SEJARAH
(PERPECAHAN UNI SOVIET DAN RUNTUHNYA JERMAN TIMUR)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS: XII.IPS.2
1. ANGGI TRIANI
2. DESI MARLINA
3. ASYIFA SAIMONA
4. GATRIN PRAYOGA
5. KELVIN SOBIRIN
6. RAHMA AYU PUTRI
Uni Soviet merupakan salah satu negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Pada
1947-1991, Uni Soviet menjadi pusat dari aliansi negara komunis Blok Timur selama
Perang Dingin.
Hingga awal tahun 1991, Uni Soviet adalah negara dengan wilayah kekuasaan terbesar
di dunia. Masa kejayaan Uni Soviet tidak mampu bertahan lama. Seletelah 69 taun
berdiri, Uni Soviet mengalami keruntuhan pada Desember 1991.
Keruntuhan Uni Soviet bermula dari kemerosotan ekonomi pada sekitar tahun 1980.
Kemerosotan ekonomi tersebut berdampak negatif pada seluruh aspek kehidupan Uni
Soviet.
Pada tahun 1988 Uni Soviet membuat Gerakan pembaharuan yang di beri nama
Perestroika (bahasa Rusia: перестройка; IPA: [pʲɪrʲɪˈstrojkə]) yang merupakan
gerakan politik untuk reformasi di dalam Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) pada
akhir 1980-an dan secara luas dihubungkan dengan Sekretaris Jenderal PKUS Mikhail
Gorbachev dan reformasi kebijakan glasnost (berarti "keterbukaan") yang dimulai
olehnya. Arti secara harfiah dari perestroika adalah "rekonstruksi", merujuk
kepada restrukturisasi yang terjadi pada sistem politik dan ekonomi Uni Soviet,
dengan tujuan mengakhiri Era Stagnasi.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Mikhail Gorbachev saat berpidato dalam
kunjungannya ke Kota Togliatti tahun 1986. Perestroika berlangsung dari 1985 hingga
1991 dan terkadang dianggap sebagai sebab yang signifikan atas jatuhnya Blok
Timur dan pembubaran Uni Soviet. Ini menjadi penanda berakhirnya Perang Dingin.
Gambar : Peta Wilayah Uni Soviet yang sudah dinyatakan bubar tahun 1991
Uni Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR) merupakan wilayah
bekas gabungan antara Eropa Timur dan Asia Utara serta Tengah. Menurut
Ensiklopedia Britannica, daerah Uni Soviet membentang seluas 22,4 juta km persegi
dari Laut Baltik dan Laut Hitam hingga Samudra Pasifik.
Tidak mengherankan bila Uni Soviet pernah menjadi terbesar di dunia dengan wilayah
kekuasaan yang mencakup satu per enam permukaan bumi. Luas tersebut mencakup
11 zona waktu dan tanahnya terdiri dari gurun, tundra, pegunungan, sungai-sungai
terpanjang di dunia.
Terbentuknya Uni Soviet ini berawal dari tahun 1917 setelah adanya Revolusi Rusia.
Sebelumnya, Rusia merupakan negara kekaisaran yang dipimpin oleh tsar yang
otokrasi dan memiliki kekuasaan absolut serta tidak terbatas.
Sudah banyak revolusi yang terjadi di Rusia. Menurut History, revolusi di Rusia itu
terdiri dari kejadian tahun 1905, Revolusi Februari 1917, dan puncaknya pada
Revolusi Bolshevik 1917 yang berhasil menjatuhkan kekaisaran. Rusia lalu diambil
alih oleh Partai Komunis Uni Soviet.
Pada Revolusi Rusia tahun 1917 inilah berdiri empat republik sosialis di bekas
Kekaisaran Rusia. Keempatnya adalah Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia,
Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia, Republik Sosialis Soviet Ukraina,
dan Republik Sosialis Soviet Belarusia.
Empat republik sosialis ini kemudian membentuk Republik Sosialis Uni Soviet pada
tahun 1922.
Usai berdiri selama puluhan tahun, pada akhirnya Uni Soviet resmi dinyatakan runtuh
pada tahun 1991. Kronologi keruntuhan Uni Soviet mulai terlihat sejak timbulnya
gejolak kekuasaan pasca wafatnya Vladimir Lenin, sang kepala negara pertama Uni
Soviet saat itu. Berikut rincian selengkapnya:
Tahun 1924 timbul gejolak kekuasaan ketika Vladimir Lenin wafat. Namun,
hal tersebut berakhir pada 1927 saat Joseph Stalin memperoleh kemenangan.
Tahun 1928 rencana 5 tahun tentang sentralisasi industri dan pertanian kolektif
dimulai.
Akhir tahun 1930-an dilakukan eksekusi atau sanksi lain atas jutaan orang
yang dinilai berbahaya terhadap negara.
Pasca Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat terlibat perang dingin
dengan sekutu masing-masing.
Akhir tahun 1940-an, Uni Soviet membantu pendirian rezim-rezim komunis di
sebagian besar Eropa Timur.
Tahun 1949 Uni Soviet meledakkan bom atom pertama mereka. Kemudian
bom hidrogen pertamanya diledakkan tahun 1953.
Setelah kematian Stalin, Uni Soviet di bawah pimpinan Nikita Khrushchev
mengalami liberalisasi politik serta budaya yang terbatas.
Penerbangan luar angkasa orbital berawak pertama Uni Soviet dilakukan pada
1961.
Liberalisasi Uni Soviet dibalik sebagian saat Leonid Brezhnev memimpin,
tetapi Mikhail Gorbachev menerapkan kebijakan liberal bernama glasnost dan
perestroika di pertengahan 1980-an.
Akhir tahun 1990, pemerintahan komunis telah diruntuhkan dan program
untuk menciptakan ekonomi pasar sudah dilakukan.
Uni Soviet resmi bubar pada 25 Desember 1991. Hingga saat ini, seluruh
negara anggota Uni Soviet yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing
telah menjadi negara yang berdaulat.
Ada 2 kebijakan yang menyebabkan akhir dari Pemerintahan Uni Soviet yang
mengakibatkan dampak begitu besar berikut kebijakan tersebut :
Kebijakan Glasnost
Pada puncak karir Gorbachev, ia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Komite Sentral
Partai Komunis Uni Soviet pada bulan Maret 1985. Ini menempatkan dia sebagai
pemimpin Uni Soviet.
Akibatnya, media menjadi lebih bebas untuk berekspresi dan mulai terbuka
memberitakan berbagai masalah yang sedang di hadapi oleh negaranya. Mulai dari
sektor ekonomi hingga politik yang semula cenderung ditutupi oleh pemerintah.
Dalam kebijakan ini, Gorbachev juga memberikan kebebasan berpendapat. Tak ada
lagi larangan bagi setiap warga yang mengkritik negara dan Partai Komunis.
Kebijakan Perestroika
Tujuan lain dari Perestroika yakni untuk menyaingi negara kuat lainnya seperti
Amerika Serikat (AS) dan Jepang, yang kala itu memiliki perkembangan ekonomi
yang pesat pada 1970-an. Kebijakan tersebut dinilai menjadi awal mula dari era
demokrasi menuju reformasi.
Namun, hal tersebut menyebabkan melemahnya kekuatan pemerintah pusat Uni
Soviet. Ini memisahkan ideologi komunisme menuju keterbukaan.
Sejak saat itu, berbagai wilayah di Uni Soviet mulai memisahkan diri dan
menyatakan kemerdekaannya. Ia bahkan dituduh menjadi biang kerok dari
kehancuran Uni Soviet karena beberapa pihak mengecam dan bersikukuh dengan
kebijakan-kebijakan lama Soviet.
Pada tahun 1989, serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi di RDJ yang
berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang
berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun berikutnya, pemilu
terbuka diadakan, dan kemudian RDJ dibubarkan dan Jerman kembali bersatu pada 3
Oktober 1990.
Sebelum pembangunan tembok ini, ada sekitar 3,5 juta warga Jerman Timur yang
bermigrasi dan membelot ke barat, salah satunya dengan melewati perbatasan Jerman
Timur dan Jerman Barat, lalu kemudian mereka pun bisa pergi ke negara Eropa Barat
lainnya. Antara tahun 1961 dan 1989, tembok ini pun mencegah hal itu. Di rentang
waktu kira-kira 30 tahun ini, ada sekitar 5.000 orang yang mencoba kabur, dengan
estimasi ada 100 sampai 200 orang yang meninggal karena ditembak.
Pada tahun 1989, ada perubahan politik radikal di kawasan Blok Timur, yang
berhubungan dengan liberalisasi sistem otoritas di Blok Timur dan juga mulai
berkurangnya pengaruh Uni Soviet di negara-negara seperti Polandia dan Hungaria.
Setelah kerusuhan sipil selama beberapa minggu, pemerintah Jerman Timur
mengumumkan tanggal 9 November 1989 bahwa rakyat Jerman Timur boleh pergi
ke Jerman Barat dan Berlin Barat. Maka, kerumunan orang Jerman Timur pun
menyeberangi dan memanjat tembok itu, diikuti pula dengan warga Jerman Barat di
sisi lain untuk merayakan atmosfer kebebasan. Beberapa minggu setelahnya, euforia
publik dan pemburu souvenir akhirnya meretakkan bagian-bagian tembok itu.
Nantinya, sebagian besar tembok ini dihancurkan oleh pemerintah menggunakan alat
berat. Kejatuhan dari Tembok Berlin membuka jalan terbentuknya Reunifikasi
Jerman, 3 Oktober 1990.
Kekaisaran Romawi Suci, yang meliputi lebih 500 negara merdeka, secara resmi
dibubarkan ketika Kaisar Franz II turun dari tahta (6 Agustus 1806) selama Perang
Koalisi Ketiga. Walaupun pembubaran Kekaisaran mengakibatkan gangguan hukum,
administratif, dan politik, penduduk wilayah berbahasa Jerman di Kekaisaran
tersebut memiliki bahasa, budaya, dan tradisi hukum bersama yang semakin
diperkuat oleh pengalaman bersama selama Perang Revolusi Prancis dan Peperangan
Napoleon. Namun, masing-masing negara merdeka tersebut memiliki kelas
penguasa, asosiasi feudal, tradisi, dan hukum tersendiri. Selain itu, terdapat
kecenderungan untuk menolak perubahan karena para bangsawan ingin
mempertahankan kekuasaan mereka. Liberalisme Eropa menjadi dasar intelektual
penyatuan Jerman karena menentang model organisasi politik dan sosial
yang absolutis dan dinastik; liberalisme Jerman menekankan pentingnya kesatuan
tradisi, pendidikan, dan bahasa. Sementara itu, dalam bidang ekonomi,
pendirian Zollverein (serikat pabean) Prusia pada tahun 1818 yang meliputi negara-
negara Konfederasi Jerman mengurangi kompetisi di dalam dan antar negara.
Kemajuan transportasi memfasilitasi kunjungan bisnis dan wisata, sehingga
mendorong kontak dan juga konflik antar penutur bahasa Jerman.
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk
memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para
pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara,
pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa untuk meletakkan jabatan
pada 18 Oktober 1989 oleh anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh Egon
Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet
Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther
Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman Timur pada tanggal 9
November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi perjalanan ke
Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud
pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke
pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu
banyak warga Jerman baik Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok
Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa berita mengesankan pada abad ke-
20.
Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya dalam
sejarah Jerman Timur telah dilaksanakan. Pemerintahan yang dipilih diberi mandat
utama untuk berunding dengan Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan
dirinya sendiri. Seorang ahli ideologi ternama Jerman Timur dalam 1989,
menyatakan "Polandia akan tetap menjadi Polandia meskipun komunisme runtuh,
tetapi tanpa komunisme negara Jerman Timur tidak mempunyai alasan untuk tetap
berdiri."[2]