Secara sederhana, fi’il berarti perbuatan, pekerjaan, atau tindakan. Sementara dalam Ilmu Nahwu,
kalimah fi’il adalah :
ٍ ت ِب َز َم
ان َوضْ عًا ْ َك ِل َم ٌة دَ َل
ْ ت َعلى َمعْ نى فِى َن ْفسِ َها َوا ْق ُت ِر َن
“ Kalimah ( kata ) yang menunjukkan makna sendiri dan dibarengi dengan pengertian waktu “
“ Semua lafadz [ kata ] yang menunjukkan pada hasil pekerjaan pada masa tertentu “
Dari kedua defiisi di atas, maka bisa dipahami bahwa fi’il adalah kalimah yang menunjukkan suatu
perbuatan dan disertai dengan muatan waktu, baik masa lampau, sekarang dan masa yang akan
datang.
Bila perbuatan itu dikerjakan pada masa lampau dan telah selesai, maka fi’il itu disebut dengan fi’il
madhi [ اضِ ] ِف ِعلْ َم.
Bila perbuatan itu sedang dikerjakan pada masa sekarang dan akan datang, maka fi’il itu disebut
dengan fi’il mudhari’ [ ار ْع
ِ ضَ ] ِف ِعلْ ُم.
Bila perbuatan yang menunjukkan pada masa yang akan datang itu menunjukkan sebuah perintah,
maka fi’il itu disebut dengan fi’il ‘amr [ ] ِفعِل اَ َم ْر.
Dalam bahasa Indonesia, fi’il disebut dengan “ kata kerja “, dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan “ Verb “.
Secara sederhana, cara baca ketiga bentuk fi’il ( kata kerja ) di atas, adalah sebagai berikut :
a. Fi’il Madhi . salah satu cara baca fi’il ini, yaitu akhirnya berharokat fathah.
Contoh : [ َقا َمtelah berdiri ], ص َر
َ [ َنtelah menolong ], ب َ [ َك َتtelah menulis ], dsb.
b. Fi’il Mudhari’. Salah satu cara baca fi’il ini, yaitu akhirnya berharokat dhammah.
Contoh : [ َيقُ ْو ُمsedang/akan berdiri ], ص ُر ُ [ َي ْنsedang/akan menolong ], ُ [ َي ْك ُتبsedang/akan
menulis ], dsb.
c. Fi’il Amr. Salah satu cara membaca fi’il ini, yakni akhirnya berharokat sukun.
Contoh : [ قُ ْمBerdirilah ! ], ْ [ ا ُ ْنصُرTolonglah ! ], ْ [ ا ُ ْك ُتبTulislah ! ], dsb.
1. Diawali huruf “ ْ “ َقدhuruf َقدini bisa masuk kedalam fi’il Madhi dan Fi’il Mudhari’. Bila masuk
kedalam Fi’il Madhi , maka artinya “ sungguh “. [ li al – tahqiq ].
Contoh : [ َقدْ َأ ْفلَ َح المُْؤ ِم ُن ْو َنSungguh telah beruntung orang-orang mu’min ].
Dan bila huruf َقدmasuk ke dalam Fi’il Mudhari’, maka artinya “ terkadang “ atau “ jarang “.
Telah Contoh : ُصدُقُ ْال َكداب ْ [ َقدْ َيTerkadang berkata jujur pembohong itu ].
2. Diawali huruf “ س َ “ . Huruf ini khusus masuknya ke dalam Fi’il Mudhari’. Huruf ini
menunjukkan makna suatu pekerjaan di masa mendatang pada waktu dekat [ ب ِ ] ُم ْس َت ْق َبل ٌ لِل َق ِر ْي,
dan biasa diartikan dengan kata akan.
Contoh : اس َما َو َآل ُه ْم َعنْ قِ ْبلَت ِِه ُم الَتي َكا ُنوا َعلَ ْي َها ؟
ِ ء م َِن ال َن7ُ سي َيقُولُ ال ُس َف َها َ [Orang-orang yang kurang
akalnya di antara manusia akan berkata : “ apakah yang memalingkan mereka (umat Islam)
dari kiblatnya [ Baitul Maqdis ] yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya ? “ [ al
Baqarah : 142 ]
3. Diawali huruf Saufa [ ف َ س ْو
َ ]. Huruf ini juga khusu masuk ke dalam Fi’il Mudhari’. huruf Saufa
ف َ َس ْوmenunjukkan makna suatu pekerjaan di masa mendatang pada waktu jauh atau lama [
] ُم ْس َت ْق َبل ٌ لِل َبعِي ِدdan biasa diartikan dengan kata : “ kelak “ atau “ nanti “.
Contoh:
َف َت ْعلَمُون َ َكلآل, َح َتى ُزرْ ُت ُم ُم ْال َم َق ِاب َر,َُأ ْل َها ُك ُم ال َت َك ُاثر
َ س ْو
[ “ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). [al-Takatsur: 1-3]
4. Berakhiran Ta’ ta’nis Sakinah [ ْ] ت, yaitu ta’ mati yang menunjukkan jenis perempuan.
Tanda ini khusus terjadi dalam fi’il Madhi. Contoh : ْ َعلِ َمت, ْ َجاَئ ت, ْ َقالَتdst.