Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA ARAB

MACAM-MACAM KALIMAH FI’IL

DISUSUN OLEH :

1. MU’IZZATUL LATIFAH JASUMA


2. MUAMMAR DZIQRI

KELAS : X.IPA.2

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2


KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai
arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan arti suatu
benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja) dan kalimah huruf
(kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika
kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat
tersebut,dan pula ada yang tetap.
Dalam bahasa Arab terdapat pula Kalimat Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti
pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang
dan yang akan datang).
i’il Madhi itu menunjukkan kata kerja di masa lampau, Fi’il Mudhari’ iitu menunjukkan
kata kerja di masa sekarang atau masa yang akan datang, sedangkan Fi’il Amr itu
menunjukkan kata kerja bentuk perintah.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa saja macam-macam Fi’il?
2.      Apa pengertian Fi’il Madhi?
3.      Apa yang dimaksud Fi’il Mudhari’?
4.      Apa pengertian Fi’il Amr?
5.      Bagimana Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Agar mengetahui macam-macam Fi’il
2.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Madhi
3.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Mudhari’
4.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Amr
5.      Dapat mengetahui Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam-macam Fi’il


Fi’il itu ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar, contoh : (‫ص َر‬
َ َ‫ن‬

‫ص ْر‬
ُ ْ‫ص ُر اُن‬
ُ ‫)ي ْن‬
َ ]1[ .‫ب‬ ْ ِ‫ب ا‬
ْ ‫ض ِر‬ ُ ‫ض ِر‬
ْ َ‫ب ي‬
َ ‫ض َر‬
1
َ
B.     Pengertian Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi di
masa lampau. Dengan kata lain pekerjaan tersebut telah/sudah dilaksanakan, baik
dilaksanakan baru saja, tadi, kemarin, satu bulan yang lalu, atau satu tahun yang lalu dan
seterusnya.

Arti Contoh Kalimat

‫اب‬ ِ ُ ‫َقرْأ‬
Saya telah membaca buku َ َ‫ت الْكت‬ َ
‫ب ال َْولَ ُد الْ ُك َّر َة‬ ِ
Anak laki-laki itu telah bermain bola َ ‫لَع‬
Azizah telah pergi ke Perpustakaan ‫ت‬ ِ ‫ت َع ِز ْي َزةُ ِإلَى الْم ْكتَب‬ ْ َ‫َذ َهب‬
َ َ
Nabila dan Khodijah adalah ‫ْجا ٍم َع ِة‬ َ ‫ان فِ ْي تِل‬
َ ‫ْك ال‬
ِ َ‫ادجةُ طَالِبت‬ ِ
َ َ ‫نَبِْيلَةُ َو َخ‬
mahasiswa Universitas itu. Mereka
berdua telah belajar bahasa Arab ‫َو ُه َما قَ ْد َد َر َسا لُغَةَ ال َْع َر بِيَّ ِة‬
Bayi itu telah mengantuk dikAmrnya ‫الط ْف ُل فِي ُح ْج َر تِِه‬ ِ ‫َنعس‬
َ َ
Jika diperhatikan, perubahan fi’il madhi akan terlihat berbeda diakhirnya sesuai
dhamir-nya (kata ganti). Hal ini dapat digambarkan dalam table berikut:2[2]

Arti Fi’il Madhi Dhamir

Dia laki-laki telah mendengar ‫َس ِم َع‬ ‫ُه َو‬


Dia (2 orang) laki-laki telah ‫َس ِم َعا‬ ‫ُه َما‬
mendengar
Dia (jama’) laki-laki telah ‫َس ِمعُوا‬ ‫ُه ْم‬
mendengar
Dia Perempuan telah mendengar
ْ ‫َس ِم َع‬
‫ت‬ ‫ِه َي‬
Dia (2 orang) perempuan telah ‫َس ِم َعتَا‬ ‫ُه َما‬
mendengar

1[1] Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), Cetakan ketiga puluh dua, hal.55

2[2] Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro: CV.
Laduni Alifatama, 2018), Cetakan Kedua, hal. 9
‫‪Dia (jama’) perempuan‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫َس ِم ْع َن‬ ‫ُه َّن‬
‫‪mendengar‬‬
‫َس ِم ْع َ‬
‫‪Kamu‬‬ ‫)‪(laki-laki‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫ت‬
‫‪mendengar‬‬
‫ت‬
‫اَنْ َ‬
‫)‪Kamu (2 orang laki-laki‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫َس ِم ْعتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
‫‪mendengar‬‬
‫)‪Kamu (jama’ laki-laki‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫َس ِم ْعتُ ْم‬ ‫اَْنتُ ْم‬
‫‪mendengar‬‬
‫‪Kamu‬‬ ‫)‪(Perempuan‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫ت‬ ‫س ِم ْع ِ‬ ‫ت‬ ‫اَنْ ِ‬
‫‪mendengar‬‬ ‫َ‬
‫)‪Kamu (2 orang Perempuan‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫َس ِم ْعتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
‫‪mendengar‬‬
‫)‪Kamu (jama’ perempuan‬‬ ‫‪telah‬‬ ‫َس ِم ْعتُ َّن‬ ‫اَنتُ َّن‬
‫‪mendenger‬‬
‫‪Saya telah mendengar‬‬ ‫ت‬‫َس ِم ْع ُ‬ ‫اَنَا‬
‫‪Kami/ Kita telah mendengar‬‬ ‫َس ِم ْعنَا‬ ‫نَ ْح ُن‬

‫‪Contoh Fi’il Madhi‬‬


‫‪Telah‬‬ ‫‪Telah‬‬ ‫‪Telah‬‬ ‫‪Telah‬‬
‫‪Dhamir‬‬
‫‪Memasak‬‬ ‫‪Mengantuk‬‬ ‫‪Menulis‬‬ ‫‪Mendengar‬‬
‫َش ُج َع‬ ‫س‬‫َن َع َ‬ ‫ب‬‫َكتَ َ‬ ‫مَسِ َع‬ ‫ُه َو‬
‫َش ُج َعا‬ ‫َن َع َسا‬ ‫َكتَبَا‬ ‫مَسِ َعا‬ ‫ُه َما‬
‫َش ُجعُوا‬ ‫َن َع ُسوا‬ ‫َكتَبُوا‬ ‫مَسِ عُوا‬ ‫ُه ْم‬
‫ت‬
‫َش ُج َع ْ‬ ‫ت‬
‫َن َع َس ْ‬ ‫ت‬
‫َكتَبَ ْ‬ ‫ت‬‫مَس َع ْ‬
‫ِ‬ ‫ِه َي‬
‫َش ُج َعتَا‬ ‫َن َع َستَا‬ ‫َكتَبَتَا‬ ‫مَسِ َعتَا‬ ‫ُه َما‬
‫َش ُج ْع َن‬ ‫َن َع ْس َن‬ ‫َكتَنْب َ‬ ‫مَسِ ْع َن‬ ‫ُه َّن‬
‫ت‬ ‫ِ‬
‫َش ُج ْع َ‬ ‫ت‬‫َن َع ْس َ‬ ‫ت‬‫َكتَْب َ‬ ‫ت‬‫مَس ْع َ‬ ‫ت‬‫اَنْ َ‬
‫َش ُج ْعتُ َما‬ ‫َن َع ْستُ َما‬ ‫َكتَْبتُ َما‬ ‫مَسِ ْعتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
‫َش ُج ْعتُ ْم‬ ‫َن َع ْستُ ْم‬ ‫َكتَْبتُ ْم‬ ‫مَسِ ْعتُ ْم‬ ‫اَْنتُ ْم‬
‫ت‬ ‫َشجع ِ‬ ‫ت‬ ‫َنعس ِ‬ ‫ت‬ ‫َكتَب ِ‬ ‫ت‬ ‫مَسِ ع ِ‬ ‫ت‬ ‫اَنْ ِ‬
‫ُْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َش ُج ْعتُ َما‬ ‫َن َع ْستُ َما‬ ‫َكتَْبتُ َما‬ ‫مَسِ ْعتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
‫َش ُجعْنُت َّ‬ ‫َن َع ْسنُت َّ‬ ‫َكتَْبنُت َّ‬ ‫مَسِ عْنُت َّ‬ ‫اَْنتُ َّن‬
‫ت‬ ‫ِ‬
‫َش ُج ْع ُ‬ ‫ت‬
‫َن َع ْس ُ‬ ‫ت‬
‫َكتَْب ُ‬ ‫ت‬‫مَس ْع ُ‬ ‫اَنَا‬
‫َش ُج ْعنَا‬ ‫َن َع ْسنَا‬ ‫َكتَْبنَا‬ ‫مَسِ ْعنَا‬ ‫نَ ْح ُن‬
C.    Fi’il Mudhari’
Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan terjadi. Dengan kata lain pekerjaan tersebut sedang dilaksanakan atau akan dilaksanakan.
Maksudnya fi’il mudhari’ itu harus selalu di rafa’ kan huruf akhirnya dan huruf
awalnya harus memakai salah satu dari huruf zaidah yang empat, yaitu hamzah, nun, ya, dan
ta, seperti lafazh:3[3]
‫ = َي ْف َع ُل‬Dia sedang melakukan (sesuatu)
‫ = َت ْف َع ُل‬Kamu sedang melakukan (sesuatu)
‫ = َأ ْف َع ُل‬Aku sedang melakukan (sesuatu)
‫ = َن ْف َع ُل‬Kami (kita) sedang melakukan (sesuatu)

Arti Contoh Kalimat


Saya sedang/ akan membaca buku ِ
‫ب‬َ َ‫اَق َْرُأ الْكت‬
Anak laki-laki itu sedang/ akan
bermain bola َ‫ب ال َْوالَ ُد ال ُك َّرة‬
ُ ‫َيل َْع‬
Azizah sedang/ akan pergi ke
Perpustakaan
‫َى ال َْم ْكتَبَ ِة‬ ‫تَ ْذ َه ُ ِ ِإ‬
َ ‫ب َعز ْي َزةُ ل‬
‫ْج ِم َع ِة‬ َ ‫ان فِ ْي تِل‬ ِ َ‫ادجةُ طَالِبت‬ ِ
َ َ ‫نَبِْيلَةُ َو َخ‬
Nabila dan Khodijah sedang/ akan
belajar bahasa Arab َ ‫ْك ال‬
‫ان لُغَةَ ال َْع َربِيَّ ِة‬
ِ ‫و ُهما تَ ْدرس‬
َُ َ َ
Bayi itu sedang/ akan mengantuk di
kAmrnya
‫الط ْف ُل فِي ُح ْج َرتِِه‬ ِ ‫ي ْنعس‬
ُ ََ

Jika diperhatikan, perubahan Fi’il Mudhari’ akan terlihat berbeda-beda di akhir kata
sesuai dhamir-nya (kata ganti). Perubahan pada fi’il mudhari’ akan terlihat pada huruf
mudhara’ah yang digunakan di awal dan akhir fi’il nya. Adapun huruf mudhara’ah adalah 4
huruf hijaiyyah yang berbeda dalam fi’il mudhari’, huruf tersebut adalah ‫ ن‬dan ]4[4.‫ ت‬,‫ ي‬,‫ا‬

Arti Fi’il Madhi Dhamir


Dia laki-laki sedang/ akan ‫يَ ْس َم ُع‬
mendengar
‫ُه َو‬
Dia (2 orang) laki-laki sedang/ ِ ‫يسمع‬
‫ان‬ ‫ُه َما‬
akan mendengar ََ ْ َ
Dia (jama’) laki-laki/ akan ‫يَ ْس َمعُ ْو َن‬ ‫ُه ْم‬
3[3] Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya, hal. 59

4[4] Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2,hal. 15
mendengar
Dia Perempuan sedang/ akan ‫تَ ْس َم ُع‬ ‫ِه َي‬
mendengar
Dia (2 orang) Perempuan sedang/ ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫ُه َما‬
akan mendengar ََ ْ
Dia (jama’) Perempuan sedang/ ‫يَ ْس َم ْع َن‬
akan mendengar
‫ُه َّن‬
Kamu (laki-laki) sedang/ akan ‫تَ ْس َم ُع‬
mendengar
‫ت‬
َ ْ‫اَن‬
Kamu (2 orang laki-laki) sedang/ ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫اَْنتُ َما‬
akan mendengar ََ ْ
Kamu (jama’ laki-laki) sedang/ ‫تَ ْس َمعُ ْو َن‬
akan mendengar
‫اَْنتُ ْم‬
Kamu (perempuan) sedang/ akan ‫تَ ْس َم ِع ْي َن‬ ‫ت‬ ِ ْ‫اَن‬
mendengar
Kamu (2 orang Perempuan) ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫اَْنتُ َما‬
sedang/ akan mendengar ََ ْ
Kamu (jama’ perempuan) ‫تَ ْس َم ْع َن‬
sedang/ akan mendenger
‫اَنتُ َّن‬
Saya sedang/ akan mendengar ‫اَ ْس َم ُع‬ ‫اَنَا‬
Kami/ Kita sedang/ akan ‫نَ ْس َم ُع‬
mendengar
‫نَ ْح ُن‬

Contoh-contoh Fi’il Mudhari’


Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan
Dhamir
Memasak duduk Menulis mendengar
‫يَطْبَ َخ‬ ‫س‬ ِ
ُ ‫جَيْل‬ ‫ب‬ ُ ُ‫يَكْت‬ ‫يَ ْس َم ُع‬ ‫ُه َو‬
ِ ‫يطْبخ‬
‫ان‬ ِ ‫جَي لِس‬
‫ان‬ ِ ‫يكْتُب‬
‫ان‬ ِ ‫يسمع‬
‫ان‬ ‫ُه َما‬
ََ َ َ ْ َ َ ََ ْ َ
‫يَطْبَ ُخو َن‬ ‫جَيْلِ ُسو َن‬ ‫يَكْتُُب ْو َن‬ ‫يَ ْس َمعُ ْو َن‬ ‫ُه ْم‬
‫تَطْبَ ُخ‬ ‫س‬ ِ ‫ِه َي‬
ُ ‫جَتْل‬ ‫ب‬ ُ ُ‫تَكْت‬ ‫تَ ْس َم ُع‬
ِ ‫تَطْبخ‬
‫ان‬ ِ ‫جَتْلِس‬
‫ان‬ ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫ُه َما‬
ََ َ َ ََ ْ
‫يَطْبَ ْخ َن‬ ‫جَتْلِ ْس َن‬ َ ‫يَكْتُنْب‬ ‫يَ ْس َم ْع َن‬ ‫ُه َّن‬
‫تَطْبَ ُخ‬ ‫س‬ ِ
ُ ‫جَتْل‬ ‫ب‬ ُ ُ‫تَكْت‬ ‫تَ ْس َم ُع‬ ‫ت‬
َ ْ‫اَن‬
ِ ‫تَطْبخ‬
‫ان‬ ِ ‫جَتْلِس‬
‫ان‬ ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫اَْنتُ َما‬
ََ َ َ ََ ْ
‫تَطْبَ ُخو َن‬ ‫جَتْلِ ُسو َن‬ ‫تَكْتُُب ْو َن‬ ‫تَ ْس َمعُ ْو َن‬ ‫اَْنتُ ْم‬
ِ ِِ ِ ْ‫اَن‬
َ ‫تَطْبَخنْي‬ َ ‫جَتْلسنْي‬ َ ‫تَكْتُبِنْي‬ َ ‫تَ ْس َمعنْي‬ ‫ت‬
‫تَطْبَ َخا َن‬ ِ ‫جَتْلِس‬
‫ان‬ ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ِ ‫تَسمع‬
‫ان‬ ‫اَْنتُ َما‬
َ َ ََ ْ
‫تَطْبَ ْخ َن‬ ‫جَتْلِ ْس َن‬ َ ‫تَكْتُنْب‬ ‫تَ ْس َم ْع َن‬ ‫اَْنتُ َّن‬
‫اَطْبَ ُخ‬ ‫س‬ ِ
ُ ‫اَ ْجل‬ ‫ب‬
ُ ُ‫اَ ْكت‬ ‫اَمْسَ ُع‬ ‫اَنَا‬
‫نَطْبَ ُخ‬ ‫س‬ ِ
ُ ‫جَنْل‬ ‫ب‬
ُ ُ‫نَكْت‬ ‫نَ ْس َم ُع‬ ‫نَ ْح ُن‬

D.    Fi’il Amr


Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan oleh mukhatab
(lawan bicara) sebagai orang yang diperintah. Fi’il Amar selamanya di jazm kan (akhirnya).5
[5]
Perlu diingat bahwa yang menjadi fa’il (Pelaku) dari fi’il amr adalah dhamir mukhatab
(lawan bicara) atau “orang kedua” sebagai orang yang diperintah untuk melakkukan pekerjaan
tersebut. Dhamir mukhatab tersebut adalah: ‫ت‬ ِ ْ‫ اَن‬,‫ اَْنتُما‬,‫ اَْنتُم‬,‫ت‬
َ ْ‫ اَن‬,‫ت‬ َ ْ َ ْ‫اَن‬

Arti Contoh Kalimat


Pergilah (kamu laki-laki) ke masjid! ‫ب اِلَى ال َْم ْس ِج ِد‬ ِ
ْ ‫ا ْذ َه‬
Beramal lah (kalian) untuk akhirat
kalian!
‫َأِلخ َرتِ ُك َما‬
ِ ‫اِ ْعماَل‬
َ
Sayangilah (kamu perempuan)
‫ك‬ ِ
َ ‫َأخبِّي ُِّأم‬
ibumu!
Bacalah (kalian laki-laki) buku ini! ‫اب‬ ِ ِ
َ َ‫اق َْرُئوا َه َذا الْكت‬
Duduklah (Kamu laki-laki) wahai ِ ‫اِجلِس ي‬
‫اَأخ ْي‬
saudaraku! َ ْ ْ

E.     Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad


Cara membuat fi’il amr bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhari’-nya dengan ketetuan sebagai berikut:6[6]

1.      Huruf ya (‫ )ي‬mudhara’ah yang terletak di awal fi’il diganti dengan alif (‫)أ‬. Adapun harakat

(tanda baca alif ini memiliki beberapa ketentuan: 1) apabila huruf kedua terakhir fi’il ber-
harakat dhammah, maka alif ber-harakat dhammah, dan 2) apabila huruf kedua terakhir fi’il
ber-harakat kasrah dan fathah, maka alif ber-harakat kasarah.
Contoh:
Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi
‫ب‬ْ ُ‫اُ ْكت‬ ‫ب‬ُ ُ‫يَ ْكت‬ ‫ب‬
َ َ‫َكت‬
‫س‬ ِ ِ ِ
ْ ‫ا ْجل‬ ‫س‬
ُ ‫يَ ْجل‬ ‫س‬
َ َ‫َجل‬
5[5] Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya, hal. 57

6[6] Ibid.,hal. 21
‫ب‬ ِ
ْ ‫ا ْذ َه‬ ‫ب‬
ُ ‫يَ ْذ َه‬ ‫ب‬
َ ‫ذَ َه‬

2.      Apabila setelah huruf ya’ (‫ )ي‬mudhara’ah adalah huruf hijaiyyah yang ber-harakat baik
kasrah, fathah atau dhammah, untuk merubahnya menjadi fi’il amr huruf ya’ dihapus tanpa
diganti dengan alif, serta huruf ‘illat (‫ ي‬- ‫ )أ – و‬yang ada pada fi’il mudhari’ juga dihapus.
Contoh:
Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi
‫قُ ْل‬ ‫َي ُق ْو ُل‬ ‫ال‬
َ َ‫ق‬
‫نَ ْم‬ ‫ام‬
ُ َ‫َين‬ ‫ام‬
َ َ‫ن‬
3.      Apabila setelah dibuang ya Mudhara’ahnya huruf pertamanya merupakan hamzah yang
berharokat sukun, maka dapat mengikuti cara pertama atau mengikuti cara kedua dengan
menghilangkan hamzah yang berharokat sukun.
Contoh:
Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi
‫ُك ْل‬ ‫يَْأ ُك ُل‬ ‫َأ ُك ْو ُل‬
‫ ُم ْر‬/ ‫ُأْأ ُم ْر‬ ‫يَ ُْأم ُر‬ ‫ََأم َر‬

Perhatikan contoh-contoh dengan seksama:


Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi Dhamir
- ‫ب‬ُ ُ‫يَكْت‬ ‫ب‬َ َ‫َكت‬ ‫ُه َو‬
- ِ ‫يكْتُب‬
‫ان‬ ‫َكتَبَا‬ ‫ُه َما‬
َ َ
- ‫يَكْتُُب ْو َن‬ ‫َكتَُب ْوا‬ ‫ُه ْم‬
- ‫ب‬ُ ُ‫تَكْت‬ ‫ت‬
ْ َ‫َكتَب‬ ‫ِه َي‬
- ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ‫َكتَبَتَا‬ ‫ُه َما‬
َ
- َ ‫يَكْتُنْب‬ َ ‫َكتَنْب‬ ‫ُه َّن‬
‫ب‬ْ ُ‫اَ ْكت‬ ‫ب‬ُ ُ‫تَكْت‬ ‫ت‬ َ ‫َكتَْب‬ ‫ت‬
َ ْ‫اَن‬
‫اُ ْكتُبَا‬ ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ‫َكتَْبتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
َ
‫اُ ْكتُبُوا‬ ‫تَكْتُُب ْو َن‬ ‫َكتَْبتُ ْم‬ ‫اَْنتُ ْم‬
ِ ‫َكتَب‬ ِ ْ‫اَن‬
ْ ‫اُ ْكتُيِب‬ َ ‫تَكْتُبِنْي‬ ‫ت‬ ْ ‫ت‬
‫اُ ْكتُبَا‬ ِ ‫تَكْتُب‬
‫ان‬ ‫َكتَْبتُ َما‬ ‫اَْنتُ َما‬
َ
َ ‫اُ ْكتُنْب‬ َ ‫تَكْتُنْب‬ َّ ‫َكتَْبنُت‬ ‫اَْنتُ َّن‬
- ‫ب‬ُ ُ‫اَ ْكت‬ ‫ت‬ ُ ‫َكتَْب‬ ‫اَنَا‬
- ‫ب‬
ُ ُ‫نَكْت‬ ‫َكتَْبنَا‬ ‫نَ ْح ُن‬

Berdasarkan contoh diatas dapat dipahami bahwa ketentuan-ketentuan berikut:

1.      Fi’il amr ber-dhamir ‫ت‬


َ ْ‫ اَن‬huruf akhir fi’il di-harakt-i dengan sukun (ْ).

2.      Fi’il amr ber-dhamir ِ ْ‫اَن‬


‫ت‬ huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan kasrah dan ditambahi huruf

ya’ sukun (‫ي‬


ْ ).

3.      Fi’il amr ber-dhamir ‫ اَْنتُ َما‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan fathah dan ditambahi dengan
alif (‫)ا‬.

4.      Fi’il amr ber-dhamir ‫اَْنتُ ْم‬ huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan dhammah dan ditambahi

dengan waw sukun (‫) ْو‬.

5.      Fi’il amr ber-dhamir ‫ن‬


َّ ُ‫ اَْنت‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan sukun dan ditambahi huruf nun
ber-harakat fathah (‫ن‬
َ ).7[7]

7[7] Ibid., hal. 26


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Fi’il madhi adalah lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah berlalu dan
selesai. Alamatnya ialah, sering dimasuki ta tanits yang di sukun-kan.
2.      Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan
terjadi.
3.      Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan oleh mukhatab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.
 DAFTAR PUSTAKA

Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), Cetakan ketiga puluh dua

Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro: CV. Laduni
Alifatama, 2018), Cetakan Kedua

Anda mungkin juga menyukai