Perawat
1. Sebagai perawat seharusnya memperkenalkan terlebih dahulu pada anak dan
orang tua mengenai jenis makanan yang mereka makan
2. Perawat dapat memberi tahu orang tua anak agar jangan memberi anak
makanan padat kecuali sudah dipotong menjadi bagian yang lebih kecil
3. Sebagai perawat seharusnya memberikan nasihat pada orang tua anak agar
tidak membiarkan anak bermain, berjalan, atau berlari sambil makan.
4. Perawat dapat menempatkan label peringatan pada kemasan makanan anak
yang berisiko tersedak.
B.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manuver heimlich merupakan tindakan pembebasan jalan nafas dengan cara
memberikan hentakan mendadak pada daerah subdiafragma untuk menjamin
kecukupan oksigenasi tubuh secara normal. Tindakan ini bisa dilakukan pada
pasien tersedak yang merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan dan
membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Tindakan manuver heimlich dinilai
efektif karena dapat menghilangkan obstruksi jalan nafas dan mengurangi risiko
cedera/ komplikasi. Seorang perawat dapat melakukan edukasi kepada masyarakat
mengenai pelaksanaan pertolongan pertama pada anak tersedak dengan
menggunakan tindakan manuver heimlich sesuai dengan standar operasional
prosedur yang berlaku. Selain itu, perawat juga harus mengetahui dan memahami
kontraindikasi dari tindakan manuver heimlich ini. Perawat juga dapat memberikan
edukasi perihal jenis makanan yang berbahaya bagi anak, membantu orang tua atau
pengasuh dalam pemberian label peringatan pada kemasan makanan, dan
mengingatkan kepada orang tua / pengasuh untuk meningkatkan pengawasan dalam
proses pengasuhan anak.

B. Saran
Dengan adanya pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
teori yang sudah ada mengenai penanganan tersedak menggunakan manuver
heimlich dengan baik dan benar sesuai dengan standar operasional prosedur yang
ada. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat memberikan penanganan pertama
pada anak tersedak untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi berlanjut dan
mampu mengembangkan penelitian untuk meningkatkan keilmuan mengenai
asuhan keperawatan pada anak dengan kasus tersedak.

11
DAFTAR PUSTAKA
Couper, K., et al. (2020). Removal of foreign body airway obstruction: a systematic
review of interventions. Resusitation, 156(2020), 177-9.

Montana, A., Salerno, M., Feola, A., Asmundo, A., Di Nunno, N., Casella, F., Manno,
E., Colosimo, F., Serra, R., & Di Mizio, G. (2020). Risk management and
recommendations for the prevention of fatal foreign body aspiration: Four cases
aged 1.5 to 3 years and mini-review of the literature. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(13), 1–13.
https://doi.org/10.3390/ijerph17134700

Novitasari. (2016). Pengaruh tentang pendidikan kesehatan tentang penanganan


anak tersedak benda asing pada balita terhadap self-efficacydi posyandu
desa pelem Magetan.

Randita, A. B. T., Soepraptomo, R. T. H., Susanto, A. D., Wiyono, N., & Yarsa, K. Y.
(2019). Pedoman Keterampilan Klinis Accident & emergency. FK Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Sari dan Wulandini. (2018). Perilaku ibu dalam pertolongan pertama saat tersedak
pada anak usia toodler. Diakses tanggal 05 OKtober 2021.

Siahaan, E. R. (2019). Hubungan pengetahuan heimlich manuver pada ibu dengan


keterampilan penanganan anak toddler yang mengalami chocking. Jurnal
Skolastik Keperawatan, 5(2), 172.

Sinaga, S. L. (2019). PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PARA GURU DI


SD NEGERI 064025 MEDAN TUNTUNGAN SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERIKAN EDUKASI VIDEO ANIMASIHEIMLICH MANUVER TAHUN
2019.

Sulistiana, Adila, D. R., & Niriyah, S. (2019). Pengalaman ibu dalam penanganan
tersedak pada bayi. Journal of Nursing Sciences, 8(1), 89–95.

Wu, X., Wu, L., Chen, Z., & Zhou, Y. (2018). Fatal choking in infants and children
treated in a pediatric intensive care unit: A 7 – year experience. International
Journal of Pediatric Otorhinolaryngology, 110(2018), 69.

Yayasan Ambulan Gawat Darurat 118 (2015). Basic Trauma Cardiac Life Suport.
Jakarta.

12
13
LAMPIRAN
https://youtu.be/CnbjPFwkiTQ
https://youtu.be/CObPhvJsZu8

14

Anda mungkin juga menyukai