Dosen Fasilitator:
Oleh Kelompok 8:
TAHUN 2018
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa:
1. Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa dicetak ulang jika lembar
tugas kelompok yang dikumpulkan hilang atau rusak.
2. Lembar tugas kelompok ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan
karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi yang sudah
dilakukan paraphrase.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Kelompok yang berjudul “PRAKTIK
PEMBERIAN INTERVENSI DAN TERAPI DENGAN BERBAGAI METODE
DAN STRATEGI (SENAM MENURUNKAN HIPERTENSI)”. Tugas ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas III. Penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua STIKES Hang Tuah Surabaya, Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep.,
2. Kepala Prodi S1 Keperawatan, Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep.
3. Dosen PJMK, Bapak Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom, atas
kerjasama dan masukan yang membangun dalam menyelesaikan tugas
kelompok
4. Dosen Fasilitator, Bapak Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom,
atas kerjasamanya dan masukan yang membangun dalam menyelesaikan
tugas kelompok ini.
5. Rekan-rekan satu kelompok dan seangkatan yang telah membantu kelancaran
dalam penyusunan tugas kelompok ini yang tidak dapat penulis sebut satu-
persatu.
Penulis
DAFTAR ISI
3
Cover.........................................................................................................................i
Lembar Pernyataan..................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
BAB 1: PENDAHULUAN
BAB 3: PEMBAHASAN
BAB 4: PENUTUP
4.1 Simpulan....................................................................................................10
4.2 Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
dari tanggal 13 November-13 Desember 2017 tercatat ada (1,4%) atau 125
pasien yang berobat dan mempunyai penyakit hipertensi. Rata-rata pasien
yang mempunya riwayat hipertensi tersebut disertai dengan penyakit
degeneratif lainnya, seperti diabetes mellitus.
Perubahan gaya hidup, sosial dan ekonomi secara global memegang
peranan besar dalam terjadinya transisi epidemologi di negara maju maupun
berkembang, sehingga semakin menggambarkan penyakit menular yang
cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang meningkat, salah satunya
adalah penyakit hipertensi (Kemenkes RI, 2012).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran teori dan terapi senam hipertensi bag
penderita Penyakit Hipertensi.
6
5. Untuk mengetahui patofisiologi Penyakit Hipertensi
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala Penyakit Hipertensi
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Penyakit Hipertensi
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Penyakit Hipertensi
9. Untuk mengetahui senam Hipertensi
10. Untuk mengetahui strandar prosedur operasional senam Hipertensi
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan bagi mahasiswa dalam
penanganan dan perawatan hipertensi sehingga mampu memberikan upaya
preventif.
2. Institusi
Menambah pemahaman tentang pentingnya upaya dalam penanganan dan
perawatan hipertensi.
7
BAB 2
TINJAUAN TEORI
- Pengalaman individu
2) Biologis
- Fisik menua
8
- Kemampuan melawan penyakit
9
penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang
tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko
serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga dapat didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI, 2014).
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Report of Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and the Treatment of High
Blood Pressure.
10
Kategori Tekanan sistol Tekanan diastol
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group: perbatasan 140-149 <90
2.4 Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
11
sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain.
Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan
lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum
alkohol. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M. Adib, 2009).
2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras (neuron) saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
12
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
13
7) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8) Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
9) Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10) Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11) Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12) IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
14
e) Menghentikan merokok
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu :
a) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
b) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan.
c) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona latihan
d) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks
4. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
15
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
5. Terapi alternative
Tren pengobatan hipertensi saat ini yaitu dengan menggunakan terapi
alternatif dan komplementer, Terapi alternatif dan komplementer yang saat
ini polpuler ataun dipercaya masyarakat untuk mengobati hipertensi
diantaranya akupunktur, akupresur, bekam, terapi herbal, terapi listrik, dan
lain-lain. Akupuntur merupakan salah satu cara pengobatan alternative secara
nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi
(Ekawati & Hasnah, 2016).
16
a. Obat ke-2 diganti
b. Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4: Alternatif pemberian obatnya
a. Ditambah obat ke-3 dan ke-4
b. Re-evaluasi dan konsultasi
17
10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal
12. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka
sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang
pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
18
BAB 3
PEMBAHASAN
19
x 8 hitungan
k. Ketok nadi kiri sebanyak 2 x 8 hitungan
l. Ketok nadi kanan sebanyak 2 x 8 hitungan
m. Tekan jari-jari tangan dan ayunkan sebanyak
2 x 8 hitungan
n. Buka dan kepalkan tangan sebanyak 2 x 8
hitungan
o. Tepuk punggug tangan kiri sebanyak 2 x 8
hitungan
p. Tepuk punggung tangan kanan sebanyak 2 x
8 hitungan
q. Tepuk lengan dan bahu kiri sebanyak 2 x 8
hitungan
r. Tepuk lengan dan bahu kanan sebanyak 2 x 8
hitungan
s. Tepuk pinggang sebanyak 2 x 8 hitungan
t. Tepuk paha sebanayak 2 x 8 hitungan
u. Tepuk betis sebanayak 2 x 8 hitungan
v. Jongkok dan berdiri sebanyak 2 x 8 hitungan
w. Menepuk perut sebanyak 2 x 8 hitungan
x. Kaki jinjit sebanyak 2 x 8 hitungan
3. Pendinginan
Melakukan nafas dalam dengan menghirup
udara dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut
sebanyak 2 x 8 hitungan
(Margiyati, 2010)
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati, Dian., & Hasnah. (2016). Pengaruh Terapi Akupuntur pada Pasien
Hipertensi di Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar. Journal
of Islamic Nursing, Volume 1, Nomor 1.
22