PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting
karena dari situlah bisa mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu,
mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an, artinya
karena menurut kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu Nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari
kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena
itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding
ilmu yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Mutaddi ?
2. Bagaimana Pengertian Al-Lazim ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Penertian Mutaddi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Penertian Al-Lazim
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fi’il lazim
1. Pengertian
(fiil lazim adalah fiil yang tidak memerlukan maf’ul bih seperti خرجdan
)فرح
Jadi fi’il lazim adalah fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi
tidak memiliki maf’ul bih atau objek. Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim
sama dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan
obyek.1
Contoh
يرجع-رجع : Kembali
يجلس-جلس : Duduk
ينام-نام : Tidur
ينزل-نزل : Turun
1
Achmad, Sunarto. 1990. Qowaidul lughoh, Jakarta: Al-Hidayah. Hal. 48
1
2. Tanda-tanda fi’il lazim
Tidak bisa bersambung dengan ha’ dhomir yang ruju’ pada selainnya
masdarnya fi’il dan isim maf’ulnya tidak tam(membutuhkan huruf jar), seperti:
ممرور به
(termasuk bab فرحdan artinya menunjukkan warna, cacat, indah, gembira, sedih,
kosong, penuh.seperti: ( حمرmerah) ( عمشlemah penglihatan) (غيدlemas) طرب
(gembira) ( حزنsedih) ( صديhaus) ( شبعkenyang)).
· اوكان مطاوعا للمتعدّى لواحدككسرت الحجر فانكسرودحرجته فتدحرج والمطاوعة قبول اثرالفعل
(Atau menunjukkan akibat dari fiil muta’adi yang menashobkan satu maf’ul,
seperti: كسرت الحجر فانكسرArtinya: “aku telah memecahkan batu itu, maka dia
menjadi pecah”.yang menjadi contoh: انكسرdan دحرجته فتدحرجArtinya:”aku telah
menggelindingkan batu itu, maka dia pyn menggelinding”. Yang menjadi contoh:
تدحرجarti muthawa’ah adalah menerima akibat perbuatan).2
· كاقشعراوافعنلل كاحرنجم
ّ اوكان على وزن افعل ّل
2
Agus, Purwanto. 2008. Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari, Surabaya: PT
Mizan Pustaka.Hal 43
2
· ّ محوال الى فعل فى المدح والذّ ّم كفهم
الرجل ّ اوكان
Atau diubah wazannya menjadi فعلseperti ( فهمfaham), seperti dalam kalimat: فهم
الرجل
ّ (orang itu faham)
B. Fi’il Muta’addi
1. Pengertian
3
Akrom, Fahmi. 1995. Tata Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal 92
3
fi’il muta’addi adalah fi’il yang tidak hanya cukup memiliki fa’il atau
pelaku, tetapi harus dilengkapi dengan maf’ul bih atau objek. Dalam tata bahasa
indonesia fi’il muta’addi sama dengan kata kerja transiti yaitu kata kerja yang
membutuhkan objek.4
يتعلم-تعلم : Belajar
يأكل-اكل : Makan
يشرب-شرب : Minum
Dapat disambung dengan ha’ dhomir yang tidak meruju’ pada masdar
(yakni dhomir maf’ul bih) contoh: ضربته
Menashabkan satu maf’ulbih dan fi’il ini banyak seperti: ( كتب الدرسdia
telah menulis pelajaran), dan ( فهم المسألةdia telah mengerti masalah itu).
4
Thalib, Muhammad. 2009. Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab, Jakarta: Media Hidayah.
4
· ّ
ظن وجال و حسب وزعم وجعل و عدّوحجا وهب:أصلهمامبتدأوخبروهو وقسم ينصب مفعولينل
وتخذ واتّخذ وجعل,وتفيد الزححان ورأى وعلم ووجد والقى ودرى وتعلّم وتفيد اليقين و صيّر وردّ وترك
ّ التحول نحوظننت المخبر صادقاوجعل انحو
ظن فى ظننت ّ ووهب وتفيد.
ّ
Menashabkan dua maf’ulbih yang asalnya mubtada dan khabar, yaitu fiil-fiil ظن
وجال و حسب وزعم وجعل و عدّوحجا وهبmemberi arti: mengadu/menduga/perkiraan.
Dan رأى وعلم ووجد والقى ودرى وتعلّمmemberi arti yakin/berkeyakinan. Dan ّصيّر ورد
وتخذ واتّخذ وجعل ووهب, وتركmemberi arti perubahan, contoh: ظننت المخبر صادقاartinya:
ّ dalam ظننت
“aku kira pemberi berita itu jujur”. Yang menjadi contoh ظن
· نحو يريهم هللا أعمالهم.وقسم ينصب ثالثة مفاعيل وهو ارى واعلم وانبأ ونبّأ وأخبر وخبّر وحدّث
حسرات عليهم.
Menashabkan tiga maf’ul yaitu fiil-fiil ( ارى واعلمmemperlihatkan), انبأ ونبّأ وأخبر
( وخبّرmemberitakan/mengabarkan) dan ( حدّثmenceritakan). Contoh: artinya: يريهم
هللا أعمالهم حسرات عليهم. “Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya
menjadi sesalan (kerugian) bagi mereka”. Al-Baqarah 167. Yang menjadi contoh
maf’ulbih yaitu: dhamir همpada يريهم, أعماdan حسرات
Jika dimasuki hamzah ta’diyah, contoh: “ أنزل التوراة واالنجيلmenurunkan taurat dan
injil”
· ّ
نزل عليك الكتاب:نحو اوض ّعف ثانيه
ّ artinya:”dia telah
Atau dengan tadh’if pada huruf keduanya, contoh: نزل عليك الكتاب
ّ asalnya: نزل
menurankan atas engkau kitab al-qur’an”. Yang jadi contoh: نزل
=turun
5
atau menunjukkan arti sama-sama berbuat, contoh: جالست العلماءartinya:”aku
bergaul sama-sama duduk berdampingan dengan para ulama”. Yang jadi contoh:
جالستasalnya = جلسduduk
ّ
Atau gugur bersamanya huruf jar, dan tidak terjadi melainkan beserta انatau ان,
contoh: شهد هللا انّه الاله اال هوartinya:”Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali
dia”.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi fi’il lazim adalah fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi
tidak memiliki maf’ul bih atau objek. Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim
sama dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan
obyek.
B. Saran
Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah selesai.
kami mohon kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam makalah yang
telah kami buat masih banyak kekurangan. kami sadar kami bukanlah manusia
yang sempurna dan kami ingin menjadi orang yang lebih baik dari hari yang
kemaren. sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.
7
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Purwanto. 2008. Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari, Surabaya:
PT Mizan Pustaka.
Akrom, Fahmi. 1995. Tata Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hakim, Taufiqul. 2003. Qaidaty ( Rumus dan Qoidah). Jepara: Al-Falah Offset.
Thalib, Muhammad. 2009. Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab, Jakarta: Media
Hidayah.